Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TEORI KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Praktik Profesionalisme Dalam Kebidanan
Dosen : Hasriani S.ST.,M.Keb

OLEH
KELOMPOK 4:

1. MISNAWATI (AI A221 088)


2. SRI INDARYANI (AI A221 065)
3. IDAR KARLINA (AI A221 081)

KELAS B

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG


UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senanatiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata Praktik Profesionalisme

dalam Kebidanan, dengan judul “Teori Kepemimpinan dan Manajemen”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa saran, kirtik sehingga

makalah ini dapat terselesaikan

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna di

karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu

kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami harapkan semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi perkembangan dunia kesehatan dan pendidikan.

Bone, 25 Agustus 2021

Hormat Kami,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................2

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...........................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3

A. Ilmu Manajemen..................................................................3

B. Prinsip manajemen..............................................................5

C. Langkah-Langkah Dalam Pengembangan Kerja................10

D. Manajemen Hubungan Antar Manusia................................11

E. Pengembangan Teori Kepemimpinan.................................19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................24

B. Saran................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemimpin adalah inti dari manajemen yang berarti bahwa manajemen akan

tercapai tujuan jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh

seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai keahlian

memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang

atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan. Seorang pemimpin adalah

seorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan

percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.

Ilmu manajemen sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, bahkan bisa

disebut wajib bagi yang menghargai waktu, jika seseorang yang pintar dan ulet

tetapi dia tidak bisa mengatur konsep manajemen pada dirinya sendiri, maka

waktu tidak akan berpikir dua kali untuk meninggalkan dirinya. Ilmu manajemen

bukan hanya sekedar ilmu yang di pahami, hal ini juga penting di praktekkan pada

kehidupan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali

timbul permasalahan-permasalahan yang di latar belakangi karena tidak

mampunya seseorang mengatur ilmu manajemen pada diri sendiri. Ilmu

manajemen sebenarnya sama dengan kehidupan manusia, karena pada

dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa terlepas dengan ilmu

manajemen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Baik di sadarai

maupun tidak di sadari.

Oleh sebab itu, perlu ditekankan bahwa dengan mempelajari teori

manajemen kepemimpinan dan mengaplikasikan dalam kehidupan dapat

1
memperoleh hasil yang maksimal karena teori manajemen dan kepemimpinan

sangat berkaitan dengan kedisiplinan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu manajemen?

2. Bagaimanakah prinsip manajemen?

3. Apa saja langkah-langkah dalam pengembangan kerja?

4. Bagaimana manajemen hubungan antar manusia?

5. Apa saja dan bagaimana pengembangan teori kepemimpinan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Mahasiswa mampu Memahami tentang ilmu manajemen.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan prinsip-prinsip manajemen.

3. Mahasiswa mampu mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan kerja.

4. Mahasiswa mampu memahami manajemen hubungan antar manusia.

5. Mahasiswa mampu memahami pengembangan teori kepemimpinan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilmu Manajemen

1. Pengertian Ilmu Manajemen

Ilmu manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Istilah manajemen memiliki berbagai

pengertian. Secara universal manajemen adalah penggunaan sumber daya

organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe

organisasi profit maupun non profit.

Definisi manajemen yang dikemukakan oleh Daft (2003:4) yaitu “management

is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner

through planning organizing leading and controlling organizational resource”

yang berarti manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara

yang efektif dan efisien lewat perencanaan perorganisasian pengarahan dan

pengawasan sumber daya organisasi.

Plunket, dkk., (2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “one more

managers idividually and collectively setting and achieving goals by execisisng

related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and

cordinating various resources (information materials money and people)” yang

berarti bahwa manajemen merupakan satu tau lebih manajer yang secara

individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi

dengan melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorganisasian

3
penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai

sumber daya (informasi material uang dan orang)

2. Pengertian Ilmu Manajemen Kebidanan

Ilmu manajemen kebidanan adalah ilmu tentang pendekatan yang digunakan

oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,

mulai dai pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Depkes RI (2005) manajemen kebidanan adalah ilmu tentang metode dan

pendekatan pemecahan masalah ibu dan khusus dilakukan oleh bidan dalam

memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga, dan masyarakat.

Helen Varney (1997) manajemen kebidanan adalah ilmu tentang

proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-

penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk

pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.

Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang

dikeluarkan oleh ACM (1999) terdiri atas:

a. Mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan secara

sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap

klien, termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan

fisik.

b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasar interpretasi data

dasar.

4
c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan

bersama klien.

d. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga mampu membuat

keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.

e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien

f. Secara pribadi, bertanggung jawab terhadap implementasi rencana

individual.

g. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan

berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.

h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika

terdapat penyimpangan dari kedaan normal.

i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan

dan merevisi renana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

B. Prinsip Manajemen

Prinsip manajemen adalah pernyataan yang didasarkan pada kebenaran

mendasar dan telah di uji yang berfungsi sebagai pedoman untuk pengambilan

keputusan dan tindakan manajemen. Prinsip-prinsip manajemen antara lain:

1. Pembagian Kerja

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian

sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Dalam penempatan karyawan

harus menggunakan prinsip “the right man in the right place”. Adanya prinsip

orang yang tepat di tempat yang tepat akan memberikan jaminan terhadap

kestabilan, kelancaran, dan efisiensi kerja. Pembagian kerja yang baik

merupakan kunci bagi penyelenggaraan kerja. Kecerobohan dalam pembagian

5
kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan

dalam penyelenggaran pekerjaan.

2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)

Setiap pekerja dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan

setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggung jawaban. Wewenang dan

tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan

pertanggung jawaban yang sesuai dengan wewenang. Makin kecil wewenang,

makin kecil pertanggung jawaban dan sebaliknya. Tanggung jawab terbesar

terletak pada manajer. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan,

tetapi terletak pada puncak pimpinan karena mempunyai wewenang terbesar

adalah manajer puncak.

3. Disiplin (Discipline)

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi

tanggung jawab. Disiplin berhubungan erat dengan wewenang. Pemegang

wewenang harus dapat menanamkan dispilin terhadap diri sendiri sehingga

mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenangnya.

4. Kesatuan Perintah (Unity Of command)

Dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja harus memperhatikan prinsip

kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.

Pekerja harus tau kepada siapa harus bertanggung jawab sesuai dengan

wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada

seorang pekerja akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta

pembagian kerja.

5. Kesatuan Pengarahan (Unity Of Direction)

6
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, pekerja perlu diarahkan

menuju sasaran. Kesatuan pengarahan berhubungan erat dengan pembagian

kerja. Kesatuan pengarahan tergantung terhadap kesatuan perintah. Dalam

pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga

menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari

mana karyawan mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan

kepada siapa harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawab agar

tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of direction)

tidak dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab,

disiplin, serta kesatuan perintah.

6. Subordinasi Kepentingan Individu

Setiap pekerja harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan

organisasi. Hal ini merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap

kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.

Setiap pekerja dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan

organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya

tergantung kepada berhasil tidaknya kepentingan organisasi.

7. Penggajian

Gaji atau upah bagi pekerja merupakan kompensasi yang menentukan

terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Dalam prinsip penggajian harus

dipikirkan bagaimana agar pekerja dapat bekerja dengan tenang. Sistem

penggajian harus di perhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan

kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi

yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upah lebih untuk prestasi

lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan

7
sebab jika ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan

mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.

8. Pemusatan (the degree of centralization)

Manajemen dan otoritas untuk memproses pengambilan keputusan harus

seimbang dalam sebuah organisasi, tergantung pada volume dan ukuran

organisasi tersebut. Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan

tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada

orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan

bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan

untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab.

Pemusatan wewenang tidak melimpahkan asas pelimpahan wewenang.

9. Hierarki

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Hierarki diukur

dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya

berurutan kebawah. Dengan adanya hierarki, amka setiap karyawan

mengetahui kepada siapa dia bertanggung jawab dan dari siapa dia mendapat

perintah.

10. Ketertiban (Order)

Dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pda

dasarnya tidak ada orng yng bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.

Keteriban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh pekerja baik

atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu

ketertiban sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

11. Keadilan dan Kejujuran

8
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral pekerja dan

tidak dapat di pisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari

atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil

dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk

melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.

12. Stabilitas Kondisi Pekerja

Dalam setiap kegiatan kestabilan pekerja harus dijaga sebaik-baiknya agar

segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan pekerja terwujud karena

adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

13. Inisiatif (Inisiative)

Pekerja harus di izinkan untuk mengungkapkan ide-ide baru untuk mendoronng

minat dan keterlibatan serta menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.

14. Semangat Kesatuan (Esprit de Corps)

Prinsip manajemen ini adalah perjuangan untuk keterlibatan dan kesatuan

karyawan. Manajer bertanggung jawab atas pengembangan moral di tempat

kerja, baik secara individual dan dalam komunikasi. Esprit de corps

berkontribusi pada pengembangan budaya dan menciptakan suasana saling

percaya dan pengertian.

Prinsip manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan

antara lain:

1. Minimalkan rasa tidak nyaman baik fisik maupun emosi

2. Jaga privasi klien

3. Adaptasikan pola pendekatan ke klien dengan tepat

4. Beri kesempatan kepada klien untuk mendapatkan dukungan

9
5. Beri kesempatan klien untuk bertanya

6. Dukung hak klien untuk membuat dan bertanggung jawab terhadap setiap

keputusan mengenai perawatan

7. Komunikasikan dengan tim kesehatan lain

8. Terima tanggung jawab dalam membuat keputusan dan konsekuensinyaa

9. Kembangkan lingkungan yang saling menghargai disetiap interaksi

profesional.

C. Langkah-Langkah Dalam Pengembangan Kerja

1. Evaluasi prestasi

Melakukan monitoring pada setiap karyawan dan hasilnya di bandingkan

dengan standar prestasi atau target rekrutmen. Karyawan yang mempunyai

hasil prestasi kurang atau di bawah standar yang telah ditetapkan organisasi,

Tujuan Pelatihan dan Pengembangan Merencanakan dan Mengembangkan

Program Pelatihan dan Pengembangan Implementasi Progam On the Job

Training Off the Job Training Evaluasi dan Monitoring mengindikasikan

organisasi perlu mengadakan program pelatihan dan pengembangan

karyawan.

2. Analisis persyaratankerja

Organisasi perlu mengetahui kemampuan dan keahlian yang dimiliki karyawan,

Karena jika karyawan diserahi tugas atau pekerjaan tetapi tidak memiliki

keterampilan yang mendukung pekerjaan tersebut maka karyawan tersebut

membutuhkan pelatihan.

3. Analisis organisasi

Analisis organisasi bertujuan meninjau kembali apakah tujuan organisasi

secara keseluruhan telah tercapai atau belum. Tujuan organisasi secara

10
keseluruhan perlu ditinjau kembali apakah memang sudah mencapai target

atau belum. Apabila organisasi tidak atau belum mencapai target dengan

efektif maka manajemen perlu programpelatihan.

4. Survei sumbe daya manusia

Seluruh manajemen dan karyawan diminta menjelaskan masalah dan

hambatan yang di hadapi selama program ini berlangsung untuk mengetahui

tindakan apa yang akan di lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

D. Manajemen Hubungan Antar Manusia

1. Pengrtian Hubungan Antar Manusia

Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Dalam

berorganisasi, setiap individu yang menjadi bagian di dalamnya memiliki

peranan penting untuk menggerakkan organisasi. Sumber Daya Manusia

sebagai unsur yang penting dalam organisasi.

Definisi hubungan antar manusia menurut beberapa ahli yaitu:

 Menurut H. Bonner (1975) yaitu hubungan antara dua atau lebih individu

manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan

memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.

 Cabot dan Kahl (1967) hubungan antar manusia adalah suatu sosiologi yang

konkret karena meneliti suatu kehidupan, khususnya masalah interaksi

dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan

menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup

kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.

 Keith Davis”Human Relation Work” adalah interaksi antara seseorang

dengan orang lain dalam situasi kerja dalam organisasi kekaryaan.

11
Hubungan antar manusia dalam arti luas yaitu interaksi antara

seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang

kehidupan, bisa dilakukan di rumah, di jalan, di kendaraan umum, dan

sebagainya. Hubungan antar manusi dalam arti sempit yaitu interaksi antara

seseorang dengan orang lain. Akan tetapi, interaksi disini hanya dalam

situasi kerja dan organisasi kerja (work organization).

Walaupun eksistensi hubungan antar manusia telah ada sejak manusia

telah mampu bekerjasama dengan orang lain, tetapi seni atau ilmu yang

coba menjelaskan hubungan antar manusia dalam situasi dan organisasi

kerja dapat dikatakan masih baru, pada permulaan, manusia bekerja sendiri

atau dalam kelompok yang sangat kecil, dan sifat hubungan kerja mereka

relatif sederhana dan langsung. Pada saat itu mereka bekerja dalam kondisi

angan-angan kebahagiaan dan kepuasan (outopia of happiness

andfulfilment), walaupun dalam kenyataannya mereka bekerja dibawah

kondisi yang sangat brutal dan menyedihkan, dimana terdapat jam-jam kerja

yang panjang, lingkungan kerja penuh bahaya, penyakit dan lain-lain.

2. Faktor-Faktor dalam Hubungan Antar Manusia

a. Faktor yang mendasari interaksi sosial

Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis. Faktor

utama dalam proses internalisasi antara lain:

 Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar

dirinya/meniru. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meniru adalah

mempunyai minat dan perhatian yang besar, sikap menjunjung tinggi,

pandangan meniru akan memperoleh penghargaan sosial yang tinggi.

12
 Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain tanpa

kriik lebih dulu. Syarat mempermudah sugesti yaitu: (1) hambatan

berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti diterima secara

langsung. (2) pikiran terpecah-pecah. (3) otoritas, menerima pandangan

dari seseorang yang memiliki prestise sosial tinggi. (4) mayoritas,

menerima pandangan dari kelompok mayoritas. (5) kepercayaan penuh,

penerimaan pandangan tanpa pertimbangan lanjut.

 Identifikasi adalah proses yang berlangsung secara sadar, irasional,

berdasar perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk

melengkapi sistem norma-norma yang ada.

 Simpati adalah perasaan ertarik individu terhadap orang lain yang timbul

atas dasar penilaian perasaan.

b. Faktor yang menentukan interaksi sosial

Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan menggunakan

komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal. Faktor-faktor yang

menimbulkan hubungan personal yang baik yaitu:

 Rasa percaya

Rasa percaya di definisikan mengandalkan perilaku orang untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki. Keuntungan rasa percaya kepada

orang lain adalah meningkatkan komunikasi interpersonal (membuka

saluran komunikasi, memperlancar pengiriman informasi, memperluas

peluang mencapai tujuan)

 Sikap Sportif

Sikap sportif adalah sikap yang melindungi diri dalam komunikasi yang

terjadi dalam interaksi sosial

13
 Sikap terbuka dan sikap tertutup

Seseorang dengan sikap yang dibawa dari lingkungan internalnya

akan sangat mempengaruhu interaksi dengan orang lain yang ada di

dalam organisasi. Orang yang memiliki sikap terbuka akan menilai pesan

secara objektif dengan menggunakan data dan logika; membedakan

dengan mudah, melihat suasana; berorientasi pada isi pesan; mencari

informasi dari berbagai sumber; lebih bersifat profesionalisme dan

berusaha mengubah kepercayaan.

Dan orang dengan sikap tertutup akan menilai pesan berdasarkan

motif; berfikir simpilis tanpa suasana; bersandar pada banyak sumber

pesan dari pada isi pesan; kaku dan memegang teguh sistem

kepercayaan; menolak dan mengabaikan pesan yang tidak konsisten

dengan sistem kepercayaan.

3. Tekhnik manajemen hubungan antar manusia

a. Tindakan sosial

Tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi

individu lain dalam mayarakat. Tindakan sosial dibedakan menjadi:

 Tindakan rasional instrumental, yaitu tindakan yang memperhitungkan

kesesuaian antara cara dan tujuan

 Tindakan rasional berepresetatif nilai, yaitu tindakan yang berkaitan

dengan nilai dasar dalam masyarakat

 Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang dilakukan berdsarkan

pertimbangan adat istiadat atau kebiasaan

 Tindakan efektif, yaitu tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok

berdasarkan perasaan atau emosi

14
b. Kontak sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang

merupakan terjadinya awal interaksi sosial

c. Komunikasi sosia

komunikasi sosial adalah proses komunikasi yang terjadi saat kontak sosial

berlangsung, secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau

pergaulang dengan orang lain

d. Teori hubungan antar manusia

Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan kualitas

hubugan antar manusia:

 Teori transaksi (model pertukaran sosial) adalah hubungan antar manusia

berlangsung mengikuti kaidah transaksional yaitu apakah masing-masing

memperoleh keuntungan dala transaksinya atau malah merugi. Jika

merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pasti mulus, tetapi

jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu, putus, atau bahkan

berubah menjadi permusuhan.

 Teori peran

Pergaulan sosial sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat yang

mengatur apa dan bagaimana peran tiap orang dalam pergaulannya.

Dalam skenario itu sudah tertulis seorang presiden harus bagaimana,

seorang gubernur harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran

apa yang harus dilakukan suami, istri, ayah, ibu, dan seterusnya. Menurut

teri ini, jika seseorang mematuhi skenario, maka hidupnya aka harmoni.

Tetapi jika menyalahi skenario, maka akan dicemooh oleh penonton dan

15
ditegur sutradara. Dalam hal ini masyarakat sebagai penonton dan

sekaligus sutradara kehidupan.

 Teori permainan

Klarifikasi manusia terbagi menjadi 3 yaitu anak-anak, dewasa, dan orang

tua. Masing-masing individu mempunyai sifat yang khas. Anak anak

manja dan tidak mengerti tanggung jawab. Sedangkan orang dewasa ia

lugas dan sadar akan tanggung jawabnya. Adapun orang tua, ia lebih

dapat memahami dan memaklumi kesalahan orang lain. Tidak ada orang

yang merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling ketika

minta eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang kaan heran jika ada orang tua

yang masih kekanak-kanakan.

Teori ini merupakan suasana yang ditentukan oleh bagaimana

kesesuaian seseorang terhadap perilaku yang ditunjukkan.

Dalam menutupi berbagai kelemahan. Gerakan manajemen ilmiah,

kemudiantumbuhangerakan ‘HumanRelations’ yang dipelopori oleh Elton Mayo

dan kawankawan, dari hasil penelaahan mereka terhadap kaum buruh pabrik

‘Hawthone’ dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur manusiawi perlu diperhatikan,

misalnya perhatian pimpinan pada buruh, membangkitkan rasa memiliki sebagai

anggota perusahaan, rasa solidaritas dalam kehidupan organisasi, pergaulan

informal dan sebagainya.

Teori ‘Human Relations” ini, tidak sekedar untuk memperhatikan manusia, tetapi

membuat sekelompok manusia untuk bergairah, menyadari akan tujuan

kelompoknya, menampakan kerjasama yang didasari atas unsur-unsur antara

lainnya sebagai berikut :

16
a. Komunikasi yang efektif.

b. Rasa tanggungjawab yang tinggi

c. Menyadari adanya kepemimpinan dalam anggota kelompok itu, baik secara

formal maupun informal.

d. Menyadari adanya peranan dan tanggung jawab sebagai anggota.

e. Adanya pertumbuhan norma-norma kelompok yang dapat mempengaruhi pola

perilaku anggotanya

f. Adanya suatu pengambilan keputusan yang didasarkan pada konsensus

kelompok.

Beberapaalasan yangmendorongmeningkatnyahubunganantarmanusiaantara

lain :

a. Adanya kesenjangan kebudayaan dalam organisasi. Hubungan antar manusia

semula kurang mendapat perhatian bila dibandingkan dengan unsur-unsur

lainnya dalam organisasi seperti produksi, penjualan, keuangan dan lain-lain.

b. Perkembangan serikat-serikat buruh di Amerika yang sangat pesat dengan

membawa berbagai problema hubungan antar manusia.

c. Adanya kesadaran yang muncul dari dalam diri para pekerja sendiri tentang

pentingnya perbaikan/peningkatan hubungan antar manusia.

d. Dorongan dan fokus perhatian yang diberikan oleh para ilmuan, seperti Mayo

dan Rocthlies berger dengan aliran ‘human relations’-nya.

e. Peningkatan tuntutan dan tanggung jawab sosial majikan atau perusahaan.

17
f. Peningkatan spesialisi yang semakin menonjol telah menimbulkan berbagai

masalah hubungan antar manusia yang relatif baru dan rumit.

h. Meningkatkan biaya-biaya pekerja telah mendorong manajer untuk

memanfaatkan sepenuhnya para pekerja, dan salah satu caranya adalah

dengan cara menciptakan hubungan antar manusia yang lebih baik.

i. Terakhir adalah, karena standar kehidupan yang tinggi pada masyarakat

modern, telah mengakibatkan peningkatan penekanan faktor manusia dalam

kondisi standar kehidupan yang tinggi. Maka focus perhatian para pekerja tidak

hanya pada pemuasan,tetapi juga pada kebutuhan-kebutuhan yang lebihtinggi.

Dalam administrasi perpajakan misalnya, hubungan antar manusia dapat

terjadi antara aparat pajak atau petugas pajak dengan wajib masing-masing pihak

digerakan oleh motivasi tetentu, yang tidak selalu dapat sejajar dan oleh karenanya

dapat terjadi dua kemungkinan hubungan yakni :

- Hubunganpertentangan

- Hubungankerjasama

Hubungan pertentangan itu dapat terjadi karena beberapa kemungkinan berikut :

- Komunikasi yang tidak tepat.

- Salah satu atau kedua-duanya memiliki rasa tanggung jawab yang kurang tinggi.

- Kurang menyadari kepentingan administrasi atau organisasi.

- Salah satu atau kedua-duanya melakukan peranannya secara tepat.

- Kurang memahamiperkembangannorma-norma yangberlaku.

- Pengambilankeputusan yang menyimpangdarikonsekuensiorganisasi.

18
E. Pengembangan Teori Kepemimpinan

1. Pengertian dan Hakikat Kepemimpinan

Banyak ahli mengemukakan gagasan-gagasan sebagai bentuk pendefinisian

kata kepemimpinan.

 Menurut Wahjosumidjo (1987:11)

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri

seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentuseperti: kepribadian

(personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability).

Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang

tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku

pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau

interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi.

 MenurutMoejiono (2002)

Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat

pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas

tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori

sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership

sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan

sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan

pemimpin (Moejiono, 2002).

 Menurut Fiedler (1967)

Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-

individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap

kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.

 Menurut Ott (1996)

19
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi

yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan

khususnya perilaku orang lain.

Menurut Purwanto (2004:65) menyatakan bahwa pemimpin yang baik

memiliki peran:

- Sebagai pelaksana (executive)

- Perencana (planner)

- Seorang ahli (expert)

- Mewakili kelompoknya

- Mengawasi hubungan antar kelompok

- Bertindak sebagai pemberi ganjaran dan hukuman

- Bertindak sebagai wasit dan pengarah

- Merupakan bagian dari kelompok

- Lambang kelompok

- Pemegang tanggung jawab

2. Teori Kepemimpinan

Fattah (2004:88-98) menguraikan teori kepemimpinan sebagai berikut:

a. Pendekatan sifat-sifat kepemimpinan

Sifat-sifat pemimpin yang mencakup intelektualitas, hubungan sosial,

kemampuan emosional, keadaan fisik, imajinasi, kekuatan jasmani,

kesabaran, rela berkorban, dan kemauan bekerja keras harus dimiliki oleh

pemimpin

b. Pendekatan perilaku

20
Pendekatan perilaku memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari

pola tingkah laku, bukan dari sifat-sifat pemimpin. Perilaku pemimpin

dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan, nilai-nilai pengalaman.

c. Pendekatan situasional

Pendekatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan

bergantung pada kecocokan pribadi, tugas, kekuasaan, sikap dan persepsi.

3. Pengembangan kepemimpinan

Faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan

pengetahuan yang dimiliki, jenis pekerjaan, atau lembaga yang dipimpinnya,

sifat-sifat kepribadiannya, serta kekuatan-kekuatan yang dimilikinya. Hal-hal

yang dilakukan oleh pemimpin dalam pengembangan kepemimpinan yaitu:

a. Selalu belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja anggotanya

b. Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana

c. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang

sedang dilaksanakan

d. Berfikir untuk masa yang akan datang

Fiedler dalam Ivancevich (1995:352) menyebutkan bahwa program

pelatihan dan pengalaman dapat meningkatkan pengembangan

kepemimpinan.

4. Macam Teori kepemimpinan

a. Great Man Theory

Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi,

bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa

seseorang semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak

abad. Meski tidak dapat di identifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai

21
karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan

sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu

orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai

pemimpin yang hebat.

b. Trait Theory

Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini

meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian

tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Hal

ini dapat diartikan sebagai kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian,

kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik,

kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat

membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.

c. Contingency Theory

Teori kontingensi atau yang berasal darikata Contingency Theory

menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan

menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada

situasi dan kondisi tertentu.

d. Behavioral Theories

Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau

Behavioral. Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai

kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para

pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial

pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan seorang

pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi.

e. Teori Servant

22
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai

pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini

meyakini bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang

bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik

serta mental pengikut atau anggotanya.

f. Teori transaksional

Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya

kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat

seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi

pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya. Perjanjian ini dibuat

dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling

menguntungkan antara pemimpin dengan staf.

g. Teori transformasional

Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umumperubahan. Teori

kepemimpinan transformasional merupakan sebuahteori yang mengarah

pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan

personal pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi,

dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi

inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun

tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin

transformasional selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang

dipercayakan kepadanya dengan lebihefektif dan efisien.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secaraumum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat

mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok.

Manajemen perlu dilakukan guna mencapai tujuan atau target dari individu

ataupun kelompok tersebut secara kooperatif menggunakan sumberdaya yang

tersedia.

Kepemimpinan serta manajemen memiliki keterikatan yang tak dapat

dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu

sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki

beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang

digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau

kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap

teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi

pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan

sampaikan kepada kami.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan

memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari

kesalahan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Usman, Husaini. 2013. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4.

Jakarta Timur

Jayanti ira, DKk, 2019. Pemimpin evidence Based Dalam Praktik Kebidananan.

Jakarta Selatan

Suyuthi Nurmadani, DKK. 2020. Dasar-Dasar Manajemen Sidoarjo: Zifatama

Jawara.

25

Anda mungkin juga menyukai