Anda di halaman 1dari 15

PROSES OVULASI, FERTILISASI, IMPLANTASI dan EMBRIOGENESIS

1. OVULASI
Ovulasi adalah Ovulasi adalah interaksi dari hipotalamus hipofise ovarium dan
endometrium.
Ovarium memiliki 2 peran utama :
1. Fungsi endokrin untuk menghasilkan estrogen dan progesteron dalam rangka
mempersiapkan uterus untuk menerima hasil konsepsi
2. Gametogenesis dan ovulasi
Proses Ovulasi

Perkembangan folikel ovarium terjadi sebagai akibat dari stimulasi hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofise
Hipotalamus dan hipofise merupakan organ yang saling terkait. Secara bersama-sama
keduanya mengatur struktur dan fungsi ovarium melalui siklus menstruasi.
Hipotalamus menghasilkan GnRH - Gonadotropin Releasing Hormone yang selanjutnya
akan merangsang produksi FSH follicle stimulating hormone dan LH Luteinizing
Hormone

Proses Ovulasi di Pengaruhi Oleh Kendali Hipofisis

Perubahan dalam ovarium terutama dikendalikan oleh hipofise anterior yang


menghasilkan produksi 3 hormon utama :
1. FSH follicle stimulating hormone, yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium
2. LH Luteinizing Hormone, yang menyebabkan ovulasi dan menyebabkan luteinisasi sel
granulosa setelah ovulasi
3. Prolactine
Pada akhir siklus menstruasi kadar estrogen rendah. Rendahnya kadar estrogen ini
merangsang produksi FSH oleh hipofise. Selanjutnya FSH menstimulasi pertumbuhan sejumlah
folikel ovarium. Folikel yang terstimulasi akan meningkatkan kadar kadar estrogen dan
kenaikan kadar estrogen dapat mempengaruhi hipofisis sehingga menyebabkan penurunan kadar
FSH ( proses umpan balik negatif ).

Pada sebagian besar kasus, dari 10 20 folikel tumbuh dibawah pengaruh FSH namun
hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang dapat tumbuh cukup besar dan memiliki densitas
reseptor FSH yang cukup memadai sehingga dapat memberikan respon dengan rendahnya kadar
FSH sehingga dapat terus berkembang sampai tahapan ovulasi.
Kadar estrogen terus meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi ovarium
mengendalikan adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar estrogen yang terjadi akan
menyebabkan terjadinya surge kadar FSH dan LH ( proses umpan balik positif ). Peristiwa ini
akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan LH dalam hal ini adalah untuk :
o Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim proteolitik lokal sehingga
dapat terjadi ekstrusi sel telur dari folikel yang telah matang
o Pertumbuhan corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron.
2. FERTILISASI
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa
nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan
nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan
nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari
kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah
haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut
isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut
anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini
merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada
sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat
dalam proses dari fertilisasi.

3. IMPLANTASI
Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan
menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan epitelium
selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasi ibu. implantasi pada manusia terjadi 2-3
hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi
dimana ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus. Dalam sistem reproduksi
manusia, implantasi merupakan proses yang harus dilalui, dan keberhasilan proses ini
membutuhkan kesiapan, koodinasi dan interaksi yang terus-menerus antara embrio dan ibu.
Endometrium banyak mengandung selama darah kaya akan gilikogen. sel-sel stroma terutama
disekitar pembuluh darah mengalami hipertrofi keadaan ini sangat baik untuk implantasi dan
pertumbuhan dari hasil konsepsi Implantasi didahului dengan bertambahnya permiabilitas kapiler
stroma uterus pada tempat blastosis akan menempel, ini menumbulkan hypotesa bahwa isyarat dari
embrio mungkin merupakan faktor pencetus yang penting. Pengetahuan dasar tentang implantasi
pada manusia masih banyak yang belum diketahui dengan jelas, ada beberapa informasi
berdasarkan pada percobaan binatang dengan spesies yang lebih rendah. Penelitian mengenai hal
tersebut telah banyak dilakukan namun belum dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai
proses implantasi tersebut. Pada endometrium manusia semua komponen sistem interleukin dapat
dideteksi dengan pemeriksaan secara immunohistokimia baik pada embrio praimplantasi maupun

pada endometrium di semua fase siklus menstruasi, dimana konsentrasinya menigkat pada fase
luteal pada saat sekitar impantasia. IL-1 dan interleukin-1 reseptor tipe I (IL-IRtl) secara
signifikan meningkat pada fase luteal. Hal inilah yang mendorong para sarjana untuk melakukan
penelitian untuk mengungkap lebih jauh tentang fungsi. sistem IL-1 pada proses implantasi.
Tingginya kosentrasi ini dihubungkan dengan keberhasilan proses implantasi embrio. Saat ini telah
banyak penelitian yang membuktikan peran IL-1 pada proses implantasi melalui beberapa
mekanisme antara lain aktivasi dari molekul adhesi, aktivasi Cyclooxygenase-2 (COX-2), induksi
matrix metalloproteinase (MMP), induksi urokinasi plasminogen aktivator (u-PA).(3) Dalam refrat
ini kami akan membahas tentang penanan IL-1 sebagai salah satu faktor yang ikut berperan dalam
proses terjadinya implantasi .

4. embryogenesis
proses perkembangan sigot sehingga terbentuk individu primitif (belum memiliki bentuk dan
rupa yang spesifik)
fase-fase :

cleavage
blastula
gastrula
neurulasi

proses pembelahan yang berlangsung setelah terjadi fertilisasi cepat sel anak tak sempat
tumbuh kecil

late cleavage sekelompok sel anak (morula) blastomer


besar morula = sigot (zona pelusida utuh)
tigmotaksis sel blastomer saling terikat
pembelahan tuba fallopii
proses pembelahan dapat dihitung berdasarkan jumlah waktu (jam / hari)

cleavage sigot tuba fallopii


blastosis tanduk / badan rahim
komposisi cairan tf rahim
embrio 2 sel rahim
blastosis tuba fallopii
komposisi cair harus sesuai perlu medium khusus untuk tumbuh
delayed implantation histotrof

SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi atau haid adalah peristiwa alamiah yang dialami setiap perempuan. Seorang
perempuan yang pertama kali mendapat haid adalah pertanda bahwa ia siap bereproduksi atau
menghasilkan keturunan. Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10-12 tahun. Haid ini
kemudian akan berhenti sama sekali, biasanya sekitar umur 40-50 tahun atau yang disebut
menopause.

Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause.
Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku
umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi
setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, terkadang menstruasi
juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi
adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang
keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman.
Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada
vagina atau gangguan-gangguan lainnya.

PROSES MENSTRUASI
Saat seorang bayi perempuan dilahirkan ovariumnya mengandung ratusan ribu sel telur
tetapi belum berfungsi, tetapi ketika menginjak usia pubertas maka ovariumnya mulai berfungsi dan
terjadi proses yang disebut siklus menstruasi.
Dalam satu siklus (sekitar satu bulan) terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat
dari produksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu makin menebal sebagai persiapan jika terjadi
kehamilan. Maka ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi oleh
sperma hanya dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati dan
terjadilah perubahan pada komposisi kadar hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi
akan luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi.
Waktu terjadinya menstruasi pada seorang anak perempuan bervariasi. Umur anak antara 9
tahun sampai 15 tahun. Hal ini berbeda karena proses pertumbuhan setiap orang orang berbeda dan
banyak faktor lain seperti nutrisi, stres, pergaulan dll. Menstruasi biasanya terjadi setelah terjadi
perubahan pada fisik pada masa pubertas yang ditandai dengan buah dada mulai membesar, rambut
tumbuh di seputar alat vital dan di ketiak, dan vagina mengeluarkan cairan keputih-putihan.
Lama waktu terjadinya menstruasi berbeda-beda biasanya ada yang empat sampai 5 hari,
tetapi ada yang 3 hari bahkan satu minggu. Menstruasi ini merupakan siklus yang berulang-ulang
pada organ reproduksi perempuan. Perubahan terjadi karena sel telur menjadi matang, dan karena
tidak dibuahi, dilepaskan oleh indung telur (disebut juga ovulasi). Perubahan juga mencakup
penebalan dinding rahim (uterus), kemudian menipis dan rontok, keluar melalui saluran rahim.
Pelepasan telur oleh indung telur ini terjadi secara periodik.
Menstruasi akan berulang atau disebut siklus haid berkisar antara 28 sampai 29 hari. Ada
beberapa perempuan yang masa siklusnya berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap
normal. Menstruasi biasanya akan teratur setelah satu tahun sejak menstruasi pertama. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional atau oleh perubahan kebiasaan. Perbedaan siklus ini
ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia. Pada masa remaja biasanya
mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari karena hormon-hormon
seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus menstruasi menjadi lebih teratur,
walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stress atau kelelahan.

PROSES PEMATANGAN SERVIKS


Serviks uteri merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang dapat mengalami
perubahan yang sangat bermakna selama kehamilan dan persalinan. Serviks layaknya sebagai suatu
katup yang unik yang bertanggung jawab untuk menjaga janin tetap dalam uterus sampai akhir
kehamilan dan berfungsi pula sebagai jalan lahir yang aman menuju dunia luar selama persalinan.
Serviks didominasi oleh jaringan ikat fibrosa, tersusun atas matriks ekstraseluler yang didominasi
oleh kolagen dengan elastin dan proteoglikan, dan bagian seluler terdiri atas otot polos dan
fibroblas, terutama kolagen glikosaminoglikan dan glikoperotein, epitel, dan pembuluh darah.
Rasio relatif jaringan ikat dengan otot polos distribusinya tidak sama di sepanjang serviks. Bagian
distal memiliki rasio jaringan ikat dengan otot polos yang lebih besar daripada serviks bagian atas
yang lebih dekat dengan miometrium. Perubahan serviks t erjadi sejak awal kehamilan sampai
periode postpartum.

SIKLUS MENSTRUASI NORMAL

PADA WANITA
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus
estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium
pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan,
endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30
hari) yaitu sebagai berikut :
Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang
dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan
ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga
menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar
berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu
menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis
menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi
yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning
(Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal
lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio.
Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH
dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti
sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan
selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut
fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai
terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus
setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun
dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Normalnya,
menstruasi berlangsung selama 3 7 hari.

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 35 hari
dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus
yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan
dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1
hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar


200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya,
hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar
hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang
maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju
tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan
OVULASI.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang
disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga
membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa
sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi
dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone
FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi
signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut.
Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang
disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah
banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam
tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk
dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba
falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya menanamkan diri didalam rahim.
Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human
Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan GEATEL .
Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan
meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya.
di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

Siklus Menstruasi Normal


Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung
telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus
folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan)
dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri
dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di
bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn
berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang
terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
1. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH

1. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan


prolaktin
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang
terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang
menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga
hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di
bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH
dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon
gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang
mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah
pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan
LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan
progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada
pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari
endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa
ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:


1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam
kadar paling rendah
1. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis
untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh
kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur
(disebut ovulasi)
1. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim
siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium :
1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal
dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi
(pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia
berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi
keseluruhan
1. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu
rata-rata 14 hari
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi
normal:
1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada
level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus
luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu
untuk pertumbuhan lapisan endometrium
3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis.
Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada
akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang
terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon
progesteron
5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan
terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi
dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase
pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi
ovulasi
8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan
kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

Anda mungkin juga menyukai