ELIMINASI BAK
ELIMINASI : suatu proses dari pada sisa pembakaran atau metabolisme dalam tubuh yang
dikeluarkan , melalui : paru-paru -CO2, ginjal – urine, usus – feces, kulit – keringat.
Eliminasi : BAK
Organ perkemihan :
1. Ginjal :
- penghasil urine
- pengatur konsentrasi garam
- pengatur keseimbangan asam basa
2. ureter :penyalur urine kedalam kandung kemih, panjang 35-40 cm
4. uretra : saluran yg mengeluarkan urine dari kandung kemih ke luar tubuh, panjang nya
wanita : 2,5 – 3,5 cm dan laki-laki 17 – 22,5 cm
urine : adl hasil dr ginjal sebagai produk pemecahan yag terdapat dalam darah yg disertai
sejumlah air yang meninggalkan tubuh dalam bentuk air.
Fisiologi Miksi :
1. Urie terkumpul dlm blass
- anak-anak : 100-200 ml
- dewasa : 200-300 ml
2. ransang reseptor didlm balss yg penuh
3. otot-otot detrusor menguncup
4. penurunan diafragma
5. urine turun memasuki uretra
PENGKAJIAN :
Meliputi : fungsi system perkemihan, serta data pola BAK, kebiasaan, kesulitan BAK,
masalah dahulu maupun sekarang,
1. Riwayat keperawatan :
- Pola berkemih
- Gejala dari perubahan berkemih tersebut.
2. Pengkajian fisik :
- Ginjal
- Vesika Urinaria
- Meatus uretra
PERENCANAAN :
Tujuan dari intervensi keperawatan yaitu : klien mampu memproduksi urine sebanyak
pemasukan cairan,mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengosongkan
urine secara sempurna dgn interval yg teratur, menyatakan mudah BAK dan
mempertahankan integritas kulit.
Untuk memenuhi kebutuhan eliminasi BAK ada beberapa prosedur keperawatan yang
dapat dilakukan, diantaranya pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK dengan Urinal,
Kateterisasi dan kondom kateter
Tindakan ini adalah membantu klien yang tidak mampu untuk berkemih secara mandiri
dikamar kecil sehingga harus memenuhi kebutuhan berkemih dengan menggunakan urinal.
Tujuan
Memenuhi kebutuhan eliminasi perkemihan
Alat dan Bahan
1. Urinal
2. Pengalas
3. Tisu
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur tindakan kepada klien
2. Cuci tangan
3. Pasang alas urinal di bawah glutea
4. Lepas pakaian bawah pasien’
5. Letakan urinal di bawah bokong ( untuk wanita ) atau di antara kedua paha dengan ujung
penis masuk kelubang urinal ( untuk pria )
6. Anjurkan pasien untuk berkemih
7. Setelah selesai , bersihkan dengan tisu kamar mandi
8. Rapikan alat
9. Cuci tangan, cata prosedur, warna dan jumlah urine.
KATETERISASI PERKEMIHAN
Adalah tindakan memasukan slang karet atau palstik melalui uretra dan masuk ke kandung
kemih.
Tujuan
1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
2. Mendapat urine steril untuk specimen
3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis, gangguan
neuromuskolar, atau inkompeten kandung kemih, serta pascaoperasi besar.
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi urine
Alat dan Bahan
1. Sarung tangan steril
2. Kateter steril ( sesuai ukuran dan jenis )
3. Duk steril
4. Minyak pelumas / jeli
5. Larutan pembersih antiseptic ( kapas sublimat)
6. Spuit yang berisi cairan atau udara.
1. Jelaskan prosedur
2. Cuci tangan
3. Pasang sampiran
4. Pasang perlak
5. Gunakan sarung tangan steril
6. Pasang duk steril
7. Tangan kiri memegang penis lalu prepisium di tarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan
dengan kapas sublimat.
8. Kateter di beri pelumas atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 12,5 – 17,5 cm ) lalu
masukan perlahan ( 17,5 – 20 cm ) dan sambil anjurkan pasien menarik nafas dalam.
9. Jika tertahan jangan dipaksa
10. Setelah kateter masuk, isi balon dengan aquades atau sejenisnya untuk kateter menetap
dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien diminta menarik nafas dalam.
11. Sambung kateter dengan kantung penampung dan fiksasi kearah paha / abdomen
12. Rapikan alat
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
14. Catat prosedur dan respon klien.
1. Jelaskan prosedur
2. Cuci tangan
3. Pasang sampiran
4. Pasang perlak
5. Gunakan sarung tangan steril
6. Pasang duk steril disekitar alat genital
7. Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah dari atas ke bawah ( sekitar 3 x
hingga bersih)
8. Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan bersihkan bagian dalam
9. Kateter di beri pelumas atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 2,5 – 15 cm ) lalu masukan
perlahan ( 2,5 – 5 cm ) hingga urine keluar.
10. Jika tertahan jangan dipaksa
11. Setelah kateter masuk, isi balon dengan aquades atau sejenisnya untuk kateter menetap
dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien diminta menarik nafas dalam.
12. Sambung kateter dengan kantung penampung dan fiksasi samping
13. Rapikan alat
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
15. Catat prosedur dan respon klien.
Tindakan ini dilakukan dengan memasang kondom pada pasien yang inkontinensia atau
pasien koma yang masih mempunyai fungsi pengosongan kandung kemih utuh.
Tujuan
1. Mempertahankan hygiene perineal pasien inkontinensia
2. Mempertahankan eliminasi perkemihan.
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur
2. Cuci tangan
3. Pasang sampiran
4. Pasang perlak
5. Gunakan sarung tangan
6. Atur posisi pasien terlentang
7. Bersihkan daerah genitalia dengan air sabun, bilas dengan air hingga bersih kemudian
keringkan
8. Lakukan pemasangan kondom dengan disisakan 2,5 – 5 cm ruang antara glans penis
dengan ujung kondom.
9. Lekatkan pangkal kateter pada batang penis dengan perekat elastic dan jangan terlalu
ketat.
10. Hubungkan ujung kondom kateter dengan kantung penampung urine
11. Rapikan alat
12. Cuci tangan setelah prosedur
13. Catat prosedur dan refspon pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Azis Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah ( 2004 ), Buku saku Kebutuhan Dasar Manusia,
EGC, Jakarta
Tarwoto, Wartonah ( 2004 ) Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan, Salemba
Medika, Jakarta
Valerie C. Scanlon, Tina Sanders ( 2006 ) Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi, Edisi 3, EGC,
Jakarta