Oleh:
Sem. 3/S1 PGMI
1. Muhammad Naufal Hilmi (2220019)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah Nya dan memberi saya kesempatan dalam menyelesaikan tugas
makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun sebagai dasar penilaian tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
Dasar bagi mahasiswa jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Institut Islam Nadhlatul Ulama (INISNU) Temanggung Tahun Ajaran
2021/2022. Makalah ini berisi tentang Manajemen Pendidikan dan Organisasi
Pendidikan.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang telah
memberi dukungan demi terselesaikannya makalah ini. Ucapan terimakasih saya tujukan
kepada Ibu Eka Mahargiani R, M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Pendidikan Dasar.
Makalah ini sudah disusun sebaik-baiknya, jika terdapat kekurangan dalam
penulisan, isi dan segalanya penulisan, saya meminta maaf setulusnya. Kritik dan saran
masih saya perlukan untuk memperbaiki dalam pembuatan makalah dengan senang hati
akan saya terima.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Maksud dan Tujuan.....................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Organisasi..................................................................................3
B. Konsep Organisasi Pendidikan....................................................................4
C. Prinsip-prinsip Dasar Organisasi.................................................................6
D. Keterkaitan Organisasi dengan Manajemen................................................12
E. Bentuk-bentuk Sistem Manajemen Pendidika.............................................13
Simpulan......................................................................................................15
Daftar Pustaka.......................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini didukung oleh pakar pendidikan Prof. Dr. Oteng Sutisna, M,Sc. Guru
besar FKIP dalam bukunya “Berpikir System” terbitan 1984, hal. 76. Perkembangan
Ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara-negara maju sangat cepat, sangat cepat
pula merubah pola pikir masyarakat, hal ini mengakibatkan program pendidikan dan
pengajaran lebih ketinggalan bila dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, hal ini
merupakan tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan agar tidak statis dalam
menambah wawasan dari berpikir dinamis untuk menghasilkan tamatan yang
berkualitas.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
Secara bahasa organisasi berasal dari istilah Latin “organum” yang dapat
berarti alat, bagian, anggota, badan. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai
organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi. Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih.
3
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran.1
4
Organisasi secara sistemik adalah sistem yang bersifat terbuka, seperti halnya sistem
sosial. Sebab organisasi mencakup orang dan tujuan-tujuan yang bergantung atas usaha
orang untuk mencapai kinerja, hasil, yang menjadi arah yang benar sebagai sistem sosial.
Bahkan melalui perpaduan usaha orang maka organisasi lebih dari sekedar perkumpulan
orang belaka. Organisasi juga merupakan usaha orang yang dinamis dengan memanfaatkan
mesin, peralatan, bahan mentah, fasilitas dan uang yang memungkinkan orang-orang
menghasilkan sejumlah barang dan pelayanan. Tegasnya dalam organisasi ada sejumlah
sumberdaya manusia dan material yang didayagunakan secara terpadu oleh manajer untuk
mencapai tujuan organisasi yang disepakati. Oleh sebab itu, manajer, staf, pegawai dan
pihak stakeholders memanfaatkan sumberdaya materil pula untuk menggerakkan organisasi
sehingga terkoordinasikan semua yang menjadi potensi untuk menghasilkan kinerja yang
baik bagi pelayanan dan produksi organisasi.
Organisasi merupakan perpaduan kerjasama sumberdaya fisik dan manusia. Selain
itu di dalamnya juga ada tujuan, pembagian kerja, dan hirarki kewenangan. Unsur-unsur
organisasi tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan suatu organisasi adalah untuk menghasilkan barang dan pelayanan.
Organisasi non profit, sebagai contoh: menghasilkan pelayanan dengan keuntungan
masyarakat, seperti pemeliharaan kesehatan, pendidikan, proses keadilan, dan
pemeliharaan jalan. Bisnis menghasilkan barang konsumsi dan pelayanan seperti
mobil, perumahan, peluang rekreasi, perhotelan, lembaga keuangan dan restoran.
2. Esensi suatu organisasi adalah usaha manusia, proses melaksanakan pekerjaan ke
dalam suatu komponen kecil yang melayani tujuan organisasi dan untuk melakukan
oleh individu atau kelompok disebut pembagian kerja. Pembagian kerja ini
berlangsung untuk memobilisasi organisasi dalam pekerjaan banyak orang untuk
mencapai tujuan umum organisasi dan tujuan individu-individu.
3. Kewenangan adalah hak untuk bertindak dan memerintah pribadi orang lain. Para
manajer memiliki kewenangan terhadap bawahannya. Bila organisasi membagi
pekerjaan ke dalam bagian kecil, beberapa hal harus dikerjakan untuk
mengkoordinasikan usaha menjamin bahwa hasil pekerjaan mencapai tujuan
organisasi. Hirarki kewenangan adalah bila posisi kerja ditata agar pembagian
kewenangan meningkat, memudahkan koordinasi. Seorang yang memiliki
kewenangan tinggi dapat membuat keputusan yang berhasil dalam koordinasi lebih
baik dan mengarahkan aktivitas kerja pada level rendah.
5
C. Prinsip-prinsip Dasar Organisasi
Dalam pengelolaan sebuah organisasi, hal yang sangat perlu menjadi fokus
perhatian adalah prinsip-prinsip yang harus dijadikan pola dasar sebuah organisasi,
kehadirannya semakin menjadi sebuah kebutuhan kalau pelaksanaan kegiatan selalu
ada tuntutan kerja secara kolektifitas. Oleh karena prinsip-prinsip tersebut menjadi
acuan untuk terlaksananya program-program kegiatan (rencana kerja) dalam rangka
tercapainya tujuan organisasi itu sendiri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
dikatakan bahwa prinsip adalah dasar berfikir, bertindak dan sebagainya.
Menurut Max Weber sebagaimana dikutip oleh Ibnu Syamsi bahwa prinsip
organisasi adalah:
4. Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan
yang bersifat pribadi.
Menurut Ibnu Syamsi bahwa, tujuan harus terinci dan jelas, termasuk juga
jelas batas-batasnya, perumusan tujuan tersebut dalam prakteknya dijabarkan pada
3 Syamsi Ibnu, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Renika Cipta, 2004), hlm. 147
6
tugas pokok. A.S. Wahyudi bahwa penentuan tujuan sangat penting dilakukan agar
langkah-langkah yang hendak dilakukan menjadi terarah (tidak tersesat) akhirnya
dapat melakukan efesiensi dalam pelaksanaannya.
Oleh karena merupakan landasan dan arah setiap kegiatan organisasi. Tujuan
merupakan landasan untuk menentukan kebijaksanaan organisasi, dalam
membentuk struktur yang akan dicapai, tata kerja serta aktivitas-aktivitas yang
harus dilaksanakan. Perumusan tujuan harus jelas, menurut Djatmiko artinya
bahwa tujuan ini harus dipahami dan diterima oleh semua pihak.
Persoalan yang termasuk penting dalam hal ini adalah adanya tujuan yang
dapat dipahami oleh setiap orang dalam organisasi, berhubung karena tujuan
dapat dipahami, pada gilirannya akan memudahkan tujuan organisasi tersebut akan
diterima
7
dapat menilai apakah tujuan organisasi itu selaras dengan tujuan pribadi mereka.
Keempat, jika belum selaras, maka dapat meneruskan apakah mereka akan
tingkatkan organisasi tersebut.
Untuk maksud tersebut, tujuan yang ingin dicapai perlu dinyatakan dengan
jelas dan eksplisit karena apapun yang kemudian terjadi dalam organisasi dan
kegiatan apapun yang diselenggarakan, harus berkaitan langsung dengan tujuan yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai sebuah
organisasi, kemudian adanya pemahaman anggota-anggota dan kelompok dalam
organisasi tersebut, akan mengikat individu dan kelompok-kelompok yang
dimaksud, yang pada gilirannya akan mendorong adanya kesatuan arah.
5. Kesatuan perintah.
Bahwa dalam setiap organisasi terdapat satuan kerja tertentu yang secara
fungsional bertanggungjawab atas penyelesaian tugas-tugas tertentu pula.
Penerapan prinsip ini sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan seperti:
8
c). mempermudah pelaksanaan kordinasi antar satuan keja karena satuan
kerja yang secara bertanggung jawab atas kegiatan tertentulah yang berperan
sebagai koordinator, memperlancar jalannnya pengawasan.
Yang dimaksud dengan prinsip ini ialah adanya perumusan yang jelas dari
uraian tugas, bukan hanya dari satuan-satuan kerja yang terdapat dalam organisasi
akan tetapi juga uraian tugas setiap anggota organisasi. Sarana kerja apa yang
diperlukan dan kepada siapa ia mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya.
Disamping keuntungan di atas, ada manfaat lain yang dapat dipetik, yang sifatnya
psikologis. Yang dimaksud ialah bahwa para anggota organisasi diberi kesempatan
untuk menggunakan daya inovasi dan kreativitasnya dalam pelaksanaan tugas yang
sangat teknis sekalipun karena adanya kejelasan tentang apa yang diharapkan dari
padanya.
9. Pembangian tugas.
Bila ada kejelasan tentang siapa mengerjakan apa, maka kelompok akan lebih
berhasil guna dan berdaya-guna karena baik cara kerjanya.
9
10. Kesederhanaan struktur.
4. Sifat kegiatan yang perlu dilaksanakan, apakah lebih bersifat rutin dan
repetitif ataukah menuntut daya inofatif dan kreatif yang tinggi.
Yang jelas struktur organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan kebutuhan dan usaha koordinasi dapat berjalan dengan lancar.[16]
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka kepada para petugas
atau pejabat yang harus dilimpahi wewenang. Sebagai konsekuwensi itu harus
disertai pertanggung jawaban yang sepadam. Wewenang yang dilimpahkan itu
meliputi wewenang untuk menjalankan tugasnya, wewenang untuk memerintah
bawahannya dan wewenang untuk menggunakan fasilitas/peralatan yang
10
dibutuhkan. Atasan harus percaya sepenuhnya bahwa bawahan yang dilimpahi
weweanng ia mampu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Merupakan hal yang sangat sukar dan bahkan tidak mungkin untuk
menentukan secara oksiomatik jumlah orang yang dapat diawasi oleh seorang
manejer secara efektif dalam melaksanakan semua jenis kegiatan disemua jenis
organisasi. Yang jelas kemampuan seorang manejer melakukan pengawasan selalu
terbatas. Akan tetapi dengan keterbatasan kemampuan itu dapat dinyatakan bahwa
rentang pengawasan bersifat elastic. Artinya, jumlah bawahan yang dapat diawasi
secara efektif oleh seorang manajer berbeda pada satu situasi ke situasi yang lain,
dan dari satu organisasi ke organisasi yang lain.
Jika balas jasa yang diterima karyawan semakin besar, pemenuhan kebutuhan
yang dinikmatinya semakin banyak pula. Dengan demikian maka kepuasan kerja
juga semakin-baik.
4 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 117
11
Berdasarkan uraian yang telah diemukakan di atas dapat dipahami bahwa
prinsip organisasi yang dimaksud adalah pola dasar sebagai acuan, baik berfikir
berbuat, bertidak dalam pelaksanaan kegiatan secara kolektifitas, agar pegelolaan
dan pencapaian tujun bisa efesien dan efektif serta produktif.
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara kedua hal tersebut adalah
sebagai berikut :
2. Organisasi: alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan
kerja sama.5
5 Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Renika Cipta, 2004), hlm. 147
12
E. Bentuk-bentuk Sistem Manajemen Pendidikan
13
melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga
lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.6
4. Penerimaan tenaga pendidikan atau tenaga pengajar. Hal ini sama pentingnya
dalam manajemen sistem pendidikan, untuk mendapatkan tenaga pengajar yang
berkompeten dalam bidangnya, sebuah manajemen pendidikan mengelola dan
memilah-milah guru mana yang pantas untuk dipekerjakan agar kualitas mengajar guru
tidak diragukan lagi kemahirannya dalam mengajar.
BAB III
6 Wahyudi, Manajemen Strategi, Pengantar, Proses Berpikir Strategi (Jakarta: Bina Rupa Aksara,
2006), hlm. 38
14
PENUTUP
Kesimpulan
. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-
orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
15
Sutarto. 2001. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.
Syafaruddin. 2015. Manajemen Pendidikan Organisasi. Medan: Perdana Publishing.
Ibnu Syamsi. 2004. Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Renika Cipta.
Hasibuan Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyudi. 2006. Manajemen Strategi, Pengantar, Proses Berpikir Strategi. Jakarta: Bina
Rupa Aksara.
16