Anda di halaman 1dari 16

KEHAMILAN DAN

MENYUSUI
Siti Nurhasibah Ali_087_B2
PENGERTIAN

 Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan


dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9
bulan menurut kalender internasional.
 Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu dari payudara ibu
TAHAPAN PROSES
KEHAMILAN

1. Setelah ovulasi, telur masuk dalam tuba fallopian, kemudian sperma menfertilisasinya setelah
mengalami reaksi kapasitasi dan acrosome. (acrosome ialah kantung atau vesikel sitoplasmik
yang berisi enzim digestif dan terletak di bagian kepala dari sperma = head of a sperm)
2. Setelah fertilisasi, sel telur mengalami proses pembelahan meiotik kedua dan sperma
menembus nuklei dari sel telur (egg). Reaksi dalam ovum memblok penetrasi dari sperma lain
dan memicu pembelahan sel selanjutnya yaitu proses embriogenesis.
3. Terjadinya konsepsi mengalami proses pembelahan (cleavage), pada suatu saat akan menjadi
blastocyst, yang implantasi tertanam pada endometrium selama 7 hari proses setelah ovulasi,
yaitu: Trofoblas memberikan elek meningkatkan bagian plasenta fetal, di mana massa bagian
dalam sel (inner cell mass) menjadi bagian milik embrio. meskipun mereka tidak bercampur,
terjadi aliran darah fetal dan maternal melalui plasenta, bertukar gas, nutrien, hormon, bahan
buangan(waste product) dan substansi lain, dan fetus dikelilingi caian amniotik dalam kantung
anmniotik (ammiotic sac).
4. Progesteron dan estrogen diperlukan untuk memertahankan uterus lama
kelamilan yaitu asalnya datang dari corpus luteum untuk 2 bulan pertama dari
kehamilan, sekresinya distimulasi oleh human chorionic gonadotropin yang
diproduksi oleh trophoblast.
5. Selama 7 bulan terakhir dari masa kehamilan, pada corpus luteum terjadi
regresi dan plasenta sendiri menghasilkan sejumlah besar progesteron dan
estrogen.
6. Tingginya level progesteron, dengan adanya estrogen, menghambat sekresi
GnRH dan kemudian gonadotropins, sehingga siklus haid tidak terjadi.
7. Proses kelahiran bayi terjadi kontraksi ritmikal dari uterus, yang pertama
dilatasi ialah servik dan adanya gerakan bayi, diikuti plasenta, melewati vagina.
Sebagian kontraksi distimulasi oleh hormon oxytocin, dilepaskan oleh pituitari
posterior dengan adanya refleks yang dipicu oleh uterine mechanoreceptor dan
oleh prostaglandin di uterus.
8. Payudara si ibu mengembang selama kehamilan, sebagai akibat kombinasi pengaruh
dari estrogen, progesteron, prolactin, dan human placenta lactogen: a) Sekresi prolaktin
distimulasi selama kehamilan oleh estrogen yang bekerja di pituitari anterior, tetapi ASI
tidak disintesis karena kadar estrogen yang tinggi dan progesteron menginhibisi prolaktin
untuk efek tidak produksi air susu. b) Sebagai akibat ialah sucking reflex dari bayi,
sejumlah besar prolaktin dan oksitosin akan dilepaskan selama memberi ASI atau nursing.
Prolaktin menstimulasi produksi ASI dan oksitosin menyebabkan ejeksi/dikeluarkannya
ASI.
Proses kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43
minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan
preterm, sedangkan bila lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postterm. Menurut
usianya, kehamilan ini dibagi menjadi 3 yaitu kehamilan trimester pertama 0 –14 minggu,
kehamilan trimester kedua 14 – 28 minggu dan kehamilan trimester ketiga 28-42 minggu.
PROSES PERKEMBANGAN JANIN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSFER OBAT
KEDALAM ASIlewat plasenta umumnya berlangsung secara difusi sederhana sehingga
Perpindahan obat
konsentrasi obat di darah ibu serta aliran darah plasenta akan sangat menentukan perpindahan
obat lewat plasenta. Seperti juga pada membran biologis lain perpindahan obat lewat plasenta.
Metabolisme obat di plasenta dan di janin.
Dua mekanisme yang ikut melindungi janin dari obat disirkulasi ibu adalah.
1. Plasenta yang berperan sebagai penghalang semipermiabel juga sebagai tempat metabolisme
beberapa obat yang melewatinya. Semua jalur utama metabolisme obat ada di plasenta dan
juga terdapat beberapa reaksi oksidasi aromatik yang berbeda misalnya oksidasi etanol dan
fenobarbital. Sebaliknya , kapasitas metabolisme plasenta ini akan menyebabkan terbentuknya
atau meningkatkan jumlah metabolit yang toksik, misalnya etanol dan benzopiren. Dari hasil
penelitian prednisolon, deksametason, azidotimidin yang struktur molekulnya analog dengan
zat-zat endogen di tubuh mengalami metabolisme yang bermakna di plasenta.
2. Obat-obat yang melewati plasenta akan memasuki sirkulasi janin lewat vena umbilikal. Sekitar
40-60% darah yang masuk tersebut akan masuk hati janin, sisanya akan langsung masuk ke
sirkulasi umum janin. Obat yang masuk ke hati janin, mungkin sebagian akan dimetabolisme
sebelum masuk ke sirkulasi umum janin, walaupun dapat dikatakan metabolisme obat di janin
tidak berpengaruh banyak pada metabolisme obat maternal.
FARMAKODINAMIK PADA KEHAMILAN

 Mekanisme kerja obat ibu hamil.


Efek obat pada jaringan reproduksi, uterus dan kelenjar susu, pada kehamilan kadang
dipengaruhi oleh hormon-hormon sesuai dengan fase kehamilan. Efek obat pada
jaringan tidak berubah bermakna karena kehamilan tidak berubah, walau terjadi
perubahan misalnya curah jantung, aliran darah ke ginjal. Perubahan tersebut kadang
menyebabkan wanita hamil membutuhkan obat yang tidak dibutuhkan pada saat
tidak hamil. Contohnya glikosida jantung dan diuretik yang dibutuhkan pada
kehamilan karena peningkatan beban jantung pada kehamilan. Atau insulin yang
dibutuhkan untuk mengontrol glukosa darah pada diabetes yang diinduksi oleh
kehamilan.
 Mekanisme kerja obat pada janin.
Beberapa penelitian untuk mengetahui kerja obat di janin berkembang dengan pesat,
yang berkaitan dengan pemberian obat pada wanita hamil yang ditujukan untuk
pengobatan janin walaupun mekanismenya masih belum diketahui jelas. Contohnya
kortikosteroid diberikan untuk merangsang matangnya paru janin bila ada prediksi
kelahiran prematur. Contoh lain adalah fenobarbital yang dapat menginduksi enzim
hati untuk metabolisme bilirubin sehingga insidens jaundice ( bayi kuning) akan
berkurang.
 Kerja obat teratogenik.
Penggunaan obat pada saat perkembangan janin dapat mempengaruhi struktur janin
pada saat terpapar. Thalidomid adalah contoh obat yang besarpengaruhnya pada
perkembangan anggota badan (tangan, kaki) segera sesudah terjadi pemaparan.
Pemaparan ini akan berefek pada saat waktu kritis pertumbuhan anggota badan yaitu
selama minggu ke empat sampai minggu ke tujuh kehamilan. Mekanisme berbagai
obat yang menghasilkan efek teratogenik belum diketahui dan mungkin disebabkan
oleh multi faktor.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai