Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Syahrum et. al. (1994), Greenspan et. al. (1998), dan (Deuster et.,al. (1999), menyatakan bahawa
hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam
peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon
yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah:
1. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) merupakan hormon yang diproduksi oleh
hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folicle stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya. Fungsi dari GnRH:
a. menstibmulasi produksi FSH dan LH
b. mengatur pelepasan FSH dan LH oleh kelenjar hipofisis
2. PIH (prolactine inhibiting hormone)
mengeluarkan prolaktin.
yang
menghambat
hipofisis
untuk
Ovarium menghasilkan progesteron, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang
dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui
pengubahan prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormonhormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium.
1. Estrogen
Estrogen yang terdapat secara alami adalah 17-estradiol, estron, dan estriol.Zat-zat ini adalah
steroid C18 yang tidak memiliki gugus metil angular.Hormon ini disekresikan terutama oleh sel
granulosa folikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta.Biosintesisnya tergantung pada enzim
aromatase (CYP19) yang mengubah testoteron menjadi estradiol dan androstenedion menjadi
estron (dapat juga terjadi di hati, lemak, otot, dan otak).
Fase pubertas terjadi perkembangan sifat seks primer. Kemudian juga terjadi perkembangan sifat
seks sekunder. Selanjutnya akan berlangsung siklus pada uterus, vagina dan kelenjar mammae.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen. Terhadap uterus, hormon estrogen
menyebabkan endometriummengalami proliferasi, yaitu lapisan endometrium berkembang dan
menjadi lebih tebal. Hal ini diikuti dengan lebih banyak kelenjar-kelenjar, pembuluh darah arteri
maupun vena. Hormon estrogen dihasilkan oleh teka interna folikel. Estradiol (E2) merupakan
produk yang paling penting yang disekresi oleh ovarium karena memiliki potensi biologik dan
efek fisiologik yang beragam terhadap jaringan perifer sasaran. Peninggian kadar estradiol
plasma berkorelasi erat dengan peningkatan ukuran folikel pra-ovulasi. Setelah lonjakan LH,
kadar estradiol serum akan mencapai kadar terendah selama beberapa hari dan terjadi
peningkatan kedua kadar estradiol plasma yang akan mencapai puncaknya pada pertengahan fase
luteal, yang akan mencerminkan sekresi estrogen oleh korpus luteum. Studi kateterisasi telah
menunjukkan bahwa peningkatan kadar estradiol plasma pada fase pra-evolusi dan pertengahan
fase luteal dari siklus. Fungsi estrogen:
Uterus dan organ kelamin wanita: ovarium, tuba fallopii, uterus dan vagina, semuanya bertambah
besar. Selain itu, genitalia eksterna bertambah membesar, dengan deposisilemak pada mons
pubis dan labia mayora dan disertai pembesaran labia minora.
Tuba Fallopii: jaringan kelenjar lapisan tersebut berproliferasi, dan yang penting, estrogen
menyebabkan jumlah sel-sel epitel bersilia yang membatasi tuba fallopii bertambah banyak.
Payudara: estrogen menyebabkan (1) perkembangan jaringan stroma payudara, (2) pertumbuhan
sistem duktus yang luas, (3) deposit lemak pada payudara.
Tulang rangka: menghambat aktivitas osteoklastik dan menyebabkan terjadinya penggabungan
epifisis dengan tulang panjang.
Deposisi protein: peningkatan total protein tubuh, yang terbukti adanya keseimbangannitrogen
yang sedikit positif apabaila diberikan estrogen
Metabolisme dan penyimpanan lemak: meningkatkan laju kecepatan metabolismeseluruh tubuh.
Juga meningkatkan jumlah simpanan lemak dalam jaringan subkutan.
Pada distribusi rambut: setelah pubertas akan tumbuh rambut pada aksila dan pubis
Pada kulit: kulita berkembang menjadi tekstur yang halus dan lembut juga lebihvaskular
Keseimbangan elektrolit: terjadinya retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
2. Progesteron
perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya system persarafan dalam hipotalamus melalui
perubahan proklatin atau endogen opiat yang d apat memengaruhi elevasi kortisol basal dan
menurunkan hormone lutein (LH) yang menyebabkan amenorrhea.
6. Penyakit
Siklus menstruasi yang tidak teratur dalam waktu lama merupakan tanda-tanda adanya
penyakit pada saluran reproduksi. Misalnya, fibroid, kistas, endometriosis, polip, sindrom
polikistik ovarium, infeksi pada saluran reproduksi maupun kelainan genetik. Adanya penyakitpenyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta hipertiroid yang berhubungan dengan
gangguan menstruasi. Prevalensi amenorrhea dan oligomenorrhea lebih tinggi pada pasien
diabetes. Penyakit polystic ovarium berhubungan dengan obesitas , resistensi insulin, dan
oligomenorrhea . Amenorrhea dan oligome norrhea pada perempuan dengan penyakit polystic
ovarium berhubungan dengan insensitivitas hormone insulin dan menjadikan perempuan tersebut
obesitas . Hipertiroid berhubungan dengan oligomenorrhea dan lebih lanjut menjadi amenorrhea.
Hipotiroid berhubungan dengan polymenorrhea dan menorraghia.
7. Perubahan rutinitas
Perubahan rutinitas dalam hidup dapat berpengaruh pada kondisi fisik. Misalnya, mereka
yang harus berganti jam kerja dari pagi menjadi malam. Hal ini biasa terjadi hingga tubuh
menyesuaikan dengan pola atau rutinitas baru.
8. Gaya hidup dan berat badan
Pilihan gaya hidup termasuk pola makan, mengkonsumsi alkohol, atau pemakai narkoba
mempengaruhi metabolisme progesteron dan estrogen. Terlalu banyak mengkonsumsi kafein dan
rokok serta kelebihan dan kekurangan berat badan juga berpengaruh pada kadarhormonal di
tubuh. Pada kasus tertentu bahkan dapat menghentikan menstruasi (amenorrhea) karena
hipotalamus tidak dapat melepaskan GnRH. Masalah ini biasa terjadi pada wanita yang sangat
sibuk dan atlet.
9. Diet
Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan anovulasi,
penurunan respons hormone pituitary , fase folikel yang pendek, tidak normalnya siklus
menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya
siklus menstruasi dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah
lemak berhubungan dengan amenorrhea.
(Wolfenden, Elizabeth M., 2010. Causes of Irregular Menstrual Bleeding. Available from:
http://www.livestrong.com/article/94169-causes-irregularmenstrual-bleeding/)
(Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.)