Anda di halaman 1dari 26

HORMON PLASENTA

Imelda Ganeza
Novita Sari
Vivin Puspasari
Anggun Hatika Riska
Adhika Wijayanti
DEFINISI PLASENTA
 Plasenta adalah organ ndokrin yang unik dan
terbesar yang menghasilkan hormon steroid,
peptida, faktor – faktor pertumbuhan dan
sitokin.
 Plasenta merupakan kelanjutan proses
fertilisasi dan implantasi/ nidasi.
 Plasenta terdiri dari 2 sel, yaitu :
1. sitotrofoblas , peran : sekresi faktor -faktor
pertumbuhan
2. Sinsisiotrofoblas, peran : pembentukan
hormon steroid, neuropeptida, sitokin,
faktor pertumbuhan, pituitary- like hormon.
HORMON YANG DIHASILKAN PLASENTA
 Sintesis hormon polipeptida
1. Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
2. Human Placental Lactogen

 Hormon – hormon protein


1. Chorionic Adrenocorticotropin (CACTH)
2. Chorionic Thyrotropin (CT)
3. Relaksin
4. Parathyroid Hormone Related Protein (PTHrP)
5. Growth Hormone Variant (hGH-V)
 Hormon Peptide
1. Neuropeptida – Y (NPY)
2. inhibin
3. aktivin
 Hormon Steroid
1. estrogen
2. Progesteron
 Hypothalamus- like Releasing hormone
1. Gonadotropin releasing hormone (GnRH)
2. Corticotropin realising hormon (CRH)
3. Thyrotropin Realising Hormone (TRH)
4. Growth Hormone Realising Hormone (GHRH)
SINTESIS HORMON POLIPEPTIDA
1. human Chorionic Gonadotropin (hCG)
 Plasenta tempat utama sintesa dan sekresi hCG.
 Berat molekul 39.000 dalton
 Terdiri dari alpha dan beta yang masing-masing
tidak memiliki aktivitas biologik kecuali
dikombinasikan.
 hCG alpha mirip LH-alpha dan FSH alpha, hCG
beta mirip dengan LH-beta.
 Regulasi produksi hCG plasenta melibatkan
interksi antara sistem autokrin dan parakrin.
 Sinsisiotrofoblas diumpamakan sebagai hipofise
yang mensekresi hCG, hPL, dan ACTH.
Sitotrofoblas sebagai hipotalamus yang
mensekresi GnRH dan CRH.
 Pelepasan hCG dipacu oleh :
GnRH, estradiol, growth factor, seperti : FGF
(fibroblas growth factor), EGF (epidermal
growth factor), IGF-1 (insulin-like growth factor-
1), IGF-2, dan IL-1.
 Pelepasan hCG dihambat oleh :
GnRH antagonis, progesteron dan opioid.
 hCG mulai dapat dideteksi 1 hari setelah
implantasi.
 Fungsi hCG :
1. memperpanjang hidup corpus luteum

2. menstimulsi produksi progesteron

3. merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas

4. stimulasi produksi testosteron testis janin.

5. Pengukuran hCG digunakan untuk menunjang


diagnosa kehamilan, evaluasi setelah terapi penyakit
trofoblas, dan evaluasi abnormalitas kehamilan
(misal: kehamilan ektopik)
6. Kadar hCG yang lebih tinggi pada trimester kedua
dihubungkan dengan trisomi 21, trisomi 13, trisomi
20, sindroma turner dan klinefelter. Kadar hCG yang
2. Human Plasental Lactogen (hPL)
 Merupakan polipeptida rantai tunggal,
dengan berat molekul 22.300 dalton.
 hPL disintesa di sinsitiotrofoblas dan dapat
dideteksi mulai hari ke-12 setelah fertilisasi
atau segera setelah implantasi. hPL juga
dapat dideteksi dalam sirkulasi janin (kadar
rendah) dan cairan amnion pada kehamilan
aterm.
 Kadar hPL plasmamaternal akan meningkat
seiring dengan peningkatan berat plasena
dan berat badan janin.
 Efek hPL : - terhadap insulin dan metabolisme
glukosa
- proteksi janin
 Keadaan puasa akan merangsang sekresi hPL
sehingga penggunaan glukosa oleh ibu akan
menurun dan akan menjamin suplay sumber
energi janin.
 Kadar hPL tinggi ditemukan pada plasenta besar,
seperti pada kehamilan ganda dan kehamilan
dengan DM. kadar hPL rendah pada
pertumnuhan janin terhambat, preeklamsi, dan
HORMON-HORMON PROTEIN
1. Chorionic Adrenokortikotropin (CACTH)
 Merupakan protein plasenta yang mirip
dengan ACTH.
 Plasenta menghasilkan ACTH yang
diekskresikan ke dalam sirkulasi maternal dan
janin tetapi ACTH maternal tidak masuk ke
dalam sirkulasi janin.
2. Chorionic Thyrotropin (CT)
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh
plasenta yang belum diketahui fungsinya
dengan jelas.
3. Relaksin
 Struktur kimia mirip dengan insulin dan nerve growth
factor.
 Relaksin terdapat pada korpus luteum, desidua, dan
plasenta.
 Bekerja pada miometrium untuk merangsang adenyl
cyclase dan menyebabkan relaksai uterus.
4. Parathyroid Hormone Related Protein (PTHrP)
 Organ janin yang menghasilkan PTHrP :
- kelenjar parathyroid
- ginjal
- plasenta
 Sekresi hormon parathyroid dipengaruhi oleh : kadar
kalsium kecuali pada plasenta.
5. Growth Hormone Variant (Hgh-V)
 Diukur kadarnya dalam sirkulasi maternal
mulai usia kehamilan 21-26 minggu. Kadar
meningkat sampai usia 36 minggu.
 Aktivitas biologisnya sama dengan hPL.
HORMON PEPTIDE
1. Neuropeptida-Y
 Mengandung 36 asam amino yang
berdistribusi ke otak.
 Ditemukan di neuron-neuron simpatik yang
meninervasi sistem kardiovaskuler, respirasi,
gastrointestinal, genitourinari dan pada
plasenta khususnya sitotrofoblas.
 Pemberian NPY pada sel-sel plasenta akan
menyebabkan pengeluaran corticotropin
releasing hormone (CRH)
2. Inhibin dan Aktivin
 Diproduksi oleh testis dan sel-sel
granulosa ovarium, termasuk corpus
luteum.
 Produksi inhibin plasenta selama
kehamilan untuk menghambat sekresi
FSH karena itu menghilangkan ovulasi
selama kehamilan.
 Aktivin tidak terdeteksi dalam darah
tali pusat setelah persalinan dimulai.
HORMON STEROID
 Terdiri dari : progesteron dan estrogen.
 Fungsi
 progesteron : mempertahankan kehamilan

 estrogen : pertumbuhan organ-organ


reproduksi.
 Keduanya diperlukan untuk perubahan
metabolik yang terjadi selama kehamilan.
1. Progesteron
 Saat tidak terjadi konsepsi, corpus luteum
menghasilkan progesteron dalam waktu kurang
dari 14 hari sebelum akhirnya mengalami regresi.
 Jika terjadi konsepsi umur corpus luteum
diperpanjang akibat pengaruh hormon hCG,
sehingga tetap mampu menghasilkan
progesteron sampai usia 10 minggu.
 Setelah masa transisi ( antara minggu ke-7 dan
ke-11), plasenta mengambil alih peran corpus
luteum .
 Sumber utama sintesis progesteron adalah
 Mekanisme kerja progesteron :
berikatan dengan reseptor spesifik →
berinteraksi dengan DNA genom .
Reseptor-reseptor ini telah ditemukan
pada inti dan sitoplasma sel
sinsititrofoblas dan sitotrofoblas serta sel
endotel desidua pada awal kehamilan.
 Fungsi progesteron selama kehamilan :
1. Mempersiapkan endometrium untuk implantasi
dan mempertahankan kehamilan
2. Mempertahankan keadaan tenang uterus
dengan cara mempertahankan keadaan afinitas
yang tinggi dari reseptor β2-adrenergik
myometrium
3. Berpengaruh pada muskular tuba

4. berpengaruh terhadap otot polos arteriol


dimana nantinya kapasitas vaskuler meningkat
dan tahanan perifer menurun.
5. berperan sebagai substrat bagi produksi
2. Estrogen
 Terdiri dari : estron, estradiol, dan estriol.

 Di plasenta, kolesterol → pregnenolon


sulfat → dehidroepiandrosteron sulfat
(DHEA-s) → estron (E1) → estradiol (E2),
estriol (E3), bentuk terbesar esgtrogen yang
diproduksi di hepar janin.
 Estrogen dimetabolisasi oleh hepar dan
kemudian diekskresikan lewat urin.
 Fungsi estrogen :
1. Meningkatkan sintesis progesteron melalui
peningkatan LDL dan dan aktivitas p450cc
sisnsitiotrofoblas
2. Vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta

3. Stimulasi sistem renin–angiotensin-aldosteron


dan Neovaskularisasi plasenta
4. Meningkatkan kontraksi uterus

5. Berefek mitogenik terhadap pertumbuhan dan


perkembangan glandula mammae .
Kondisi pada ibu yang mempengaruhi
pembentukan estrogen plasenta

 Pemberian glukokortikosteroid
 Disfungsi adrenal ibu
 Penyakit ginjal pada ibu
 Penyakit hipertensi dan DM pada
ibu
 Penyakit trofoblastik gestasional
HYPOTHALAMUS-LIKE
RELEASING HORMONE (GnRHP)
1. Gonadotropin Releasing Hormone
 Imunoreaktivitas terhadap GNrH ditemukan
pada sitotrofoblas.
 GNrH berperan sebaai hCG-Realising
Hormone
2. Corticotropin Realising Hormone (CRH)
 CRH ditemukan pada : hipotalamus, trofoblas,
amnion, korion, desidua.
 Peran CRH plasental berhubungan dengan
relaksasi otot polos (miometrium atau
pembuluh darah), immunosupresi dan
merangsang pembentukan prostaglandin
plasenta.
 Pada hipotalamus glikokortikoid
menghambat sekresi CRH, dan pada plasenta
glukokortikoid merangsang sekresi CRH.
 Peran CRH
 Steroidogenesis adrenal janin
 Relaksasi otot polos

 Imunosupresi

 Merangsang pembentukan
prostaglandin plasenta
3. Thyrotropin Realising Hormone (TRH)
4. Growth Hormone Realising Hormone (GHRH)

Kedua hormon ini disebut somatokrinin


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai