Kes
No hp 081333141570
Akper RSMI 2015
Ginjal dilihat dari depan
Sistem urinary
GINJAL/ RENAL
URETER
VESICA URINARIA/ KANDUNG KEMIH
URETRA
GINJAL
1. Interlobular vein
2. Interlobular artery
3. Renal pelvis
4. Renal artery
5. Renal vein
6. Ureter
7. Cortex
8. Medulla
9. Arcuate vein
10. Arcuate artery
Fungsi Ekskresi
Memperahankan Osmolaritas plasma sekitar 285
mmol dengan mengubah ekskresi air.
Mempertahankan kaskade masing masing
elektrolit dalam batas normal
Mempertahankan Ph plasma 7,4 dengan
mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk
kembali HCO3-
Mengekskresikan Produk akhir nitrogen dari
metabolisme akhir protein, terutama urea, asam
urat, kreatinin.
Fungsi non ekskresi
REABSORSI GLUKOSA
DAN ASAM AMINO
TUBULUS
SEKRESI URINE
Ultrafitrasi Glomerulus
Renal blow flow (RBF), 25% atau 1.200
ml/mnt dari curah jantung.
Glomerular filtation rate (GFR), 1/5 atau
125ml/mnt, dari Glomerulus ke Kapsula Bowman.
175 l/hari cairan difiltrasi glomerulus, 1.5 ltr/hr
dikeluarkan sebagai kemih.
Kf = Koefisien filtrasi
Pg = Tekanan hidrostatik glomerulus
- muntah - Peritonitis
- diare
- obstruksi usus
B. Hilangnya cairan melalui ginjal
- Insufisiensi adrenal - Diabetes insipidus
- Diuresis osmotik
C. Hilangnya cairan melalui kulit dan sal. Napas
- Keringat berlebihan - Keganasan paru
- Luka bakar
OLEH
Sasito Hermawan,S.Kep,Ns,M.Kes
RSMI 2015
Sistem perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari :
1.Ginjal
2.Ureter
3.Vesika urinaria
4.Uretra
PENGKAJIAN
Manifestasi klinik disfungsi renal dan
urinarius :
Rasa nyeri
Perubahan eliminasi urin
Gejala gastrointestinal
Gejala lain pada setiap sistem tubuh
Rasa nyeri
Nyeri urogenital tidak selalu terdapat pada
penyakit ginjal
Bisa terjadi akibat adanya obstruksi dan
distensi
Nyeri ginjal
Nyeri kolik
Nyeri vesika
Nyeri prostat
Nyeri testis/epididimis
Nyeri penis
Perubahan pada eliminasi urin :
Sering berkemih
Urgensi
Rasa panas pada saat berkemih
Hesitancy
Nocturia
Inkontinensia
Enuresis
Polyuri
Hematuri
Proteinuri
Pneumaturia
Hematospermia
Cloudy urin
Gejala gastrointestinal :
Mual
Muntah
Diare
Gangguan rasa nyaman abdomen
Ileus paralitik
Riwayat kesehatan
Anamnesis yang meliputi : Keluhan utama,
riwayat penyakit lain yang pernah
dideritanya maupun pernah diderita oleh
keluarganya dan riwayat penyakit yang
diderita saat ini
Nyeri
Riwayat infeksi traktus urinarius mencakup
terapi atau perawatan yang dialami, gejala
panas, riwayat pengunaan kateter
Gejala kelainan urinasi : disuri, hesitancy,
inkontinensia
Adakah riwayat : hematuri, nokturi, renal
kalkuli, kelainan yang mempengaruhi fungsi
ginjal
Untuk wanita : persalinan, infeksi
vagina
Pajanan dengan zat-zat toksin
Riwayat merokok
Penggunaan obat atau alkohol
Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara menyeluruh
Fokus pada sistem urinary
Pemeriksaan ginjal
Pemeriksaan buli-buli
Pemeriksaan genetalia eksterna
Rectal toucher
Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan laboratorium
Urinalisis
Pemeriksaan darah rutin
Faal ginjal
Elektrolit
Faal hepar, faal pembekuan
Tumor marker
Analisis semen
Analisis batu
Kultur urin
Sitologi urin
PA
Pemeriksaan radiologi
Foto polos abdomen
PIV
Uretrografi
RPG
APG
USG
Ct Scan
Sintigrafi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan
filtrasi glomerulus dan retensi cairan
2. Resiko infeksi b.d gangguan sistem
imun dan pertahanan tubuh
3. Cemas b.d diagnosis keganasan dan
kemungkinan metastase
4. Nyeri b.d inflamasi, sumbatan dan
abrasi saluran kemih oleh pindahnya
batu
5. Gangguan eliminasi urin b.d sumbatan
aliran urin oleh batu
6. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
7. Ketidakefektifan perfusi ginjal
berhubungan dengan trauma
8. Resiko kerusakan integritas kulit
9. Kurang pengetahuan
RSMI 15
82
ETIOLOGI
83
FAKTOR INTRINSIK
85
Faktor....
