Anda di halaman 1dari 184

Sasmito hermawan, S.Kep,Ns,M.

Kes
No hp 081333141570
Akper RSMI 2015
Ginjal dilihat dari depan
Sistem urinary

adalah sistem organ yang


memproduksi,
menyimpan, dan
mengalirkan urin.
Pada manusia, sistem ini terdiri dari
dua ginjal, dua ureter,
kandung kemih, dua otot sphincter,
dan uretra.
BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN

GINJAL/ RENAL
URETER
VESICA URINARIA/ KANDUNG KEMIH
URETRA
GINJAL

KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI


KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG
PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA
LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA
DINDING ABDOMEN
FUNGSI GINJAL
- MENGELUARKAN ZAT TOKSIK/ RACUN
- KESEIMBANGAN CAIRAN
- KESEIMBANGAN ASAM BASA
- MENGELUARKAN SISA METABOLISME
(UREUM, KREATIN DLL)
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak
di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini
terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di
bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut
kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti
terletak di belakang peritoneum yang melapisi
rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di
sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan
biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri
untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh
iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu
meredam goncangan.
Ginjal dilihat dari belakang (tulang rusuk
dihilangkan)

Ginjal adalah organ ekskresi dalam


vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal
berfungsi menyaring kotoran (terutama
urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin.
Cabang dari kedokteran yang mempelajari
ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
LAPISAN GINJAL

SETIAP GINJAL TERBUNGKUS SELAPUT TIPIS


(KAPSULA RENALIS) BERUPA JARINGAN FIBRUS
BERWARNA UNGU TUA
LAPISAN GINJAL TERBAGI ATAS :
- LAPISAN LUAR (YAITU LAPISAN KORTEKS /
SUBSTANTIA KORTEKALIS)
- LAPISAN DALAM (YAITU MEDULLA
(SUBSTANTIA MEDULLARIS)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks,
bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla
ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida
yang merupakan bukaan saluran pengumpul.
Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron
yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah
dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron
berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan
dan molekul yang masih diperlukan tubuh.
Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus
dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian
diekskresikan disebut urin.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring
yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang
dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah
yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula
Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah
dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus
memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan.
Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis
yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman
karena adanya tekanan dari darah yang mendorong
plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke
dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan
meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula
Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah
lengkung Henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya
yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun
1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien
osmotik dalam pertukaran lawan arus yang
digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan
ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif
untuk menyerap kembali glukosa, asam amino,
dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air
(97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus
konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal
ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:
tubulus penghubung
tubulus kolektivus kortikal
tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan
dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular, mengandung macula densa
dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular
adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi
renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang
tubulus dan saluran untuk membentuk urin,
yang kemudian dibawa ke kandung kemih
melewati ureter.
NEFRON MEMBERSIHKAN ZAT DENGAN CARA :
- SEPERLIMA PLASMA DISARING MELALUI
MEMBRAN GLOMERULUS & CAIRAN YANG
TERBENTU MASUK KE TUBULUS GINJAL (FILTRASI)
- DALAM TUBULUS, ZAT YANG MASIH BERMANFAAT
AKAN DIABSORBSI KEMBALI SEPERTI AIR DAN
ELEKTROLIT, DAN ZAT YANG TIDAK DIPERLUKAN
TIDAK DIREABSORBSI DAN DIKELUARKAN
BERSAMA URINE (REABSORBSI)
- MEKANISME LAIN MELALUI PROSES SEKRESI
YAITU ZAT YANG BERASAL DARI PLASMA
DISEKRESIKAN MELALUI EPITEL TUBULUS
KEDALAM LUMEN TUBULUS (SEKRESI)
FUNGSI LAIN GINJAL ADALAH MENGELUARKAN
HORMON ERITROPOETIK (PENGHATURAN
PEMBENTUKAN SEL DARAH MERAH) DAN HORMON
RENIN (PENGATURAN TEKANAN DARAH DAN
KESEIMBANGAN ION Na DALAM PLASMA DARAH)
URETER

TERDIRI DARI 2 PIPA YANG MASING-MASING


BERSAMBUNG DARI GINJAL KE KANDUNG
KEMIH
LAPISAN DINDING URETER TERDIRI DARI :
- LAPISAN LUAR (JARINGAN IKAT/ FIBROSA)
- LAPISAN TENGAH (OTOT POLOS)
LAPISAN DINDING URETER TERJADI
GERAKAN PERISTALTIK TIAP 5 MENIT SEKALI
YANG MENDORONG URINE MELALUI URETER
VESIKA URINARIA
SEBUAH KANTUNG DENGAN OTOT YANG
MULUS DAN BERFUNGSI SEBAGAI PENAMPUNG
AIR SENI YANG BERUBAH-UBAH JUMLAHNYA
KARENA KANDUNG KEMIH DAPAT
MENGEMBANG DAN MENGEMPIS
PROSES MIKSI
- DISTENSI KANDUNG KEMIH ( 250 CC)
REFLEK KONTRAKSI DINDING KANDUNG KEMIH
RELAKSASI SPINKTER INTERNUS
RELAKSASI SPINKTER EKSTERNUS
PENGOSONGAN KANDUNG KEMIH
- KONTRAKSI KANDUNG KEMIH DAN
RELAKSASAI SPINKTER DIHANTARAKAN
MELALUI SERABUT SARAF SIMPATIS
- PERSARAFAN VESIKA URINARIA DIATUR
TORAKOLUMBAL & KRANIAL DARI SISTEM
SARAF OTONOM
URETRA

MERUPAKAN SALURAN SEMPIT YANG


BERPANGKAL PADA KANDUNG KEMIH
BERFUNGSI MENYALURKAN AIR KEMIH
KELUAR
Dalam anatomi, uretra adalah saluran
yang menghubungkan kantung kemih ke
lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi
sebagai saluran pembuang baik pada
sistem kemih atau ekskresi dan sistem
seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam
sistem reproduksi sebagai saluran
pengeluaran air mani.
Uretra pada wanita
Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm
dan terletak di antara klitoris dan pembukaan vagina.
Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita.
Artinya, wanita lebih berisiko terkena infeksi kantung
kemih atau sistitis dan infeksi saluran kemih.
Uretra pada pria
Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir
pada akhir penis.
Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan
sesuai dengan letaknya:
pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat
pembukaan kecil, dimana terletak muara vas
deferens.
pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral
terdapat kelenjar bulbouretralis.
pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas
di corpus spongiosum penis.
Fungsi homeostasis
ginjal
Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion
mineral, dan komposisi air dalam darah.
Ginjal mempertahankan pH plasma darah
pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin
yang dihasilkan dapat bersifat asam pada
pH 5 atau alkalis pada pH 8.
Kadar ion natrium dikendalikan melalui
sebuah proses homeostasis yang
melibatkan aldosteron untuk meningkatkan
penyerapan ion natrium pada tubulus
konvulasi.
Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik
darah karena kelebihan atau kekurangan
air akan segera dideteksi oleh
hipotalamus yang akan memberi sinyal
pada kelenjar pituitari dengan umpan
balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi
hormon antidiuretik (vasopresin, untuk
menekan sekresi air) sehingga terjadi
perubahan tingkat absorpsi air pada
tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi
cairan jaringan akan kembali menjadi
98%.
Ginjal terletak di bagian belakang kavum
abdominalis pada kedua sisi vertebra
lumbalis ke III.
Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi
cekungnya menghadap ke medial .
ukuran (dewasa) 11,5 cm (panjang) x 6
Cm (lebar) x 3,5 cm (tebal) . Beratnya
bervariasi , antara 120 170 gr , atau +
0,4% dari berat badan
Vaskularisasi
Abdominal aorta
Ateri Renalis arteri
segmental Arterii
interLobaris Arterii
arkuarta Arterii
interlobularis Arteriole
afferen Glomerulus
(Kapiler glomerulus)
arteriole efferen Kapiler
Peritubular Venii
Interlobularis Venii
Arkuata Venii
interlobaris vena
segmental Vena Renalis
Vena kava inferior
SCAN GAMBAR

