Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEKANISME BERKEMIH DAN URINE NORMAL

Dosen Pengajar : Fajar Apiansyah, S.Kep


Di Susun Oleh :
1. Anisah P07134222007
2. Ariyo Wibowo P07134222009
3. Asma Lutfhy Ningrum P07134222010
4. Firdaus P07134222023
5. Mahira Ainiyah Putri P07134222034
6. Novia Kusuma Wardani P07134222047
7. Rahmadhania Zahra P07134222052
8. Rismariny Fahrudin P07134222054

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN BANJARMASIN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini “Mekanisme Berkemih dan Urine Normal”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen Mata Kuliah Anatomi Fisiologi yang telah memberikan
tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah awal yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Banjarbaru, 9 Agustus 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR… . . . .. . . . . …………………………………………..... 2


DAFTAR ISI … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... . . . . ... . .4
1.2 Rumusan Penulisan................................................................................... … . .5
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................... . . . 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Perkemihan......................................................................... .6
2.2 Organ Sistem Perkemihan............................................................................ ... .7
2.3 Proses Pembentukan urine.............................................................................. ..8
2.4 Proses Berkemih................................................................................... ........ . 10
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................... ………...13
3.2 Saran................................................................................................. . ………13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolis tubuh
yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari
dalam tubuh karena dapat menjadi racun. Proses Eliminasi ini dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu Eliminasi Urine (buang air kecil) dan Eliminasi Alvi
(buang air besar). Proses berkemih merupakan siklus pengisisan dan pengosongan
kandung kemih pada orang normal.
Proses berkemih ini terdiri dari dua langkah, yang pertama kandung kemih
secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat dan kemudian
timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi yang akan berusaha mengosongkan
kandung kemih. Dalam keadaan normal, seseorang akan merasa ingin berkemih
pada saat kandung kemih berisi sekitar 400 ml (350-500 ml). Otot kandung kemih
akan meregang dan mengirimkan sinyal melalui medula spinalis.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama
bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti
kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk
limbah yang disebut urea. Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang
menyaring darah, sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung
kemih, kandung kemih yang menyimpan urine, dan saluran kencing, urine keluar
melalui tubuh.
Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-
sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan
nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah
metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin
kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan
sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.
1.2 Rumusan Penulisan
1. Apa yang dimaksud dengan refleks berkemih?
2. Bagaimana proses perangsangan berkemih?
3. Bagaimana proses transpor urine?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami sistem perkemihan.
2. Untuk mengetahui dan memahami proses pembentukan urine.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang mekanisme berkemih.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan adalah suatu sistem organ tempat terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih). Sistem perkemihan biasa juga disebut dengan Urinary System yang
memiliki tujuan utama yaitu mempertahankan keseimbangan internal atau
Hemeostatis. Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, kandung kemih, dan uretra.
Sistem perkemihan mempunyai dua ginjal yang menjaga fungsi ekskresi. Organ
ini memproduksi urine yang berisikan air, ion-ion, dan senyawa-senyawa solute
yang kecil.
Sistem Perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolis tubuh
yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari
dalam tubuh karena dapat menjadi racun. Proses Eliminasi ini dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu Eliminasi Unrine (buang air kecil) dan Eliminasi Alvi
(buang air besar). Proses berkemih merupakan siklus pengisisan dan pengosongan
kandung kemih pada orang normal. Proses berkemih ini terdiri dari dua langkah,
yang pertama kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di
dindingnya meningkat dan kemudian timbul refleks saraf yang disebut refleks
miksi yang akan berusaha mengosongkan kandung kemih dalam keadaan normal,
seseorang akan merasa ingin berkemih pada saat kandung kemih berisi sekitar 400
ml (350-500 ml). Otot kandung kemih akan meregang dan mengirimkan sinyal
melalui medula spinalis.
Sistem urine adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama
bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti
kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk
limbah yang disebut urea. Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang
menyaring darah, sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung
kemih, kandung kemih yang menyimpan urine, dan saluran kencing, urine keluar
melalui tubuh.

2.2 Organ Sistem Perkemihan

Dalam anatomi sistem prekemihan atau urinaria, terdapat organ penting


yang terdiri dari empat bagian, di antaranya adalah:
1. Ginjal
Ginjal adalah organ yang bekerja secara terus menerus. Fungsi ginjal
dalam sistem perkemihan adalah untuk menyaring darah serta membuat urine
yang akan dikeluarkan tubuh. Sebagian besar orang mempunyai dua pasang
ginjal, yang letaknya masing-masing berada di sisi belakang perut. Lebih tepatnya
di bawah tulang rusuk.
2. Ureter
Pada anatomi sistem perkemihan pun terdapat ureter, yaitu dua tabung
tipis yang berada di dalam panggul. Fungsinya adalah untuk membawa urine dari
ginjal ke kandung kemih. Ini karena setiap ginjal memiliki organ ureter.
Kemungkinan, hampir setiap 10 – 15 detik ureter mengosongkan urine dari area
kandunga kemih.
3. Kandung kemih
Organ lainnya seperti kandung kemih yang berfungsi untuk menahan
urine. Kandung kemih adalah organ berbentuk segitiga yang terbuat dari otot,
mempunyai rongga, dan bentuknya seperti balon. Jadi, kandung kemih ini akan
mengembang saat sudah terisi. Faktanya, sebagian besar kandung kemih dapat
menampung hingga 2 cangkir urine dalam tubuh.
4. Uretra
Penting diingat bahwa ureter dan uretra adalah dua organ dalam sistem
perkemihan yang berbeda. Uretra adalah tabung yang membawa urine dari
kandung kemih keluar dari tubuh. Nantinya, sesuai dengan proses pembentukan
urine, akan berakhir di lubang ke luar tubuh. Seperti melalui organ penis pada
pria, serta uretra wanita terjadi pada vagina.

2.3 Proses Pembentukan Urine


1. Pengertian Urine
Urine atau air seni merupakan produk akhir dari sistem saluran kemih
(tractus urinarius) yang terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra
melalui proses filtrasi oleh glomerulus, sekresi, dan absorpsi oleh tubuli. Urin
merupakan cairan terkonsentrasi yang mengandung sedikit air dan berbagai
produk sisa metabolisme untuk dibuang dari tubuh melalui urinasi. Fungsi utama
urine adalah membuang zat sisa seperti racun atau obat-oabtan dari dalam tubuh.
Apabila urine didalam tubuh tidak dikeluarkan, maka produk sisa metabolisme
akan menumpuk selanjutnya akan menyebabkan disfungsi sistem tubuh.
Seseorang yang sehat bisa buang air kecil sebanyak 6-8 kali dalam sehari.
Frekuensi buang air kecil sebanyak 4-10 kali dalam 24 jam masih terbilang
normal asalkan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Sementara itu banyaknya
urine yang dikeluarkan dalam sehari berkisar antara 400-2.000 ml, dengan asupan
cairan normal sekitar 2 liter perhari.
2. Fisik Urine
Warna urine bervariasi dari jernih hingga kuning tua. Perbedaan warna ini
disebabkan oleh pigmen (pewarna) urine yang disebut urokrom dan urobilin.
Selain itu, warna urine juga dipengaruhi asupan cairan dan apa yang di konsumsi.
Urine yang sehat berwarna jernih hingga kuning muda. Semakin banyak air yang
di minum, semakin jernih pula warna urine yang terbentuk. Sebaliknya, kurang
minum air putih akan membuat urine berwarna kuning pekat hingga oranye.
3. Proses Pembentukan Urine
Terdapat tiga proses penting yang berhubungan dengan proses
pembentukan urin, yaitu:

1. Filtrasi (Penyaringan)
Tahapan ini terjadi di Kapsula bowman dari dalam malphigi menyaring
darah dalam glomelurus yang mengandung air, garam, gula, urea, dan zat
bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomelurus
(Urin Primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi
tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misalnya glukosa, asam
amino, dan garam-garam.
2. Reabsorpi (Penyerapan Kembali)
Proses penyerapan di Dalam tubulus kontortus proksimal dalam urin
primer yang masih berguna akan direabsorpsi kembali dan yang dihasilkan oleh
filtrat tubulus ini adalah urin sekunder yang memiliki kadar urea tinggi.
3. Ekskresi (Pengeluaran)
Sekresi adalah tahap terakhir dari proses pembentukan urine. Beberapa zat
mengalir langsung dari darah di sekitar tubulus distal dan tubulus pengumpul ke
tubulus tersebut. Tahapan ini juga menjadi bagian dari mekanisme tubuh untuk
menjaga keseimbangan pH asam-basa dalam tubuh. Ion kalium, ion kalsium, dan
amonia juga melewati proses sekresi, seperti beberapa obat. Hal ini dilakukan agar
senyawa kimia dalam darah juga tetap seimbang.
Proses ini dilakukan dengan meningkatkan sekresi zat, seperti kalium dan
kalsium, ketika konsentrasinya tinggi. Selain itu, penyerapan kembali (reabsorpsi)
juga ditingkatkan dan mengurangi sekresi ketika konsentrasinya rendah. Urine
yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang
disebut panggul, di mana ia mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di
kandung kemih.

