Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PEMERIKSAAN

BILIRUBIN TERHADAP URINE


TUJUAN PERCOBAAN :

Mahasiswa mampu memahami prinsip penentuan bilirubin dalam urin sebagai salah
satu muatan kompetensi dalam bidang keahlian biokimia klinik.

DASAR TEORI

Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu
bisa dijadikan pedoman namun Ada baiknya Anda mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga.
Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh
kaena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih
atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin
dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber
nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan
kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang
penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang
sehat.

Bilirubin ( sebelumnya disebut sebagai hematoidin ) adalah produk rincian kuningnormal


hemekatabolisme. Heme ditemukan dalam hemoglobin, komponen utama darisel darah
merah . Bilirubin diekskresikan dalam empedu dan urin , dan peningkatankadar dapat
mengindikasikan penyakit tertentu.Hal ini bertanggung jawab untuk warnakuning memar ,
warna kuning air seni (melalui produk pemecahan direduksi, urobilin ),warna coklat dari
kotoran (melalui konversi kepada stercobilin ), dan perubahan warnakuning pada penyakit
kuning .

Fungsi bilirubin :Bilirubin dibuat oleh aktivitas reduktase biliverdin pada biliverdin , pigmen
empeduhijau tetrapyrrolic yang juga merupakan produk katabolisme heme.Bilirubin,
ketikateroksidasi, beralih menjadi biliverdin sekali lagi. Siklus ini, selain demonstrasi
aktivitasantioksidan ampuh bilirubin, telah menyebabkan hipotesis bahwa peran utama
fisiologis bilirubin adalah sebagai antioksidan seluler.
Eksresi bilirubin larut ke dalam saluran dan kandung empedu berlangsung denganmekanisme
transport aktif yang melawan gradien konsentrasi. Dalam keadaanfisiologis, seluruh bilirubin
yang diekskresikan ke kandung empedu berada dalam bentuk terkonjugasi (bilirubin II)
Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam,
yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene
diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.

Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif dan keadaan ini
menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam
urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi sedangkan negatif
palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium.

DATA HASIL PENGAMATAN

1. Pemeriksaan bilrubine pada urine

SAMPEL + PEREAKSI PERLAKUAN HASIL


5 ml sampel 2 tetes lugol, + 7,5 Disaring dan dilihat (-) Tak ada
ml reagen filtrate pada latar flouresensi hijau
Schlesinger belakang hitam Terdapat endapan
warna kuning pucat
pada bagian atas
dan endapan kuning
pada bagian bawah

PEMBAHASAN

Pada praktikum pemeriksaan urine atas indikasi bilirubin ini harus menggunakan
urine sampel segar yang kurang dari 4 jam, hal ini dikarenakan bilirubin akan teroksidasi jika
terlalu lama dan apalagi terpapar oleh cahaya. Sehingga akan menghasilkan nilai yang falsa
negatif.
Pada percobaan pemeriksaan urine atas indikasi urobilin ini, dimana sampel urine
segar dimasukkan didalam tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan lugol baru ditambah
reagen schlesinger kemudian diaduk / dikocok homogen. Lalu disaring dengan kertas saring,
jika hasil saringan keruh maka disaring kembali hingga didapatkan filtrat yang jernih.
Kemudian setelah didapat filtrat yang jernih, lihatlah flouresensi filtrat dengan
background yang gelap ( hitam ). Hasil positif jika terdapat flouresensi yang kehijauan, dan
negatif jika tidak ada flouresensi hijau ( hasil praktikum negatif ). Dalam keadaan normal,
selalu terdapat flourescensi hijau yang amat ringan. Bila hasil ragu-ragu harus dibandingkan
dengan percobaan schlesinger pada urine normal.
Riboflavin (vitamin B2) yang terdapat dalam tablet atau injeksi B kompleks akan
mempengaruhi fluoresensi hijau, tetapi fluoresensi telah tampak pada urine sebelum diberi
reagen schlesinger.
Bilirubin merupakan suatu senyawa tetrapirol yang dapat larut dalam lemak maupun
air yang berasal dari pemecahan enzimatik gugus heme dari berbagai heme protein seluruh
tubuh. Sebagian besar ( kira- kira 80 % ) terbentuk dari proses katabolik hemoglobin, dalam
proses penghancuran eritrosit oleh RES di limpa, dan sumsum tulang. Disamping itu sekitar
20 % dari bilirubin berasal dari sumber lain yaitu non heme porfirin, prekusor pirol dan lisis
eritrosit muda. Dalam keadaan fisiologis pada manusia dewasa, eritrosit dihancurkan setiap
jam. Dengan demikian bila hemoglobin dihancurkan dalam tubuh, bagian protein globin
dapat dipakai kembali baik sebagai protein globin maupun dalam bentuk asam- asam
aminonya.
Bilirubin terkonjugasi yang mencapai ileum terminal dan kolon dihidrolisa oleh
enzym bakteri β glukoronidase dan pigmen yang bebas dari glukoronida direduksi oleh
bakteri usus menjadi urobilinogen, suatu senyawa tetrapirol tak berwarna. Sejumlah
urobilinogen diabsorbsi kembali dari usus ke perdarahan portal dan dibawa ke ginjal
kemudian dioksidasi menjadi urobilin yang memberi warna kuning pada urine. Sebagian
besar urobilinogen berada pada feces akan dioksidasi oleh bakteri usus membentuk
sterkobilin yang berwarna kuning kecoklatan.

KESIMPULAN
1. Praktikum yang dilakukan minggu ini adalah tentang penentuan bilirubin dalam urine
2. Penentuan bilirubin dalam urine yang kami lakukan dengan mencampurkan 2 reagen yaitu
reagen sclesinger dan lugol
3. Semua percobaan dari sampel urin yang kami dapat menujukkan hasil yang negatif yang
berarti semua urine negatif mengandung bilirubin
4. Pemeriksaan urine atas indikasi bilirubin ini harus menggunakan urine sampel segar yang
kurang dari 4 jam, hal ini dikarenakan bilirubin akan teroksidasi jika terlalu lama dan apalagi
terpapar oleh cahaya. Sehingga akan menghasilkan nilai yang falsa negatif.
5. Penyaringan digunakan untuk melihat filtrate yang dihasilkan urine

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. 2013. Proses Pembentukan Urin Pada Ginjal. Tersedia di:


http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan-urine-pada-ginjal/
[Akses tanggal 6 April 2013].
.Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
Medika. 2012. Pemeriksaan Urin. Tersedia di: http://www.biomedika.
co.id/services/laboratorium/31/pemeriksaan-urin.html [Akses tanggal 6 April 2014].
Ningsih, Suti. 2012. Proses Pembentukan Urin. Tersedia di:
http://sutiningsih2/2012/12/proses_pembentukan_urin_15.html. [Akses tanggal 6 April
2013].
Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai