Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN :

Pengertian, serta Hubungan dan Sejarah dari Zaman Nabi


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Bisnis Islam
Dosen Pengampu : Bp. Ridwan, M.E.

Disusun Oleh:

1. Sri Putri Wulandari (2020310118)


2. Mukhlishotul Istiqomah (2020310119)
3. Henry Firmansyah (2020310120)

Kelas C4MBR

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) KUDUS

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang kami beri judul “Manajemen: Pengertian, serta Hubungan dan Sejarah dari
Zaman Nabi” sebagai tugas mata kuliah Manajemen Binsis Islam. Dimana dalam makalah
ini kami mencoba untuk menjelaskan mengenai apa itu manajemen serta bagaimana
hubungan dan sejarah manajemen dari zaman nabi.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Selain itu, penulis juga memahami jika
makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran dari anda sangat kami
butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.

Kudus, 10 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Manajmen
2.2. Fungsi Manajemen
2.3. Hubungan dan Sejarah dari Zaman Nabi

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
LAMPIRAN

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk mencapai
tangkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu kegiatan. Pada suatu
instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik dalam pengetahuan dan
ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola kegiatan. Manajemen
merupakan serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan, pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-
sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Griffin, 2002).
Manajemen dibutuhkan semua organisasi, karena memanajemenkan memberikan
kemudahan dalam pencapaian tujuan, dapat menjaga keseimbangan diantara tujuan-
tujuan yang saling bertentangan dan dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Namun apabila tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan
akan lebih sulit, begitu pula dalam pemasaran atau marketing, perkembangan
manajemen modern tidak terlepas dari ditemukannya revolusi industri. Struktur
ekonomi masih sangat sederhana dalam hal produksi. Bisnis sekarang tidak hanya
menyangkut bagaimana merencana, mengorganisasi, sehingga tercapai efisiensi, tetapi
juga mengangkut masalah tanggung jawab pengusaha terhadap karyawan, dan
masyarakat pada umumnya. Manajemen bisnis muncul menjadi pengetahuan
professional pada abad 20. Kemajuan ini dapat dilihat pada perguruan tinggi yang
mengajar mahasiswa berbagai aspek manajemen dan mendidik mereka menjadi
professional pada berbagai bidang manajemen.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
b. Apa fungsi manajemen?
c. Bagaimana hubungan dan sejarah manajemen dari zaman nabi?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen.
b. Untuk menegtahui fungsi manajemen.
c. Untuk mengetahui hubungan dan sejarah manajemen dari zaman nabi.

4
BAB II

PEMBAHASAN
Kita seringkali melihat bagaimana seseorang manajer menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan baik. Pengertian baik disini yaitu tujuan yang diharapkan atau yang
diinginkannya tercapai. Apakah itu pekerjaan yang sederhana seperti mengelola arisan
di kampus, acara rekreasi tim sepak bola, atau pekerjaan yang rumit seperti mengelola
organisasi, atau menentukan strategi memenangkan perang.

Keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam mencapai tujuan ini dapat
dikatakan sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan manajemen yang baik. Jadi
apakah yang dimaksud dengan manajemen itu? Dalam makalah ini, penulis akan
memaparkan terkait dengan apa itu manajemen, yang mana kata manajemen berasal
dari bahasa Inggris, yakni dari kata to manage yang berarti mengurus, mengelola, atau
mengatur.1 Oleh sebab itu apabila sesuatu organisasi atau kelompok orang yang gagal
mencapai tujuannya sering disebut mismanagement, artinya salah urus,salah kelola
atau salah pengaturan, dan menurut Robbin dan Coulter (2002), manajemen
merupakan suatu proses pelaksanaan koordinasi terhadap berbagai kegiatan pekerjaan
secara efektif dan efisien dengan dan/atau melalui orang lain.

1.
2.
2.1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan
cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Secara etimologi, kata
manajemen diambil dari bahasa prancis kuno, yakni “management” yang artinya
adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan. Manajemen dapat juga didefenisikan
sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian, pengoraganisasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini
adalah untuk mencapai tujuan sesuai perencanaan dan efisiensi untuk melaksanakan

1
Husaini, dan Happy Fitria, “Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam”, Jurnal
Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan 4, No.1 (2019): 44.

5
pekerjaan dengan benar dan terorganisir. Untuk mengetahui pengertian manajemen
yang lebih dalam, berikut ini adalah definisi manajemen menurut para ahli:2
a. George R. Terry, manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari
beberapa tindakan, perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan
pengawasan.
b. Mary Parker Follet, manajemen adalah sebuah seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Dengan kata lain, seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan.
c. Henry Fayol, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasiaan, dan pengawasan/kontrol terhadap sumber daya yang ada agar
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
d. Lawrence A. Appley, manajemen adalah sebuah keahlian yang dimiliki seseorang
atau organisasi untuk menggerakkan orang lain agar mau melakukan sesuatu.
e. Oey Liang Lee, manajemen adalah ilmu dan seni dalam perencanaan,
pengoraganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengendalian terhadap sumber
daya yang ada unutk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
f. Bennett N.B. Silalahi, manajemen adalah ilmu tentang perilaku yang terdiri dari
aspek sosial eksak, bukan dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja,
baik dari sisi perencanaan maupun dari sisi pengorganisasian dan pengendalian.
Kesimpulan dari definisi tentang manajemen sesuai dengan konteks topik di atas
adalah sebagaimana yang terurai di bawah ini :
a) Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
b) Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
c) Manajemen merupakan proses yang sistimatis, terkoordinasi, kooperatif, dan
terintegrasi dalam memanfaatkan unsur - unsurnya(6M).
d) Manajemen baru dapat diterapkan jika ada 2 orang atau lebih melakukan
kerjasama dalam suatu organisasi.
e) Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab.
f) Manajemen terdiri dari beberapa fungsi POSD dan C, dan
g) Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan
2.2. Fungsi Manajemen

2
Mulyadi, dan Widi Winarso, Pengantar Manajemen (Banyumas: CV. Pena Persada, 2020), 01.

6
Fungsi manajemen itu sendiri mengandung arti bahwa dari berbagai elemen dasar
yang ada dan sedang di dalam proses manajemen itu sendiri yang menjadi sebuah
patokan bagi manajer untuk melaksanakan tugasnya. 3
Berdasarkan kumpulan dari
berbagai pendapat para tokoh, fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:4
a. Forecasting, adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan
taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana
yang lebih pasti dapat dilakukan.
b. Planning termasuk Budgeting, yang dimaksudkan di sini adalah fungsi manajemen
dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai sesuatu organisasi, menetapkan
ikhtisar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan
diperoleh dan rangkaian tindakan yang akan dilakukan di masa datang.
c. Organizing, dimana pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan
susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam
organisasi serta tugas dan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing
unit tersebut.
d. Staffing atau Assembling Resources, merupakan salah satu fungsi Manajemen
berupa penyusunan personalia pada sesuatu organisasi sejak dari merekrut tenaga
kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya
guna maksimal kepada organisasi.
e. Directing atau Commanding, adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberi bimbingan, saran-saran, perintah-perintah, atau instruksi-
instruksikepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan
tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju
kepada tujuan yang telah ditetapkan semula.
f. Leading, fungsi ini dikemukakan oleh Louis A. Allen yang dirumuskannya sebagai
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang
lain bertindak, yang pekerjaannya meliputi, mengambil keputusan, mengadakan
komunikas agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan, memberi
semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

3
M. Anang Firmansyah dan Budi W. Mahardika, Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 8.
4
M. Anang Firmansyah dan Budi W. Mahardika, Pengantar Manajemen, 10.

7
g. Coordinating, merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan
jalan menghubunghubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan pekerjaan-
pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha
mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.
h. Motivating, merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi,
semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan suka
rela, sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.
i. Controlling, adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang
dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai
tujuan yang sudah digariskan semula.
j. Reporting, adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal
yang bertalian dengan tugas dan fungsifungsi kepada pejabat yang lebih tinggi
baik secara lisan maupun secara tertulis sehingga yang menerima laporan dapat
memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas orang yang memberi laporan.
Semua fungsi di atas harus bisa dilakukan atau diterapkan dengan semaksimal
mungkin agar perusahaan dapat mengoptimalkan semua sumber daya pelaku usaha
mengetahui dan memahami apa yang diimpikan ketika pertama kali memasuki usaha.
2.3. Hubungan dan Sejarah dari Zaman Nabi
Manajemen yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tidak pernah terlepas dari yang
namanya etika. Ketika etika yang dijalankan ini dilakukan sepenuh jiwa maka akan
membuat keuntungan yang banyak. Selain etika tersebut, Rasulullah juga tidak pernah
melupakan adanya keuntungan (profit oriented). Rasulullah mempunyai sifat yang
sangat masyhur yakni shidiq, amanah, tabligh, dan fatonah. Sifat-sifat ini lah yang
digunakan oleh Rasulullah SAW dalam semua perilakunya, termasuk menjalankan
bisnis. Dalam berbagai sirah mengatakan bahwa Rasulullah SAW sudah ikut
berdagang bersama pamannya Abu Thalib pada umur 12 tahun dan pada Umur yang
ke 25 menjadi pengelola perdagangan Siti Khadijah.5

5
Selamet Hartanto, “Manajemen Ala Rasulullah dalam Perspektif Entrepreneur” Jurnal Intelegensia 04, no.1
(2016): 31

8
Sifat-sifat Nabi yang 4 (Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathanah) memiliki pengertian yang
sangat dalam. Shidiq (Jujur) jujur kepada diri sendiri dan juga kepada orang lain. Sifat
jujur akan melahirkan sifat keyakinan dan keberanian untuk menghadapi ujian, apapun
bentuknya. Amanah, sifat amanah mendorong seseorang bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungannya. Keberadaan sifat ini akan
membangun kekuatan diri dan memperbaiki kualitas hubungan sosial. Tablig
(Komunikatif) seorang pebisnis harus menjadi marketing yang hebat, juga harus
menjadi seorang pembicara yang unggul. Fathonah (Cerdik) Seorang pebisnis harus
memiliki kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Lalu,
muncullah kreativitas, ide, dan wawasan. Pada akhirnya, produk atau jasa yang
dikeluarkan pun akan menjadi produk unggulan (Sempurna). Karena produk yang
dihasilkan unggulan. Pelanggan pun senang dan menaruh kepercayaan.
Sirah Nabi menunjukkan bahwa Muhammad adalah seorang pedagang profesional.
Beliau memiliki reputasi yang tinggi sebagi seorang pebisnis. Dalam menjalankan
bisnisnya Rasulullah tidak pernah bekerja sendiri akan tetapi beliau juga mengelola
sebuah organisasi. Organisasi adalah sebuah kumpulan yang mempunyai tujuan yang
sama, pemikiran yang selaras, serta perencanaan dan pembagian tugas yang jelas
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Rasulullah pun berpesan tentang pentingnya
organisasi melalui hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, “Ketika tiga orang atau
lebih pergi dalam satu perjalanan (atau bisnis), pilih seorang pemimpin diantara
kamu.” Hadis tersebut memiliki arti yang tersirat bahwa setiap orang/sekumpulan
orang yang hendak berpergian hendaknya memilih seorang pemimpin. Jika ditarik
lebih jauh lagi seorang pemimpin oraganisasi yang mana dapat melakukan manajemen
dan pengelolaan yang jelas. Sejak abad ke-14 Rasulullah SAW sudah mengajarkan
kepada kita akan 4P (Perencanaan, Pembagian, Pemimpin, Pengawasan) yang menjadi
landasan bagi seorang manajer untuk mengambil keputusan. Hal yang diajarkan oleh
Rasul inilah yang melandasi dua indikator keberhasilan dalam setiap organisasi. Hal
tersebut adalah hendaknya sebuah organisasi melakukan hal selaras dengan apa yang
ditetapkan, doing the right things (Efektif), dan menggunakan input secara tepat dan
maksimal dalam menghasilkan produksi berkualitas yang ditetapkan, doing the things
right (efisien). Rasulullah SAW mengajarkan peranan 4P dalam pengelolaan
organisasi.
1. Perencanaan

9
Perencanaan berguna untuk menetapkan tujuan yang jelas. Selain itu keberadaan
tujuan juga berfungsi untuk menentukan tidakan yang sesuai agar mencapai tujuan
itu. Sebelum melaksanakan hijrah, Rasulullah dibantu sahabatnya untuk
merumuskan rencana perjalanan ke Madinah dengan rapi, termasuk memikirkan
cara-cara yang perlu dilakukan kalau ada perlawanan dari kaum Quraisy. Berikut
berapa strategi yang dirumuskan Nabi bersama sahabatnya:
a. Pelaksanaan hijrah dilakukan pada waktu malam hari
b. Jalur hijrah melewati jalan alternatif
c. Saat berhijrah, para sahabat tidak membawa harta benda yang akan
menimbulkan kegaduhan dan kecurigaan penduduk Mekkah.
d. Sebelum berangkat, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa penduduk Madinah
bersedia menerima para sahabat sebagaimana yang mereka nyatakan pada
perjanjian Aqabah I dan II.
Semua perencanaan hijrah Rasulullah ini dilakukan dengan sangat teliti dan cermat
sehingga mengurangi adanya miss yang dapat berbahaya bagi para sahabat yang
mengikuti hijrah Rasulullah, dari hijrahnya Rasul ini kita dapat mengambil sebuah
kesimpulan bahwa perencanaan harus dilakukan dengan matang sehingga dapat
dengan tepat untuk dilakukan dan mengurangi adanya kerugian yang didapat.
Begitu juga ketika di perusahaan, seorang manajer hendaknya benar-benar
merencanakan segala macam hal, mulai dari strategi pemasaran, strategi penetrasi
pasar, dan juga strategi dalam pengembangan SDM. Sehingga akan mengurangi
kerugian yang didapat.
2. Pembagian Tugas
Pembagian berkaitan dengan proses penentuan dan pembagian tugas serta
bagaimana tugas itu dikoordinasikan. Dalam proses ini, kita harus memperhatikan
dan mempertimbangkan perubahan budaya, perkembangan teknologi, dan
sumberdaya yang dimiliki. Sehingga organisasi yang kita kelola bisa beradaptasi
dengan setiap perubahan yang terjadi di dalam atau diluar. Dalam buku-buku sirah
Rasulullah SAW., dikisahkan bahwa beliau mengordinasikan dan mendelegasikan
berbagai tugas kepada beberapa orang sahabat sebelum pelaksanaan hijrah
diantaranya:
a. Ali ditugaskan untuk tidur di kamar Rasulullah.

10
b. Asma’ binti Abu Bakar ditugaskan untuk membawa bekal makanan saat
beliau dan Abu Bakar berada di gua Thur.
c. Golongan Anshar juga ditugaskna untuk menyambut dan menjaga
keselamatan golongan Muhajirin yang ikut berhijrah ke Madinah.
Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa, Rasulullah SAW tidak
mengambil semua pekerjaan akan tetapi mendelegasikan seseorang untuk
menggantikan dirinya. Dalam sebuah perusahaan yang baik apabila ada sebuah
tugas yang mengarah pada pengembangan keterampilan, tidak selalu yang disasar
adalah manajer puncak, akan tetapi manajer lini dan juga mungkin karyawan biasa
yang dilihat memiliki kompetensi dapat diajukan guna menggantikan pimpinan.
Karena dalam pendelegasian yang ada dapat melatih karyawan dan juga
meningkatkan loyalitas dari seorang karyawan.
3. Pemimpin
Memimpin memiliki makna memberi motivasi dan dukungan kepada anggota
kelompok agar bersama-sama berusaha dan bekerja sama mencapai tujuan
organisasi. Pemimpin merupakan kunci utama keberhasilan sebuah organisasi.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus:
a. Memiliki pemahaman yang jelas terhadap visi dan misi organisasi
(Visionary)
b. Memiliki kemampuan dalam mempengaruhi orang lain (Charismatic)
c. Mempunyai kemahiran yang tinggi (competency)
Rasulullah SAW selaku Nabi merupakan pemimpin yang paling berpengaruh bagi
umat Islam sehingga apa yang beliau lakukan dan katakan selalu diikuti oleh umat
Muslim. Hadis-hadis yang dikumpulkan oleh para ahli hadis merupakan salah satu
bentuk penghormatan kepada pemimpin umat Islam yang berpengaruh. Dalam
suatu organisasi/ perusahaan kunci dari maju dan berkembangnya suatu
perusahaan dapat dilihat dari seberapa bertanggung jawabnya seorang pemimpin.
Ketika pemimpin tidak bertanggung jawab, dan malah menggunakan
kekuasaannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyeleweng maka dapat
dipastikan banyaknya fraud (kecurangan), Manipulasi, dan kedzaliman yang
terjadi didalam organisasi/ perusahaan tersebut hal tersebut jika dibiarkan terus-
menerus akan membuat perusahaan menjadi terpuruk dan hancur.
4. Pengawasan

11
Pengawasan adalah proses pengawasan kinerja sebuah organisasi. Caranya dengan
mengevaluasi rencala awal dan kenyataan yang terjadi. Kalau ditemukan masalah,
langkah-langkah perbaikan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu,
dalam setiap pengawasan harus dibarengi dengan proses pemilihan solusi
penyelesaian masalah (Problem solving) yang terbaik. Umar pernah mengatakan:
“Hisablah (Introspeksilah) dirimu sebelum nanti dihitung di akhirat.”
Allah berfirman didalam surat Ash-Shaf: “Sesungguhnya Allah menyukai orang
yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh”. Dalam hadis dan ayat di atas dapat diambil
sebuah ibrah bahwa pengawasan merupakan suatu hal yang penting sehingga dapat
membuat sebuah organisasi tidak tercerai-berai. Begitu juga dalam perusahaan,
apabila pengendalian internal dalam perusahaan itu baik maka akan baik pula
suatu perusahaan tersebut. Pengendalian internal diadakan guna melihat apakah
yang sudah ditetapkan dalam perencanaan awal sudah sesuai dengan realita yang
ada. Pengendalian internal pun nanti akan dikendalikan lagi dengan adanya audit
eksternal yang secara independen mengaudit atau mengawasi laporan yang sudah
dibuat agar sesuai dengan yang terjadi.
Rasulullah SAW dalam perjalanannya memiliki beberapa hal yang membuat
transaksi yang ada itu dilarang. Transaksi-transaksi tersebut tidak boleh
mengandung unsur Riba, Maysir dan Gharar. Jika terdapat ketiga unsur tersebut
maka sudah pasti transaksi tersebut menjadi transaksi yang bathil. Selain ketiga
unsur diatas terdapat pula beberapa hal yang dilarang oleh Rasulullah SAW seperti
harus suka sama suka (An taradhin minkum) dan tidak mendzalimi. Dalam
perkembangan dari apa yang dilakukan Rasulullah, Rasulullah telah menetapkan
beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang pebisnis Muslim,
di antaranya adalah pertama, penipu. Seperti yang digambarkan Allah di dalam
Q.S AlMuthafifin [83]:1-3). Kedua, melakukan riba. Seperti firman Allah di dalam
Q.S Al-Baqarah [2]: 275. Ketiga, tidak ramah pada pelanggan. Nabi Muhammad
bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang jika ia tidak menghormati tamu” (HR
Muslim). Keempat, tidak berterus terang. Nabi Muhammad bersabda, “Pedagang
yang jujur akan berada dibawah naungan ‘arsy pada Hari Kiamat,” (HR Dailami).
Kelima, menunggak pembayaran. Nabi Muhammad Bersabda: “Kurangilah hutang
supaya hidupmu tenang”(HR Ibnu Mundzir). Keenam, tidak menepati janji. Nabi

12
muhammad menggambarkan sifat orang munafik adalah apabila berjanji ia
mengingkari. (HR. AnNasa’i), begitu juga firman Allah dalam Q.S. al-Ma’idah
(5): 2. Ketujuh, tidak melakukan kebaikan. Seperti firman Allah di dalam QS Al-
Maidah [5]:2. Kedelapan, monopoli. Nabi Muhammad bersabda, “Siapa saja yang
memonopoli bahan makanan selama empat puluh hari, maka sesungguhnya ia
telah berlepas diri dari Allah dan Allah berlepas diri darinya,” (HR Ahmad).
Kesembilan, menjual harga yang sangat mahal. Nabi Muhammad bersabda, “Siapa
saja yang tidak mengasihi, ia tidak dikasihi”(HR Bukhari)
Rasulullah SAW selalu mengajarkan kepada manusia untuk selalu berbuat sesuatu
sesuai dengan tuntunan dan kaidahnya, sehingga terbentuklah fikih mu’amalah
dari tangan para ulama’. Fiqh al-Mu‘amalat, dalam salah satu pengertiannya,
mencakup bidang yang sangat luas yaitu mencakup hukum-hukum tentang
kontrak, sanksi, kejahatan, jaminan, dan hukum-hukum lain yang bertujuan
mengatur hubungan-hubungan sesama manusia, baik perorangan maupun
kelompok. Fikih muamalah sendiri adalah peraturan Islam yang berkaitan dengan
hukum-hukum perniagaan, dan menjadi frame work yang sah untuk ekonomi
Islam. Hubungan antara fikih muamalah dan ekonomi Islam adalah seumpama
kajian tata bahasa dengan kemahiran penggunaan bahasa. Kegiatan ekonomi Islam
tidak bisa dipisahkan dari fikih muamalah, bahkan kegiatan itu hendaklah dikawal
dan dipandu oleh fikih muamalah. Salah satu konsep dalam fikih muamalah adalah
adanya sikap saling rela atau Antaradhin minkum. Al-Taradi (suka sama suka)
dalam kontrak merupakan persyaratan yang paling mendasar dalam semua kontrak
komersial dalam hukum Islam. Keridhaan ini bersifat subjectif yang tidak dapat
diketahui kecuali dengan ekspresi nyata dari pihak yang bertransaksi, baik melalui
kata-kata, tulisan, tindakan atau isyarat. Oleh karena itu keridhaan harus
ditunjukkan melalui pernyataan ijab dan qabul. Persetujuan secara rida (consent)
untuk melakukan ijab dan qabul hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah
memiliki kecakapan (ahliyyah) yaitu baligh dan berakal. Persetujuan secara rida
(consent) juga harus bebas dari intimidasi, penipuan, dan ketidakadilan serta
penyamaran. Allah SWT memerintahkan kepada orang yang beriman agar hanya
memperoleh keuntungan dari sesamanya hanya dengan jalan perniagaan (baik
perniagaan barang atau jasa) yang berlaku secara rida sama rida. Seperti yang
termaktub di dalam Q.S. al-Nisa’ (4): 29). Dalam hadis juga disebutkan: “Jual beli

13
itu hendaklah dilandasi suka sama suka”. (HR. Ibnu Majah) Dalam kontrak, tidak
selalu disyaratkan bahwa kedua barang yang dikontrakkan itu mempunyai nilai
yang sama, tetapi yang utama disyaratkan adalah adanya unsur suka sama suka
(saling rida). Untuk itu, masing-masing pihak harus mempunyai informasi yang
komplet sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi atau ditipu karena adanya
suatu yang tidak diketahui (assymmetric information). Informasi yang komplet itu
meliputi empat aspek yaitu, kualitas, kuantitas, harga, dan waktu penyerahan. Jika
empat hal itu tidak jelas bagi salah satu pihak, maka akan terjadi tadlis. Adanya
tadlis dalam kontrak merupakan suatu pelanggaran terhadap prinsip suka sama
suka, karena kontrak yang mengadung tadlis hanya memberikan keridaan yang
sifatnya sementara, jika yang ditipu mengetahui di kemudian hari, maka ia menjadi
tidak rida. Islam juga membolehkan melakukan kontrak yang hanya memberi
keuntungan pada salah satu pihak saja, misalnya kontrak hibah, wasiat, sedekah,
dan wakaf. Kontrak jenis ini hanya memberikan keuntungan kepada salah satu
pihak saja, yaitu penerima, sedangkan pihak pemberi tidak mendapat apa-apa
(dalam arti materiil, secara spiritual tentu ia akan mendapat pahala dari Allah SWT
sesuai dengan kadar keikhlasannya), asalkan ia memberi dengan penuh keridaan,
maka kontrak semacam itu adalah sah dan halal.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut
dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
b. Berdasarkan kumpulan dari beberapa pendapat para ahli, fungsi manajemen
meliputi, forecasting, planning termasuk budgeting, organizing, staffing, atau
assembling resources, directing atau commanding, leading, coordinating,
motivating, controlling dan, reporting.
c. Manajemen yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tidak pernah terlepas dari
yang namanya etika. Ketika etika yang dijalankan ini dilakukan sepenuh jiwa
maka akan membuat keuntungan yang banyak. Selain etika tersebut, Rasulullah
juga tidak pernah melupakan adanya keuntungan (profit oriented). Rasulullah
mempunyai sifat yang sangat masyhur yakni shidiq, amanah, tabligh, dan
fatonah. Sifat-sifat ini lah yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam semua
perilakunya, termasuk menjalankan bisnis.

15
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi., dan Widi Winarso. Pengantar Bisnis. Banyumas: CV. Pena Persada, 2020.
Husaini., dan Happy Fitria. “Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan
Islam.” Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan 4, no.1
(2019): 43-54
Hartanto, Selamet. “Manajemen Ala Rasulullah dalam Perspektif Entrepreneur.”
Jurnal Intelegensia 04, no.1 (2016): 24-29

16

Anda mungkin juga menyukai