SISTEM URINASI
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yg
telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna sehingga masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar menjadi bahan masukan bagi kami dalam pembuatan makalah-makalah
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
mahasiswa/mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II.
“SELAMAT MEMBACA”
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 5
2.1 Sistem Urinasi ................................................................ 5
2.1.1 Pengertian Sistem Urinasi ............................... 5
2.1.2 Fungsi Sistem Urinasi ..................................... 5
2.2 Organ yang berperan dalam Sistem Urinasi ................... 6
2.2.1 Ginjal................................................................ 6
2.2.2 Ureter................................................................ 9
2.2.3 Vesika Urinaria………………………............ 10
2.2.4 Uretra……………………………………....... 12
2.2.5 Urine………………………………………… 13
2.2.6 Implementasi pada alat medis………………. 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Urinasi adalah system dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidak diergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan dalam tubuh ini larut dalam air
dan dikeluarkan berupa cairan yang disebut urine. Sistem perkemihan atau Urinasy System
memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi
system urinasi adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan
bayak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Sistem perkemihan melibatkan 6 organ, yaitu:
– Ginjal
– Ureter
– Kandung Kemih
– Saluran Kencing (Uretra)
Manfaat:
Dapat memahami dan menjelaskan proses system urinasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Urinasi
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau Homeostatis. Sistem urinasi ini merupakan proses penyaringan darah, sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
– Ginjal
– Ureter
– Kandung Kemih
5
Pengaturan tekanan darah
Mempertahankan keseimbangan internal
Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino
darah
Pengeluaran zat sisa organic
Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh
2.2.1 Ginjal
6
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian
rongga ginjal (pelvis renalis).
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai
bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
7
atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-
1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Bagian-bagian nefron:
a. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang
kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
8
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan
yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
2.2.2 Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm.
9
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal
dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi
pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan
pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak
di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
10
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.
4. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan
bagian dalam).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang
terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk
merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi
dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser
internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan kandung kemih.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia
urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing
tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan
kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi
lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi
lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis
superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman
dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis
sepanjang arteri umbilikalis.
11
2.2.4 Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena,
dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
saluran ekskresi.
12
2.2.5 Urine
Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya.
Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin
Toksin
Hormon
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat
terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L)
13
yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar
dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat
dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila
diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya
terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan
pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan
urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang
14
merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah
penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
5. Mikturisi
Mikturisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan
oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh
kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu
mengosongkannya.
Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam,
reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.
15
2.2.6 Implementasi Pada Alat Medis
Letakkan urine strip pada tray. Kemudian, strip akan diteruskan oleh
penggerak ke alat pembaca. Pada alat pembaca, terdapat LED yg
memancarkan cahaya dari panjang gel-ombang yg mengarah pada testpad.
Cahaya led yg mengenai testpad akan terpantul dengan warna yg
terdapat pada testpad dan tertangkap oleh detector. Disini panjang
gelombang yg diterima diperkuat dan di filter. Masing-masing cahaya yg
telah dikuatkan tsb dikelompokkan berdasarkan parameter dan diubah
menjadi sinyal analog. Selanjutnya, kadar dianalisa menggunakan
microcomputer dan membandingkannya dgn cahaya pada refrensi
16
BAB III
PENUTUP
17
3.3 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://biofarmasiumi.wordpress.com/2010/11/03/sistem-urinaria-sistem-perkemihan/
http://nita-rahmadani.blogspot.co.id/2014/01/anatomi-dan-fisiologi-sistem-perkemihan.html
https://ilper.wordpress.com/2012/04/19/sistem-perkemihan-urinaria/
18