Anda di halaman 1dari 28

Disusun oleh :

Arni Wianti, S.Kep., Ns., M.Kes


STIKes YPIB Majalengka
 Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan
ruang lingkup kesehatan.
 Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup yang
berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan
penanganan system reproduksi pada setiap fase
kehidupan, serta kesinambungan antar fase
kehidupan tersebut.
 Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi
pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan yang
bila tak ditangani dengan baik maka hal ini dapat
berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup ini
dikenal lima tahap, yaitu :

 Konsepsi
 bayi dan anak
 Remaja
 Usia subur
 Usia lanjut
Konsepsi
 Perlakuan sama terhadap janin
laki-laki/perempuan
 Pelayanan antenatal, persalinan
aman dan nifas, serta pelayanan
bayi baru lahir
 Bayi dan Anak
 ASI eksklusif dan penyapihan yang layak.
 Tumbuh kembang anak pemberian
makanan dengan gizi seimbang.
 Imunisasi dan manajemen terpadu balita
sakit.
 Pencegahan dan penanggulangan
kekerasan.
 Pendidikan dan kesempatan yang sama
pada anak laki-laki dan perempuan.
 Remaja
 Gizi seimbang
 Informasi tentang kesehatan reproduksi.
 Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.
 Pencegahan terhadap ketergantungan
napza.
 Perkawinan pada usia yang wajar.
 Pendidikan, peningkatan keterampilan.
 Peningkatan penghargaan diri.
 Peningkatan pertahanan terhadap godaan
dan ancaman.
 Usia Subur
 Kehamilan dan persalinan yang aman
 Pencegahan kecacatan dan kematian
kehanilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi (KB).
 Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
 Pelayanan kesehatan reproduksi
berkualitas
 Pencegahan dan penanggulangan masalah
aborsi secara rasional.
 Pencagahan dan manajeman infertilitas.
 Usia Tua
 Perhatian pada problem meno /
andropause.
 Perhatian pada penyakit utama
degeneratif termasuk rabun,
gangguan mobilitas dan
osteoporosis.
 Deteksi dini kanker rahim dan
kanker postat.
 gambaran pendekatan siklus hidup kesehatan
reproduksi, untuk laki-laki dan perempuan dengan
memperhatikan hak reproduksi perorangan.
 Perempuan mempunyai kebutuhan khusus
dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid,
hamil dan melahirkan, menyusui dan mengalami
menopouse, sehingga memerlukan pemeliharaan
kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya.
 Ini berarti pada masa-masa kritis, seperti pada saat
kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperlukan
perhatian khusus terhadap perempuan.
HAK REPRODUKSI

 Setiap orang berhak memperoleh standar pel kespro yang


baik.
 Perempuan dan laki-laki berhak memperoleh informasi yang
jelas tentang kespro.
 Adanya hak untuk mendapatkan pel KB yang aman dan
efektif.
 Perempuan memperoleh pelkes yang dibutuhkan.
 Hubungan suami istri didasarkan pada penghargaan
terhadap pasangan.
 Remaja berhak memperolah kespro yang tepat.
 Laki dan perempuan berhak memperoleh informasi tentang
PMS.
Disusun oleh :
Rina Nuraeni,S.Kep.,Ners.,M.Kes
STIKes YPIB Majalengka
 Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di
atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf
yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis
posterior (neurohipofisis).

Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH


(Gonadotropin Releasing Hormone), TRH
(Thyrotropin Releasing Hormone), CRH
(Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH
(Growth Hormone Releasing Hormone), PRF
(Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga
hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin
Inhibiting Factor).
 Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang
sphenoid.
Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar
reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan
dan pematangan folikel (FSH - Follicle
Stimulating Hormone) dan hormon lutein
(LH - luteinizing hormone).
Selain hormon-hormon gonadotropin,
hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon
metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
 Ovarium

Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam


pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum).

Selain itu juga berfungsi steroidogenesis,


menghasilkan estrogen (dari teka interna
folikel) dan progesteron (dari korpus luteum),
atas kendali dari hormon-hormon
gonadotropin.
 Endometrium

Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi


sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.

Selama siklus haid, jaringan endometrium


berproliferasi, menebal dan mengadakan
sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan /
implantasi, endometrium rontok kembali dan
keluar berupa darah / jaringan haid.

Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium


dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh
siklus hormon-hormon ovarium.
HORMON-HORMON REPRODUKSI


GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian
dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan
hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
 FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior,
sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi
memicu pertumbuhan dan pematangan
folikel dan sel-sel granulosa di ovarium
wanita (pada pria : memicu pematangan
sperma di testis).
 LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior.
Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus
(LH-surge).
Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi
dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat
dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron
 Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel
teka interna folikel di ovarium secara primer, dan
dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di
kelenjar adrenal melalui konversi hormon
androgen.
Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh
plasenta.

Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan


perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita.
 Pada uterus : menyebabkan proliferasi
endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan
serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel
vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan
payudara.
 Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi
osteoblas sehingga memicu pertumbuhan /
regenerasi tulang. Pada wanita
pascamenopause, untuk pencegahan tulang
keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi
hormon estrogen (sintetik) pengganti.
 Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di
korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di
kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga
diproduksi di plasenta.

Progesteron menyebabkan terjadinya proses


perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan
endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
 HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4
minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).

Kadarnya makin meningkat sampai dengan


kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar
100.000 mU/ml), kemudian turun pada
trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml),
kemudian naik kembali sampai akhir
trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormon-hormon steroid terutama
pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin
juga memiliki fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat
dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya
kehamilan
 LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas
memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air
susu oleh kelenjar payudara.
Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi
korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh
plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).
 Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin
tampak terutama pada masa laktasi /
pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap
GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya
berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi
gangguan pematangan follikel, gangguan
ovulasi dan gangguan haid berupa
amenorhea.
Pemeriksaan kespro

 Sadari (periksa payudara sendiri)


 Pap smer
 ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent
Assay)
 PMS

Anda mungkin juga menyukai