Anda di halaman 1dari 8

URINASI

DEFINISI & FUNGSI


Urinasi merupakan proses normal tubuh untuk mengeluarkan urine (air seni) yang
telah ditampung dalam kandung kemih. Urinasi disebut juga dengan nama
mikturisi. Urinasi ini dalam tubuh kita sudah diatur oleh koordinasi antara saraf dan
juga otot untuk mengeluarkan kencing sehingga proses urinasi sendiri merupakan
suatu proses yang terkontrol. Urinasi akan disalurkan ke alat kelamin baik pria
maupun wanita melalui suatu saluran yang disebut dengan uretra. Uretra sendiri
mengalirkan air seni yang telah ditampung pada kandung kemih pada setiap orang.
Jumlah air seni yang dikeluarkan akan tergantung dari banyaknya air yang telah
ditampung oleh kandung tersebut.
PENYAKIT
Banyak penyakit yang dapat terjadi pada proses urinasi. Penyakit tersebut bisa
merusak saraf yang mengatur terjadinya pengeluaran air seni ataupun menghalangi
proses urinasi tersebut, misalnya adanya batu pada uretra yang mengakibatkan air
seni tersebut tidak dapat keluar. Kelainan pada saraf dapat menyebabkan
seseorang tidak dapat menahan urinasi sehingga air seni keluar tanpa disadari.
Tetapi perlu diingat bayi yang mengompol bukan dikarenakan kerusakan saraf,
melainkan adanya proses pembentukan dan perkembangan saraf lebih lanjut untuk
proses urinasi ini. Saraf yang mengalami kerusakan ini biasanya terjadi pada orang
orang yang sudah usia lanjut ataupun sehabis kecelakaan yang mengenai tulang
belakang, biasanya bagian dekat pinggang. Penyakit lain yang dapat mengganggu
proses urinasi adalah infeksi saluran kencing atau disebut dengan ISK. Hal ini dapat
menyebabkan proses urianasi begitu menyakitkan dan kadang kadang disertai
darah dalam air seni tersebut. Gejala juga dapat disertai dengan gejala demam dan
susah untuk kencing. Pada laki laki yang sudah usia lanjut, sering ditemukan
pembesaran prostat yang dapat menyebabkan obstruksi atau penyumbatan pada
saluran urinasi yang telah disebut tadi. Biasanya pasien akan meneluh kesakitan
karena kandung kemih yang penuh oleh air seni yang tidak dapat dikeluarkan.
PROTEKSI
Begitu banyaknya penyakit yang mengganggu proses urinasi tentu akan
membutuhkan banyak pola hidup yang harus kita ubah. Salah satunya adalah
minum air. Lebih banyak minum air akan membantu pengeluaran air seni dan
kotoran yang ada dalam saluran uretra sehingga kemungkina terjadinya batu yang
menyumbat akan semakin kecil. Pola makan seperti makan jengkol yang berlebihan
disertai dengan asam juga sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan
pembentukan kristal yang akhirnya dapat menjadi batu. Kebersihan alat kelamin
baik pria dan wanita harus selalu dijaga untuk mencegah kemungkinan terjadinya
infeksi pada saluran kencing.

MIKSI
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Proses
ini terdiri dari dua langkah utama : Kandung kemih secara progresif terisi sampai
tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang. Normalnya, urin yang
dikeluarkan sekitar 300-400 ml.
Proses ini terdiri dari dua langkah utama :
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat
diatas nilai ambang. Yang kemudian mencentuskan langkah kedua
Timbul reflek yang disebut reflex miksi yang berusaha mengosongkan kandung
kemih atau,jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan
untuk berkemih. Meskipun reflek miksi adalah reflex autonomic medulla spinalis,
reflek ini juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang
otak

FISIOLOGI MIKSI
Miksi atau urinisasi merupakan proses pengosongan kandung kemih. Setelah dibentuk
oleh ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih. Aliran ini dipengaruhi oleh gaya
tarik bumi, selain itu juga kontraksi peristaltik otot polos dalam dinding ureter. Karena urin
secara terus menerus dibentuk oleh ginjal, kandung kemih harus memiliki kapasitas
penyimpanan yang cukup (Sherwood, 2009).
Mekanisme miksi bergantung pada inervasi parasimpatis dan simpatis juga impuls saraf
volunter. Pada pengeluaran urin dibutuhkan kontraksi aktif otot detrusor, maka:
1. Bagian otot trigonum yang mengelilingi jalan keluar uretra berfungsi sebagai sfingter uretra
internal yang diinervasi oleh neuron parasimpatis.
2. Sfingter uretra eksternal terbentuk dari serabut otot rangka dari otot perineal transversa
dibawah kendali volunter. Selain itu bagian pubokoksigeus pada otot elevator juga
berkontriksi dalam pembentukan sfingter
Rata-rata pengeluaran urin adalah 1,5 L per hari, walaupun bisa berkurang hingga
kurang dari 1 L per harinya dan meningkat hingga mendekati 20 L per hari. Refleks berkemih

dicetuskan apabila reseptor-reseptor regang di dalam dinding kandung kemih terangsang.


Kandung kemih orang dewasa dapat menampung sampai 250 atau 450 ml urin sebelum tegangan
di dinding kandung kemih untuk mengaktifkan reseptor regang. Makin besar peregangan
melebihi ambang ini, makin besar tingkat pengaktifan reseptor. Selain refleks ini dimulai, refleks
ini bersifat regenerasi sendiri (Guyton dan Hall, 2007; Sherwood, 2009). Refleks berkemih
terjadi dengan cara:
1. Impuls pada medulla spinalis dikirim ke otak dan menghasilkan impuls parasimpatis yang
menjalankan melalui saraf splanknik pelvis ke kandung kemih.
2. Refleks perkemihan menyebabkan otot detrusor kontraksi dan relaksasi sfingter internal dan
eksternal.
Pada anak-anak, miksi merupakan sebuah refleks lokal spinal dimana pengosongan
kandung kemih dengan pencapaian tekanan kritis. Sedangkan pada dewasa, refleks ini dibawah
kontrol volunter sehingga dapat diinhibisi oleh otak. Selama miksi, proses yang terjadi berupa:
1. Refleks detrusor meregang, mencetuskan refleks kontraksi dari otot-otot tersebut sehingga
timbul keinginan untuk miksi.
2. Relaksasi otot puborectalis sehingga kandung kemih akan turun sedikit sehingga
penghambatan uvula menurun dan segmen bagian pertama uretra melebar.
3. Relaksasi otot sfingter uretra eksterna memungkinkan kandung kemih untuk mengosongkan
isinya dan dapat dibantu dengan tindakan valsava.
4. Pada akhir proses miksi, kontraksi kuat dari otot sfingter uretra eksterna dan dasar panggul
akan mengeluarkan sisa urin dalam uretra, setelah itu otot detrusor relaksasi kembali untuk
pengisian urin selanjutnya.
Gangguan pada sistem saraf pusat atau komponen saluran kemih bagian bawah dapat
menyebabkan tidak sempurnanya pengeluaran dan retensi urin atau tidak dapat menahan miksi,
atau gejala-gejala kompleks kandung kemih yang berlebihan dengan karakteristik berupa sesak
dan miksi berulang-ulang dengan atau tanpa inkontinensia urin (Sherwood, 2009).
Pengisian dan pengeluaran urin pada kandung kemih dikontrol oleh sirkuit saraf di otak,
medula spinalis, dan ganglia. Sirkuit ini mengkoordinasikan aktifitas otot polos di detrusor dan
uretra. Suprapontin mempengaruhi keadaan on-off switch pada saluran kemih bagian bawah
dengan dua cara operasi yaitu penyimpanan dan pengeluaran (Sherwood, 2009).

Berkemih dapat dicegah dengan kontraksi sfingter uretra eksterna yang disadari. Namun,
jika kandung kemih terus menerus diisi dan teregang, maka kontrol sudah tidak mampu lagi
mengendalikan. Berkemih juga dapat secara sengaja dimulai walaupun kandung kemih belum
tergang oleh relaksasi volunter sfingter uretra eksterna dan diafragma pelvis. Penurunan lantai
panggul juga memungkinkan kandung kemih turun, yang secara simultan membuka sfingter
uretra eksterna dan meregangkan kandung kemih. Pengaktifan reseptor-reseptor regang
menyebabkan kandung kemih berkontraksi melalui refleks miksi. Pengosongan kandung kemih
secara volunter dapat dibantu oleh kontruksi dinding abdomen dan diafragma pernafasan yang
meningkatkan tekanan intraabdominal sehingga memeras kandung kemih untuk mengosongkan
isinya (Sherwood, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

MIKRO URIN
Zat zat yang di temukan pada urin dengan ukuran mikro

Albuminuria

Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urine, adanya albumin pada urine merupakan
indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium atau karena iritasi sel sel
ginjal akibat masuknya substansi racun, eter, atau logam berat.

Glikosuria

glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urine. hal ini merupakan indikasi adanya
kerusakan pada batu ginjal

Hematuria

Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urine, hematuria disebabkan oleh adanya
iritasi akibat gesekan batu ginjal

Ketosis

Ditemukannya keton dalam darah, hal ini terjadi pada orang yang diet karbohidrat

Diabetes insipidus.

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak.
Penyebabnya adalah kekurangan hormone ADH.
Komposisi urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya, urine normal
berwarna jernih transparan, serta warna kuning muda urine berasal dari zat warna empedu
( bilirubin dan biliverdin ). Urine normal pada manusia mengandung air, urea, asam urat,
amoniak, keratin, asam laktat, asam fosfat, klorida, garam garam terutama garam dapur dan zat
zat yang berlebihan dalam darah missal vitamin c dan obat obatan.

HUBUNGAN SISTEM SARAF DENGAN PERKEMIHAN

PERSARAFAN KANDUNG KEMIH


Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus,pelvikus,yang berhubungan denga
medulla spinalis melalui pleksus sacralis, terutama berhubungan dengan medulla spinalis segmen
S-2 dan S-3. Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah serat sensorik dan saraf motoriks. Saraf
sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih. Tanda-tanda regangan dari
uretra posterior bersifat sang kuat dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan reflek
yang menyebabkan pengosongan kandung kemih.
Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pervikus adalah saraf para simpatis serat ini berakhir
pada sel ganglion yang terletak dalam dinding kandung kemih. Saraf post ganglion pendek
kemudian persarafi otot detrusor.
Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi kandung
kemih. Yang terpenting adalah saraf otot lurik yang berjalan melalui nervus pudenda menuju
spinter eksternus kandung kemih. In I adalah serat saraf somatic yang mempersarafi dan
mengontrol otot lurik pada sfingter . juda kandung kemih menerima saraf simpatis dari rangkaian
simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama berhubungan pada sekmen L-2 medulla spinalis.
Serat simpatis ini mungkin terutama merangsang pembukuh darah dan sedikit mempengaruhi
kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensoris juga berjalan melalui saraf simpatis dan
mungkin penting dalam menimbulkan sensasi rasa penuh dan pada beberapa keadaan rasa nyeri.
TRANSPORT URIN DARI GINJAL MELALUI URETER DAN MASUK KEDALAM
KANDUNG KEMIH.
Urin yang keluar dari kandung kemih mempunyai komposisi utama yang sama dengan cairan
yang keluar dari duktus poligentes; tdak ada perubahan yang berarti pada komposisi urin
tersebut sejak mengalir melaluio kalik renalis dan uretr sampai kandung kemih.

Urin mengalir dari duktus koligentes masuk melalui kaliks renalis, meregangkan kalik renalis
dan meningkatkan aktifitas pacemakernya, yang kemudian mencentuskan kontraksi paristaltik
yang menyebar kepelvis renalis dan kemudian turun sepanjang ureter dengan demikian
mendorong urin dari pelvis renalis kearah kandung kemih dinding ureter terdiri dari otot polos
dan dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis seperti neuron-neuron pada pleksus
intramural dan serat saraf yang meluas diseluruh panjang ureter. seperti halnya otot polos pada
organ viscera yang lain, kontraksi peristaltic pada yreter ditingkatkan oleh perangsangan para
simpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor didaerah kandung kemih. Normalnya
ureter berjalan secara oblique sepanjang beberapa cm menembus dinding kandung kemih. Tonus
normal dari otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter, dengan
demikian mencegah aliran balik urin dari kandumg kemih waktu tekanan dikandung kemih
meningkat selama berkemih atau sewaktu terjadi kompresi kandung kemih. Setiap gelombang
paristaltik yang terjadi di sepanjang ureter akan meningkatatkan tekanan dalam ureter sehingga
bagian yang menembus dinding kandung kemih membuka dan member kesempatan urin
mengalir kepada kandung kemih
Pada beberapa orang, panjang ureter yang menumbus dinding kandung kemih kutang dari
normal sehingga kontraksi kandung kemih selama berkemih tidak selalu menimbulkan
penutupan ureter secara sempurna. Akibatnya sejumlah rin dalam kandung kemih terdorong
kembali kedalam ureter, keadaan ini disebur refluk vesikoureteral. Refluk semacam ini dapat
menyebabkan pembesaran ureter dan jika parah dapat meningkatkan tekanan dikalik renalis dan
struktur di medulla renalis mengakibatkan kerusakan daerah ini.
SENSASI RASA NYERI PADA URETER, DAN REFLEKS URETERORENAL
Ureter dipersarafi secara sempurna oleh serat saraf nyeri. Bila ureter tersumbat(contoh:oleh batu
ureter) timbul refleks kontriksi yang kuat sehubungan dengan rasa nyeri yang hebat. Impuls rasa
nyeri juga menyebabkan refleks simpatis kembali ke ginjal untuk mengkontriksikan arteriolarteriol ginjal dengan demikian menurunkan pengeluaran urin dari ginjal. Efek ini disebut refleks
uretererorenal dan bersifat panting untuk mencegah aliran cairan yang berlebihan ke dalam
pelvis ginjal yang ureternya tersumbat.
PENGISIAN KANDUNG KEMIH DAN TONUS DINDING KANDUNG KEMIH,
SISTOMETOGRAM
Bila tidak ada urin dalam kandung kemih tekanan intra veskuler sekitar 0, tapi pada saat ada 3050 ml urin terkumpul, tekanan meningkat 5-10 cm air. Penambahan urin 20 300 ml dapat
terkumpul dengan hanya meningkatkan sedikit tekanan; tingkat tekanan yang konstan ini
ditimbulkan oleh tonus intrinsic dari dinding kandung kemih itu sendiri. Namun pengumpulan
urin selebihnya melebihi 300 400 ml, menyebabkan tekanan meningkat secara cepat.
Bersama dengan perubahan tekanan tonik selama pengisian kandung kemih adalah peningkatan
periodik akut pada tekanan yang berlangsung hanya beberapa detik sampai lebih dari seminit.
Puncak tekanan dapat meningkatkan hanya beberapa cm air atau dapat sampai melebihi 100 cm

