OLEH :
K1A1 13 145
PEMBIMBING
A. Pendahuluan
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak normal. Tumor adalah massa jaringan
abnormal yang mungkin padat atau berisi cairan. Ketika pertumbuhan sel-sel
tumor terbatas pada tempat asal dan memiliki fisik normal dapat disimpulkan
sebagai tumor jinak. Sedangkan sel-sel abnormal dan tumbuh tidak terkendali
Tumor vulva jinak adalah jenis tumor yang jarang terjadi pada saluran
Saat ini, tidak ada klasifikasi yang ditetapkan dari tumor jinak pada vulva.
Pada tahun 2006 dan 2011, Society for the Study of Vulvovaginal Disease
vulva yang dapat digunakan sebagai alat diagnostik yang membantu untuk lesi
pada vulva. Namun secara klinis, tumor vulva dapat dibagi menjadi dua
Tumor jinak vulva dapat berasal dari epitel maupun jaringan ikat di
sekitarnya. Lokasi tersering dari tumor vulva, yaitu pada labia mayor dan
jarang terjadi pada labia minor, klitoris, vestibule, dan komisura posterior.
Tumor sering terjadi pada rentang usia 20-40 tahun. Walaupun pada awalnya,
dilihat mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia
mayora dan labia minora, klitoris, selaput darah (hymen), vestibulum, muara
pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis ditutupi oleh rambut kemaluan
jumlah lemak yang dikandungnya. Panjangnya 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan
ketebalan 1-1,5 cm. Ligamen rotundum berakhir pada batas atas labia
sebasea. Di bawah kulit, terdapat lapisan jaringan ikat yang padat, yang
mengandung sangat sedikit elemen otot tetapi kaya akan serat elastis dan
jaringan adiposa.
d. Klitoris
klitoridis dan terdiri atas glands klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura
yang menggantung klitoris ke os pubis. Glands klitoridis terdiri atas
sangat sensitif.
e. Vestibulum
ke belakang dan dibatas di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh
enam lubang pada vestibulum, uretra, vagina dua duktus kelenjar bartolin
2 cm, dan membuka didaerah distal selaput dara, di arah jam 5 dan 7 di
f. Introitus Vagina
1. Kistik
a. Kista Bartolin
Epidemiologi
mengalami kista atau abses kelenjar Bartholin. Abses hampir tiga kali
menemukan bahwa wanita kulit putih dan hitam lebih mungkin untuk
terjadi kista atau abses bartholin daripada wanita Hispanik, dan wanita
antara usia 20 dan 30 tahun. Pada pasien yang lebih tua dari 40 tahun
Etiopatogenesis
Escherichia coli.7
kista, tidak mencapai ukuran yang besar sehingga penderita juga tidak
sebelah dalam pada 1/3 bawah labium mayus. Infeksi sekunder atau
yang terinfeksi. Pasien dengan abses mengeluh nyeri vulva akut dan
progresif cepat.9
Diagnosis
dikenali melalui palpasi. Gejala utama akibat infeksi biasanya berupa nyeri
kemerahan, tegang, dan nyeri. Bila sampai pada tahap eksudatif di mana
sudah terjadi abses, maka rasa nyeri dan ketegangan dinding kista menjadi
putih dari sekitarnya. Umumnya hanya terjadi gejala dan keluhan lokal
dan tidak menimbulkan gejala sistemik kecuali apabila terjadi infeksi yang
berat dan luas. Demam terjadi sekitar sepertiga pasien, biasanya ketika
kista terinfeksi.8
Penatalaksanaan
Terapi utama terhadap kista Bartholini adalah insisi dinding kista dan
kembali kista dan infeksi yang memerlukan tindakan insisi dan drainase
ulangan.8
sehari selama 7 hari dan klindamisin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7
hari. Bisa juga diberikan cefixime 400 mg oral sehari sekali selama 7 hari
dan klindamisin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari untuk lini kedua.10
tingkat kegagalan 13% untuk prosedur ini. Insisi dan drainase juga akan
terapi kista dan abses Bartholin yang dapat mencegah rekurensi. Kateter
terdiri dari balon inflatable yang ujungnya diisi larutan saline. Terapi
membutuhkan insisi kecil yang dibuat di area yang terinfeksi dan balon
dan abses dalam.9 Sitz baths dilakukan dua sampai tiga kali sehari dapat
Jika tidak ada bukti selulitis, terapi antibiotik tidak diperlukan. Jika
3) Marsupialisasi
4) Laser CO2
kelenjar Bartholin. Prosedur bedah ini simpel dan cepat, tetapi mahal.
