Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang Kebutuhan Eliminasi Urin dan Alvi.

Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang

diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi eliminasi.

Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota, dll.

Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah kebutuhan dasar eliminasi pada

manusia.

Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya

bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi temanteman

dan kami khususnya.

Palembang, 17 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
                         
KATA PENGANTAR ......................................................................................  
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I Pendahuluan                                      
1.1  Pendahuluan ..................................................................................            
1.2  Rumusan Masalah .........................................................................            
BAB II Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi BAK
2.1  Pengertian .....................................................................................            
2.2  Gangguan pemenuhan eliminasi BAK .........................................            
2.3  Faktor yang mempengaruhi kebiasaan BAK ................................            
2.4  Membantu Pasien BAK ................................................................            
BAB III Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi BAB
3.1  Pengertian ......................................................................................           
3.2  Fisiologi BAB ................................................................................           
3.3  Proses BAB ...................................................................................           
3.4  Faktor yang mempengaruhi eliminasi BAB ..................................            
3.5  Masalah eliminasi .........................................................................            
3.6  Penyebabnya ...............................................................................             
3.7  Membantu Pasien BAB ................................................................            
BAB IV Penutup                                           
4.1 Kesimpulan……………………………………………………….
4.2 Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………................................                                                       
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar balakang
Pemenuhan kebutuhan eliminasi terdiri dari kebutuhan eliminasi fecal (berhubungan
dengan defekasi) dan kebutuhan eliminasi urin (berhubungan dengan berkemih). Dalam
memenuhi kebutuhan eliminasi, sangat di perlukan pengawasan terhadap masalah yang
berhubungan dengan gangguan kebutuhan eliminasi, seperti: obstipasi, inkontinensia, retensi
urine, dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat mengganggu pola aktivitas sehari-hari.
Untuk memenuhi kebutuhan eliminasi, ada beberapa prosedur keperawatan yang dapat
dilakukan, di antaranya pemenuhan kebutuhan eliminasi fecal dengan pispot pada pasien yang
tidak mampu melakukannya secara mandiri, melakukan huknah rendah, huknah tinggi,
pemberian gliserin per-rektal, evakuasi feces manual, memenuhi kebutuhan eliminasi urine
dengan urinal, pada pasien yang tidak mampu melakukan secara mandiri dan pemasangan kateter
kondom.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian miksi?


2. Apa saja Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK?
3. Apa saja Faktor yang mempengaruhi kebiasaan BAK?
4. Bagaimana cara Membantu Pasien BAK
5. Apa pengertian BAB?
6. Bagaimana fisiologi BAB?
7. Bagaimana proses pembuangan BAB?
8. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi Eliminasi BAB?
9. Apa saja masalah dan penyebab BAB?
10. Bagaimana cara Membantu Pasien BAB?
BAB II
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI BAK
2.1       Pengertian
BAK / MIKSI adalah suatu proses pengosongan kandung kencing.
Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK adalah ; Suatu keadaan dimana terganggunya
proses mekanisme tubuh untuk memenuhi kebutuhan eliminasi BAK atau pengosongan kandung
kencing secara normal.
Proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Prosesini terjadi di dua
langkah , yaitu :
1. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas
nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua
2. Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks
autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat
korteks serebri atau batang otak.

2.2       Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK


 Obstruksi.
 Infeksi.
 Calculi.
 Pertumbuhan jaringan yang abnormal.
 Masalah sistemik.

2.3       Faktor yang mempengaruhi kebiasaan BAK


1. Diet dan intake makanan
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output
urine, seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi
meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine
lebih banyak.
2. Respon keinginan awal untuk berkemih
Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal untuk
berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine
banyak tertahan di kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kandung kemih
yang lebih daripada normal
3. Gaya hidup
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine.
Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi.
Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.
4. Stress psikologi
Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi
keinginan berkemih, hal ini karena meningkatnya sensitive untuk keinginan berkemih
dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.
5. Tingkat aktifitas
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine
membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan
eksternal. Hilangnya tonus otot kandung kemih terjadi pada masyarakat yang
menggunakan kateter untuk periode waktu yang lama. Karena urine secara terus menerus
dialirkan keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah merenggang dan dapat menjadi
tidak berfungsi.Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang
diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh.
6. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola
berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya
tekanan dari fetus atau adanya lebih sering berkemih.
7. Kondisi Patologis
Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter) Obat diuretiik
dapat meningkatkan output urine Analgetik dapat terjadi retensi urine.
8. Urine
Warna :
 Normal urine berwarna kekuning-kuningan
 Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap
 Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.
b.      Bau
 Normal urine berbau aromatik yang memusingkan
 Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-
obatan tertentu.
c.       Berat jenis :
 Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu
volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar.
  Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml
 Normal berat jenis : 1010 – 1025
d.  Kejernihan :
 Normal urine terang dan transparan
 Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.
e.  pH
 Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5)
 Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi
alkali karena aktifitas bakteri
 Vegetarian urinennya sedikit alkali.
f.  Protein :
 Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen,
globulin, tidak tersaring melalui ginjal urine
 Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring urine
 Adanya protein didalam urine proteinuria, adanya albumin dalam urine
albuminuria.
g.  Darah :
 Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.
 Adanya darah dalam urine hematuria.
h.  Glukosa
Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat
sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyakmenetap pada pasien DM
  Adanya gula dalam urine glukosa
i.  Keton
  Hasil oksidasi lemak yang berlebihan.
     
2.4 Membantu Pasien BAK
a. Alat dan bahan
1.      Urinal

2. Pengalas

3.     Tisu

Prosedur kerja:
1.      Jelaskan prosedur pada pasien
2.      Cuci tangan
3.      Pasang alas urinal di bawah glutea
4.      Lepas pakaian bawah pasien
5.      Letakkan urinal di bawah bokong (untuk wanita) atau diantara kedua paha dengan ujung penis
masuk ke lubang urinal (untuk pria)
6.      Anjurkan pasien untuk berkemih
7.      Setelah selesai, bersihkan dengan tisu kamar mandi
8.      Rapikan alat
9.      Cuci tangan, catat prosedur, warna dan jumlah urine
b)      Alat dan bahan
1.      Handscoon steril

2.      Kateter steril sesuai dengan ukuran dan jenis

3.      Duk steril
4.      Minyak pelumas/gel
5.      Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
6.      Spuit yang berisi cairan atau udara
7.      Perlak
8.      Pinset anatomi

9.      Bengkok
10.  Urine bag

11.   Sampiran

Prosedur  kerja:
1.      Jelaskan prosedur pada pasien
2.      Cuci tangan
3.      Pasang sampiran
4.      Pasang perlak
5.      Gunakan sarung tangan steril
6.      Pasang duk steril
7.      Tangan kiri memegang penis lalu prepusium di tarik sedikit ke pangkalnya dan
bersihkan dengan kapas sublimat
8.      Kateter di  beri minyak pelumas atau gel pada ujungnya (kurang lebih 12.5-17.5
cm) lalu masukkan perlahan (kurang lebih 17.5-20 cm) dan sambil anjurkan
pasien menarik napas dalam
9.      Jika tertahan jangan di paksa
10.  Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk
kateter menetap, dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien di minta menarik
nafas dalam
11.  Sambung kateter dengan kantung penampung dan fiksasi ke arah atas paha atau
abdomen
12.  Rapikan alat
13.  Cuci tangan
14.  Catat prosedur dan respon pasien
BAB III
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI BAB
3.1 Pengertian
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem
pencernaan Secara normal, makanan & cairan masuk kedalam mulut, dikunyah (jika padat)
didorong ke faring oleh lidah dan ditelan dengan adanya refleks otomatis, dari esofagus kedalam
lambung. Pencernaan berawal dimulut dan berakhir diusus kecil walaupun cairan akan
melanjutkannya sampai direabsorpsi di kolon.

3.2 Fisiologi Buang Air Besar


Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai
kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama
setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan
pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di
dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu
malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak
peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-
abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal,
sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir.

3.3 Proses Buang Air Besar


Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang timbul pada sebagian
kolon, sebaliknya hampir semua dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh
kontraksi haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan
oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten yang membutuhkan waktu 8
sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari katup ileosekal ke kolon transversum,
sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses dan menjadi lumpur setengah padat bukan
setengah cair.
Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang ditandai timbulnya
sebuah cincin konstriksi pada titik yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan cepat
kolon distal sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan
haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses dalam segmen itu untuk
menuruni kolon. Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-
kira 30 detik, kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi
pergerakan massa yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian
pergerakan massa biasanya menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin timbul
kembali setengah hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong
massa feses ke dalam rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi.

3.4   Faktor-faktor yang mempengaruhi Eliminasi BAB


 Usia dan perkembangan : mempengaruhi karakter feses, control
 Diet
 Pemasukan cairan. Normalnya : 2000 – 3000 ml/hari
 Aktifitas fisik : Merangsang peristaltik usus, sehingga peristaltik usus meningkat.
 Faktor psikologik
 Kebiasaan
 Posisi
 Nyeri
 Kehamilan : menekan rectum
 Operasi & anestesi
 Obat-obatan
 Test diagnostik : Barium enema dapat menyebabkan konstipasi
  Kondisi patologis
 Iritans

3.5  Masalah eliminasi


Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya frekuensi BAB disertai
dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan mengejan. BAB yang keras dapat menyebabkan
nyeri rektum. Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air
diserap.
3.6 Penyebabnya
Kebiasaan BAB tidak teratur, seperti sibuk, bermain, pindah tempat, dan lain-lain
Diet tidak sempurna/adekuat : kurang serat (daging, telur), tidak ada gigi, makanan lemak dan
cairan kurang Meningkatnya stress psikologik Kurang olahraga / aktifitas : berbaring lama.
Obat-obatan : kodein, morfin, anti kolinergik, zat besi. Penggunaan obat pencahar/laksatif
menyebabkan tonus otot intestinal kurang sehingga refleks BAB hilang.
Usia, peristaltik menurun dan otot-otot elastisitas perut menurun sehingga menimbulkan
konstipasi. Penyakit-penyakit : Obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan pada spinal cord dan
tumor.

3.7 Membantu Pasien BAB


a)      Alas / perlak
b)      Pispot

              

c)      Air bersih
      d)     Tissue
            
e)      Skrin (sampiran) bila pasien di rawat di bangsal umum
f)       Sarung tangan
       

3.8 Prosedur Kerja


a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, lalu pasang sampiran bila pasien di
rawat di bangsal umum
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Pasang pengalas di bawah glutea
e. Tempatkan pispot di atas pengalas tepat di bawah glutea dengan posisi bagian lubang
pispot tepat di bawah anus. Pada saat meletakkan pispot, anjurkan pasien untuk mengangkat
daerah glutea (bila pasien mampu) untuk memudahkan meletakkan pispot
f. Setelah posisi pispot tepat di bawah glutea, tanyakan pada pasien tentang kenyamanan
posisi tersebut.b Jaga privasi pasien selama prosedur
g. Anjurkan pasien untuk defekasi pada tempatnya / pispot yang telah terpasang
h. Setelah selesai, siram daerah anus dan sekitarnya dengan air sampai bersih dengan
bantuan tangan yang bersarung tangan, kemudian keringkan dengan tissue
i. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
j. Catat tanggal defekasi, karakteristik feces seperti: jumlah, konsistensi, warna, bau dan
respons pasien selama prosedur
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Eliminasi BAK adalah ; Suatu keadaan dimana terganggunya proses mekanisme tubuh
untuk memenuhi kebutuhan eliminasi BAK atau pengosongan kandung kencing secara normal.
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem
pencernaan Secara normal, makanan & cairan masuk kedalam mulut, dikunyah (jika padat)
didorong ke faring oleh lidah dan ditelan dengan adanya refleks otomatis, dari esofagus kedalam
lambung.

4.2 SARAN
Evaluasi Untuk mengevaluasi hasil akhir dan respon klien terhadap asuhan keperawatan,
perawatmengukur keefektifan semua intervensi. Tujuan optimal dari intervensi keperawatan
yangdilakukan ialah kemampuan klien untuk berkemih secara volumter tanpa mengalami gejala-
gejala ( misalnya urgensi, disuria, atau sering berkemih). Urin yang keluar harus berwarna
kekuningan, jernih, tidak mengandung unsure-unsur yang abnormal, dan memiliki ph serta berat
jenis dalam rentang nilai yang normal.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia” Penulis: A. Aziz
Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004
Perry, Potter 2005. Fundamental keperawatan, edisi 4, volume 1, Jakarta : EGC
http://www.proses_pencernaan_makanan.htmhttp://www>siklus_alami_tubuh_dalam_proses+pe
ncernaan_makanaan.html
KEBUTUHAN DIMILIKI DAN MEMILIKI

DISUSUN OLEH :

 ASTRID AYU NINGTYAS


 RIFALDO SANITO YAMIN
 DESTALIA HERDINA
 NANDA IKHRIMA
 CHINTIA MAYANG SARI
 HERSA FEBRI AULIA
 INDAH PUSPITA
 ANDINI RAHMAH
 BERTA YOLAN PATRISIA
 TRIA RODHATUL
 ZAFIRA MEYDHA

DOSEN PEMBIMBING : DWI APRIANI, S.Kep.Ns.M.Bmd

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA


TAHUN AKADEMIK 2021-2022
MAKALAH
KEBUTUHAN ELIMINASI URINE DAN ALVI

DISUSUN OLEH :

 FEDZEL AL BAROKAH
 GUSTRIA SALSABILA
 JENNY KURNIA SAPUTRI
 M. ILHAM AKBAR
 SITI NOURMA WULANDARI
 INDAH CAHYANI
 DEA NOPIANTI
 TIARA NOFITRIANI
 TARISA PUTRI SOLIHIN
 UMI KALSUM
 VERA YUNIKA

DOSEN PEMBIMBING : DWI APRIANI, S.Kep.Ns.M.Bmd

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA


TAHUN AKADEMIK 2021-2022

Anda mungkin juga menyukai