Anda di halaman 1dari 52

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

TENTANG
“APLIKASI MANAJEMEN DAN ORGANISASI PELAYANAN
KEBIDANAN DI KOMUNITAS”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
TRY MAYA SYAFPUTRI (1820332001)
ERNI JOHAN (1820332002)

DOSEN PEMBIMBING :
Hj. ERWANI, SKM, M.Kes

PROGRAM PASCASARJANA S2 ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Pujisyukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunia-


Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah manajemen pelayanan
kebidanan dengan judul “Aplikasi Manajemen dan Organisasi Pelayanan
Kebidanan di Komunitas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah
manajemen pelayanan kebidanan yang diampu oleh ibu Hj. Erwani, SKM, M.Kes,
Program Pascasarjana Ilmu Kebidanan Universitas Andalas Padang.

Penulis menyadari di dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan sehinggga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan
makalah ini.

Padang, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen dan Organisasi................................................... 3


B. Prinsip dan Unsur Manajemen............................................................ 8
C. ManajemendanOrganisasidalamPelayananKebidanan........................ 12
D. Aplikasi Manajemen dan Organisasi Pelayanan Kebidanan
di Komunitas....................................................................................... 14
E. Tugas dan Tanggung Jawab Bidan di Komunitas............................... 24
F. Contoh aplikasi manajemen di Komunitas (MTBS)........................... 25
G. Aplikasi manajemen dan organisasi pelayanan kebidanan
di Komunitas....................................................................................... 31

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 44
B. Saran.................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah ilmu atau seni bagaimana sumberdaya secara efisien,
efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang
berarti alat. Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang diarahkan untuk
mencapai tujuan spesifik. Manajemen berasal dari kata manage atau
managiare (romawi kuno) berarti melatih dalam melangkahkan kaki.
Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas
pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah
satu tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu atau berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian dari integral dari pelayanan
kesehatan yang berfokus pada pelayanan kesehatan perempuan, bayi baru
lahir dan anak balita. Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses
pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan
kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu
dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Kebidanan komunitas merupakan bagian kesehatan komunitas.Setiap
kegiatan pokok yang diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan dengan
kehamilan dan persalinan, keluarga berencana, serta anak balita merupakan
kegiatan terpadu di dalam kebidanan komunitas.Yang termasuk
pengorganisasian adalah Puskesmas, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) tempat kebidanan komunitas dilaksanakan di seksi 7 dan 8
(pembinaan kesejahteraan keluarga dan kesehatan, kependudukan dan KB)
dengan bidan menjadi anggotanya.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang
besar, sehingga tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya
keterlibatan masyarakat. Untuk mengembangkan peran serta masyarakat di
komunitas dapat dilakukan dengan penerapan asas-asas manajemen kesehatan
khususnya perencanaan. Peningkatan peran serta masyarakat diukur dengan
menggunakan analisis cakupan program dibandingkan dengan target kegiatan
masing-masing program tersebut.
Manajemen dan organisasi didalam kebidanan komunitas sangat
diperlukan sebgai metode pengaturan, pengorganisasian pikiran dan tindakan
dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi pasien maupun
petugas kesehatan di komunitas. Manajemen dan organisasi didalam
kebidanan komunitas juga membantu proses pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah penemuan-penemuan, keterampilan, dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan dan
berfokus pada klien.

B. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai “Aplikasi
Manajemen dan Organisasi Pelayanan Kebidanan di Komunitas.”
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI MANAJEMEN DAN ORGANISASI
1. Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari kata manage atau managiare (romawi kuno)
berarti melatih dalam melangkahkan kaki. Manajemen adalah proses
pengaturan berbagai sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang
sudah ditentukan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu. Sama halnya
dengan organisasi, manajemenpun memiliki banyak pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut :
a. Manajemen adalah suatu proses rangkaian kegiatan yang sistematis
b. Manajemen adalah suatu pencapaian tujuan yang telah ditentukan
dengan menggunakan orang lain (Robert. D. Terry).
c. Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan
diselenggarakan dan diawasi (Encyclopedia of Social)
d. Manajemen adalah suatu proses yg dilakukan oleh satu orang atau
lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan - kegiatan orang lain guna
mencapai tujuan / hasil (Evancevich)
e. Manajemen adalah : membuat tujuan tercapai melalui kegiatan orang
lain dan fungsi-fungsinya dapat dipecah sekurang-kurangnya 2
tanggung jawab utama yakni perencanaan dan pengawasan
(Evancevich).
f. Manajemen adalah suatu kegiatan atau seni untuk mengatur para
petugas kesehatan kesehatan non kesehatan guna meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui program kesehatan (Noto Atmodjo).
2. Organisasi
a. Defenisi Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang
berarti alat. Pengertian organisasi yang dikemukakan oleh para ahli
bermacam-macam, namun pada dasarnya memiliki makna yang sama,
yaitu sebagai berikut :
a. Chester I. Barnard, organisasi adalah sistem kerja sama yang
terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih
b. James D. Mooney mengatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
c. Menurut Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk
membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi
dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
d. Menurut Koonz & Donnel, organisasi adalah pembinaan hubungan
wewenang dan dimaksudkan untuk koordinasi struktural, baik secara
vertikal maupun horizontal diantara posisi-posisi yang telah diserahi
tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
e. Menurut Didin Haifuddin dan Hendri Tanjung, organisasi adalah
sebuah proses yang dilakukan bersama-sama, dengan landasan yang
sama, tujuan yang sama, dan juga dengan cara-cara yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil inti dari pengertian
organisasi yaitu sekumpulan orang-orang yang diarahkan untuk mencapai
tujuan spesifik. Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa setiap organisasi hrus memiliki tiga unsur dasar yaitu :
1) Orang-orang (sekumpulan orang).
2) Kerjasama.
3) Tujuan yang ingin dicapai.
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan
kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama,
dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
b. Aspek penting dalam organisasi
1) Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai
2) Adanya system kerja sama yang terstruktur dari sekelompok orang
3) Adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara sesama
karyawan
4) Adanya penetappan dan pengelompokan pekerjaan yang
terintegrasi
5) Adanya keterikatan formal dan tatatertib yang harus ditaati
6) Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
7) Adanya unsur-unsur dan alat-alat organisasi
8) Adanya penempatan orang-orang dan alat-alat organisasi
c. Prinsip – prinsip organisasi
1) Prinsiple of Organisasi ( Azas Tujuan Organisasi )
Menurut azas ini organisasi harus jelas dan rasional, apakah
bertujuan untuk memperoleh laba ( busenis organization ) ataukah
untuk memberi pelayanan publik ( publik organization ) Hal ini
bagian penting dalam menentukan struktur organisasi
2) Priciple Unity of Obyektive ( azas kesatuan tujuan )
Menurut asas ini, didalam suatu organisasi harus ada kesatuan
tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-
tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut
3) Principle of Unity of commando ( azas kesatuan perintah )
Azas ini hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun
memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang
atasan.Tetapi satu atasan dapat memerintah lebih dari satu orang.
4) Priciple of The span of managemen ( azas rentang kendali )
Azas ini seseorang manager hanya dapat memimpin secara efektif
sejumlah bawahan tertentu. Misalnya 3 orang sampai dengan 9
orang . Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan
manager yang bersangkutan
5) Priciple of delegation of authority ( azas pendelegasian wewenang)
Pimpinan dibenarkan memberikan / melimpahkan sebagian
wewenang kepemimpinanannya kepada seorang atau sekelomok
orang lain agar pencapaiantujuan leboh efektif. Pendelegasian
harus jelas sehingga mengetahui wewenangnya.
6) Principle of parity of authority and reponsibility ( azas
kewenangan dan tanggung jawab)
Azas ini hendaknya wewenang dan tanggung jawab hendaknya
seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab
yang timbul karenanya harussama besarnya. Misalkan wewenang
yang diberikan X maka tanggung jawab juga sebesar X.
7) Principle of Responsibility : (azas tanggung jawab)
Menurut azas ini, pertanggungjawabannya dari bawahan terhadap
atasan harus sesuai dengan garis wewenang ( line authority ) dan
pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab
kepada orang yang memberikan tanggung jawab.
8) Principle of departementation ( principle of devision of work ) =
azas pembagian kerja.
Menurut azas ini, pengelompok tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan
atau kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja ( departemen)
hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pkerjaan tersebut
9) Principle of personnel placement ( azas penempatan personalia )
Menurut azas ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setip
jabatannya harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan
ketrampilannya ( the right man, in the right job ) oleh karena itu
harus dilakukan seleksi sesuai dengan kebuthan
10) Principle of scalar chain ( azas jenjang berangkai )
Saluran perintah dari atas kebawah harus merupakan mata rantai
vertikal yang jelas dan tidak terputus dan sebaikny menemouh
jarak yang terpendek., dan sebaliknya pertanggungjawaban
bawahan ke atasan juga serupa.
11) Princip of effiiciency ( asas eficiensi )
Suatuorganisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai
hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal
12) Principle of continuity ( azas kesinambungan )
Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin
kelangsungan hidupnya.
13) Priciple of coordination : ( asas koordinasi )
Asas ini merupakan tindakan lanjut dari asas-asas organisasi
launnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensikronisasikan dan
mengintegrasikan segala tindakan
d. Bentuk Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan
bentuk organisasi, pedepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis
wewenang pejabat, dan hubungan pekerjaan , garis perintah dan
tanggung jawab, rentang kendali dan sistem rentang kendali dan sistem
pimpinan kendali.
Suatu struktur organisasi akan memberikan informasi tentang :
1. Tipe organisasi, arinya struktur organisasi akan memberikan
informasi tentang tipe informasi : yang digunakan : apakah line
organization, line and staff organization, atau functional
organization
2. Pedepartemenan orgnisasi : akan memberikan informasi mengenai
dasar pendepartemenan ( bagian ) apakah didasarkan fungsi-fungsi
manajemen, wilayah produksi, shift dan sebagainya.
3. Kedudukan : memberikan informasi tentang apa seseorang
termasuk kelompok managerial atau karyawan operasional
4. Rentang kendali : memberikan informasi mengenai jumlah
karyawan daalam setiap departemen ( bagian )
5. Manajer dan bawahan : organisasi yang menberikan informasi
tentang garis perintah dan tanggung jawab siapa yang menberi
perintah dan siapa yang memberi tangung jawab dengan kata lain
siapa ataan dan siapa bawahan.
6. Tingkatan Manajer : memberika informasi tentang kebradaan top
manajer, midle manajer, dan low manajer
7. Bidang pekerjaan : artinya setiap kotaj dalam struktur organisasi
memberikan informasi mengenai tugas –tugas dan pekerjaan serta
tanggung jawab yang dilakukan dalam pekerjaan tersebut
8. Tingkat manajemen: artinya sebuah bagan tidak hanya menunjukan
herarji manajer bawahan dan atasan secara perorangan tetapi juga
herarki manajemen secara keseluruhan
9. Pimpinan organisasi : struktur organisasi yang memberikan
informasi apa pimpinan tunggal atau pimpinan kolektif atau
presidium

B. PRINSIP DAN UNSUR MANAJEMEN


1. Prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip/asas-asas yang harus diikuti dalam melakukan proses
manajemen diutarakan oleh Henry Fayol, sebagai berikut :
a. Pembagian Kerja
Bila pekerjaan dibagi-bagi, atau didstribusikan, diantara anggota
suatu kelompok, dan pekerjaan diarahkan serta dikoordinasikan,
kelmpok ini menjadi suatu tim.  Dalam suatu tim, dan umumnya bila
mendapat spesialisasid an pembagian kerja, di mana setiap kategori
staf menggunakan keahliannya untuk mencapia tujuan, manajemen
bertugas mengatur keseimbangan proporsi tiap jenis pekerja untuk
pekerjaan yang harus dilakukannya. 
Efisiensi berarti bahwa semua sarana yang diperlukan digunakan
untuk mencapia tujuan, dan jika ada pilihan dalam sarana yang sama
efektifnya, yang paling murahnya yang dipilih. Pendekatan tim adalah
cara dimana manajemen mencoba mempertahankan keseimbangan di
antara berbagai anggota suatu tim dan pekerjaan yang mereka
lakukan. 
b. Konvergensi Pekerjaan
Konvergensi pekerjaan dairtikan sebagai berbagai kegiatan yang
dilakukan banyak orang secara bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dirancang, ditugaskan dan
dipimpin sedemikian rupa suapay mereka dapat slaing menunjang
dalam mencapai tujuan bersma.  Hal ini juga berarti bahwa hubungan
kerja-bagaimana masing-masing anggota kelompok berinteraksi satu
sama lian-harus membantu keberhasilan tiap-tiap kegiatan, dan juga
pada egektivitas secara menyeluruh. 
Pada umumnya, kegiatan kesehatan dipelajrai, dijealskan dan
selenggarakan berdasarkan tiga hal pokok, yaitu:
- Kegiatan jasa
- Kegiatan pengembangan (pembangunan)
- Kegiatan penyokong, kegiatan kerja yang spesifik harus
mempunyai hubungan yang logis satu dengan yang lainnya. 
c. Pengantian Sumber Daya
Salah satu tipe khusus dari penggantian sumber daya adalah
penggantian tenaga kerja (misalnya menggunakan tenaga pembantu
atau sukarelawan terlatih untuk mengerjakan tugas-tugas yang smeual
dikerjana oleh tanaga ahli).  Contoh distribusi sumber daya yang seirng
dilakukan dalam manajemen kesehatan adalah penggunaan obat
generik (di negara-negara yang obat generiknya dapat dipercaya)
untuki menggantikan sediaan dagang, yang biasanya jauh lebih mahal. 
d. Batasan manajemen lain yang merangkum banyak hal
Manajemen adalah: membuat orang bekerja asam asecara harmonis
dan menggunakan semua sumber daya secara efisien untuk mencapia
tujuan. Definisi ini menakankan perlunya mengusahakan agar orang
bekerja dengan baik dan kooperatif. Hubungan kerja meerupakan
perhatian utama dari manajer.
Dua konsep kunci yang mendasari hubungan fungsional dan
struktural dalam suatu tim kesehatan adalah tanggung
jawab dan wewenang; keaduanya sulit ditempatkan secara terpisah
dalam manajemen kelompok kerja sehari-hari. 
Batasan manajemen yang menerangkan wewenang:
Manajemen adalah:  Mengambil Keputusan. Batasan ini lebih umum,
dan menakankan bagian paling penting dari manajemen,
yaitupengambilan keputusan.  Keputusan merupakan suatu pilihan dari
dua atau lebih tindakan.  Hal ini dapat merupakan keputsuan untuk
melakukan sesuatu. Dalam istilah manajemen, pengambilan suatu
keputsuan merupakan jawaban atas pertanyaan tentang kemungkinan
perjalanan/perkembangan suatu kegiatan, suatu jawaban yang dapat
dinyatakan dengan sederhana sebagai: ya, tidak, lebih banyak, tidak
sama sekali “saya tidak tahu” dalam konteks ini bukan merupakan
keputusan (indecision). 
Hal yang penting dalam hubungan kerja adalah kemampuan
mengambil keputusan, dimana dan bilamana perlu, oleh orang yang
paling sesuai. Setiap anggota tim dapat diminta untuk mengambil
keputusan pada suatu waktu, terutama bila pimpinan tim berhalangan,
bila tidak, kelompok dapat menjadi lumpuh. Dapat terjadi, seorang
pekerja kesehatan yang sangat taat pada peratruan tiddak melakukan
apa-apa, dan kemudian dipaersalahkan karena tidak melakukan
sesuatu, misalnya pada keadaan darurat.  Yang diperlukan dalam hal
ini adalah penerapan prinsip pelimpahan (delegasi). 
e. Fungsi Menentukan Struktur
Bila pekerjaan telah ditetapakan dengan jelas, yakni fungsi dan
tugas setiap inidvidu dalam suatu tim telah ditetapkan dengan jelas dan
dimengerti oleh semuanya, maka hubungan kerja (struktur) akan
mengikuti.
f. Pelimpahan
Pelimpahan terjadi bilama seseorang yang berwenang
“meminjamkan” wewenangnya kepada orang lain, dengan atau tanpa
persyaratan, sehingga memungkinkan orang tersebut mengambil
keputusan bilamana dipelrukan.  Prinsip manajemen ini pernaj
dinyatakan dalam suatu ungkapan jenaka.  “jangan pernah
mengerjakan sendiri hal-hal yang dapat dilakukan dengan bail oleh
orang lain”. 
g. Manajemen Berdasarkan Pengecualian
Manajemen berdasarkan pengecualian memiliki dua arti:
Pertama:  bersikap selektif, jangan smapai dibanjiri oleh ifnormasi
rutin dan tidak perlu. Selalu siap untuk menghadapi informasi-
informasi darurat, yang memerlukan anda harus segera bertindak.
Kedua:  ambil keputusan-keputusan penting terlebih dahulu.  Terlalu
banyak terlibat dalam keputsuan-keputusan kecil dapat menyebabkan
keputusan yang terbengkalai, atau yang disebut “menunda mengambil
keputusan sampai menjadi tidak penting”.  Secara singkat, manajemen
berdasarkan pengecialian berarti sikap selketif dalam mengumpulkan
informasi dan menetapkan prioritas dalam mengambil keputusan.
h. Jalan Pengambilan Keputusan Tersingkat
Menerapkan prinsin manajemen ini berarti bahwa semua keputusan
dibuat sedekat mungkin dalam waktu dan tempat dengan obyek
keputusnnya dan dengan merak yang terkena dampaknya.  Hal ini akan
menghemat waktu dan pekerjaan (misalnya dalam penyampaian
ifnormasi) dan juga menjamin bahwa keputusan ini mengindahkan
keadaan-keadaan yang menyebabkan keputusan ini perlu dilakukan
dan apakah akan berhasil guna.
2. Unsur Manajemen
Unsur manajemen yang dimaksud adalah unsur-unsur yang akan
dipergunakan/dilibatkan dalam melakukan kegiatan/proses manajemen,
yang juga sering disebut sebagai sumber daya (resources).
Unsur manajemen ini dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk :
a. Peterson menggolongkannya dalam konsep 3M yaitu: Man, Material,
dan Money.
b. Terry menambahkannya menjadi 5 M yaitu ditambah Methode dan
Machine.
c. Sarwoto menambahkannya menjadi 6 M yaitu ditambah Market.
Apabila kita menelaah konsep sistem, maka unsur manajemen ini
adalah sebagai komponen Input, yang dapat dirinci menjadi
kelompok Provider, Consumer dan Resources non manusia lainnya.
Sehubungan dengan makin meluasnya studi tentang demand daripada
konsumer dan studi tentang marketing, maka para konsumer ini akan
menjadi input/sumber daya yang akan dikelola dalam proses manajemen.
Provider merupakan unsur manusia/ man yang memberikan jasa
pelayanan, consumer merupakan unsur pasar/market yang memanfaatkan
jasa pelayanan.
C. MANAJEMEN DAN ORGANISASI DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
Pelayanan kebidanan komunitas memberikan pelayanan dimana bidan
melakukan kunjungan ke pasien yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Rumah sakit bukan merupakan kebidanan komunitas karena
pelayanan klinis (pasien mengunjungi/meminta pelayanan, pelayanan
berorientasi pada pelayanan kuratif).
Bidan di masyarakat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain antara lain
dengan dokter perawat maternal. Peran nyata bidan di komunitas adalah home
visite dalam memberikan pelayanan ANC, INC, dan PNC. Peran bidan
sebagai pelayanan, pendidik, pengelola dan peneliti dimana bidan harus
mampu menggerakkan masyarakat agar mau menjaga kesehatan dan bidan
harus mampu mengelola upaya-upaya masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan.
1. Manajemen dalam Pelayanan Kebidanan
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan
kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,
kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,
yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap
yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah
tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya
bervariasi sesuai dengan kondisi klien.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan
logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Manajemen Varney adalah Pola pikir bidan dalam melaksanakan
asuhan dikenal dengan manajemen Varney, yang menjelaskan bahwa
proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan
oleh bidan dan perawat pada awal tahun 1970 proses ini memperkenalkan
sebuah metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan
urutan yang logis dan menguntungkan, baik bagi klien maupun bagi
tenaga kesehatan.
Proses manajemen menurut Varney ada 7 langkah yang berurutan,
yang setiap langkahnya disempurnakan secara periodik, proses dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ketujuh
langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat di
aplikasikan dalam situasi apapun.
Langkah manajemen Varney :
1) Pengumpulan data dasar
2) Interpretasi data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
4) Identifikasi perlunya penanganan segera
5) Perencanaan asuhan komprehensif
6) Pelaksanaan rencana
7) Evaluasi
2. Organisasi dalam Pelayanan Kebidanan
Organisasi pelayanan kebidanan merupakan suatu organisasi yang
aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kebidanan kepada masyarakat
dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan
kebidanan yang bermutu atau berkualitas.
Salah satu prinsip organisasi adalah fleksibilitas, artinya organisasi
senantiasa dinamis sesuai dengan dinamika yang ada dalam organisasi dan
juga harus memperhatikan perubahan dari luar organisasi.
Rumah Sakit dan Puskesmas sebagai organisasi pelayanan kesehatan
apabila ingin exist dan mampu menjalankan fungsinya secara optimal,
perlu melakukan perubahan secara internal.
Organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling
mengenal,
b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling
berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa;
pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

D. APLIKASI MANAJEMEN DAN ORGANISASI PELAYANAN


KEBIDANAN DI KOMUNITAS
1. Perencanaan
Rencana merupakan suatu pola pikir yang sistematis untuk
mewujudkan suatu tujuan dengan mengorganisasikan dan
mendayagunakan sumber yang tersedia. Jadi yang disebut dengan
perencanaan yaitu suatu proses penyusunan rencana yang menggambarkan
keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui suatu kegiatan dengan
mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia.
Ada beberapa dari bentuk perencanaan, yaitu:
a. Perencanaan berdasarkan kurun waktu pelaksanaan
1) Jangka panjang: alokasi waktu 25 tahun.
2) Jangka menegah: alokasi waktu 5 tahun.
3) Jangka pendek: disusun untuk kegiatan tahunan.
Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian
pembangunan kesehatan.Oleh karena itu perencanaan kebidanan
komunitas mengikuti pada perencanaan pembangunan tersebut.
b. Perencanaan berdasarkan wilayah
1) Rencana pembangunan nasional (pusat)
2) Rencana pembangunan daerah, seperti: propinsi, kabupaten,
kecamatan dan desa
c. Perencanaan berdasarkan program
1) Rencana pembangunan kesehatan keluarga
2) Rencana penyuluhan kesehatan
3) Rencana pembangunan puskesmas
d. Adanya proses penyusunan rencana yaitu:
1) Menentukan tujuan
Menentukan tujuan berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi.
Bila masalah yang ditemukan tersebut banyak, maka bentuk-
bentuk dari prioritasnya masalahnya berdasarkan:
a) Berdasarkan besar nya masalah
b) Berdasarkan luasnya masalah
c) Berdasarkan dampak masalah
d) Berdasarkan besarnya akibat masalah
e) Berdasarkan tingkat kemudahan dalam mengatasinya
Untuk mendukung pencapaian tujuan perlu identifikasi tentang
kondisi lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dan untuk
menentukan tujuan suatu rencana dan strategi pelaksanaannya
perlu dipertimbangkan :
a) Kekuatan yang dimiliki (Strength)
b) Peluang (Opportunity)
c) Kelemahan (Weakness)
d) Ancaman (Threat)
2) Menentukan strategi
Strategi pelaksanaan rencana biasanya diungkapkan dalam
kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan kebijaksanaan
merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan. Contohnya dalam
pelaksanaan program pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa A,
kebijaksanaan yang ditetapkan adalah pelayanan kesehatan ibu dan
anak diarahkan pada upaya peningkatan sumber daya manusia, hal
ini dituangkan dalam undang-undang no. 23 tahun 1992, hal
tersebut disusun dalam langkah-langkah pelaksanaannya.
3) Menentukan kegiatan
Berdasarkan kegiatan pokok disusun program lebih rinci yang
mencakup aktifitas-aktifitas, dilakukan dengan target yang akan
dicapai. Rencana kegiatan secara rinci mencakup latar belakang
disusunnya rencana.
4) Menentukan sumber daya
Menentukan sumber daya yang dimaksud adalah tenaga,
sarana, fasilitas, dana, manajemen serta informasi.
2. Pengorganisasian
Kebidanan komunitas merupakan bagian kesehatan komunitas. Setiap
kegiatan pokok yang diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan dengan
kehamilan dan persalinan, keluarga berencana, serta anak balita
merupakan kegiatan terpadu di dalam kebidanan komunitas. Yang
termasuk pengorganisasian adalah Puskesmas, Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD) tempat kebidanan komunitas dilaksanakan di
seksi 7 dan 8 (pembinaan kesejahteraan keluarga dan kesehatan,
kependudukan dan KB) dengan bidan menjadi anggotanya.
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan kegiatan
pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai
motor penggeraknya. Kelompok dasawisma (kelompok ibu berasal dari
sepuluh rumah yang bertetangga) yang dibentuk melalui kegiatan PKK.
Pengorganisasian berbagai kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan sesuatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai dgan memuaskan.Hal-hal yang diorganisasikan :
a. Kegiatan yang merupakan pengaturan berbagai kegiatan yang ada ada
dalam rencana sedemikian rupa sehingga terbentuk satu kesatuan
terpadu, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan
personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana,
sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan ada pennggung jawabnya.
c. Proses pengorganisasian, menyangkut pelaksanaan langkah-langkah
yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang
akan dilaksanakan serta tenaga pelaksanaan yang dibutuhkan,
mendapatkan pengaturan yang sebaiknya-baiknya, serta setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggung jawab
pelaksanaannya.
Kebidanan komunitas merupakan bagian dari kesehatan komunitas.
Kegiatan kebidanan komunitas  ditentukan, diatur dan dilaksanakan
bersama dengan upaya kesehatan komunitas. Dari segi kebijaksanaan
pembangunan kesehatan, kegiatan komunitas termasuk didalam upaya
kesehatan keluarga. Sistem pemerintahan Indonesia merupakan daerah
otonomi yaitu daerah Tingkat I, Tingkat II (Dinas Kesehatan Tingkat I dan
II)  yaitu unit-unit pelayanan yang melaksanakan pelayanan Kesehatan ibu
anak dan keluarga berencana dilaksanakan di puskesmas, pustu, polindes
dan posyandu.
3. Pelaksanaan / Actuating
Pelaksanaan atau actuating merupakan setelah perencanaan dan
pengorganisasian maka perlu mewujudkan perencanaan tersebut dengan
menggunakan organisasi yang terbentuk berarti ini merupakan rencana
tersebut dilaksanakan (Implementating) atau diaktuasikan (actuating).
Kata lain dari direction (bimbingan) sebagai gerak pelaksanaan.
Pelaksanaan atau actuating berfungsi penciptaan kerja sama antara anggota
kelompok serta pada pengarahan semangat kerja, tekad dan kemampuan
keseluruhan anggota untuk tercapainya tujuan bersama. Pelaksanaan atau
actuating merupakan usaha untuk menjadikan keseluruhan anggota untuk
ikut bertekad dan berupaya dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok.
Program dilakukan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan
dengan menjabarkan program atau kegiatan lebih rinci mencakup waktu,
tempat pelaksanaan kegiatan, pengawasan, pengendalian, supervisi,
bimbingan, dan konsultasi yang dilaksanakan di dalam pelaksanaan.
4. Monitoring dan Evaluasi
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas,
neonatal, bayi dan balita.Jenis register kohort :
a. Register kohort ibu
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan
bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir
sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun
bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih
difokuskan pada kesehatar ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya
duplikasi informasi.
b. Register kohort bayi
Merupakan sumber data pelayanan kesehatanbayi, termasuk neonatal.
c. Register kohort balita
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan
sampai dengan 5tahun,Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana
dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas
masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan
mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya
masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.

Petunjuk Pengisian Kohort ibu

Kolom Petunjuk Pengisian


1 Diisi nomor urut
2 Diisi nomor indeks dari family folder SP2TP
3 Diisi nama ibu hamil
4 Diisi nama suami ibu hamil
5 Diisi alamat ibu hamil
6 Diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka
7 Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dengan angka
8 Diisi tanda (√ ) bila umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun
9 Diisi tanda (√ ) bila ibu telah melahirkan labih dari 4 kali
10 Diisi tanda (√ ) bila jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
11 Diisi tanda (√ ) bila berat badan ibu kurang dari 40 kg atau lingkar
lengan atasnya kurang dari 23,5 cm
12 Diisi tanda (√ ) bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm
13 Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan perdarahan
14 Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan infeksi
15 Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan pre-eklampsia dan
eklampsia
16 Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan Hb < 8 gr%
17 Diisi tanggal dan kelainan yang ditemukan
18 Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko oleh petugas
kesehatan
19 Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko oleh tenaga non
kesehatan
20-43 Diisi dengan tanggal dank ode sebagai berikut :
0 : untuk K1
1 : untuk K4
* : untuk persalinan
+ : untuk kematian ibu
F1,F2,F3 untuk pemberian Tetanus Toxoid ke 1,2, dan 3.
Y untuk pemberianYodium
T1,T2, TU untuk pemberian Tetanus Toxoid ke 1,2 dan Ulang
44 Diisi tanda (√ ) jika persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
45 Diisi tanda (√ ) jika persalinan ditolong oleh dukun bayi
46 Diisi tanggal, bila ibu mngalami abortus
47 Diisi tanggal, bila anak lahir mati
48 Diisi tanggal, bila anak lahir hidup dengan berat lahir kurang dari
2500 gr
49 Diisi tanggal, bila anak lahir hidup dengan berat lahir lebih atau
sama dengan dari 2500 gr
50 Diisi tanggal (√ ) bila ibu melahirkan/nifas dalam keadaaan sehat
51 Diisi tanggal dan jenis penyakit, bila ibu melahirkan menderita
sakit
52 Diisi tanggal dan sebab kematian bila ibu mendapat vitamin A
53 Diisi tanda (√ ) pada ibu nifas yang mendapat vitamin A
54 Diisi hal lain yang dianggap penting pada ibu hamil atau bayi baru
lahir

Petunjuk Pengisian Kohort Balita


Kolom Petunjuk Pengisian
1 Diisi nomor urut
2 Diisi nomor indeks dari family folder SP2TP
3 Diisi dengan nama balita dan anak pra sekolah
4 Diisi tanggal lahir
5 Diisi dengan nama orang tua
6 Diisi dengan alamat tempat tinggal
7 Diisi dengan jenis kelamin
8 Diisi dengan berat badan bayi pada waktu lahir atau sekurang-
kurangnya 24 jam pertama
9-10 Diisi dengan tanggal dan hasil kunjungan neonatal (1-7 hari) dan (8-
28 hari)
S : Sehat
TS : Tidak Sehat
11-22 Diisi tanggal dan kode berat badan yang ditimbang
N : naik
T : Turun
# : dibawah garis merah
23 Diisi tanggal mulai pemberian sirup Fe pada bulan pertama
24 Diisi tanggal mulai pemberian sirup Fe pada bulan kedua
25 Diisi tanggal pemberian vitamin A pada bulan Februari
26 Diisi tanggal pemberian vitamin A pada bulan Agustus
27 Diisi tanggal pemberian kapsul Yodium
28-36 Diisi tanggal pemberian imunisasi
37-38 Diisi dengan tanggal kontak pertama balita dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan deteksi dini tumbuh
kembang (DDTK) dan hasilnya disesuaikan dengan hasil DDTK
N : Normal
TN : Tidak Normal
Kunjungan pertama setiap ganti tahun dihitung sebagai kontak
pertama
39-43 Diisi tanggal anak meninggal disesuaikan dengan sebab kematian :
 Gangguan perinatal, termasuk didalamnya adalah asfiksia,
trauma lahir, infeksi/sepsis dan sebagainya
 TN : Tetanus Neonatorum
 Pneumonia
 Diare
 Lainya : sebab kematian lain termasuk kecelakaan, penyakit
yang dicegah dengan imunisasi dan sebab kematian lainnya.

5. Pencatatan Dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan merupakan dokumentasi yang dapat
dijadikan bukti atas pelaksanaan suatu kegiatan atau program. Pencatatan
merupakan kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam
bentuk tulisan. Bentuk pencatatannya dapat berupa tulisan di atas kertas
(terbanyak), disket, dan lain-lain dengan ilustrasi tulisan, grafik, gambar
atau suara. Semua kegiatan pokok baik di dalam gedung maupaun diluar
gedung puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan didesa harus dicatat.
Untuk memudahkan pencatatan dapat formulir standar yang telah
ditetapkan dalam Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP). SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum,
sarana, tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan dipuskesmas termasuk
puskesmas pembantu yang ditetapkan melalui surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 63/Menkes/SK/II/1981.
a. Manfaat pencatatan:
 Memberikan informasi tentang suatu keadaan, masalah, atau
kegiatan.
 Sebagai bahan proses belajar mengajar.
 Sebagai bahan pertanggung jawaban.
 Sebagai bahan pembuatan laporan.
 Untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
 Sebagai bukti hukum.
 Sebagai alat komunikasi (penyampaian pesan).
 Sebagai alat komunikasi serta untuk mengingatkan suatu kegiatan
atau peristiwa khusus.
 Sebagai bahan penelitian.
b. Bentuk pencatatan:
1) Berdasarkan isi
 Catatan tradisional yaitu apa yang didengar dan dilakukan oleh
sipencatat (catatan harian).
 Catatan sistematik yaitu menggunakan format.
 Identitas pasien, keluhan utama, pemeriksaan fisik, rencana dan
tindakan, catatan perkembangan atau status pasien.
2) Berdasarkan sasaran
 Catatan indivdu seperti catatan ibu, bayi, anak balita.
 Catatan keluarga seperti identitas keluarga, masalah keluarga,
kunjungan rumah.
 Catatan masyarakat seperti dalam kegiatan survei komuniti,
bagian keadaan dan masalah komuniti, rencana dan langkah
yang dilakukan serta hasilnya merupakan dalam kebidanan
komuniti lebih diarahkan kepada ibu dan anak.
3) Berdasarkan kegiatan
 Catatan pelayanan kesehatan anak.
 Catatan pelayanan kesehatan ibu.
 Catatan pelayanan kesehatan KB.
 Catatan imunisasi.
 Catatan kunjungan rumah.
 Catatan persalinan.
 Catatan kelainan.
 Catatan kematian ibu dan bayi.
 Catatan rujukan.
4) Berdasarkan proses pelayanan :
 Catatan awal/masuk
 Catatan pengembangan berisi kemajuan/ perkembangan
pelayanan.
 Catatan pindah.
 Catatan keluar.

Jenis Formulir standar yang digunakan dalam pencatatan adalah sebagai


berikut :

Rekam Kesehatan Rekam Keehatan Keluarga atau yang disebut family folder
Keluarga ( RKK) adalah himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang
memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas. Kegunaan
RKK adalah untuk mengikuti keadaan kesehatan dan
gambaran penyakit di suatu keluarga. Pengguna RKK
diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap salah
satu penyakit, misal penderita TBC, paru, kusta, atau
keluarga dengan resiko tinggi (BBLR). Dalam
pelaksanaannya keluarga yang menggunakan RKK diberi
alat bantu kartu tanda pengenal keluarga (KTPK) untuk
memudahkan pencarian berkas pada saat melakukan
kunjungan ulang.
Kartu Rawat Kartu Rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam
Jalan medis klien merupakan alat untuk mencatat identitas dan
status klien rawat jalan yang berkunjung ke puskesmas
Kartu Indeks Kartu Indeks penyakit merupakan alat bantu untuk
Penyakit mencatat identitas klien, riwayat dan perkembangan
penyakit. Kartu indeks penyakit diperuntukkan khusus
penderita penyakit TBC, Paru dan kusta
Kartu Ibu Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui
identitas, status kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai
kelahiran
Kartu Anak Kartu anak merupakan alat bantu untuk mencatat
identitas, status kesehatan, pelayanan preventif, promotif,
kuratif, rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan
prasekolah
KMS balita, Anak Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan,
usia sekolah dan pertumbuhan yang telah diperoleh balita dan anak
prasekolah
KMS ibu hamil Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, dan
mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil dan
pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.

6. Pelaporan
Pelaporan merupakan catatan yang memberikan informasi tentang
kegiatan tertentu dan hasilnya yang disampingkan ke pihak yang
berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan tersebut.Sesuai dengan
keputusan direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat
No.590/BM/DJ/Info/V/96, Pelaporan puskesmas menggunakan tahun
kalender yaitu bulan januari-Desember dalam tahun yang sama. Formulir
pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan atau
beban kerja di puskesmas. Setiap diakhir kegiatan harus ada pembuatan
laporan. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan atau beban kerja di puskesmas. Setiap diakhir kegiatan harus
ada pembuatan laporan. Laporan harus disampaikan keorang/ pihak lain.
Proses laporan dilakukan secara tertulis.

E. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB BIDAN DI COMUNITAS


1. Tugas bidan meliputi :
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan keluarga.
b. Memotivasi dan membina peran serta masyarakat
c. Mengelola program KIA.
2. Tanggungjawab bidan, bidan bertanggungjawab dalam pengambilan
keputusan dan tindakan :
a. Mengintegrasikan komponen proses pemecahan masalah.
b. Melakukan asuhan kebidanan pada individu.
c. Mendemonstrasikan dan mengabsahkan praktek.
d. Berkomunikasi dan bekerjasama dengan anggota teknis.
e. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
f. Melaksanakan investigasi tentang masalah kesehatan dan kebutuhan
masyarakat.

F. CONTOH APLIKASI MANAJEMEN DI KOMUNITAS (MTBS)


1. Definisi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan
yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas
kesehatan melakukan penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan
tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang umumnya
mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
petugas, memperkuat sistem kesehatan serta meningkatkan kemampuan
perawatan oleh keluarga dan masyarakat yang diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1999.
Ditinjau dari hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2007, maka angka kematian neonatal (AKN), angka kematian bayi (AKB)
dan angka kematian balita (AKBA) adalah 19/1000 kelahiran hidup (KH),
34/1000 KH dan 44/1000KH. Artinya, kematian balita (0- 59 bulan) masih
tinggi. Untuk itu, diperlukan kerja keras dalam upaya menurunkan angka
kematian tersebut, termasuk diantaranya peningkatan keterampilan tenaga
kesehatan dalam menangani balita sakit, utamanya bidan dan perawat di
Puskesmas sebagai lini terdepan pemberi pelayanan.
2. Tujuan MTBS
a. Menurunkan angka kematian dan kesakitan yang terkait penyakit
tersering pada balita.
b. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kesehatan anak.
Menurut data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0–
7 hari terbanyak adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9 %),
prematuritas (32,4 %), sepsis (12,0 %).Kematian neonatal 7 – 29 hari
disebabkan oleh sepsis (20,5 %), malformasi kongenital (18,1 %) dan
pneumonia (15,4 %). Kematian bayi terbanyak karena diare (42 %) dan
pneumonia (24 %), penyebab kematian balita disebabkan diare (25,2 %),
pneumonia (15,5 %) dan DBD (6,8 %).
Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana
dengan MTBS adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian,
antara lain pneumonia, diare, malaria, campak dan kondisi yang diperberat
oleh masalah gizi (malnutrisi dan anemia). Langkah pendekatan pada
MTBS adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang digunakan
oleh perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada Balita.
Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang
cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan
oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak malaria, kurang gizi,
yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut
3. Pengkajian Data (Tanda/Gejala) Yang Sering Terdapat Pada Form
MTBS
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) sudah terintegrasi di
dalam pendekatan Manajemen terpadu Balita Sakit (MTBS), maka bagan
MTBM menjadi bagian dari bagan MTBS. MTBM dan MTBS sudah
diterapkan di seluruh provinsi di Indonesia sehingga sudah menjadi milik
masyarakat. Banyaknya permintaan bagan MTBS (termasuk bagan
MTBM) oleh Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten perlu dipenuhi
sehingga perkembangan penerapannya di lapangan tidak tersendat. Oleh
karena itu masyarakat dan tenaga kesehatan yang memerlukan dapat
memperbanyak bagan ini untuk meningkatkan kelancaran implementasi
penerapannya di Puskesmas, Polindes, Poskesdes, Klinik swasta, Rumah
Sakit, dll.
Agar lebih mudah dipelajari, maka bagan MTBM ditampilkan
terpisah dengan bagan MTBS. Berikut ini bagan-bagan MTBS:
G. APLIKASI MANAJEMEN DAN ORGANISASI PELAYANAN
KEBIDANAN DI KOMUNITAS (PUSKESMAS)
Sudah sewajarnya apabila membicarakan tentang manajemen di
Puskesmas maka terlebih dahulu harus dipahami dan dimengerti arti
menejemen. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan
organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam organisasi untuk mencapai
tujuan bersama. Beberapa ahli mencoba menjelaskan arti kata manajemen.
Sama seperti bidang studi lainnya yang menyangkut manusia, manajemen
sebenarnya juga sulit didefenisikan. Ada ahli yang menyebut manajemen
sebagai seni, sedang ahli lainnya menyebut manajemen sebagai suatu proses.
Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hat itu adalah
kemampuan atau keterampilan pribadi.
Mengartikan manajemen sebagai proses mengandung arti bahwa
proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Salah seorang
ahli, Appley LA menganggap manajemen sebagai suatu seni dengan
mengatakan manajemen sebagai the of getting things done through the effort
of other people. Sedangkan dalam Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Sosial
manajemen dibatasi sebagai proses dimana pelaksanaan dari pada suatu tujuan
sebagai proses dimana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen
sebagai suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui orang lain.
Definisi ini diartikan bahwa para manajer dalam mencapai tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas
yang mungkin diperlukan, yang berarti tidak dilakukan sendiri, atau dapat
dikiaskan sebagai berikut "manajer adalah satu orang tetapi mempunyai seribu
tangan dan kaki". Bagaimana manajer mengatur orang lain atau bagaimana
menejer memakai seribu tangan adalah dengan proses manajemen. Teori
sederhana untuk menejemen pelayanan kesehatan yang telah banyak dipakai
adalah bangunan rumah sakit, fasilitasnya, alat-alat kesehatan, sumber daya
manusia, dana yang tersedia dan sebagainya melalui proses menejemen yang
baik yang melingkupi planing. organizing dan staffing, actuating dan
controlling diharapkan menghasilkan produk jasa pelayanan kesehatan yang
baik dan diharapkan menjadikan rumah sakit yang dapat mencapai tujuan
survival dan growth. Pada dasarnya apabila dibuat suatu batasan atau definisi
tentang manajemen, maka dapat dikemukakan sebagai berikut “bekerja
dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan
pengawasan (controlling)”.
Hellriegel dan Slocum juga merupakan ahli yang menyebut
menejemen sebagai suatu seni untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang
lain. Tujuan organisasi dicapai dengan cara menyusunnya agar dikerjakan
orang lain dan bukan dengan melakukannya sendiri. Menurut George R. Terry
dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan pendapatnya :
“manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of
planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science
and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives).
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengontrolan merupakan unsur-unsur menejemen. Sedangkan alat manajemen
untuk mencapai tujuan adalah yang disebut sebagai 6M yaitu man,
money, materials, machine, methode dan markets yang diterjernahkan bebas
sebagai manusia, uang, bahan, mesin, metode, dan pemasaran. Jika menyebut
manajemen kesehatan, sebenarnya terdapat dua pengertian didalamnya yaitu
pengertian manajemen di satu pihak dan pengertian kesehatan di pihak lain.
Yang dimaksud dengan manajemen kesehatan ialah manajemen yang
diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya keadaan sehat.
Manajemen atau administrasi adalah suatu seni atau proses yang menyangkut
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengkoorganisasian, dan penilaian terhadap sumber, tata cara dan
kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan.
Manajemen yaitu Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang
lain (Follet,1997). Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi
lainnya (Nickels, Mc Hugh and Mc Hugh ,1997). Manajemen juga berarti seni
atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian
tujuan. (Ernie & Kurniawan, 2005). Manajemen kesehatan adalah manajemen
yang diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya keadaan sehat.
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan
bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain : 
 Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
 Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
 Tersedia sumber daya;  manusia, material dan sumber lain
 Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien
dan efektif
 Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
 Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang
harus dimiliki oleh manajer
Dalam bidang kesehatan dikenal adanya beberapa jenis manajemen,
yaitu:
1. Manajemen Pasien/Klien, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-
keputusan dalam menghadapi masalah kesehatan (penyakit dan lain-lain)
yang diderita oleh seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat.
Tujuannya adalah agar pasien/klien tersebut dapat terhindar atau terbebas
dari masalah kesehatan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
Dalam hal ini manajer atau pengambil keputusannya adalah setiap petugas
kesehatan yang melayani pasien/klien (disebut petugas fungsional : dokter,
perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas
dan jaringannya maupun yang bertugas di Rumah Sakit dan sarana-sarana
kesehatan lain.
2. Manajemen Unit/Organisasi Kesehatan, yaitu rangkaian proses
pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah yang
menghambat atau potensial menghambat kinerja unit/organisasi kesehatan.
Misalnya masalah tingginya absensi karyawan, masalah kurangnya
dana/anggaran, masalah tidak terawatnya peralatan, masalah tingginya
kebocoran pendapatan, dan lain-lain. Tujuannya adalah agar
unit/organisasi terhindar atau terbebas dari masalah, dengan
memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau
pengambil keputusannya adalah para pimpinan unit/organisasi kesehatan-
Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya,  Kepala Dinas Kesehatan dan staf
intinya, Direksi Rumah Sakit, Kepala Puskesmas, dan lain-lain.

1. Ruang Lingkup Manajemen Puskesmas


Manajemen yang baik sekarang merupakan suatu ciri khas dari rumah
sakit yang baik. Hal ini diakui juga oleh ERSI atau etika rumah sakit
yang baik (1986). Dimana kita baca "Rumah Sakit berdaya guna dan
berhasil guna dalam manajemen untuk mencapai tujuan pelayanan
rumah sakit dan harus dikelola secara profesional untuk optimalisasi
penggunaan sumber dana dan daya". Sama halnya dengan Puskesmas
dimana Puskesmas juga sama-sama melakukan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat. Untuk mencapai hal ini sangatlah tergantung pada kualitas
tenaga kesehatan yang dimiliki Puskesmas. Salah satu kualitas yang
diharapkan dari staff Puskesmas yang berperan penting untuk
diperolehnya kualitas pemeliharaan masyarakat, adalah tingginya
kemampuan keorganisasian dan menejerial di kalangan staff
Puskesmas. Penerapan menejemen dalam pelaksanaan
penyelenggaraan kesehatan di Puskesmas mempunyai dampak positif
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dapat mengatur
pemanfaatan sumber, tata cara dan kesanggupan yang dimiliki dengan
baik serta dapat menentukan kebutuhan dan tuntutan dengan tepat.
Pada praktek juga diharapkan memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya pada masyarakat dan tidak lepas dari sistem menejemen.
Adapun ruang lingkup dari manajemen adalah planning, organizing
dan staffing, actuating dan controlling.
2. Penerapan Fungsi Manajemen Di Puskesmas
Fungsi Kegiatan
Manajemen
Perencanaan Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang
dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan
meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta
penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan
alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara
mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Pengorganisasian ·   Struktur organisasi Puskesmas, dengan
jabatan  struktural Kepala Puskesmas, sedangkan
lainnya bersifat fungsional
·   Pembagian tugas, yang berdasarkan program
pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program
pokok,  yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.
·   Pembagian wilayah kerja, setiap petugas
Puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa
Penggerakan ·   Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan
Pelaksanaan dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor
·   Adanya proses kepemimpinan
·   Dilakukan koordinasi secara lintas program &
sektor
·   Pelaksanaan program pokok puskesmas yang
melibatkan seluruh staf
Pengawasan dan ·   Melalui pemantauan laporan kegiatan
Evaluasi ·   Pemantauan wilayah setempat (PWS)
·   Supervisi
·   Rapat rutin (staff meeting)

Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok)


dikelola atau manajemennya meliputi; perencanaan, manajemen
personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen
logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan
pencatatan/pelaporan. 
3. Kecenderungan Perubahan Manajemen Puskesmas
Seperti telah disampaikan di atas, bahwa dampak dari adanya
perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan, sangat
berpengaruh terhadap semua sarana kesehatan, termasuk Puskesmas
sebagai institusi pelayanan kesehatan terdepan.  Adanya perubahan
visi, misi dan strategi Puskesmas sebagai berikut :
Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat pada tahun
2010, dengan memiliki 3 misi, yaitu;
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
b. Memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam pembangunan
kesehatan, dan
c. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu. 
Adapun strategi yang dikembangkan meliputi;
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang
mantap di tingkat  kecamatan, agar dapat diterapkannya
pembangunan berwawasan kesehatan,
b. Mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, sehingga terwujudnya
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
c. Meningkatkan profesionalisme petugas, sehingga terwujud kualitas
pelayanan kesehatan,
d. Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan
kewenangan yang diberikan Dinas Kesehatan Kab/ Kota.
Pengorganisasian puskesmas ke depan selain dipimpin oleh
seorang Kepala Puskesmas, juga ada Wakil Kepala Puskesmas dan
meliputi unit fungsional dan unit tata usaha. Program pokok
Puskesmas atau program kesehatan dasar yang harus dilaksanakan di
Puskesmas meliputi ;  (1) promosi kesehatan,  (2) kesehatan
lingkungan,  (3) kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga
berencana,  (4) perbaikan gizi, (5) pemberantasan penyakit menular, 
(6) pengobatan.
Sesuai dengan misi dan strategi di atas, Puskesmas dapat
mengembangkan program-program unggulan berdasarkan kebutuhan,
situasi dan kondisi daerah masing-masing.  Contohnya, daerah yang
diwilayah kerjanya banyak ditemukan kelompok rawan kesehatan atau
kelompok resiko tinggi (high-risk group) : seperti ibu hamil Risti,
penyakit kronis, lanjut usia, dll.  Di wilayah tersebut dapat
dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community health
nursing) sebagai program unggulan atau program prioritas kesehatan
lain. 
4. Pelaksanaan Manajemen Di Puskesmas
Dalam rangka peningkatan manajemen di tingkat Puskesmas, maka
unsur-unsur manajemen yang terdiri atas perencanaan, penggerakan
pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian telah
dikernbangkan.
a. Perencanaan
Secara umum perencanaan dapat dikatakan sebagai suatu proses
penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang
perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan di tingkat Puskesmas atau yang disebut
juga Microplanning dikeluarkan pada tahun 1986. Microplanning
atau perencanaan mikro di tingkat Puskesmas adalah penyusunan
rencana di tingkat Puskesmas untuk lima tahun termasuk rincian
tiap tahunnya. Mikroplanning ini dirasakan kurang bersifat
operasional karena kurun waktu rencana yang disusun berjangka
waktu lima tahunan. Disamping itu dijumpai permasalahan bahwa
belum semua Puskesmas melaksanakan mikropalanning dan
kurang dimanfaatkannya hasil mikroplanning oleh Dinas
Kesehatan II. Oleh karena itu dikembangkan Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang akan memuat
petunjuk dalam menyusun rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Diharapkan hasil
penyusunan rencana tingkat Puskesmas ini dapat seragam sehingga
dapat mempermudah dalam pengolahan selanjutnya di tingkat
Kabupaten menjadi suatu rencana tahunan kesehatan di daerah
tingkat ll. Disamping itu dengan adanya Perencanaan Tingkat
Puskesmas ini diharapkan adanya nilai tambah berupa
meningkatnya kemampuan menejemen Puskesmas dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya yang
meliputi seluruh kegiatan pokok Puskesmas. Penyusunan Rencana
Tingkat Puskesmas dilakukan dalam 4 tahap yaitu tahap persiapan,
tahap analisis situasi, tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) dan tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK).
1) Tahap persiapan
Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan pihak-pihak
atau petugas yang akan terlibat dalam proses perencanaan agar
memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan dalam
melaksanakan langkah-langkah perencanaan tingkat
Puskesmas. Tahap ini dilaksanakan melalui pertemuan,
pembahasan atau pelatihan sesuai keperluannya.
2) Tahap analisis situasi
Pada tahap ini diperoleh data dan informasi untuk
mengetahui keadaan dan masalah operasional Puskesmas yang
perlu ditanggulangi. Yang dimaksud dengan masalah
operasional adalah tidak tercapainya target pelayanan
kesehatan seperti yang diharapkan dan penyebabnya. Data yang
perlu dikumpulkan adalah data situasi umum (data
kependudukan, data wilayah, data sekolah) dan data pencapaian
target program.
3) Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Tahap ini meliputi tiga langkah yaitu perumusan masalah
dan penyebabnya, langkah perumusan pendekatan
pemecahan masalah dan langkah penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK).
4) Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang disebut pula
dengan Plan Of Action (POA) adalah penyusunan rencana yang
mencakup rincian kegiatan, volume kegiatan, lokasi
pelaksanaan, tenaga pelaksana, sumber biaya dan
penjadwalannya.
b. Penggerakan Pelaksanaan
Dalam rangka manajemen Puskesmas yang terdiri atas
perencanaan (PI), penggerakan pelaksanaan (P2) dan Pengawasan,
pengendalian dan penelitian (P3), maka Lokakarya Mini
Puskesmas merupakan pedoman penggerakan pelaksanaan.
Lokakarya Mini Puskesmas terdiri atas 4 komponen yaitu
penggalangan kerja sama lintas sektoral, dan rapat kerja tribulanan
lintas sektoral.
1) Penggalangan Kerja Sama dalam Tim.
Yaitu lokakarya yang dilaksanakan sebulan sekali di dalam
lingkungan Puskesmas sendiri, dalarn rangka meningkatkan
kerja  sama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan
fungsi Puskesmas.
2) Penggalangan Kerja Sama Lintas Sektoral
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan
dukungan sektor-sektor yang bersangkutan diperlukan
penggalangan kerja sama lintas sektoral serta dilaksanakan
dalam satu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Untuk itu
perlu dijelaskan manfaat bersama pembinaan upaya peran serta
mayarakat dalarn bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang
bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan
rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan.
3) Rapat Kerja Bulanan Puskesmas
Sebagai tindak lanjut rapat penggalangan kerja sama dalam
Tim setiap akhir bulan diadakan pertemuan antar tenaga
Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang
lalu dengan hasil kegiatannya. Apabila dijumpai masalah akan
dibahas bersama untuk dipecahkan bersama dan kernudian
menyusun rencana kerja bulan berikutnya.
4) Rapat kerja tribulan lintas sektoral
Sebagai tindak lanjut pertemuan penggalangan kerja sama
lintas sektoral dilakukan pertemuan lintas sektoral setiap 3
bulan sekali untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas
sektoral selama 3 bulan yang lalu dan memecahkan masalah
yang dihadapi kemudian disusun rencana kerja sama lintas
sektoral bulan berikutnya.
Kegiatan stratifikasi mencakup pengumpulan data, pengolahan
data, analisis masalah dan penentuan langkah
penanggulangannya yang dilakukan mulai dari tingkat
Puskesmas, Kabupaten, Propinsi sampai ke tingkat Pusat.
Stratifikasi Puskesmas dilaksanakan setahun sekali secara
menyeluruh dan serentak di semua Puskesmas dan bertahap
sesuai dengan jenjang administrasi sampai ke Pusat

5. Manajemen Pelayanan Kesehatan


Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan
kesehatan yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1)
pelayanan kesehatan dan (2) pelayanan  administrasi.  Pelayanan
kesehatan yang diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan.
Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat,
rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan;
gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan. 
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma
Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih
difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan
(preventif) dengan tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. 
Selain itu,  pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan
hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga dan masyarakat,
sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan
kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik). 
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong
rumah sakit dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi dan
strategi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Visi merupakan impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang
dapat mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila
suatu organisasi tidak memiliki visi maka perubahan lingkungan yang
tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah.
Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi
yang telah ditetapkan. 
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan,
lebih mengacu kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu
melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan
pengendalian (controlling). 

6. Manajemen Pelayanan Kesehatan di Puskesmas 


Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan
terdepan dengan misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat  di suatu
wilayah tertentu. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara
menyeluruh, meliputi aspek-aspek;  promotif, preventif, kuratif,  dan
rehabilitatif. Upaya yang dilakukan untuk menjalankan misi
Puskesmas, antara lain :
a. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1)
quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga
kesehatan dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan,
dll) yang dilakukan oleh organisasi profesi, (2) quality of service,
yaitu  peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana,
dan menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan
(Puskesmas)
c. Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
d. Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
e. Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan
masyarakat desa (PKMD).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan 
Manajemen adalah ilmu atau seni bagaimana sumberdaya secara
efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa
Yunani yang berarti alat. Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang
diarahkan untuk mencapai tujuan spesifik. Manajemen berasal dari kata
manage atau managiare (romawi kuno) berarti melatih dalam melangkahkan
kaki. Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang
aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu atau berkualitas.
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting
dalam pelayanan maternal dan perinatal, sehingga bidan dituntut untuk
memiliki keterampilan yang lebih baik disertai dengan kemampuan untuk
menjalin kerjasama dengan pihak yang terkait dalam persoalan kesehatan
reproduksi di komunitas masyarakat.Manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan bidan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan,
keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan
yang berfokus pada klien.
Asuhan kebidanan komunitas merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan
Keluarga Berencana.Dalam memecahkan masalah pasien, bidan
menggunakanpendekatan manajemen kebidanan.Manajemen
kebidananadalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan
mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan
untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara
berurutan yaituidentifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah,
rencana, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan.
Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani
kesehatan ibu, anak dan KB di komunitas, serta penerapan manajemen
kebidanan di komunitas.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang manajemen dan organisasi pelayanan kebidanan di
komunitas, sehingga dapat mengaplikasikannya di komunitas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, P. D. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan. Tanggerang: Bina Rupa


Aksara.

Marquis, B. L. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan eori dan


apilikasi. Jakarta: EGC.

Muninjaya, A. G. (2011). Manajemen Kesehatan Ed. 3. Jakarta: EGC.

Syafrudin. (2009). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Dalam


Kebidanan. Jakarta: TIM.

Syafrudin SKM, M. (2011). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan


dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Medika.

Anda mungkin juga menyukai