setelah operasi. Bentuk terapi ini terlihat bagus untuk alternatif, kurang
invasif, cepat dan aman untuk kasus kista Bartholin. Tingkat rekurensi,
drainase isi dan pembersihan bagian dalam dengan larutan saline steril.
terdilusi dalam air, tiga kali sehari, dan untuk tidak melakukan
5) Eksisi
drainase, tetapi prosedur harus dilakukan jika tidak ada infeksi aktif.
Gambaran Umum
(insidensi antara 1 dari 2074 dan 1 dari 7246) kasus, terutama pada
bayi baru lahir.13,14 Kista ini paling sering terjadi pada dekade ketiga
dipostulatkan.16
Gambaran Klinis
Kista dapat merupakan massa kistik kecil, hanya bagian lateral atau
kista ini dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat. Gejala yang muncul
dispareunia, disuria, aliran urin yang terdorong ke salah satu sisi atau
saja, jika dokter tidak mengetahui massa, tes invasif atau pemeriksaan
saluran Skene pada bayi baru lahir.14 Pilihan terapi untuk kista ini
Gambar 6. Kista Kelenjar Skene pada bayi baru lahir sebelum dan setelah
dilakukan tindakan drainase14
c. Kista Pilosebasea8
Gambaran umum
material seperti lemak dan epitel yang terlepas dari dinding dalam
kista. Kista inklusi epidermal dapat terjadi dari trauma atau prosedur
klinik mukosa vulva yang membawa material atau fragmen epidermal.
bawah kulit. Kista jenis ini berasal dari jaringan embrionik yang pada
Gambaran Klinis
Terapi
d. Hidradenoma Papilaris
Gambaran Umum
wanita, dengan hanya satu kasus pria yang dilaporkan hingga saat
ini.17,18
subepidermal, lebih besar dari kelenjar apokrin atau ekrin, dan sering
kehamilan/menyusui.17
majora (40%), fourchette (7%) dan clitoris (3%). Tumor ini umumnya
terjadi pada wanita Caucasian usia 30-49 tahun (25-66 tahun). 17,18
Gambaran klinis
Terapi
area lesi dapat dikurangi. Pil kontrasepsi hormonal tersebut dapat pula
Gambaran umum
dijelaskan oleh Anton Nuck seorang ahli bedah dan ahli anatomi
Hydrocele dari kanal Nuck adalah kondisi yang sangat langka pada
berisi cairan.19,20
Gambaran Klinis
pada penderita ini, maka jalur masuk usus ke labium mayus adalah
Terapi
terapeutik yang paling akurat untuk diagnosis pasti. Aspirasi kista atau
injeksi agen sclerosing ke dalam kista tidak efektif. Selain itu, hidrokel
pendekatan laparoskopi.19
Gambar 8. Hidrokel Kanalis Nuck20
2. Solid
a. Fibroma
Gambaran umum
Tumor ini berasal dari struktur jaringan ikat dalam dan merupakan
Gambaran Klinis
Gambaran umum
atau cervix.23 FESP disebut juga akrokordon atau tonjolan kulit (skin
tag), yaitu tonjolan kulit polipoid, bertekstur lunak dan halus, berwarna
tumbuh ke arah ganas dan hanya mempunyai arti klinis bila struktur
desmin.23
Gambaran Klinis
Manifestasi yang umum adalah satu atau lebih polip yang tidak
ukuran massa, yang biasanya lebih kecil dari 5 cm. Namun, ukurannya
agresif.23
Terapi
Gambaran umum
pengembangan lipoma.25
sering ditemukan pada punggung atas, leher, dan ekstremitas atas dan
jaringan fibrosa.25
Gambaran Klinis
Dapat dikatakan sama dengan fibroma dengan ukuran kecil dan sedang
vulva merupakan tumor jinak dengan batas yang tegas dan dapat
Terapi
kecil dan tidak menunjukkan gejala, karena jika tumbuh besar, dapat
kekambuhan.8,25
d. Limfangioma Sirkumsriptum
Gambaran umum
Gambaran Klinis
pigmentasi kulit) dan mungkin mengeras pada daerah kulit yang tebal
Terapi
cukup luas dan mencakup daerah yang sensitive, maka terapi laser
diameter lesi terjadi secara cepat dan pasti, serta terbebas dari rasa
e. Angiomiofibroblastoma
Gambaran Umum
besar sel tumor, yang secara konsisten positif untuk reseptor estrogen
desmin dapat dikurangi dan tidak ada, dan juga pada kehamilan, sel-sel
Gambaran Klinis
mukosa vagina, berbatas tegas dan kenyal. Variasi tertentu dari tumor
padat ini dapat berupa tonjolan polipoid diatas kulit. Permukaan tumor
dapat ditutupi oleh selaput epitel tipis berwarna merah muda mengkilat
Terapi
tumor. Transformasi kea rah ganas terjadi pada satu kasus dari sekitar
Gambaran umum
hingga 30% wanita yang berusia lebih dari 35 tahun. Tumor otot polos
ini menjadi tantangan diagnostik yang lebih besar dan biasanya salah
Mioma merupakan tumor jinak yang berasal dari otot polos dan
jarang ditemukan pada daerah vulvo vaginal. Lebih jarang lagi, mioma
Gambaran Klinis
baik. Hampir semua bagian vulva dapat menjadi lokasi tumor dari
jaringan otot polos ini. Akan tetapi, bagian yang paling rentan adalah
labia, terutama pada daerah 1/3 bawah. Pada kondisi yang ekstrem,
tumor ini dapat mendesak dinding labia kea rah introitus dan kearah
soliter dapat membuat penonjolan yang terbatas tegas, tanpa rasa nyeri
labia.8
Terapi
difus).8
1. Sinha Tarini. Tumors: Benign and Malignant. Cancer Therapy & Oncology
International Journal, 2018;10(3).
2. Maldonado VA. Benign Vulvar Tumors. Best Practice & Research Clinical
Obstetrics and Gynaecology, 2014;28:1088-1097
3. Putra HK, Anggraeni A, Rinaldi A, dan Moegni F. Benign Tumor in Labia
Minora. Sriwijaya Journal of Medicine, 2018;1(2):135-138
4. Netter, Frank H. Atlas Of Human Anatomy 25th Edition, Jakarta: EGC, 2014.
5. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Dashe JS, Hofman BL, Casey BM,
dan Spong CY. Williams Obstetrics 25th Edition. New York : McGraw-Hill,
2018.
6. Omole F, Simmons BJ, dan Hacker Y. Management of Bartholin’s Duct Cyst
and Gland Abscess. American Family Physicia, 2003;6(1):135-140
7. Quinn A. 2017. Bartholin Gland Diseases Clinical Presentation. (publikasi
online https://emedicine.medscape.com/article/777112-clinical#showall)
8. Andriaansz G. Tumor Jinak Organ Genital. Dalam: Anwar M, Baziad A dan
Prabowo RP, editor. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2011:251-293
9. Lee MY, Dalpiaz A, Schwamb R, Miao Y, Waltzer W, dan Khan A. Clinical
Pathology of Bartholin’s Glands: A Review of the Literature. Current
Urology, 2014;8:22-25
10. Stockdale CK and Boardman LA. Bartholin cyst (publikasi online
https://online.epocrates.com/diseases/106042/Bartholin-cyst/Treatment-
Options)
11. Imperial College Healthcare NHS Trust. 2017. Bartholin’s cyst or abscess.
(Publikasi online https://www.nhs.uk/conditions/bartholins-cyst/
12. Speck, NM, et al. Treatment of Bartholin gland cyst with CO2 laser. Einstein.
2016;4(1): 25-29. BMJ Publishing Group Ltd 2019
13. Kruger PF, Kung R, Hamidinia F dan Rahmani R. Skene’s gland duct cysts:
The utility of vaginal/transperineal imaging in diagnosis and mapping for
surgery. SAJOG, 2016;22(2):62-64
14. Moralıoğlu S, Bosnalı O, Celayir AC, dan Şahin C. Paraurethral Skene’s duct
cyst in a newborn. Urology Annals, 2013;5(3):204-205
15. Heller Ds. Benign Tumors And Tumor-Like Lesions Of The Vulva. Clinical
Obstetrics And Gynecology, 2015;58(3):526–535
16. Kusama Y, Ito K, dan Suzuki T. Skene’s duct cyst. J Gen Fam Med,
2017;18:299–300
17. Hernández-Angeles C, Nadal A dan Castelo-Branco C. Hidradenoma
Papilliferum of the Vulva in a Postpartum Woman: A Case Report. Journal
of Obstetrics and Gynaecology, 2017:1-2
18. Kurashige Y, Kishida K, Kurashige K, Minemura T dan Nagatani T.
Hidradenoma Papilliferum Of The Vulva In Association With An Anogenital
Mammary-Like Gland. Journal of Dermatology, 2014; 41: 411–413
19. Pandey A, Jain S, Verma A, Jain M, Srivastava A dan Shukla RC. Hydrocele
of the canal of Nuck – Rare differential for vulval swelling. Indian Journal of
Radiology and Imaging, 2014;24(2):175-177
20. Al-Saleh N, Al-Maghrabi A dan Banaja A. Hydrocele of the canal of Nuck. J
Ped Surg Case Reports, 2018;29:36-38
21. Chen D, Chen C, Su H, Yu C, dan Chu T. Huge Pedunculated Fibroma of
The Vulva. Acta Obstet Gynecol Scand, 2004;83:1091-2
22. Isoda H, Kurokawa H, Kuroda M, Asakura T, Akai M, Sawada S, Nakagawa
M dan Shikata N. Fibroma of the Vulva. Computerized Medical Imaging and
Graphics, 2002;26:139-142
23. Yoo J, Je BK, Yeom SK, Park YS, Min KJ dan Lee JH. Giant Fibroepithelial
Stromal Polyp of the Vulva: Diffusion-Weighted and Conventional MRI
Features and Pathologic Correlation. Journal of Pediatric and Adolescent
Gynecology, 2018:1-16
24. Pharaon M, Warrick J dan Lynch MC. Fibroepithelial Stromal Polyp of the
Vulva: Case Report and Review of Potential Histologic Mimickers.
International Journal of Gynecological Pathology, 2017:1-5
25. Reda A dan Gomaa I. Vulvar Lipoma: A Case Report. Rev Bras Ginecol
Obstet, 2018;40:647–649
26. Gude G, Gupta P, Sharma RK dan Rajwanshi A. Primary lymphangioma
circumscriptum of the vulva presenting as warty plaques. Australasian
Journal of Dermatology, 2019:1-3
27. Kurtoglu E, Kaya R dan Topak N. Angiomyofibroblastoma of Vulva. J Gen
Med, 2014;Suppl 1: 41-43
28. Kurdi S, Arafat AS, Almegbel M dan Aladham M. Leiomyoma of the Vulva:
A Diagnostic Challenge Case Report. Case Reports in Obstetrics and
Gynecology, 2016:1-3
29. Celik H, Bildircin FD, Kefeli M, Yavuz E dan Kokcu A. Labial leiomyoma
growing gradually in the vulva of an elderly woman. Journal of Obstetrics
and Gynaecology, 2015;32(8):816-816