1. Interlobular vein
2. Interlobular artery
3. Renal pelvis
4. Renal artery
5. Renal vein
6. Ureter
7. Cortex
8. Medulla
9. Arcuate vein
10. Arcuate artery
Fungsi Ekskresi
Memperahankan Osmolaritas plasma sekitar 285
mmol dengan mengubah ekskresi air.
Mempertahankan kaskade masing masing
elektrolit dalam batas normal
Mempertahankan Ph plasma 7,4 dengan
mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk
kembali HCO3-
Mengekskresikan Produk akhir nitrogen dari
metabolisme akhir protein, terutama urea, asam
urat, kreatinin.
Fungsi non ekskresi

Menghasilkan renin, untuk mengatur TD


Menghasilkan eritropoetin, produksi sel darah
merah oleh sumsum tulang
Metabolisme vit.D
Degradasi insulin
Menghasilkan Prostaglandin
Dasar fisiolog Ginjal

Fungsi utama : memproses plasma


darah, mengeluarkan urin.
Fungsi utama nefron ginjal:
Filtrasi, glomerulus memebran Kapsula
Kapsula Bowmans.
Reabsorpsi, Molekul- molekul keluar dari
segmen tubulus peritubular kapiler.
Sekresi tubular tubulus
Struktur mikroskopis
Nefron; Merupakan unit fungsional
Tiap ginjal, I juta
Kapsula BOWMAN
Tubulus Kontortus proksimal.
Lengkung henle
Tubulus kontortus distal
:
Dua jenis nefron yaitu
1. Nefron Kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya
terletak pada bagian luar dari korteks dengan
Lengkungan Henle yang pendek dan tetap
berada pada korteks atau mengadakan
penetrasi hanya sampai ke zona luar Medulla.
2. Nefron JuxtaMedullaris yaitu nefron yang
glomerulinya terletak pada bagian dalam dari
korteks dekat hubungan cortex-medulla
(corticomedullary junction) dengan Lengkungan
Henle yang panjang dan turun jauh kedalam
sampai ke zona dalam dari medulla, sebelum
berbalik dan kembali ke cortex.

Pada manusia kira-kira 85% dari nefron adalah


nefron
kortikalis dan 15% lainnya adalah nefron JM (Valtin
1977).
FUNGSI GINJAL

DIAWALI PADA GLOMEROLUS

TERJADI PROSES FILTRASI

REABSORSI GLUKOSA
DAN ASAM AMINO
TUBULUS
SEKRESI URINE
Ultrafitrasi Glomerulus
Renal blow flow (RBF), 25% atau 1.200
ml/mnt dari curah jantung.
Glomerular filtation rate (GFR), 1/5 atau
125ml/mnt, dari Glomerulus ke Kapsula Bowman.
175 l/hari cairan difiltrasi glomerulus, 1.5 ltr/hr
dikeluarkan sebagai kemih.

Tekanan hidrostatik glomerulus: 60 mmHg


Tekanan osmotik glomerulus: 32 mmHg
Tekanan hidrostatik kapsular : 18 mmHg
Tekana osmotik kapsular : 0 mmHg
sisanya dibuanKECEPATAN FILTRASI
GLOMERULUS
(GFR)

GFR adalah jumlah filtrat yang


terbentuk pada kedua ginjal setiap
menitnya. Pada orang normal
jumlahnya sekitar 125 ml/menit atau
180 liter perhari. Lebih dari 99%
filtrat ini akan direabsorbsi kembali
pada tubulus dan g/dikeluarkan sebagai urine.
GFR = Kf ((Pg-Pb) - (Og-Ob))

Kf = Koefisien filtrasi
Pg = Tekanan hidrostatik glomerulus

Pb = Tekanan hidrostatik kapsula bowman

Og = Tekanan onkotik glomerulus

Ob = Tekanan onkotik kapsula bowman


AUTOREGULASI GINJAL

YAITU KEMAMPUAN GINJAL


MEMPERTAHANKAN ALIRAN DARAH
GINJAL DAN GFR RELATIF KONSTAN
MEMUNGKINKAN KONTROL YANG
TEPAT TERHADAP EKSKRESI AIR DAN
ZAT TERLARUT
JUXTA GLOMERULAR APPARATUS ( SEL
JGA )

Terletak di kutub vaskuler di daerah


tubulus distalis
Terdiri dari 3 macam sel yaitu : macula
densa, sel granuler, dan sel agranuler
Berperan sebagai tubular feedback
pada sistem renin angiotensin sistem
adalah suatu struktur khusus yang terdapat
pada daerah dimana tubulus mengadakan
kontak dengan glomerulus .
mempunyai fungsi yang penting dalam "feed
back mechanism".
Gambar 2-5. Structure of the juxtaglomerular
REGULASI VOLUME DAN OSMOLALITAS
CAIRAN TUBUH

Anti Diuretik Hormon (ADH) = Vasopressin


Aldosteron
Renin angiotensin system
ALDOSTERON RENIN ANGIOTENSIN
SISTEM
HORMON AUTOKOID YANG
MEMPENGARUHI GFR
1. NOREPINEFRIN------- MENURUNKAN
GFR
2. EPINEFRIN -------
MENURUNKAN GFR
3. ANGIOTENSIN II ------>MENAIKKAN
GFR
4. PROSTAGLANDIN --- MENAIKKAN
GFR
makula densa memonitor tekanan hidrostatis atau kadar
bahan-bahan (misalnya Na,Cl) dalam tubulus distalis.
Bila kadar Natrium dlm tubulus menurun mk makula
densa akan mengirimkan informasi pd juxtaglomerular
cells yg kmd melepaskan renin kedlm lumen arteriole.
Renin adalah st enzim proteolitik yg bekerja pd suatu
protein spesifik dlm plasma (alfa 2 globulin) yg disebut
juga renin substrat atau angiotensinogen dan akan
menghasilkan angiotensin I.
Kemudian st converting enzym pd
paru-paru akan merubah angiotensin I
menjadi angiotensin II yg meru-pakan
st vasokonstriktor yang amat kuat.
Keseluruhan sistem ini disebut Renin-
Angiotensin System.
Aldosteron

Dihasilkan oleh Korteks Adrenal.


