Anda di halaman 1dari 5

Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Imunisasi

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan cakupan imunisasi, baik dari faktor interna
maupun faktor eksterna.
Faktor interna
1. Umur
Umur

merupakan

sangat utama..Perbedaan

salah

satu

pengalaman

sifat

karakteristik

terhadap

masalah

tentang

orang

kesehatan/penyakit

yang
dan

pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut (Noor,N.N,2000)


Ibu yang berusia lebih muda dan baru memiliki anak biasanya cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih akan kesehatan anaknya, termasuk pemberian
imunisasi. Merujuk hal tersebut, diketahui bahwa usia yang paling aman seorang ibu
untuk melahirkan anak adalah 20 sampai 30 tahun. (Reza, 2006)
ibu yang berusia 30 tahun cenderung untuk tidak melakukan imunisasi lengkap
dibandingkan dengan ibu yang berusia < 30 tahun cenderung untuk melakukan imunisasi
lengkap 2,03 kali dibandingkan dengan usia ibu 30 tahun. (Reza, 2006)
2. Pengetahuan
Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba yang sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007, hlm.143).
Hubungan antara status imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan lengkap dengan
pengetahuan ibu tentang imunisasi, pendidikan orangtua, pendapatan orangtua, dan
jumlah anak. Di antara beberapa faktor tersebut pengetahuan ibu tentang imunisasi
merupakan suatu faktor yang sangat erat hubungannya dengan status imunisasi anak
(Lienda, 2009).

Imunisasi merupakam program penting dalam upaya pencegahan primer bagi


individu dan masyarakat terhadap penyebaran penyakit menular. Imunisasi menjadi
kurang efektif bila ibu tidak mau anaknya diimunisasi dengan berbagai alasan. (Lienda,
2009).
3. Jumlah Anak
Kunjungan ke pos pelayanan imunisasi terkait dengan ketersediaan waktu bagi
ibu untuk mencari pelayanan imunisasi terhadap anaknya. Oleh karena itu jumlah anak
yang dapat mempengaruhi ada tidaknya waktu bagi ibu meninggalkan rumah untuk
mendapatkan pelayanan imunisasi kepada anaknya. Semakin banyak jumlah anak
terutama ibu yang masih mempunyai bayi yang merupakan anak ketiga atau lebih akan
membutuhkan banyak waktu untuk mengurus anak-anaknya tersebut. Sehingga semakin
sedikit ketersediaan waktu bagi ibu untuk mendatangi tempat pelayanan imunisasi (Reza,
2006).
4. Pekerjaan
Pekerjaan dapat memberikan kesempatan suatu individu untuk sering kontak
dengan individu lainnya, bertukar informasi dan berbagi pengalaman pada ibu yang
bekerja akan memiliki pergaulan yang luas dan dapat saling bertukar informasi dengan
teman sekerjanya, sehingga lebih terpapar dengan program-program kesehatan khususnya
imunisasi. Ibu yang bekerja mempunyai peluang 1,1 kali untuk mengimunisasikan
anaknya dengan lengkap dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Proporsi ibu yang bekerja
terhadap anak dengan imunisasi lengkap lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak
bekerja. (Reza, 2006)
5. Penghasilan
Penghasilan adalah upah yang didapat oleh seseorang setelah dia melakukan pekerjaan
yang sesuai standar atau minimum rata-rata yang telah ditetapkan. Upah atau gaji bisa

diberikan dalam bentuk apapun namun lebih jelas menggunakan nominal nilai angka
mata uang yang diterima seseorang setiap minggu ataupun bulanan. Kesejahteraan
seorang anak dipengaruhi oleh keadaan sosial orang tua nya . BAPPENAS mengatakan
status ekonomi keluarga yaitu berkorelasi negatif, dimana angka kematian anak pada
keluarga berada/kaya lebih rendah jika dibandingkan dengan angka pada rumah tangga
miskin. (Reza, 2006)
6. Pendidikan
Pendidikan tinggi berkaitan erat dengan pemberian imunisasi pada anak. Sejalan
dengan hal tersebut juga disimpulkan bahwa tingkat pendidikan seseorang ibu yang telah
tinggi akan berpeluang besar untuk mengimunisasikan anaknya. Ibu yang berpendidikan
mempunyai pengetahuan yang lebih baik tentang pencegahan penyakit dan kesadaran
lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan yang sedikit banyak telah diajarkan
disekolah. Wardhana (2001, dalam Lienda, 2009, hlm.25)
Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang telah tinggi akan memberikan imunisasi
lebih lengkap kepada anaknya dibandingkan ibu dengan pendidikan rendah. (Lienda
2009)
7. Dukungan Keluarga
Keberhasilan suatu program imunisasi dimasyarakat berkaitan dengan dukungan
dari kelompok masyarakat, salah satunya adalah keluarga. Tanggung jawab keluarga
terhadap imunisasi bayi/ balita sangat memegang peranan penting sehingga akan
diperoleh suatu manfaat terhadap keberhasilan imunisasi serta peningkatan kesehatan
anak. Dengan adanya dukungan keluarga mendorong kemauan dan kemampuan yang
ditujukan terutama kepada para ibu sebagai anggota masyarakat untuk menggunakan
sarana pelayanan kesehatan. Semua aktivitas yang dilakukan para ibu seperti dalam
pelaksanaan imunisasi bayi tidak lain adalah hasil yang diperoleh dari dukungan

keluarga, baik dari suami maupun anggota keluarga lainnya. Dukungan keluarga
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam membuat
keputusan dengan lebih tepat (Mirzal, 2008).

8. Kepercayaan
Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu juga hal yang penting, karena
penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan perilaku dan kepercayaan
ibu tentang kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi. Dalam agama Islam,
imunisasi sah menurut hukum (absah secara syar'i) sehingga masyarakat tidak perlu ragu
untuk melakukan imunisasi sepanjang materi atau bahan yang digunakan tidak berupa
unsur yang haram (Soedjatmiko, 2009).
Orang tua juga harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak,
bahkan saat anak sedang sakit ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami
malnutrisi (Dinkes. Kota Surabaya, 2007).

1.

Noor,N.N, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta, 2000

2.
Reza, (2006). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Dasar pada Anak di
Puskesmas Pauh Kota Padang Tahun 2006. Depok : Tesis FKM UI.
http//www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/
3. Lienda, (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi pada Anak Usia
12-23 Bulan di Jawa Barat dan Jawa Tengah Tahun 2007. Depok : Skripsi FKM UI.
http//www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/
4. Notoatmodjo, S., (2003), Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

Dinkes. Kota Surabaya (2007), Imunisasi Pada Bayi dan Balita,http://www.SurabayaeHealth.org.

Anda mungkin juga menyukai