Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANATOMI & FISIOLOGI

SISTEM URINASI

Disusun oleh : Kelompok 6

Amrul Hanifah (P23138116007)

Ary Rivaldi (P23138116010)

Nabila Quasimah (P23138116029)

Reza Ishaq (P23138116035)

Dosen Pengampu : drg. Handoko Tirta, M. Si

PROGRAM STUDI D-IV


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yg
telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna sehingga masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar menjadi bahan masukan bagi kami dalam pembuatan makalah-makalah
selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
mahasiswa/mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II.

“SELAMAT MEMBACA”

Jakarta, 22 November 2017

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat ....................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 5
2.1 Sistem Urinasi ................................................................ 5
2.1.1 Pengertian Sistem Urinasi ............................... 5
2.1.2 Fungsi Sistem Urinasi ..................................... 5
2.2 Organ yang berperan dalam Sistem Urinasi ................... 6
2.2.1 Ginjal................................................................ 6
2.2.2 Ureter................................................................ 9
2.2.3 Vesika Urinaria………………………............ 10
2.2.4 Uretra……………………………………....... 12
2.2.5 Urine………………………………………… 13
2.2.6 Implementasi pada alat medis………………. 16

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 17


3.1 Pertanyaan dari teman-teman......................................... 17
3.2 Jawaban dari kami…………………………………….. 17
3.3 Kesimpulan .................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Urinasi adalah system dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidak diergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan dalam tubuh ini larut dalam air
dan dikeluarkan berupa cairan yang disebut urine. Sistem perkemihan atau Urinasy System
memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi
system urinasi adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan
bayak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Sistem perkemihan melibatkan 6 organ, yaitu:
– Ginjal
– Ureter
– Kandung Kemih
– Saluran Kencing (Uretra)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana proses terjadinya Sistem Urinasi?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan:
1. Memenuhi tugas dari Dosen
2. Mahasiswa dapat mengetahui organ apa saja yang terlibat dalam sistem urinasi
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses terjadinya sistem urinasi

Manfaat:
Dapat memahami dan menjelaskan proses system urinasi

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Urinasi

2.1.1 Pengertian Sistem Urinasi

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau Homeostatis. Sistem urinasi ini merupakan proses penyaringan darah, sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Sistem perkemihan melibatkan 6 organ, yaitu:

– Ginjal

– Ureter

– Kandung Kemih

– Saluran Kencing (Uretra)

2.1.2 Fungsi Sistem Urinasi


Pengeluaran zat beracun
Pengaturan produksi sel darah merah
Pengaturan konsentrasi ion penting
Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh

5
Pengaturan tekanan darah
Mempertahankan keseimbangan internal
Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino
darah
Pengeluaran zat sisa organic
Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh

2.2 Organ yang berperan dalam Sistem Urinasi

2.2.1 Ginjal

2.2.1.1 Deskripsi Ginjal

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang


peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada
dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis),
jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal
kanan dan ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri
karena tertekan ke bawah oleh hati. Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram.
Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Kedua
ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal)
yang membantu meredam goncangan.

2.2.1.2 Struktur Ginjal

6
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian
rongga ginjal (pelvis renalis).

1. Kulit Ginjal (Korteks)


Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah
yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung
kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus.
Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara
glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai
bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)


Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid
renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau
papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)


Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong
lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua

7
atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).

2.2.1.3 Fungsi Ginjal

 Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung


nitrogennitrogen, misalnya amonia.
 Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan
vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).
 Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
 Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan
asam atau basa.

2.2.1.4 Struktur Nefron

Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-
1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

Bagian-bagian nefron:

a. Glomerolus

Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang
kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.

b. Kapsula Bowman

8
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan
yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.

c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:


1.Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari
cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.
2.Lengkung Henle
Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari
pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke
medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks.
Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis
sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal
disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan
sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting
dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
3.Tubulus distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang
berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk
mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.

2.2.2 Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm.

9
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

 Lapisan tengah otot polos

 Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit


sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal
dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi
pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan
pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

2.2.3 Vesika Urinaria (Kantung kemih)

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak
di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.

10
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.
4. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan
bagian dalam).

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang
terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk
merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi
dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser
internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter


interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger
eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.
kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani
kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia
urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing
tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan
kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi
lapisan otot dan kontraksi spinter interna.

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi
lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis
superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman
dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis
sepanjang arteri umbilikalis.

11
2.2.4 Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :


1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena,
dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
saluran ekskresi.

12
2.2.5 Urine

1. Sifat – sifat air kemih

 Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya.

 Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

 Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.

 Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

 Berat jenis 1.015 – 1.020.

 Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih

 Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

 Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin

 Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

 Pigmen (bilirubin, urobilin)

 Toksin

 Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat
terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L)

13
yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar
dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat
dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila
diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya
terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan
pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan
urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang
14
merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah
penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

5. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melalui ureter ke dalam kandung


kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penambahan tekanan di
dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.

Mikturisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan
oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh
kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu
mengosongkannya.

6. Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam,
reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.

15
2.2.6 Implementasi Pada Alat Medis

 Nama Alat : Urine Analyzer


 Deskripsi : Alat fotometer reflektansi. Urine analyzer membaca strip
tes urine pada kondisi standar, menyimpan hasil ke memori dan
menampilkan hasil melalui printer built-in. Digunakan untuk membaca
dan mengevaluasi hasil dari Urine Test Strip
 Dapat Menguji : Semua keadaan didalam tubuh misalnya Uji protein, Uji
nitrit, Uji glukosa, Uji keton( kekurangan hormone insulin yg sangat
parah), Uji bilubirin (hati), dll. *note* alat ini tidak bisa menguji urine
seseorang yang memakai narkoba, karena pengujian narkoba mempunyai
strip testnya sendiri seperti strip tes khusus morfin
 Cara Kerja : Menggunakan prinsip radiance reflector (memantulkan
cahaya).

Letakkan urine strip pada tray. Kemudian, strip akan diteruskan oleh
penggerak ke alat pembaca. Pada alat pembaca, terdapat LED yg
memancarkan cahaya dari panjang gel-ombang yg mengarah pada testpad.
Cahaya led yg mengenai testpad akan terpantul dengan warna yg
terdapat pada testpad dan tertangkap oleh detector. Disini panjang
gelombang yg diterima diperkuat dan di filter. Masing-masing cahaya yg
telah dikuatkan tsb dikelompokkan berdasarkan parameter dan diubah
menjadi sinyal analog. Selanjutnya, kadar dianalisa menggunakan
microcomputer dan membandingkannya dgn cahaya pada refrensi

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Pertanyaan dari teman-teman


1) Apakah bisa cangkok ginjal dari orang yang sudah meninggal? (Charisma N)
2) Batu ginjal terbentuk dari apa? (M. Athariq S)
3) Apa itu uji keton pada urine analyzer? (Arief R I)
4) Apa yang mempengaruhi kekentalan cairan urine? (Akhyat M)
5) Kenapa saat tes narkoba atau tes kehamilan memakai urine? (Meidita J)
6) Bagaimana cara melihat alat urine analyzer tidak berfungsi semestinya? (M. Alif)
7) Apakah ada perbedaan antara orang dengan 1 ginjal dan orang dengan 2 ginjal?
(Rayhani H)

3.2 Jawaban dari kami


1) Bisa, sesorang dapat menerima cangkokan ginjal dari orang yg sudah meninggal
dengan batas waktu 2jam dari orang yg mencangkokan tersebut meninggal
2) Batu ginjal terbentuk dari urine urine yang ada didalam ginjal yang mengendap
dan terjadnya pembekuan didalam ginjal
3) Uji keton adalah uji ketika tidak ada cukup insulin dalam tubuh. Hal ini dapat
terjadi jika orang yang memiliki diabetes tipe 1 dan tipe 2
4) Yang mempengaruhi adalah apa yang diasup terhadap tubuh
5) Karena urine mengandung hasil proses dari apa yang dikonsumsi jadi penggunaan
itu sangat lah tepat
6) Lihat pada layar alat urine analyzer, jika menyala alat itu berfungsi tetapi jika
mati alat itu tidak berfungsi
7) Ada perbedaannya. Karena dengan 2 ginjal proses dalam tubuh berjalan dengan
semestinya dengan normal. jika hanya ada 1 ginjal, maka akan memaksakan
fungsi dari ginjal tersebut. Tetapi seseorang dapat hidup seperti layaknya orang
yang memiliki 2 ginjal apabila 1 ginjal yg dia miliki dapat berfungsi dengan baik

17
3.3 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa system dimana


terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
diergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. System urinasi melibatkan organ ginjal, ureter, vesika urinaria (kantung
kemih), uretra. Proses pembuatan urine terjadi di ginjal, lebih tepatnya di bagian
nefron. Pada bagian nefron ini terjadi proses penyaringan darah, yg terdiri dari
beberapa tahap yaitu filtrasi yaitu menyaring air dan zat-zat yg lain keluar dari
darah (terjadi di glomerulus), reabsorpsi yaitu penyerapan kembali air dan zat
makanan (terjadi di tubulus proksimal), dan augmentasi yaitu penyerapan
kembali air dan garam (terjadi di tubulus distal).

Urine sesorang dikatakan normal jika terdapat ciri-ciri sebagai berikut:


• Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan
jumlah cairan yang masuk
• Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan
• Baunya tajam
• Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6

DAFTAR PUSTAKA

https://biofarmasiumi.wordpress.com/2010/11/03/sistem-urinaria-sistem-perkemihan/

http://nita-rahmadani.blogspot.co.id/2014/01/anatomi-dan-fisiologi-sistem-perkemihan.html

https://ilper.wordpress.com/2012/04/19/sistem-perkemihan-urinaria/

18

Anda mungkin juga menyukai