Anda di halaman 1dari 19

FISIOLOGI PLASENTA

Materi 4

Oleh
:
Lovia Angraini
Tony Wilson
Programmer
A
Implantasi
plasenta
Implantasi merupakan saat yang paling kritis untuk mendapatkan kehamilan
Proses ini membutuhkan perkembangan yang sinkron antara hasil konsepsi,
uterus, transformasi endometrium menjadi desidua dan akhirnya
pembentukan plasenta yang definitif. Blastosis berada dalam kavum uteri
selama lebih kurang 2 hari sebelum terjadi implantasi. Selama waktu ini
makanan diambil dari hasil sekresi kelenjar endometrium.

Proses implantasi terjadi kemudian, meliputi beberapa proses yaitu :


penghancuran zona pelusida, aposisi dengan endometrium dan
perkembangan dini tropoblas.
Zona pelusida mengalami kehancuran sebelum mulainya
implantasi akibat adanya faktor litik yang terdapat dalam kavum
uteri

Faktor litik ini (diduga adalah plasmin) berasal dari prekursor yang
berada pada reseptor di uterus, menjadi aktif akibat pengaruh
dari sejenis zat yang dihasilkan oleh blastosis.

Hancurnya zoba oelusida menyebabkan terjadinya reduksi


muatan elektrostatik. Kondisi ini memudahkan perlengketan
blatosis (lapisan tropektoderm) dengan epitel endometrium, yang
terjadi pada kripti endometrium.

Penyatuan ini adalah seperti “ligandreceptor binding”. Diduga


sebagai ligand adalah heparin/heparin sulfate proteoglycan yang
terdapat pada permukaan blastosis, sedangkan reseptor terdapat
pada surface glycoprotein epitel endometrium
Aposisi blastosis dengan endometrium terjadi pada hari ke 6 setelah fertilisasi.

Sel-sel bagian luar blastosis berproliforasi membentuk trophoblast primer.


Trophoblast berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi 2 bentuk yaitu
sitotrophoblas di bagian dalam dan sinsitiotrophoblas di bagian luar

Sel stroma di sekitar ‘implantation site’ , menjadi kayu dengan lemak dan
glikogen, bentuknya berubah menjadi polihedral dan dikenal dengan sel
desidua.

Sel desidua berdegenerasi pada daerah invasi dan memenuhi nutrisi


untuk embrio yang sedang berkembang, Sinsitiotrophoblas mengandung
zat yang dapat menghancurkan jaringan maternal dan memudahkan invasi
ke endometrium dan miometrium, sehingga akhirnya blastosis menancap
(embedded) secara sempurna dalam desidua.

Proses implantasi sempurna pada hari ke 10 – 11 pasca ovulasi.


ENDOKRINOLOGI PLASENTA

Sintesis Hormon Steroid

Plasenta mensintesis sejumlah besar


hormon steroid selama kehamilan. Dua
hormon steroid utama adalah progesteron
yang berfungsi untuk mempertahankan
(maintenance) kehamilan dan estrogen yang
berguna untuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi.
Unit ini mengendalikan sebagian besar aktifitas
endokrinologi selama kehamilan

Produksi steroid selama kehamilan merupakan hasil dari ‘kerjasama’ antara maternal, plasenta
Progesteron dan janin. Saat tidak terjadi konsepsi, korpus luteum menghasilkan progesteron dalam kurun
waktu kurang lebih 14 hari sebelum akhirnya mengalami regresi

Jika terjadi konsepsi, umur korpus luteum diperpanjang akibat


pengaruh dari hormon hCG sehingga tetap mampu menghasilkan
progesteron sampai usia kehamilan 10 minggu. Pada masa awal
kehamilan (6-7 minggu) progesteron dari korpus luteum ini
sangat diperlukan untuk mempertahankan kehamilan, sehingga
jika pada masa ini dilakukan ablasi korpus luteum misalnya
dengan ovariektomi maka akan terjadi penurunan
steroidogenesis dan akan berakhir dengan abortus. Setelah
masa transisi (antara minggu ke 7 dan 11), plasenta mengambil
alih peran korpus luteum dalam menghasilkan progesteron.

Sumber utama sintesis progesteron adalah kolesterol LDL (low-density


lipoprotein).
Progesteron mempunyai beberapa fungsi fisiologis
selama kehamilan. Fungsi utama adalah mempersiapkan
endometrium untuk implantasi dan mempertahankan
kehamilan. Mekanisme kerja progesteron adalah
berikatan dengan reseptor spesifik yang kemudian
berinteraksi dengan DNA genom. Reseptor-reseptor ini
telah dikenali dan ditemukan pada inti dan sitoplasma sel
sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas serta sel-sel endotel
desidua pada awal kehamilan.
Estrogen Janin dan plasenta terlibat dalam sintesis estron,
estradiol dan estriol. Estrogen yang dihasilkan oleh
plasenta sebagian besar berasal dari konversi prekursor
androgen maternal maupun adrenal janin.

Dalam hubungannya dengan kehamilan, estrogen


berfungsi untuk meningkatkan sintesis progesteron
melalui peningkatan uptake LDL dan aktifitas P450scc
sinsisiotrofoblas. Estrogen juga berpengaruh terhadap
sitem kardiovaskuler maternal yaitu menyebabkan
vasodilatasi sirkulasi uteroplasenter,
ENDOKRINOLOGI PLASENTA

Hormon-hormon peptida lain seperti gonadotropin-releasing


hormone (GnRH), somatostatin, thyrotropin-releasing hormone
Sintesis Hormon Polipeptida (TRH), gastrin, vasoactive intestinal polypetida (VIP) dan nerve
growth factor (NGF) juga ditemukan pada plasenta
bersamasama dengan pituitary-like polypeptides seperti
adrenocorticotropic hormone (ACTH), thyroid-stimulating
hormone (TSH) dan follicle stimulating hormone (FSH).

Hormon-hormon polipeptida plasenta mempunyai


karakteristik yang mirip dengan hormon yang dihasilkan
organ endokrin lain. Human chorionic gonadotropin (hCG)
mempunyai aktifitas biologik yang sama dengan
luteinizing hormone (LH), demikian juga terdapat
kesamaan antara human placental lactogen (hPL)
dengan prolaktin (PRL) dan growth hormon (GH).
HORMON-HORMON PLASENTA LAIN

Hormon-hormon Protein
01 Chorionoic adrenocorticotropin (CACTH), Chorionic thyrotropin
(CT), Relaxin, Parathyroid hormone-related protein (PTH-rP),
Growth hormone-variant (hGH-V)

Hormon-hormon Peptida
02 Neuropeptide-Y (NPY) , Inhibin dan Activin

Hypothalamic-like Releasing Hormone


03 Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), Corticotropin
releasing hormone (CRH) , Thyrotropin-releasing hormone
(cTRH) dan Growth hormone- releasing hormone (GHRH)
Nutrisi janin dan transfer placenta

penggunaan glukosa dan pembatasan Laktat disalurkan melalui plasenta melalui


pasokan oleh ibu dihindari, karena glukosa mekanisme difusi aktif. Dengan bantuan
merupakan bahan nutrisi terbesar bagi ion hidrogen, laktat dibawa dalam bentuk
janin. Kerja metabolik hPL, yang banyak di asam laktat. Janin manusia sperti juga
dalam darah dan tidak pada janin, mamalia lain, mengandung banyak lemak
merupakan penghambat pengambilan (16%), ini artinya cukup banyak lemak
(uptake) perifer, dan penggunaan glukosa yang dipasok.
oleh ibu, sementara mendorong mobilisasi
dan pemakain asam lemak.
Dinamika cairan amnion
Cairan amnion diproduksi oleh sel amnion, difusi tali pusat, kulit janin
yaitu pada awal kehamilan dan kemudian setelah janin berkembang
akan dihasilkan dari urin dan cairan paru

2020 2020 2020

Amnion tidak mempunyai vaskularisasi dan berfungsi


sebagai tameng terhadap trauma. Amnion juga resisten
terhadap penetrasi lekosit, mikroorganisme, dan sel
neoplasma
LAnjutan…

Cairan amnion mempunyai peran :


1. memungkinkan janin bergerak dan perkembangan
system otot-rangka
2. membantu perkembangan traktus digestivus
3. cairan dan makanan janin
4. memberikan tekanan sehingga mencegah kehilangan
cairan paru –penting untuk perkembangan paru-paru.
5. melindungi janin dari trauma
6. mencegah kompresi tali pusat
7. menjaga suhu janin
8. sebagai bakteriostatik mencegah infeksi Regulasi Pada
aterm
jumlah cairan yang diambil oleh janin ialah :
a. diminum oleh janin = 500-1000 ml
b. masuk ke dalam paru = 170 ml
c. dari tali pusat dan amnion = 200-500 ml
Sedangkan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh janin ke rongga
amnion ialah :
a. sekresi oral = 25 ml
b. b. sekresi dari traktus respiratorius = 170 ml
c. c. urin = 800-1200 ml
d. transmembran dari amnion = 10 ml
Dengan demikian tampak bahwa urin janin menjadi dominan
dalam produksi cairan amnion
Sirkulasi utero placenta

Aliran darah uteroplasenta (uteroplacental blood Sedangkan UBF dirumuskan sebagai


flow /UPBF) yang normal sangat penting dalam berikut:
perkembangan dan pemeliharaan janin yang UBF = (UAP-UVP) / UVR
sehat UBF = uterine blood fl ow
Insufisiensi aliran uteroplasenta
UVP = uterine venous pressure
merupakan penyebab penting terjadinya
UAP = uterine arterial pressure
hambatan pertumbuhan janin intra
UVR = uterine vaskuler resistance
uterin, dan jika insufisiensi aliran
Dengan demikian semua keadaan yang
uteroplasenta cukup berat maka dapat
menurunkan tekanan darah rata-rata ibu
menyebabkan kematian janin
atau meningkatkan resistensi vaskuler
uterus akan menurunkan UPBF dan
akhirnya menurunkan umbilical blood fl ow
(UmBF).
Sirkulasi utero placenta

Dalam keadaan hamil, pembuluh darah


ke uterus mengalami dilatasi maksimal
Aliran darah ke uterus tidak oleh karena itu tidak ada fungsi
hamil sekitar 50 ml/menit, autoregulasi, akan tetapi pembuluh darah
sedangkan pada uterus hamil ke uterus ini sangat sensitif terhadap
agonis reseptor.
merupakan 10% dari cardiac
output atau sekitar 600-700
ml/menit

Sumber utama aliran darah ke uterus


adalah dari dua arteri uterina, sedangkan
pasokan dari arteri ovarika sangat
bervariasi tergantung dari spesiesnya

80% dari aliran darah ke


uterus ini masuk ke plasenta
sedangkan sisanya mengalir
ke myometrium.
lanjutan

Penurunan aliran darah ke uterus dapat


disebabkan oleh : Stres selama proses persalinan
Penurunan tekanan darah sistemik, menginduksi pelepasan katekolamin
Vasokonstriksi pembuluh darah uterina, endogen yang berdampak vasokonstriksi
Kontraksi uterus. arteri uterina. Obat-obat yang mempunyai
Penyebab hipotensi yang sering terjadi aktivitas terhadap reseptor adrenergik α
pada kehamilan adalah aortocaval misalnya fenileprin berpotensi
compression, hipovolemia, dan blokade menurunkan aliran darah ke uterus
simpatis akibat tindakan anestesi regional.. melalui vasokonstriksi pembuluh darah
uterus
Thank you

Anda mungkin juga menyukai