Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan praktikum
yang berjudul “PEMERIKSAAN URINE TERHADAP PROTEIN” dapat
tersusun dengan baik dan dapat disajikan dengan baik.
Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini kami ucapkan terima kasih kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semua teman – teman
yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan....................................................................................... 2
2.1 Urin........................................................................................... 3
3.2 Alat............................................................................................ 11
3.3 Bahan......................................................................................... 11
4.1 Hasil.......................................................................................... 13
4.2 Pembahasan............................................................................... 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 15
5.2 Saran.......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemeriksaan urine bukan satu-satunya pemeriksaan lain yang perlu
dilakukan tergantung dari jenis penyakit yang dicurigai.
1.2 Tujuan Praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Urin
Mikturisi (berkemih) merupakan reflex yang dapat dikendaliakan
dan dapat ditahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia.
Gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menambah tekananan di
dalam rongga dan berbagi organ yang menekan kandung kemih membantu
mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda
sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening orange, pucat
tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus
dengan pH rata-rata 6 (Drs.H.Syaifuddin,AMK;2006).
3
ion anorganik seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor. Darah dan
protein tetap tinggal di dalam kalpiler darah karena tidak dapat
menembus pori-pori glomerulus. Cairan yang tertampung di simpai
bowman disebut urine primer. Selama 24 jam darah yang tersaring
dapat mencapai 170 liter. Penyarinagn di glomerulus atau urine primer,
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam
lainnya.
b. Reabsorbsi
Proses reabsorbsi ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar
glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosenya terjadi
secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorbsi terjadi pada
tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan
diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya
terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada papila renalis.
c. Sekresi
Sisanya peyerapan urine kembali yang pada tubulus dan diteruskan ke
piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk vesika urinaria.
d. Augmentasi
Adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terajdi di
tubulus kontortus distal. Urine yang telah terbentuk (urine sekunder),
dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul
(duktus kolektivus), selanjutnya urin dibawa ke pelvis renalis. Dari
pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesiak urinaria
(kantong kemih) yang merupakan tempat penyimapanan sementra bagi
urin. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong
kemih akan tetekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin
akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan meliputi
air, garam, urea, dan sisa substansi lainnya seperti pigmen empedu
yang berfungsi memberi warna dan abu pada urine. Warna urin setiap
orang berbeda dan biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang
4
dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, ataupun penyakit. Warna normal
urine adalah bening hingga kuning pucat (Rachmawati Novi,2013).
2.1.3 Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin rutin terdiri dari pengukuran jumlah urin, warna
urin, kejernihan urin, berat jenis urin, pH urin, sedimen urin, protein urin,
glukosa (gula) urin, keton urin, bilirubin urin (Carolina Salim, 2006).
2.2.1 Definisi
Protein urine adalah suatu kondisi dimana terlalu banyak protein
dalam urine dari adanya kerusakan ginjal. Ekskresi protein urine normal
hingga 150 mg/hari. Oleh Karen itu, jika jumlah protein dalam urine
menjadi abnormal, maka dianggap sebagai tanda awal penyakit ginjal atau
penyakit sistemik yang signifikan. Jika kadar gula darah tinggi selama
beberapa tahun kerusakan ginjal, maka kemungkinan akan terlalu banyak
albumin akan hilang dari darah. Proteinuria merupakan tanda bahwa ginjal
telah menjadi rusak (Bandiyah, 2009).
5
diabsorbsi serta dikatabolisme pada tubulus kontortus proksimalis.
Kerusakan pada epitel tubulus proksimalis menyebabkan kegagalan untuk
merabsorbsi protein dengan berat molekul rendah yang selanjutnya keluar
melalui urine (Jeanida, 2010).
6
tekanan darah sistolik dan diastole berada diatas 140/90 mmHg,
pengukuran sekurang-kurangnya dilakukan dua kali dengan selang
waktu pengukuran 4 jam. Kejadian hipertensi dLm kehamilan cukup
tinggi ialah 5-15%, merupakan satu diantara tiga penyebab mortalitas
(kematian) dan morbiditas (kejadian) ibu bersalin selain infeksi dan
pendarahan. Hal itu dikarenakan angka kejadian yang tinggi dan
penyakit ini mengenai semua lapisan masyarakat. Termasuk, beberapa
waktu terakhir terjadi pada seseorang figure public yang cukup
familiar dan saying sekali nyawanya tidak tertolong.
e. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi ginjal seperti
toksisitas obat aminoglikosida dan toksisitas bahan kimia. stabil,
sehingga mengakibatkan fungsi ginjal kesusahan untuk menetralkan
protein urine. Untuk menghindari stress bias dilakukan dengan
berbagi masalah kepada sahabat atau orang-orang terdekat (Bandiyah,
2009).
7
f. Trombosis vena renalis adalah sebab sekaligus akibat dari
proteinuria (Rubenstein, 2007).
8
urin kebanyakan cara rutin. Pemeriksaan protein kebanyakan cara rutin
untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan pada timbulnya
kekeruhan karena padatnya atau kasarnya kekeruhan menjadi satu ukuran
untuk jumlah protein yang ada.
Pemeriksaan protein urin dapat dilakuakn dengan 2 cara :
1. Semi kuantitatif
a. Metode asam sulfosalisilat
Metode asam sulfosalisialt memiliki sensitifitas pemeriksaan 5-10
mg/dl.
9
b. Metode esbach modifikasi tsuchiyah
Cara esbach berbeda sedikit dari modifikasi tsuchiyah dimana pada cara
esbacch tidak menggunakn serbuk batu apung dan hasil pennetapan boleh
dibaca setelah 12-24 jam. Sedamgakn modofikasi suchiyah menggunakn
serbuk batu apung hasil penetapan dibaca setelah 1 jam (Gandasoebrata
R,2007).
Pemeiksaan protein urine secara kualitatif tidak ada gunanya jika urin
hanya mengandung protein sedikit, yaitu kurang dari 0,05% atau terlihat
dari hasil tes kualitatif yang hanya 1+ saja. Cara esbach sebagi penentapan
kuantitaif protein dalam urin sudah amat dan sebbenarnya tidak sesuai
dengan kemajuan laboratorium klinik masa kini. Baik ketelitian maupun
ketepatannya sangat rendah, sehingga hasilnya hanay merupakan
pendekatan saja (Kiswari Rukman, 2014).
10
BAB III
METODOLOGI
3.2 Bahan
Urine
Asam sulfosalisilat 20 %
Asam cuka encer
3.3 Alat
Bunsen
Tabung reaksi
Spet suntikan 5 ml
11
3.4 Prosedur Kerja
Memanaskan tabung reaksi yang berisi urin dan larutan asam cuka
encer
12
BAB IV
4.2 Pembahasan
13
dalam sel akan disintesa dan sebagai hasil akhir adalah asam urat. Asam
urat merupakan suatu zat racun jika ada di dalam tubuh maka hepar akan
dirombak sedikit demi sedikit menjadi urea dan dikeluarkan ginjal. Jika
urine mengandung protein biasanya berupa asam amino. Keadaan
demikian merupakan kelainan pada hepar ginjal.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
15
Daftar Pustaka
16