86
FAKTOR EKSTRINSIK
1. ASUPAN AIR = KEKURANGAN ASUPAN ATAU
AIR YG BANYAK MENGANDUNG MINERAL
KALSIUM Intake cairan yang kurang akan
meningkatkan konsesntrasi urine, ekskresi
zat-zat mineral sisa metabolisme
2. DIET OBAT SITOSTATIK, DIET TINGGI PURIN,
KALSIUM DAN OKSALAT. Intake protein
dalam jumlah besar akan meningkatkan
ekskresi asam uric sehingga resiko
terbentuknya batu saluran kemih.
87
FAKTOR EKSTRINSIK
88
FAKTOR EKSTRINSIK
89
TEORI TERBENTUKNYA BATU
TEORI NUKLEASI : TERBENTUK KARENA
ADANYA SERBUK BATU ( NUKLEUS )
KRISTAL.
KALSIUM
OKSALAT/KALSIUM FOSFAT
ASAM URAT
MAGNESIUM AMONIUM
FOSFAT
XANTHYN
SISTIN
BATU KALSIUM
3. HIPOSITRAURI :
sitrat bertindak sebagai penghambat
pembentuk batu kalsium, sitrat bereaksi
dengan kalsium kalsium sitrat,
sehingga menghalangi ikatan kalsium
dengan oksalat/fosfat
4. HIPOMAGNESIURI :
magnesium bertindak sebagai
penghambat timbulnya batu kalsium,
karena di dlm urine magnesium akan
bereaksi dengan oksalat
magnesium oksalat
BATU STRUVIT
10
Laboratorium untuk menentukan fungsi ginjal
dilakukan pemeriksaan BUN. Kreatinin serum
akan meningkat dan rendah kadarnya dalam
urine akibat iskemia atau nekrosisi ginjal.
Pemeriksaan kultur urine untuk
mengetahui adanya bakteri dalamurine.
Urine analisis untuk menentukan
adanya hematuria, kristal atau silindir
dalam urine.
Pemeriksaan urine 24 jam untuk
mengetahui penurunan fungsi ginjal
yang ditunjukkan dengan menurunnya
klirens kreatinin.
10
PENATALAKSANAAN MEDIK
Regimen terapeutik termasuk hidrasi
adekuat,pembatasan diet kalsium, purin, oksalat,
medikasi untuk memperkecil dan menghilangkan
batu,
Pembedahan;
litotripsi gelombang kejut ,menggunakan
gelombang suara dan gelombang kejut secara
berturut-turut yang memecah batu menjadi
potongan-potongan kecil dan mudah dieksresi
melalui urine.
Pylolitotomi (batu diangkat dari pelvis ginjal)
Ureterolitotomi ( batu diangkat dari uretr).
Sistolitotomi ( batu diangkat dari kandung
kemih).
10
PENATALAKSAAN KEPERAWATAN
10
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Data Subjektif
Apakah ada rasa sakit/nyeri?. Jika ya tanyakan
bagaimana sifat nyeri apakah konstan atau intermiten
dan skala nyeri gunakan skala 0 10. Apkah ada gejala
lain ; mual muntah ?
Tanyakan pola normal buang air kecil (b.a.k) berapa
kali sehari, berapa banyak yang dikeluarkan setiap
b.a.k.
Pada batu saluran kemih terjadi penurunan urine out-
put, urgency, frekuensi, rasa penuh pada kandung
kemih.
Tanyakan bagaimana pola normal b.a.k, Apakah lebih
sering atau lebih jarang? Jumlahnya banyak, atau
sedikit.
Perubahan pola eliminasi merupakan tanda-tanda
retensi cairan yang merupakan indikasi ke arah gagal
ginjal atau gagal jantung, netrusi tidak adekuat.
10
Tanyakan apakah klien mengetahui kualitas
urinenya? Apakah urine menjadi lebih gelap,
bewarna keruh, bau. Perubahan warna urine
merupakan tanda infeksi, batu ginjal, atau
neoplasma.
Pastikan adanya faktor resiko, tanyakan adakah
perubahan diet atau metabolic. Kemungkinan klien
banyak mengkomsumsi makanan tinggi purin, Ca
oxalat atau fosfat.
Apakah klien imobilisasi lama atau bedrest akibat
penyakit tertentu? Keadaan ini dapat menimbulkan
infeksi saluran kemih.
Pernah menderita infeksi saluran kemih, satatis urine
, gout, prostat hihperplasia, hiperparatiroidisme.
Apakah pernah atau sedang mengalami penyakit
hipertensi, diabetes. Jika ya, bagaiman
penyembuhannya. Hipertensi dapat menimbulkan
penyakit ginjal.
10
Apakah klien pernah mengkomsumsi
obat untuk infeksi saluran kemih / batu
saluran kemih. Obat apa yang dimakan
dan sejak kapan.
Apakah klien mengalami operasi dan
apakah pernah dipasangkan kateterisasi.
Bagaimana kondisi psikologis klien saat
ini? Apakah klien mengalami kecemasan,
bagaiman pengetahuan klien tentang
perkembangan penyakitnya serta
prosedur yang akan dialkukan terhadap
klien
10
Data Objektif
Pastikan vital sign klien terutama suhu
tubuh, tekanan darah dan nadi.
Apakah kulit hangat, pucat, atau dingin
lembab (indikasi syok akibat nyeri)
Adakah distensi abdomen, tidak ada bunyi
usus, mual dan muntah
Adakah oliguria, hematuria, tegang saat
dipalpasi area renal
Adakah batu dalam urine/ jumlah intake-
output urine
Lihat hasil pemeriksaan laboratorium,
catat tanggal dan waktunya.
10
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iritasi/trauma
jaringan oleh kalkuli, pneingkatan
kontraksi uretra.
Perubahan eliminasi urine berhubungan
dengan bendungan/obstruksi ureter atau
uretra: trauma.
Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan yang akan dilakukan.
Resiko tidak efektif penatalaksanaan
terapetik di rumah berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang tindakan
pencegah dan perawatan dirumah
11
Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iritasi/trauma
jaringan oleh kalkuli, pneingkatan
kontraksi uretra
11
Intervensi Keperawatan
Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan
yang akan dilakukan
Kaji penyebab dan tingkat kecemasan
klien
Berikan informasi tentang sifat penyakit,
tujuan tindakan yang diprogramkan,
pmeriksaan diagnostik,prosedur
pembedahan ataun no-pembedahan dan
apa yang diharapkan kien selam
perawatan dan tindakan yang
berlangsung.
Berikan kesempatan kepada klien dan
orang terdekat untuk mengekspresikan
perasaan dan harapan. Perbaikani konsep
yang salah.
11
Intervensi Keperawatan
Resiko tidak efektif penatalaksanaan
terapetik di rumah berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang tindakan
pencegah dan perawatan dirumah
11
Sasmito Hermawan,. S.Kep,Ns,M.Kes
Akper Yanmas 2013
Hp: 081333141570
ANATOMI PROSTAT
BPH....
Stadium I
Pada stadium ini biasanya belum
memerlukan tindakan bedah,
diberikan pengobatan konservatif,
misalnya mengham
betadrenoresptor
alfasepertialfazosindanterazosin
Alpha blockers
The urethra is
Alpha blockers help
constricted here
ease the constriction
by the prostate.
caused by the prostate
on the urethra.
Stadium.....
Stadium II
Pada stadium II merupakan indikasi
untuk melakukan pembedahan
biasanya dianjurkan reseksi
endoskopi melalui uretra (trans
uretra)
(Trans Uretral Resection
Prostatectomy)
TURP: An instrument passed
through the penis is used with
a loop attached to a cutting
current to cut the obstructing
prostate out, making the urine
channel much wider.
.....
Stadium III
Sebaiknya dilakukan pembedahan
terbuka. Pembedahan terbuka dapat
dilakukan melalui trans vesika,
retropubik dan perineal.
....
Stadium IV
Pada stadium IV yang harus dilakukan
adalah membebaskan penderita dari
retensi urin total dengan memasang
kateter
kemudian terapi definitive dengan TUR
atau pembedahan terbuka
Pada penderita yang keadaan umumnya
tidak memungkinkan dilakukan
pembedahan dapat dilakukan pengobatan
konservatif dengan memberikan obat
penghambat adrenoreseptor alfa
Pembedahan terbuka
TURP(Trans Uretral Resection Prostatectomy)
Yaitu pengangkatan sebagian atau
keseluruhan kelenjar prostat melalui
sitoskopi atau resektoskop yang dimasukkan
malalui uretra.
Prostatektomi Suprapubis
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui
insisi yang dibuat pada kandung kemih.
Prostatektomi retropubis
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui
insisi pada abdomen bagian bawah melalui
fosa prostat anterior tanpa memasuki
kandung kemih.
Penatalaksanaan...
Prostatektomi Peritoneal
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat
radikal melalui sebuah insisi diantara
skrotum dan rektum.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Sirkulasi
kasus preoperasi adanya
peningkatan tekanan darah
Post Operasi .Penurunan tekanan
darah; peningkatan nadi
Integritas Ego
kegelisahan, kacau mental,
perubahan perilaku.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Eliminasi
Pre Op : dikaji keragu-raguan dalam
memulai aliran urin, aliran urin
berkurang, pengosongan kandung
kemih inkomplit, frekuensi berkemih,
nokturia, disuria dan hematuria.
postoperasi : obervasi drainase
kateter mengevaluasi warna urin.
Konstipasi.
Pengkajian....
Keselamatan/ keamanan
kaji adanya tanda-tanda infeksi
saluran perkemihan seperti adanya
demam (pada preoperasi), sedang
pada postoperasi perlu adanya
inspeksi balutan dan juga adanya
tanda-tanda infeksi baik pada luka
bedah maupun pada saluran
perkemihannya.
Pengkajian....
Seksualitas
Takut inkontinensia/menetes selama
hubungan intim, penurunan kekuatan
kontraksi saat ejakulasi, dan pembesaran
atau nyeri tekan pada prostat.
Laboratorium
urin analisa, kultur urin, urologi., urin,
BUN/kreatinin, asam fosfat serum,
SDP/sel darah putih. kadar hemoglobin
dan hematokrit karena imbas dari
perdarahan
Diagnosa dan Inrtervensi
Keperawatan
Retensi urine b/d obstruksi mekanik
Intervensi :
1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4
jam dan bila tiba2 dirasakan.
2. Observasi aliran urine, perhatikan ukuran
dan kekuatan
3. Perfusi/palpasi area suprapubik
4. Berikan/dorong kateter
5. Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap
berkemih. Perhatikan penurunan
pengeluaran urine dan perubahan berat jenis
6. Kolaborasi tarapi konservatif
Diagnosa dan intervensi
diagnostik
Diagnosa dan Intervensi
1)Uretritis (uretra)
2)Sistisis (kandung
kemih)
3)Pielonefritis
(ginjal)
Tanda dan gejala ISK pada
bagian bawah
Nyeri yang sering dan rasa panas
ketika berkemih
Spasame pada area kandung kemih
dan suprapubis
Hematuria
Nyeri punggung dapat terjadi
Tanda dan gejala ISK bagian
atas
Demam Menggigil
Nyeri panggul dan pinggang
Nyeri ketika berkemih
Malaise
Pusing
Mual dan muntah
Ada dua jalur utama
terjadinya ISK yaitu
asending dan hematogen
Secara asending yaitu: Masuknya
mikroorganisme dalam kandung
kemih, factor tekanan urine saat
miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus
urinarius (pemeriksaan sistoskopik,
pemakaian kateter), adanya
dekubitus yang terinfeksi. Naiknya
bakteri dari kandung kemih ke
ginjal.
SECARA HEMATOGEN
Pembentukan Abses
ginjal atau perirenal
Gagal ginjal
PADA LANSIA
. Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering
disebabkan karena adanya:
Sisa urin dalam kandung kemih yang
meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap atau kurang
efektif
Mobilitas menurun
Nutrisi yang sering kurang baik
System imunitas yng menurun
Adanya hambatan pada saluran urin
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi
prostat.
URINALISIS
Leukosuria atau piuria: merupakan salah
satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari
5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sediment air kemih
Hematuria: hematuria positif bila
terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun
urolitiasis.
Bakteriologis
Terapi Infeksi Saluran
Kemih (ISK)
Terapi antibiotika dosis tunggal
Terapi antibiotika konvensional: 5- 14 hari
Terapi antibiotika jangka lama: 4-6
minggu
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK
sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke
uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi lubang urethra oleh bakteri
faeces
Tabel 1. Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi
Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
Mekanisme kopin dan system pendukung
Pengkajian pengetahuan klien dan
keluarga
1)Pemahaman tentang
penyebab/perjalanan penyakit
2)Pemahaman tentang pencegahan,
perawatan dan terapi medis
Diagnosa
Infeksi yang berhubungan dengan
Keperawatan
adanya bakteri pada saluran kemih.
Perubahan pola eliminasi urine (disuria,
dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)
yang berhubungan dengan ISK.
Nyeri yang berhubungan dengan ISK.
Kurang pengetahuan yang berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit, metode pencegahan,
dan instruksi perawatan di rumah.
Infeksi yang berhubungan
dengan adanya bakteri pada
1)Kaji suhu tubuh
saluran kemihpasien setiap 4 jam dan
lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional :
Tanda vital menandakan adanya perubahan
di dalam tubuh
2)Catat karakteristik urine
Rasional :
Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi
kemajuan atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.
3)Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter
jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
Untuk mencegah stasis urine
DX 1.
4)Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan
sensivitas untuk menentukan respon terapi.
Rasional :
Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan
terhadap keadaan penderita.
5)Anjurkan pasien untuk mengosongkan
kandung kemih secara komplit setiap kali
kemih.
Rasional :
Untuk mencegah adanya distensi kandung
kemih
6)Berikan perawatan perineal, pertahankan
agar tetap bersih dan kering.
Rasional :
Untuk menjaga kebersihan dan menghindari
bakteri yang membuat infeksi uretra
Perubahan pola eliminasi urine
(disuria, dorongan frekuensi dan
atau nokturia) yang berhubunganm
Intervensi :
dengan ISK.
1)Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional :
Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk
mengetahui input/out put
2)Anjurkan untuk berkemih setiap 2 3 jam
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam
vesika urinaria.
3)Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional :
Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4)Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
Rasional :
Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.
5)Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional :
Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
Nyeri yang berhubungan
dengan ISK
Intervensi :
1)Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat
atau meringankan nyeri.
Rasional :
Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2)Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat
aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional :
Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat
merilekskan otot-otot
3)Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra
indikasi
Rasional :
Untuk membantu klien dalam berkemih
4)Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional :
Analgetik memblok lintasan nyeri
Kurang pengetahuan yang berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit, metode pencegahan,
Intervensi :
dan instruksi
1)Kaji perawatan di
tingkat kecemasan
Rasional :
Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2)Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
Rasional :
Agar klien mempunyai semangat dan mau empati
terhadap perawatan dan pengobatan
3)Beri support pada klien
Rasional :
4)Beri dorongan spiritual
Rasional :
Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada
Tuhan YME.Beri support pada klien
5)Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional :
Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang
dialaminya.
....
TERIMA KASIH