Anda di halaman 1dari 7

Nama: Sri Fadhila

NPM: 2108260066
Kelompok: 11 B2 Sesi 2

PENUNTUN PRATIKUM
BIOKIMIA SEMESTER II

BLOK SISTEM ORGAN 1

BAGIAN BIOKIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA 2022
PEMERIKSAAN BILIRUBIN DAN UROBILIN

1. Tujuan Pratikum
Untuk mengetahui adanya bilir
ubin, urobilin dan urobilinogen dalam urin.
2. Landasan Teori

Proses metabolisme pemecahan heme sangatlah kompleks.


Setelah kurang lebih 120 hari, eritrosit diambil dan didegradasi oleh
sistem RES terutama di hati dan limpa. Sekitar 85% heme yang
didegradasi berasal dari eritrosit dan 15% berasal dari jaringan
ekstraeritroid. Bilirubin terbentuk akibat terbukannya cincin karbon-
ari heme yang berasal dari eritrosit maupun ekstraeritroid. Bilirubin
hanya sedikit larut dalam plasma, sehingga diangkut ke hati dengan
berikatan dengan protein albumin secara nonkovalen. Bilirubin
teruarai dari molekul pembawa albumin dan masuk ke dalam
hepatosit, tempat bilirubin akan berikatan dengan protein intrasel,
terutama.
protein liganin. Di dalam hepatosit, kelarutan bilirubin
meningkat karena penambahan dua molekul asam glukoronat. Reaksi
ini dikatalisis oleh bilirubin glukoniltransferase dengan
menggunakan asam glukoronat UDP sebagai donor glukoronat.
Bilirubin diglukoronid ditransport secara aktif dengan melawan
gradien konsentrasi ke dalam kanalikuli biliaris dan kemudian ke
dalam empedu. Proses ini memerlukan energi, merupakan tahapan
yang membatasi laju dan rentan mengalami gangguan pada penyakit
hepar. Bilirubin yang tidak terkonjugasi normalnya diekskresikan.
Bilirubin diglukoronid dihidrolisis dan direduksi oleh bakteri di
usus untuk menghasilkan urobilinogen, senyawa yang tidak bernyawa.
Sebagian besar urobilinogen dioksidasi oleh bakteri usus menjadi
sterkobilin, memberi warna coklat pada feses. Namun, beberapa
urobilinogen direabsorbsi oleh usus dan masuk ke dalam sirkulasi portal.
Sebagian urobilinogen ini berperan dalam siklus urobilinogen
intrahepatik yang akan di uptake oleh hepar kemudian diekskresikan
kembali ke dalam empedu. Sisa urobilinogen diangkut oleh darah ke
dalam ginjal, tempat urobilinigen diubah menjadi urobilin yang
berwarna kuning dan diekskresikan sehingga memberikan warna yang
khas pada urin.
3. Presedur Kerja

Alat:

1. Tabung reaksi (5 buah)


2. Pipet Mohr (2 buah)
3. Kertas saring
4. Pipet tetes
5. Pot urin
6. Vortex

Bahan:

1. Urin uji A dan B


2. Reagensia Schlesinger
3. Lugol
4. Iodium 1%

Cara Kerja:

 Urin yang diuji urin A dan urin B


Reaksi 1
Ke dalam tabung 1A dan 1B masukkan 5 ml masing-masing urin
uji+iodium 1% sebanyak 10 tetes melalui dinding tabung dan amati
hasilnya. Jika terbentuk 2 lapisan cincin dan di atasnya berwarna hijau
maka urin positif mengandung urobilin.

Reaksi II
Ke dalam tabung 2A dan 2B masukkan 5 ml masing-masing urin
uji+lugol sebanyak 10 tetes melalui dinding tabung lalu amati
hasilnya. Jika terbentuk 2 lapisan cincin dan di atasnya berwarna hijau
makan urin positif mengandung bilirubin.

Reaksi III
Ke dalam tabung 3A dan 3B masukkan 3 ml masing-masing urin uji+3
tetes lugol tanpa tabung dimiringkan, lalu diaduk hingga merata
(vortex). Kemudian disaring dan amati hasilnya. Jika terdapat
fluoresensi hijau maka hasil urin positif mengandung urobilin.

4. Hasil
Reaksi 1A : Negatif
Reaksi 1B : Positif
Reaksi IIA : Negatif
Reaksi IIB : Positif
Reaksi IIIA : Negatif
Reaksi IIIB : Positif
5. Kesimpulan
- Pada tabung A reaksi I yang telah di tambahkan iodium 1% ditemukan negative
mengandung uroblin karena tidak terdapat cincin hijau di atas urin.
- Pada reaksi tabung A reaksi II ditambahkan dengan lugol ditemukan negative bilirubin
karena tidak terdapat 2 lapisan cincin dan diatasnya hijau pada urin.
- Pada tabung A reaksi III setelah ditambah lugol dan reagensia Schlesinger juga ditemukan
negative urobilin karena tidak terdapat fluoresensi hijau pada hasilnya.

6. Daftar Pustaka

1. Darmawan D. Pemeriksaan Bilirubin. J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689–99.


2. Wood EJ. Harper’s biochemistry 24th edition. Vol. 24, Biochemical Education. 1996.

7. Laporan Sementara

6. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai