Anda di halaman 1dari 7

Nama kelompok=

1.Aisyah Alhumairoh Azahra


2. Andini Maretno
3. Amalia Suci Rahmawati
4. Aulia Rahmadani
5.Gita Armayani
6. Gita Novita

Bab 15
Menolong Pasien Buang Air Kecil di Tempat Tidur

~Kompetensi Dasar
-Menerapkan bantuan eliminasi (buang air kecil) pada pasien tanpakomplikasi
~Tujuan Pembelajaran
-Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. Menganalisis proses terjadinya urine
2. Memberi pertolongan pada pasien ingin buang air kecil pada pasien tanpa komplikasi

Eliminasi
Manusia merupakan makhluk hidup, karena manusia dapat bernafas, berkembang biak, tumbuh,
beradaptasi, memerlukan makanan dan mengeluarkan metabolisme (eliminasi). Setiap kegiatan
yang dapat dilakukan tubuh merupakan peran masing masing organ.
Salah satu kegiatan tubuh adalah membuang sisa-sisa metabolism, mengeluarkan urine dengan
melalui eliminasi adalah salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia.
Apabila kegiatan eliminasi tidak dilakukan oleh tubuh, maka akan menyebabkan gangguan-
gangguan dalam tubuh.
Konsep Dasar
Pembentukan urin dimulai dari proses filtrasi darah di glomerulus. Filtrasi merupakan
perpindahan cairan dari glomerulus menuju ke ruang kapsula bowman dengan menembus
membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari 3 lapisan, yaitu sel endotelium glomerulus,
membran basiler, dan epitel kapsula bowman. Sel-sel endotelium glomerulus dalam badan
malpighi akan mempermudah proses filtrasi.
Di dalam glomerulus, sel-sel darah, trombosit, dan sebagian besar protein plasma disaring dan
diikat agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil penyaringan tersebut berupa urin primer (filtrat
glomerulus). Reabsorpsi (Penyerapan Kembali) merupakan proses perpindahan cairan dari
tubulus renalis menuju pembuluh darah yang mengelilinginya, yaitu kapiler peritubuler. Sel-sel
tubulus renalis secara selektif mereabsorpsi zat-zat yang terdapat dalam urin primer.
Urin yang dihasilkan setelah proses reabsorpsi disebut urin sekunder (filtrat urin sekunder). Jika
pH dalam darah mulai menurun, sekresi ion hidrogen akanmeningkat sampai berada pada
keadaan pH normal (7,3-74) dan urin yang dihasilkan memiliki pH dengan kisaran 4,5 -8,5. Urin
yang terbentuk akan disimpan sementara di kantong kemih untuk selanjutnya dibuang melalui
Urine merupakan hasil dari ginjal sebagai produk pemecahan yag terdapat dalam darah disertai
sejumlah air yang meninggalkan tubuh dalam bentuk air

Pengertian urine
1. Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolism tubuh baik berupa urine atau feses.
Kebutuhan eliminasi dibagi menjadi dua yaitu; eliminasi urine dan eliminasi alvi (kebutuhan
buang air besar).
2. Eliminasi urine dalah kebutuhan dasar manusia yang esensial dan berperan menentukan
kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis melalui
pembuangan sisa-sisa metabolisme ( nah,2004.48)

Dari bebrapa pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. Eliminasi
adalah proses metabolisme tubuh yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi
untuk dapat mempertahankan homeostasis dengan cara membuang sisa-sisa metabolisme
Proses Pelaksanaan Eliminasi Urine
Proses Berkemih

Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria
dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi plus/minus 250 - 400cc (pada orang
dewasa) dan 200 - 250cc (pada anak-anak).
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urie yang dapat menimbulkan
rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian rangsangan tersebut diteruskan
melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di korteks serebral.
Selanjutnya, otak memberikan impuls melalui medula spinalis ke neuromotoris di daerah sakral,
kemudian terjadi kontraksi otot detrusor dan relaksasi otot sphincter internal. Urine dilepaskan
dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan oleh spincter eksternal. Jika waktu dan tempat
memungkinkan, akan menyebabkan relaksasi spincter eksternal dan urine dikeluarkan
(berkemih).

Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

1. Diet dan Asupan (in take)Jumlah dan tipe makanan merupakan factor utama yang
mempengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine
yang dibentuk Selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine.
2. Respons Keinginan Awal untuk BerkemihKebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk
berkemih dapat menyebakan urine banyak tertahan di dalam vesika urinaria, sehingga
mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine.
3. Gaya HidupPerubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal
ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
4. Stres psikologis Meningkatnya stress dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal
ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang
diproduksi.
5. Tingkat aktivitasEliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
fungsi sphincter. Kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas. Hilangnya tonus otot
vesika urinaria dapat menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun.
6. Tingkat Perkembangan Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat mempengaruhi
pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki kesulitan untuk
mengontrol buang air kecil. Namun, kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat
seiring dengan pertambahan usia.
7. Kondisi Penyakit Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine, seperti diabetes
mellitus,
8. SosiokulturalBudaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti
adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
9. Kebiasaan Seseorang.Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet, biasanya
mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.
10. Tonus OtotTonus otot berperan penting dalam membantu proses berkemih adalah otot
kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi sebagai
pengontrolan pengeluaran urine.
11. PembedahanPembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari
pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah produksi urine.
12. PengobatanPemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan
atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian diuretik dapat meningkatkan jumlah
urine, sedangkan pemberian obat antikolinergik dan anthipertensi dapat menyebabkan retensi
urine.
13. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan diagnostik ini juga dapat mempengaruhi kebutuhan
eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan
saluran kemih seperti intra venus pyelogram (IVP). Pemeriksaan ini dapat membatasi jumlah
asupan sehingga mengurangi produksi urine Selain itu, tindakan sistoskopi dapat menimbulkan
edema local pada uretra sehingga pengeluaran urine terganggu.

Gangguan Eliminasi Urine


1. Retensi urine
Retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan
kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih.Hal ini menyebabkan distensi vesika
urinaria atau merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pengosongan kandung kemih yang
tidak lengkap.Dalam keadaan distensi, vesika urinaria dapat menampung urine sebanyak 3000 -
4000 ml urine.
2. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau
menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Secara umum, penyebab dari inkontinensia urine
adalah proses penuaan, pembesaran kelenjar prostat, serta penurunan kesadaran, serta
penggunaan obat narkotik.
3. Enuresis
Enuresis merupakan ketidaksanggupan menahan kemih yang diakibatkan tidak mampu
mengontrol sphincter eksternal.Biasanya, enuresis terjadi pada anak atau orang jompo.
Umumnya enuresis terjadi pada malam hari.

Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan Urineal/ Pispot.


Tindakan membantu pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri di kamar kecil dilakukan
dengan menggunakan alat penampung (urineal). Hal tersebut dilakukan untuk menampung urine
dan mengetahui kelainan dari urine (warna dan jumlah). Pispot/ Urinal adalah alat yang
digunakan untuk menampung urine, pispot
biasanya digunakan untuk pria sedangkan urinal digunakan untuk laki-laki.

gambar 16. Urinal


gambar 17. Pispot
1. Tujuan dari tindakan ini adalah:

a. Agar terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dalam mengeluarkan hasil sisa metabolism yang
tak terpakai tubuh sehingga terjadi kesimbangan homestasis dalam tubuh.
b. Agar pasien yang ingin Buang air Kecil (BAK) tidak mengotori alat tenun pasien
c.Untuk membiasakan pasien mengosongkan kandung kemih pada waktu tertentu
d. Supaya keadaan pasien tetap bersih sehingga tidak terjadi lecet pada kulit
e. Untuk mendapatkan bahan pemeriksaan laboratorium
e. Untuk mengurangi pergerakan pada pasien yang sedang tirah baring (bedrest) 2. Indikasi
Pasien yang sedang tirah baring dan tidak dapat ke kamar mandi untuk memenuhikebutuhan
eliminasi
Rangkuman

Eliminasi Urine adalah proses metabolisme tubuh yang merupakan kebutuhan dasar manusia
yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan homeostasis dengan cara membuang sisa-sisa
metabolism. Membantu pasien Buang air kecil di tempat tidur hanya dilakukan pada pasien yang
tidak dapat turun dari tempat tidur, dan pasien yang tidak boleh turun dari tempat tidur, prinsip
kerja dalam proses membantu pasien BuangAir Kecil adalah bersih.

Anda mungkin juga menyukai