Anda di halaman 1dari 36

PHYSIOLOGY OF PREGNANCY

dr. Robitah Asfur, M. Biomed, AIFO-K


SUB TOPIK

• Placental hormones, plancentation and amniotic fluid


• Adaptation of the body in pregnancy
• Physiology of lactation
• Changes during late gestation prepare for parturition
• Initiation and progression of parturition
• Parturition is accomplished by a positivefeedback cycle
HORMON PLASENTA, PLASENTASI DAN CAIRAN AMNION
IMPLANTASI

• Setelah berada dalam uterus, sel telur yang telah mengalami fertilisasi menempel pada
endometrium.
• Proses tersebut dinamakan IMPLANTASI.
• Sel-sel telur terus membelah diri
• Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan dinding rahim akan menimbulkan berbagai
reaksi seluler sehingga sel trofoblas dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan
epitel endometrium uterus.
• Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang terjadi kurang lebih enam hari setelah
konsepsi.
• Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka baru dikatakan terjadi kehamilan (Gravid)
• hari ke empat inti blastokista telah sampai pada permukaan stoma endometrium.
• hari ke enam  blastokista mulai masuk kedalam stoma endometrium
• hari ke sepuluh  blastokista telah terbenam seluruhnya ke dalam stroma endometrium,
sehingga tahap implantasi / nidasi berakhir
• Selaput janin terdiri atas korion, amnion, kantung kuning telur, alantois.
• Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak akan menjadi plasenta.
• Plasenta, selain terdiri dari komponen janin juga terdiri dari komponen maternal yang disebut
desidua (desidua basalis).
PLASENTA

• Plasenta dihasilkan dari jaringan tropoblas dan desidua.


• Organ ini tersusun atas jaringan dua organisme, fetus dan ibu.
• Seluruh bagian embrio sudah masuk dalam desidua pada hari ke-12.
• Lapisan tropoblastik sudah terdiri dari dua lapis tebal yang disebut korion.
• Sambil terus mengeluarkan enzim dan meluas, korion membentuk rongga ekstensif berjaring di
dalam desidua
• Darah maternal yang keluar karena terkikisnya dinding kapiler akan mengisi rongga tersebut
• Darahnya tidak mengalami clotting karena peran antikoagulan yang dihasilkan korion.
• Proyeksi seperti jari akan meluas ke genangan darah maternal tersebut. Selanjutnya embrio akan
membuat kapiler ke proyeksi korion tersebut untuk membentuk vili plasenta
• Masing-masing vili plasenta berisi kapiler embrionik yang dikelilingi lapisan tipis jaringan
korionik yang memisahkan darah fetal dan maternal.
• Darah maternal dan fetal tidak bercampur meskipun hanya dipisahkan oleh lapisan yang
sedemikian tipis. Pertukaran antara kedua darah tersebut melewati sawar ini
• Meski belum begitu berkembang, plasenta sudah mula berfungsi pada minggu ke-5 sesudah
implantasi.
• Saat itu, jantung embrio memompa darah ke  dalam vili plasenta sebagai ke jaringan embrionik
lainnya.
• Pada masa kehamilan lebih lanjut, darah fetal melintas antara vili plasenta dan sistem sirkulasi
melalui dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis yang tergabung dalam umbilical cord
• Selama kehidupan intrauterin, plasenta menjalankan fungsi pencernaan, respirasi dan ginjal.
• Nutrisi dan O2 berpindah dari darah maternal melewati sawar plasenta ke dalam darah fetus.
• Sementara itu, CO2 dan zat sisa metabolik secara simultan berpindah dari darah fetus ke darah
maternal
PLASENTA DAN HORMON PLASENTA

• Hormon gonadotropik yang disekresikan oleh plasenta.


• Gonadotropin plasenta pada manusia disebut ‘ human chorionik gonadotropin ( hCG).
• Korpus luteum kehamilan yang membesar mensekresikan esterogen , progesteron dan relaksin
• Relaksin membantu mempertahankan kehamilan dengan menghambat kontraksi miometrium.
• Pada manusia plasenta menghasilkan cukup banyak esterogen dan progesteron untuk mengambil
alih fungsi korpus luteum setelah kehamilan minggu ke 6
• Fungsi korpus luteum mulai menurun setelah 8 minggu khamilan, tetapi korpus luteum menetap
selama kehamilan
• Sekresi hCG menurun setelah peningkatan mencolok pada awal kehamilan , tetapi sekresi
esterogen dan progesteron meningkat tepat sebelum kehamilan.
• hCG tidak mutlak spesifik untuk kehamilan , sejumlah kecil disekresikan oleh berbagai tumor
salur cerna dan tumor lain pada kedua jenis kelamin.
• hCG diukur pada org yang dicurigai menderita tumor
HUMAN CHORIONIC GONADOTROPHIN

• HCG merupakan glikoprotein yang berisi galaktosa dan heksosamin yang dihasilkan oleh
sinsitiotropoblas.
• HCG dapat dideteksi pada darah dalam 6 hari sesudah konsepsi.
• Ada hCG dalam urin merupakan dasar tes laboratorium untuk pemeriksaan kehamilan dan dapat
diukur 14 hari sesudah konsepsi
• HCG berperan penting dalam mempertahankan korpus luteum. Setelah fertilisasi, blastokis yang
terimplantasi mengeluarkan hCG supaya tidak terbuang oleh proses menstruasi.
• Hormon tersebut mirip dengan LH dan mengikat reseptor yang sama dengan LH sehingga terjadi
stimulasi dan penjagaan korpus luteum supaya tidak berdegenerasi
• Korpus luteum kehamilan akan tumbuh lebih besar dan menghasilkan estrogen serta progesteron
dalam jumlah besar selama kurang lebih sepuluh minggu. Selanjutnya, sekresi estrogen dan
progesteron digantikan plasenta.
• Pada fetus laki-laki, hCG juga berperan dalam menstimulasi prekusor sel leydig pada testes fetal
untuk mensekresikan testosteron sehingga terjadi maskulinisasi saluran reproduktif. Kadar
puncak HCG terjadi sekitar 60 hari sesudah menstruasi terakhir
• Plasenta tidak bisa menghasilkan cukup estrogen progesteron pada trimester petama kehamilan.
• Plasenta tidak memiliki semua enzim yang diperlukan untuk melengkapi sintesis hormon
estrogen.
• Plasenta mengkonversi hormon androgen yang dihasilkan oleh korteks adrenal fetal ,
DHEA(dehydroepiandroteron )
• Pada sepuluh minggu pertama, plasenta terlalu kecil untuk menghasilkan cukup progesteron.
• Peningkatan progesteron sirkulasi pada tujuh bulan terakhir dapat merefleksikan pertumbuhan
plasenta
• Sekresi estrogen dan progesteron ini selama kehamilan  sangat penting untuk menjaga kehamilan
normal.
• Estrogen akan menstimulasi miometrium yang akan meningkat ukurannya seiring usia
kehamilan.
• Otot uterus yang kuat sangat penting untuk mengeluarkan fetus pada persalinan
• Progesteron memiliki fungsi utama pencegahan keguguran dengan menekan kontraksi
miometrium uterine.
• Selain itu, progesteron memicu pembentukan mukus pada kanal cervik sehingga kontaminasi
pada vagina tidak mencapai uterus.
• Selanjutnya, progesteron juga menstimulasi perkembangan kelenjar susu pada payudara sebagai
persiapan laktasi
HUMAN CHORIONIC SOMATOMAMMOTROPIN

• Sinsitiotropoblas mensekresikan hormon protein yang bersifat laktogenik dalam jumlah besar
dan yang memiliki aktivitas stimulasi pertumbuhan dalam jumlah yang lebih sedikit yaitu
chorionic growth hormone-prolactin(CGP) dan human plasental lactogen (hPL) atau yang juga
disebut sebagai human chorionic somatomammotropin (hCS).
• Sekresi hormon pertumbuhan dari pituitari maternal tidak meningkat pada kehamilan bahkan
cenderung turun akibat pengaruh hCS.
• Meskipun begitu, hCS memiliki fungsi yang mirip dengan hormon pertumbuhan. Juga, hCS ini
berperan dalam retensi nitrogen, potassium dan kalsium, lipolisis, dan penurunann penggunaan
glukosa
CAIRAN AMNION (AIR KETUBAN)
• Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion.
• Didalam ruang ini terdapat cairan amnion  AIR KETUBAN
• Cairan amnion , normalnya berwarna putih , agak keruh
• mempunyai bau yang khas agak amis dan manis.
• mempunyai berat jenis 1,008 yang seiring dengan tuannya kehamilan akan menurun dari 1,025
menjadi 1,010
• Asal dari cairan amnion belum diketahui dengan pasti , dan masih membutuhkan penelitian lebih
lanjut
• Diduga cairan ini berasal dari lapisan amnion sementara teori lain menyebutkan berasal dari
Plasenta.
• Cairan Amnion merupakan salah satu sistem komunikasi antara janin dan ibu
PENGUKURAN CAIRAN AMNION

• untuk melihat adanya resiko kematian janin.


• ultrasonografi telah digunakan dalam mengukur jumlah cairan amnion, seperti indeks cairan
amnion , kantong vertika terbesar , dan pengukuran biofisik profil
• Volume cairan amnion pada saat aterm berkisar antara 1000-1500 ml
FISIOLOGI KEHAMILAN ( ADAPTASI TUBUH
TERHADAP KEHAMILAN )

• Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita , khususnya pada alat genital
eksterna dan interna dan pada payudara ( mamma ).
• Dalam hal ini hormon somatomammotropin, esterogen dan progesteron mempunyai peran
penting.
PERUBAHAN YANG TERDAPAT PADA
WANITA HAMIL, ANTARA LAIN :
1. Uterus
• Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama dibawah pengaruh esterogen dan progesteron
yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping itu, serabut-
serabut kolagen yang ada menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar esterogen sehingga uterus
dapat mengikuti pertumbuhan janin.
• Bila ada kehamilan ektopik, uterus akan membesar, karena pengaruh hormon-hormon itu. Bagitu pula
endometrium menjadi desidua.
• Berat uterus normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan ( 40 minggu ) berat uterus ini
menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5 cm.
• Pada bulan- bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, agak gepeng.
• Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali
seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.
• Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara lain
untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil fisiologik atau hamil ganda, atau
menderita penyakit seperti mola hidatidosa, dan sebagainya.
2. Serviks Uteri
• Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon esterogen.
• Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak
mengandung jaringan ikat, hanya 10 % jaringan otot.
• Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibatnya esterogen meningkat, dan
dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.
3. Vagina dan Vulva
• Vagina dan vulva akibat hormon esterogen mengalami perubahan, adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan ( livide ). Tanda ini
disebut tanda chadwick.
Warna porsio pun tampak livide.
• Pembuluh darah alat genital interna akan membesar, hal ini karena oksigenasi dan nutrisi pada
alat2 genital tersebut meningkat
4. Ovarium
• Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditasis sampai terbentuknya
plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.
• Korpus luteum diameter 3 cm, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. Dan plasenta
mengeluarkan hormon esterogen dan progesteron. Dan akhirnya diambil alih oleh plasenta.
5. Mamma
• Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, esterogen dan progesteron, akan
tetapi belum mengeluarkan air susu.
• Esterogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel – sel asinus pada
mamma.
• Sommatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel –
sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin.
• Dengan demikian, mamma diperiapkan untuk laktasi .
• Pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok alveolus,
sehingga mamma menjadi lebih besar.
• Papilla mamma akan membesar, lebih tegak, dan tampak hitam , seperti aerola mamma karena
hiperpigmentasi.
• Pada minggu ke 12 lebih dari putting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum
• Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
• Setelah partus, kolostrum ini agak kental dan warnanya agak kuning.
• Meskipun kolostrum telah dikeluarkan, pengeluaran air susu belum berjalan oleh karena
prolaktin ini ditekan oleh PIH ( prolaktine inhibiting hormon )
• Postpartum dengan dilahirkannya plasenta, pengaruh esterogen, progesteron dan
somatomammotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan
laktasi terjadi.
6. Sirkulasi darah
• Sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh darah yang membesar.
• Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah dengan adanya pencairan darah yang disebut
hidremia.
• Volume darah akan bertambah kira-kira 25% dan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan
cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
7. Sistem respirasi
• Pada wanita hamil akan timbul keluhan rasa sesak, hal ini karena pada kehamilan 32 minggu
oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak.
• Untuk memenuhi O2 yang meningkat 20%, orang hamil akan bernafas lebih dalam dan bagian
bawah toraks juga melebar ke sisi.
8. Traktus Digestivus
• Pada bulan pertama kehamilan terdapat rasa enek ( Nausea ), mungkin ini akibat hormon
esterogen meningkat.
• Otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas juga menurun.
• Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan yang telah dicerna juga lama di usus.hal ini
mungkin baik untuk resorpsi dan akan menimbulkan obstipasi, yang menjadi keluhan wanita
hamil seperti muntah ( emesis) atau dikenal morning sickness.
9. Traktus Urinarius
• Ini akan mulai tertekan pada bulan-bulan pertama karena uterus yang membesar, sehingga timbul
sering kencing.
10. Kulit
• Kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi, ini disebabkan oleh pengaruh melanophore
stimulating hormon ( MSH ) yang meningkat.
• MSH adalah salah satu hormon yang keluar oleh lobus anterior hipofisis.
• Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pad a dahi, pipi dan hidung dikenal sebagai kloasma
gravidarum.
10. Metabolisme pada kehamilan
• Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem endokrin juga meninggi dan
tampak lebih jelas kelenjar gondoknya.
• BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada triwulan akhir.
FISIOLOGI LACTASI
UMPAN BALIK POSITIF PADA PERSALINAN
DAFTAR PUSTAKA

• Sherwood L. Human Physiology: The Reproductive System. 7thed. Philadelphia: Brooks/Cole


Cengage Learning; 2010. p. 781-8
•  Barret KE, Barman SM, Boitano s, Brooks HL. Ganong’s Review of Medical Physiology: The
Gonad. 23th ed.Singapore: Mc graw Hill; 2010.  P. 423-5.
•  Heffner LJ, Schust DJ. At a Glance Sistem Reproduksi: Struktur dan Fungsi Plasenta; Hormon
Protein pad Kehamilan, Hormon Steroid pada Kehamilan, Adaptasi Maternal pada Kehamilan.
2nded. Jakarta: Erlangga; 2008. P. 44-51

Anda mungkin juga menyukai