Efek langsung pada ginjal yaitu
meningkatkan reabsorpsi Na+ di
tubulus distal dan tubulus
pengumpul., yang diikuti oleh ion
klorida (Cl) dan H20.
Peningkatan volume CES.
Anti Diuretik Hormon
(ADH)
Dihasilkan oleh Hipofisis Posterior
Berefek peningkatan reabsorpsi air
pada tubulus distalis dan tubulus
kolektifus.
Keseimbangan Asam-Basa

pH cairan tubuh normal=7,38-7,42


Peran ginjal dalam keseimbangan
asam-basa yaitu dengan mengontrol
ion Hidrogen dan Bikarbonat dalam
darah.
Asidosis= pH<7,38
Alkalosis = pH>7,42
Reabsorpsi Tubulus

Terjadi perpindahan selektif zat yang


difiltrasi dari lumen tubulus kedalam
kapiler peritubulus.
Terjadi reabsorpsi secara :
- Aktf : Na+, Glukosa, Asam Amino,
Fosfat, Sulfat.
Sekresi Tubulus

Perpindahan selektif zat-zat dari


darah kapiler peritubulus ke dalam
lumen tubulus.
Sekresi yang terpenting adalah ion
Hidrogen dan ion Kalium dan hasil
akhir metabolisme protein
CAIRAN TUBUH

Cairan tubuh total : 60% dari BB


Cairan tubuh total : cairan intrasel 40%
BB dan cairan ekstrasel 20% BB
Cairan ekstrasel :
- plasma darah 5% BB
- cairan interstitiel 15% BB
- cairan transelluler 1,5% BB
- Cairan tubuh total dipengaruhi oleh :
umur, jenis kelamin, dan derajat
obesitas
PERTUKARAN CAIRAN TUBUH
F = K (Pk Pi) (Ok Oi)
Proses difusi/filtrasi (starling force)
Tekanan hidrostatika kapiler (Pk)
Tekanan hidrostatika interstitiel (Pi)
Tekanan onkotik kapiler (Ok)
Tekanan onkotik interstitiel (Oi)
Penyebab Udema
I. Meningkatnya tekanan kapiler
A. Meningkatnya tekanan vena : gagal
jantung, obstruksi vena lokal, gagalnya
pompa vena.
B. Retensi Na dan air : gagal ginjal
C. Menurunnya resistensi arteriole : demam, paralisis saraf
simpatis, efek obat vasodilator
II. Menurunnya tekanan koloid plasma
A. Kehilangan protein lewat urine : Sindroma Nefrotik
B. Kehilangan protein lewat kulit : Luka, luka bakar
C. Kegagalan produksi protein : peny. hati, KKP
III. Meningkatnya permeabilitas kapiler
A. Reaksi imun yang menyebabkan pelepasan
histamin
B. Toksin
C. Infeksi bakteri
E. Iskemia
F. Luka bakar
IV. Obstruksi saluran limfe
A. Kanker yang menyumbat sal. Limfe
B. Sumbatan kelenjar limfe oleh infeksi; filariasis
C. Kelainan kongenital dari pembuluh limfe
Penyebab dehidrasi
A. Hilangnya cairan melalui sal. cerna

- muntah - Peritonitis
- diare
- obstruksi usus
B. Hilangnya cairan melalui ginjal
- Insufisiensi adrenal - Diabetes insipidus
- Diuresis osmotik
C. Hilangnya cairan melalui kulit dan sal. Napas
- Keringat berlebihan - Keganasan paru
- Luka bakar
OLEH
Sasito Hermawan,S.Kep,Ns,M.Kes
RSMI 2015
Sistem perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari :
1.Ginjal
2.Ureter
3.Vesika urinaria
4.Uretra
PENGKAJIAN
Manifestasi klinik disfungsi renal dan
urinarius :
Rasa nyeri
Perubahan eliminasi urin
Gejala gastrointestinal
Gejala lain pada setiap sistem tubuh
Rasa nyeri
Nyeri urogenital tidak selalu terdapat pada
penyakit ginjal
Bisa terjadi akibat adanya obstruksi dan
distensi
Nyeri ginjal
Nyeri kolik
Nyeri vesika
Nyeri prostat
Nyeri testis/epididimis
Nyeri penis
Perubahan pada eliminasi urin :
Sering berkemih
Urgensi
Rasa panas pada saat berkemih
Hesitancy
Nocturia
Inkontinensia
Enuresis
Polyuri
Hematuri
Proteinuri
Pneumaturia
Hematospermia
Cloudy urin
Gejala gastrointestinal :
Mual
Muntah
Diare
Gangguan rasa nyaman abdomen
Ileus paralitik
Riwayat kesehatan
Anamnesis yang meliputi : Keluhan utama,
riwayat penyakit lain yang pernah
dideritanya maupun pernah diderita oleh
keluarganya dan riwayat penyakit yang
diderita saat ini
Nyeri
Riwayat infeksi traktus urinarius mencakup
terapi atau perawatan yang dialami, gejala
panas, riwayat pengunaan kateter
Gejala kelainan urinasi : disuri, hesitancy,
inkontinensia
Adakah riwayat : hematuri, nokturi, renal
kalkuli, kelainan yang mempengaruhi fungsi
ginjal
Untuk wanita : persalinan, infeksi
vagina
Pajanan dengan zat-zat toksin
Riwayat merokok
Penggunaan obat atau alkohol
Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara menyeluruh
Fokus pada sistem urinary
Pemeriksaan ginjal
Pemeriksaan buli-buli
Pemeriksaan genetalia eksterna
Rectal toucher
Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan laboratorium
Urinalisis
Pemeriksaan darah rutin
Faal ginjal
Elektrolit
Faal hepar, faal pembekuan
Tumor marker
Analisis semen
Analisis batu
Kultur urin
Sitologi urin
PA
Pemeriksaan radiologi
Foto polos abdomen
PIV
Uretrografi
RPG
APG
USG
Ct Scan
Sintigrafi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan
filtrasi glomerulus dan retensi cairan
2. Resiko infeksi b.d gangguan sistem
imun dan pertahanan tubuh
3. Cemas b.d diagnosis keganasan dan
kemungkinan metastase
4. Nyeri b.d inflamasi, sumbatan dan
abrasi saluran kemih oleh pindahnya
batu
5. Gangguan eliminasi urin b.d sumbatan
aliran urin oleh batu
6. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
7. Ketidakefektifan perfusi ginjal
berhubungan dengan trauma
8. Resiko kerusakan integritas kulit
9. Kurang pengetahuan
RSMI 15

ASKEP BATU KEMH


KONSEP DASAR

Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah


terbentuknya batu (kalkuli) dalam saluran
perkemihan.
Kalkuli merupakan deposit mineral, terutama
kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Mineral
lainnya terdiri dari asam urat dan kristal lain.
Kalkuli bervariasi dalam ukuran dan dapat
terbentuk dimanan saja dalam saluran
perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih),
tetapi paling sering ditemukan di ginjal .
Klien dirawat dirumah sakit sampai kalkuli
hilang dari saluran kemih dan komplikasi
teratasi

82
ETIOLOGI

TERDAPAT 2 FAKTOR YANG


MEMPERMUDAH TERJADINYA BATU
SALURAN KEMIH
1. FAKTOR INTRINSIK = DARI DALAM
TUBUH
2. FAKTOR EKSTRINSIK = DARI
LINGKUNGAN SEKITAR

83
FAKTOR INTRINSIK

1. UMUR = BERESIKO UMUR 30 50


TAHUN.
2. HEREDITER/ KETURUNAN
Cystinuria merupakan dampak dari
kelainan genetic gangguan
metabolisme asam amino yang
meningkatkan eksresi cystine.
3. JENIS KELAMIN = LAKI LAKI LEBIH
BERESIKO DIBANDING PEREMPUAN
84
FAKTOR INTRINSIK
Faktor Infeksi
Infeksi saluran kemih menyebabkan
nekrosisi jaringan ginjal yang menjadi
penyebab utama pembentukan batu
saluran kemih.
Gangguan metabolik
Meningkatkan kadar kalsium, asam
oksalurik dalam urien. Gangguan tersebut
dapat berupa hiperkalsemia, hiperkalsuria
sebagai aibat dari hiperparatiroidisme.

85
Faktor....

Obstruksi statis urine


Obstruksi dan statis urine
memudahkan terjadinya infeksi
yang meningkatkan resiko
terbentuknya batu saluran kemih

86
FAKTOR EKSTRINSIK
1. ASUPAN AIR = KEKURANGAN ASUPAN ATAU
AIR YG BANYAK MENGANDUNG MINERAL
KALSIUM Intake cairan yang kurang akan
meningkatkan konsesntrasi urine, ekskresi
zat-zat mineral sisa metabolisme
2. DIET OBAT SITOSTATIK, DIET TINGGI PURIN,
KALSIUM DAN OKSALAT. Intake protein
dalam jumlah besar akan meningkatkan
ekskresi asam uric sehingga resiko
terbentuknya batu saluran kemih.

87
FAKTOR EKSTRINSIK

3. IKLIM = BERIKLIM PANAS CENDERUNG


DEHIDRASI DAN PENINGKATAN
PRODUKSI VITAMIN D
Lingkungan yang bersuhu
hangat/panas akan meningkatkan
pengeluran keringat dan cairan tubuh,
menurunkan volume urine dan
meningkatkan konsentrasi solut dalam
urin

88
FAKTOR EKSTRINSIK

PEKERJAAN BIASA YG DOMINAN


DUDUK. Individu yang pekerjaan
menuntut untuk lebih banyak duduk
dan individu yang imobilisasi/bedrest
akibat penyakit yang lama
cenderung untuk mengalami statis
urine yangmeningkatkan resiko
terbentuknya batu saluran kemih.

89
TEORI TERBENTUKNYA BATU
TEORI NUKLEASI : TERBENTUK KARENA
ADANYA SERBUK BATU ( NUKLEUS )
KRISTAL.

TEORI MATRIKS : MATRIKS ORGANIK


(ALBUMIN, GLOBULIN & MUKOPROTEIN )
TEMPAT DIENDAPKANNYA KRISTAL BATU.

TEORI PENGHAMBAT KRISTAL :


KEKURANGAN SALAH SATU /BEBERAPA ZAT
PENGHAMBAT PEMBENTUK KRISTAL ( Mg,
Sitrat, Pirofosfat, & ASAM
MUKOPOLISAKARIDa terbentuk batu
KOMPOSISI BATU

KALSIUM
OKSALAT/KALSIUM FOSFAT
ASAM URAT
MAGNESIUM AMONIUM
FOSFAT
XANTHYN
SISTIN
BATU KALSIUM

PALING BANYAK DIJUMPAI


70-80% DARI SELURUH
BATU SALURAN KEMIH.
BATU JENIS INI TERDIRI
ATAS KALSIUM OKSALT,
KALSIUM FOSFAT ATAU
CAMPURAN KEDUANYA.
FAKTOR TERJADINYA BATU
KALSIUM
1. HIPERKALSIURI : > 250 300
MG/24 JAM.
hiperkalsuri absortif
hiperkalsuri renal

2. HIPEROKSALURI: > 45 GR/ HARI


konsumsi kaya oksalat kopi
instan, soft drink, jeruk sitrus,
bayam .
LANJUTAN .

3. HIPOSITRAURI :
sitrat bertindak sebagai penghambat
pembentuk batu kalsium, sitrat bereaksi
dengan kalsium kalsium sitrat,
sehingga menghalangi ikatan kalsium
dengan oksalat/fosfat
4. HIPOMAGNESIURI :
magnesium bertindak sebagai
penghambat timbulnya batu kalsium,
karena di dlm urine magnesium akan
bereaksi dengan oksalat
magnesium oksalat
BATU STRUVIT

disebut sebagi batu


infeksi krn
terbentuknya batu
ini karena adanya
isk.
BATU URAT

5-10 % dari seluruh batu


saluran kemih.
Banyak diderita pada klien
gout.
Pasien yg mendapat terapi
kanker thiazide, salisilat.
Kegemukan, peminum alkohol,
dan diet tinggi protein
berpeluang besar.
Faktor Penyebab Terbentuknya Batu
Asam Urat
Urine yg terlalu asam
( pH urine < 6 )
Vol. Urine yg sedikit ( <
2 ltr/ hari ) atau
dehidrasi
Hiperurikosuri
LETAK BATU DISALURAN
KEMIH
BATU GINJAL BATU URETER

Terbentuk Berasal dari


ditubuli ginjal, batu ginjal yg
kaliks pelvis turun ke ureter
ginjal, Batu yg
bahkan , ukurannya < 5
seluruh kaliks mm dpt keluar
secara spontan.
ginjal.
LETAK BATU DISALURAN
KEMIH
BATU BULI-BULI BATU URETRA
Berasal dari o Berasal dari
batu ureter batu ginjal yg
yang turun ke turun ke ureter
& ke buli-buli
buli-buli
kemudian
masuk ke uretra
& menyumbat
saluran uretra.
Letak Batu di dalam saluran
kemih
Batu Ginjal
Batu Ureter
Batu buli-
buli
Batu Uretra
MANIFESTASI KLINIK
Manisfestasi klinik akan timbul jika kalkuli menyebabkan
obstruksi aliran urine.
Keluhan yang seringmuncul adalah
- Nyeri pinggang dan hematuria bahkan kolik renal.
- Nyeri tergantung dari lokasi obstruksi dalam saluran
kemih.
- Nyeri bersifat sedang samapi berat, dapat disertai
mual dan
muntah bahkan syok akibat nyeri yang hebat.
- Klien akan mengalami nyeri tumpul pada sudut
costovertebral atau bahkan kolik
- klien akan merasakan nyeri pada panggul lateral dan
kadang-kadang nyeri turun pada area genitalia.
Gejala lain yang biasanya menyertai adalah mual
muntah dan demam, jika terjadi pinggiran batu yang
runcing melukai saluran kencing sehingga timbul
perdarahan ( hematuria) 10
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Intravena pylograph (IVP) untuk melihat
besarnya batu, letak dan tanda-tanda
obstruksi terutama untuk batu yang tidak
tembus sinar.
Sistoskopi merupakan visualsisasi langsung
kandung kemih dan ureter untuk
menunjukan adanya batu atau efek
obstruksi.Pada beberapa kasus dilakukan
untuk membuang batu saluran kemih.
USG untuk melihat bayangan batu baik di
ginjal maupun didalam buli-buli dan adanya
tanda-tanda obstruksi urine.