2.4 Proses Berkemih


Terdapat tiga tahap dalam proses berkemih. Yaitu refleks berkemih,
perangsangan berkemih, dan transpor urine pada berkemih.
1. Refleks Berkemih
Refleks berkemih adalah refleks medula spinalis. Kandung kemih adalah
organ yang berbentuk seperti kantung dan terletak di panggul, di belakang tulang
kemaluan. Sebagai bagian sistem sekresi, fungsi utamanya adalah menyimpan
urin dari ginjal hingga siap untuk dikeluarkan. Ketika kandung kemih terisi
banyak urine, tekanan kandung kemih menjadi lebih tinggi. Sinyal sensorik dari
reseptor kandung kemih dihantarkan ke segmen sakral mendula spinalis melalui
nervus pelvikus, kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih melalui
nervus parasimpatis. Ketika kandung kemih turist sebagian kontraksi berkemih
biasanya secara spontan berelaksasi. Setelah beberapa detik otot detrusor berhenti
berkontraksi dan tekanan turun kembali ke garis basal.
Oleh karena kandung kemih terus terisi, refleks berkemih menjadi
bertambah sering dan menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat. Pada saat
berkemih menjadi cukup kuat menimbulkan refleks lain yang berjalan melalui
nervus pudendal ke sfingter eksternus untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini
lebih kuat dalam otak daripada sinyal konstriktor volunter ke sfingter eksterna,
berkemih pun akan terjadi. Jika berkemih tidak terjadi kandung kemih terisi lagi
dan refleks berkemih menjadi semakin kuat.
2. Perangsangan Berkemih
Refleks berkemih seluruhnya bersifat automatik, tetapi dapat dihambat
atau dirangsang oleh pusat dalam otak. Pusat ini antara lain:
a. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terletak
di pons varoli.
b. Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral, terutama bekerja
sebagai penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.
Tetapi, pusat yang lebih tinggi normalnya memegang peranan. Sebagai
pengendali akhir dari berkemih sebagai berikut:
a. Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan
refleks berkemih, kecuali peristiwa berkemih dikehendaki.
b. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan jika
refleks berkemih timbul dengan membuat kontraksi tonik terus
menerus. Pada sfinger eksternus kandung kemih sampai mendapat
waktu yang baik untuk berkemih.
c. Jika tiba waktu untuk berkemih, pusat kortikal dapat merangsang
pusat berkemih sakral untuk membantu mencetuskan refleks
berkemih Dalam waktu bersamaan menghambat sfingter eksternus
kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.
Berkemih di bawah keinginan tercetus dengan cara seseorang secara sadar
mengonsentrasikan otot-otot abdomennya yang meningkatkan tekanan dalam
kandung kemih, mengakibatkan urine ekstra memasuki kandung kemih, sehingga
meregangkan dinding kandung kemih. Hal ini menstimulasi reseptor regang dan
merangsang refleks berkemih serta menghambat stingter eksternus uretra secara
simultan. Biasanya seluruh urine akan keluar dalam keadaan normal.
3. Transpor Urine Pada Berkemih
Urine mengalir dari duktus koligentes masuk ke kalik renalis meregangkan
kaliks renalis, meningkatkan aktivitasnya, yang kemudian mencetuskan kontraksi
peristaltik menyebar ke pelvis renalis kemudian turun sepanjang ureter. Dengan
demikian mendorong urine dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding
ureter terdiri dari otot polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis, kontraksi
peristaltik pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat
oleh perangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung kemihi menembus otot detrusor di daerah
trigonum kandung kemih sepanjang beberapa sentimeter menembus dinding
kandung kemih. Dinding kandung kemih cenderung menekan ureter dengan
demikian mencegah aliran balik urine dari kandung kemih sewaktu terjadi
kompresi kandung kemih. Setiap gelombang peristaltik yang terjadi sepanjang
reter akan meningkatkan tekanan dalam ureter, sehingga bagian yang menembus
dinding kandung kemih membuka dan memberikan kesempatan urine mengalir ke
dalam kandung kemih. Selanjutnya, urine mengalir ke uretra dan akan keluar saat
buang air kecil.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme
tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi)
dari dalam tubuh karena dapat menjadi racun. Ada beberapa proses berkemih
yaitu refleks berkemih, perangsangan berkemih, dan transpor urine pada
berkemih. Refleks berkemih adalah suatu siklus tunggal lengkap dari peningkatan
tekanan yang cepat dan progresif, periode tekanan yang dipertahankan dan
kembalinya tekanan ke tonus basal kandung kemih. Perangsangan berkemih
merupakan peristiwa kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus.
Sedangkan transpor urine merupakan suatu proses pembentukan urine yang
memiliki tiga proses penting yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorbsi (penyerapan
kembali), dan ekskresi (pengeluaran).

3.2 Saran
Kepada pembaca makalah ini, kami berharap semoga dapat memahami
dan menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan tubuh terutama pada sistem
perkemihan.
DAFTAR PUSTAKA

Hello Sehat. 2021. Ciri-Ciri Urine yang Normal Menurut Warna, Bau, dan
Jumlahnya. https://hellosehat.com/urologi/kandung-kemih/urin-normal/.
4 Agustus 2022.

Ibliyah, Kulsa. 2020. Refleks Berkemih dan Kontrol Volunter.


https://www.academia.edu/resource/work/36660822. 4 Agustus 2022.

Jusuf, A. A. 2001. Sistem Perkemihan. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia, Jakarta.

Syaifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi. EGC, Jakarta.

Wulandari, Sri & P. G. Sudira. 2016. Neurogenic Bladder. Program Studi


Pedidikan Dokter Universitas Udayana, Bali.

Anda mungkin juga menyukai