BIOKIMIA KLINIK
Oleh :
kelompok 2 Ganjil
Asisten :
1. Mela Afryyanna
2. Yelfi Ratmi
2012
I. TUJUAN
II. PRINSIP
Percobaan Harrison
BaCl2 bereaksi dengan sulfat dalam urine membentuk endapan BaSO4 dan bilirubin
Percobaan Hawkinson
Untuk mengetahui adanya indikasi dalam urin dengan perubahan warna yang sudah
di tentukan.
Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin yang terjadi dalam sel-sel RES dan
sel-sel poligonal hati. Bilirubin yang terjadi tidak larut dalam plasma, oleh karena itu
untuk memungkinkan terjadinya transportasi ke dalam hepar maka pigmen tersebut
berikatan dengan protein plasma terutama albumin. Bilirubin yang berasal dari sel-sel
RES dilepas kedalam peredaran darah untuk kemudian memasuki hepar. Bilirubin
merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian besar
bilirubin tersebut berasal dari degradasi hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem
bebas atau proses eritropoesis yang tidak efektif. Pembentukan bilirubin tadi dimulai
dengan proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain. Biliverdin
sekitar 120 hari,eritrosit mengalami lisis 1-2×108 setiap jamnya pada seorang dewasa
dengan berat badan 70 kg, dimana diperhitungkan hemoglobin yang turut lisis sekitar 6
gr per hari. Sel-sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh limpa.
Katabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom sel
retikuloendotel oleh sistem enzim yang kompleks yaitu heme oksigenase yang
merupakan enzim dari keluarga besar sitokrom P450. Langkah awal pemecahan gugus
heme ialah pemutusan jembatan α metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol linier.
Besi mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan oksidasi, reaksi-reaksi ini memerlukan
oksigen dan NADPH. Pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+ yang dapat digunakan
kembali, karbon monoksida yang berasal dari atom karbon jembatan metena dan
biliverdin. Biliverdin, suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh biliverdin
reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen
antara cincin pirol III – IV dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu bilirubin.
Dalam setiap 1 gr hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin dan tiap hari
dibentuk sekitar 250–350 mg pada seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin,
proses erytropoetik yang tidak efekif dan pemecahan hemprotein lainnya. Bilirubin dari
jaringan retikuloendotel adalah bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin
ini akan di ikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma
hanya lebih kurang 25 mg bilirubin yang dapat diikat kuat pada albumin. Bilirubin yang
melebihi jumlah ini hanya terikat longgar hingga mudah lepas dan berdifusi ke jaringan.
Bilirubin yang sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan
sinusoid hepatosit oleh suatu protein pembawa yaitu ligandin. Sistem transport
difasilitasi ini mempunyai kapasitas yang sangat besar tetapi penggambilan bilirubin
akan tergantung pada kelancaran proses yang akan dilewati bilirubin berikutnya.
Bilirubin nonpolar akan menetap dalam sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut.
Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut yang dapat diekskresikan
dengan mudah kedalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut melibatkan asam
konjugasi ini berlangsung dua tahap, memerlukan UDP asam glukoronat sebagai donor
senyawa antara yang kemudian dikonversi menjadi bilirubin diglukoronida yang larut
Bila eritrosit telah hidup melampaui masa hidupnya selama rata-rata 120 hari
maka membrannya akan pecah dan hemoglobin yang dikeluarkan di fagositosis oleh sel
bilirubin. Fe yang dilepaskan diikat oleh protein dalam jaringan dan beredar dalam
darah sebagai Iron Binding Protein Capacity. Rantai globin sebagian akan dipecah
menjadi asam-asam amino yang disimpan dalam Body Fool of Amino Acid, sebagian
tetap dalam bentuk rantai globin yang akan lagi digunakan untuk membentuk
hemoglobin baru. Bilirubin yang dilepaskan kedalam darah sebagian besar terikat dengan
albumin, sebagian kecil terikat dengan á2-globulin dan dibawa ke hati. Bilirubin yang
Di dalam sel hati (hepatosit), bilirubin diikat oleh 2 protein intraseluler utama
B) dan protein sitosolik z (dikenal juga sebagai fatty acid–binding protein). Didalam hati
bilirubin dilepaskan dari albumin dan selanjutnya mengalami konjugasi dengan Asam
Transferase (UDPG). CB ini bersifat sangat mudah larut di air dan merupakan pigmen
utama dari empedu. Bilirubin dikonjugasi (CB) disekresikan ke dalam saluran empedu
dan melewati usus. Ketika direct bilirubin (CB) ini sampai di usus besar / kolon oleh
tersebut direabsorpsi melalui mukosa usus masuk dalam darah. Sebagian zat ini diekskresi
oleh hati dan kembali masuk kedalam usus kemudian sekitar 5 % diekskresi oleh ginjal
melalui urine. Setelah urine tersebut kena udara maka urobilinogen teroksidasi menjadi
diekskresi dalam bentuk empedu. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut dalam
air dan diekskresikan ke dalam urin jika terjadi peningkatan kadar di serum. Bilirubin
tak terkonjugasi (bilirubin indirek) bersifat larut dalam lemak, sehingga tidak dapat
diekskresikan ke dalam urin. Bilirubin adalah suatu pigmen empedu yang diproduksi
oleh sel – sel hepar bersama dengan garam empedu sebagai cairan empedu.dalam urin
berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam, yang
menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene
diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo
salisilat. Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan hasil positif dan keadaan
ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. hasil positif palsu dapat terjadi bila
dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi
sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau
serenium.
• Pipet tetes
• Pipet takar 5 ml
• Kertas saring
V. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Metode Harrison
b. Metoda Hawkinson
• Kertas saring di rendam dengan BaCl2 jenuh lalu keringkan sampai benar-benar
kering.
a. Metoda Harrison
Hasilnya negatif (-) warna pada kertas saring yang di dapatkan kuning tidak ada
b. Metoda Hawkinson
Hasilnya negatif (-) warna pada kertas saring yang di dapatkan kuning tidak ada
VI.2. Pembahasan
o Aquades 100 ml
Pada bilirubin mengindikasi pada gangguan hati atau saluran empedu, seperti
pada hepatitis infeksma toksi hepar kanker hati. Urin yang mengandung bilirubin
tinggi tampak berwarna kuning pekat dan jika digoyang – goyang akan timbul
sembelit. Jika menurun dijumpai pada kanker pankreas, penyakit hati. Hasil
percobaan yang di dapat bahwa negative yang berarti tidak adanya gangguan dari
organ dalam tubuh dan hasilnya normal dalam jumlah urin yang sedikit. Adapun
Syarat pemeriksaan :
Kertas saring belum kering, bilirubin tidak dapat bereaksi dengan fouchet,
maka bilirubin tidak dpat teroksidasi menjadi biliverdin, sehingga terjadi (-)
palsu
Pengaruh cahaya / sinar, disebabkan botol penampung urin tidak gelap, maka
palsu.
VII. KESIMPULAN
o Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen
o Reaksi negative palsu terjadi bila bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin akibat
penundaan pemeriksaan.
http://karimaesesaselatan.blogspot.com/2011/10/pemeriksaan-air-seni-urine-analysis.html
http://karimaesesaselatan.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-bilirubin-dan-urobilinogen.html
http://edi-kurnianto.blogspot.com/2011/09/pemeriksaan-bilirubin.html
http://chaterinaryan.blogspot.com/2011/04/pemeriksaan-bilirubin-metode-horizon.html
http://persembahantosemua.blogspot.com/2009/01/pemeriksaan-laboratorium.html
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA KLINIK
Oleh :
kelompok 2 Ganjil
Asisten :
1. Mela Afryyanna
2. Yelfi Ratmi
Pekanbaru
2012
I. TUJUAN
II. PRINSIP
fluoresensi hijau.
terminal dan kolon dihidrolisa oleh enzym bakteri β glukoronidase dan pigmen yang
bebas dari glukoronida direduksi oleh bakteri usus menjadi urobilinogen, suatu senyawa
tetrapirol tak berwarna.Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah.