10
Laboratorium untuk menentukan fungsi ginjal
dilakukan pemeriksaan BUN. Kreatinin serum
akan meningkat dan rendah kadarnya dalam
urine akibat iskemia atau nekrosisi ginjal.
Pemeriksaan kultur urine untuk
mengetahui adanya bakteri dalamurine.
Urine analisis untuk menentukan
adanya hematuria, kristal atau silindir
dalam urine.
Pemeriksaan urine 24 jam untuk
mengetahui penurunan fungsi ginjal
yang ditunjukkan dengan menurunnya
klirens kreatinin.
10
PENATALAKSANAAN MEDIK
Regimen terapeutik termasuk hidrasi
adekuat,pembatasan diet kalsium, purin, oksalat,
medikasi untuk memperkecil dan menghilangkan
batu,
Pembedahan;
litotripsi gelombang kejut ,menggunakan
gelombang suara dan gelombang kejut secara
berturut-turut yang memecah batu menjadi
potongan-potongan kecil dan mudah dieksresi
melalui urine.
Pylolitotomi (batu diangkat dari pelvis ginjal)
Ureterolitotomi ( batu diangkat dari uretr).
Sistolitotomi ( batu diangkat dari kandung
kemih).

10
PENATALAKSAAN KEPERAWATAN

Prioritas rencana keperawatan berupa :


Nyeri hilang/ terkontrol
Pertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit
Cegah / minimalkan komplikasi
Informasi tentang proses penyakit,
prognosa dan kebutuhan terapi
Perawatan pre- pasca operasi

10
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Data Subjektif
Apakah ada rasa sakit/nyeri?. Jika ya tanyakan
bagaimana sifat nyeri apakah konstan atau intermiten
dan skala nyeri gunakan skala 0 10. Apkah ada gejala
lain ; mual muntah ?
Tanyakan pola normal buang air kecil (b.a.k) berapa
kali sehari, berapa banyak yang dikeluarkan setiap
b.a.k.
Pada batu saluran kemih terjadi penurunan urine out-
put, urgency, frekuensi, rasa penuh pada kandung
kemih.
Tanyakan bagaimana pola normal b.a.k, Apakah lebih
sering atau lebih jarang? Jumlahnya banyak, atau
sedikit.
Perubahan pola eliminasi merupakan tanda-tanda
retensi cairan yang merupakan indikasi ke arah gagal
ginjal atau gagal jantung, netrusi tidak adekuat.
10
Tanyakan apakah klien mengetahui kualitas
urinenya? Apakah urine menjadi lebih gelap,
bewarna keruh, bau. Perubahan warna urine
merupakan tanda infeksi, batu ginjal, atau
neoplasma.
Pastikan adanya faktor resiko, tanyakan adakah
perubahan diet atau metabolic. Kemungkinan klien
banyak mengkomsumsi makanan tinggi purin, Ca
oxalat atau fosfat.
Apakah klien imobilisasi lama atau bedrest akibat
penyakit tertentu? Keadaan ini dapat menimbulkan
infeksi saluran kemih.
Pernah menderita infeksi saluran kemih, satatis urine
, gout, prostat hihperplasia, hiperparatiroidisme.
Apakah pernah atau sedang mengalami penyakit
hipertensi, diabetes. Jika ya, bagaiman
penyembuhannya. Hipertensi dapat menimbulkan
penyakit ginjal.

10
Apakah klien pernah mengkomsumsi
obat untuk infeksi saluran kemih / batu
saluran kemih. Obat apa yang dimakan
dan sejak kapan.
Apakah klien mengalami operasi dan
apakah pernah dipasangkan kateterisasi.
Bagaimana kondisi psikologis klien saat
ini? Apakah klien mengalami kecemasan,
bagaiman pengetahuan klien tentang
perkembangan penyakitnya serta
prosedur yang akan dialkukan terhadap
klien

10
Data Objektif
Pastikan vital sign klien terutama suhu
tubuh, tekanan darah dan nadi.
Apakah kulit hangat, pucat, atau dingin
lembab (indikasi syok akibat nyeri)
Adakah distensi abdomen, tidak ada bunyi
usus, mual dan muntah
Adakah oliguria, hematuria, tegang saat
dipalpasi area renal
Adakah batu dalam urine/ jumlah intake-
output urine
Lihat hasil pemeriksaan laboratorium,
catat tanggal dan waktunya.

10
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iritasi/trauma
jaringan oleh kalkuli, pneingkatan
kontraksi uretra.
Perubahan eliminasi urine berhubungan
dengan bendungan/obstruksi ureter atau
uretra: trauma.
Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan yang akan dilakukan.
Resiko tidak efektif penatalaksanaan
terapetik di rumah berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang tindakan
pencegah dan perawatan dirumah
11
Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iritasi/trauma
jaringan oleh kalkuli, pneingkatan
kontraksi uretra

kaji dan catata lokasi dan intensitas


serta sifat nyeri. Konsulkan ke dokter
jika nyeri menetap atau memburuk.
Perhatikan tanda-tanda non verbal.
Anjurkan intake cairan bila tidak ada
kontraindikasi. Pertahankan terapi I V
bila mual dan muntah terjadi.
Tingkatkan rasa nyaman dengan
kompres hangat pada area panggul,
ciptakan lingkungan untuk istirahat,
teknik pengalihan nyeri 11
Intervensi Keperawatan
Perubahan eliminasi urine berhubungan
dengan bendungan/obstruksi ureter
atau uretra: trauma
Pantau jumlah dan karakteristik
urine out-put. Konsul ke dokter
jika terjadi perubahan jumlah
dan karakteristik urine.
Tingkatkan intake cairan selama
tidak ada kontra indikasi untuk
membersihkan saluran kemih
dari bakteri dan fragmen kalkuli

11
Intervensi Keperawatan
Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan
yang akan dilakukan
Kaji penyebab dan tingkat kecemasan
klien
Berikan informasi tentang sifat penyakit,
tujuan tindakan yang diprogramkan,
pmeriksaan diagnostik,prosedur
pembedahan ataun no-pembedahan dan
apa yang diharapkan kien selam
perawatan dan tindakan yang
berlangsung.
Berikan kesempatan kepada klien dan
orang terdekat untuk mengekspresikan
perasaan dan harapan. Perbaikani konsep
yang salah.
11
Intervensi Keperawatan
Resiko tidak efektif penatalaksanaan
terapetik di rumah berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang tindakan
pencegah dan perawatan dirumah

Atur konsul dengan ahli gizi atau berikan


informasi tentang jenis makanan yang
mengandung tinggi oksolat, purin atau
kalsium tergantung komposisi batu dan
jelaskan alasan pembatasan diet.
Agar dapat diidentifikasi lebih dini,
meliputi: nyeri,urine merah kecoklatan
atau merah terang, keruh dan bau
tidak sedap, berkemih disertai nyeri. 11
Ajarkan klien tentang obat-obatan yang
diresepkan, termasuk nama, dosis, jadwal,
tujuan dan efek samping yang dapat
dilaporkan.
Ajarkan cara memantau pH urine dan melihat
adanya hematuria atau batu dalam urine.
Ajarkan klien tentang tindakah pencegahan:
minum minimal 8 gelas/hari, taati program
pembatasan diet, gunakan obat yang
direspkan.
Ajarkan tanda-tanda gejala kekambuhan
kepada klien

11
Sasmito Hermawan,. S.Kep,Ns,M.Kes
Akper Yanmas 2013
Hp: 081333141570
ANATOMI PROSTAT
BPH....

Prostat adalah organ tubuh yang


terletak dibawah kandung kemih,
hanya dimiliki kaum pria, bentuk
seperti buah kenari dengan ukuran
normal 4 X 3 X 2 cm, berat sekitar 20
gram.
BPH.....
Kelenjar Prostat mengelilingi
uretra
Fungsinya adalah
menambahkan cairan mani
cairan ini mengandung asam
sitrat, kalsium, dan enzim yang
kemungkinan besar berfungsi
untuk meningkatkan
kemampuan berenang dan
kesuburan sperma
Fungsi Prostat

menghasilkan cairan air mani untuk


membantu kelancaran penyaluran
sperma keluar dari penis
mengatur penyaluran air seni dan air
mani.
Kontraksi otot prostat dan otot
sekitarnya juga berperan dalam
memompa air mani pada saat
ejakulasi.
BPH....

Prostat tumbuh membesar pada


masa pubertas kemudian tidak
mengalami perkembangan yang
berarti sampai usia 40 tahun, setelah
itu mulai tumbuh membesar secara
perlahan.
hiperplasia prostat jinak
(Benign Prostatic
Hyperplasia,BPH).
DEFINISI

adalah pembesaran atau hypertropi


prostat. Kelenjar prostat membesar,
memanjang ke arah depan ke dalam
kandung kemih dan menyumbat
aliran keluar urine, dapat
menyebabkan hydronefrosis dan
hydroureter.
ETIOLOGI
Penyebab pastinya belum diketahui.
Beberapa Hipotesis adalah :
1.Peningkatan Hormon
DihydrotestosteronDengan
bertambahnya usia, prostat diduga
makin sensitif terhadap rangsangan DHT.
2.Ketidakseimbangan hormon estogren
dan penurunan testoteron
3.Berkurangnya sel yang mati dalam
kelenjar prostat
4.Berkaitan proses penuaan
PATOFISIOLOGI
Sejalan dengan pertambahan umur kelenjar
prostat akan mengalami hyperplasia.
Pembesarab jaringan prostat periuretral
menyebabkan obstruksi leher kandung kemih
dan uretra pars prostatika yang
mengakibatkan berkurangnya aliran kemih
dari kandung kemih. Lobus yang mengalami
hipertrofi dapat menyumbat volum vesikal
atau uretra prostatik, dengan demkian
menyebabkan pengosongan urine inkomplit
atau retensi urine. Akibatnya terjadi dilatasi
ureter (Hidroureter) dan ginjal (Hidronefrosis)
secara bertahap. Infeksi saluran kemih dapat
tejadi akibat stasis urine, dimana sebagian
urine tetap berada dalam saluran kemih dan
berfungsi sebagai media untuk organisme
infektif.
MEKANISME KLINIS

1. KESULITAN UNTUK BERKEMIH


2. BERKEMIH KURANG TUNTAS
3. URGENSI
4. NOKTURIA
5. BERKEMIH HARUS MENGEDAN
6. MERASA KANDUNG KEMIHNYA PENUH DAN
MERASA NYERI HIBET DIPERUT BAGIAN
BAWAH
7. HEMATURIA
8. FREKUENSI BUANG AIR KECIL SERING
( Dalam sehari semalam bisa 10-20 kali
buang air kecil. )
Derajat berat BPH menurut
Sjamsuhidajat (2005)
Stadium I
Ada obstruktif tapi kandung kemih masih
mampu mengeluarkan urine sampai habis.
Stadium II
Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu
mengeluarkan urine walaupun tidak sampai
habis, masih tersisa kira-kira 60-150 cc.Ada
rasa ridak enak BAK atau disuria dan menjadi
nocturia.
Stadium III
Setiap BAK urine tersisa kira-kira 150 cc.
Stadium IV
Retensi urine total, buli-buli penuh pasien
tampak kesakitan, urine menetes secara
periodik (over flow inkontinen).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. URINALISIS
2. Pemeriksaan colok dubur (DRE = Digital Rectal
Exam). Pada BPH akan ditemukan permukaan
prostat yang rata, mulus dan kenyal.
3. Pemeriksaan PSA (Prostate Spesific Agent). Tes
ini mengukur kadar antigen khusus yang
dihasilkan prostate dalam darah. Pada BPH
nilai PSA masih dalam batas atas normal atau
sedikit meninggi.
4. USG transrektal (USG lewat dubur), untuk
menilai ukuran prostat, jumlah sisa air seni
dalam kandung kemih dan kelainan lain.
5. Uroflowmetri, untuk mengukur kelancaran
pancaran air seni saat berkemih.
colok dubur (DRE = Digital
Rectal Exam
KOMPLIKASI

infeksi saluran kemih dan apabila


tidak diobati, dapat mengakibatkan
gagal ginjal. (Corwin,2000)
hernia dan hemoroid
Sistitis
Pyelonefritis
PENATALAKSANAAN MEDIS

Stadium I
Pada stadium ini biasanya belum
memerlukan tindakan bedah,
diberikan pengobatan konservatif,
misalnya mengham
betadrenoresptor
alfasepertialfazosindanterazosin
Alpha blockers

The urethra is
Alpha blockers help
constricted here
ease the constriction
by the prostate.
caused by the prostate
on the urethra.
Stadium.....

Stadium II
Pada stadium II merupakan indikasi
untuk melakukan pembedahan
biasanya dianjurkan reseksi
endoskopi melalui uretra (trans
uretra)
(Trans Uretral Resection
Prostatectomy)
TURP: An instrument passed
through the penis is used with
a loop attached to a cutting
current to cut the obstructing
prostate out, making the urine
channel much wider.
.....

Stadium III
Sebaiknya dilakukan pembedahan
terbuka. Pembedahan terbuka dapat
dilakukan melalui trans vesika,
retropubik dan perineal.
....

Stadium IV
Pada stadium IV yang harus dilakukan
adalah membebaskan penderita dari
retensi urin total dengan memasang
kateter
kemudian terapi definitive dengan TUR
atau pembedahan terbuka
Pada penderita yang keadaan umumnya
tidak memungkinkan dilakukan
pembedahan dapat dilakukan pengobatan
konservatif dengan memberikan obat
penghambat adrenoreseptor alfa
Pembedahan terbuka
TURP(Trans Uretral Resection Prostatectomy)
Yaitu pengangkatan sebagian atau
keseluruhan kelenjar prostat melalui
sitoskopi atau resektoskop yang dimasukkan
malalui uretra.
Prostatektomi Suprapubis
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui
insisi yang dibuat pada kandung kemih.
Prostatektomi retropubis
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui
insisi pada abdomen bagian bawah melalui
fosa prostat anterior tanpa memasuki
kandung kemih.
Penatalaksanaan...

Prostatektomi Peritoneal
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat
radikal melalui sebuah insisi diantara
skrotum dan rektum.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Sirkulasi
kasus preoperasi adanya
peningkatan tekanan darah
Post Operasi .Penurunan tekanan
darah; peningkatan nadi
Integritas Ego
kegelisahan, kacau mental,
perubahan perilaku.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Eliminasi
Pre Op : dikaji keragu-raguan dalam
memulai aliran urin, aliran urin
berkurang, pengosongan kandung
kemih inkomplit, frekuensi berkemih,
nokturia, disuria dan hematuria.
postoperasi : obervasi drainase
kateter mengevaluasi warna urin.
Konstipasi.
Pengkajian....

Makanan dan cairan


anoreksia, mual, muntah, penurunan
berat badan
Nyeri dan kenyamanan
Pada pasien postoperasi biasanya
ditemukan adanya nyeri suprapubik,
pinggul tajam dan kuat, nyeri
punggung bawah.
Pengkajian....

Keselamatan/ keamanan
kaji adanya tanda-tanda infeksi
saluran perkemihan seperti adanya
demam (pada preoperasi), sedang
pada postoperasi perlu adanya
inspeksi balutan dan juga adanya
tanda-tanda infeksi baik pada luka
bedah maupun pada saluran
perkemihannya.
Pengkajian....

Seksualitas
Takut inkontinensia/menetes selama
hubungan intim, penurunan kekuatan
kontraksi saat ejakulasi, dan pembesaran
atau nyeri tekan pada prostat.
Laboratorium
urin analisa, kultur urin, urologi., urin,
BUN/kreatinin, asam fosfat serum,
SDP/sel darah putih. kadar hemoglobin
dan hematokrit karena imbas dari
perdarahan
Diagnosa dan Inrtervensi
Keperawatan
Retensi urine b/d obstruksi mekanik
Intervensi :
1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4
jam dan bila tiba2 dirasakan.
2. Observasi aliran urine, perhatikan ukuran
dan kekuatan
3. Perfusi/palpasi area suprapubik
4. Berikan/dorong kateter
5. Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap
berkemih. Perhatikan penurunan
pengeluaran urine dan perubahan berat jenis
6. Kolaborasi tarapi konservatif
Diagnosa dan intervensi

Nyeri b/d distensi kandung kemih


Intervensi:
1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi,
intensitas(skala 0-10)lamanya
2. Pertahankan tirah baring bila
diindikasikan.
3. Berikan tindakan kemyamanan, con:
pijatan punggung.
4. Latihan nafas dalam, aktivitas terapeutik
5. Dorong menggunakan rendam duduk,
sabun hangat untuk perineum.
Diagnosa dan Intervensi

Perubahan eliminasi urine b/d obstruksi


mekanik
Intervensi:
1. Kaji haluaran urine dengan sistem kateter.
2. Bantu pasien memilih posissi yang normal
untuk berkemih.
3. Perhatikan waktu, jumlah berkemih dan
ukuran aliran setelah kateter dilepas.
4. Dorong pasien untuk berkemih bila terasa
dorongan.
5. Ukur volume residu bila ada kateter
suprapubik.
6. Instruksikan pasien untuk melakukan latihan
perineal.Con: mengencangkan bokong,
memulai dan menghentikan aliran urine .
Diagnosa dan Intervensi

Resiko tinggi untuk infeksi : sehubungan


dengan
Prosedur invasif, instrumentasi sela-ma operasi,
kateter, seringnya irigasi kandung kemih.
Jaringan traumatik, insisi bedah.
Refluk urine ke dalam kandung kemih.
Terbukanya sistem drainage urine.
ditandai dengan :
Post TUR Prostat hari ke II
Masih terpasang kateter dengan irigasi drip
NaCl 0,9 %.
Resiko infeksi

Memasang dan melepaskan kateter


dengan cara aseptik dan antiseptik.
Rawat kateter dengan tehnik aseptik
dan antiseptik.
Cegah terjadinya refluks urine yaitu
kembalinya urine ke kandung kemih.
Dengan cara : menggantung urine
bag lebih rendah dari kandung
kemih.
Resiko infeksi

Dan klem kateter bila akan


memindahkan klien.
Gunakan tehnik aseptik pada saat
mengosongkan urine bag.
Ganti kateter setiap 7 - 10 hari
dengan tehnik aseptik .
Irigasi kateter dilakukan dengan
tehnik aseptik dan antiseptik
Resiko infeksi

Anjurkan klien banyak minum 2500 cc


- 3000 cc / hari bila tidak ada kontra
indikasi
Mengukur / mengamati tanda kardinal
klien setiap 4 jam atau sesuai
kebutuhan.
Kolaborasi dengan Tim medis untuk
penberian antibiotik atau pemeriksaan

diagnostik
Diagnosa dan Intervensi

Ansietas b/d perubahan status kesehatan


Intervensi :
1. Selalu ada untuk pasien, buat hubungan
saling percaya dengan pasien atau orang
yang terdekat
2. Berikan informasi tentang prosedur dan tes
khusus serta apa yang akan dilakukan
3. Lindungi privasi klien
4. Dorong pasien atau orang terdekat untuk
menyatakan masalah atau perasaan
Diagnosa dan intervensi
Kurang pengetahuan b/d kesalahan interprestasi
Intervensi:
1. Kaji ulang proses penyakit dan pengalaman pasien
2. Dorong untuk menyatakan rasa takut atau perasaan
dan perhatian
3. Berikan informasi bahwa kondisi tidak ditularkan
secara seksual
4. Anjurkan menghindari makanan berbumbu seperti
kopi dan alkohol, duduk yang lama dan pemasukan
cairan cepat
5. Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan
evaluasi medik.
Evaluasi

Menunjukkan penurunan ansietas


Menyebutkan bahwa nyeri dan rasa tidak
nyaman menurun
Menunjukkan pola-pola eliminasi urine
yang normal
Menunjukkan pemahaman prosedur
pembedahan dan perjalanan pascaoperasi
serta teknik lain yang bermanfaat dalam
memudahkan kontrol kandung kemih
Mencegah atau menurunkan resiko infeksi
Melaporkan ansietas menurun
Sasmito Hermawan, S. Kep,Ns,M.Kes
No Hp 081333141570
ISK

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau


Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya infasi
mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, 2001)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah


suatu keadaan adanya infeksi bakteri
pada saluran kemih. (Enggram,
Barbara, 1998)
JENIS ISK
ISK uncomplicated (simple) ISK sederhana
yang terjadi pada penderita dengan
saluran kencing baik, anatomic maupun
fungsional normal. tidak menyebar ke
tempat tubuh yang lain Isk lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan laki-
laki.
ISK complicated Sering menimbulkan
banyak masalah karena sering kali kuman
penyebab sulit diberantas, kuman
penyebab sering resisten terhadap
beberapa macam antibiotika, sering terjadi
bakterimia, sepsis dan shock. kelainan
anatomis pada seluran kemih
ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan
Kelainan
sebagi abnormal saluran kencing,
berikut:
misalnya batu,
reflex vesiko uretral obstruksi
atoni kandung kemih
paraplegia,
kateter kandung kencing menetap dan
prostatitis.
Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
Gangguan daya tahan tubuh
Infeksi yang disebabkan karena organisme
virulen sperti prosteus spp yang memproduksi
urease.
ISK

Sisa urin dalam kandung kemih yang


meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif,
Mobilitas menurun,
Nutrisi yang sering kurang baik,
Sistem imunitas menurun, baik seluler
maupun humoral,
Adanya hambatan pada aliran urin,
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi
prostat
Jenis-jenis mikroorganisme
yang menyebabkan ISK
Pseudomonas, Proteus, Klebsiella :
penyebab ISK complicated
Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK
uncomplicated (simple)
Enterobacter, staphylococcus
epidemidis, enterococci, dan-lain-
lain.
Macam-macam ISK

1)Uretritis (uretra)
2)Sistisis (kandung
kemih)
3)Pielonefritis
(ginjal)
Tanda dan gejala ISK pada
bagian bawah
Nyeri yang sering dan rasa panas
ketika berkemih
Spasame pada area kandung kemih
dan suprapubis
Hematuria
Nyeri punggung dapat terjadi
Tanda dan gejala ISK bagian
atas
Demam Menggigil
Nyeri panggul dan pinggang
Nyeri ketika berkemih
Malaise
Pusing
Mual dan muntah
Ada dua jalur utama
terjadinya ISK yaitu
asending dan hematogen
Secara asending yaitu: Masuknya
mikroorganisme dalam kandung
kemih, factor tekanan urine saat
miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus
urinarius (pemeriksaan sistoskopik,
pemakaian kateter), adanya
dekubitus yang terinfeksi. Naiknya
bakteri dari kandung kemih ke
ginjal.
SECARA HEMATOGEN

Secara hematogen yaitu:


Sering terjadi pada pasien
yang system imunnya
rendah sehingga
mempermudah
penyebaran infeksi secara
hematogen
Komplikasi

Pembentukan Abses
ginjal atau perirenal
Gagal ginjal
PADA LANSIA
. Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering
disebabkan karena adanya:
Sisa urin dalam kandung kemih yang
meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap atau kurang
efektif
Mobilitas menurun
Nutrisi yang sering kurang baik
System imunitas yng menurun
Adanya hambatan pada saluran urin
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi
prostat.
URINALISIS
Leukosuria atau piuria: merupakan salah
satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari
5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sediment air kemih
Hematuria: hematuria positif bila
terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun
urolitiasis.
Bakteriologis
Terapi Infeksi Saluran
Kemih (ISK)
Terapi antibiotika dosis tunggal
Terapi antibiotika konvensional: 5- 14 hari
Terapi antibiotika jangka lama: 4-6
minggu
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK
sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke
uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi lubang urethra oleh bakteri
faeces
Tabel 1. Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi

Antimikroba Dosis Lama Terapi

Trimetoprim-Sulfametoksazol 2 x 160/800 mg 3 hari


Trimetoprim 2 x 100 mg 3 hari
Siprofloksasin 2 x 100-250 mg 3 hari
Levofloksasin 2 x 250 mg 3 hari
Sefiksim 1 x 400 mg 3 hari
Sefpodoksim proksetil 2 x 100 mg 3 hari
Nitrofurantoin makrokristal 4 x 50 mg 7 hari
Nitrofurantoin monohidrat 2 x 100 mg 7 hari
makrokristal
Amoksisilin/Klavulanat 2 x 500 mg 7 hari
Tabel 2. Obat parenteral pada ISK atas akut berkomplikasi

Antimikroba Dosis Interval


Sefepim 1 gram 12 jam
Siprofloksasin 400 gram 12 jam
Levofloksasin 500 gram 24 jam
Ofloksasin 400 gram 12 jam
Gentamisin (+ ampisilin) 3-5 mg/kgBB 24 jam
1 mg/kgBB 8 jam
Ampisilin (+ gentamisin) 1-2 gram 6 jam
Tikarsilin-klavulanat 3,2 gram 8 jam
Piperasilin-tazobaktam 3,375 gram 2-8 jam
Imipenem-silastatin 250-500 mg 6-8 jam
Pemakaian obat pada usia
lanjut perlu dipikirkan
kemungkinan adanya:
Gangguan absorbsi dalam alat
pencernaan
Interansi obat
Efek samping obat
Gangguan akumulasi obat
terutama obat-obat yang
ekskresinya melalui ginjal
PEMERIKSAAN FISIK

Pemerikasaan fisik: dilakukan secara


head to toe
Riwayat atau adanya faktor-faktor
resiko
Adanya faktor predisposisi pasien
terhadap infeksi nosokomial
Pengkajian dari manifestasi klinik
infeksi saluran kemih
Pengkajian psikologi pasien:
PEMERIKSAAN FISIK SECARA
MENYELURUH
Data biologis meliputi :
1)Identitas klien
2)Identitas penanggung
Riwayat kesehatan :
1)Riwayat infeksi saluran kemih
2)Riwayat pernah menderita batu
ginjal
3)Riwayat penyakit DM, jantung.
Pengkajian fisik

1)Palpasi kandung kemih


2)Inspeksi daerah meatus
a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan
kejernihan urine
b)Pengkajian pada costovertebralis
Pengkajian lanjutan.

Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
Mekanisme kopin dan system pendukung
Pengkajian pengetahuan klien dan
keluarga
1)Pemahaman tentang
penyebab/perjalanan penyakit
2)Pemahaman tentang pencegahan,
perawatan dan terapi medis
Diagnosa
Infeksi yang berhubungan dengan
Keperawatan
adanya bakteri pada saluran kemih.
Perubahan pola eliminasi urine (disuria,
dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)
yang berhubungan dengan ISK.
Nyeri yang berhubungan dengan ISK.
Kurang pengetahuan yang berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit, metode pencegahan,
dan instruksi perawatan di rumah.
Infeksi yang berhubungan
dengan adanya bakteri pada
1)Kaji suhu tubuh
saluran kemihpasien setiap 4 jam dan
lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional :
Tanda vital menandakan adanya perubahan
di dalam tubuh
2)Catat karakteristik urine
Rasional :
Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi
kemajuan atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.
3)Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter
jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
Untuk mencegah stasis urine
DX 1.
4)Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan
sensivitas untuk menentukan respon terapi.
Rasional :
Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan
terhadap keadaan penderita.
5)Anjurkan pasien untuk mengosongkan
kandung kemih secara komplit setiap kali
kemih.
Rasional :
Untuk mencegah adanya distensi kandung
kemih
6)Berikan perawatan perineal, pertahankan
agar tetap bersih dan kering.
Rasional :
Untuk menjaga kebersihan dan menghindari
bakteri yang membuat infeksi uretra
Perubahan pola eliminasi urine
(disuria, dorongan frekuensi dan
atau nokturia) yang berhubunganm
Intervensi :
dengan ISK.
1)Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional :
Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk
mengetahui input/out put
2)Anjurkan untuk berkemih setiap 2 3 jam
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam
vesika urinaria.
3)Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional :
Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4)Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
Rasional :
Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.
5)Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional :
Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
Nyeri yang berhubungan
dengan ISK
Intervensi :
1)Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat
atau meringankan nyeri.
Rasional :
Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2)Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat
aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional :
Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat
merilekskan otot-otot
3)Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra
indikasi
Rasional :
Untuk membantu klien dalam berkemih
4)Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional :
Analgetik memblok lintasan nyeri
Kurang pengetahuan yang berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit, metode pencegahan,
Intervensi :
dan instruksi
1)Kaji perawatan di
tingkat kecemasan
Rasional :
Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2)Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
Rasional :
Agar klien mempunyai semangat dan mau empati
terhadap perawatan dan pengobatan
3)Beri support pada klien
Rasional :
4)Beri dorongan spiritual
Rasional :
Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada
Tuhan YME.Beri support pada klien
5)Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional :
Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang
dialaminya.
....

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai