Anda di halaman 1dari 44

Eliminasi Urine

Dosen mata kuliah :


Pipin Farida, SKp.,M.Kes

Nama Anggota Kelompok:


Deby Fitriayuningsih
P3.73.20.2.17.010
Fitra Rahmadillah Haryadi
P3.73.20.2.17.016
Hedya Saraswati Septiani
P3.73.20.2.17.019
Rani Dwi Wardani
P3.73.20.2.17.029
Shabrina Nisa Sarazumar
P3.73.20.2.17.033
JURUSAN PROFESI NERS
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA
III
2017-2018
A. Pengertian Eliminasi

 Menurut kamus bahasa Indonesia,


eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran,
penyisihan. Dalam bidang
kesehatan, Eliminasi adalah proses
pembuangansisa metabolisme
tubuh baik berupa urin dan bowel
(feses)
Macam-macam Eliminasi

Miksi

Defekasi
B. Fisiologi dalam Eliminasi

1. Fisiologi eliminasi urine


Eliminasi urine tergantung kepada fungsi ginjal,
ureter,kandung kemih, dan uretra. Ginjal
menyaring produk limbah dari darah untuk
membentuk urine. Ureter mentranspor urine dari
ginjal ke kandung kemih. Kandung kemih
menyimpan urine sampai timbul keinginan untuk
berkemih. Urine keluar dari tubuh melalui uretra.
Semua orgam system perkemihan harus utuh
dan berfungsi supaya urine berhasil dikeluarkan
dengan baik.
GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum


abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi
vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada
dinding abdomen.
Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis),
jumlahnya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih
besar dari pada ginjal kanan.
Bagian – Bagian Ginjal
1. Kulit Ginjal (Korteks)
2. Sumsum Ginjal (Medula)
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Fungsi Ginjal
1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme
yang mengandung nitrogen-nitrogen, misalnya
amonia.
2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya
berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan
berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan
zat warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam
dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan
mengeluarkan kelebihan asam atau basa.
Peredaran Darah dan Persyarafan
Ginjal
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis
yang mempunyai percabangan arteria renalis,
yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang
menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi
arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di
tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan
dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai
bowman, didalamnya terjadi penyadangan
pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan
simpai bowman kemudian menjadi vena renalis
masuk ke vena kava inferior.]
Persyarafan ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis


( vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang
masuk ke ginjal. Anak ginjal ( kelenjar suprarenal)
terdapat di atas ginjal yang merupakan sebuah
kelenjar kelenjar buntu yang menghasilkan 2 (dua)
macam hormone yaitu hormone adrenalin dan
hormone kortison.
URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing


bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm
dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
VESIKULA URINARIA ( Kandung
Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti


balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga
panggul.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang
dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent,
vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis
URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada
kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan
paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan
miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan
uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar),
lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada
wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan
vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
B. Mekanisme
Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui
glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati
celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk
150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini
hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya
keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap
kembali.
C. Proses Miksi (Rangsangan
Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan
merangsang stres reseptor yang terdapat
pada dinding kandung kemih dengan jumlah
± 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan
terjadi reflek kontraksi dinding kandung
kemih, dan pada saat yang sama terjadi
relaksasi spinser internus, diikuti oleh
relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya
terjadi pengosongan kandung kemih.
D. Faktor yang Mempengaruhi
Urinasi
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
2. Faktor sosiokultural
3. Faktor psikologis
4. Kebiasaan Pribadi
5. Tonus otot
6. Status volume
7. Kondisi Penyakit
8. Prosedur bedah
9. Obat-obatan
10.Pemeriksaan diagnostik
Pertumbuhan dan Perkembangan
Infant ( Bayi)
 Pada bayi , urine yang keluar bervariasi tergantung
asupan cairan tetapi biasanya bayi mengeluarkan
urine sekitar 15 hingga 60 ml per hari setelah
kelahiran. Tetapi biasanya setelah setahun pertama
kelahiran bayi mengeluarkan urine sekitar 250 hingga
500 ml perhari. Bayi pun dapat buang air kecil
sesering mungkin sebanyak 20 kali dalam sehari.
Biasanya air urine yang dikeluarkan bayi baru lahir
memiliki ciri tidak berwarna(jernih) dan tidak berbau
sebab bayi memiliki ginjal yang matang, bayi pun
tidak dapat memusatkann urine dengan sangat
efektif. Dan urine bayi akan berwarna dan berbau
ketika bayi memasukin usia 2 hingga 5 tahun. 
Pra-sekolah
 Pra-sekolah merupakan dimana anak-anak berusia 3
hingga 6 tahun. Anak-anak prasekolah harus dapat
diajarkan untuk mengambil tanggung jawab ketika
BAK secara mandiri. Jika anak pra-sekolah mengalami
kesalahan orang tua harus menyikapi dengan baik
jangan menyikapi dengan hukuman sebab hal ini
dapat membuat anak ini menjadi trauma. Dan
sebaiknya anak-anak diberitahukan bagaimana cara
yang tepat dalam melakukan kegiatan setelah
BAK(Buang Air Kecil). Dan yang lebih penting kita
harus memberitahukan dan mengjarkan kepada anak
perempuan bagaimana cara membersihkan alat
kelamin dengan menyeka dari depan kebelakang
untuk menghindari kontaminasi kotoran.
Usia sekolah
 Diusia ini sistem eliminasi mencapai kematangan. Dan diusia ini ginjal
menjadi berukuran ganda anatar usia 5 dan 10 tahun. Selama
periode ini anak-anak buang air kecl sebanyak 6 sampai 8 kali sehari
dan rata-rata buang air besar sebanyak 1 atau 2 kali sehari. Diusia
seperti ini biasanya anak-anak mengalami enuresis nokturnal atau
mengompol, tetapi mengompol tidak dianggap bermasalah. Sebab
saat anak-anak berusia 12 tahun keatas kapasitas kandung kemih
menjadi berkurang.
Dewasa ( Lanjut Usia)
 Diusia dewasa ini dimana fungsi ginjal menjadi berkurang seiring usia
bertambah, sehingga menyebabkan masalah-masalah eliminasi.
Seiring berjalannya umur nefron pun mengalami pengurangan fungsi
sehingga mempengaruhi kemampuan penyaringan pada ginjal.
Biasanya pada pria perubahan ini sering terjadi karena kelenjar
prostat yang membesar dan pada wanita otot lemah yang
mendukung kandung kemih melemah adalah sfingter uretra.
kapasitas kandung kemih akan benar-benar berkurang seiring
bertambahnya usia.
Faktor sosiokultural

 Adanya budaya yang dapat mempengaruhi


pemenuhan kebutuhan eliminasi urine ,
seperti adanya kultur pada masyarakat
tertentu misalnya pada masyarakat
Amerika Utara mengharapkan agar fasilitas
toilet merupakan sesuatu yang pribadi atau
pada masyarakat tertentu yang melarang
BAK ditempat tertentu.
Faktor Psikologis
 Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara kondisi sosial
seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya.
Dari katanya, istilah psikososial melibatkan aspek
psikologis dan sosial. Contohnya, hubungan antara
ketakutan yang dimiliki seseorang (psikologis) terhadap
bagaimana cara ia berinteraksi dengan orang lain di
lingkungan sosialnya.
Cara mengatasi ketakutan berinteraksi terhadap orang
lain :
 Selalu percaya diri
 Selalu melakukan relaksasi nafas
 Selalu berpikir positif
 Selalu menjauhkan pikiran yang bersifat
sugesti terhadap orang lain
 Selalu yakin kepada diri sendiri bahwa diri
kita itu bisa bersosialisasi dengan baik
bersama orang lain
 Selalu yakin bahwa orang lain akan nyaman
jika berinteraksi dengan kita
Faktor yang menyebabkan seorang klien
mengalami masalah berkemih yang
menyebabkan psikososial :
 Trauma 
 Emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar,
termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi,
identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman
 Konsep diri
Konsep diri didefinisikan sebagai cara seseorang berpikir
tentang dirinya (misal cerdas, dungu, tinggi, pendek,
lembut). Harga diri berhubungan dengan cara seseorang
merasa tentang dirinya (misal baik, buruk, suka, tidak
suka. Berkembang secara bertahap,  saat bayi mulai
mengenal dan membedakan diri dengan orang lain..
Pembentukan Konsep Diri dipengaruhi asuhan orang tua
dan lingkungan. Konsep diri harus sehat agar tercapai
aktualisasi diri.
Kebiasaan Pribadi
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999)
pengertian kebiasaan adalah sebagai sesuatu yang
biasa dikerjakan., Kebiasaan memiliki sifat atau corak
seperti: konsisten, otomatis, pasti, mudah,
terintegrasi dengan pribadi individu. Kebiasaan juga
bisa kuat atau lemah tergantung motivasi yang
mengiringinya dari maksud dan tujuan kegiatan yang
telah menjadi kebiasaan itu.
 Misalnya: Seseorang yang memiliki kebiasaan
berkemih di toilet mengalami kesulitan untuk
berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam
keadaan sakit dan beberapa individu yang
memerlukan distraksi ( mis: membaca ) untuk rileks
dalam berkemih.
Tonus Otot

 Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu


proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot
abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam
kontraksi pengontirolan pengeluaran urine. Lemahnya otot
abdomen dan otot dasar panggul merusak kontraksi
kandung kemih dan kontrol sfingter uretra eksterna.
Kontrol yang buruk dapat diakibatkan oleh otot yang tidak
dipakai yang merupakan akibat dari lamanya imobilitas.
 Drainase urine yang berkelanjutan melalui kateter
menetap menyebabkan hilangnya tonus kandung kemih
dan kerusakan pada sfingter uretra. Jika klien terpasang
kateter, kandung kemih klien secara relatif tetap kosong,
dengan demi kian kandung kemih tidak pernah merengang
akibat penuhnya daya tampung.
Status Volume

 Ginjal mempertahankan keseimbangan yang sensitif


antara ekskresi dan retensi cairan. Jumlah haluaran
urine dapat bervariasi sesuai asupan makanan serta
cairan. Pada individu yang sehat, asupan air yang
berada dalam makanan dan cairan seimbang dengan
haluaran air di dalam urine, feses, dan kehilangan air
yang tidak kasat mata melalui keringat dan pernapasan.
Kondisi Penyakit

 Adanya luka pada saraf perifer yang menuju ke kandung


kemih menyebabkan hilangnya tonus kandung kemih,
berkurangnya sensasi penuh kandung kemih, dan individu
mengalami kesulitan untuk mengontrol urinasi. Misalnya
diabetes melitus dan sklerosis mulipel yang menyebabkan
kondisi neuroptik yang mengubah fungsi kandung kemih .
 Penyakit yang memperlambat atau menghambat aktivitas
fisik mengganggu kemampuan berkemih.
 Beberapa penyakit yang menyebabkan kerusakan
ireversible pada glomerulus atau tubulus menyebabkan
perubahan fungsi ginjal yang permanen. Perubahan ini
disebabkan oleh akumulasi limbah nitrogen dan berbagai
kekacauan asam-basa serta kerusakan biokimia.
Prosedur Bedah

 Klien bedah sering memiliki perubahan keseimbangan


cairan sebelum menjalani pembedahan yang diakibatkan
oleh proses penyakit atau puasa praoperasi, yang
memperburuk berkurangnya haluaran(cairan) urine.
Efek pembedahan dapat menurunkan filtrasi glomerolus
yang menyebabkan penurunan jumlah produksi urine
karena dampak dari pemberian obat anastesi. Contoh
pada anastesi spunalis menimbulkan resiko retensi
urine, karena akibat anestesi ini klien tidak mampu
merasakan adanya kebutuhan otot kandung kemih dari
otot sfinger juga tidak mampu merespon terhadap
keinginan berkemih.
Obat-obatan

Beberapa obat dapat menyebabkan


perubahan urine baik dalam jumlah besar
maupun kecil misalnya obat diueretik
mencegah reabsorpsi air dan elektrolit
tertentu untuk meningkatkan haluaran
urine. Beberapa obat juga dapat mengubah
warna urine misalnya
Warna Urine Obat-obatan yang mengubah warna
urine

Urine Kuning Vitamin B, Piridium (dalam urine yang


bersifat basa)

Urine oren sampai seperti berkarat Sulfonamid, Piridium, Warfarin Natrium


(Coumadin)

Urine merah muda sampai merah Torazin, Fenitoin (Dilatin), Ex-lax

Urine hijau sampai biru Amitriptilin (Elavil), Metilen biru, Dyrenium

Urine coklat sampai hitam Senyawa besi yang diinjeksi, L-dopa,


Metronidazol( Flagyl)
Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang


respon individu,keluarga,dan komunikan terhadap suatu
masalah kesehatan dan proses kehidupan actual
maupun potensial.
 Pemeriksaan diagnostik ini juga dapat memengaruhi
kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur
yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan
saluran kemih, yang dapat membatasi jumlah asupan
sehingga mengurangi produksi urine. Selain itu tindakan
sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra
yang dapat mengganggu pengeluaran urine.
E. Perubahan Dalam
Eliminasi Urine

Klien yang memiliki masalah


perkemihan paling sering mengalami
gangguan dalam aktivitas berkemihnya.
Gangguan ini diakibatkan oleh
kerusakan fungsi kandung kemih,
adanya obstruksi pada aliran urine yang
mengalir keluar, atau ketidakmampuan
mengontrol berkemih secara volunter.
1. Retensi Urine

 Retensi urine adalah akumulasi urine yang


nyata di dalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan mengosongkan kandung
kemih. Apabila urine terus berkumpul di
kandung kemih sehingga meregangkan
dindingnya akan timbul perasaan tegang,
tidak nyam, nyeri tekan pada simfisis
pubis, gelisah , dan terjadi diaphoresis
( berkeringat ).
2. Infeksi Saluran Kemih Bawah

 Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang


termasuk ke dalam sistem kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra, mengalami infeksi. Bakteri dalam urine
( bacteriuria) dapat memicu penyebab organisme ke dalam
aliran darah dan ginjal.
Cara mencegah infeksi saluran kemih
1. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari.
2.      Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat
mengiritasi kandung kemih.
3.      Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
tidak menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat
4.      Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan
dan setelah itu biasakan mengosongkan kandung kemih.
3. Inkontinensia Urine

 Inkontinesia urine ialah kehilangan kontrol


berkemih. Inkontinesia dapat bersifat
semntara atau menetap.
 inkontinensia dapat dialami setiap individu
pada usia berapa pun, walaupun kondisi
ini lebih umum dialami oleh lansia. Lansia
mungkin mengalami masalah khusus
dengan inkontinensia akibat keterbatasan
fisik dan lingkungan tempat tinggal.
4. Diversi Urinarius
 Diversi urinarius adalah stoma urinarius
untuk mengalihkan aliran urin dari ginjal
secara langsung ke permukaan abdomen
dilakukan karena beberapa alasan.
( Potter & Perry ).
 Diversi urinarius merupakan suatu
metode yang dilakukan untuk
mengalihkan aliran urin dari kandung
kemih ketempat keluar yang baru,yang
biasanya melalui lubang yang dibuat lewat
pembedahan pada kulit (stoma).
F. Berfikir Kritis Dalam
Keperawatan

Berfikir kritis dalam keperawatan 


komponen dasar dalam
pertanggunggugatan profesional dan
kualitas askep.
Pemikir Kritis dalam
Keperawatan
 Menganalisa keterampilan kognitif

 Menerapkan standar

 Memilah/mengorganisir permasalahan

 Mencari info/mengidentifikasi fakta

 Alasan yg logis

 Memperkirakan

 Transformasi pengetahuan/menggunakan pengetahuan

yg telah dimiliki dalam mendekati fenomena.


Penerapan Proses
Keperawatan
Berfikir kritis pada semua langkah proses keperawatan:

a. Pengkajian  kumpul data, validasi data,katagori


data  berfikir kritis  menggunakan teori dalam
mensintesa.

b. Perumusan diagnosa keperawatan

Tahap pengambilan kpts yg paling kritikal 


menetapkan masalah klien yang tepat  perlu
argumentasi secara rasional.
Dalam pengkajian harus melakukan harus
menggerakkan semua indera dan tenaga
untuk melakukan pengkajian secara
cermat baik melalui wawancara, observasi,
Asuhan pemeriksaan fisik untuk menggali data yang
akurat .
Keperawatan a. Tanyakan riwayat keperawatan klien
Eleminasi Urine tentang pola berkemih, gejala
berkemih,gejala dari perubahan berkemih,
faktor yang mempengaruhi berkemih .
• PENGKAJIAN b. Pemeriksaan fisik klien meliputi :
Abdomen, pembesaran, pelebaran
pembuluh darah vena distensi bledder,
pembesaran ginjal, nyeri tekan,
tandamess, bising usus.
Genetalia : wanita , inflamasi, nodul,
lessi, adanya secret dari meatus,
kesadaran, antropi jaringan vagina dan
genitalia laki-laki kebersihan , adanya
lesi ,tenderness, adanya pembesaran
scrotum .
• PENGKAJIAN

c. Identifikasi intake dan output cairan dalam (24 jam ) meliputi pemasukan
minum dan infus, NGT, dan pengeluaran perubahan urine dari urinal, cateter
bag, ainage , ureternomy, kateter urine, warna kejernihan , bau kepekatan .

d. Pemeriksaan diagnostik :

• Pemeriksaan urine (urinalisis)

• Warna (jernih kekuningan )

• Penampilan (N : jernih )

• Bau (N : beraroma)

• pH (N : 4,5-8,0)

• Berat Jenis (N : 1,005- 1,030)

• Glukosa (N: Negatif )

• Keton (N; negatif )

• Kultur urine (N : kuman petogen negatif)


• Diagnosa
Keperawatan

Gangguan pola eliminasi urine: inkontinesia


Definisi : Kondisi di mana seseorang tidak mampu
mengedalikan pengeluaran urine, kemungkinan penyebab
(berhubungan dengan) gangguan neuromuskuler, spasme
baldder, trauma pelvic, infeksi saluran kemih, trauma medulla
spinalis , kemungkinan klien mengalami ( data yang ditemukan
): inkontinesia, keinginan berkemih yang segera, sering ke
toilet , menghindari minum , spasme bladder , setiap berkemih
kurang dari 100 ml atau lebih dari 550ml.
• INTERVENSI

Intervensi (perencanaan) adalah kegiatan dalam


keperawatan yang meliputi; meletakkan pusat tujuan
pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan
memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan.

KRITERIA EVALUASI

Setelah membantu klien untuk melakukan


evaluasi . klien mampu mengontrol pengeluaran
bladder setiap 4 jam, tanda dan gejala retensi
urine tidak ada
Thank you.
RETENSI urine

 Definisi : Kondisi dimana seseorang tidak mampu


mengosongkan bladder secara tuntas ,
kemungkinan penyebab (berhubungan dengan ) :
Obstruksi mekanik pembesaran prostat , trauma,
pembedahan kehamilan, kemungkinan klien
mengalami (data yang ditemukan) : tidak
tuntasnya penyeluaran urine distensi bledder,
hypertropi prostat , kanker, infeksi saluran kemih ,
pembesaran besar abdomen.

Anda mungkin juga menyukai