Disusun Oleh:
RAFI HANIF HASIBUAN
2308360189
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
Pengaruh Hormon Progesteron pada
Embriogenesis
1. PENDAHULUAN
Sintesis hormon steroid seks terutama diproduksi oleh gonad dan diatur oleh 2 jenis
hormon gonadotropik yang diproduksi oleh adenohipofisis. Follicle-stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari kelenjar pituitari, yang mempengaruhi ovarium dan
testis. FSH terutama bertanggung jawab untuk mengatur pertumbuhan sel germinal pada
kedua jenis kelamin dan untuk sintesis estrogen di ovarium wanita. LH dan hCG memicu
sintesis steroid seks androgenik di testis atau ovarium dan produksi progesteron oleh korpus
luteum. LH, FSH dan hCG tidak memiliki aktivitas klinis yang penting di luar saluran
reproduksi.
Steroid seks diyakini sebagai satu-satunya pengatur produksi hormon gonadotropin. Baru-
baru ini, peptida gonad memiliki sifat regulasi sekresi FSH yang penting. Inhibin dan
follistatin menekan pelepasan FSH dan aktivin merangsang pelepasan FSH. Sintesis dan
fungsi hormon reproduksi berbeda, tetapi mereka terkait dan saling mempengaruhi.
Hormon adalah zat antara kimia jarak jauh yang secara khusus dibersihkan ke dalam
darah oleh kelenjar endokrin sebagai respons terhadap sinyal yang sangat tepat. Hormon
sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh, yaitu sebagai perkembangan dan
pertumbuhan badan. Banyak hormon yang bekerja dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan embrio atau embriogenesis, termasuk hormon human chorionic gonadotropin
(hCG), hormon laktogen plasenta manusia (hPL), hormon estrogen, hormon progesteron, dan
hormon oksitosin dan hormon prolaktin. Pada artikel ini, saya hanya akan melihat hormon
progesteron. Mengapa saya memilih topik ini karena topik ini sangat menarik untuk saya
pelajari dan juga akan menambah pengetahuan saya.
2. PEMBAHASAN
Awal kehamilan dimulai dengan proses pertemuan sel telur (wanita) dengan sel
sperma (pria), dilanjutkan dengan proses pembuahan dan implantasi di dalam rahim wanita.
Terjadinya
implantasi pada kehamilan disebabkan oleh faktor toleransi seorang wanita terhadap janinnya.
Hal ini karena adanya progesteron yang berperan penting sebagai modulator imun dan toleransi
imun selama kehamilan meningkatkan kinerja sel NK. Progesteron bergabung dengan protein
yang ada di endometrium, seperti progesteron-associated endometrial protein (PEP), protein
pengikat faktor pertumbuhan insulin 2 (IGFBP2) atau protein 14, loglobulin kristal, integrin
dan glikoprotien untuk memulai imunosupresi yang pre- mengosongkan embrio respon
inflamasi.
Progesteron adalah hormon penggerak seks wanita yang mengatur aktivitas seksual
wanita. Selain itu, progesteron juga berperan penting sebagai hormon reproduksi pada
kehamilan, dengan kadar 6 sampai 8 kali lipat dari kadar sebelum konsepsi karena
keterlibatan plasenta dalam sekresinya. Hormon progesteron dapat mempengaruhi salah satu
fase aktivitas seksual, yaitu hasrat.
Progesteron bekerja di organ reproduksi, termasuk kelenjar susu dan lapisan rahim,
serta meningkatkan suhu tubuh manusia. Selain itu, progesteron juga berperan dalam
mencegah peradangan dan kelahiran prematur selama kehamilan. Organ target lain untuk
progesteron adalah rahim, di mana hormon progesteron membantu sel telur untuk
berimplantasi. Selama kehamilan, progesteron melindungi plasenta, mempertahankan
kontraktilitas rahim, dan mempersiapkan ibu untuk menyusui.
3. KESIMPULAN
7. Lim MK, Ku CW, Tan TC, Lee YHJ, Allen JC, Tan NS. Characterisation of
serum progesterone and progesterone-induced blocking factor (PIBF) levels
across trimesters in healthy pregnant women. Sci Rep [Internet]. 2020;10(1):1–9.
Available from: http://dx.doi.org/10.1038/s41598-020-59452-y