Anda di halaman 1dari 9

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

(PKDM)

KHEN GLORYA ELISABET GARUSIM


FALKUTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
tuntunanya sehingga saya boleh menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas dari mata kuliah PKDM dengan dosen
pengampu Ns. Drova Manorek S.kep.,M.kes.
Dalam pembuatan makalah ini, saya sadar masih banya sekali kekurangan, baik dalam
penyusunan makalah maupun teori. Untuk itu saran dan kritik dari dosen serta teman-teman
sekalian sangat saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

MANADO, 30 NOVEMBER 2022

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................... ii
BAB I, Laporan Pendahuluan ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II, Pembahasan ................................................................................................................. 2


A. Definisi .......................................................................................................................... 2
B. Organ-organ Yang Berperan Dalam Eliminasi Urine .................................................. 2
C. Proses Berkemih ..................................................................................................... ...... 3
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Urine .................................................... 3
E. Gangguan Eliminasi Urine ............................................................................................ 4
F. Tanda dan Gejala Pada Sistem Eliminasi ...................................................................... 4

BAB III, Penutup


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 5
B. Saran ............................................................................................................................. 5
C. Daftar Pustaka .............................................................................................................. 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eliminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang menjadi bagian dari pelayanan
keperawatan. Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh
baik yang ginjal berupa urin maupun melalui gastrointestinal yang berupa fekal.
eliminasi fekal (defekasi) adalah pengeluaran feses dari anus dan rectum.
Eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap
manusia. Kebutuhan dasar manusia terbagi menadi 14 kebutuhan dasar, menyatkan
bahwa kebutuhan eliminasi terdapat pada urutan ke tiga.

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses). Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi
tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada
gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada
keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang
berbeda.
Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara kebiasaan eliminasi
yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka sesuai dengan program yang
teratur. Mereka menjadi tidak mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan
fasilitas toilet yang normal lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untuk
klien dengan perubahan mobilitas, perubahan kebutuhan peralatan kamar mandi.
Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawatan harus mengerti proses eliminasi
yang normal dan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu eliminasi?
2. Sistem tubuh apa yang berperan dalam proses eliminasi urine?
3. Bagaimana proses berkemih?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi urine dan eliminasi urine?
5. Apa saja gangguan eliminasi urine?
6. Apa saja tanda dan gejala gangguan pada sistem eliminasi?

C. Tujuan
 Dapat mengerti/memahami apa itu eliminasi.
 Dapat mengetahui sistem tubuh apa saja yang berperan dalam eliminasi urine.
 Mengetahui proses berkemih.
 Mengetahui tanda dan gejala gangguan pada sistem eliminasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine
maupun bowel (feses). Miksi adalah proses pengosonagn kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi
urine adalah ginjal, ureter, kandug kemih, dan uretra.
Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu: kandung kemih secara progesif terisi
sampai ke tegangan di dindingnya meningkat di atas nilai ambang, yang kemudian
mencetuskan langkah ke dua yaitu timbul refleks saraf yang di sebut reflek miksi
(refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal,
setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun
refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini juga bisa di
hambat atau di timbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.

Kandung kemih di persarafi saraf-saraf sakral (s-2) dan (s-3). Saraf sensori dari
kandung kemih dikirim ke medula spinalis (s-2) sampai (s-4) kemudian di teruskan di
pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirim signal pada kandung
kemih untuk berkontraksi. Pada saat destrusor berkontraksi spinter interna
berelaksasi dan spinter eksternal di bawah kontrol kesadaran akan berperan, apakah
mau miksi atau di tahan.
Pada saat miksi abdominal berkontraksi meningkat kontraksi otot kandung kemih,
biasanya tidak lebih 10ml urine tersisa dalam kandung kemih yang di sebut urine
residu. Pada eliminasi urine normal sangat terganggu pada individu, biasanya miksi
setelah bekerja, makan atau angun tidur. Normal miksi 5 kali sehari.

B. Organ-Organ Yang Berperan Dalam Eliminasi Urine.


Organ yang berperan dalam terjadinya eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra.

a. Ginjal
Ginjal merupakan organ retro peritoneal yang terdiri atas ginjal sebelah kanan
dan kiri tulang punggung.

b. Kandung kemih (bladder, buli-buli)


Merupakan sebuah kantong yang terdiri dari otot halus yang berfungsi
sebagai penampung urine.

c. Uretra
Merupakan organ yang berfungsi untuk meyalurkan urine ke bagian luar.

2
C. Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria. Vesika urinaria dapat
menimbulkan rangsangan saaraf bila urinaria berisi kurang lebih 250-450 cc (pada
orang dewasa) dan 200-250 cc pada anak-anak.
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat
menimbulkan rangsangan pada saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian rangsangan
tersebut di teruskan melalui medula spinalis kepusat pengontrol berkemih yang
terdapat di korteks serebra. Selanjutnya, otak memberikan impuls melalu medula
spinalis ke neuromotoris di daerah sakra, kemudian terjadi koneksasi otot destrusor
dan relaksasi otot sphincter internal.

Urine dilepaskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan spinter eksternal. Jika
waktu dan tempat memungkinkan, akan menyebabkan relaksasi spinter eksternal dan
urine kemungkinan di keluarkan (berkemih).

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Urine


1. Pertumbuhan dan Perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan dapat mempengaruhi pola berkemih.
Hal tersebut dapat di temukan pada anak-anak, yang lebih memiliki
kecenderungan untuk mengalami kesulitan mengontrol membuang air kecil
(BAK). Namun bertambah usia, kemampuan untuk mengontrol BAK
meningkat.

2. Sosial Kultural
Budaya masyarakat seperti ada kulturr masyarakat yang melarang untuk buang
air kecil di tempat tertentu.

3. Psikologis
Meningkatnya stress dapat mengakibatkan seringnya frekuensi keinginan
berkemih.

4. Kebiasaan Seseorang Dalam Keadaan Tirah Baring


Seseorang yang sakit akan merasa kurang nyaman atau bahkan kesulitan untuk
berkemih melalui urinal atau pot urine karena terbiasa berkemih di toilet.

5. Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih
adalah kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan
dalam kontraksi pengontrolan pengeluaran urine.

6. Kondisi Penyakit
Konndisi penyakit tertentu seperti diabetes melitus, dapat mempengaruhi
produksi urine.

3
7. Pembedahan
Pengunaan anastesi menurunkan filtrasi glomerulus sehingga produksi urine
akan menurun.

8. Pengobatan
Penggunaan diuretik meningkat output urine, antikolinergik dan antihipertensi
menimbulkan retensi urine.

9. Pemeriksaan Diagnostik
Intavenous pyelogram (IVP) dengan membatasi jumlah asupan dapat
mempengaruhi produksi urine. Kemudian cytoscopy dapat menimbulkan
edema local pada uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine.

E. Gangguan Eliminasi Urine


Gangguan eliminasi urine adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami disfungsi eliminasi urine. Biasanya orang yang mengalami
gangguan elimiasi urine akan dilakukan kateterisasi urine, yaitu tindakan
memasukan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan
mengeluarkan urine.
Masalah-masalah dalam eliminasi urine:
 Retensi, yaitu adanya penumpukan urine di dalam kandung kemih dan
ketidaksanggupan kandung kemih unntuk mengosongkan diri.
 Inkontinensia urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot
sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.
 Enuresis, sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari
(nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
 Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih.
 Polyuria, produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti
2.500ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan.
 Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak produksi urine.

F. Tanda Dan Gejala Pada Sistem Eliminasi


Tanda gangguan eliminasi urine
a. Retensi urine
1). Ketidaknyamanan daerah pubis.
2). Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
3). Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
4). Meningkatnya keinginan berkemih dan resah.
5). Ketidaksanggupan untuk berkemih.
b. Inkontinensia urine
1). Pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC
2). Pasien sering mengompol

4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Eliminasi merupakan proses pembuangan dan terdiri dari eliminasi urine dan
eliminasi alvi. Organ yang berperan dalam proses eliminasi urine adalah ginjal,
kandunng kemih, uretra. Gangguan eliminasi urine misalnya retensi urine,
inkontinensia urine dan enuresis.
Sedangkan gangguan eliminasi fecal misalnya konstipasi, impaction, diare,
inkontinensia fecal, flatulens, dan hemoroid.
Gangguan eliminasi urine dan fecal dapat di bantu dengan mengunakan pispot dan
urinal, memasang kateter sementara dan memasang kateter menetap.

B. SARAN
Demikianlah yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan, karea terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannnya dengan
judul makalah ini.
Saya berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepeda saya demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya juga para pembaca.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2624/4/Chapter1.pdf
Ambarwati, Eny Retna dan Sunarsih,Tri. 2009,KDPK KEBIDANAN Teori dan Aplikasi, Jogjakarta,
Nuha Medika.
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Eliminasi.  Terdapat
pada : http://911medical.blogspot.com/2007/06/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
masalah.html
Harnawatiaj. 2010. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal. Terdapat
pada : http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/14/konsep-dasar-pemenuhan-kebutuhan-
eliminasi-fecal/
Kusmiyati,Yuni, 2007, Ketrampilan Dasar Praktek Klinik, Penerbit fitramaya: Yogyakarta.
Septiawan, Catur E. 2008. Perubahan Pada Pola Urinarius. Terdapat pada: www.kiva.org
Sjamsuhidajat. 2004. Buku Ajar Medikal Bedah. Penerbit Kedokteran EGC: Jakarta.

Supratman. 2000. askep Klien Dengan Sistem Perkemihan


Siregar, c. Trisa , 2004, Kebutuhan Dasar Manusia Eliminasi BAB, Program Studi Ilmu Keprawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Uliyah,musrifatul dan Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008, KDPK untuk kebidanan.Penerbit Salemba


Medika:Jakarta.           

Anda mungkin juga menyukai