air. Puncak-puncak tekanan ini disebut gelombang kemih pada sistometogram yang timbul oleh
refleks berkemih.
REFLEKS BERKEMIH
Keadaaan ini disebabkan oleh refleks peregangan yang dimulai oleh reseptor regangan sensorik
pada dinding kandung kemih,khususnya oleh reseptor pada uretra posterior ketioka daerah ini
mulai terisi oleh urin pada tekanan kandung kemih yang lebih tinggi. Sinyal sensorik dari
reseptor regang kandung kemih dihantarkan kesekmen sacral medulla spinalis melaui nervus
pelvikus dan kemudian secara refleks kembali lagi kekandung kemihmelalui saraf-saraf
parasimpatis melalui saraf yang sama ini.
Ketika kandung kemih hanya berisi sebagian, kontraksi berkemih ini biasanya spontan
terelaksasi setelah beberapa detik, otot detrusor berhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali
kegaris basal,. Karena kandung kemih terus terisi, reflek berkemih menjadi bertambah sering dan
menyebabkan kontraksi otot detrusorlebih kuat.
Sekali reflek berkemih mulai timbul, reflek ini akan menghilang sendiri, artinya kontraksi awal
kandung kemih selanjutnya akan mengaktifkan reseptor regang untuk menyebabkan
peningkatkan selanjutnya pada implus sensorik kekandung kemih dan uretra posterior, yang
menimbulkan refleks kontraksi kandung kemih lebih lanjut: jadi reflek initerjadi berulang-ulang
sampai kandung kemih mencapai kontraksi yang kuat. Kemudian setelah beberapa detik sampai
lebih dari semenit, reflek yang menghilang sendiri mulai melemah dan siklus regenerative dari
reflek miksi ini berhenti, menyebabkan kandung kemih relaksasi.
Jadi refleksi berkemih adalah suatu siklus tunggal lengkap dari :
1. Peningkatan tekanan yang cepat dan progresif
2. Periode tekanan dipertahankan, dan
3. Kembalinya tekanan ketonus basal kandung kemih
Sekali reflek berkemih terjadi tetapi tidak berhasil mengosongkan kandung kemih, elemen saraf
dari refleks ini biasanya tetap dalam keadaaan terinhibisi dalam beberapa menit sampai satu jan
atau lebih sebelum reflek berkemih lainnya terjadi. Karena kandung kemih menjadi semakin
terisi,refleks berkemih menjadi semakin sering dan semakin kuat.
Sekali reflek berkemih menjadi cukup kuat hal ini menimbulkan reflek lain, yang berjalan
melalui nervus pudendal ke sfinger eksternus untuk menghambatnya. Jika ini di inhibisi ini lebih
kuat dalam otak dari pada sinyal kontriktor volunter ke sfingter eksterna, berkemihpun akan
terjadi, jika tidak berkemih tidak akan terjadi sampai kandung kemih terisi lagi dan refleks
berkemih jadi lebih kuat.
PERANGSANGAN ATAU PENGHAMBATAN BERKEMIH OLEH OTAK

Reflek berkemih adalah refleks medulla spinalis yang seluruhnya bersifat autonomic, tetapi dapat
dihambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. Pusat ini antara lain :
1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak,terutama terltak di pons
2. Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral yang terutama bekerja sebagai
penghambat tetapi dapat menjadi perangsang
Reflek berkemih merupakan penyebab terjadinya berkemih, tapi pusat yang lebih tinggi
normalnya memegang peranan sebagai pengendaliakhir dari berkemih seperti berikut :
1. Pusat yang lebih tinggi menjaga secara persial penghambatan refleks berkemih kecuali
jika peristiwa berkemih dikehendaki
2. Pesat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul,
dengan membuat konyraksi tonik terus menerus pada sfinger eksternus kandung kemih
sampai mendapatkan waktu yang baik untuk berkemih.
3. Jika tiba waktu untuk berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sacral
untuk membantu mencentuskan refleks berkemih dalam waktu bersamaan menghambat
sfinger eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi
Berkemih dibawah keinginan biasanya tercetusdengan cara berikut : pertama, seseorang secara
sadar mengkontraksikan toto-otot abdomennya, yang meningkatkan tekanan kandung kemih dan
mengakibatkan urin ekstra memeasuki leher kandung kemih dan uretra posterior dibawah
tekanan, sehingga merangsang dindingnya. Hal ini menstimulasi reseptor regang, yang
merangsang refleks berkemih dan menghambat sfinger eksternus uretra secara simultan.
Biasanya, seluruh urin akan keluar, terkadang lebih dari 5-10 ml urin tertinggal dikandung
kemih.
Uretra pada wanita
Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di antara klitoris
dan pembukaan vagina.

Uretra pada pria


Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya, wanita lebih berisiko
terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran kemih.

Anda mungkin juga menyukai