Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM BIOKIMIA

SEMESTER 4

NAMA : Dia
syahputri NPM :
2108260024
KELOMPOK : B3 (2)

BAGIAN BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 2023
PRAKTIKUM BUFFER, PH DAN TITRASI

1. Landasan teori
Teori dasar: pH merupakan skala yang menunjukkan kadar hidrogen yang melarut dalam
suatu larutan di mana:pH = -log[H+] Nilai pH yang paling rendah adalah pH = 0 ([H+]
sangat tinggi atau dalam kata yang lain larutan sangat asam) dan nilai pH yang paling
tinggi adalah pH = 14 ([H+] sangat sedikit atau dalam kata yang lain larutan sangat
alkali). Nilai pH H2O yang murni sama dengan “7” dan larutan lain yang bernilai pH =
+/- 7 disebut larutan netral. Pada darah dan cairan ekstraselular sistem buffer bikarbonat
(H2CO3 HCO3- + H+) merupakan sistem buffer terpenting. Pada urin, ion amonia
(NH3) dan amonium (NH4+) berfungsi sebagai sistem buffer, dan pH intraselular diatur
terutama oleh anion fosfat ( H2PO4-) dan protein. Semua reaksi biokimiawi terjadi di
dalam larutan, dan umumnya reaksi biokimiawi sangat dipengaruh oleh keasaman
lingkungan/larutan tersebut. Yang demikian oleh karena bentuk (yaitu konfigurasi 3 -
dimensi) molekul protein tergantung pada interaksi asam amino pada strukurnya tertier.
Semua asam amino bermuatan positif/negative atau netral pada pH tertentu. Kalau pH
diubahkan sifat muatan asam amino berubah pula serta konfigurasi protein. Ketika bentuk
protein berubah pasti aktivitas protein tersebut (yang berfungsi sebagai enzim, reseptor,
protein pembawa atau fungsi yang lain) akan dipengarhui. Jadi ketika kita melakukan
penelitan yang termasuk reaksi biokimiawi, caranya untuk mempertahankan pH pada
tingkat yang tepat perlu dipikirkan. Sebagai contoh adalah sistem buffer fosfat. Sistem
buffer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) yang merupakan pemberi
hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO42-) yang merupakan penerima hidrogen
(basa). Kedua-duanya ion tersebut berada dalam keseimbangan dan hubungannya bisa
ditulis sebagai rumus berikut: H2PO4- H+ + HPO42- Ketika ion-ion hidrogen ditambah
dalam larutan yang ditahankan oleh buffer fosfat, keseimbangan yang di atas akan ke
arah kiri (yaitu, ion H+ yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hidrogen fosfat dan
menghasilkan ion dihidrogen fosfat). Ketika larutan semakin alkali (basa) keseimbangan
yang di atas akan ke arah kanan (yaitu, ion OH- yang kelebihan akan bereaksi dengan ion
hidrogen dan menghasilkan air). Konstanta keseimbangan (Ka)
2. Alat dan bahan

- 1 beaker lOO mL
- 1 beaker lebih dari lOO mL
- gelas ukur
- pH meter
- pipet Mohr
- otomatic stirrer
- kertas grafik
- HCI 0,2M
- Na-monohidrogen fosfat 0,1M
- Tris 0,1M
- aquades
3. Cara kerja
Kalibrasi pH
meter
Masukkan pH meter ke dalam beaker yang sudah di isi aquades sebanyak 250 ml. Atur
pH meter dengan menggunakan alat pengatur (obeng), sampai menunjukkan angka 7.
Titrasi dan buffer
Siapkan yang sudah di sediakan (larutan fosfat, larutan Tris, larutan aquadest atau
larutan HCl)
1. Siapkan 300ml larutan buffer dalam beaker yang besar. Isilah dengan menghitung
bagian pertama halaman hasil praktikum ini.
-Larutan Tris: 0,1 M; berat molekul =121,14 g/mol.
-Larutan Na-monohidrogen fosfat: 0,1 M; berat molekul = 141,96 g/mol.
-Larutan HCI: 0,2 M; HC1 yg pekat 37 %: specific gravity = 1,19kg/L; berat
molekul =36,46g/mol.
2. Sediakan 1 beaker 100 ml dan isi dengan 60 ml larutan 0,1 M Tris. Pada lokasi Ph
meter, masukkan temperature probe ke dalam beaker tersebut dengan memasukkan
magnet dan otomatik stirrer dengan kecepatan pelan. Pegang elektroda Ph meter
dari bagian plastik yang di atas dan masukkan tipnya dalam larutan yang ingin
diukur. Janganlah sampai tip elektrode pH meter terkena magnet yang berputar-
putar di dalam beaker glas.
3. Ukur pH dengan pH meter. Tambahkan 500µl 0,2 M HCl (gunakan pipet Mohr
5mL), tunggu sampai 5-10 detik dan ukur lagi dengan menggunakan pHnya. Titrasi
larutan Tris dengan 0,2M HCl (ulangi dan tambahan 500 µl 0,2 M HCl) sampai
pHnya tercapai kurang lebih 2. Catat pHnya pada setiap penambahan HCl pada
tabel yang ada di halaman hasil praktikum ini.
4. Ulangi proses titrasi tersebut dengan larutan Namonohidrogen fosfat dan aquades.

4. Hasil

Larutan Tris (pH) Larutan Fosfat (pH) Larutan Aquadest (pH)


HCl
(ml) Grup Grup Grup Grup Grup Grup Grup Grup Grup
1 2 3 1 2 3 1 2 3

0 9,9 10,0 10,0 8,5 8,2 8,4 7,5 7,3 7,5


0,5 9,5 9,6 9,8 8,3 8,4 8,3 3,1 4,1 4,5
1,0 9,3 9,4 9,6 8,0 7,9 8,0 2,6 2,1 4,1
1,5 9,1 9,2 9,4 7,8 7,6 7,9 2,4 2,7
2,0 9,1 9,3 9,3 7,7 7,7 7,8 2,4 2,3
2,5 8,5 9,0 9,1 7,7 7,4 7,7 2,2 2,2

Grafik hasil praktikum


5. Kesimpulan
- Larutan tris dan pospat merupakan larutan buffer
- Aquades bukan buffer karena tidak mempertahankan PH
- Terdapat kesalahan dalam praktikum

6. Laporan sementara
7. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai