Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

TEORI DAN KONSEP MANAJEMEN


( ORGANISASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN)

DISUSUN OLEH:
RIRINSYAMTI AKMAL
P10121092

DOSEN PENGAMPUH: BERTIN AYU WANDIRA, S.KM., M.KES

PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................F
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Manajemen dari Para Ahli..............................................................................6
2.2 Fungsi Manajemen............................................................................................................7
2.3 Pendekatan dalam mengkaji fungsi dan unsur dalam manajemen....................................9
2.4 Teori Manajemen............................................................................................................11
2.5 Jenis-Jenis Manajemen...................................................................................................17
2.6 Kharakteristik Ilmu Manajemen.....................................................................................19
2.7 Hubungan Ilmu Manajemen dengan Manajemen Puskesmas.........................................21
2.8 Studi Kasus Penerapan Ilmu manajemen di Puskesmas.................................................23
BAB III PENUTUP......................................................................................................................27
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................27
3.2 SARAN...........................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................30
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah Swt yang telah memberikan kesempatan, kemampuan, dan
kesehatan serta kenikmatan yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang In Syaa Allah bermanfaat bagi kita. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang kita nantikan Syafa’atnya di akhirat
nanti, tak lupa kami mengucapkan syukur kehadirat Allah karena atas berkah-nya sehingga kami
dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “ Teori Dan Konsep Manajemen”.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu
dan memberikan ide serta masukan kepada kami, dengan segala bantuan tersebut sehingga kami
juga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tujuan makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah “ Organisasi Manajemen Kesehatan “ dibawah bimbingan Ibu Bertin Ayu
Wandira, S.KM., M.Kes
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan
pembaca, serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan. Terlepas dari semua itu, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, maka penulis membuka kritik dan
saran yang bersifat membangun.

Palu, 12 Juli 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu manajemen secara ilmiah lahir pada sekitar awal abad ke-20 di Benua Eropa
dan Amerika. Dimana di Negara-negara tersebut sedang dilanda dengan sebuah revolusi
yang kita kenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan dalam pengelolaan
produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan yang semakin
maju dan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan beragam jenisnya. Konsep dasar
manajemen sebenarnya memiliki usia yang sama dengan kehidupan manusia itu sendiri.
Dikatakan demikian, dikarenakan pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-
harinya tidak dapat terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik secara langsung
maupun tidak langsung, baik itu disadari ataupun tidak disadari
Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-
sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang
berkepentingan dalam organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien dan efektif. Ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini.
Ilmu manajemen memberikan pemahaman mengenai pendekatan ataupun tata cara
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan manajer. Perkembangan ilmu manajemen seiring dengan perkembangan teori
manajemen. Teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen membuat lebih mudah bagi
manajer untuk memutuskan apa yang harus dilakukan agar dapat menjalankan fungsinya
secara efektif dan efisien.
Manajemen sangat penting untuk mendorong kemakmuran masyarakat. Ada yang
mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada negara miskin, yang ada adalah negara
dengan manajemen yang buruk. Pernyataan tersebut mengatakan bahwa jika manajemen
yang ada di negara tersebut baik, negara tersebut akan menjadi negara yang makmur.
Kemiskinan muncul karena tidak bisa mengelola sumber daya yang ada di negara
tersebut dengan baik. Karena itu, mempelajari manajemen menjadi sangat penting karena
manajemen bisa berkontribusi signifikan terhadap kehidupan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
a. Jelaskan pengertian manajemen menurut para ahli!
b. Jelaskan fungsi dari manajemen!
c. Jelaskan bagaimana pendekatan dalam mengkaji fungsi dan unsur dalam
manajemen!
d. Jelaskan teori manajemen dalam perkembangan ilmu manajemen!
e. Jelaskan jenis-jenis dari manajemen!
f. Jelaskan karakteristik ilmu manajemen!
g. Jelaskan hubungan penerapan ilmu manajemen dalam manajemen Puskesmas!
h. Jelaskan satu contoh studi kasus tentang penerapan ilmu manajemen pada
Puskesmas!

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian manajemen dari segala ahli
b. Mengetahui fungsi dari manajemen
c. Mengetahui pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mengkaji fungsi dan
unsur manajemen
d. Mengetahu berbagai teori yang berhubungan dengan manajeman
e. Mengetahu berbagai jenis-jenis dari manajemen
f. Mengetahui kararkteristik dari ilmu manajemen
g. Mengatahui hubungan antara ilmu manajemen dalam manajemen puskesmas
h. Mengetahui studi kasus yang terjadi yang terkait tentang ilmu manajemen pada
puskesmas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen dari Para Ahli
Manajemen dalam pengertiannya dapat didefinisikan dalam berbagai cara.
Adapun beberapa pengertian manajemen dari para ahli, yaitu:
a. Manajemen adalah suatu proses saat suatu kelompok orang bekerja sama
mengarahkan orang lainnya untuk bekerja mencapai tujuan yang sama
(Massie dan Douglas).
b. Manajemen adalah suatu proses bekerja sama dengan dan melalui lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan secara efisien
menggunakan sumber daya yang terbatas di lingkungan yang berubah-
ubah (Kreitner).
c. Manajemen adalah koordinasi semua sumber daya melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian supaya
mencapai tujuan tertentu yang ditentukan (Sisk).
d. Manajemen adalah menciptakan lingkungan yang efektif agar orang bisa
bekerja di organisasi formal (Koontz dan O’Donnel).
e. Manajemen mencakup kegiatan yang dilakukan oleh satu atau lebih orang
untuk mengoordinasikan kegiatan yang dilakukan oleh orang lainnya dan
untuk mencapai tujuan yang tidak bisa dicapai oleh satu orang saja
(Donnely, Gibson, dan Ivancevich)
f. Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, aktivitas anggota organisasi, dan kegiatan yang
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan (Stoner, Freeman, dan Gilbert).
g. Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta
pengendalian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Jones dan George).
Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah seni mencapai sesuatu
melalui orang lain (the art of getting things done through the others).
Sehingga dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
menggunakan sumber daya organisasi.
2.2 Fungsi Manajemen
Pekerjaan yang dilakukan oleh para manajer pada saat mengelola perusahaan
dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok tugas yang memiliki tujuan yang
disebut dengan fungsi manajemen. Fungsi manajemen dapat diartikan sebagai sejumlah
kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang digolongkan dalam satu kelompok
sehingga membentuk suatu kesatuan administrasi. Menurut Koontz & Weirich (1993)
mereka berpendapat bahwa fungsi manajemen dikelompokkan menjadi 5 fungsi, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih
cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengambilan keputusan
merupakan bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau
memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa alternatif yang ada.
Perencanaan diperlukan untuk mengarahkan kegiatan organisasi. Langkah
pertama, rencana ditetapkan untuk organisasi secara keseluruhan.
Kemudian, rencana yang lebih detail untuk masing-masing bagian atau
divisi ditetapkan. Dengan cara semacam itu, organisasi mempunyai
perencanaan yang konsisten secara keseluruhan. Beberapa manfaat
perencanaan adalah (1) mengarahkan kegiatan organisasi yang meliputi
penggunaan sumber daya dan penggunaannya untuk mencapai tujuan
organisasi, (2) memantapkan konsistensi kegiatan anggota organisasi agar
sesuai dengan tujuan organisasi, dan (3) memonitor kemajuan organisasi.
Jika organisasi berjalan menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan,
dapat dilakukan perbaikan.
b. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing)
Tahap berikutnya adalah pengorganisasian. Pengorganisasian dapat
diartikan sebagai kegiatan mengoordinasi sumber daya, tugas, dan otoritas
di antara anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan
cara yang efisien dan efektif. Sebagai contoh, kegiatan perusahaan
kebanyakan diorganisasi berdasarkan fungsi pokok perusahaan, seperti
pemasaran, keuangan, produksi, administrasi, dan personalia. Masing-
masing dikelompokkan menjadi departemen atau bagian sendiri. Masing-
masing bagian dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab kepada
direktur utama
Direktur Utama

Departemen Departeman Departemen Departemen Administrasi &


Keuangan Pemasaran Produksi Personalia

c. Pengarahan (Leading)
Setelah struktur organisasi ditetapkan, orang-orangnya ditentukan.
Langkah selanjutnya adalah membuat bagaimana orang-orang tersebut
bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer perlu “mengarahkan”
orang-orang tersebut. Lebih spesifik lagi pengarahan meliputi kegiatan
memberi pengarahan (directing), memengaruhi orang lain (influencing),
dan memotivasi orang tersebut untuk bekerja (motivating). Pengarahan
biasanya dikatakan sebagai kegiatan manajemen yang paling menantang
dan paling penting karena langsung berhadapan dengan manusia.
Bagaimana membuat orang lain bekerja untuk tujuan organisasi
merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Manajer harus mampu
menciptakan suasana (atmosfer) yang bisa mendorong orang untuk
bekerja. Cara yang dipakai mungkin sangat berlainan dari satu organisasi
ke organisasi lain. Microsoft, perusahaan pembuat perangkat lunak
(software) di Amerika Serikat, membuat suasana kerja yang sangat
longgar. Karyawan yang terdiri atas para pemrogram (programmer) tidak
mempunyai jam kerja tertentu. Mereka dapat masuk dan keluar kapan saja
dan biasanya justru keluar kantor malam hari. Mereka tidak perlu
memakai seragam, boleh datang dengan T-Shirt atau celana jeans. Di
tempat kerja, disediakan meja biliar atau minuman ringan (softdrink)
bebas. Prinsipnya, asal pekerjaan mereka selesai dan mereka bisa
menghasilkan software yang baik, tidak ada masalah dengan peraturan
kerja. Suasana semacam itu barangkali mirip dengan perguruan tinggi,
yaitu staf pengajar bisa keluar masuk kapan saja. Akan tetapi, suasana
yang longgar semacam itu tidak akan berhasil apabila diterapkan di
organisasi militer yang membutuhkan disiplin yang tinggi. Barangkali
juga tidak akan berhasil apabila diterapkan di perusahaan manufaktur yang
memproduksi barang yang berstandar, tempat kreativitas tidak begitu
penting. Perusahaan semacam itu membutuhkan disiplin kerja yang baik.
d. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian bertujuan melihat apakah kegiatan organisasi sesuai dengan
rencana. Manajer harus selalu memonitor kemajuan organisasi. Fungsi
pengendalian meliputi empat kegiatan: (1) menentukan standar prestasi,
(2) mengukur prestasi yang telah dicapai selama ini, (3) membandingkan
prestasi yang telah dicapai dengan standar prestasi, dan (4) melakukan
perbaikan jika ada penyimpangan dari standar prestasi yang telah
ditentukan. Kemudian, kembali lagi ke fungsi perencanaan untuk periode
berikutnya.
e. Proses manajemen dalam praktik
Gambar proses manajemen di muka menunjukkan urutan proses
manajemen secara teoretis. Semua manajer melakukan empat fungsi yang
telah dibicarakan (planning, organizing, leading, dan controlling).
Meskipun demikian, dalam praktik gambaran semacam itu tidak begitu
terlihat. Sering kali kita melihat kegiatan manajer yang sibuk ke sana
kemari yang sepertinya tidak punya waktu untuk berpikir dan
merencanakan sesuatu dengan tenang. Aktivitas manajer dalam praktik
sepertinya reaktif, bereaksi terhadap suatu kejadian. Mereka lebih action
oriented. Model proses manajemen seperti yang digambarkan di muka
tampaknya tidak sesuai dengan praktik manajemen. Kalau diperhatikan,
manajer tetap melakukan empat fungsi manajemen tadi. Manajer
melakukan perencanaan meskipun kadang-kadang rencana tadi ditetapkan
dalam waktu yang sangat singkat. Pada waktu manajer berteriak menyuruh
bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, ia sedang
melakukan fungsi pengarahan. Cuma urutan yang digambarkan oleh garis
tebal (pada gambar proses manajemen) tidak sepenuhnya tepat. Pada
praktiknya, manajer sering melompat-lompat dalam melakukan empat
fungsi tadi. Sebagai contoh, manajer melakukan perencanaan, kemudian
langsung memberi pengarahan. Garis yang terputus-putus lebih tepat
menggambarkan urutan fungsi manajemen dalam praktiknya. Keempat
fungsi manajemen dilakukan secara interaktif dan kadang-kadang secara
simultan.

2.3 Pendekatan dalam mengkaji fungsi dan unsur dalam manajemen


Dalam mempelajari manajemen kesehatan, terdapat lima pendekatan yang dapat
digunakan dalam mengkaji fungsi dan unsur manajemen, yaitu:
a. Management by objective (Manajemen dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi)
Pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker dalam bukunya The
Practice of Management pada tahun 1954. Management by objective dapat
juga disebut sebagai manajemen berdasarkan sasaran, manajemen
berdasarkaan hasil (management by result), goals management, work
planning, and review. Management by objective menekankan pada
pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan yang efektif, dengan
menetapkan prosedur pencapaian baik yang formal maupun informal.
Pertama dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai dilanjutkan dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan sampai selesai kemudia baru diadakan
peninjauan kembali atas pekerjaan yang telah dilakukan. Manajemen
berdasarkan sasaran adalah aktivitas memadukan sumber-sumber
organisasi menjadi satu kesatuan. Manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengnedalian upaya
dari anggota organisasi serta penggunaan sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sasaran harusnya mempunyai persyaratan dengan
menggambarkan 5 karakter yaitu dengan singkatan SMART, yaitu:
a. Specific, dimana sasaran harus jelas
b. Measurable, dimana sasaran itu harus bisa diukur
c. Attainable, dimana sasaran harus realistis dan bisa dijalankan oleh
organisasi
d. Relevant, dimana sarana harus nyambung dan mendukung visi dan
misi besar organisasi
e. Time-Bound, dimana sasaran harus mempunyai batasan waktu.
Kegiatan management by objective melibatkan bawahan dan para manajer
dalam setiap tingkatan organisasi yang dirumuskan dengan bentuk misi
atau sasaran, yang diukur dengan penggunaan ukuran ini sebagai pedoman
bagi pengoperasian satuan kerja. Untuk melaksanakan kegiatan
manajemen berdasarkan sasaran tersebut terdapat langkah kegiatan, yaitu:
a. Meninjau sasaran organisasi
b. Merumuskan sasaran kerja individu
c. Memantau perkembangan
d. Evaluasi kinerja karyawan

b. Management is how to work with others (Manajemen adalah kerja sama


untuk mencapai tujuan bersama)
Adanya pendekatan ini, fungsi manajemen dapat dipelajari dari proses kerja
sama yang berkembang antara pimpinan dengan stafnya dalam mencapai
tujuan organisasi. Sumber daya lain yang penting adalah dana dan material.
Manajemen harus mampu mengelola sumberdaya tersebut untuk mencapai
tujuan organisasi. Aplikasi pendekatan ini dalam sektor kesehatan seperti,
seorang bidan puskesmas dapat memberikan pertolongan kepada pasien
apabila di wilayah kerjanya terdapat fasilitas kesehatan seperti staf pembantu
bidan yang dapat menjaga ibu-ibu selama perawatan masa nifas. Bidan dan
staf pembantu bidan adalah SDM yang penting dalam melaksanakan program
KIA.

c. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia


Manusia sebagai sumber daya utama manajemen selalu akan responsif pada
saat berinteraksi dengan orang lain. Manajemen dapat dipelajari melalui
perilaku organisasi tersebut. Perilaku organisasi ditentukan oleh upaya
kepemimpinan yang mampu membangkitkan motivasi staf. Perilaku
organisasi kesehatan memiliki ciri khas sendiri yang berbeda dengan
organisasi lain. Misalnya, dalam puskesmas seorang SKM yang menjadi
kepala puskesmas harus mampu memotivasi kinerja dokter, bidan, dan tenaga
kesehatan lain yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.

d. Manajemen sebagai suatu proses


Manajemen sebagai proses dapat dipelajari melalui fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, dan penilaian. Contohnya, Kepala Puskesmas harus mampu
melaksanakan fungsi manajemen dalam melaksanakan program kesehatan
masyarakat di puskesmas.

e. Manajemen sebagai ilmu terapan


Manajemen sebagai ilmu terapan, artinya manajemen harus peduli dengan
fungsi sosial di masyarakat. Contohnya bahwa dalam sebuah puskesmas
harus memiliki wawasan yang luas dan terus mengembangkan diri dengan
mempelajari berbagai ilmu yang terkait dengan tugas-tugasnya. Seorang
SKM yang menjadi pimpinan organisasi kesehatan harus mampu menghitung
persediaan dana, memahami kebijakan anggaran pemerintah dan menghitung
pengeluaraan biaya kesehatan untuk memeliharan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
2.4 Teori Manajemen
Teori adalah ilmu yang telah diuji berkali-kali dan terbukti benar. Sementara ilmu
adalah kumpulan pengalaman dan pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan
secara sistematis. Fungsi dari teori adalah (1) eksplanatif atau menjelaskan hubungan
antara dua peristiwa, berhubungan satu dengan yang lain dengan pengalaman empiris; (2)
prediktif atau meramalkan; dan (3) pengawasan atau mengendalikan peristiwa supaya
tidak mengarah kepada hal-hal yang tidak diinginkan. Manajemen adalah proses
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan pengalokasian sumber-sumber daya yang
tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi lain manajemen adalah
ilmu dan seni dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian dalam mengelola sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan. Teori manajemen berfungsi untuk membuat lebih mudah bagi
manajer untuk memutuskan apa yang harus dilakukan agar dapat menjalankan fungsinya
secara efektif dan efisien.
a. Teori Manajemen Ilmiah
Aliran manajemen ilmiah adalah awal mula periodisasi manajemen sebagai suatu
ilmu.
1. Robert Owen (1771-1858), Robert Owen adalah orang yang menentang
praktik-praktik memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar
kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat
menyedihkan itu, Owen mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi
kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja
dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat meningkatkan
kondisi kerja di pabrik, rmenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak,
mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan
pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan
dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup
tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat
jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu,
Owen disebut “Bapak Personal Manajemen Modem”. Selain itu, Owen
lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang
penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai
perbaikan kondisi kerja, beliau juga membuat prosedur untuk
meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing
juga secara terbuka.
2. Charles Babbage (1792-1871), Charles Babbage adalah seorang guru
besar matematika yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi pada
operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar
terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna
kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan
dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator.
Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang
disebut “rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)”, Prinsip-
prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad
kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis
(Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan
dasar komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak
Komputer”. Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On the
Economy of Machinery and Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik
pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-
prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai
fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-
baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia,
dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan
antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh
bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam
peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya
menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka,
ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran
yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
3. Frederick W. Taylor (1856-1915), Frederick W. Taylor dikenal dengan
manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas.
Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat
prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal
dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat
kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki empat prinsip yang
ditetapkan yaitu (a) Pengembangan manajemen ilmiah secara benar, (b)
Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan, (c) Adanya pendidikan dan pengambangan
ilmiah dari para pekerja, dan (d) Kerjasama yang baik antara manajernen
dengan pekerja. Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau
menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja.
Adapun prinsipprinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah (a)
Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan;
(b) Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok; (c) Adanya kerja sarna
sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual; (d) Bekerja untuk
hasil yang maksimal; (e) Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf
yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para
kaayawan itu sendiri dan perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal
adalah “Shop management (1930)”, “Principles of Scientific Management
(1911)”, dan “Testimory Before Special House Comittee (1912)”. Tahun
1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul
“Scientific Management”.
4. Henry L. Gantt (1861-1919), Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal
adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Grant
juga memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan “Gant
Chart”. Grant menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan
timbal balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang
harmonis. Grant beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting
sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan
pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta
perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang
terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan
rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan
rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya “Gantt
Chart” yang terkenal tersebut Secara umum sumbangan dari aliran
manajemen ilmiah adalah pentingnya desain kerja, mendorong manajer
mencari cara terbaik untuk melaksanakan tugas, pemecahan rasional
dalam masalah organisasi, dan peletakan dasar profesionalisme organisasi.
Sementara, keterbatasan manajemen ilmiah adalah hambatan pada
perilaku manusia yang bermacam-macam, kenaikan produksi yang tidak
diikuti dengan kenaikan pendapatan, belum menyinggung sisi sosial
karyawan, dan mengabaikan kepuasan kerja pada karyawan.

b. Aliran Teori Organisasi Klasik


Terinspirasi oleh Taylor tentang spesialisasi pekerjaan untuk meningkatkan
produktivitas, beberapa ahli manajemen beraliran Teori Organisasi Klasik
menyempurnakan teori manajemen Taylor.
1. Henry Fayol (1841-1925), Henry Fayol mengarang buku “General and
Industrial management”. Pada tahun 1916, dengan sebutan teori
manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan
pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang
kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen
yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan
para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena
adanya penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar
dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah
semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang
dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya
yang telah dirumuskan. Fayol membagi opearsi-operasi perusahaan
menjadi enam kegiatan yang tergantung satu dengan yang lain kegiatan-
kegiatan tersebut adalah: (a) Teknik produsi dan manufacturing product;
(b) Komersial pembelian bahan baku dan penjualan produk; (c) Keuangan
(financial) perolehan dan penggunaan modal; (d) Keamanan perlindungan
karyawan dan kekayaan; (e) Akuntansi pelaporan dan pencatatan
biaya,laba dan hutang, pembuatan neraca dan pengumpulan data statistik;
dan (f) Manajerial yang terdiri dari lima fungsi: (1) Perencanaan
(planning) berupa penentuan langkahlangkah yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuan-tujuannya; (2) Pengorganisasian dan
(organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya
manusia guna melaksanakan rencana; (3) Memerintah (Commanding)
dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas
pekerjaan mereka; (4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan
memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung
secara harmonis dalam mencapai tujuannya; (5) Pengendalian
(Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah
rencana itu sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2. Jame D. Mooney, Mooney mendefinisikan organisasi sebagai Kelompok,
dua atau lebih orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut
Mooney untuk merancang organisasi perlu diperhatikan empat kaidah
dasar, yaitu (a) Koordinasi, syarat-syarat adanya koordinasi meliputi
wewenang, saling melayani, perumusan tujuan dan disiplin; (b) Prinsip
scalar, proses scalar mempunyai prinsip, prospek, dan pengaruhsendiri
yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi, dan definisi fungsional; (c)
Prinsip fungsional, adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang
berbeda; dan (d) Prinsip staf, kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
Adapun keterbatasan dari aliran klasik adalah sebagai berikut:
1. Seiring dengan peningkatan produksi tidak disertai dengan peningkatan
pendapatan.
2. Hubungan manajemen dan karyawan tetap jauh.
3. Manusia dipandang sebagai sesuatu yang rasional bahwa manusia dapat
dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan fisik, namun
mengabaikan frustasi dan ketegangan yang dialami karyawan apabila
mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sosial mereka serta mengabaikan
kepuasan karyawan atau hasil kerjanya.

c. Aliran Hubungan Manusiawi


Aliran ini muncul karena ketidakpuasan mengenai apa yang dikemukakan teori
organisasi klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan
keharmonisan kerja. Para manajer masih mengalami kesulitan karena karyawan
tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Elton Mayo dan Fritz
Roethlisberg melakukan penelitian di Hawthorne milik Western Electric tahun
1927-1932. Manager mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka
lakukan, dan faktor sosial/psikologi yang memotivasinya. Perhatian khusus pada
karyawan dapat mempengaruhi kinerja pekerja. Kelompok kerja informal
(lingkungan sosial karyawan) memberi pengaruh besar pada produktivitas
Sumbangan dari aliran manajemen hubungan manusiawi adalah penekanan
pendekatan sosial untuk meningkatkan produktivitas, perhatian kepada karyawan
akan memberikan keuntungan dan pentingnya perhatian kepada karyawan secara
individual. Sementara keterbatasannya adalah konsep mahluk sosial tidak
manggambarkan secara lengkap individu-individu dalam tempatnya bekerja,
perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak menghasillkan peningkatan
produktivitas yang dramatis seperti yang diharapkan Pentingnya perhatian kepada
karyawan secara individual, dan lingkungan sosial ditempat kerja salah satu faktor
yang mempengaruhi produktivitas
d. Aliran Manajemen Modern
Aliran manajemen modern berkembang melalui dua jalur berbeda, yaitu:
1. Perilaku organisasi, dengan tokohnya Abraham Maslow (teori motivasi),
Douglas McGregor (teori X dan Y), Frederick Herzberg (teori motivasi
higienis), Robert Blake dan Jone Mouton (lima gaya kepemimpinan
dengan kisi-kisi manajerial), serta Chris Arygris (memandang organisasi
sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya). Prinsip dasar
dari perilaku organisasi adalah: 1)Manajemen harus sistematik dan
pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan yang hati-hati.
2)Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja
terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan. 3)Manajemen tidak
dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur,
prinsip). 4)Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau
kegagalan pencapaian tujuan organisasi. 5)Organisasi harus menyediakan
iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan
seluruh kebutuhannya. 6)Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang
memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.
7)Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para
karyawan. 8)Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus
dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai
karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
2. Aliran kuantitatif, ditandai dengan berkembangnya team-team operation
research dalam pemecahan masalahmasalah industri, yang didasarkan atas
sukses tim-tim riset operasi Inggris dalam Perang Dunia ke-2. Sejalan
dengan semakin kompleksnya komputer, telekomunikasi dan elektronika
menjadikan teknik riset operasi semakin penting sebagai dasar rasional
dalam pengambilan keputusan. Prosedur riset operasi tersebut diformalkan
dan disebut aliran management science. Teknik-teknik management
science digunakan dalam banyak kegiatan seperti capital budgeting,
manajemen cash flow, penjadwalan produksi, pengembangan strategi
produk, perencanaan program pengembangan SDM, dan Economic Order
Quantity (EOQ). Langkah-langkah penedekatan management science pada
umumnya adalah perumusan masalah, penyusunan suatu model
matematis, mendapatkan penyelesaian dari model, pengujian model dan
hasil yang didapat dari model, penetapan pengawasan atas hasil,
pelaksanaan pengawasan atas hasil, dan pelaksanaan hasil dalam kegiatan
implementasi.

2.5 Jenis-Jenis Manajemen


a. Berdasarkan Hierarki
1. Manajemen puncak (top management)
Manajer tingkat atas bertanggung jawab terhadap perusahaan secara
keseluruhan. Biasanya, mereka terdiri atas sekelompok kecil manajer.
Tugas mereka menentukan tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan
secara umum, yang kemudian akan diterjemahkan lebih spesifik oleh
manajer di bawahnya. Mereka menentukan keputusan-keputusan strategis
yang akan menentukan kelangsungan hidup organisasi, seperti membuat
pabrik baru, membuat produk baru, dan memasuki pasar internasional.
Nama untuk posisi tersebut dapat bermacam-macam: direktur utama
dengan direksi-direksi lainnya, presiden direktur, dan wakil presiden
direktur. Di Amerika Serikat, istilah yang lebih populer adalah CEO
(Chief Executive Officer).
2. Manajemen menengah (middle level management)
Manajer menengah terdiri atas sekelompok manajer yang lebih besar
dibandingkan dengan manajer puncak. Tugas mereka adalah
melaksanakan tujuan, strategi, dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
manajer puncak serta mengoordinasikan dan mengarahkan aktivitas
manajer tingkat bawah dan juga karyawan operasional. Posisi manajer
menengah berada di antara manajer puncak dengan manajer tingkat
bawah. Mereka menjadi jembatan antara manajer puncak dan manajer
bawah. Nama untuk posisi tersebut bisa bervariasi: manajer pemasaran,
manajer keuangan, dan manajer divisi.
3. Manajemen tingkat bawah (lower level atau first line)
Manajer tingkat bawah mengawasi karyawan secara langsung. Mereka
tidak mengawasi manajer lainnya. Tugas mereka mengawasi dan
mengoordinasi kegiatan operasional yang dilakukan oleh karyawan. Posisi
tersebut biasanya dinamakan pengawas atau supervisor. Contoh manajer
tingkat bawah tersebut adalah pengawas atau penyedia produksi,
pengawas penjualan, dan pengawas administrasi.

b. Berdasarkan Fungsi
a. Manajer umum
Manajer umum bertanggung jawab mengawasi unit tertentu yang
mempunyai beberapa bidang sekaligus. Manajer suatu divisi merupakan
contoh manajer umum. Manajer umum bertangung jawab terhadap
aktivitas pemasaran, keuangan, dan operasi divisi tersebut. Manajer divisi,
cabang internasional, dan cabang daerah tertentu merupakan contoh lain
manajer umum.
b. Manajer Fungsional
Manajer fungsional bertanggung jawab terhadap satu aktivitas organisasi
tertentu. Sebagai contoh, manajer pemasaran mengawasi aktivitas
pemasaran organisasi. Dia tidak bertanggung jawab terhadap aktivitas
keuangan organisasi meskipun melakukan koordinasi dengan manajer
keuangan dan manajer bidang lainnya. Sebaliknya, manajer keuangan
bertanggung jawab terhadap aktivitas keuangan organisasi, seperti mencari
dana dan mengalokasikannya. Biasanya, manajer fungsional mencakup
aktivitas fungsional perusahaan. Aktivitas yang populer adalah pemasaran,
keuangan, sumber daya manusia atau personalia, dan produksi. Manajer-
manajer tersebut sering dijumpai pada suatu organisasi perusahaan.
Namun demikian, beberapa perusahaan kadangkadang mempunyai
kegiatan yang lebih khusus lagi, seperti humas (hubungan masyarakat)
atau sering disebut public relation. Manajer yang menangani kegiatan
tersebut dinamakan manajer public relation (atau disingkat PR).
Perusahaan yang besar sering kali mempunyai kegiatan riset dan
pengembangan yang cukup besar sehingga harus diawasi oleh seorang
manajer. Manajer tersebut dinamakan manajer riset dan pengembangan.
Perusahaan yang memandang informasi sebagai sumber daya yang penting
akan menetapkan manajer sistem informasi. Bidang atau kegiatan yang
akan dicakup manajer bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan
lainnya.
c. Tingkatan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
Meskipun manajer pada semua tingkat melakukan proses manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian), manajermanajer
tersebut berbeda dalam hal alokasi waktu untuk aktivitas mereka. Manajer puncak
akan lebih banyak duduk di ruang kerjanya untuk merumuskan strategi
perusahaan, lebih banyak bertemu dengan orang lain, dan lebih banyak
melakukan rapat. Sementara itu, manajer operasional (tingkat bawah) lebih
banyak di lapangan, bertemu dengan karyawan operasional, dan lebih tahu
kegiatan operasional dibandingkan manajer puncak. Kegiatan manajer perusahan
internasional yang besar tentunya berbeda dengan kegiatan manajer perusahaan
kecil. Meskipun melakukan kegiatan yang sama, keterampilan yang dibutuhkan
berbeda antartingkatan manajer. Manajer puncak lebih membutuhkan
keterampilan konseptual (conceptual skills), manajer menengah lebih banyak
membutuhkan keterampilan manusiawi (human skills), dan manajer operasional
lebih banyak membutuhkan keterampilan teknis (technical skills). Meskipun
demikian, setiap manajer harus mempunyai tiga ketrampilan tersebut, tetapi
dengan penekanan yang berbeda. Apa yang dimaksud dengan keterampilan
konseptual, manusiawi, dan teknis? Robert L. Katz, yang mengidentifikasikan
ketiga keterampilan tersebut, mengartikan keterampilan konseptual sebagai
kemampuan mengoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan serta kepentingan
organisasi. Kemampuan semacam ini lebih abstrak, yaitu kemampuan untuk
melihat organisasi secara keseluruhan, ketergantungan antarbagian organisasi,
melihat masa depan organisasi dan lingkungannya, serta bagaimana lingkungan
memengaruhi organisasi. Keterampilan manusiawi merupakan kemampuan
memahami orang lain, bekerja sama dengan orang lain, serta mendorong dan
memotivasi orang lain, baik secara individual maupun kelompok. Sementara itu,
kemampuan teknis merupakan kemampuan memahami serta melakukan kegiatan
operasional. Pengawas produksi akan tahu kapan pelumas mesin harus diganti dan
bagaimana mengganti mesin yang rusak.
d. Keterampilan Analitis dan Konseptual
Di samping keterampilan konseptual seperti yang telah dibahas di muka, manajer
juga memerlukan keterampilan analitis. Manajer dalam menganalisis persoalan
diharapkan mampu memecah persoalan yang besar ke dalam bagian yang lebih
kecil, kemudian memberikan solusi (pemecahannya). Sebagai contoh, manajer
melihat produktivitas suatu bagian menurun. Kemudian, dia melakukan analisis
apa penyebabnya. Ada beberapa kemungkinan: upah yang rendah, suasana kerja
yang tidak menyenangkan, dan pengawas yang tidak menyenangkan. Setelah
melakukan penyelidikan, manajer berkesimpulan pengawas tidak menyenangkan.
Manajer mengambil tindakan untuk mengganti pengawas tersebut. Setelah itu,
produktivitas kembali naik. Keterampilan semacam itu berbeda dengan
keterampilan konseptual. Pada keterampilan tersebut, manajer diharapkan
mempunyai “gambaran menyeluruh” mengenai situasi yang dihadapi
organisasinya serta mampu melihat hubungan antarbagian dan hubungan
organisasi dengan lingkungannya.

2.6 Kharakteristik Ilmu Manajemen


Karakteristik ilmu manajemen (Daft, 2021; Lemo, Scur, 2012; Powley, Edwards,
2012) dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Manajemen adalah faktor produksi. Tugas utama manajer adalah mengamankan
kinerja produktif melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian. Pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memaksimalkan
keuntungan adalah fungsi ekonomi seorang manajer. Manajer profesional dapat
membuktikan bakat administratifnya hanya dengan menghemat sumber daya dan
meningkatkan keuntungan.
b. Manajemen juga menyiratkan keterampilan dan pengalaman dalam
menyelesaikan sesuatu melalui orang. Manajemen melibatkan melakukan
pekerjaan melalui orang-orang. Fungsi ekonomi untuk mendapatkan
pengembalian yang menguntungkan tidak dapat dilakukan tanpa meminta
kerjasama dan mendapatkan tanggapan positif dari orang-orang yang cocok untuk
melaksanakan operasi adalah aspek penting dari manajemen.
c. Manajemen adalah sebuah proses. Manajemen adalah suatu proses, fungsi atau
aktivitas. Proses ini berlanjut sampai tujuan yang ditetapkan oleh administrasi
benar-benar tercapai. Manajemen adalah proses sosial yang melibatkan koordinasi
sumber daya manusia dan material melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Manajemen adalah kegiatan universal. Manajemen tidak berlaku untuk usaha
bisnis saja namun juga berlaku untuk institusi politik, lembaga sosial, lembaga
keagamaan, institusi pendidikan, dan lain sebagainya. Manajemen diperlukan
ketika upaya kelompok diperlukan.
e. Manajemen adalah ilmu sekaligus seni. Manajemen adalah seni karena ada
prinsip-prinsip manajemen. Manajemen juga merupakan ilmu karena dengan
penerapan prinsip-prinsip ini tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.
f. Manajemen adalah profesi. Manajemen secara bertahap menjadi sebuah profesi
karena ada prinsipprinsip manajemen yang diterapkan dalam praktik, melibatkan
pelatihan khusus, dan diatur oleh kode etik yang timbul dari kewajiban sosialnya.
g. Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Manajemen berkaitan dengan mengarahkan dan mengendalikan
berbagai kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Setiap kegiatan manajerial memiliki tujuan tertentu dengan
pengarahan usaha manusia.
h. Manajemen adalah kegiatan kelompok. Manajemen muncul hanya ketika ada
aktivitas kelompok menuju tujuan bersama. Manajemen selalu memperhatikan
usaha kelompok dan bukan usaha individu. Untuk mencapai tujuan suatu
organisasi, manajemen merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan,
mengarahkan dan mengendalikan usaha kelompok.
i. Manajemen adalah sistem otoritas. Wewenang berarti kekuasaan untuk membuat
orang lain bertindak dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen
merumuskan seperangkat aturan dan standar prosedur yang harus diikuti oleh
bawahan dan memastikan kepatuhan mereka terhadap aturan dan peraturan.
j. Manajemen melibatkan pengambilan keputusan. Manajemen melakukan
pengambilan keputusan mengenai organisasi dan operasi bisnis dalam dimensi
yang berbeda. Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dapat dinilai dari
kualitas keputusan yang diambil oleh para manajer. Oleh karena itu, keputusan
merupakan kunci kinerja seorang manajer.
k. Manajemen menyiratkan kepemimpinan yang baik: Seorang manajer harus
memiliki kemampuan untuk memimpin dan mendapatkan tindakan yang
diinginkan dari bawahannya. Manajemen adalah fungsi kepemimpinan eksekutif
untuk mempengaruhi perilaku bawahan mereka.
l. Manajemen bersifat dinamis dan tidak statis. Prinsipprinsip manajemen bersifat
dinamis dan tidak statis yang harus mengadopsi perubahan sosial.
m. Manajemen menarik ide dan konsep dari berbagai disiplin ilmu. Manajemen
adalah studi interdisipliner dari berbagai disiplin ilmu seperti ekonomi, statistik,
matematika, psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain sebagainya.
n. Manajemen berorientasi pada tujuan. Manajemen adalah kegiatan yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
o. Manajemen tidak berwujud. Manajemen tidak bisa dilihat dengan kasat mata,
namun hanya dapat dibuktikan dengan kualitas organisasi dan hasilnya yaitu
keuntungan, peningkatan produktivitas, dan lain sebagainya.

2.7 Hubungan Ilmu Manajemen dengan Manajemen Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) merupakan pusat pelayanan
komprehensif pertama di wilayah ini dan merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
unggulan yang menjadi percontohan fasilitas kesehatan dan masyarakat di masa depan.
Menurut (Mulia, 2005) Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah unit bantuan
khusus yang melakukan tujuan peningkatan kesejahteraan di satu atau beberapasub-
wilayah. Untuk mendorong pertumbuhan Puskesmas menjadi ujung tombak
pembangunan kesehatan. Puskesmas berfungsi sebagai pusat pengembangan kesehatan
masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Menurut (Notoatmodjo, 2003) Empat tanggung jawab yang wajib dilaksanakan
Puskesmas antara lain pembangunan kesehatan, khususnya mendorong pembangunan
kecamatan yang berwawasan kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat,
mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau, serta sebagai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok,
masyarakat, dan lingkungan.
Puskesmas memiliki atau menjalankan beberapa program utama dalam rangka
memberikan kontribusi dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh daerah di wilayah
kerjanya, antara lain: Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan,
termasuk pelayanan kecelakaan dan gawat darurat, penyuluhan kesehatan masyarakat,
sekolah kesehatan, kesehatan jiwa, pelaporan dan pencatatan dalam rangka penurunan
kesehatan, kesehatan olahraga, kesehatan lansia, kesehatan gigi dan mulut, pembinaan
pengobatan tradisional, pelayanan kesehatan masyarakat, dan pemeriksaan laboratorium
sederhana. "The Six Basics" adalah nama dari program kesehatan dasar. Program
pembangunan kesehatan ada enam yaitu promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular, dan
pengobatan dasar. Misalnya berupa puskesmas perkotaan, tempat wisata, industri, dan
daerah terpencil.
Untuk mewujudkan Puskesmas yang berhasil dan berdaya guna, pengelolaan
Puskesmas merupakan rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana.
Serangkaian tindakan terencana yang dilakukan Puskesmas, meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian, serta pemantauan dan tanggung jawab individu. Setiap
tanggung jawab pengelolaan tersebut perlu dilakukan secara terkoneksi dan aktif.
(Departemen Kesehatan RI, 2009). Sesuai dengan uraian beberapa pengertian
manajemen, maka manajemen Puskesmas disusun sebagai:
a. Tujuan Puskesmas
b. Proses menyelaraskan tujuan perusahaan dengan tujuan pegawai Puskesmas.
c. Strategi untuk mengelola dan memaksimalkan sumber daya untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas Puskesmas.
d. Prosedur pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
e. Kemitraan penjualan dan prosedur kerjasama untuk mencapai tujuan puskesmas
f. Manajemen lingkungan

Berikut adalah penjelasan dari proses manajemen tersebut:


a. Planning adalah prosedur yang diawali dengan perumusan tujuan puskesmas dan
dilanjutkan dengan pemilihan cara alternatif untuk mencapainya. Untuk
menjangkau Puskesmas dengan lebih baik, kegiatan staf dan fungsi perencanaan
untuk Puskesmas.
b. Pengorganisasian adalah kegiatan pengurus untuk menghimpun setiap aset
Puskesmas dan menggunakannya secara nyata untuk mencapai tujuan
Puskesmas. Atas dasar pertahanan ini, proses pengintegrasian seluruh sumber
daya Puskesmas juga masuk dalam fungsi pengorganisasian. Actuating
( mengarahkan, memberdayakan, memotivasi, mempengaruhi) adalah proses
membimbing staf agar mampu dan mau bekerja secara optimal dalam
melaksanakan pelaksanaan sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya,
serta dukungan sumber daya. Prosedur ini juga disebut sebagai fungsi eksekusi
gerakan.
c. Pengendalian adalah Metode untuk terus mengamati bagaimana kegiatan yang
direncanakan dilakukan dan membuat penyesuaian jika terjadi penyimpangan
dikenal sebagai kontrol (juga dikenal sebagai pengawasan dan pengendalian).
d. Evaluasi adalah Suatu metode untuk menentukan nilai atau perilaku keberhasilan
suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya atau
proses yang terorganisir dan sistematis untuk membandingkan hasil dengan tolok
ukur atau penarikan yang telah ditentukan sebelumnya dikenal sebagai evaluasi
(atau penilaian). Setelah itu, ditarik kesimpulan dan rekomendasi dibuat untuk
setiap tahap implementasi program. (Azwar, 1998).

2.8 Studi Kasus Penerapan Ilmu manajemen di Puskesmas


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai adalah rumah sakit umum
daerah milik Pemerintah dan merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang terletak di
wilayah Kota Dumai, Riau. Rumah sakit ini memberikan pelayanan di bidang kesehatan
yang didukung oleh layanan dokter spesialis serta ditunjang dengan fasilitas medis.
Selain itu RSUD Dumai juga sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah kota Dumai dan
sekitarnya. Pemerintah kota Dumai Mendirikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kota Dumai pada tanggal 15 Februari 1999 Yang Diresmikan Oleh Bupati Bengkalis,
Bapak Fadlah Sulaiman, SH. Pada Saat Kota Dumai Masih Berstatus Kota Administratif.
Tanggal 7 mei 1999 peresmian Dilaksanakan Oleh Menteri Kesehatan R.I Prof.DR.Dr.
FA. Moeloek, SpOG, Berdasarkan Kepmenkes dan Kesejahteraan Sosial Nomor
1549/Menkes-Kesos/SK/X/2000. Tanggal 16 Tahun 2000. Tahun 2009 Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai menjadi Rumah Sakit Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) menurut Keputusan Walikota Dumai nomor 380/RSUD/2009,
berhubungan dengan Penetapan Status Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Dumai. Hal ini sesuai persyaratan undang-undang Republic Indonesia nomor 44 Tahun
2009 perihal Rumah Sakit, menurut Bab 5 Pasal 7 Ayat 3. Pada tahun 2018 Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Dumai Memperoleh Izin Operasional Rumah Sakit jenis B,
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi Riau nomor: 503/DPMPTSP/IZIN-KES/97. Sesuai dengan Permenkes
Republik Indonesia No 56 Tahun 2014 perihal pengelompokan dan perizinan Rumah
Sakit Umum Pemerintahan dikelompokkan ddalam beberapa tingkatan yaitu Rumah
Sakit Umum jenis A, Rumah Sakit Umum jenis B, Rumah Sakit Umum jenis C, Rumah
Sakit Umum jenis D. Penetapan klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan pelayanan yang
diberikan, sumber daya, peralatan, saran dan prasarana dan administrasi serta manajemen
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kota Dumai adalah badan yang melaksanakan pelayanan di bidang jasa kesehatan yang
terdapat di Kota Dumai. Rumah sakit ini merupakan milik Pemerintah Daerah dan rumah
sakit ini adalah rumah sakit yang menjadi salah satu rumah sakit acuan di Kota Dumai,
sehingga diharapkan dapat memberi pelayanan bermutu selaras dengan harapan
masyarakat yang menggunakan pelayanan rumah sakit, tidak hanya jasa kesehatan yang
bersifat penyembuhan, rumah sakit juga diharapkan dapat menimbulkan rasa puas pada
pasien. Oleh sebab itu harus ada tanggapan mengenai pelayanan dari pasien atau
masyarakat sebagai pemakai pelayanan. Nantinya diharapkan berpengaruh baik pada
peningkatan kualitas pelayanan pada rumah sakit dan juga sangat berpengaruh pada
peningkatan kepuasan pasien dan masyarakat yang menggunakan pelayanan. Rumah
sakit umum daerah (RSUD) Kota Dumai tentu ada Standard Operating Procedure (SOP)
rawat jalan hingga pasien mendapatkan pelayanan medis dari dokter. Berikut alur pasien
rawat jalan RSUD Dumai. Fasilitas/Sarana dan prasarana non klinik yang belum bisa
dikatakan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit tipe B terlihat dari lahan parkir
yang kurang luas sehingga menyusahkan masyarakat untuk memarkirkan kendaraannya.
Selain itu kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh pendamping pasien dalam menjaga
kebersihan sarana dan prasarana yang telah disediakan. Serta kurangnya fasilitas tempat
duduk di ruang tunggu bagian umum terlihat dari pasien atau pendamping pasien yang
masih berdiri dikarenakan tidak mendapatkan tempat duduk. Dalam hal pelaksanaan
pelayanan. Pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit masih belum cukup untuk
pasien terutama dalam hal pendaftaran dan ruang tunggu. Berdasarkan KEPMENKES RI
No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
menyatakan bahwa dalam menjalankan pelayanan dalam proses pelayanan rawat jalan,
banyak pasien yang menunggu lama karena poliklinik yang sempat ditutup selama 3 jam
karena penyelenggara pelayanan tidak tahan terhadap kritikan yang terkait dengan kurang
baiknya pelayanan di RSUD Kota Dumai sehingga pasien yang menunggu tidak
mendapatkan pelayanan dengan baik. “ Tekanan-tekanan itu mereka sebut tidak hanya
satu kali atau dua kali, namun berulang kali sehingga membuat mereka tidak nyaman saat
bertugas, mereka menilai jika ada komplain terhadap pelayanan kesehatan bukan kepada
mereka, namun pada manajemen”, pungkas Syaiful selaku Plt Kadiskes Kota Dumai.
Dalam melakukan manajemen pelayanan Rumah Sakit Umum Kota Dumai di bidang
kehamilan dibutuhkan perencanaan yang tepat dan dengan sasaran yang tepat pula. Agar
perencanaan pelayanan kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai dapat
berjalan dengan baik, diperlukan kerjasama yang baik pula demi tercapainya tujuan
organisasi secara keseluruhan. Berikut ada beberapa perencanaan yang akan dilakukan
oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai di bidang kehamilan : 1. Program rujukan
yang memiliki keluhan kehamilan dari puskesmas dan klinik. 2. Program tambahan yaitu
diadakan senam hamil untuk memudahkan ibu-ibu hamil dalam persiapan persalinan.
Perencanaan dilakukan untuk menetapkan dan langkah apa saja yang harus dilakukan
untuk perkembangan pelayanan rumah sakit yang akan dikelola, maka dengan merancang
perencanaan maupun langkah yang akan diambil diharapkan mampu mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya melalui pelaksanaan pekerjaan, seperti merancang
program pengembangan yang harus dilakukan oleh RSUD. Untuk mewujudkan rencana
agar terealisasi melalui berbagai pengarahan dan motivasi maka diperlukann pelaksanaan
pelayanan rawat jalan di bidang kehamilan salah satu programnya yaitu senam untuk ibu
hamil yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai yang
merupakan program dari pemerintah pusat guna menurunkan angka kematian ibu dan
bayi dalam proses persalinan ataupun dalam kondisi kehamilan. Program ini dilengkapi
dengan pelatih atau konselor yang membimbing atau melatih ibu-ibu hamil yang ingin
mengikuti program senam hamil tersebut guna membantu persiapan kelancaran
persalinan nantinya. Namun terdapat kendala dalam pelaksanaan program pelayanan
rawat jalan untuk pasien hamil yang disebabkan oleh kurangnya pengiriman tenaga kerja
untuk pelatihan dikarenakan biaya pelatihannya sangat besar sehingga tidak semua bidan
dapat menangani kasus kebidanan bisa mengikuti pelatihan karena keterbatasan
anggaran. Namun kedepannya segera akan diprioritaskan semuanya diberikan pelatihan
setiap tahunnya. Dan juga yang menjadi kendala yang kedua disebabkan oleh tenaga
kerja yang sudah terlatih ataupun memiliki lebih banyak pengalaman lalu mendapat
promosi jabatan dari rumah sakit lain dan ada yang berhenti bekerja di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Dumai. Tanpa Koordinasi tentunya manajemen pelayanan tidak
dapat berjalan dengan sempurna seperti yang diharapkan, maka koordinasi juga menjadi
peran penting dalam manajemen pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai.
Koordinasi yang dilakukan dalam manjemen pelayanan RSUD ini secara internal dan
sudah dapat dikatakan cukup baik tidak ada kendala. Melihat permasalahan di atas, maka
perlu digunakan manajemen pelayanan rawat jalan yang lebih baik lagi bagi Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Dumai dengan menggunakan teori Manajemen Pelayanan dari
Ratminto (2005:4) adalah Suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun
rencana, mengimplementasikan rencana, mengkoordinasikan, dan menyelesaikan
aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.

Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai


a. Perencanaan Perencanaan merupakan salah satu elemen dasar dalam manajemen.
Perencanaan sendiri merupakan tahapan paling penting dan paling utama dalam
fungsi manajemen, terutama dalam manajemen pelayanan rumah sakit umum
daerah Kota Dumai. Bahwa salah satu tujuan perencanaan program senam untuk
ibu hamil adalah untuk menurunkan angka kematian bayi dan ibu yang
disebabkan oleh golongan umur masalah ibu hamil yakni pertumbuhan janin
lambat dan juga gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat
badan lahir rendah. Maka dari itu bidang program berperan merencanakan
penganggaran dalam memberikan makanan bergizi bagi ibu hamil yang
melaksanakan control kehamilan di RSUD, melakukan penganggaran pada
kegiatan sosialisasi dalam memberikan edukasi bagi ibu hamil, melaksanakan
program senam hamil dengan waktu yang ditentukan.
b. Pelaksanaan Pelaksanaan/pengerakan (actuating) menjadi elemen penting sebagai
suatu pelaksanaan untuk menggerakkan dan mengarahkan anggota untuk
mewujudkan rencana agar terealisasi melalui berbagai pengarahan dan motivasi,
tujuannya supaya anggota atau karyawan tersebut dapat melaksanakan kegiatan
atau pekerjaannya secara optimal. Berdasarkan hasil wawancara diatas yang
menjadi kendala yang selain dikarenakan anggaran yang menjadi penyebab
terkendala juga kurang kesadaran dari ibu hamil untuk mengikuti kegiatan
sosialisasi edukasi kehamilan maupun program senam hamil sehingga
menyebabkan penganggaran yang direncanakan tidak teralisasi dengan baik di
lapangan sehingga tentunya ada beberapa pasien yang mengalami keluhan pada
saat persiapan persalinan.
c. Koordinasi Koordinasi merupakan “tali pengikat” dalam organisasi dan
manajemen yang menghubungkan peran para aktor dalam organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, adanya koordinasi dapat menjamin
pergerakan organisasi ke arah tujuan bersama. Tanpa adanya koordinasi, semua
pihak dalam organisasi akan bergerak sesuai dengan kepentingannya namun
terlepas dari peran bagian lainnya dalam organisasi dan peran masing-masing
bagian tersebut belum tentu untuk mencapai tujuan bersama. Bahwa koordinasi
antara bidang keperawatan dengan bidang pelayanan sangat berkaitan terkait
salah satu contoh masalah penunjang perlengkapan di poli klinik, diruangan
senam hamil maupun rawat inap kebidanan termasuk. Dan juga berkoordinasi
dengan bidang perencanaan dan program untuk mengetahui kesempatan
pelatihan-pelatihan untuk tenaga medis.
Faktor Penghambat Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Dumai
a. Pelatihan Tenaga Kerja yang Tidak Merata Sebagai Rumah Sakit Tipe B tentu
pihak manajemen harus benar-benar memberikan kualitas yang baik untuk
kepuasan pasien berobat dengan cara pemberian pelayanan yang baik serta
keahlian tenaga medis dalam melayani. Diadakannya program pelatihan-pelatihan
kepada tenaga kerja untuk menambah pengalaman tenaga medis, namun
disayangkan tidak semua bidan yang menangani kasus kebidanan bisa mengikuti
kesempatan pelatihan dikarenakan keterbatasan anggaran. Karena keterbatasan
anggaran inilah maka pihak Rumah Sakit tidak bisa hanya fokus untuk satu
program saja tentu juga program lain yang harus diperhatikan.
b. Sarana dan Prasarana Sarana untuk pemeriksaan pasien/ibu hamil sudah dikatakan
cukup memadai seperti mesin USG, gel untuk pemeriksaan kehamilan, kertas
print USG, dan lain sebagainya. Tetapi jumlah tempat duduk untuk tunggu atau
mengantri masih kurang karena masih ada pasien yang tidak mendapat tempat
duduk sembari menunggu antrian rawat jalan.
c. Kurang Kesadaran Pasien dalam Keantusiasan untuk Persiapan Persalinan
Program senam hamil diadakan untuk menjaga atau menurunkan angka kematian
ibu dan bayi. Sementara program senam hamil ini sudah diadakan namun masih
minimnya keikutsertaan ibu-ibu hamil yang mengikut program senam hamil ini.
Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk mengikuti kegiatan sosialisasi edukasi
kehamilan serta program senam hamil, sehingga penganggaran yang di
rencanakan tidak sesuai dengan praktik lapangan.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manajemen adalah suatu proses bekerja sama dengan dan melalui lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan secara efisien menggunakan sumber daya
yang terbatas di lingkungan yang berubah-ubah (Kreitner).Manajemen mencakup
kegiatan yang dilakukan oleh satu atau lebih orang untuk mengoordinasikan kegiatan
yang dilakukan oleh orang lainnya dan untuk mencapai tujuan yang tidak bisa dicapai
oleh satu orang saja (Donnely, Gibson, dan Ivancevich) f. Manajemen adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, aktivitas anggota organisasi,
dan kegiatan yang menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan (Stoner, Freeman, dan Gilbert). Adapun filsafat Taylor
memiliki empat prinsip yang ditetapkan yaitu (a) Pengembangan manajemen ilmiah
secara benar, (b) Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan, (c) Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para
pekerja, dan (d) Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah (a) Adanya
ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan; (b) Adanya hubungan
waktu dan gerak kelompok; (c) Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja
secara individual; (d) Bekerja untuk hasil yang maksimal; (e) Mengembangkan seluruh
karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum
para kaayawan itu sendiri dan perusahaan. Fayol membagi opearsi-operasi perusahaan
menjadi enam kegiatan yang tergantung satu dengan yang lain kegiatan-kegiatan tersebut
adalah: (a) Teknik produsi dan manufacturing product; (b) Komersial pembelian bahan
baku dan penjualan produk; (c) Keuangan (financial) perolehan dan penggunaan modal;
(d) Keamanan perlindungan karyawan dan kekayaan; (e) Akuntansi pelaporan dan
pencatatan biaya,laba dan hutang, pembuatan neraca dan pengumpulan data statistik; dan
(f) Manajerial yang terdiri dari lima fungsi: (1) Perencanaan (planning) berupa penentuan
langkahlangkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya; (2)
Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya
manusia guna melaksanakan rencana; (3) Memerintah (Commanding) dengan memberi
arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka; (4)
Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan
organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya; (5) Pengendalian
(Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Menurut Mooney untuk merancang organisasi perlu diperhatikan empat kaidah
dasar, yaitu (a) Koordinasi, syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling
melayani, perumusan tujuan dan disiplin; (b) Prinsip scalar, proses scalar mempunyai
prinsip, prospek, dan pengaruhsendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi, dan
definisi fungsional; (c) Prinsip fungsional, adanya fungsionalisme bermacam-macam
tugas yang berbeda; dan (d) Prinsip staf, kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
Sementara keterbatasannya adalah konsep mahluk sosial tidak manggambarkan
secara lengkap individu-individu dalam tempatnya bekerja, perbaikan kondisi kerja dan
kepuasan karyawan tidak menghasillkan peningkatan produktivitas yang dramatis seperti
yang diharapkan Pentingnya perhatian kepada karyawan secara individual, dan
lingkungan sosial ditempat kerja salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas d.
Aliran Manajemen Modern Aliran manajemen modern berkembang melalui dua
jalur berbeda, yaitu: 1. Menurut (Notoatmodjo, 2003) Empat tanggung jawab yang wajib
dilaksanakan Puskesmas antara lain pembangunan kesehatan, khususnya mendorong
pembangunan kecamatan yang berwawasan kemandirian masyarakat dan keluarga untuk
hidup sehat, mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau, serta sebagai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,
kelompok, masyarakat, dan lingkungan.
Puskesmas memiliki atau menjalankan beberapa program utama dalam rangka
memberikan kontribusi dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh daerah di wilayah
kerjanya, antara lain: Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan,
termasuk pelayanan kecelakaan dan gawat darurat, penyuluhan kesehatan masyarakat,
sekolah kesehatan, kesehatan jiwa, pelaporan dan pencatatan dalam rangka penurunan
kesehatan, kesehatan olahraga, kesehatan lansia, kesehatan gigi dan mulut, pembinaan
pengobatan tradisional, pelayanan kesehatan masyarakat, dan pemeriksaan laboratorium
sederhana. Sesuai dengan Permenkes Republik Indonesia No 56 Tahun 2014 perihal
pengelompokan dan perizinan Rumah Sakit Umum Pemerintahan dikelompokkan ddalam
beberapa tingkatan yaitu Rumah Sakit Umum jenis A, Rumah Sakit Umum jenis B,
Rumah Sakit Umum jenis C, Rumah Sakit Umum jenis D. Penetapan klasifikasi Rumah
Sakit berdasarkan pelayanan yang diberikan, sumber daya, peralatan, saran dan prasarana
dan administrasi serta manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai.
Rumah sakit ini merupakan milik Pemerintah Daerah dan rumah sakit ini adalah
rumah sakit yang menjadi salah satu rumah sakit acuan di Kota Dumai, sehingga
diharapkan dapat memberi pelayanan bermutu selaras dengan harapan masyarakat yang
menggunakan pelayanan rumah sakit, tidak hanya jasa kesehatan yang bersifat
penyembuhan, rumah sakit juga diharapkan dapat menimbulkan rasa puas pada pasien.
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menyatakan
bahwa dalam menjalankan pelayanan dalam proses pelayanan rawat jalan, banyak pasien
yang menunggu lama karena poliklinik yang sempat ditutup selama 3 jam karena
penyelenggara pelayanan tidak tahan terhadap kritikan yang terkait dengan kurang
baiknya pelayanan di RSUD Kota Dumai sehingga pasien yang menunggu tidak
mendapatkan pelayanan dengan baik.
3.2 SARAN
a. Perlu adanya pelatihan manajemen yang lebih ekslusif oleh Dinas Kesehatan
kepada staf-staf pelayanan kesehatan agar memaksimalkan kinerja bulanan.
b. Perlunya evaluasi secara rutin untuk mengukur sejauh mana kinerja staf dalam
mengatur manajemen kerja.
c. Pemerintah Daerah setempat perlu menyiadakan sarana prasarana pelayanan agar
mendukung sistem manajemen yang terjadi di tempat kerja

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S., Rahman, F., Wulandari, A., & Anhar, V. Y. (2013). BUKU AJAR Buku Dasar-dasar
Manajemen Kesehatan (Vol. 53, Issue 9). PUSTAKA BANUA.

Fardiansyah, A., Syurandhari, D. H., Yuniarti, A. M., Saputra, H., & Mafticha, E. (2022).
KONSEP DASAR MANAJMEN KESEHATAN (R. L. Mahmudah (ed.)). STIKes Majapahit
Mojokerto.

I Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, & I Wayan Mudiarta Utama. (2012). Manajemen Sumber
Daya Manusia (Cetakan Pe). GRAHA MULIA.

Kasmiati, Sumarni, M, andi R., S, A., Fhirawati, Sriwidyastuti, Fauziah, A., M, D., Susilawati,
R, F., & B, A. (2019). PENGANTAR ILMU KESHATAN MASYARAKAT. TOHAR MEDIA.

Mamduh, H. (2015). Konsep Dasar dan Perkembangan Teori Manajemen. In Manajemen (Issue
1, p. 7).

Nisa, K., & RFS, H. T. (2023). Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kota Dumai. Jurnal Hukum, Politik Dan Ilmu Sosial, 2(3), 224–234.

Nuryadin, A. A., Nuryadin, A. A., Yusup, M., Khasanah, U., Anwar, Sihab, M., Priyawan, S.,
Saputra, E., Ratnawati, T., Marhawati, Rahmiyanti, N., Ratnaningsih, & Mujiburrohman.
(2022). DASAR DAN SEJARAH MANAJEMEN (Mujiburrohman (ed.)). Tahta Media Group.

Sari, R., & Manajemen, K. D. (n.d.). 1 Ratna Sari, “Konsep Dasar Manajemen” (Makalah), h.
1. 1. 1–13.

SUHARDI, (CAND). (2016). PENGANTAR MANAJEMEN DAN APLIKASINYA (A. Ellyana


(ed.); Vol. 6, Issue August). GAVA MEDIA.

Sulaeman, E. S. (2019). Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. Gadjah Mada
University Press.

Wardhana, A., Pertiwi, W., A, A., S, C., & Majiburrahman. (2020). DASAR-DASAR
MANAJEMEN (KONSEP DAN TEORI). Media Sains Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai