Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA



NAMA
NIM
KEL.PRAKTIKUM/KELAS
JUDUL
:
:
:
:
MUHAMMAD RIZKY
08121006024
B/GENAP
PENENTUAN BIIRUBIN DALAM URINE


LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014





LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA 1

NOMOR PRAKTIKUM : I
NAMA PRAKTIKAN : MUHAMMAD RIZKY
NIM : 08121006024
JUDUL PRAKTIKUM : PEMERIKSAAN BILIRUBIN TERHADAP URINE
TUJUAN PERCOBAAN :
Mahasiswa mampu memahami prinsip penentuan bilirubin dalam urin
sebagai salah satu muatan kompetensi dalam bidang keahlian biokimia klinik.
DASAR TEORI
Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa
melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra.
Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya.
Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun Ada baiknya Anda
mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan
oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh kaena itu kelainan darah dapat
menunjukkan kelainan di dalam urin.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk
urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang
proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap
kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih
atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di
dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin
dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan
untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang
dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung
gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Bilirubin ( sebelumnya disebut sebagai hematoidin ) adalah produk
rincian kuning normal hemekatabolisme. Heme ditemukan dalam hemoglobin,
komponen utama darisel darah merah . Bilirubin diekskresikan dalam empedu dan
urin , dan peningkatankadar dapat mengindikasikan penyakit tertentu.Hal ini
bertanggung jawab untuk warnakuning memar , warna kuning air seni (melalui
produk pemecahan direduksi, urobilin ),warna coklat dari kotoran (melalui
konversi kepada stercobilin ), dan perubahan warnakuning pada penyakit kuning .
Fungsi bilirubin :Bilirubin dibuat oleh aktivitas reduktase biliverdin
pada biliverdin , pigmen empeduhijau tetrapyrrolic yang juga merupakan produk
katabolisme heme.Bilirubin, ketikateroksidasi, beralih menjadi biliverdin sekali
lagi. Siklus ini, selain demonstrasi aktivitasantioksidan ampuh bilirubin, telah
menyebabkan hipotesis bahwa peran utama fisiologis bilirubin adalah sebagai
antioksidan seluler.
Eksresi bilirubin larut ke dalam saluran dan kandung empedu
berlangsung denganmekanisme transport aktif yang melawan gradien konsentrasi.
Dalam keadaanfisiologis, seluruh bilirubin yang diekskresikan ke kandung
empedu berada dalam bentuk terkonjugasi (bilirubin II)
Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan
bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua.
Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate,
sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.
Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif
dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif
palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine
dengan kadar yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin
mengandung metabolit pyridium atau serenium.


ALAT DAN BAHAN
Alat :
Beaker glass
Erlenmeyer
Tabung reaksi beserta rak


Bahan :
Sampel urin normal
10 gr Zn(C H3COOH)2
Alkohol 96 %
0,5 gr I2
1 gr KI
Air atau Aquadest


















Cara pemeriksaan Bilirubin

Cara pembuatan reagen Schlesinger



Cara pembuatan reagen Lugol










Positif bila didapat flourescen hijau pada filrate
Filtrate diperiksa / dilihat dengan latar belakang hitam
Saring sampai di dapat filtrate
Tambahkan 7,5 ml reagen Schlesinger, kemudian kocok
5 ml urine ditambah 2 tetes larutan lugol
disuspensikan dalam 100 ml alkohol 96 %
10 gr Zn( CH3COOH)2
Setelah larut ditambah air sampai 150 ml
0,5 gr I2 dan 1 gr KI dilarutkan dalam air,
DATA HASIL PENGAMATAN

1. Pemeriksaan bilrubine pada urine

SAMPEL + PEREAKSI PERLAKUAN HASIL
5 ml sampel 2 tetes lugol, + 7,5
ml reagen
Schlesinger
Disaring dan dilihat
filtrate pada latar
belakang hitam
(-) Tak ada
flouresensi hijau
Terdapat endapan
warna kuning pucat
pada bagian atas
dan endapan kuning
pada bagian bawah



Lampiran :


PEMBAHASAN

Pada praktikum pemeriksaan urine atas indikasi bilirubin ini harus
menggunakan urine sampel segar yang kurang dari 4 jam, hal ini dikarenakan
bilirubin akan teroksidasi jika terlalu lama dan apalagi terpapar oleh cahaya.
Sehingga akan menghasilkan nilai yang falsa negatif.
Pada percobaan pemeriksaan urine atas indikasi urobilin ini, dimana
sampel urine segar dimasukkan didalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
larutan lugol baru ditambah reagen schlesinger kemudian diaduk / dikocok
homogen. Lalu disaring dengan kertas saring, jika hasil saringan keruh maka
disaring kembali hingga didapatkan filtrat yang jernih.
Kemudian setelah didapat filtrat yang jernih, lihatlah flouresensi filtrat
dengan background yang gelap ( hitam ). Hasil positif jika terdapat flouresensi
yang kehijauan, dan negatif jika tidak ada flouresensi hijau ( hasil praktikum
negatif ). Dalam keadaan normal, selalu terdapat flourescensi hijau yang amat
ringan. Bila hasil ragu-ragu harus dibandingkan dengan percobaan schlesinger
pada urine normal.
Riboflavin (vitamin B2) yang terdapat dalam tablet atau injeksi B
kompleks akan mempengaruhi fluoresensi hijau, tetapi fluoresensi telah tampak
pada urine sebelum diberi reagen schlesinger.
Bilirubin merupakan suatu senyawa tetrapirol yang dapat larut dalam
lemak maupun air yang berasal dari pemecahan enzimatik gugus heme dari
berbagai heme protein seluruh tubuh. Sebagian besar ( kira- kira 80 % ) terbentuk
dari proses katabolik hemoglobin, dalam proses penghancuran eritrosit oleh RES
di limpa, dan sumsum tulang. Disamping itu sekitar 20 % dari bilirubin berasal
dari sumber lain yaitu non heme porfirin, prekusor pirol dan lisis eritrosit muda.
Dalam keadaan fisiologis pada manusia dewasa, eritrosit dihancurkan setiap jam.
Dengan demikian bila hemoglobin dihancurkan dalam tubuh, bagian protein
globin dapat dipakai kembali baik sebagai protein globin maupun dalam bentuk
asam- asam aminonya.
Bilirubin terkonjugasi yang mencapai ileum terminal dan kolon dihidrolisa
oleh enzym bakteri glukoronidase dan pigmen yang bebas dari glukoronida
direduksi oleh bakteri usus menjadi urobilinogen, suatu senyawa tetrapirol tak
berwarna. Sejumlah urobilinogen diabsorbsi kembali dari usus ke perdarahan
portal dan dibawa ke ginjal kemudian dioksidasi menjadi urobilin yang memberi
warna kuning pada urine. Sebagian besar urobilinogen berada pada feces akan
dioksidasi oleh bakteri usus membentuk sterkobilin yang berwarna kuning
kecoklatan.










KESIMPULAN
1. Praktikum yang dilakukan minggu ini adalah tentang penentuan bilirubin
dalam urine
2. Penentuan bilirubin dalam urine yang kami lakukan dengan
mencampurkan 2 reagen yaitu reagen sclesinger dan lugol
3. Semua percobaan dari sampel urin yang kami dapat menujukkan hasil
yang negatif yang berarti semua urine negatif mengandung bilirubin
4. Pemeriksaan urine atas indikasi bilirubin ini harus menggunakan urine
sampel segar yang kurang dari 4 jam, hal ini dikarenakan bilirubin akan
teroksidasi jika terlalu lama dan apalagi terpapar oleh cahaya. Sehingga
akan menghasilkan nilai yang falsa negatif.
5. Penyaringan digunakan untuk melihat filtrate yang dihasilkan urine




































DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. 2013. Proses Pembentukan Urin Pada Ginjal. Tersedia di:
http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan-urine-pada-
ginjal/ [Akses tanggal 6 April 2013].
.Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Medika. 2012. Pemeriksaan Urin. Tersedia di: http://www.biomedika.
co.id/services/laboratorium/31/pemeriksaan-urin.html [Akses tanggal 6 April 2014].
Ningsih, Suti. 2012. Proses Pembentukan Urin. Tersedia
di: http://sutiningsih2/2012/12/proses_pembentukan_urin_15.html. [Akses tanggal 6 April
2013].
Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai