Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

" MANAJEMEN "

NAMA : AMANDA NANDUNG PABUTUNGAN

NIM : 2210421111

KELAS : 4 MANAJEMEN

DOSEN : DR. MOHAMMAD HATTA ALWI, SE.,M.SI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar
manajemen. Di dalam makalah ini membahas tentang manajemen dan
bagian-bagian manajemen.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi
maupun dari segi penulisan maka dari itu saya berharap kritik dan saran bagi yang
membaca makalah ini agar selanjutnya, saya dapat mengetahui
kekurangan-kekurangan apa saja yang terdapat dalam makalah yang saya buat ini.

Makassar, 09 Oktober 2022

AMANDA NANDUNG PABUTUNGAN

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….……………………1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….…………………..2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….……………………3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….………………………4

1.1 Latar Belakang ……………………………………………….………………………4

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………..4

1.3 Tujuan …………….……………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN ……..……………………………………………………………………….5

2.1 Pengertian Manajemen ………………………………………….………..……….5

2.2 Manajemen Dan Manajer …………………………………………………………..8

2.3 Pengertian Organisasi …………………….……………………………………….13

2.4 Desain Atau Struktur Organisasi …..……………………………………………17

2.5 Proses Perencanaan ……….………………………………………………………26

2.6 Pengelolaan Perubahan Dan Organisasi ………………………………………37

2.7 Mengembangkan Dan Memelihara Karyawan …………………………………41

BAB III PENUTUP …….………………………………….…………………………………….43

3.1 Kesimpulan ………..……………………………………………….………………….43

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia
itu sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung sejak manusia itu berada di bumi
ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pada zaman purba atau zaman batu, manusia juga menggunakan keterampilan
dan keahliannya untuk membuat alat-alat dari batu guna merealisasikan tujuan hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun hal yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian manajemen secara umum dan juga menurut para ahli?
2. Apa perbedaan antara manajemen dan manajer?
3. Apa pengertian organisasi secara umum dan juga menurut para ahli?
4. Apa saja yang menjadi bagian-bagian dari sebuah organisasi?
5. Apa saja proses yang dilakukan dalam sebuah proses perencanaan?
6. Apa yang diperlukan untuk melakukan sebuah perubahan dalam sebuah organisasi?
7. Apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara karyawan dalam
sebuah perusahaan maupun organisasi?

1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
bagi pembaca tulisan ini dan juga agar pembaca dapat mempraktekan ilmu ini dalam
kehidupan terutama saat bekerja menjadi karyawan suatu perusahaan, menjadi anggota
dalam suatu organisasi maupun sebagai manajer dalam perusahaan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen

Secara umum, pengertian manajemen merupakan suatu seni dalam ilmu dan
pengorganisasian seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan. Bisa juga
diartikan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis
agar dapat memahami mengapa dan bagaimana manusia saling bekerja sama agar
dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain maupun golongan
tertentu dan masyarakat luas.

Secara etimologis, pengertian manajemen merupakan seni untuk


melaksanakan dan mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu yang
mengajarkan proses mendapatkan tujuan dalam organisasi, sebagai usaha bersama
dengan beberapa orang dalam organisasi tersebut. Sehingga, ada orang yang
merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen yang disebut dengan
manajer.

Pengertian manajemen menurut parah ahli :

George R. Terry

Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,


penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Henry Fayol

Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, dan


pengawasan terhadap sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang efektif
dan efisien.

5
Oey Liang Lee

Manajemen adalah ilmu dan seni untuk merencanakan, mengorganisasikan,


mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi manusia dengan bantuan alat-alat
sehingga dapat mencapai tujuan.

Ricky W. Griffin

Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, proses organisasi, proses


koordinasi, dan proses kontrol terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan
efektif dan efisien.

Mary Parker Foleot

Manajemen adalah sebuah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Pengertian ini dapat diartikan sebagai fungsi seorang manajer yang mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Akan tetapi, pengertian manajemen ini bisa salah penafsiran karena ada orang lain
yang tujuannya membantu untuk menyelesaikan pekerjaan.

Federick Winslow Taylor

Manajemen adalah seni mengetahui apa yang harus dilakukan dan melihat bahwa
itu dilakukan dengan cara sekon(Mamduh Hanafi & Luis, 2015)baik mungkin.

Koontz dan Weihrich

Manajemen adalah proses merancang dan memelihara lingkungan di mana individu,


bekerja sama dalam kelompok, secara efisien mencapai tujuan yang dipilih.

Menurut, (Budi, 2009) Suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan


dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan berbagai
berbagai sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang
diinginkan

Manajemen dapat didefinisikan melalui banyak cara. Berikut ini beberapa definisi
manajemen.

6
a. Menurut, (Mamduh Hanafi & Luis, 2015) Manajemen adalah suatu proses saat
suatu kelompok orang bekerja sama mengarahkan orang lainnya untuk bekerja
mencapai tujuan yang sama

b. Manajemen adalah suatu proses bekerja sama dengan dan melalui lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan secara efisien menggunakan sumber
daya yang terbatas di lingkungan yang berubah-ubah (Kreitner).

c. Manajemen adalah koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian supaya mencapai tujuan tertentu
yang ditentukan (Sisk).

d. Manajemen adalah menciptakan lingkungan yang efektif agar orang bisa bekerja
di organisasi formal (Koontz dan O’Donnel).

e. Manajemen mencakup kegiatan yang dilakukan oleh satu atau lebih orang untuk
mengkoordinasikan kegiatan yang dilakukan oleh orang lainnya dan untuk mencapai
tujuan yang tidak bisa dicapai oleh satu orang saja (Donnelly, Gibson, dan
Ivancevich).

f. Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,


aktivitas anggota organisasi, dan kegiatan yang menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan (Stoner,
Freeman, dan Gilbert).

g. Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta


pengendalian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Jones dan George). Menurut Mary
Parker Follet, manajemen adalah seni mencapai sesuatu melalui orang lain (the art
of getting things done through the others).

7
2.2 Manajemen Dan Manajer

A. Pengertian Manajemen dan Manajer

1. Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

2. Manajer adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan,


serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

B. Berdasarkan Sebutan

1. Eksekutif adalah bagian perencanaan jangka panjang dan berorientasi pada


kesejahteraan perusahaan.

2. Manajer adalah Seseorang yang bertindak sebagai perencana,


pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan

3. Supervisor adalah  seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah


organisasi perusahaan dimana mempunyai kekuasaan untuk mengeluarkan
perintah kepada rekan kerja bawahannya.

C. Berdasarkan Posisi

1. Top management (manajemen puncak) dikenal pula dengan istilah executive


officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial
Officer).

2. Middle Management (manajemen menengah) mencakup semua manajemen


yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas

8
sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah
diantaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

3. First line management (manajemen hierarki) merupakan manajemen tingkatan


paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial
yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor),
manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor
(foreman).

D. Berdasarkan Tingkatan

1. Manajemen tingkat tinggi

Menghabiskan banyak waktu untuk perencanaan dan penentuan tujuan.

2. Manajemen tingkat madya

Menerjemahkan tujuan-tujuan ini menjadi proyek-proyek khusus untuk para


bawahan.

3. Manajemen tingkat bawah

Lebih banyak mengeluarkan waktunya untuk mengarahkan dan mengawasi


tugas-tugas

dalam proyek tersebut.

E. Fungsi Manajemen

1.Perencanaan (planning)

Fungsi perencanaan mencangkup : penetapan tujuan dan standar, penentuan


aturan dan prosedur, pembuatan rencana, dan peramalan apa yang akan terjadi.

2. Pengorganisasian (organizing)

Fungsinya meliputi : pemberian tugas yang terpisah kepada masing-masing


bawahan,membentuk bagian-bagian,mendelegasikan wewenang kepada para

9
bawahan, menetapkan jalur wewenang dan komunikasi, mengkoordinir kerja
bawahan.

3. penyusunan (staffing)

Fungsi ini meliputi : penentuan jenis orang yang perlu dipekerjakan, menarik
calon karyawan, memilih karyawan, menentukan standar kerja, menilai hasil kerja,
melatih dan mengembangkan karyawan.

4. Memimpin (leading)

Fungsinya meliputi : membuat orang lain melakukan pekerjaan,


mempertahankan moral karyawan, mendorong karyawan dalam bekerja,
menciptakan situasi psikologis yang baik.

5. Pengawasan (controlling)

Mencangkup : persiapan standar, seperti kuota penjualan, standar kualitas,


atau tingkat produksi, pengecekan untuk mengetahui hasil kerja, sesungguhnya
dibandingkan dengan standar-standar tersebut, dan pengambilan tindakan koreksi
yang diperlukan manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih
serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

F. Pendapat Para Ahli Manajemen Tentang Fungsi-Fungsi Manajemen

1) Luther Gullick ; planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting and

controlling.

2) George Terry ; planning, organizing, actuating and controlling.

3) Ernest Dale ; planning, organizing, staffing, directing, innovating, representing, and

controlling.

4) Koonts & O’Donnel ; planning, organizing, staffing, directing, and controlling.

5) Oey Liang Lee ; planning, organizing, directing, and coordinating.

6) William Newman ; planning, organizing, assembling of resources, directing, controlling.

10
7) James Stoner ; planning, organizing, leading, and controlling.

G. Karakteristik Jabatan Manager

1. Manager bekerja dibawah tekanan terus menerus dalam berbagai macam


tugas.

2. Manager sangat menyukai alat komunikasi lisan.

3. Manajemen nampaknya masih lebih bersifat seni daripada ilmiah atau


profesional.

Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa para manajer bekerja dibawah
tekanan, selalu memacu untuk mengejar batas waktu dan kuota baru. Mereka
lebih menyukai tindakan cepat, melompat dari aktivitas ke aktivitas, menanggapi
kebutuhan pada saat itu.

H. Peran Manajer

Yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan
kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran
sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.

Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai


pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.

Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai


seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi
dengan orang lain.

I. Keterampilan Manajer

1. Keterampilan konseptual (conceptional skill).

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk


membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan

11
atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu
rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses
penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang konkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan atau planning. 

2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill).


Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang
lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan
bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan,
baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill).
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat
yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program
komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
4. Keterampilan manajemen waktu.
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer
untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana waktu yang
mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyia nyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
5. Keterampilan membuat keputusan.
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara
terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah
yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer
atas (top manager). manajer harus mengimplementasikan alternatif yang
telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur
yang benar.

12
J. Perbedaan manajemen dan manajer

Manajemen

1. Seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasin, pengarahan,


pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
2. Seni, ilmu, dan prosesnya

Manajer

1. Seseorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi,


pengarah, pemotivasi, dan pengendali terhadap orang dan mekanisme
kerja untuk mencapai tujuan.
2. Orang atau pelakunya

2.3 Pengertian Organisasi

A.     Pengertian Pengorganisasian dan Organisasi


Organisasi adalah Organisasi (organization) dan pengorganisasion
(organizing) memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi
merupakan alat dan wadah atau tempat manajer melakukan kegiatan-kegiatannya
untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi organik dari manajemen dan
ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah perencanaan (planning). Dengan
demikian, antara organisasi dan pengorganisasian memiliki pengertian yang
berbeda.
James L. Gibson c.s., sebagaimana yang dikutip oleh Winardi, berpendapat
bahwa:
“…organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan
masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh
individu-individu yang bertindak secara sendiri”

13
Organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas kerjasama dua orang atau
lebih dari sesuatu yang tidak berwujud dan tidak padang bulu, yang sebagian besar
bagian silaturahmi.

B.     Perkembangan Organisasi
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa manusia adalah
makhluk sosial. Hal ini turut mendorong manusia membentuk organisasi untuk
mewujudkan cita-citanya. Karena itu, organisasi muncul ketika manusia itu
berkumpul dua orang atau lebih.
Bahkan, sebelum manusia terlahir ke muka bumi ini, benih-benih organisasi
juga telah tersirat sejak awal proses penciptaan manusia di alam rahim. Seperti yang
dijelaskan oleh ilmu kedokteran, sel sperma seorang laki-laki dikatakan normal
apabila berjumlah minimal 20 juta sel sperma. Padahal, hanya satu sel yang
dibutuhkan untuk melakukan pembuahan dengan sel telur milik sang istri. Peristiwa
ini mengisyaratkan bahwa manusia memang ditakdirkan untuk berorganisasi dalam
mencapai tujuan.
Sepanjang sejarah perkembangan manusia, juga ditemukan bukti-bukti
bahwa organisasi itu telah muncul di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan
orang-orang Yunani, kerajaan-kerajaan yang telah dibangun pada masa Romawi
juga menunjukkan bahwa mereka telah membentuk dan membangun organisasi
yang baik.
Dengan demikian, manusia dan organisasi serta aktivitasnya telah
berlangsung lama sejak ribuan tahun silam, tapi yang dibutuhkan dan perlu untuk
diketahui adalah akar perkembangan organisasi pada abad ke-18 dan ke-19.
Adam Smith, 1776; Adam Smith telah memberikan kontribusi yang sangat
penting dengan doktrin ekonominya, yaitu spesialisasi bidang kerja atau pembagian
tugas dengan berbagai argumentasi yang sangat dalam. Adam Smith memberikan
contoh pembagian tugas dengan spesialisasi bidang kerja tertentu dalam pabrik
pembuatan peniti. Ada sepuluh orang pekerja dalam pabrik tersebut, setiap orang
mempunyai tugas tertentu dengan mengerjakan suatu bagian kerja tertentu. Sepuluh
orang pekerja tersebut dapat membuat 48.000 buah peniti tiap harinya. Selanjutnya,
jika setiap pekerja mengambil kawat sendiri-sendiri kemudian meluruskannya,
membuatkan ujung batangnya, hasilnya setiap pekerja mampu membuat satu peniti
dalam satu hari. Kalau ada sepuluh pekerja maka dapat membuat sepuluh peniti

14
setiap hari. Dan spesialisasi bidang pekerjaan tertentu pada masa sekarang ini
sudah barang tentu termotivasi oleh keuntungan yang berlipat ganda dari doktrin
Adam Smith pada 2 abad silam.
Charles Babbage, 1832; Charles Babbage adalah seorang profesor
matematika dari Inggris yang telah mengembangkan sistem pembagian tugas yang
telah diartikulasikan pertama kali oleh Adam Smith. Babbage menambahkan
beberapa keuntungan dengan sistem pembagian tugas, yang telah dikemukakan
oleh Adam Smith. Selain keterampilan, menghemat waktu yang terkadang sering
disia-siakan terbuang ketika penggantian tugas satu ke tugas yang lain.
Keuntungan Tersebut yaitu :
1. Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk belajar suatu pekerjaan
2. Menghemat pemborosan material yang diperlukan dalam pelajaran pada tiap
tingkatan.
3.  Memungkinkan untuk menghasilkan tingkat keterampilan yang tinggi.
4. Memungkinkan kemampuan untuk membandingkan keterampilan seseorang
dan bakat fisik dengan tugas-tugas tertentu.
Robert Owen, 1825; Robert Owen adalah orang periling dan berjasa dalam
sejarah perilaku organisasi karena ia adalah seorang industrialis pertama yang
mengingatkan bagaimana sistem pabrik yang sedang tumbuh dan berkembang telah
merendahkan para pekerja. Ia menolak praktik-praktik kekerasan yang ia lihat di
pabrik-pabrik, seperti anak yang bekerja di bawah umur 10 tahun, 13 jam kerja tiap
hari dengan kondisi kerja yang menyedihkan. Owen menjadi seorang reformer, ia
mengecek para pemilik pabrik yang memperlakukan peralatan lebih baik
dibandingkan dengan para karyawannya, ia mengkritik mereka yang membeli mesin
dengan harga mahal sementara membayar para pekerja yang menjalankan mesin
tersebut dengan harga sangat murah. Owen mengatakan bahwa mempergunakan
uang untuk meningkatkan para pekerja merupakan salah satu investasi terbaik yang
menjadi pilihan para eksekutif bisnis, ia mengklaim bahwa memperlihatkan concern
kepada para karyawan akan sangat menguntungkan untuk manajemen dan
membebaskan kesengsaraan manusia.
Untuk ukuran zaman Owen ia tentu sangat idealis tapi seratus tahun setelah
tahun 1825 ditetapkan jam kerja untuk semua, undang-undang perburuhan anak,
pendidikan untuk umum, perusahaan memberikan makan pada waktu

15
C.     Perubahan Organisasi
Di dalam lingkungan makro, seperti Anda kenali, terjadi berbagai perubahan
yang bersifat alami, seperti siklus hidup atau life-cycle. Di dalam contoh kita,
perusahaan di kota kecil tadi mengalami perubahan siklus yang tidak disadari oleh
pemilik dan seluruh stafnya. Mereka sudah berada di tahap puncak
pertumbuhannya. Perubahan-perubahan alami serupa ini terjadi pada hidup pribadi
Anda, seorang pemimpin, pengikut, atau orang-orang lain yang terkait dengan
organisasi atau komunitas kita. Perubahan serupa ini terjadi pula dengan sebuah
kota, teknologi, pola pikir, suatu masyarakat, bahkan agama sekalipun. Misalnya,
pemahaman tentang dunia yang dianggap sebagai suatu piring datar dan memiliki
tepi, kini sudah usang.
Demikian pula pandangan tentang bumi sebagai pusat tata surya. Lebih
abstrak lagi, paham yang membedakan manusia sebagai kafir atau beriman, kini
semakin banyak ditinggalkan orang dan digantikan dengan paham baru bahwa
semua manusia saling terkait dan unik dalam paradigma masing-masing.
Apa yang harus seorang pemimpin lakukan terhadap perubahan alamiah itu?
Terhadap perubahan yang mengikuti siklus hidup tadi, seorang pemimpin perlu
senantiasa meneliti dan mempelajari pada tahap mana dari siklus itu ia dan
pengikutnya berada. Akan sangat fatal bila ia mengira bahwa organisasinya masih
berada pada tahap pertumbuhan yang membutuhkan banyak dana, padahal mereka
sudah berada pada tahap uzur dimana dana justru harus dihemat. Disamping itu, ia
perlu meneliti kalau-kalau cara memimpinnya tidak lagi cocok untuk suatu tahap
baru dari kehidupan organisasinya.

D.    Mengorganisasikan  Dunia Kerja


Manajemen dan organisasi sangat berhubungan erat, manajemen merupakan
atau berarti sebagai kepemimpinan, sedangkan dalam organisasi juga terdapat
kepemimpinan. Dengan demikian untuk menyusun organisasi yang baik dan dapat
mencapai tujuan diperlukan manajemen yang baik juga.
Pada dasarnya Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik
secara ketat (peranan,prosedur,dan prinsip).namun keterampilan dalam mengatur
segala aspek dalam organisasi sangat diperlukan dalam mengatur tata kerja sesuai
suatu tujuan,jika tujuan ingin tercapai dengan semaksimal mungkin.

16
Hubungan dari manajemen, organisasi, dan tata kerja adalah organisasi
secara keseluruhan atau sebagai suatu keseluruhan memerlukan manajemen untuk
mengatur sistem tata kerja. Pendekatan manajer individual untuk pengawasan
sangat disarankan namun harus sesuai dengan situasi yang sedang berlangsung.
Ciri-ciri organisasi yaitu:
1. Terdapat komponen ( atasan dan bawahan)
2. Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
3. Ada tujuan
4. Ada sasaran
5. Ada keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
6. Ada pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
Karena itu organisasi dapat dikatakan sebagai sekumpulan orang-orang yang
disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama, Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih, atau
organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama,
organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

2.4 Desain Atau Struktur Bentuk Organisasi

A. Desain Organisasi
1. Pengertian Desain Organisasi
Menurut para ahli desain organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai
hasil dari berbagai keputusan dan tindakan para (Ivancevich, Konopaske, dan
Matteson, 2007:236).
Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan
di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi
secara total (Griffin, 2004:352).
Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek- aspek
struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi
mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan bersama (Wisnu dan Nurhasanah, 2005:11).

17
Beberapa pengertian tersebut dapat diketahui bahwa desain organisasi merupakan
proses memilih dan mengelola segala aspek-aspek dalam organisasi sehingga
menciptakan suatu struktur organisasi tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
2. Jenis Desain Organisasi
Menurut (Robbins dan Judge 2008:224) ada tiga desain organisasi yang
lazim digunakan, yakni:
1) Struktur Sederhana
Sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang
rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada
seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling
banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil dimana manajer dan
pemilik adalah orang yang satu dan sama.
Kekuatan-kekuatan dari desain organisasi ini antara lain:
1. Sederhana.
2. Cepat.
3. Fleksibel.
4. Tidak mahal untuk dikelola.
5. Akuntabilitasnya jelas.

Kelemahan-kelemahan dari desain organisasi ini sebagai berikut:


1. Sulit dijalankan dimanapun selain di organisasi kecil
2. formalisasinya rendah dan sentralisasinya tinggi cenderung
menciptakan
3. kelebihan beban informasi di puncak.
4. Berisiko, segalanya bergantung pada satu orang saja
2) Birokrasi
Sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal,
tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan
pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
Kekuatan-kekuatan desain organisasi ini antara lain:
1. Mampu menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara
sangat efisien.

18
2. Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen-departemen
fungsional menghasilkan skala ekonomi.
3. Duplikasi yang minim pada personel dan peralatan. 4. Karyawan
yang memiliki kesempatan untuk berbicara ”dengan bahasa yang
sama” di antara rekan-rekan sejawat mereka.
Kelemahan-kelemahan dalam desain organisasi ini sebagai berikut:
1. Spesialisasi dalam birokrasi bisa menciptakan konflik-konflik sub
unit.
2. Tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan
organisasi.
3. Birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi
masalah-masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah
ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
3) Struktur Matriks
Sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.
Kekuatan-kekuatan dari desain organisasi ini antara lain:
1. Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi koordinasi manakala
organisasi tersebut memiliki banyak aktivitas yang rumit dan saling
bergantung.
2. Matriks memudahkan penempatan para spesialis secara efisien.
3. Matriks mencapai keuntungan skala ekonomi dengan cara
menyediakan sumber-sumber daya terbaik maupun cara yang efektif
bagi organisasi untuk memastikan penggunaan sumber daya secara
efisien.
3. Bentuk Desain Organisasi
Bentuk dari desain organisasi ini ditentukan oleh tingkat formalisasi yang
dilakukan, tingkat sentralisasi dalam organisasi, kualifikasi karyawan, span
of control yang ada serta komunikasi dan koordinasi yang ada dalam
organisasi. Bentuk desain organisasi menurut Robbins (2003:136) terdiri
dari:
1) Organic
Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini
terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi

19
yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk
melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang
sempit serta adanya komunikasi horizontal dalam organisasi.
2) Mostly Organic
Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan
sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu
diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini.
Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar
serta lebih banyak komunikasi horizontal yang bersifat verbal dalam
organisasi tersebut.
3) Mechanistic
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu:
adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi,
training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting,
ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat
vertikal dan tertulis.
4) Mostly Mechanistic
Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan
sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang
bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta
terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut.
4. Dimensi Desain Organisasi
Menurut Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1) Dimensi Struktural
Merupakan dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari
organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan
membandingkan organisasi.
2) Dimensi Kontekstual
Merupakan dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu
organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang
mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi.

20
5. Proses dalam Desain Organisasi
Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007:236) dalam
desain organisasi terdapat empat proses yang harus dilakukan, yaitu:
1. Pembagian Kerja
Pembagian kerja adalah proses membagi pekerjaan menjadi
jabatan-jabatan spesifik untuk memaksimalkan manfaat spesialisasi.
Keuntungan ekonomis dari pembagian pekerjaan menjadi
jabatan-jabatan khusus merupakan alasan historis utama yang
mendasari penciptaan organisasi.
2. Departementalisasi
Alasan - alasan untuk mengelompokkan pekerjaan - pekerjaan
tergantung pada kebutuhan untuk mengkoordinasikan
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Pekerjaan - pekerjaan spesialisasi
dipisahkan satu sama lain, saling berhubungan dengan keseluruhan
tugas, dan pencapaian keseluruhan pekerjaan membutuhkan
pencapaian setiap pekerjaan. Tetapi pekerjaan -pekerjaan tersebut
harus dilakukan dengan cara dan urutan tertentu, sesuai dengan yang
dikehendaki pihak manajemen ketika pekerjaan tersebut disusun.
3. Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang adalah proses pembagian kewenangan
dari atas ke bawah di dalam suatu organisasi. Para manajer akan
memutuskan seberapa besar kewenangan yang seharusnya
didelegasikan kepada setiap jabatan dan pemegang jabatan.
Pendelegasian wewenang mengacu secara khusus pada kewenangan
mengambil keputusan.
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada
atasan. Rentang ini merupakan satu faktor yang mempengaruhi bentuk
dan tinggi suatu struktur organisasi. Pertimbangan yang penting dalam
menentukan rentang kendali seorang manajer bukanlah jumlah
hubungan yang mungkin terjadi, melainkan frekuensi dan intensitas
hubungan yang sebenarnya.

21
B. Struktur Organisasi
1. Pengertian Struktur Organisasi
Pengertian struktur organisasi adalah pola-pola tugas dan hubungan tugas yang
telah ditetapkan, alokasi aktivitas pada sub-sub unit yang terpisah, distribusi
kewenangan antara posisi administrasi, dan jaringan komunikasi formal.
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi,
pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan
hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi.
Dimana struktur organisasi digambarkan dalam bentuk skema organisasi atau
organigram, yaitu suatu lukisan grafis yang menjelaskan berbagai hubungan
organisatoris, baik vertikal maupun horizontal, antar bagian maupun antar individu.
Dengan kata lain organigram memberikan gambaran tentang struktur personalia,
yakni penerapan individu pada posisi-posisi yang ada dalam suatu organisasi. Hal ini
dimaksudkan siapa yang memegang tampuk pimpinan dan kepada siapa tugas,
wewenang, tanggung jawab serta posisi diberikan.
2. Bentuk Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi
terdapat lima jenis bentuk struktur utama organisasi, bentuk struktur organisasi
tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi
lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan
langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan. Pengertian bentuk
organisasi sering disamakan dengan tipe organisasi, padahal
keduanya berbeda.
2) Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)
Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi
dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan
komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan
dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan

22
keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan.
Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan
dari para staf. Tugas para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran
saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan
kebijaksanaannya.
3) Bentuk Organisasi Fungsional
Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun
berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada
tipe organisasi ini, masalah pembagian kerja mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada
“spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya
mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan
spesialisasinya.
4) Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan
fungsional, biasanya diterapkan pada organisasi besar serta
kompleks. Pada tingkat Dewan Komisaris (board of director)
diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat
middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional. Organisasi ini
dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan
kelemahan dari ketiga tipe organisasi tersebut.
5) Bentuk Organisasi Komite
Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai
wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite
(panitia = committees organization) mengutamakan pimpinan, artinya
dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif presidium atau plural
executive” dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat juga
bersifat formal atau informal, komite-komite itu dapat dibentuk
sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan
tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus.

23
C. Jenis – jenis Organisasi

1. Organisasi Formal atau Legal


Merupakan organisasi yang terdaftar dan diakui serta memiliki landasan
hukum tertentu, misalnya organisasi pemerintahan, perusahaan negara,
partai politik, organisasi masyarakat (ormas), lembaga internasional atau
institusi pendidikan.

2. Organisasi Internasional
Adalah suatu organisasi lintas negara yang melibatkan dua atau lebih
negara dalam suatu tujuan, misalnya organisasi internasional PBB. Oleh
karena itu, pengertian organisasi internasional menjadi lebih luas dan tak
terbatas pada area saja seperti ASEAN (khusus negara Asia Tenggara) atau
Uni Eropa (khusus negara Eropa), tapi juga pada suatu tujuan tertentu seperti
OPEC (khusus negara penghasil minyak).

3. Hybrid Organization
Yaitu yang bekerja di sektor publik dan privasi, di mana organisasi jenis ini
juga melaksanakan tugas publik, namun juga mengembangkan aktivitas
untuk mencari keuntungan.

4. Organisasi Informal atau Voluntary Association


Merupakan organisasi yang terdiri dari relawan yang memiliki tujuan tertentu
misalnya komunitas, forum, fanbase atau klub tertentu.

5. Organisasi Rahasia atau Ilegal


Merupakan organisasi yang didirikan tanpa izin yang cenderung bersifat
merusak misalnya seperti organisasi kriminal, secret society atau organisasi
pemberontakan.

C. Hubungan Desain Dalam Struktur Organisasi


Struktur dan desain organisasi bagaikan dua sisi mata uang yang sulit
dipisahkan. Desain diperlukan untuk mempertimbangkan konstruksi dan

24
mengubah struktur organisasi untuk mencapai sebuah tujuan. (Torang (2013:
93). Ada empat prinsip-prinsip pokok desain organisasi, yaitu:
1. Struktur harus disertai dengan strategi yang baik sehingga tercapai tujuan
organisasi;
2. Pembagian struktur berdasar kebutuhan organisasi dan hendaknya diisi
oleh petugas yang ahli di bidangnya;
3. Tingkat hirarki dalam struktur hendaknya jelas dan menghindari mata rantai
struktur organisasi yang rumit;
4. Rentang kendali (kontrol) harus dirujuk kepada peningkatan kualitas
organisasi,
5. pelayanan dan kesejahteraan pegawai. Alat yang digunakan untuk
pengontrolan tidak lagi bersifat tradisional tetapi melalui teknologi informasi

6. atau jaringan komputer. Penggunaan teknologi informasi jauh lebih efisien


dan efektif jika dibanding dengan pengawasan tradisional. (Torang (2013:
93-95) Era modern keliatan struktur organisasi modern sudah beralih
pengawasan melalui sistem informasi karena lebih canggih, akurat, efektif
dan dapat menjangkau seluruh elemen organisasi.

D. HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan
peran/standar tertentu dari organisasi tempat individu itu bekerja. Kinerja juga
merupakan hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seorang dalam
tugasnya. ((Yusuf et al..,(2017) ; (( Layaman & Nidak, (2016).
Kinerja Karyawan adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan perkembangan bisnis perusahaan adalah wujud performa atau
kinerja. Karyawan memiliki peranan yang sangat penting pada kesuksesan
dan perkembangan perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan harus bisa memantau kinerja setiap
karyawannya apakah mereka sudah mampu menjalankan tugas dan juga
kewajibannya dengan baik sesuai harapan ataukah tidak. Penilaian kinerja ini
berperan penting dalam menentukan kerjasama dengan pihak karyawan.

25
Struktur organisasi dapat mempunyai dampak yang berarti dalam kinerja
organisasi jangka panjang. Struktur organisasi juga menjadi suatu faktor yang
bahkan lebih penting lagi dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam
dasawarsa yang akan datang. Hal ini berkaitan dengan hasil kinerja karyawan
baik secara individual, kelompok maupun organisasi agar dapat
meningkatkan efisiensi perusahaan dan memungkinkan organisasi bekerja
lebih baik, sehingga kinerja perusahaan meningkat.
Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen
dalam mencapai tujuannya. Pengaruh struktur organisasi terhadap
kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang
sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan
dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai
desain organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka
kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational
structure).
Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing ke arah
efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang
dibutuhkan dalam meraih tujuan organisasi.

2.5 Proses Perencanaan


A. Pengertian Perencanaan
Pengertian Perencanaan adalah cara berpikir mengenai persoalan-persoalan
sosial dan ekonomi, terutama berorientasi pada masa datang, berkembang dengan
hubungan antara tujuan dan keputusan – keputusan kolektif dan mengusahakan
kebijakan dan program.
Dalam proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi
perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita
melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.

26
Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and relating
of fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and
formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result”.

Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:

-Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan
keterangan konkret.
-Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran,
imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
-Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut
tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu
kelancaran usaha.

Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang
sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta
bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu

Beberapa ahli lain merumuskan perencanaan sebagai mengatur sumber-sumber


yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan penyesuaian
hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan
datang. Definisi lain dari perencanaan adalah pemikiran hari depan, perencanaan
berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur yang formal untuk
memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut sistem yang
terintegrasi.

Menurut Wilson, Pengertian Perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau


merubah suatu keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau
oleh orang/badan yang diwakili oleh perencanaan itu. Perencanaan itu meliputi :
Analisis, kebijakan dan rancangan.

27
1. Ciri-ciri pokok dari perencanaan 
Ciri-ciri Umum mencakup serangkaian tindakan berurutan yang ditujukan pada
pemecahan persoalan-persoalan di masa datang dan semua perencanaan
mencakup suatu proses yang berurutan yang dapat diwujudkan sebagai konsep
dalam sejumlah tahapan.

Karena tindakannya berurutan, berarti ada tahapan yang dilalui dalam


perencanaan, antara lain :

1.Identifikasi Persoalan;
2.Perumusan tujuan umum dan sasaran khusus hingga target-target yang
kuantitatif;
3.Proyeksi keadaan di masa akan datang;
4.pencarian dan penilaian berbagai alternatif;
5.penyusunan rencana terpilih.

1. Syarat-Syarat perencanaan yang baik :


Suatu perencanaan yang baik tentunya harus dirumuskan. Perencanaan yang baik
paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi,yaitu faktual atau
realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif.
-Faktual atau realistis. Artinya bahwa perencanaan yang akan ditetapkan oleh
organisasi harus sesuai dengan fakta dan kondisi tertentu yang akan di hadapi oleh
organisasi.
-Logis dan rasional. Artinya bahwa perencanaan yang akan dirumuskan dapat
diterima oleh akal (logis) dan rasional sehingga dapat di dilaksanakan.
-Fleksibel. Artinya bahwa perencanaan yang baik bersifat fleksibel dan tidak kaku.
Perencanaan tersebut harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
terjadi dimasa mendatang.
-Komitmen Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen
terhadap seluruh anggota organisasi untuk dapat bersama-sama berupaya
mewujudkan tujuan organisasi.
-Komprehensif. Artinya bahwa perencanaan yang baik harus menyeluruh dan
mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tidak langsung
terhadap organisasi. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan satu bagian

28
saja, akan tetapi juga mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian
lain dalam organisasi tersebut.

2. Syarat-syarat perencanaan tersebut ada karena :


1. Limitasi dan kendala;
2. Motivasi dan dinamika;
3. Kepentingan bersama;
4. Norma-norma tertentu

3. Faktor-faktor dasar perencanaan :


1. Sumber daya (alam, manusia, modal, teknologi);
2. Ideologi dan falsafah;
3. Sasaran dari tujuan pembangunan;
4. Dasar Kebijakan;
5. Data dan metode;
6. Kondisi lingkungan, sosial, politik dan budaya.

Perencanaan terjadi pada semua kegiatan. Perencanaan merupakan proses awal


dimana manajemen memutuskan  tujuan dan cara pencapaiannya. Perencanaan
adalah hal yang sangat esensial karena dalam kenyataannya perencanaan
memegang peranan lebih bila dibanding dengan fungsi-fungsi manajemen yang
lainnya, yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dimana
fungsi-fungsi manajemen tersebut sebenarnya hanya merupakan pelaksanaan dari
hasil sebuah perencanaan

Berikut ini adalah pengertian dan definisi perencanaan:


Perencanaan adalah suatu proses yang tidak pernah berakhir. Apabila sebuah
rencana telah ditetapkan, maka dokumen menyangkut perencanaan terkait harus
diimplementasikan Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan
pengambilan keputusan tentang "apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan
oleh siapa.

29
1.  DEACON; Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan
yang bersifat pokok, yang dipandang paling penting dan yang akan
dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
2.  DRUCKER Perencanaan adalah suatu proses yang diorganisasi dan
dilaksanakan secara sistematis dengan menggunakan pengetahuan yang ada
sesuai keputusan yang telah ditetapkan bersama
3.  GOETZ; Perencanaan adalah kemampuan memilih satu kemungkinan dari
berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk
mencapai tujuan.
4.  ANONIM; Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang disusun
secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan . diputuskan
bersama
5.  GEORGE PICKETT & JOHN J. HANLON; Perencanaan adalah proses
menentukan bagaimana mencapai suatu tujuan begitu tujuan itu ditetapkan
6.  STONER ; Perencanaan adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan
yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Perencanaan adalah proses
menetapkan sasaran atau tujuan dan tindakan yang perlu untuk mencapai
tujuan (goal) tersebut
7.  CUNINGHAM; Perencanaan adalah menyelesi dan menghubungkan
pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang
dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan,
urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
diterima dan digunakan dalam penyelesaian
8.  HUSEIN UMAR; Perencanaan merupakan kegiatan atau proses membuat
rencana yang kelak dipakai perusahaan dalam rangka melaksanakan
pencapaian tujuannya

B. Fungsi Perencanaan
1. Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan.
Perubahan-perubahan yang terjadi membawa ketidakpastian bagi organisasi.
Kadang perubahan tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan akan tetapi tidak
jarang perubahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

30
Ketidakpastian inilah yang harus diminimalisasikan, dengan adanya perencanaan,
ketidakpastian yang akan terjadi di kemudian hari diantisipasi sebelumnya.

2. Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya


Setiap organisasi pasti membutuhkan sumber daya, dengan adanya perencanaan,
sebuah organisasi di awal sudah melakukan perencanaan mengenai penggunaan
sumber daya sehingga diharapkan tidak terjadi pemborosan dalam hal penggunaan
sumber daya yang ada sehingga organisasi tersebut bisa meningkatkan tingkat
efisiensinya.

3. Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas.


Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas
yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi
pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan
berusaha membandingkan antara tujuan yang telah ditetapkan dengan realita di
lapangan, dan mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi,
sehingga bisa mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki
kinerja perusahaan.

C. Jenis Perencanaan
Perencanaan mencakup banyak variasi antara lain:
1. Misi atau Maksud (Mission atau Purpose)
Di dalam masyarakat, setiap entitas mempunyai peran sendiri. Peranan
tersebut kemudian menentukan misi atau maksud dari keberadaan mereka dalam
masyarakat tersebut. Kalau mereka tidak mempunyai misi atau maksud
keberadaan, maka entitas tersebut tidak akan mempunyai eksistensi dalam suatu
masyarakat. Misi entitas bisnis biasanya memproduksi dan/atau mendistribusikan
barang atau jasa ekonomis
(2)   Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir dimana aktivitas atau kegiatan organisasi
diarahkan atau ditujukan. Tujuan merupakan rencana organisasi yang paling
dasar. Suatu organisasi secara keseluruhan mempunyai suatu tujuan, kemudian
bagian-bagian dalam organisasi tersebut juga mempunyai tujuan masing-masing,

31
akan tetapi tujuan dari masing-masing bagian tersebut harus menyumbang atau
mendukung tujuan organisasi secara keseluruhan.
(3) Strategi
Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan
organisasi melalui alternatif pemilihan tindakan yang diperlukan dan alokasi
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
(4) Kebijakan
Kebijakan juga merupakan rencana karena merupakan pernyataan atau
pemahaman umum yang membantu mengarahkan pengambilan keputusan,
khususna cara berfikirnya bukan aksinya. Seringkali kebijakan merupakan
pernyataan tidak tertulis.
(5) Prosedur
Prosedur juga merupakan rencana karena menetapkan cara penanganan
suatu aktivitas di masa mendatang. Prosedur lebih mengarahkan tindakan,
bukannya mengarahkan cara berpikir. Prosedur menjelaskan secara detail
bagaimana suatu aktivitas harus dilakukan.
(6) Aturan
Aturan merupakan rencana yang dipilih dari beberapa alternatif, dan harus
dilakukan, atau tidak dilakukan. Aturan mengharuskan tindakan tertentu yang
spesifik dikerjakan, atau tidak dikerjakan, tergantung situasi yang dihadapi. Aturan
berkaitan dengan prosedur karena aturan mengarahkan tindakan, tetapi tidak
menyebutkan urutan waktu.
(7)  Program
Program merupakan jaringan yang kompleks yang terdiri dari tujuan,
kebijakan, prosedur, aturan, penugasan, langkah-langkah yang harus dilakukan,
alokasi sumber daya dan elemen lain yang harus dilakukan berdasarkan alternatif
tindakan yang dipilih. Biasanya modal dan anggaran dipakai untuk mendukung
program.
(8) Anggaran
Anggaran adalah merupakan rencana yang dinyatakan dalam
angka-angka. Anggaran disamping merupakan alat perencanaan, juga
merupakan alat pengendalian.

32
D. Proses Perencanaan
Proses perencanaan bisa dilihat pada bagan berikut:Proses perencanaan
dimulai dengan mempelajari lingkungan eksternal organisasi, kemudian
dilanjutkan dengan misi, turun lagi ke tujuan organisasi. Tujuan organisasi
merupakan kunci efektivitas organisasi.
Tujuan mempunyai beberapa fungsi:

(1)   Tujuan memberikan dan menentukan arah kemana organisasi harus


bergerak.
(2)   Tujuan dan proses penetapan tujuan akan mempengaruhi perencanaan.
(3)   Tujuan dapat berfungsi sebagai alat motivasi karyawan.

Berdasarkan tujuan organisasi, perencanaan dapat dikelompokkan ke dalam 3


jenis perencanaan, yaitu:

(1)   Perencanaan Strategis


Perencanaan strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5
tahun) untuk mencapai tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah
organisasi secara keseluruhan. Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana
secara umum yang menggambarkan alokasi sumberdaya, prioritas, dan langkah
yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Tujuan strategis biasanya
ditetapkan oleh manajemen puncak.
(2)   Perencanaan Taktis
Perencanaan taktis ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, yaitu untuk
melaksanakan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana ini mempunyai
jangka waktu yang lebih pendek (1 – 5 tahun) dibandingkan dengan rencana
strategis. Perencanaan taktis biasanya dibuat oleh manajemen puncak dan
manajemen menengah.
Tujuan taktis biasanya diturunkan dari tujuan strategis. Sebagai contoh,
suatu perusahaan mempunyai rencana strategis menstabilkan suplai bahan
baku. Rencana taktis kemudian dikembangkan melalui pembelian bahan baku
dari perusahaan penyuplai bahan baku.

(3)   Perencanaan Operasional

33
Perencanaan operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai
fokus yang lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun)
dan melibatkan manajemen tingkat bawah.

Ada 2 jenis rencana operasional:

a.  Rencana Tunggal (sekali pakai)


Rencana tunggal adalah rencana yang dilakukan sekali pakai, sebagai
contoh ketika perusahaan merencanakan ekspansi, pembuatan pabrik baru,
penarikan tenaga kerja baru dan lainnya.
b.Rencana Standing
Rencana standing adalah rencana yang bisa dipakai berulang-ulang.
Rencana standing bisa menghemat waktu dan tenaga karena rencana ini bisa
diterapkan pada situasi yang sama.

E.Perencanaan Situasional
Perencanaan situasional merupakan perencanaan yang memasukkan alternatif
perencanaan yang berbeda. Dapat dikatakan perencanaan situasional adalah
perencanaan cadangan, apabila rencana A tidak berhasil karena adanya
sebab-sebab tertentu maka rencana B dapat dilaksanakan.
Tahap pertama adalah melakukan perencanaan seperti biasanya, yang kemudian
dikembangkan dengan mempertimbangkan kejadian-kejadian situasional. Dalam
tahap kedua, perencanaan dilaksanakan, kejadian situasional secara formal
diidentifikasikan/dirumuskan. Indikator kejadian situasional dirumuskan/ditentukan.
Jika indikator tersebut menunjukkan terjadinya kejadian situasional, alternatif
rencana situasional dilakukan. Jika tidak ada kejadian situasional, perencanaan
yang semula yang dilakukan.
Kejadian situasional yang dipilih merupakan kejadian yang diperkirakan
mempunyai efek (dampak) yang paling serius terhadap pelaksanaan rencana
organisasi. Perencanaan situasional terutama bermanfaat untuk organisasi dengan
lingkungan yang dinamis, dimana ketidakpastian dan perubahan merupakan
fenomena yang umum dalam lingkungan tersebut.

34
F. BEBERAPA ALAT BANTU BAGI PERENCANAAN
Beberapa alat analisis atau model yang bisa dipergunakan untuk membantu proses
perencanaan antara lain Bagan Arus (Flowchart), Bagan Gantt (Gantt Chart) dan
Jaringan PERT (PERT Network)
(1)   Perencanaan dengan Flowchart
Pendekatan Flowchart ini biasanya dipakai oleh mereka yang
mendalami teknik komputer, teknik atau sistem informasi. Namun pendekatan
ini bisa juga dipakai dalam dunia manajemen. Flowchart adalah model grafis
yang menunjukkan model sistem yang menggambarkan kejadian yang
berkesinambungan dan keputusan ya atau tidak.
Contoh Flowchart untuk pembelian buku bacaan
(2)   Penjadwalan Melalui Gantt Chart
Penjadwalan adalah salah satu bagian penting dalam perencanaan.
Ketika kegiatan organisasi begitu banyak dan berkesinambungan satu dengan
yang lainnya, Gantt Chart pada dasarnya membantu manajer untuk dapat
mengaturnya melalui proses penjadwalan. Jadi Gantt Chart adalah teknik
penjadwalan secara grafis atas berbagai rencana kegiatan.
Contoh Gantt Chart
(3)   Perencanaan dengan PERT
PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technique.
PERT merupakan alat Bantu perencanaan melalui penjadwalan dan
penggambaran rencana kerja secara kronologis dan berkelanjutan bagi
pekerjaan yang sifatnya tidak rutin, berskala besar maupun kompleks.

Ada 4 konsep yang harus dipahami dalam PERT yaitu:


o Event atau kejadian
Indikator dari performa pekerjaan baik sebelum maupun sesudah
pekerjaan dilakukan sekaligus juga menunjukkan apakah suatu pekerjaan
lain dapat dilakukan atau sebaliknya berdasarkan indikator ini.
o Activity atau kegiatan
Bagian dari berbagai pekerjaan yang sedang dalam pengerjaan
dari keseluruhan pekerjaan yang berkesinambungan.
o Time atau waktu

35
Menunjukkan perkiraan waktu pengerjaan dari keseluruhan
kegiatan sebagaimana diatur dalam jaringan PERT.
o Critical Path atau indikator kritis
Menunjukkan waktu kritis bagi pengerjaan kegiatan dalam
kerangka path yang dapat diterima atau menunjukkan batas toleransi
akan suatu pekerjaan yang dilaksanakan.

G. Hambatan Dalam Perencanaan


Perencanaan dan penetapan tujuan mempunyai kemungkinan hambatan. Selain itu,
sering pula pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Keadaan ini bisa timbul karena:
(1)   Kurang pengetahuan tentang organisasi;
(2)   Kurang pengetahuan tentang lingkungan;
(3)   Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif;
(4)   Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang;
(5)   Biaya;
(6)   Takut gagal;
(7)   Kurang percaya diri;
(8)   Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.
Menurut Stoner James (1988) ada 2 jenis hambatan utama terhadap
pengembangan rencana  yang efektif. Pertama, adalah perlawanan internal para
calon perencana terhadap penetapan sasaran dan penyusunan rencana untuk
mencapainya. Kedua, yang terdapat di luar perencana, yaitu keengganan dan
menolak rencana yang membawa perubahan dalam organisasi.

H. Cara Mengatasi Hambatan


Beberapa cara untuk mengatasi hambatan dalam perencanaan:
(1)      Melibatkan para pegawai, terutama mereka yang terkena pengaruh dalam
proses perencanaan.
(2)      Memberikan banyak informasi kepada para pegawai tentang rencana dan
kemungkinan akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya
perubahan, manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan untuk
pelaksanaan yang efektif.

36
(3)       Mengembangkan suatu pola perencanaan dan penetapan yang efektif,
suatu “track record” yang berhasil mendorong kepercayaan kepada para
pembuat rencana serta menyebabkan rencana baru tersebut diterima.
(4)       Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan terhadap
para anggota organisasi dan memperkecil gangguan yang tidak perlu.

2.6 Pengelolaan Perubahan Dan Inovasi Organisasi

A. Pengertian Perubahan Dan Pengembanagan Organisasi


Organisasi adalah jika ada aktivitas atau kegiatan yang dikerjakan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan dilakukan oleh dua orang atau
lebih dan bukan satu orang. Jika kegiatan itu dilakukan oleh satu orang maka itu
bukan organisasi.
Menurut KBBI Perubahan adalah pertukaran atau peralihan maksudnya perbaikan
aktivitas yang dimana keadaan sekarang akan menuju sebuah keadaan yang
diharapkan. Menuju sebuah masa yang akan datang. Dimana keadaan tersebut
akan menjadi lebih baik.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral sesuai kebutuhan melalui pendidikan dan pelatihan.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan organisasi perubahan dalam suatu


organisasi, seperti menambahkan orang baru, memodifikasi suatu program dan
lain-lain. Sedangkan pengembangan organisasi adalah merupakan cara pendekatan
terhadap perubahan yang berjangka panjang dan lebih luas ruang lingkupnya
dengan tujuan untuk menggerakan sebuah organisasi ke arah tingkat fungsional
yang lebih tinggi .

B. Tujuan Perubahan Organisasi


Perubahan dilakukan untuk mengatasi krisis yang akan dihadapi organisasi,
terutama krisis pada masa yang akan datang. Krisis dalam organisasi biasanya
terjadi disebabkan karena kurang adaptifnya organisasi menghadapi berbagai
perubahan, baik perubahan individual jajaran organisasi, krisis internal organisasi
maupun krisis yang disebabkan faktor eksternal organisasi. Krisis dalam organisasi

37
disadari setelah berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan.
Kinerja organisasi yang mengalami stagnasi akan membuat para manajer dalam
organisasi melakukan analisis untuk mengetahui apa yang menyebabkan krisis. 

Setelah krisis berhasil diidentifikasi, seharusnya manajemen organisasi tidak


menjadikan krisis sebagai penghalang yang akan memperlambat gerak organisasi,
atau mengartikan krisis sebagai faktor negatif, tetapi justru melakukan perbaikan
sehingga manajemen organisasi dapat mengatasi krisis sehingga lebih efektif upaya
mempertegas tujuan dan sasaran yang akan dicapai organisasi (Amiruddin Siahaan
dan Lius Zen, 2012:44-45).
Keterlibatan seluruh jajaran organisasi dalam memahami apa tujuan perubahan
bukanlah hanya sekedar meyakinkan pentingnya perubahan bagi organisasi, tetapi
yang lebih penting lagi adalah meyakinkan jajaran organisasi bahwa perubahan
yang dilakukan berimplikasi luas terhadap kesejahteraan siapa saja yang berada
dalam organisasi.

Dapat dikatakan bahwa perubahan dalam organisasi pada dasarnya adalah: 1).
Meningkatkan efektivitas organisasi; 2). Meningkatkan kesejahteraan seluruh jajaran
organisasi; 3). Berorientasi kepada masa depan; 4). Mendekatkan diri pada
pelanggan atau pengguna jasa organisasi.

Kemampuan organisasi melakukan perubahan adalah agar organisasi berfungsi


dalam mencapai tujuan atau sasaran organisasi. Walaupun dalam mencapai tujuan
tersebut, bukan hanya kepentingan organisasi tetapi juga untuk kepentingan individu
yang ada di dalam organisasi. Individu yang ada dalam organisasi adalah orang
yang sangat berkepentingan tentang kinerja organisasi, walaupun harus disadari,
kinerja organisasi sangat ditentukan oleh kinerja setiap individu tersebut. Hubungan
antara organisasi dengan orang yang ada dalam organisasi bersifat mutual simbolik.

Manajer yang baik dalam organisasi adalah yang bisa meyakinkan bahwa
kepentingan individu akan terpenuhi oleh organisasi, tetapi pada saat yang
bersamaan meyakinkan anggota bahwa kepentingan tersebut akan terpenuhi secara
efektif jika setiap individu memberikan kinerja yang juga tinggi terhadap organisasi.
Karena itu kinerja organisasi ditentukan kontribusi setiap anggota organisasi.

38
C. Sumber Sumber Pendorong Perubahan Organisasi
Sumber-sumber yang dapat mendorong adanya perubahan dalam organisasi antara
lain:

1. Lingkungan. Perubahan organisasi seringkali dipengaruhi oleh perubahan


lingkungannya. Lingkungan umum organisasi dalam masyarakat meliputi
faktor-faktor teknologi ekonomi, hukum, politik dan kebudayaan.

2. Sasaran dan nilai. Dorongan lain untuk perubahan datang dari modivikasi
sasaran organisasi. Perubahan nilai juga penting, karena menyebabkan
perubahan sasaran.

3. Teknik. Sistem teknik jelas merupakan suatu sumber perubahan organisasi.


Perubahan teknik ini meliputi bentuk dan fungsi suatu produk atau jasa,
disamping proses transformasi yang dipakai oleh organisasi itu.

4. Struktur. Sumber lain perubahan organisasi oleh subsistem struktur.


Perubahan-perubahan dan sistem berbagai subsistem yang lain.

5. Manajerial. Dalam kegiatan perencanaan dan pengwasan, peranan manajer


adalah mempertahankan keseimbangan yang dinamis antara kebutuhan akan
stabilitas dan kontinuitas organisasi dengan kebutuhan akan adaptasi dan
inovasi

6. Konsultan. Dorongan kuat untuk perubahan organisasi juga datang dari para
konsultan. Adakalanya digambarkan sebagai “jawaban yang mencari
pertanyaaan ‘atau’ pemecahan yang mencari persoalan”. Hal-hal yang
mendorong terjadinya perubahan, tetapi faktor yang menonjol adalah
keberadaan teknologi komputer, kompetisi di tingkat lokal maupun global
serta kondisi demografi.

39
D. Proses Pengembanagan Organisasi
Proses pengembangan organisasi sebagai dari sebuah perubahan perencanaan
organisasi dilakukan dengan diawali oleh tindakan diagnosis, tindakan ini dilakukan
untuk mengetahui kebutuhan rencana perubahan dan pengembangan organisasi.
Tindakan diagnosis ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisa sebanyak
mungkin hal-hal yang berkaitan dengn tujuan perubahan organisasi. Setelah tahap
pengumpulan dan analisa tersebut, proses selanjutnya adalah melakukan tindakan
intervensi dengan melakukan kerjasama dengan orang-orang yang memiliki
keinginan untuk melakukan perubahan. Kemudian, barulah melakukan
penguatan-penguatan untuk mendapatkan dukungan penuh dari orang-orang yang
mendukung rencana perubahan dan pengembangan organisasi.

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan anggota-anggota organisasi agar


berada dalam suasana yang cukup stabil dan seimbang kemudian memotivasinya
untuk siap melakukan perubahan. Langkah ini dinamakan unfreezing. Selanjutnya
proses perubahan. Proses perubahaan inilah yang merupakan langkah krusial
dalam tahap-tahap perubahan. Setelah perubahan dilakukan dilanjutkan dengan
langkah berikutnya yang disebut dengan refreezing.Refreezing adalah tindakan
atau tahapan yang berupaya melakukan pengintegrasian setiap personal
organisasi agar berada pada koridor perubahan.

E. Model Pengembangan
Model tersebut melibatkan berbagai unsur yang diyakini akan menjamin terjadinya
proses perubahan dan pengembangan organisasi. Pengembangan organisasi
ditempatkan sebagai sentral namun memiliki keterkaitan secara timbal balik dengan
unsur-unsur yang mengitarinya. Unsur Yang mengitarinya yaitu manusia, struktur,
teknologi dan tugas. Keempat unsur inilah yang sebenarnya menjadi perhatian
dalam melakukan pengembangan organisasi. Keempat unsur yang terdapat model
di atas dilengkapi dengan berbagai item yang menjadi acuan dalam merencanakan
sebuah perubahan dan pengembangan organisasi. Pedalaman dari semua item
tersebut dilakukan berdasarkan prioritas utama sehingga secara berkelanjutan akan
menjamin proses pelaksanaannya.

40
2.7 Mengembangkan Dan Memelihara Karyawan

A.Kinerja Karyawan
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti
prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2017). Menurut Sedarmayanti
(2017) bahwa kinerja merujuk pengertian sebagai perilaku merupakan seperangkat
prilaku yang relevan dengan tujuan organisasi atau unit organisasi tempat orang
bekerja. Kinerja adalah suatu yang secara actual orang kerjakan dan dapat
diobservasi. Faktor yang mempengaruhi kinerja tinggi rendahnya kinerja seorang
pegawai tentunya ditentukan oleh factor-faktor yang mempengaruhinya baik secara
langsung maupun tidak langsung. Menurut Keith Davis dalam A.A. Anwar Prabu
Mangkunegara (2017) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian
kinerja, faktor tersebut berasal dari faktor kemampuan dan motivasi. Berdasarkan
hal tersebut maka akan dijelaskan sebagai berikut: “Faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi
(motivation), yang dirumuskan sebagai berikut: “Human Performance = Ability +
Motivation, Motivation = Attitude + Situation, Ability = Knowledge + Skill.

B. Motivasi Kerja
Motivasi berasal dari kata latin“movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak”. Motivasi mempersoalkan bagaimana dapat memberikan dorongan
kepada pengikutnya atau bawahan, agar dapat bekerja semaksimal mungkin atau
bekerja bersungguh – sungguh. Menurut Robbins (2006) dalam Donni Juni Priansa
(2016) menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang menunjukan intensitas
individu, arah, dan ketekunan dari upaya menuju pencapaian tujuan. Menurut
Douglas & Morris dalam Gabriela Rusia, dkk (2014), berpendapat bahwa indikator
indikator dari motivasi kerja ada empat yaitu perlu untuk pendapatan, Perlu untuk
relaksasi, Perlu untuk keuntungan, dan Dorongan untuk bekerja. Menurut
Sedarmayanti (2016) ada tiga jenis 34 motivasi yaitu pendorong utama, Semi
pendorong utama, Pendorong non material Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa prestasi kerja dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan bagi pegawai

41
itu sendiri .Adapun manfaat bagi pegawai prestasi kerja dapat menimbulkan
perasaan puas pada diri mereka. Bagi organisasi prestasi kerja dapat memberikan
manfaat yang sangat besar, karena cara ini dapat memberikan kemudahan pada
perusahaan terutama hal-hal yang berkenaan dengan pengambilan keputusan
organisasi dalam proses pencapaian tujuan.

C. Disiplin Kerja
Menurut Priyono (2016), “Disiplin yang baik adalah disiplin diri. Banyak orang
menyadari bahwa ada kemungkinan bahwa di balik disiplin diri adalah peningkatan
kemalasan. Dengan kesadaran dalam menerapkan aturan perusahaan atau badan
yang tercermin dalam karya disiplin maka tinggi kinerja karyawan juga akan
meningkat”. Menurut Hasibuan (2017), berpendapat bahwa indikator-indikator dari
disiplin kerja yaitu: Tujuan dan Kemampuan, Teladan Pimpinan, Balas Jasa,
Keadilan, Waskat, Sanksi Hukuman, Ketegasan, Hubungan Kemanusiaan. Secara
umum, tingkatan disiplin terbagi menjadi 3 (tiga) jenis sanksi, yaitu sanksi ringan,
sanksi sedang dan sanksi berat. Masing-masing sanksi disesuaikan dengan besar
kecilnya pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan. Tujuan utama mengadakan
sanksi disiplin kerja bagi karyawan yang melanggar norma-norma perusahaan
adalah memperbaiki dan mendidik para pegawai yang melakukan pelanggaran
disiplin. Sanksi atas pelanggaran disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan
pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga secara adil dapat diterima. Pada
umumnya sebagai pegangan manajer meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis
sanksi disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi sedang dan sanksi
disiplin ringan.

42
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ilmu Manajemen merupakan ilmu yang dapat kita temui dalam kehidupan
sehari-hari baik dirumah, kantor, maupun dimanapun kita berada. Manajemen
tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia contohnya saja dalam
pekerjaan dan juga organisasi dimana hal tersebut berguna untuk
memperdalam wawasan dalam melakukan suatu hal. Manajemen sendiri sudah
ada sejak zaman dahulu dan akan terus digunakan hingga masa kini maupun
masa depan untuk itu, kita perlu mempelajari manajemen agar pekerjaan yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik.

43
DAFTAR PUSTAKA
Budi, R. (2009). KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN •an. Surabaya. FIP UNESA, 1–9.

Mamduh Hanafi, & Luis. (2015). Konsep Dasar dan Perkembangan Teori
Manajemen. Manajemen, 1(1), 66.
http://repository.ut.ac.id/4533/1/EKMA4116-M1.pdf

www. budakbangka.blogspot.com

Modul mata kuliah SIM (Sistem informasi manajemen)

www.tutorialkuliah.blogspot.com

http://aulia-ngeblog.blogspot.com/2010/02/definisi-organisasi-dan-metode.html
http://organisasi.org/bentuk_jenis_macam_badan_usaha_organisasi_bisnis_perusah
aan_pengertian_dan_definisi_ilmu_sosial_ekonomi_pembangunan
http://organisasi.org/arti_pengertian_definisi_fungsi_dan_peranan_koperasi_koprasi
_indonesia_dan_dunia_ilmu_ekonomi_koperasi_ekop
-http://lilisulastri.wordpress.com/2009/03/22/perilaku-organisasi-4/
Rohmah, N. F., (2019). Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Struktur dan Desain
Organisasi. Vol. 3, No 1, hal 1-13. Tersedia [Online]:
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1631304&val=13355&title
=STRUKTUR%20DAN%20DESAIN%20ORGANISASI 
Kurniawan, Dkk,. (2020). Desain dan Pengendalian Organisasi. Tersedia
[Online]:https://repository.unikom.ac.id/66985/1/MAKALAH%20KELOMPOK%202_BI
SNIS%20GLOBAL%20B_DESAIN%20DAN%20PENGENDALIAN%20ORGANISASI
_.pdf 
Tarmizi, (2019). Jurnal Tahdzibi Manajemen Pendidikan Islam. Desain Organisasi
dalam Pengembangan Struktur Organisasi Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0. Vol.
4, No. 1, Hal. 1-14.
Yulianti, D. dan Hermawan, D. (2015). Jurnal Spirit Publik. Desain Struktur
Organisasi Efektif untuk Mencapai Tujuan Organisasi Publik (Studi pada Pt.
Perkebunan Nusantara VII Lampung).  Vol 10, No. 1, Hal 93-114.

44
Nurlia, (2019). Meraja journal. Pengaruh struktur Organisasi terhadap pengukuran
kualitas pelayanan. vol. 2, no. 2, hal. 51-66.
Rajagukguk, T. (2017). Jurnal Methonomi. Pengaruh perilaku organisasi terhadap
prestasi karyawan pada PT perkebunan Nusantara II (Persero) Medan. Vol. 3, No. 2,
hlm. 125-137.
Handoko, N. T., Indrawati, M., & Muninghar, M. (2020). Jurnal Mitra Manajemen.
STRUKTUR ORGANISASI, DESAIN KERJA, BUDAYA ORGANISASI DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Vol.  4, No. 5, hlm.  761-773.
Nurhayati, T., & Darwansyah, A. (2013).  Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Peran struktur
organisasi dan sistem remunerasi dalam meningkatkan kinerja. Vol.14 No. 1, hlm.
1-16.
Torang, Syamsir. 2013. Organisasi dan Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Ahmad Darwansyah. (2013). PERAN STRUKTUR ORGANISASI DAN SISTEM
REMUNERASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA. Universitas Islam Sulatan
Agung. Vol.14, No.2, hlm . 1 - 16
Layaman, L., & Nidak, S. (2016). ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK BJB
SYARI’AH CABANG CIREBON. Al-Amwal: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari'ah,
8(2).
Yusuf, A. A., Layaman, L., & Wartoyo, W. (2017). MeMbangun KeKuatan nilai
peRJanJian sYaRiaH DalaM upaYa MeningKatKan KineRJa KaRYawan banK
sYaRiaH Di inDonesia. AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam, 22(2), 375-392.
Amiruddin Siahaan dkk. (2012). Manajemen Perubahan. Bandung: Cita Pustaka
Rivai, Veitzal dkk. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:
RajaGrafindo Persada
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CV. Andi Offset Siswanto, S., &
Sucipto, A. (2008). Teori Dan Perilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif.
UIN-Maliki Press. Sopiah, S. (2008). Perilaku Organisasional. PT Andi Yogya
Gutama, T. A. (2010). Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Sosiologi
Dilema.Rifa‟i, M. (2017). Pengelolaan Terhadap Perubahan dan Perkembangan
Organisasi. Manajemen Pendidikan Dan Keislaman, 1(2), 54–68. Ismail Nawawi,
2010: “Perilaku Organisasi Teori, Transformasi Aplikasi Pada Organisasi Bisnis
Publik dan Sosial”, Dwiputra Pustaka Jaya: Jakarta.

45
ADDIN Mendeley Bibliography CSL_BIBLIOGRAPHY Ekhsan, M. (2019a).
PENGARUH KOMPENSASI, PELATIHAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA
FRONTLINER PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK CABANG
BEKASI. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis, 5(2), 249.
Ekhsan, M. (2019b). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Karyawan. Optimal: Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 13(1), 1–13.
Ekhsan, M., Aeni, N., Parashakti, R., & Fahlevi, M. (2019). The Impact Of Motivation,
Work Satisfaction And Compensation On Employee’s ProductivityIn Coal
Companies. 2019 1st International Conference on Engineering and Management in
Industrial System (ICOEMIS 2019), 406–415.

46

Anda mungkin juga menyukai