“METABOLISME PROTEIN”
ASISTEN DOSEN
DISUSUN OLEH
Fachriani
2011111320012
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ata segala rahmat-
praktikum ini dengan tepat waktu. Tidak lupa penyusun berterima kasih kepada
orang tua serta teman- teman yang ikut serta membantu, sehingga penyusun dapat
baiknya jika ada kekurangan, penyusun mohon maaf jika ada kesalahan kata atau
bahasa, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
yang dapat dipergunakan kembali yang nantinya akan diserap oleh tubuh
diperlukan oleh tubuh yang nantinya akan dibuang dalam bentuk urine. Proses
dieksresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui proses
karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui urine. Untuk
didalam urine itu sendiri. Urine dapat dijadikan suatu indikator kondisi tubuh
seseorang. Urin yang normal jumlah rata-rata 1-2 liter sehari tetapi perbedaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh.Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Fungsi utama urin
adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini
berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun
jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin
sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari
urea.Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.Urin
dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Urine adalah hasil
pembuangan manusia. Sebagai hasil dari metabolisme tubuh, tentu saja kondisi
urine dapat menjadi indikator awal mengenai kondisi tubuh. Selain dari Warna
Urine Sehat, ciri urine normal atau tidak bisa juga dilihat dari kandungan di
dalamnya. Salah satu kondisi yang tidak normal adalah jika urine mengandung
2
protein. Berdasarkan asalnya, protein dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
protein hewani (berasal dari hewan) dan protein nabati (berasal dari tumbuhan).
Protein hewani antara lain terdapat dalam ikan, susu dan daging. Protein nabati
antara lain terdapat dalam kedelai, kacang buncis, dan kacang-kacangan yang lain;
dalam makanan sehari-hari dapat ditemukan antara lain pada tahu dan tempe.
Fungsi protein antara lain sebagai sumber energi, sebagai bahan pembentuk
tubuh; untuk pemeliharaan dan perbaikan sel, jaringan, dan organ; menjaga
atau air seni. Protein merupakan salah satu zat yang dideteksi dalam pemeriksaan
urine lengkap (urinalisis). Pada jumlah kecil, kandungan protein yang terdapat
dalam urine adalah normal. Demikian juga dengan peningkatan sementara protein
pada urine yang kerap terjadi pada usia muda setelah melakukan olahraga berat
atau saat sakit. Namun bila peningkatan kadar protein berlangsung lama atau
menetap maka hal tersebut merupakan tanda adanya masalah pada ginjal. 3 Fungsi
utama ginjal adalah penyaring darah. Proses penyaringan yang dilakukan ginjal
adalah dengan membuang zat zat ‘sampah’ yang tidak dibutuhkan tubuh melalui
urine. Namun, pada kondisi tertentu, protein bisa lolos penyaringan ginjal
dengan jumlah yang abnormal. Penyebabnya adalah protein di dalam darah yang
lolos dalam proses filtrasi di ginjal. Atau yang dikenal juga dengan istilah ginjal
3
bocor. Kebanyakan disebabkan oleh kerusakan pada ginjal, yaitu pada bagian
urine mengandung protein, bisa jadi itu merupakan sebuah gejala awal dari
tingkat keparahan cedera nefron, dan identifikasi segmen nefron yang terluka
diperkirakan, dan derajat albuminuria, yang secara umum diterima sebagai ukuran
penghalang glomeruli ginjal, meskipun albuminuria kecil juga dapat terjadi akibat
disfungsi tubulus. Menginat itu proksimal tubulus membentuk sekitar 90% dari
massa kortikal ginjal dan bahwa cedera tubulus proksimal dapat menyebabkan
4
vitamin D (VDBP) dan protein pengikat retinol (RBP) - dapat mengidentifikasi
CKD. Studi asosiasi genom baru-baru ini telah mengidentifikasi ekspresi Tamm-
Horsfall protein (THP) yang diturunkan regulasi sebagai faktor risiko untuk CKD
dan telah menyarankan bahwa ekspresi THP dalam urin dapat berguna sebagai
tinggi (66,5 kDa) yang biasanya tidak terdeteksi dalam urin karena tidak adanya
filtrasi yang signifikan dan adanya reabsorpsi oleh tubulus proksimal. 20 Namun,
albumin dapat ditemukan dalam urin pasien dengan cedera ginjal glomerulus dan /
memiliki titik beku 16,7°C. Asam asetat adalah komponen utama cuka (3–9%)
selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain diproduksi
untuk cuka konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai
Meskipun digolongkan sebagai asam lemah, asam asetat pekat bersifat korosif dan
dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Putih telur adalah cairan putih (disebut
Cairan ini terdapat di dalam telur yang sudah dibuahi dan yang belum dibuahi.
Putih telur terdiri dari 10% protein terlarut di air. Kegunaan putih telur adalah
5
pertumbuhan embrio, karena putih telur kaya akan protein dan rendah lemak, yang
merupakan kebalikan dari kuning telur, yang mengandung nilai lemak yang
praktikum ini akan mencampurkan kandungan antara urine manusia dengan cuka
serta protein di dalam putih telur yang mana tujuannya untuk mengetahui dan
melihat perbedaan urine yang mengandung protein. Urin kita tahu merupakan
cairan sisa yang tubuh keluarkan melalui proses yang disebut dengan urinasi.
Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul sisa yang disaring ginjal.
Kandungan air dalam urin sebanyak 95%, urin mengandung amonia, asam ureat,
garam mineral berupa NaCl, zat warna empedu, serta zat-zat yang sifatnya
beracun seperti sisa obat dan hormon. Tes protein urin dan tes kadar gula sangat
Protein memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Protein berfungsi dalam
pembentukan sel-sel baru dan pemeliharaan sel serta jaringan dalam tubuh,
sebagai sintetis hormon, enzim, antibodi. Pengatur keseimbangan kadar asam basa
dalam sel dan sebagai cadangan makanan. Sumber protein dapat diperoleh dari
daging, telur, susu, ikan yang merupakan protein hewani dan kacang-kacangan,
kondisi urine atau air kencing mengandung jumlah albumin yang tidak normal.
Albumin merupakan salah satu jenis protein dalam darah. Kondisi ini bukanlah
penyakit, tetapi merupakan gejala yang bisa menandakan penyakit tertentu. Ginjal
yang sehat tidak membiarkan jumlah protein keluar terlalu banyak melalui filter
6
ginjal. Namun, filter yang rusak akibat penyakit ginjal dapat membuat protein
seperti albumin bocor dari darah ke dalam urine. Kondisi yang disebut juga
sebagai proteinuria ini sering kali merupakan gejala sakit ginjal, terutama jika
3 gram per hari.1,2 Protein bisa masuk ke dalam urine bila ginjal tidak bekerja
dengan menyaring produk sisa dari darah dan menjaga komponen yang diperlukan
tubuh, termasuk protein. Glomerulus akan memastikan protein dan sel darah yang
lebih besar tidak masuk ke dalam urine. Jika ada yang masuk pun bagian tubulus
tubuh. Namun ketika keduanya mengalami gangguan atau jika ada beban protein
berlebihan, protein ini akan ikut mengalir dalam urine. Selain itu, adanya batu
berhubungan dengan ginjal, penyakit ini bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan
rendah. Olahraga yang terlalu intens, stres, pemakaian obat aspirin, dan paparan
terhadap dingin adalah penyebab lain yang mungkin bisa menimbulkan terjadinya
proteinuria.4 Ada beberapa faktor yang bisa membuat Anda lebih berisiko terkena
albuminuria. Dua penyakit yang paling sering menjadi pemicunya adalah diabetes
dan darah tinggi. Jenis lain dari penyakit ginjal yang tidak terkait dengan diabetes
atau tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan protein bocor ke urine. Faktor
risiko lainnya meliputi: obesitas, usia di atas 65, dan riwayat keluarga
7
urine saat berdiri daripada saat berbaring. Kondisi ini disebut orthostatic
proteinuria. Ada juga berbagai kondisi yang turut memicu peningkatan kadar
protein dalam urine, meliputi: penyakit autoimun, kanker sel plasma (multiple
berupa tekanan darah tinggi pada ibu hamil, hemolisis intravaskular atau
penghancuran sel darah merah dan pelepasan hemoglobin dalam aliran darah,
memeriksa kandungan protein di dalam urine. Hal ini diperlukan, utamanya bagi
sebagian kalangan karena adanya kandungan protein pada urine bisa menjadi
pertanda dari suatu gangguan medis, khususnya organ ginjal. Tujuan dari
pemeriksaan protein urine ini adalah untuk memeriksa apakah ada kandungan
protein yang banyak pada urine. Seperti yang sudah dijelaskan, idealnya di dalam
urine hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kandungan protein. Jika
ditemukan kandungan protein yang banyak, hal ini tentu mengindikasikan ada
yang tidak beres dengan organ ginjal. Ginjal yang sehat berfungsi untuk
kandungan protein di dalam air seni ini utamanya dilakukan pada orang-orang
yang memiliki gangguan medis tertentu. Gangguan medis yang dimaksud antara
Selain ketiga kondisi di atas, wanita hamil juga disarankan untuk menjalani
protein terganggu yang mana hal ini menjadi pertanda dari preeklampsia yang
8
tentu saja berbahaya. Alat serta bahan yang diperlukan untuk praktikum kali ini
diantaranya ada samprl urine, cuka dapur atau asam asetat, putih telur sebagai
sumber dari protein, lampu spritus, spuit, tabung reaksi atau gelas bening. Setelah
dilakukan percobaan praktikum terlihat urine murni serta yang bercampur cuka
tidak terdapat perubahan yang mana artinya tidak ada kandungan protein di dalam
urine tersebut, dan untuk urine dengan sampel yang ditambah protein dari putih
telur terlihat banyak sekali perubahan nya dikarenakan adanya kandungan protein
semakin keruh pula serta sampai terbentuknya endapan di dalam larutan tersebut.
Karena pH urine normal berkisar 6-7 sedangkan p.i albumin berkisar antara 5-6
maka penambahan asam asetat encer perlu untuk memcapai p.i albumin.
Tujuannya adalah agar mudah terjadi koagulasi, sebab semua protein paling
mudah terkoagulasi pada p.i nya. Koagulasi adalah proses perubahan cairan atau
sebagian. Atau dengan kata lain, koagulasi adalah proses penggumpalan suatu
cairan atau larutan sehingga terbentuk padatan lunak ataupun keras seperti
gel.3,Koagulasi adalah keadaan dimana protein tidak lagi terdispersi sebagai suatu
koloid karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak. Koagulasi juga dapat
diartikan sebagai kerusakan protein yang terjadi akibat pemanasan dan terjadi ada
9
Gambar a. (urine yang panaskan)
10
Gambar c. (urine + cuka + putih telur yang tidak dipanaskan)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
tubuh, tentu saja kondisi urine dapat menjadi indikator awal mengenai kondisi
tubuh. Selain dari Warna Urine Sehat, ciri urine normal atau tidak bisa juga dilihat
dari kandungan di dalamnya. Salah satu kondisi yang tidak normal adalah jika
terhadap urine murni yang dipanaskan, pada gambar b terlihat juga tidak ada
perubahan walaupun urine nya ditambahkan cuka, pada gambar c terlihat adanya
gumpalan pada urine yang dicampurkan dengan cuka dan putih telur walaupun
tidak dipanaskan, dan pada gambar d terlihat adanya endapan dari protein dari
urine yang sudah dicampurkan dengan putih telur dan juga cuka yang dipanaskan.
12
DAFTAR PUSTAKA
2018;243(3):272–82.
2. Liu DJX, Stock E, Broeckx BJG, Daminet S, Meyer E, Delanghe JR, et al.
3. Meindl AG, Lourenço BN, Coleman AE, Creevy KE. Relationships among
13
14