Getah ini ditampung di dalam kantung empedu kemudian disalurkan ke usus 12 jari.
Getah empedu pada dasarnya terdiri atas dua komponen yaitu garam empedu dan zat
warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan yaitu untuk
mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi sehingga harus
diekskresikan. Zat warna empedu yang diekskresikan ke usus 12 jari, sebagian menjadi
sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan beberapa diserap kembali oleh darah
dibuang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua
dihilangkan dulu dengan cara menambahkan calcium hidroksida padat dalam urin, lalu
filtrate hasil saringan dipakai untuk pemeriksaan.Jumlah urobilin dalam urin karena itu
adalah zat penting dalam metabolisme, produksi urin. Tingkat Urobilin dapat
memberikan wawasan tentang efektivitas fungsi saluran kemih. Normalnya, urin akan
muncul sebagai baik urin berwarna kuning muda atau. Kuning pada urin adalah dari
keberadaan urobilin. Jika ada bahan kimia lain dalam urin, penampilan urin bisa
menggelapkan, atau dapat muncul dalam kasus partikel mendung yang hadir, atau hanya
Ekstra hepata
Intra hepata
o Flora usus
o Produksi Bilirubin
o Konstipasi
o Diare
o Gangguan faal ginjal
Dalam urin segar tidak ada uribilin, zat itu baru akan terjadi oleh oksidasi
sebagai larutan lugol untuk menjalankan oksidasi itu. Yang dipakai untuk menyatakan
urobilin ialah reagens Schlesinger, yaitu larutan zink asetat atau zink klorida yang jenuh
dalam alkohol 95 %.Indikasi atau indoksilsulfat ikut bereaksi dengan reagens Wallace
dan Diamond, tetapi tidak bereaksi dengan reagens Schlesinger terhadap urobilin.Jika
ada indikasi klinik atau bila tersangka bahwa warna merah kuat pada reaksi terhadap
urobilinogen disebabkan oleh derivat indol, maka lakukanlah test menurut Obermayer
indigomerah jika oksidasi berjalan lambat).Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine
adalah bilirubin direk (terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin, sehingga
mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam
infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik.
Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan
dengan khusus, urin sewaktu cukup baik untuk pemeriksaan rutin. Urin pagi adalah urin
yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur, urin ini lebih pekat
dari urin yang dikeluarkan pada siang hari, urin pagi baik untuk pemeriksaan sedimen,
protein, dan berat jenis. Urin post prandial adalah urin yang pertama kali dikeluarkan
1½-3 jam setelah makan, urin ini baik untuk pemeriksaan terhadap glukosuria. Urin 24
jam adalah urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Urin 24 jam dapat digunakan untuk
pemeriksaan kuantitatif semua zat dalam urin. Selain itu, dikenal juga urin siang 12 jam,
urin malam 12 jam, urin 2 jam, urin 3 gelas, dan urin 2 gelas.
Urin dihasilkan oleh ginjal melalui proses filtrasi plasma darah oleh glomeruli,
reabsorpsi oleh tubulus, sekresi oleh sel tubulus, pertukaran ion hidrogen, dan
pembentukan amonia. Sifat-sifat urin normal yaitu volumenya 800-2500 mL/hari, berat
jenis 1,003-1,030, pH asam dengan pH rata-rata 6 (4,7-8), warna kuning pucat sampai
kuning. Zat warna yang terkandung di dalamnya adalah urokrom, urobilin, dan
hematoporfirin. Zat normal dalam urin adalah urea yang merupakan hasil akhir utama
Ekskresi naik pada saat demam, penyakit kencing manis, aktivitas hormon
adrenokortikoid yang berlebihan. Di hepar, urea di bentuk dari siklus urea (ornitin dari
CO2 dan NH3). Pembentukan urea menurun pada penyakit hepar dan asidosis. Amonia
dikeluarkan dari sel tubulus ginjal, pada asidosis pembentukan amonia akan naik.
kreatinin yang diekskresikan dalam 24 jam/kg berat badan. Nilai normal pada laki-laki
adalah 20-26 mg/kg berat badan. Sedang pada wanita adalah 14-22 mg/kg berat badan.
Ekskresi kreatinin meningkat pada penyakit otot. Asam urat adalah hasil oksidasi
purin di dalam tubuh. Kelarutannya dalam air kecil tetapi larut dalam garam alkali.
arsenofosfotungstat dan natrium sianida memberi warna biru. Ini merupakan dasar
penetapan asam urat secara kolometri oleh folin. Enzim urikase akan menjadi allantoin.
merupakan hasil oksidasi asam urat. Klorida dikeluarkan dalam bentuk NaCl,
tergantung intake-nya, ekskresi 9-16 g/hari. Fosfat di urin berikatan dengan natrium,
ekskresinya naik. Mineral, kationnya (Na, K, Ca, Mg). Zat abnormal dalam urin yaitu
200 mg/hari. Ekskresinya naik berarti terjadi proteinuria misal terjadi glomeluronefritis
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Corong
• Pipet takar 5 ml
• Gelas ukur 10 ml
• Pipet tetes
• Reagen Schlesinger
• Larutan lugol
• Urin sewaktu
• Aquadest
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Cara pemeriksaan :
VI.2. Pembahasan
Hasil yang di dapat pada pemeriksaan urine pada praktikum ini untuk
dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urine tetapi juga mengenai
faal berbagai organ dalam beberapa tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas dan
korteks adrenal. Pada praktikum sampel urin sewaktu filtrat yang disaring tidak
berfluorosensi artinya sampel negatif terhadap urobilin dan tidak ada penyakit pada
tubuh orang tersebut. Hal ini terjadi karena dalam urine segar praktis tidak ada
urobilin, zat ini kemudian timbul jika ada oksidasi oleh urobilinogen. Karena itu
ditambahkan larutan lugol yang mengandung iodium dan kalium iodida untuk
penyakit. Kurangnya asupan air, misalnya setelah tidur atau dehidrasi, mengurangi
kadar air urin, sehingga berkonsentrasi urobilin dan menghasilkan warna yang lebih
gelap dari urin. Tentu saja, urin dapat muncul kuning atau merah ketika sel-sel darah
merah yang hadir dalam urin, yang merupakan kondisi yang disebut hematuria
VII. KESIMPULAN
Apabila warna filtrat merah muda maka di dalam filtrat ada bilirubin oleh karena itu
harus di keluarkan dengan CaCl2 dan Na2CO3 karena filtrat pada bilirubin tidak dapat
Pada pemeriksaan urobilin, urobilinogen dan bilirubin sebaiknya tidak diberikan obat
yang memberi warna pada urin, seperti vitamin B2 (riboflavin), pyridium dan lain - lain.
Untuk pemeriksaan urobilin dipergunakan urin segar karena zat-zat ini bersifat labil,
Banyak tes urin (urinalisis) yang memantau jumlah urobilin dalam urin karena
merupakan zat penting dalam metabolisme/ produksi urin. Tingkat urobilin dapat
http://karimaesesaselatan.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-bilirubin-dan-urobilinogen.html
http://ml.scribd.com/doc/87141185/Pemeriksaan-Urine-Lengkap
http://tarisblogger.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-urobilin.html
http://azhardiazhar.wordpress.com/category/kimia/
http://en.wikipedia.org/wiki/Urobilin