Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN & SIM *

KELOMPOK 1

Disusun Oleh:

ADE RIKY LASIMAN(10120020)

ANGELA ZHERSY AYU AURORA(10120154)

JOEL PANGIHUTAN(10120559)

IRFAN WAHYUDI(10120541)

ROSID GILANG MUALIM(11120053)

RIFKA DINI OCTAVIA(11120002)

Dosen Pembimbing:

ROSNY GONIDJAYA

FAKULTAS TEKNOLOGI & INFORMASI – SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2020/2021

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita, sehingga kami pada saat ini masih
berkesempatan untuk menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu. Makalah ini berisi
informasi dan pengetahuan mengenai Manajemen. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Manajemen & SIM 1 dengan dosen pengajar yaitu Ibu ROSNY
GONIDJAYA

Kami menyadari bahwa didalam proses penyusunan makalah ini, kami tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak dan mencari sumber dari berbagai media seperti web, buku,
maupun e-book. Kami juga meminta maaf apabila terdapat beberapa kesalahan baik dalam
penulisan maupun isi dari makalah yang telah disusun ini. Selama penyusunan makalah ini,
kami sudah berusaha untuk membuat makalah ini bukan hanya sekedar untuk tugas, tetapi
agar informasi yang kami kumpulkan dari beberapa sumber terpercaya dapat bermanfaat bagi
banyak orang. Apabila ada masukan atau perbaikan dengan pintu terbuka kami akan
menerima segala bentuk saran untuk mengembangkan kemampuan kami. Selamat membaca
dan semoga bermanfaat.

Salam Literasi !

Tangerang, 02 November 2021

Penulis,

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
a. Definisi Manajemen……………………………………………………….5
b. Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni………………………………………..6
B. Manajemen dan Manajer
a. Tingkatan Manajemen……………………………………………………..7
b. Fungsi-Fungsi Manajemen……………………………………………….11
c. Keterampilan-Keterampilan Manajerial………………………………….15
C. Evolusi Teori Manajemen
a. Teori Manajemen Klasik…………………………………………………16
b. Teori Perilaku…………………………………………………………….19
c. Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Ilmu Manajemen)…………………20
d. Evolusi Teori Manajemen………………………………………………..21
D. Manajemen dan Lingkungan Eksternal
a. Definisi Lingkungan……………………………………………………...24
b. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro…………………25
c. Tanggung Jawab Sosial Manajer…………………………………………28
E. Pengertian Wewenang, Kekuasaan, dan Pengaruh
a. Struktur Lini dan Staf…………………………………………………….28
b. Wewenang Lini, Staf, dan Fungsional…………………………………...31
c. Delegasi Wewenang……………………………………………………...34
d. Sentralisasi vs Desentralisasi…………………………………………….36

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………40

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….41

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

Mengapa Manajemen sangat dibutuhkan? Manajemen sangatlah penting bagi


kehidupan dimasa sekarang, selain dalam kehidupan sehari-hari manajemen juga dibutuhkan
oleh perusahaan, apalagi masa sekarang ini, memudahkan perusahaan dalam mengelola
pekerjaannya, dan dapat kita sadari juga bahwa setiap orang pasti akan melakukan kegiatan
manajemen, setiap kegiatan yang dilakukan itu merupakan hasil dari menerapkan ilmu
manajemen. Contohnya seperti kita mengatur keuangan belanja dan keuangan lainnya
didalam kehidupan sehari-hari.

Dizaman yang serba modern seperti sekarang ini manajemen sangatlah berarti dalam
kehidupan sehari-hari, dengan adanya manajemen semua pekerjaan akan terasa lebih mudah
dan cepat bisa terlaksana sesuai apa yang kita rencanakan dan kita inginkan sebelumnya.

Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai pentingnya manajemen dan tentang
manajemen itu sendiri secara lebih spesifik, laporan ini kami buat bertujuan untuk membuat
para pembacanya lebih paham tentang manajemen. Selamat membaca!

Salam Literasi !

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
a. Definisi Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1985).

Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adalah


penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam
berbagai tipe organisasi profit maupun non profit.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the
attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning
organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lebih
mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara
yang efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan
sumber daya organisasi.

Plunket (2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers


individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions
(planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources
(information materials money and people)”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti
bahwa manajemen merupakan satu atau lebih manajer yang secara individu maupun bersama-
sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsi-fungsi terkait
(perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan
mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang).

Manajer sendiri menurut Plunket (2005:5) merupakan people who are allocate and
oversee the use of resources jadi merupakan orang yang mengatur dan mengawasi
penggunaan sumber daya.

Lewis (2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and


coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the

5|Page
organization.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan
proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien
sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Mary Parker Follet yang dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen
merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung
arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang
lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.

b. Manajemen Sebagai ilmu dan seni

Manajemen sebagai ilmu merupakan ilmu sosial apabila dikaitkan dengan klasifikasi
ilmu. Definisi manajemen sebagai ilmu juga berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya meski
manajemen adalah bagian dari ilmu administrasi. Secara umum manajemen merupakan ilmu
terapan dikarenakan manfaat dari manajemen baru akan dirasakan apabila diterapkan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia.

Manajemen sebagai seni merupakan cara pada mengatasi kewajiban ataupun tugas
bersama dengan kerjasama tim. Penjabaran manajemen sebagai seni memiliki sudut pandang
bahwa pada pencapaian tujuan organisasi atau kelompok maka diperlukan kerja sama dengan
orang lain.

Letak seni dalam hal ini adalah bagaimana cara memerintah orang lain supaya mau
bekerja sama untuk meraih tujuan bersama. Sehingga manajemen dianggap sebagai seni oleh
Mary Parker Follet karena pada kegiatan peraihan tujuan dilakukan melalui cara-cara
mengatur orang lain dalam menjalankan tugasnya. Pada kasus ini, kemampuan untuk melihat
integritas dan totalitas pada bagian yang terpisah pada visi yang sama merupakan seni dalam
manajemen. Seni dalam manajemen mencakup kemampuan dalam menyatukan visi atau
tujuan dan berbagai aspek seperti perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, dan pengambilan
keputusan behrubungan dengan unsur manusia tentang cara pendekatan manajemen seni.

Contoh manajemen sebagai ilmu dan seni dapat dilihat dengan melakukan berbagai
studi, observasi dan praktek. Manajer yang handal pada ilmu manajemen dan memiliki seni
dalam mengelola adalah artis yang handal dalam ilmu pengetahuan. Dia harus mengatur
organisasi dengan berbagai macam orang berdasarkan teori yang dia miliki dan harus
memberi inspirasi dan motivasi kepada semua orang dengan memuji dan mengajarkan tanpa

6|Page
membedakan latar belakang. Hal yang demikian dilakukan untuk mencapai tujuan bersama
yang diharapkan. Perpaduan ilmu pengetahuan yang menggunakan rumus dan teori yang
bersifat kaku akan lebih optimal apabila dicairkan dengan perbuatan dan komunikasi yang
manusiawi. Kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai contoh manajemen sebagai proses
pencapaian tujuan bersama.

B. Manajemen dan Manajer

a. Tingkatan Manajemen

Tingkatan manajemen pada suatu organisasi dikelompokkan pada 3 tingkatan


manajemen yang berbeda yaitu :

1. Manajemen Lini Pertama (first-line management)

Tingkatan manajemen lini pertama adalah tingkatan manajemen paling bawah pada
sebuah organisasi.

Manajemen lini pertama memiliki tugas untuk memimpin dan mengkontrol pekerja
non manajerial pada sebuah perusahaan atau organisasi. Tingkatan pada manajemen ini tidak
membawahi tingkatan manajemen yang lainnya.

Beberapa contoh tingkatan manajemen lini pertama adalah penyelia (supervisor) atau
pengawas, manajer lokasi, manajer perkantoran, manajer departemen, manajer shift, atau
mandor.

7|Page
Manajemen ini disebut juga manajemen operasional yang terlibat secara langsung
pada proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai rencana yang
telah ditentukan oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi.

Perlu diketahui tingkatan manajemen awal ini dipilih oleh manajemen level
menengah. Diantara keahlian yang utama dibutuhkan adalah keahlian komunikasi,
pengambilan keputusan, manajemen waktu dan teknikal.

Manajemen tingkat awal memiliki berbagai kegiatan yang harus dilakukan seperti :

1. Memerlukan ketrampilan teknis (keahlian yang mencakup prosedur teknis,


pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus) dan kemampuan komunikasi yang
baik.
2. Menyusun perencanaan jangka pendek (harian, mingguan dan bulanan).
3. Mengarahkan sejumlah karyawan yang berada di bawah komandonya.
4. Memberikan informasi terkait keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para
karyawan dan memberikan informasi terkait kinerja, hambatan, kesulitan dan tuntutan
dari para karyawan kepada manajemen yang lebih tinggi.
5. Menjaga hubungan baik antara manajemen tingkat menengah dan para karyawan.
6. Bertanggung jawab dan memberikan laporan secara langsung kepada manajemen
level menengah.

2. Manajemen Tingkat Menengah (Middle Management)

Tingkatan pada manajemen level menengah merupakan manajemen yang antara


manajemen lini pertama dan manajemen puncak.

Tingkatan manajemen ini memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan rencana yang
telah ditetapkan oleh manajemen puncak.

Manajemen tingkat menengah mempunyai tanggung jawab pula terhadap segala


kegiatan yang dilaksanakan oleh tingkatan manajemen di bawahnya bahkan terhadap
beberapa karyawan operasional.

Contoh tingkatan manajemen tingkat menengah seperti kepala departemen (manajer


pemasaran, manajer keuangan, dll) atau HOD, kepala bagian, pemimpin proyek, manajer

8|Page
cabang (cabang perusahaan atau unit lokal), manajer pabrik, Junior Executive (asisten
manajer pembelian, asisten manajer pemasaran, dll) dan manajer divisi.

Manajemen level menengah ini ditunjuk oleh manajemen puncak. Kemampuan yang
dibutuhkan di antaranya adalah keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan,
manajemen waktu dan juga teknikal.

Peran manajemen tingkat menengah pada suatu organisasi adalah sebagai berikut :

1. Memerlukan keterampilan manajerial serta kemampuan teknis.


2. Menjadi perantara antara manajemen puncak dan manajemen lini pertama.
3. Merencanakan rencana jangka menengah antara 1 – 5 tahun.
4. Berkoordinasi dengan departemen yang ada atas semua kegiatan yang dilakukan.
5. Menjalankan perintah, kebijakan, dan rencana yang ditetapkan oleh manajemen
puncak.
6. Bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen puncak seperti Dewan
Direksi dan CEO perusahaan.
7. Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak sesuai dengan kondisi
yang ada.

Hal yang perlu diketahui bahwa manajer tingkat menengah memiliki tugas khusus
sebagai penghubung antara manajemen puncak dengan manajemen lini pertama. Sehingga
dalam konteks ini manajer tingkat menengah harus memiliki kemampuan komunikasi dua
arah yang baik.

3. Manajemen Puncak (Top Management)

Klasifikasi tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajemen puncak
mempunyai tanggung jawab pada semua manajemen organisasi. Tingkatan manajemen
puncak memiliki tugas membuat rencana aktivitas dan strategi perusahaan secara global dan
mengarahkan jalannya perusahaan.

Beberapa contoh tingkatan manajemen puncak seperti dewan direksi, CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Shief Informatioan Officer), CFO (Chief Financial Officer), General
Manajer atau dikenal dengan Presiden Direksi (Presdir).

9|Page
Direksi adalah wakil para pemilik perusahaan atau pemilik saham. Mereka ditetapkan
oleh para pemegang saham perusahaan dan CEO ditunjuk oleh dewan direksi perusahaan.

Untuk manajemen tingkat ini, keahlian utama yang diperlukan adalah keahlian dalam
hal konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen global, dan manajemen
waktu.

Peran yang paling utama pada manajemen puncak adalah :

1. Dibutuhkan kemampuan konseptual dibandingkan kemampuan teknis.


2. Mampu memobilisasi sumberdaya yang dimiliki perusahaan.
3. Bertanggung Jawab penuh terhadap keberjalanan perusahaan kepada dewan direksi,
pemerintah dan masyarakat umum.
4. Menentukan perencanaan, tujuan dan kebijakan perusahaan atau organisasi.
5. Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan.
6. Manajemen puncak bekerja melalui pemikiran, perencanaan kemudian memutuskan
sehingga disebut juga dengan otak organisasi atau Administrator.

10 | P a g e
b. Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:

1. Planning

Planning atau proses perencanaan dalam fungsi manajemen adalah tentang


bagaimana perusahaan menetapkan tujuan lengkap dengan cara dan strategi untuk
mencapainya. Dalam fungsi perencanaan, manajer perlu mengkaji dan mengevaluasi berbagai
kemungkinan rencana alternatif sebelum memutuskan suatu tindakan

Perencanaan dalam fungsi manajemen adalah proses penting mengingat planning


merupakan langkah awal yang dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan kedepannya. Tanpa
perencanaan yang matang, fungsi fungsi manajemen lain tidak akan bisa berjalan dengan
optimal.

11 | P a g e
Beberapa kegiatan perencanaan dalam fungsi manajemen adalah :

1. Menentukan tujuan serta target perusahaan.


2. Menyusun strategi untuk mencapainya.
3. Menetapkan berbagai sumber daya yang mungkin dibutuhkan.
4. Menentukan standar keberhasilan selama proses mencapai tujuan tersebut.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan fungsi perencanaan dengan
baik adalah

1. Adanya tujuan yang jelas.


2. Bersifat sederhana.
3. Fleksibel, mengikuti perkembangan yang ada.
4. Adanya keselarasan tanggung jawab dan tujuan di setiap bagiannya.
5. Meliputi analisis di setiap detail pekerjaan.
6. Memanfaatkan segala sesuatu yang ada secara efektif.

Fungsi planning diadakan bukan tanpa tujuan, setidaknya inilah beberapa manfaat
proses perencanaan

1. Memudahkan proses pengawasan.


2. Menjadi acuan dan panduan dasar jalannya kegiatan.
3. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi.
4. Jalannya tugas dan kegiatan akan lebih terorganisir di setiap sektornya.

Biasanya, proses planning dibagi ke dalam beberapa tahap, yakni:

1. Top Level Planning

Merupakan perencanaan jenjang atas yang mengajukan panduan umum, pengambilan


keputusan, rumusan tujuan hingga petunjuk penyelesaian secara menyeluruh. Perencanaan
dalam tahap ini bersifat strategis dan menekankan pada tujuan jangka panjang organisasi atau
perusahaan.

12 | P a g e
2. Middle Level Planning

Merupakan perencanaan jenjang menengah yang fokus dalam penyiapan berbagai


teknik yang akan ditempuh untuk mewujudkan rencana tujuan. Perencanaan tahap ini berada
pada level manajemen menengah yang sifatnya lebih administratif.

3. Low Level Planning

Merupakan perencanaan jenjang bawah yang mengacu pada aktivitas operasional


perusahaan. Umumnya, perencanaan jenjang bawah ini diambil alih oleh manajemen
pelaksana dan lebih berfokus pada bagaimana cara menghasilkan.

2. Organizing

Organizing atau proses pengorganisasian adalah 4 fungsi manajemen menurut para ahli
yang berfokus pada pengaturan sumber daya fisik dan manusia yang perusahaan miliki guna
merealisasikan rencana tujuan.

Biasanya, fungsi organizing dipakai untuk mengelompokkan seluruh alat, tugas, orang
maupun wewenang yang ada untuk tujuan pemenuhan rencana. Proses pengawasan dilakukan
oleh manajer secara mudah dengan memanfaatkan fungsi pengorganisasian. Manajer dapat
menentukan anggota kelompok, penanggung jawab hingga jenis dan klasifikasi tugas melalui
fungsi organizing.

Ada 3 unsur yang harus dipenuhi fungsi pengorganisasian. Ketiga unsur tersebut adalah

1. Kegiatan yang diorganisir dilakukan semata-mata untuk mencapai tujuan.


2. Adanya implementasi dari rencana kegiatan yang telah ditetapkan.
3. Pengarahan sekelompok individu untuk saling bekerja sama.

Untuk mewujudkan fungsi pengorganisasian yang baik, berikut beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan:

1. Menyeleksi, merekrut dan memberikan pelatihan dan pengembangan sumber daya


manusia.
2. Menyesuaikan posisi tenaga kerja sesuai dengan kemampuan mereka.
3. Menyusun dan menetapkan tugas serta mengalokasikan tenaga kerja sesuai prosedur.

13 | P a g e
4. Menentukan struktur perusahaan sesuai tanggung jawab dan garis kewenangan.

Setidaknya, inilah beberapa manfaat yang akan diperoleh dengan menerapkan fungsi
pengorganisasian.

1. Tugas dijalankan dengan spesialisasi masing-masing.


2. Adanya transparansi pembagian tugas yang jelas.
3. Pembagian tugas dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
4. Setiap tenaga kerja paham akan tugasnya masing-masing.
5. Adanya manajer profesional sebagai pihak utama koordinasi seluruh kegiatan.

3. Actuating and Directing

Actuating and directing atau fungsi pengarahan merupakan usaha untuk menghasilkan
kinerja yang lebih efektif dan efisien dengan menciptakan suasana kerja yang dinamis.

Untuk mewujudkannya, berikut beberapa kegiatan yang biasa dilakukan fungsi


pengarahan.

1. Bimbingan serta pemberian motivasi terhadap tenaga kerja.


2. Sosialisasi tugas dan seluruh kebijakan dengan jelas.
3. Penjelasan tugas pekerjaan secara rutin.

4. Controlling

Controlling atau proses pengawasan merupakan 4 fungsi manajemen menurut para ahli
terakhir yang digunakan untuk tujuan pengendalian.

Fungsi controlling juga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengukur kinerja
karyawan sesuai standar yang telah dibuat. Melalui fungsi controlling, evaluasi perbaikan
dapat dilaksanakan bila memang dibutuhkan.

Berikut beberapa kegiatan yang biasa dilaksanakan dalam fungsi controlling

• Klarifikasi dan pemeriksaan atas kesalahan yang terjadi.


• Evaluasi target sesuai standar indikator yang telah ditetapkan.
• Pemberian alternatif solusi atas penyimpangan yang ada.

14 | P a g e
Untuk merealisasikan fungsi controlling dengan efektif, berikut beberapa hal yang perlu
diperhatikan

1. Scheduling, penetapan waktu pengawasan sesuai dengan semestinya.


2. Routing, penentuan cara pengawasan yang diinginkan.
3. Follow up, pencarian solusi atas sebuah masalah.
4. Dispatching, suatu perintah pekerjaan yang digunakan sebagai pengawasan.

c. Keterampilan/Keahlian Managerial

Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai


denga fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen
(managerial skills) yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam kegiatan
organisasi. Keahlian tersebut meliputi :
a. Keahlian teknis (Technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan spesifik tertentu, seperti mengoperasikan komputer,
mendesain bangunan, membuat lay out perusahaan, dan lain sebagainya.
b. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarkat (Human Relation
skills), yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan
berbagai jenis orang di masyarakat. Diantara contoh keahlian ini misalnya
adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain
sebagainya.
c. Keahlian Konseptual (Conceptual skills) , yaitu keahlian dalam berfikir secara
abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis
berbagai masalah dalam situasi yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk
memprediksi di masa yang akan datang.
Selain tiga keahlian di atas, seorang manajer juga dituntut memiliki keahlian
berikut :

a. Keahlian dalam Pengambilan Keputusan (Decision Making-Skills), yaitu


keahlian untuk mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai
alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi.
b. Keahlian dalam Mengelola Waktu (Time Management Skills), yaitu keahlian
dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.

15 | P a g e
c. Keahlian dalam Manajemen Global (Global Management Skills), yaitu
keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di negara
tertentu, akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
d. Keahlian dalam hal teknologi (Technological Skills), yaitu keahlian manajerial
dalam mengikuti dan menguasai berbagai perkembangan teknologi yang
terjadi

C. Evolusi Teori Manajemen


a. Teori Manajemen Klasik

Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada
abad 18. Para pemikir tersebut memberikan pengertian temadap masalah-masalah
manajemen yang timbul baik itu dikalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para
pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol,Frederick W Taylor dan
lainnya.

1. Robert Owen (1771 -1858)

Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek mempekerjakan anak-


anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja
yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak
berdaya, Owen melihat peningkatan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia minimum kerja
bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan
pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang
layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan
membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik
rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal Manajemen Modem". Selain itu,
Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi
manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga
rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerjadan
bersaing juga secara terbuka.

16 | P a g e
2. Charles Babbage (1792 -1871)

Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha
penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah
agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertama kali
mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan
keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan
dengan alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822,
yang disebut mesin penambah dan pengurang (Difference Machine)",

Prinsip- prinsip dasarnya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad


kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine),
yaitu sebuah computer otomatis dan merupakan dasar computer modern, sehingga beliau
sering dinamakan Bapak Komputer". Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul
"On the Economy Of Machinery and Manufactures" (1832). Beliau juga tertarik pada
prinsipefisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk
menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya
rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.

3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)

Frederick W. Taylor dikenal dengan Manajemen ilmiahnya dalam upaya


meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor
membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan
rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas,
mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4
prinsip yang ditetapkan yaitu :

1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.


2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan menempatkan pekerjaan yang cocok untuk
satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.Dalam menerapkan ke-
empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan
manajer dan pekerja.

17 | P a g e
4. Henry L Gant (1861 -1919)

Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus
ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem "Charting" yang terkenal
dengan "Gant Chart". yang menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal
balik antara manajemen dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggaris bawahi pentingnya
mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan
manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang
terkenal adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan
adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan menekankan pentingnya waktu
maupun biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini yang
menghasilkan terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor Teknik-
teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).

5. Henry Fayol (1841 -1925)

Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial management". Pada tahun
1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas
pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang
kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh
dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya
ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang
tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang
bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat
diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan.
Fayol membagi kegiatan danoperasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :

a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang


produksi.
b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah
dan menjual hasil produksi.
c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan
dan menggunakan modal.
d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan
barang-barang kekayaan perusahaan.

18 | P a g e
e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan
neraca, serta berbagai data statistik.

Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :

• Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan


organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
• Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber
daya manusia guna melaksanakan rencana.
• Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat
menunaikan tugas pekerjaan mereka
• Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan
kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
• Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah
rencana itusudah dilaskanakan sebagaimana mestinya
6. Mary Parker Folett (1868-1933)

Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan
manajemen berdasar pada persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk
memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah.
Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena
kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada
pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.

b. Teori Perilaku

Manajemen perilaku atau behavioral management adalah sebuah perspektif yang


menekankan pentingnya manajemen memperhatikan perilaku dan kebiasaan individu dalam
sebuah organisasi, serta pentingnya manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan
individu agar organisasi dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

Manajemen perilaku ini merupakan aliran yang menempatkan penekanan sikap dan
perilaku individu dalam sebuah proses kelompok. Aliran ini merupakan praktik penerapan
konsep psikologi terhadap tatanan industri yang menekankan pada kebutuhan manusia,
kelompok kerja, dan peran faktor sosial dalam lingkungan kerja.

19 | P a g e
Prinsip dasarnya adalah, semua perilaku individu yang ada di dalam organisasi harus
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Oleh karena itu maka dibutuhkan serangkaian penataan,
pengaturan, dan pengelolaan agar semua perilaku individu tersebut dapat selaras dengan
tujuan dan kebutuhan organisasi.

Ada banyak bentuk penataan, pengaturan, dan pengelolaan perilaku individu tersebut,
diantaranya yang dianggap penting adalah melalui serangkaian proses belajar sebagai
mekanisme charging bagi peningkatan kapasitas individu dalam beradaptasi dengan
perubahan lingkungan. Mekanisme charging ini bisa dilakukan dengan cara mengundang
pihak ketiga yang dipandang expert di bidangnya.

Sebagai psikolog yang expert dibidang manajemen perilaku, maka kami memberikan
layanan dan fasilitasi peningkatan keterampilan, keahlian, dan kapasitas sumber daya
manusia melalui pendekatan manajemen perilaku dalam bentuk:

• Pelatihan di dalam perusahaan/organisasi (in house training);


• Outbound training;
• Kuliah umum (studium generale) untuk siswa/mahasiswa baru dan siswa/mahasiswa
kelas akhir;
• Bimbingan teknis penulisan karya tulis ilmiah dan publikasi jurnal bagi guru, kepala
sekolah, dan pengawas; dan,
• Workshop pembuatan dan pengembangan media pembelajaran online untuk guru.
• Event Organizer/Serial Webinar Manajemen Perilaku

c. Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Ilmu Manajemen)

Penelitian kuantitatif karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di


lapangan. Peneliti kuantitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori sehingga
wawasannya lebih luas, dan dapat menjadi instrumen penelitian yang baik. Teori bagi peneliti
kuantitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih
luas dan mendalam. Walaupun peneliti kuantitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas
dan mendalam, namun dalam melaksanakan penelitian, peneliti kuantitatif harus mampu
melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan dalam.

Menyusun instrument dan sebagai panduan dalam menyusun panduan untuk


wawancara, danobservasi. Peneliti kuantitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa

20 | P a g e
yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti
kuantitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagai
seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan
sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh
partisipan/sumber data. Oleh karena itu penelitian kuantitatif jauh lebih sulit dari penelitian
kualitatif, karena peneliti kuantitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi
“human instrument” yang baik. Penelitian kuantitatif jauh lebih sulit bila dibandingkan
dengan penelitian kualitatif karena data yang terkumpul bersifat subyektif dan instrument
sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri.

Instrument penelitian yang baik, peneliti kuantitatif dituntut untuk memiliki wawasan yang
luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang berkaitan dengan konteks sosial yang
diteliti yang berupa nilai, budaya, keyakinan, hukum, adat-istiadat yang terjadi dan
berkembang pada konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas,
maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan pada sumber data, sulit memahami apa yang
terjadi, tidak akan mampu memahami analisis secara induktif terhadap data yang diperoleh,
padahal pendekatan induktif memberikan panekanan pada pemahaman yang kompresif atau
“holistik" mengenai situasi sosial yang ditelaah. Artinya, kehidupan sosial dipandang sebagai
pelibatan serangkaian peristiwa yang saling berpautan, yang perlu untuk digambarkan secara
lengkap oleh peneliti kuantitatif.

d. Evolusi Teori Manajemen

Pada kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada definisi manajemen
yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini mengandung arti bahwa para
manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan
berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi
bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada
definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang.

Di dalam ilmu manjemen dikenal 3 aliran yang masing-masing berusaha membantu


manajer untuk memahami dan memimpin organisasi, serta mengatasi masalah-masalahnya,
yaitu:

1. Aliran Klasik (Classical School). Aliran ini mempunyai 2 cabang, yaitu :

21 | P a g e
• Manajemen Ilmiah (Scientific Management),dan
• Teori Organisasi klasik (Classiccal Prganization Theory).
2. Aliran perilaku (Behavioral School).
3. Aliran Ilmu Manajemen (Management Science School).

Selain tiga aliran tersebut, dalam perkembangan ilmu manajemen telah dikembangkan
pula pendekatan-pendekatan yang berusaha mengintegrasikan ketiga aliran tersebut diatas.
Pendekatan tersebut adalah:

a. Pendekatan Sistem (System).


b. Pendekatan Kontingensi (Contingency Approach).
c. Gerakan Hubungan Antar Manusia Baru (Neo-Human Relation Movement).
• Aliran Klasik
- Manajemen Ilmiah

Pelopor Teori Manajemen Ilmiah (Aliran Klasik):

1. Robert Owen (1771-1858),


2. Charles Babbage (1792-1871),

Selain itu, terdapat beberapa tokoh lain pada teori manajemen ilmiah aliran klasik ini :

1. Frederich Wislow Taylor (1856-1915)


2. Henry L. Gant (1861-1919)
3. Frank B. (1868-1924) dan Lilian M. Gilbert (1878-1972)
- Teori Organisasi Klasik

Teori ini muncul karena adanya kebutuhan akan perlunya pedoman untuk mengelolah
organisasi yang kompleks.

Pelopor Teori Organisasi Klasik :

1. Henry Fayol (1841-1925).


2. Max Weber (1864-1920).

Sumbangan Aliran Teori Organisasi Klasik :

a. Keterampilan manajerial dapat diterapkan pada semua jenis kelompok


kegiatan, jika hal lainnya tetap.

22 | P a g e
b. Beberapa prinsip yang mendasari prilaku manajerial yang efektif dan dapat
diajarkan, memberikan hal-hal praktis yang dapat diterapkan.
c. Padangan yang dapat membuat para manajer waspada akan masalah-masalah
mendasar yang mungkin mereka temui dalam setiap organisasi.

Keterbatasan Aliran Teori Organisasi Klasik :

a. Yang dikemukakan dipandang tidak semua cocok untuk masa kini.


b. Prinsip-prinsip aliran ini hanya tepat apabila organisasi berada dalam
lingkungan yang stabil dan dapat diprediksi. Padahal, dewasa ini lingkungan
luar organisasi sangat sulit diramalkan dan bergerak sangat dinamis.
d. Prinsip-prinsip aliran ini terlalu umum untuk mengatasi masalah-masalah
organisasi yang semakin kompleks dewasa ini.
e. Aliran ini tidak memberikan petunjuk dalam pengambilan keputusa tentang
prinsip mana yang harus dipilih sebagai pedoman.
• Aliran Perilaku

Aliran ini muncul karena dalam pendekatan klasik, efesiensi produksi dan keserasian kerja
tidak dapat dicapai, oleh karena itu dicari upaya untuk membantu manajer mengatasi masalah
organisasi melalui sisi perilaku karyawan.

Tokok Dalam Aliran Prilaku:

1. Hugo Munsterberg (1863-1916).

Sumbangan utamanya adalah penerapan faktor psikologi dalam menbantu


peningkatan produksi melalui 3 cara.

a. Mendapatkan orang yang cocok.


b. Menciptakan kondisi kerja yang baik.
c. Memotivasi karyawan.

2. Elton Mayo (1880-1949).

23 | P a g e
Terkenal denga karyanya Eksperimen tentang perilaku manusia dalam situasi kerja.
Eksperimen itu disebut "Eksperimen Hawthorne". Simpulan dari eksperimen ini bahwa
Perhatian khusus dapat menyebabkan seseorang meningkatkan usahanya.

Sumbangan Aliran Perilaku:

a. Memberi pemahaman akan pentingnya motivasi, perilaku kelompok,


hubungan antar karyawan, dan kerja bagi manusia.
b. Manajer menjadi lebih sensitif berhubungan dengan bawahan, sehingga
mereka menjadi lebih memperhatikan masalah kepemimpinan, pemecahan
masalah, pelaksanaan kekuasaan, perubahan dalam organisasi, serta
komunikasi.

Keterbatasan Aliran Perilaku:

a. Model atau teori yang diajukan dipandang terlalu abstrak dan rumit untuk
diterapkan.
b. Karena perilaku manusia sangat kompleks, sering para ahli dari aliran ini
memberi saran yang berbeda untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.
Akibatnya para manajer bingung untuk memilih saran mana yang digunakan.
• Aliran Ilmu Manajemen

Aliran ini mengembangkan Prosedur penelitian Operasional (Operation Research = OR).


Dalam menghadapi masalah organisasi. Prosedur yang digunakan dimulai dari analisis
masalah sampai dengan usulan kegiatan untuk menghadapi masalah tesebut.

Sumbangan Aliran Ilmu Manajemen:

a. Banyak diterapkan dalam pemecahan masalah organisasi.


b. Teknik-teknik yang digunakan pada berbagai kegiatan, seperti penyusunan
anggaran, arus uang, jadwal produksi, pengembangan produk, perencanaan
tenaga kerja, dll.
c. Pemeahan masalah ditinjau dari berbagai disiplin ilmu (indisipliner).
d. Memecahkan masalah secara sistematis.

Keterbatasan Aliran Ilmu Manajemen:

24 | P a g e
a. Hanya efektif untuk kegiatan perencanaan dan pengawasan, dan tidak efektif
pada kegiatan lain (pengorganisasian dan memimpin).
b. Walaupun teknik yang dikemukakan aliran ini cukup luas dalam mengatasi
masalah manajemen, tetapi teknik-teknik tersebut tidak cukup efektif untuk
mengatasi masalah manusia dalam manajemen.

D. Manajemen dan Lingkungan Eksternal


a. Definisi Lingkungan

Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subyek manusia
yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan:
tanah, udara, air, sumber daya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor
tersebut. Titik sentral isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa
diartikan sekumpulan aktifitas merencanakan, mengorganisasikan, dan menggerakkan
sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan
yang telah ditetapkan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen


(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Manajemen lingkungan selama
ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki
standar tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda
penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang
dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan sistem manajemen
lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS) adalah
“that part of the overall management system which includes organizational structure
planning, activities, responsibilities, practices, procedures, processes, and resources for
developing, implementing, achieving, reviewing, and maintaining the environmental policy”.

Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan
lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan lingkungan
dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih luas.

25 | P a g e
Manajemen Lingkungan ialah manajemen yaang mengolola organisasi berdasarkan
pada lingkungan-lingkungan, seperti dibawah ini:

• Lingkungan internal organisasi; meliputi pimpinan organisasi, alat-alat dan


metode pengelolaan organisasi, strategi perencanaan, dan pelaksanaan
kegiatan organisasi.
• Lingkungan eksternal organisasi; yaitu lingkungan masyarakat, lingkungan
kerja sama antarorganisasi, lingkungan lintas pimpinan organisasi.

b. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Makro dan Mikro

Faktor lingkungan mikro dan makro merupakan variabel yang berada di dalam dan di luar
industri. Mereka dapat mempengaruhi kinerja dan produksi organisasi mana pun. Semua
faktor ini harus dipertimbangkan dan ditangani dengan baik oleh manajemen yang unggul
untuk menjalankan bisnis yang lancar dengan tetap menjaga lingkungan internal dan
eksternal organisasi yang damai.

Faktor lingkungan mikro :

a. Perilaku konsumen

Faktor perilaku konsumen meliputi norma, gaya hidup, dan praktik demografi dan budaya
konsumen sasaran. Menjadi ikon mode industri mode, Michael Kor perlu memperbarui tren
pakaian mereka agar sesuai dengan sasaran dan mempertimbangkan tren pasar lokal atau
pilihan mode. Oleh karena itu, kajian norma budaya dan gaya hidup sangat membantu dalam
mengarahkan produksi produk fesyen.

b. Karyawan

Karyawan merupakan faktor lingkungan mikro yang paling signifikan yang sangat
mempengaruhi kemajuan suatu organisasi. Dalam hal organisasi mode, penting bagi
karyawan untuk mengetahui semua tren mode dan preferensi konsumen yang berubah. Selain
itu, komunikasi dan koordinasi antar karyawan harus unggul dalam menjalankan tugas yang
berbeda. Perusahaan harus menetapkan strategi ramah karyawan untuk mempromosikan
pengabdian dan loyalitas di antara karyawan mereka. Hanya dengan begitu mereka dapat
bekerja menuju tujuan organisasi dan mencapai serta mempertahankan status mereka di
industri dan bisnis mode.

26 | P a g e
c. Distributor

Produsen harus mengandalkan distributor dan pemasok material untuk mendistribusikan


dan menjual produk mereka di pasar. Akibatnya, hubungan yang baik antara manajemen
rantai pasokan dan distributor diperlukan. Ini akan membantu perusahaan meningkatkan
penjualan dan jejaknya di pasar.

d. Pemangku Kepentingan dan Pemegang Saham

Pemangku kepentingan dan pemegang saham adalah investor utama dalam organisasi dan
bertanggung jawab untuk menasihati strategi bagi perusahaan untuk tumbuh. Melibatkan
pemegang saham dalam pengambilan keputusan menjadi penting karena kebijakan yang
ditetapkan oleh mereka akan sangat mempengaruhi bagaimana perusahaan beroperasi dan
mempengaruhi profitabilitas. Perusahaan kita harus melibatkan pemangku kepentingan dan
pemegang saham untuk mengembangkan hubungan yang lebih baik.

Faktor Lingkungan Makro :

a. Teknologi

Faktor teknologi mengacu pada sumber daya dan sarana yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan dan produksi organisasi. Misalnya, jika sebuah perusahaan berurusan
dengan produk kulit, ia harus memiliki akses ke sumber daya kulit yang cukup untuk
memenuhi permintaan pelanggan. Kelangkaan sumber daya dapat menyebabkan harga yang
lebih tinggi atau permintaan yang lebih sedikit untuk produk tersebut. Selain itu,
memasukkan teknologi terkini menjadi penting karena industri fashion yang berkembang
juga menghasilkan persaingan yang tinggi. Oleh karena itu, organisasi harus berinvestasi
dalam teknologi untuk memenuhi permintaan pasar yang cepat. Seperti dijelaskan di atas,
perusahaan kita harus memperkenalkan teknologi baru agar dapat bersaing ketat dengan para
pesaingnya.

b. Faktor Hukum dan Politik

Perubahan dalam lingkungan politik dan hukum juga dapat berdampak negatif pada bisnis
seperti contoh kita, industri fashion. Oleh karena itu, perusahaan fashion kita harus
memastikan bahwa hak-hak buruh terpenuhi. Demikian pula, jika salah satu faktor berubah,
integritas tenaga kerja dan undang-undang perburuhan kita tidak boleh terpengaruh.

c. Faktor-faktor ekonomi

27 | P a g e
Fluktuasi ekonomi juga dapat mempengaruhi kemajuan suatu usaha. Melihat kembali
industri fesyen, kondisi ekonomi yang stabil dan menguntungkan memungkinkan konsumen
membelanjakan lebih banyak pendapatan mereka yang dapat dibelanjakan untuk barang-
barang mewah. Namun, inflasi atau resesi dapat berdampak negatif pada penjualan produk
fashion tersebut. Jadi, harus dipastikan harga produk atau merek harus lebih rendah untuk
bersaing dengan tantangan ekonomi di negaranya masing-masing.

d. Media dan Masyarakat Umum

Seperti yang diamati oleh media dan masyarakat umum, penampilan perusahaan dapat
sangat memengaruhi bisnis dan perilaku karyawan yang sedang berlangsung. Michael Kors
menjalin hubungan yang kuat dengan sel media yang berbeda karena mereka mampu
mewakili merek dengan cara yang baik dan buruk. Memahami bagaimana media dapat
mempengaruhi opini konsumen sangat penting untuk setiap aspek rantai produksi

c. Tanggung Jawab Sosial Manajer

Dalam beberapa tahun terakhir, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) telah
memperoleh banyak perhatian dari peneliti dan profesional. Sejumlah penelitian telah
dilakukan untuk menentukan dampak dari tanggung jawab sosial perusahaan pada dimensi
yang berbeda dari organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) terhadap Corporate Reputation dan
dampaknya pada Brand Equity. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif
dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan tehnik simple random
sampling. Kuesioner dikirim melalui email dan panel online ke 218 perusahaan pelanggan
PT. Bio Farma. Teknik analisis data yang digunakan adalah Path Analysis dengan alat bantu
software komputer SPSS 23.0. Studi ini menemukan bahwa tingkat CSR yang lebih tinggi
berhubungan positif dengan tingkat yang lebih tinggi dari Corporate.

Reputation serta Brand Equity. Selain itu, hasil empiris menunjukkan bahwa CSR
secara tidak langsung mempengaruhi Brand Equity melalui peran mediasi Corporate
Reputation. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dan reputasi
perusahaan memiliki dampak yang signifikan dan positif terhadap ekuitas merek. Ini juga
mendukung efek sebagian mediasi dari reputasi perusahaan pada hubungan antara CSR dan
ekuitas merek. Penelitian ini menemukan bahwa untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi

28 | P a g e
dari Brand Equity dan Corporate Reputation, PT. Bio Farma harus meningkatkan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR).

E. Pengertian Wewenang, Kekuasaan dan Pengaruh


a. Struktur Lini dan Staff

Bagi sebuah organisasi, lembaga, badan usaha atau perusahaan, keberadaan struktur
organisasi sangat penting. Selain berguna sebagai suatu alat yang bisa membimbing kinerja
setiap orang di dalamnya, struktur organisasi juga berperan sangat penting dalam pencapaian
tujuan bersama dengan efektif dan efisien. Struktur organisasi (organizational structure)
merupakan hierarki dalam bentuk garis atau kerangka bertingkat yang memuat gambaran
susunan bagian, posisi atau fungsi dan hubungan antar komponen secara formal.Gambaran
yang ada di dalam sebuah bagan struktur organisasi termasuk keterkaitan alur kerja,
sistematika laporan dan komunikasi formal yang ada di dalamnya.

Struktur organisasi juga dapat mencegah terjadinya kendala. Pembagian tugas pada
setiap bagian secara jelas, tidak hanya akan memaksimalkan kinerja sumber daya manusia di
dalamnya namun segala keputusan yang muncul dan hasil kerja dapat
dipertanggungjawabkan oleh seseorang. Di dalam organisasi maupun perusahaan, terdapat
berbagai ragam bentuk struktur. Beberapa di antaranya, yaitu struktur organisasi garis atau
lini dan staff, struktur organisasi fungsional, struktur organisasi lini dan staf, struktur
organisasi fungsional, struktur organisasi matriks dan struktur organisasi komite.

Berikut ini merupakan penjabaran tentang bentuk struktur organisasi lini dan staf serta
struktur organisasi lini dan fungsional. Adapun hal-hal yang akan kita pahami, yaitu
pengertian, ciri-ciri, kelebihan, kelemahan dan contoh penerapan dari masing-masing bentuk
struktur organisasi tersebut.

• Struktur organisasi lini dan staf (line and staff organization)


• Pengertian struktur organisasi lini dan staf

Merupakan salah satu bentuk tata organisasi, struktur organisasi lini dan staf sangat
pas untuk perusahaan atau organisasi berskala besar. Struktur organisasi lini dan staf adalah
bentuk gabungan dari struktur organisasi fungsional dan asas komando dari struktur
organisasi lini atau garis namun tugas pemimpinnya akan terbantu berkat kehadiran beberapa
staf.

29 | P a g e
Pimpinan akan melimpahkan wewenang dalam organisasi secara vertikal kepada
pimpinan bawahannya. Peran staf pada struktur organisasi tersebut sebagai penasihat dan
pemberi masukan, bantuan hingga ide dan data atau informasi yang pimpinan butuhkan.

Ciri-ciri Struktur Organisasi Lini dan Staf

Terdapat ciri-ciri yang membedakan struktur organisasi lini dan staff dengan bentuk
struktur organisasi lainnya. Berikut ini merupakan ciri-ciri struktur organisasi lini dan staf.

• Hanya ada satu pimpinan organisasi atau perusahaan yang dibantu staf.
• Memiliki dua kelompok wewenang, yakni lini dan staf.
• Tidak terjadi hubungan langsung antara pimpinan dan bawahan.
• Organisasi cenderung besar dan memiliki sifat kompleks.
• Jumlah anggota organisasi atau pegawai perusahaan yang cenderung banyak.
• Terdapat spesialisasi di dalam organisasi atau perusahaan.

Kelebihan Struktur Organisasi Lini dan Staf

Seperti ragam bentuk struktur organisasi yang lainnya, struktur organisasi lini dan
staff memiliki beberapa kelebihan. Berikut ini merupakan kelebihan struktur organisasi lini
dan staf.

• Hanya terdapat satu pimpinan sehingga memperkuat asas kesatuan komando.


• Tugas pimpinan, staf dan pelaksana sangat jelas.
• Cenderung fleksibel karena bisa diterapkan pada organisasi skala besar dan
kecil.
• Bantuan yang diberikan staf mempermudah pemimpin untuk mengambil
keputusan dengan tepat dan cepat.
• Proses koordinasi terlaksana dengan mudah berkat pembagian tugas yang
jelas.
• Kedisiplinan dan model anggota struktur organisasi biasanya tinggi karena
tugasnya sesuai dengan bidang dan spesialisasinya.
• Pengembangan bakat anggota hierarki dapat terjadi karena tugasnya sesuai
dengan bidang dan spesialisasinya.
• Para ahli berperan sebagai pemberi manfaat dan kontribusi yang besar bagi
suatu organisasi.

30 | P a g e
Kelemahan Struktur Organisasi Lini dan Staf

Dalam penerapannya terdapat kelemahan pada struktur lini dan staff. Adapun
beberapa kelemahan dari struktur organisasi lini dan staf dapat kita simak berikut ini.

• Terdapat kemungkinan pimpinan staf yang menggunakan wewenangnya


secara berlebihan sehingga timbul perasaan tidak senang dari anggota
hierarki lini.
• Anggota hierarki tidak saling mengenal sehingga aspek solidaritas cenderung
rendah.
• Persaingan tak sehat mungkin terjadi karena perspektif akan suatu tugas yang
dimiliki dianggap paling penting.
• Adanya kemungkinan pimpinan lini mengabaikan nasihat dari staf.
• Ketidakjelasan dan sikap pejabat lini dan staf yang kurang tegas dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab akan berimbas pada kekacauan dalam
menjalankan wewenang.
• Rekrutmen staf ahli dapat membebani organisasi atau perusahaan karena
biayanya mahal.
• Bagian pelaksana bisa jadi mengalami kebingungan dalam membedakan
perintah, bantuan dan nasihat.

Contoh Penerapan Struktur Organisasi Lini dan Staf

Dalam penerapannya, struktur organisasi lini dan staff sangat pas untuk organisasi,
badan usaha atau perusahaan dengan skala yang cukup besar. Dengan gambaran bagan
struktur yang menyerupai hierarki organisasi lini, terdapat tambahan staf sebelum garis
komando sampai ke bagian hierarki di bawahnya.

Staf pada struktur organisasi lini dan staff memiliki peranan yang sangat penting.
Tugas dari staf ialah memberikan nasihat atau masukan, bahkan informasi tambahan untuk
pimpinan, terutama menjelang pengambilan suatu keputusan.

b. Wewenang Lini Staff dan Fungsional

31 | P a g e
1. Wewenang lini, adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya
langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya
dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke
bawahan melalui tingkatan organisasi.
2. Wewenang staf, adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis
untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia
ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan
menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau
dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi
yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
• Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
• Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif,
pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
• Punya semangat kerja sama yang ramah
• Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
• Kesederhanaan
• Kemauan baik dan optimis

Kualifikasi utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang
tinggi. Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya
administrasi struktur orgasisasi menjadi komplek dan kekuasaan, tanggung jawab serta
akuntabilitas. yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi.
Wewenang staf Yaitu hak para staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi
konsultasi pada personalia yang tinggi, Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan
suatu kegiatan kepada orang yang ditujuk yaitu:

• Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan


• Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang di tunjuk
• Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
• Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang
dilimpahkan.

32 | P a g e
3. wewenang staf fungsional, adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan
satuan-satuan lini.

Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima komunikasi yang


bersifat kewenangan bila memenuhi:

➢ Memahami komunikasi tersebut


➢ tidak menyimpang dari tujuan organisasi
➢ tidak bertentangan dengan kepeningan pribadi
➢ Mampu secara mental dan fisik untuk mengikutinya

Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan maka
diperlukan adannya.

1. Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara
mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi
menjadi 2 yaitu:

o Kekuasaan posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang formal, besarnya
ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi
tersebut.
o Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan didasarkan
pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada
pimpinan.
2. Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility) yaitu kewajiban
untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang
dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan
tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan
bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang
akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan
yang akan diambil.
3. Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk
melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi.
Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan
informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.

33 | P a g e
Menurut sumber wewenang dibagi menjadi:

➢ Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan karier
dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan
lainnya.
➢ Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh
seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima bila
tidak melakukan perintah,
➢ Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena
seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
➢ Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari
pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian
atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
➢ Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan
pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
➢ Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang
dalam bidangnya.
➢ Keluasan wewenang dan kekuasaan. Semua anggota organisasi mempunyai
peraturan, kode etik, atau batasan-atasan tertentu pada wewenang, seprti yang
ditunjukan dibawah ini:

Batasan-batasan internal dan eksternal untuk wewenang dan kekuasaan:

1. Internal:
• Anggaran (Budget)
• kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
• Deskripsi jabatan
• Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi

2. Ekstern:
• Udangan dan peraturan-peraturan pemerintah
• Perjanjian kerja kolektif

34 | P a g e
c. Delegasi Wewenang

Arti delegasi pada umumnya adalah pihak individu yang dipercaya sebagai perwakilan
untuk bisa mewakili sebuah kelompok atau lembaga. Dalam ruang lingkup perusahaan,
kegiatan pendelegasian bisa diserahkan langsung kepada bawahan atau kepada mereka yang
tingkatannya lebih rendah.

Beberapa ahli ada yang mengatakan bahwa arti delegasi adalah suatu kegiatan untuk
memberikan sebagian wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain untuk
melakukan suatu kegiatan yang mana pihak penerima wewenang harus mampu
mempertanggungjawabkannya kepada orang yang melimpahkan wewenang.

Penyaluran wewenang dan juga tanggung jawab kepada orang lain ini adalah suatu
kegiatan dasar dalam sebuah perusahaan. Tujuannya adalah agar upaya pengambilan
kebijakan dan proses operasional di dalam perusahaan bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Berikut pengertian delegasi menurut beberapa ahli:

a. Utje Selamet

Pemberian wewenang dan tanggung jawab formal ke pihak lain dalam melakukan suatu
kegiatan tertentu.

b. Rusli Jacob

Pembemberian otoritas atau kekuasaan formal serta tanggung jawab kepada orang lain
untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Proses pemberian tugas yang dilakukan atasan kepada
bawahan diperlukan agar organisasi dapat berjalan secara efisien karena setiap atasan tidak
dapat mengawasi secara efisien dan pribadi setiap tugas-tugas dalam organisasi.

c. Charles J. Keating

Suatu pelimpahan sebagaian tugas tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain.

d. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

Delegasi merupakan seseorang yang ditunjuk atau diutus oleh suatu negara di dalam
musyawarah, penyerahan atau pelimpahan wewenang, perutusan, atau pemberian wewenang
dari atasan ke bawahan dalam suatu lingkungan tugas dan harus bisa mempertanggung
jawabkannya kepada atasan.

35 | P a g e
Unsur-Unsur Delegasi

a. Alokasi Tugas

Dalam hal ini, maksud dari alokasi tugas adalah berbagai pekerjaan dan aktivitas yang
dilakukan oleh seorang bawahan yang berdasarkan kemauan atasan. Jadi, seorang atasan
harus lebih dulu mengalokasikan tugas dan wewenangnya kepada bawahan sebelum
melimpahkannya kepada bawahan.

b. Penugasan Tanggung Jawab

Penugasan tanggung jawab suatu pekerjaan dari atasan kepada bawahan adalah unsur
delegasi selanjutnya yang harus diperhatikan. Dalam hal ini, seorang atasan bisa meminta
tolong atau memerintahkan bawahannya untuk melakukan tugas dalam jangka waktu tertentu
saja.

c. Pelimpahan Wewenang

Unsur delegasi selanjutnya adalah pelimpahan wewenang. Dalam hal ini, atasan akan
melimpahkan wewenang pada bawahannya untuk bisa melakukan dan menyelesaikan
pekerjaannya. Sehingga, dari hal tersebut akan muncul kewajiban dalam diri bawahan
tersebut untuk bisa bekerja dan menyelesaikan tugas yang diberikan atasannya.

d. Penciptaan Akuntabilitas

Seorang atasan atau manajer harus bisa menciptakan akuntabilitas khusus agar proses
pendelegasian bisa berjalan dengan baik. Sehingga, unsur penting yang ada dalam delegasi
yang mencakup tugas, wewenang dan kewajiban tidak bisa dipisahkan.

Delegasi wewenang memiliki beberapa tujuan. Diantaranya adalah :

a. Delegasi bertujuan untuk memberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada
karyawan atau orang lain secara seimbang.
b. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk proses perkembangan diri.
c. Setiap orang akan mendapatkan tugasnya masing-masing sesuai dengan skill yang
dimiliki.
d. Meningkatkan produktivitas serta kinerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.

36 | P a g e
e. Mendorong para karyawan untuk lebih berfokus pada target serta kualitas target kerja
yang ingin diraih.

Selain memiliki tujuan, mendelegasikan orang lain memiliki fungsi untuk


perkembangan organisasi atau perusahaan.

a. Lebih Terfokus pada Perkembangan Organisasi/Perusahaan


b. Proses Kerja Lebih Efisien dan Efisien
c. Membantu dalam Membuat Kebijakan yang Tepat
d. Media Pembelajaran Bagi Karyawan

d. Sentralisasi vs Desentralisasi
A. Sentralisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sentralisasi merupakan penyatuan


segala sesuatu ke suatu tempat (daerah dan sebagainya) yang dianggap sebagai pusat,
penyentralan, pemusatan. Artinya segala sesuatu dalam negara tersebut diatur langsung dan
diurus pemerintah pusat, sedangkan pemerintah daerah tinggal melaksanakannya. Yang
dimaksud pemerintah pusat adalah presiden dan para menteri. Jika suatu negara memusatkan
semua kewenangan pemerintahannya pada tangan presiden dan para menteri. Tidak dibagi-
bagi kepada pejabatnya di daerah dan atau pada daerah otonom maka disebut sentralisasi.
Kewenangan yang di pusatkan di tangan presiden dan para menteri adalah kewenangan
pemerintah, bukan kewenangan legislatif dan yudikatif.

Kewenangan pemerintahan sendiri ada dua, yakni kewenangan politik dan kewenangan
administrasi. Kewenangan politik adalah kewenangan dalam membuat kebijakan. Sementara
kewenangan administrasi adalah kewenangan dalam melaksanaan kebijakan. Dalam
sentralisasi semua kewenangan, baik politik atau administrasi berada di tangan presiden dan
para menteri. Sebagai konsekuensinya dalam melaksanakan kewenangan tersebut
anggarannya dibebankan kepala APBN.

Dalam sistem sentralisasi memiliki kelebihan dan kelemahan pada pemerintahann yang
dijalankannya. Berikut kelebihan sentralisasi:

a. Hemat biaya
b. Pemerintah pusat secara langsung dapat mengurusi semua urusan sampai ke daerah
c. Peraturan diseluruh negara sama

37 | P a g e
d. Adanya kesederhanaan hukum
e. Memberikan keseragaman dalam manajemen, sejak dalam aspek perencanaan,
pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran.
f. Pengembangan organisasi atau negara lebih terorganisasi

Berikut kelemahan sentralisasi:


a. Keterlambatan mengambil keputusan.
b. Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak
daerah
c. Kualiatas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas
d. Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan segelintir
elite politik
e. Mematikan kemampuan berinovasi
f. Mengurangi lingkup untuk spesialis

B. Desentralisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), desentralisasi adalah sistem


pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepada pemerintah daerah. Dilansir
Encyclopaedia Britannica (2015), desentralisasi adalah penyelanggaraan urusan pemerintah
pusat kepada daerah melalui wakil perangkat pusat yang ada di daearah. Secara etimologis,
istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu "de" yang berarti "lepas", dan
"centerum" yang berarti pusat.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok pemerintahan di Daerah,


desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah atau daerah tingkat
atasanya kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya. Dalam sistem desentralisasi,
pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan pembangunan.

Meski memberikan kekuasaan kepada pemerintah daerah, pemerintah pusat tetap


memantau. Pada sistem desentralisasis lebih mengedepankan koordinasi daripada komando.

38 | P a g e
Sistem desentralisasi memiliki kelebihan dalam menjalankan pemerintahan. Berikut
kelebihan desentralisasi:

a. Struktur organisasi merupakan pendelegasian wewenang dan memperingan


manajemen pemerintah pusat.
b. Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
c. Dalam menghadapi permasalahan yang mendesak, pemerintah daerah tidak perlu
menunggu instruksi dari pusat.
d. Hubungan yang harmonis dan gairah kerja antara pemerintah pusat dan daerah dapat
ditingkatkan.
e. Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara pemerintahan baik
pusat maupun daerah.
f. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera
dilaksanakan.

Sistem desentralisasi tidak hanya memiliki kelebihan, tapi juga kelemahan. Berikut
kelemahan desentralisasi:

a. Keseimbangan dan keserasian tujuan dapat mudah terganggu.


b. Desentralisasi dapat memunculkan sifat kedaerahan.
c. Memerlukan banyak waktu untuk melakukan perundingan atau musyawarah.
d. Memerlukan biaya besar.
e. Besarnya organ pemerintahan, sehingga membuat struktur pemerintahan jadi
kompleks dan dikhawatirkan koordinasi tidak lancar

39 | P a g e
BAB III

PENUTUP

Setelah kita mengetahui lebih mengenai apa itu manajemen, mulai dari pengertian,
jenis-jenisnya, hingga sampai penerapan manajemen dalam suatu perusahaan atau bahkan
dalam kehidupan sehari-hari, menyadarkan kita bahwa ilmu manajemen merupakan ilmu
yang sangat penting untuk kita pelajari dan pahami. Karena dengan kita mengerti ilmu
manajemen, segala sesuatu dapat berjalan dengan baik dan rapih sesuai dengan harapan dan
tujuannya.

Demikian makalah/paper ini kami susun sedemikian rupa. Kami mengucapkan


terimakasih kepada narasumber yang kami cantumkan pada daftar pustaka. Kami juga
mengucapkan ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen & SIM
1 yaitu ibu ROSNY GONIDJAYA. Dan tidak lupa kami juga mengucapkan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kami
meminta maaf apabila ada kesalahan baik dari isi maupun penulisan. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terimakasih.

40 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

• https://jurnalmanajemen.com
• https://pekbis.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPEB/article/download/4424/4234
• https://www.kompasiana.com/wiwinwinani12/606714198ede483f39493072/pentingnya-
manajemen-di-dalam-kehidupan
• http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319413/pendidikan/Bab+2+Evolusi+Teori+Manajemen.
pdf
• https://id.seminarUNNES/document/3569655-Wewenang-Lini-Staf-Dan-Fungsional
• https://ejournal.upi.edu
• https://books.google.co.id/books?id=2aXEg7DtCS0C&printsec=frontcover#v=onepage&q&
f=false
• https://pediailmu.com/manajemen/sejarah-perkembangan-ilmu-manajemen/#
• https://www.haysia.com/article/2020/03/22/evolusi-teori-manajemen
• https://www.pendidikanonline.web.id/2016/10/manajemen-lingkungan.html
• https://andietri.tripod.com/jurnal/Manajemen_Lingkungan_x.pdf
• https://www.completecontroller.com
• http://akuntansi.uma.ac.id/2021/08/27/faktor-mikro-dan-makro-yang-mempengaruhi-dunia-
usaha/
• https://www.linovhr.com/delegasi-adalah/
• https://accurate.id/marketing-manajemen/arti-delegasi/
• https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/19/140000969/desentralisasi--arti-kelebihan-
dan-kelemahannya
• https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/24/180000469/sentralisasi-arti-kelebihan-dan-
kelemahannya

41 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai