1.Pembuahan/fertilisasi/konsepsi
Adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot dan terus membelah dan setelah
3 hari hasil konsepsi berada dalam stadium morula (kelompok sel yang sama besarnya sambil berjalan
menuju rongga uterus karena adanya getaran silia dan kontraksi tuba).
2. Nidasi/implantasi
Adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Proses ini terjadi memasuki
hari ke 7/8 konsepsi, dimana hasil konsepsi berada pada stadium blastula. Blastokista ini terdiri dari 3
bagian yakni: inner cell mass yang akan menjadi janin itu sendiri, lapisan tipis trofoblas yang berfungsi
ganda dalam menyelesaikan implantasi, rongga blastokel yang akan menjadi kantung amnion (yang
mengelilingi dan menjadi bantalan janin selama kehamilan).
Ketika blastokista siap melaksanakan implantasi, permukaannya jadi lengket, Blastokista melekat ke
lapisan dalam uterus di sisi massa sel dalamnya. IMPLANTASI dimulai ketika sel2 trofoblast
mengeluarkan enzim proteolitik yang mencerna sel-sel endometrium sehingga genjel-genjel sel trofoblas
yang berbentuk seperti jari dapat menembus kedalaman endometrium. Trofoblas disini melaksanakan
2 fungsi ganda yakni: (1) menyelesaikan implantasi sewaktu membuat lubang di endometrium untuk
blastokista; (2) menyediakan bahan bakar metabolic serta bahan-bahan dasar untuk mudigah karena
sel trofoblas menguraikan jaringan endometrium yang kaya akan gizi. Dua lapisan trofoblast yakni:
sinsitio trofoblas( lapisan luar yang menghasilkan HCG) dan sitotrofoblas yakni lapisan dalam.
Sementara itu respon dari endometrium sendiri dari invasi trofoblas yakni meningkatkan kemampuan
menunjang mudigah dengan mengeluarkan prostaglandin, yang bekerja secara local untuk
meningkatkan vaskularisasi, menyebabkan edema dan meningkatkan simpanan zat gizi. Jaringan
endometrium yang mengalami perubahan itu disebut desidua.
Setelah blastokista masuk ke dalam desidua melalui aktivitas trofoblastik, terbentuk selapis sel
endometrium yang menutupi permukaan lubang, sehingga blastokista benar2 tertanam dalam
endometrium.
3.Plasentasi
Simpanan glikogen di endometrium hanya cukup untuk member makan mudigah selama minggu2
pertama. Untuk mempertahankan mudigah/janin yang sedang tumbuh selama hidup di uterus,
terbentuk plasenta, suatu organ khusus untuk pertukaran antara darah ibu dan janin. Plasenta ini
berasal dari trofoblast dan desidua.
Pada hari kedua belas, mudigah sudah terbenam seluruhnya di desidua. Saat ini lapisan trofoblastik
sudah mencapai ketebalan 2 lapisan dan disebut korion. Bagian dasar sel trofoblas akan menebal yang
disebut korion frondosum dan berkembang menjadi plasenta. Sementara itu, bagian luar yang
menghadap ke kavum uteri disebut korion leave yang diliputi oleh desidua kapsularis. Desidua yang
menjadi tempat implantasi plasenta disebut desidua basalis.
Karena terus mengeluarkan enzim dan meluas, korion membentuk suatu jaringan rongga2 yang meluas
ke dalam desidua. Sementara itu dinding kapiler-kapiler desidua mengalami erosi akibat ekspansi korion
sehingga rongga2 tersebut terisi oleh darah ibu, yang tidak dapat membeku oleh adanya antikoagulan
yang dihasilkan oleh korion. Terbentuk tonjolan mirip jari dari jaringan korion yang meluas ke dalam
rongga (genengan darah ibu) tersebut. Dan kemudian, mudiagh akan mengirimkan kapiler ke tonjolan2
korion untuk membentuk vilus plasenta.
VIlus plasenta-mengandung kapiler mudigah yang dikelilingi oleh selapis tipis jaringan korion , yang
memisahkan darah janin dari darah ibu di ruang antarvillus sehingga tidak terjadi pencampuran antar
darah ibu dan janin, tetapi sawar di antara keduanya sangatlah tipis. Selama kehamilan, darah janin
secara terus menerus melintasi vilus plasenta dan system sirkulasi janin melalui arteri umbilikalis dan
vena umbilikalis yang terbungkus dalam korda umbilikalis (tali pusat), pipa penghubung antara janin dan
plasenta. Sementara darah ibu di dalam plasenta terus menerus diganti oleh darah segar yang masuk
melalui arteriol-arteriol uterus, tersaring melalui ruang antarvilus, tempat darah tersebut
mempertukarkan berbagai bahan dengan darah janin di vilus sekitarnya, dan keluar melalui vena
uterine.
Janin dan plasenta dihubungkan dengan tali pusat yang berisi 2 arteri dan satu vena, vena berisi darah
penuh oksigen, sedangkan arteri yang kembali dari janin berisi darah kotor. Tali pusat berisi massa
mukopolisakarida yang disebut jeli Wharton dan bagian luar adalah epitel amnion. Panjang tali pusat
bervariasi, yaitu 30-90 cm.
Patologi pada berkurangnya arus darah uteroplasenta, missal pada preeclampsia mengakibatkan
perkembangan janin terhambat. Konsep yang diterima dimana implantasi plasenta yang terhambat
mengakibatkan remodeling arteri spiralis tidak sempurna (vasokontriksi) sehingga sirkulasi plasenta
abnormal.
Angiotensin 2 pada kadar faal, mempertahankan sirkulasi uteroplasenta, namun bila jumlah berlebih
dapat menyebabkan vasokontriksi. Oleh karena itu penggunaan ACE inhibitor merupakan kontraindikasi
selama kehamilan.
Fungsi plasenta :
Barier(pertehanan); alat yang meyaring obat-obat dan kuman-kuman yang bisa atau tidak
melewati plasenta
Hormon plasenta
Konsentrasi HCG dapat dideteksi dalam serum dan urine serta dapat dideteksi pada hari ke 7.5 sampai
hari 9.5 setelah lonjakan LH (kul dr Novia) atau di sarwono disebutkan bahwa HCG mulai dapat dideteksi
1 hari setelah implantasi. Di buku Sherwood mengatakan bahwa HCG di urin dideteksi sekitar 2 minggu
setelah terlambat haid. Sekresi hCG ini berfungsi:
Konsentrasi HCG ini mencapai puncaknya sekitar 8-10 minggu atau pada Literatur lain (Sherwood)
mengatakan bahwa sekresi puncak HCG berlangsung sekitar 60 hari setelah periode haid terakhir. dan
mulai menurun pada minggu 10-12 dan akan dipertahankan pada level yang rendah sampai selesai
kehamilan. Penurunan HCG terjadi pada saat korpus luteum tidak lagi diperlukan untuk menghasilkan
hormon2 steroid karena plasenta sudah mulai mengeluarkan estyrogen dan progesterone dalam jumlah
bermakna.
Kadar HCG meningkat pada keadaan: multiple fetuses, erythroblstotic fetuses, hydatidiform mole,
choriocarcinoma, Down syndrome.
Kadar HCG rendah pada keadaan : ectopic pregnancy impending, spontaneous abortion.
Struktur kimia: HPL mirip dengan prolaktin (PRL)dan growth hormone (GH) hipofisis.
Konsentrasi serum: Hormon ini dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas plasenta pada hari ke-5 sampai ke-10
setelah konsepsi. Dan dapat dideteksi mulai hari ke-12 setelah fertilisasi dan akan terus meningkat
hingga minggu ke-34- ke 36.
Efek utama HPL adalah pada insulin dan metabolism glukosa. Dimana kerja HPL sng anti insulin dan
menyebabkan lipolisis. Hal ini terlihat pada ibu hamil yang sedang berpuasa dimana, keadaan puasa
akan merangsang sekresi HPL sehingga pemakaian glukosa ibu akan menurun shg menjamin
tercukupinya energy bagi janin.
Kadar HPL tinggi ditemukan pada: kehamilan ganda dan kehamilan dengan DM.
Kadar HPL rendah ditemukan pada: pertumbuhan janin terhambat,preeclampsia dan neoplasma
trofoblas.
3. Hormon protein:
1. Chorionic Adrenocorticotropin
2. Chorionic Thyrotropon
3. Relaxin
4. PTH-rP
5. hGH-variant
5. Hormon peptide:
Neuropeptida,inhibin dan aktivin, ANP
5.Hormon steroid:
Cairan amnion (air ketuban) berada dalam suatu ruangan yang dilapisi oleh lapisan amnion dan korion
leave. Sejak awal kehamilan air ketuban ini sudah dibentuk . Asal cairan ketuban ini :
Makna Klinik: