Anda di halaman 1dari 30

JOURNAL READING

Minggu ke-1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI
PUSKESMAS WARUNG JAMBU KOTA BOGOR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Fisiologi Holistik Kehamilan

Oleh:

Hikmarika Apriani
NIM. P05140420004

Pembimbing Akademik:

Sri Yanniarti, M.Keb


NIP. 197501122001122001

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020

1
BAB I
ISI JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI
PUSKESMAS WARUNG JAMBU KOTA BOGOR

Indriati Fitrianingtyas1, Fenti Dewi Pertiwi2 ,Wina Rachmania3

A. Judul Jurnal
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kurang Energi
Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor
B. Abstrak
Kurang Energi Kronis (KEK) pada wanita hamil adalah status gizi
kurang seseorang karena ketidakseimbangan antara asupan pemenuhan
kebutuhan dan pengeluaran energi. World Health Organization (WHO)
melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan dan KEK secara
global 35-75% secara signifikan meningkat pada trisemester ketiga
dibandingkan trimester pertama dan kedua kehamilan. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian
KEK pada ibu hamil di Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor tahun
2017. Penelitian ini menggunakan desain cross Sectional. Sampel dalam
penelitian ini 43 responden dengan teknik sampel random sampling.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pita
LiLA (lingkar lengan atas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan tentang gizi (p value = 0,004) RR = 2,222,
penyakit infeksi (p value = 0,000) RR = 0,227 pemeriksaan kehamilan
dan ANC (p value = 0,000) RR = 2,700 dengan kejadian KEK pada
ibu hamil. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
antara pengetahuan, penyakit infeksi dan ANC (Antenatal Care) dengan
kejadian KEK pada ibu hamil. Saran yang dapat diberikan adalah
memberikan penyuluhan mengenai bahaya KEK pada ibu hamil serta
pengetahuan pentingnya gizi, dan pemeriksaan kehamilan oleh petugas
kesehatan

2
C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program
indonesia sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarkat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah : (1) meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian
penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4)
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan; (5) terpenuhinya
kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin ; serta (6) meningkatkan
responsivitas sistem kesehatan. (Renstra Kemenkes RI, 2015).
Tujuan pembangunan tertuang dalam Sustainable Development
Goals (SDGs), terdapat 17 tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 yang
ditargetkan. Salah satu dari tujuan SDGs adalah non kelaparan yaitu
mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target
internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita serta
mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui
serta lansia. (Kemenkes RI, 2015).Status gizi yang baik merupakan salah
satu keberhasilan pembanguan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian
yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Balita,
anak usia sekolah dasar, dan ibu hamil yang merupakan kelompok sasaran
yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang
ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi. (Permenkes RI No
51 tahun 2016).
Menurut Sedioetama (2010) dalam Yuliastuti (2014), empat masalah
gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A
(KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB). KEK adalah penyebab dari ketidak
seimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran
energi. Menurut Rukiah (2010) dalam Ardani (2015), organisasi kesehatan

3
dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia dan KEK pada
kehamilan secara global 35-75% dimana secara bermakna tinggi pada
trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua
kehamilan. WHO juga mencatat 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dan KEK dengan prevalensi terbanyak dari kasus
tersebut karena ibu Kurang Energi Kronis (KEK) yang dapat
menyebabkan status gizinya berkurang.
Pada tujuan SDGs 2015-2030 target nasional ibu hamil KEK
adalah 5% sehingga target ibu hamil non KEK adalah 95% (Kemenkes RI,
2015). Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi
KEK wanita hamil umur 15-49 tahun adalah 24,2%. Hasil tersebut
menunjukan bahwa prevalensi risiko KEK pada ibu hamil masih
tinggi.Sebanyak 13 propinsi dengan prevalensi risiko KEK nasional salah
satunya adalah Jawa Barat dimana data menunjukan peringkat ke-12 dari
33 provinsi ibu hamil KEK. Prevalensi wanita usia subur risiko kurang
energi kronis (KEK) menurut umur tahun 2007 dan 2013. Secara
keseluruhan, prevalensi risiko kurang energi kronis naik pada semua
kelompok umur dan kondisi wanita (hamil dan tidak hamil). Pada wanita
tidak hamil kelompok umur 15-19 tahun prevalensinya naik 15,7 persen.
Demikian juga pada wanita hamil kelompok umur 45-49 tahun naik 15,1
persen. (Riskesdas, 2013). Data Dinas Kesehatan Kota Bogor tahun 2016
menunjukan bahwa jumlah keseluruhan ibu hamil yang mengalami
Kurang Energi Kronis (KEK) dari 24 puskesmas di kota Bogor sebanyak
1.141 ibu hamil. Data menunjukan masih tingginya jumlah ibu hamil
yang megalami Kurang Energi Kronis di Kota Bogor.
Puskesmas Warung Jambu merupakan salah satu Puskesmas
di wilayah Kota Bogor yang terletak di Kelurahan Bantar Jati Kecamatan
Bogor Utara. Wilayah kerja Puskesmas Warung Jambu terdiri dari tiga
kelurahan yaitu kelurahan Kedung Halang, kelurahan Ciparigi dan
kelurahan Ciluar, data penelitian puskesmas pada tahun 2015 terdapat ibu
hamil Kekurangan Energi k r o n i k sebanyak 2,9% dari jumlah sasaran ibu
hamil 1362 dan pada tahun 2016 terdapat sekitar 4,4% dengan KEK

4
dari jumlah sasaran ibu hamil 1370 ibu hamil, bahwa ada
peningkatan sekitar 1,5% dari tahun 2015 s/d 2016 ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronis, dimana target Puskesmas Warung
Jambu tahun 2016 ibu hamil KEK adalah 0% (LB3 KIA dan Laporan
Tahunan Gizi Puskesmas Warung Jambu, 2016).
Menurut Arisman (2007), terdapat beberapa penyebab yang
mempengaruhi kebutuhan ibu akan zat gizi tidak terpenuhi yaitu disebabkan
karena asupan makanan yang kurang dan penyakit infeksi, ibu hamil yang
asupan makanannya cukup tetapi menderita sakit maka akan mengalami
gizi kurang dan ibu hamil yang asupan makanannya kurang maka daya tahan
tubuh akan melemah dan akan mudah terserang penyakit, tingkat
pendidikan yang rendah, pengetahuan ibu tentang gizi kurang, pendapatan
keluarga yang tidak memadai, usia ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun sehingga berpengaruh pada kebutuhan gizinya, paritas ibu yang
tinggi atau terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh,
jarak kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki tubuh setelah melahirkan, ibu hamil yang
bekerja membutuhkan lebih banyak energi karena cadangan energinya dibagi
untuk dirinya sendiri dan janin. Sedangkan menurut Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (1999) dalam Supariasa (2002), menyebutkan bahwa faktor
penyebab gizi kurang di pengaruhi oleh faktor penyebab langsung seperti
asupan makanan dan penyakit infeksi, f a c t o r penyebab tidak langsung
yaitu persediaan makanan dirumah, perawatan anak dan ibu hamil, dan
pelayanan kesehatan, pokok masalah terdiri dari keiskinan, kurang
pendidikan, dan kurang keterampilan serta akar masalah meliputi krisis
ekonomi.
Meningkatnya ibu hamil yang mengalami Kurang Energi
Kronis (KEK) di Puskesmas Warung Jambu, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penellitian tentang “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor Tahun 2017”. Adapun tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang

5
gizi dengan kejadian Kurang Energi Kronis (KEK), hubungan penyakit
infeksi ibu hamil dengan kejadian Kurang Energi Kronis (KEK), hubungan
pemeriksaan kehamilan ANC (Antenatal Care) dengan kejadian Kurang
Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Warung Jambu Kota
Bogor tahun 2017.
Ruang Lingkup Penelitian ini untuk mengetahui Faktor – Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil di
Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor Tahun 2017. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2017. Populasi penelitian adalah
seluruh ibu hamil di Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor. Penelitian
dilakukan kepada 43 responden ibu hamil. Penelitian ini perlu dilakukan
karena masalah ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis meningkat
di Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor Tahun 2017

D. Metodologi
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian cross- sectional
merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara
faktor-faktor risiko dengan efek, dengan pendekatan observasi, atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian
ini untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Kurang
Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Warung Jambu Kota
Bogor, Jawa Barat tahun 2017 dengan pengumpulan data yang dilakukan
dalam waktu yang bersamaan antara variabel dependen dan variabel
independen.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor, Jawa Barat dengan
jumlah populasi sebanyak 1370 ibu hamil.Adapun sampel yang diambil
adalah didasarkan pada 2 (dua) kriteria yaitu:
a. Kriterian inklusi sebagai berikut ; Ibu hamil yang dalam periode
trisemester III yang dimana kebutuhan ibu hamil meningkat sampai akhir
kehamilan, berada di wilayah kerja Puskesmas Warung Jambu Kota

6
Bogor dan memiliki buku KIA atau tercatat di buku kohort petugas
kesehatan. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian dan pengisian
kuesioner serta pengukuran LiLA (Lingkar Lengan Atas)
b. Kriteria eksklusi sebagai berikut ; Ibu hamil yang menolak diteliti, usia
kehamilannya masuk dalam trisemester 1 dan 2, serta Ibu hamil
yang sudah melahirkan pada saat penelitian.
Sampel yang telah digunakan, berjumlah 43 orang responden.
Penelitian ini terdapat empat variabel yaitu variabel independen mencakup
faktor perilaku (pengetahuan dan pemeriksaan kehamilan ANC), dan faktor
lingkungan (penyakit infeksi) sedangkan variabel dependen berupa kejadian
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. Instrumen penelitian yang
digunakan merupakan instrumen lama dari penelitian Mulyaningrum (2009)
yang berjudul “Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Risiko Kejadian
Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil di Provinsi DKI Jakarta Tahun
2009”. Dan penelitian Ningrum (2010) yang berjudul “Faktor- faktor yang
Berhubungan dengan Risiko Kejadian Kurang Energi Kronis pada Ibu
Hamil di Kelurahan Mampang, Pancoranmas, Depok Tahun 2010”.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Kejadian
Kurang Energi Kronis (KEK)
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) dan
ditemukan data bahwa responden yang berpengetahuan kurang 2,2 kali
lebih beresiko menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dibandingkan
dengan responden yang berpengetahuan baik. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh: (1)Ningrum (2010) mengenai
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Risiko Kurang Energi
Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok
Jawa Barat Tahun 2010 ; (2) Palimbo (2014) yang berjudul Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kejadian Kurang Energi
Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Telo Banjarmasin

7
Tahun 2014; (3) Lubis (2015) yang berjudul Faktor – Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada
Ibu Hamil di Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa Tahun 2015.
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan memengaruhi
dalampengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada
perilakunya. Ibudengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan
memberikan gizi yangcukup pada bayinya hal ini lebih penting lagi
apabila ibu memasuki masa ngidam, yang biasanya perut enggan
dimasuki makanan apapun yang bergizi, karenarasa mual yang dirasakan,
justru akan memilih makanan dengan rasa segar danasam. Walaupun
dalam kondisi yang demikian apabila seorang ibu memilikipengetahuan
yang baik maka ibu tersebut akan berusaha untuk memenuhikebutuhan
gizinya dan juga bayinya (Proverawati, 2009).
2. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Kejadian Kurang Energi Kronis
(KEK)
Hasil Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara
penyakit infeksi dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK).Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mulyaningrum (2009), yang
berjudul “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Risiko Kurang
Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Provinsi DKI Jakarta Tahun
2009” menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penyakit
infeksi dengan kejadian KEK.
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya
kurang gizi sebagai akibat menurunya nafsu makan, adanya gangguan
penyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat
gizi oleh adanya penyakit.Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi
kurang merupakan hubungan timbalbalik, yaitu hubungan sebab akibat.
Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaangizi dan keadaan gizi yang
jelek dapat mempermudah infeksi. Penyakit yangumumnya terkait
dengan masalah gizi antara lain diare, tuberkulosis, campak danbatuk
rejan (Supariasa, 2002).

8
Menurut Suhardjo (1996) dalam Ningrum (2010), status gizi
merupakan bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya
status gizi yang mempengaruhi kesehatan tetapi status kesehatan juga
mempengaruhi status gizi. Infeksi dan demam dapat menyebabkan
merosotnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan
mencerna makanan. Parasite dalam usus seperti cacing gelang dan
cacing pita bersaing dengan tubuh dalam memperoleh makanan dan
dengan demikian menghalangi zat gizi kedalam arus darah. Keadaan
demikian membantu terjadinya kurang gizi. Supariasa (2001) dalam
Ningrum (2010), menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat erat
antara interaksi (bakteri, virus dan parasite) dengan malnutrisi
3. Hubungan Pemeriksaan Kehamilan ANC (Antenatal Care) dengan
Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK)
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara pemeriksaan kehamilan ANC dengan Kejadian Kurang Energi
Kronis (KEK). Responden yang pemeriksaan kehamilan ANC kurang 2,7
kali lebih beresiko menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dibandingkan
dengan responden yang pemeriksaan kehamilan ANC baik. Hal ini
sejalan dengan dengan h a s i l penelitian yang dilakukan Lubis (2015),
tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kurang
Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Langsa Lama Kota Langsa Tahun 2015 menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara pemeriksaan kehamilan ANC dengan kejadian
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dan didukung oleh hasil
penelitian Mardatun (2015), tentang Hubungan Riwayat ANC (Antenatal
Care) dan Tingkat Konsumsi Fe (Zat Besi) dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis (KEK) Ibu Hamil di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2015 yang menemukan adanya hubungan yang bermakna antara riwayat
ANC dengan kejadian KEK .
Menurut Saifudi (2005) dalam Mardiatu (2015), kunjungan ANC
(Antenatal care) adalah kunjungan ibu hamil ke petugas kesehatan
sedini mugkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

9
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care(ANC) petugas mengumpulkan data dan menganalisis kondisi ibu
melalui pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan serta
ada tidaknyan masalah atau komplikasi kehamilan

F. Kesimpulan dan saran


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor tahun 2017 dapat disimpulkan
bahwa; (1) terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di
Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor; (2) terdapat hubungan
antara peyakit infeksi dengan Kejadian
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas
Warung Jambu Kota Bogor, dan; (3) terdapat hubungan yang bermakna
antara pemeriksaan kehamilan ANC dengan Kejadian Kurang Energi
Kronis (KEK).
Saran ditujukan kepada petugas Kesehatan diharapkan mampu
meningkatkan upaya pendidikan kesehatan dalam bentuk peyuluhan
mengenai bahaya KEK pada ibu hamil dan materi lain yang terkait
dengan pentingnya pemenuhan gizi pada ibu hamil, serta meningkatkan
pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian cakupan pemeriksaan
kehamilan pada tenaga kesehatan.

10
BAB II
TELAAH JURNAL

A. Judul Jurnal
Judul jurnal sudah sesuai dengan syarat penulisan judul jurnal yang
baik yaitu relevan dengan tema yang dikaji. Judul jurnal sudah
menggambarkan isi dari penelitisn. Judul sudah ditulis secara ringkas, padat
dan jelas.
B. Abstrak
Isi abstrak dari jurnal ini sudah mencakup latar belakang, metode
penelitian, hasil dan kesimpulan. Kemudian kaidah penulisan juga sudah
sesuai. Abstrak sudah mewakili inti penelitian. Bahasanya mudah dimengerti
dan dipahami, sehingga pembaca tidak salah tafsir. Jumlah kata yang
digunakan pada abstrak ini sesuai dengan syarat abstrak yaitu < 200 kata.
C. Pendahuluan
Pada pendahuluan jurnal ini sudah baik karena sudah menyebutkan
jumlah KEK secara dunia dan juga menjelaskan tentang factor-faktor resiko
tinggi memberikan dampak negatiif pada kehamilan. Pendahuluan juga sudah
menyebutkan factor-faktor yang dapat menyebabkab KEK namun
pendahuuan terlalu panjang.
D. Metodologi
Metodologi pada jurnal ini cukup sudah baik karena sudah
menjelaskan ddesain penelitian, criteria inklusi dan eksluksi serta jumlah
populasi dan smpel. Metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan
datanya sudah sesuai tujuan penelitian dan sudah sesuai untuk diberikan
kepada responden yang merupakan seorang BuMil. Namun peneliti belum
menyebutkan waktu penelitian.
E. Hasil dan Pembahasan/Diskusi
Hasil dari jurnal ini sudah baik karena sudah membahas sesuai dengan
tujuan penelitian. Hasil dijabarkan dengan lengkap dan akurat, dari hasil
penelitian hingga alasan kenapa factor tersebut dapat mempengaruhi.
Pembahasan juga sudah menggunakan referensi dari jurnal pendukung,

11
sehingga menggunakan teori dari berbagai sumber. Bahasanya juga bahasa
yang lugas, tidak ambigu, jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
F. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan sudah baik sudah dapat menjelaskan hasil dari tujuan
penelitian. Saran yang diberikan sudah bagus dan sangat berguna untuk pihak
yang dituju.

G. PICOT
Populasi Seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Warung Jambu Kota Bogor, Jawa Barat dengan jumlah
populasi sebanyak 1370 ibu
Intervensi Pengukuran LILA
Comparatif Tidak ada
Outcome Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Warung
Jambu Kota Bogor
Time 2017

H. RAMMbo

Representatif Ya
Alokasi fair Ya
Maintenance Ya
fair
Measurement Tidak dijelaskan
Blinded
Objective

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

12
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. (Saifudin, 2009)
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi International,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. (Prawirohardjo, Sarwono. 2014 : 213).

b. Tanda-tanda Kehamilan
1. Tanda Pasti Kehamilan
a) Teraba bagian janin dan dapat dikenal bagian-bagian janin b)
Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
b) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
c) Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang
janin, dan dapat diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat
menilai pertumbuhan janin. (Sari, Anggrita, dkk. 2015 : 12)
2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan pembesaran
uterus. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
a) Tanda Hegar
b) Tanda Brackston Hicks
c) Tanda Piscasek
d) Tanda Goodell
e) Tanda Chadwicks f) Tanda Balotement (Sari, Aggrita,
dkk.2015 : 11-12).

13
3. Tanda Bahaya Kehamilan
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun
kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologis. (Walyani,
Elisabeth Siwi. 2015 : 145). Pada umumnya 80-90% kehamilan
akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang
disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan
patologis.
Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan
yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.
(Prawirohardjo.2014 : 281)
Tanda bahaya kehamilan :
a) Perdarahan pervaginam
b) Sakit kepala yang hebat
c) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun
senja)
d) Nyeri abdomen yang hebat
e) Begkak pada muka dan tangan
f) Bayi kurang bergerak seperti biasa. (Rukiyah, Ai yeyeh.dkk.
2013)

c. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Ibu Hamil


1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk
menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta,
amnion) sampai persalinan. Pada perempuan tidak hamil
uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau
kurag. Selama hamil, uetrus akan berubah menjadi suatu organ
yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion
rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5
liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-
rata 1100 gram.

14
2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi
lebih lunak da kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat
penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh
serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia
pada kelenjar-kelenjar serviks.
3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus
luteum yang dapat ditemukan diovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah
itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah
yang relatif minimal.
4) Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan
hiperemia terlihat jelas paad kulit dan otot-otot di perineum dan
vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang
dikenal dengan tanda Chadwick.
5) Kulit
Pada kulit diding perut akan terjadi perubahan
warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga
akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini
dikenal dengan nama strie gravidarum.pada banyak perempuan
kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) dan kadang-
kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada
wajah dan leher yang disebut cloasma atau melasma gravidarum.
Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kadar serum
melanocyte stimulating hormone.
6) Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan
payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua

15
payudara akan bertambah ukurannya. Puting payudara akan
lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama
suatu cairan berwarna kuning yang disebut kolostrum dapat
keluar.
7) Perubahan metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan
berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume
darah, dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan berat badan akan
bertambah 12,5 kg.
8) Sistem kardiovaskuler
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular
sistemik. Selain itu juga penigkatan denyut jantung.
9) Traktus digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan
usus akan tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti
apendiks yang akan bergeser ke atas dan lateral. Perubahan
yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos
pada traktus digestivus da penurunan sekresi asam hidroklorid
da peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala
berupa pyrosis (heartburn).
10) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih
akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering berkemih. Pada akhir kehamilan, jika
kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan
sering berkemih timbul kembali.
11) Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan mejadi bentuk yang
umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran
uterus ke posisi anterior. (Prawirohardjo, Sarwono. 2014. 175-
182).

16
d. Perubahan Adaptasi dan Psikologis dalam Masa Kehamilan
1) Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai peiode
penyesuaian. penyesuaian yang dilakukan oleh wanita adalah
terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung.
Penerimaan kenyataan ini bagi dirinya meruppakan
tugastugas psikologis yang paling penting pada trimester
pertama kehamilan.
Beberapa wanita, terutama mereka yang telah
merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk
hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa
dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap
jengkal tubuhnya.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi
antara wanita yang satu dengan yang lain. Meski
beberapa wanita mengalami peningkatan seksual, tetapi
secara umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya
penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang
jujur dan terbuka terhadap pasangan masing-masing. Banyak
wanita merasakan kebutuhan kasih saying yang besar dan cinta
kasih tanpa seks. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015 : 64)
Perubahan psikologi yang terjadi pada kehamilan
trimester I didasari pada teori Revarubin. Teori ini
menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana
untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses
belajar melalui serangkaian aktifitas. Beberapa tahapan aktifitas
pentig seseorang menjadi ibu :
a) Taking On
Seorang wanita dalam prncapaian peran sebagai ibu
akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.

17
b) Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran
yang dilakukan.
c) Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan
aktifitas yang sudah dilakukannya. (Sari, Aggrita. dkk.
2015:64)
2) Trimester II
Trimester kedua sering disebut periode pancaran
kesehatan, saat ibu merasa sehat. Pada trimester ini pula
ibu dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai
merasaka kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari
dirinya sendiri. Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yaitu
prequickening dan postquickening. Akhir dari trimester
pertama dan selama prequickening dan trimester kedua,
wanita tersebut akan terus melengkapi dan mengevaluasi
segala aspek yang menghubungkannya dengan ibunya
sendiri. Quickening mungkin menyerang wanita untuk
memikirkan bayinya sebagai individu yang merupakan bagian
dari dirinya. Perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan
kehadiran didalam keluarga. (Sari, Aggrita. dkk. 2015: 67).
3) Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan
penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari
kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia
menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.
Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif
terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orangtua
dan mulai memilih nama untuk bayinya, pakaian bayi mulai
dibuat atau dibeli.

18
Pada trimester ini wanita juga merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti: apakah
nanti bayinya akan lahir abnormal atau tidak, atau apakah
organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan
bayinya.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik
yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan
merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan
yang sangat dan konsisten dari pasanganny. Peningkatan hasrat
seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan
menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi
halangan.alternative posisi dalam berhubungan seksual.
metode alternative untuk mencapai kepuasan dapat membantu
atau menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak
nyaman dengan cara - cara tersebut. Berbagi perasaan secara
jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda
menjadi sangat penting. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015 : 66-67).

e. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan


Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan
Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan
dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
1) Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda
terutama pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah
kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan,
kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan
berat badan menurun terus.
2) Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
3) Sakit kepala

19
Sakit kepala yang hebat atau yang menetap timbul pada ibu
hamil mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

4) Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah
merupakan tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
5) Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu
dan janinnya.
6) Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan
berlebihan dari bang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan
salah satu tanda bahaya pada kehamilan.
7) Batuk lama
Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut
dan dapat dicurigai ibu hamil menderita TB.
8) Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu
masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
9) Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya
timbul rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang
biasanya terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang
darah.
10) Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit
sesak bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun
apabila hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
11) Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya
pada ibu hamil.
12) Gerakan janin

20
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir
bulan keempat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia
kehamilan ini, gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada
gerakan maka ibu hamil harus waspada.
13) Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb.
Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku.
Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang
mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan dikonsulkan ke
psikiater.
14) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama
ibu hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan selalu mau
berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan
oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya
kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini,
petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan
memberikan dukungan agar mau membuka diri.

f. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil


Menurut Walyani (2015), kebutuhan fisik ibu hamil pada
trimester III adalah sebagai berikut:
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen berkaitan dengan perubahan sistem
pernafasan pada masa kehamilan. Kebutuhan oksigen meningkat
sesuai respons tubuh terhadap akselerasi laju metabolisme, untuk
menambah masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan amsa
uterus, dan lainnya. Ibu hamil bernapas lebih dalam karena
peningkatan volume tidal paru dan jumlah pertukaran gas pada
setiap kali bernapas ( Mandriwati., dkk, 2016).
2) Nutrisi

21
Di Trimester III, ibu hamil butuh bekal energi yang
memadai. Selain untuk mengatasi beban yang kian berat juga
sebagai cadangan energi untuk persalinan kelak.Itulah sebabnya
pemenuhan gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan baik secara
kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi
cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena
itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Baik buruknya nutrisi ibu hamil dapat dilihat dari Indeks
Masa Tubuh (IMT), IMT dapat diinterpretasikan dalam kategori
berat kurang dengan IMT kurang dari 19,8 kg kategori normal
dengan IMT 19,8 - 26 kg, kategori berat lebih atau tinggi dengan
IMT 26 - 29 kg dan kategori obesitas dengan IMT lebih dari 29 kg.
berat badan ibu dianjurkan sekitar 1 - 2,5 kg pada trimester pertama
dan selanjutnya rata-rata 0,5 kg setiap minggu sampai akhir
kehamilan (Rukiah.A.Y., dkk, 2013).
Menurut Walyani (2015), berikut ini sederet zat gizi
yang lebih diperhatikan pada kehamilan TM III ini, tentu tanpa
mengabaikan zat gizi lainnya:
a) Kalori
Kebuthan kalori selama kehamilan adalah sekitar
70.000 - 80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat
badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini terutama pada 20
minggu terakhir untuk itu tambahan kalori yang diperlukan
setiap hari adalah sekitar 285 - 300 kkal.
b) Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari
100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan
enzim.Selain membantu metabolisme asam amino,
karbohidrat, lemak dan pembentukkan sel darah merah juga
berperan dalam pembentukkan neurotransmitter (senyawa
kimia penghantar pesan antar sel saraf).Semakin berkembang
otak janin, semakin meningkat pula kemampuan untuk

22
menghantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu
hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani
adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
c) Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentukkan senyawa
tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisme sel baru
yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya
proses perkembangan janin, termasuk otaknya terhambat
dan terganggu. Janin akan tumbuh kecil. Angka yang ideal
untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.
d) Tiamin (Vitamin B1) dan Niasin (B3)
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk
mengatur metabolisme system pernafasan dan enerji. Ibu hamil
dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram
perhari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11
miligram perhari. Ketiga vitamin ini biasa anda konsumsi dari
keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.
e) Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya
dari makanan, tetapi juga dari cairan.Air sangat penting untuk
pertumbuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan dan
mengatur proses metabolism zat-zat gizi, serta mempertahankan
volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
Sebaiknya minum 8 gelas air putih dalam sehari.
3) Personal Hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang
dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi,
karena badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman.
Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu
hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,

23
daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan
dikeringkan.
Ibu hamil harus melakukan gerakan membersihkan dari
depan ke belakang ketika selesai berkemih atau defekasi dan
harus menggunakan tisu yang bersih, lembut, menyerap air,
berwarna putih, dan tifak mengandung parfum, mengelap dengan
tisu dari depan ke belakang ( Mandriwati., dkk, 2016).
4) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama
tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini:
a) pendarahan pervaginam
b) Sering Abortus
c) Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan.
d) Ketuban pecah.
5) Eliminasi (BAB dan BAK )
Akibat pengaruh progesteron, otot–otot tractus digestevus
tonusnya menurun akibatnya mobilitas saluran pencernaan
berkurang dan menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal itu ibu
hamil dianjurkan minum lebih 8 gelas, wanita sebaiknya diet yang
mengandung serat, latihan/senam hamil, dan tidak dianjurkan
memberikan obat perangsang.

2. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan


a. Definisi KEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar,
dkk., 2013).

24
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif
atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2013).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan
energi yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan
pertumbuhan perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika
Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).
b. Tanda dan Gejala KEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan
gejala yang dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu
Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2013).
c. Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)
1) Pengertian LILA
Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri
yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan
untuk mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK
adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA
(Supariasa, 2013).
2) Tujuan pengukuran LILA
a) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu
hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang
mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
d) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran
WUS yang menderita KEK
e) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK (Supariasa, 2013).
3) Ambang batas

25
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan
risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA
kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK (Supariasa, 2013).

4) Cara mengukur LILA


Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang
telah ditetapkan, pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan
ditandai dengan sentimeter. Terdapat 7 urutan pengukuran LILA
yaitu
a. Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah
pertengahan lengan atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan
tidak tertutup kain/pakaian.
b. Letakkan pita antara bahu dan siku.
c. Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.
d. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
e. Pita jangan terlalu kekat atau longgar.
f. Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.
g. Catat hasil pengukuran LILA (Supariasa, 2013).
d. Pengaruh KEK terhadap Kehamilan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat
berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.
1) Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain
: anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal
dan terkena penyakit infeksi.
2) Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.
3) Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2016).
e. Faktor-faktor penyebab KEK

26
1) Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia
kurang dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih
tinggi. Usia ibu hamil yang terlalu muda, tidak hanya
meningkatkan risiko KEK namun juga berpengaruh pada banyak
masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan
Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden
yang berada pada kategori umur 20-35 tahun tidak mengalami
KEK, dari 37 orang hanya 6 orang (16,2%) yang mengalami KEK.
Ibu dengan kategori umur >35 tahun, dari 7 orang terdapat 1 orang
(10%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari penelitian di atas
yaitu umur ibu dapat mempengaruhi status gizi ibu pada saat hamil.
2) Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi
terjadinya risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan
dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan
memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang
pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh
terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie dan Kartikasari,
2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan
Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki
pendidikan SD ke bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi
dibandingkan ibu yang memiliki latar belakang pendidikan SMP
ke atas. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu pendidikan
dapat mempengaruhi terjadinya risiko KEK pada ibu.
3) Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini
adalah daya beli keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan

27
kurang, berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut.
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan anatara lain
tergantung pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya
lahan dan pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan
Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden
yang berpendapatan di atas UMR tidak mengalami KEK, hanya
terdapat 2 orang responden (6,9%) yang berpendapatan di atas
UMR mengalami KEK. Responden yang berpendapatan di bawah
UMR terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami KEK. Kesimpulan
dari penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat mempengaruhi
risiko KEK pada ibu hamil.
4) Status anemia
Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan
yang mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga
mengakibatkan kadar Hb ibu hamil rendah dan dapat
menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan energi kronis.
Wanita hamil beresiko anemia jika kadar Hbnya <11 gr%
(Putri, dkk., 2015
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminin, dkk. (2014)
menyebutkan bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang
anemia dibadingkan ibu hamil yang tidak KEK. Hasil penelitian
diketahui dari 31 ibu hamil yang mengalami KEK, kejadian
anemia lebih besar (88,9%) dibandingkan yang tidak anemia
(11,1%). Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status anemia
pada ibu dapat mempengaruhi status KEK pada ibu hamil
f. Langkah penanganan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani
melalui berbagai langkah, antara lain :
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
berpedoman umum gizi seimbang.

28
b. Hidup sehat.
c. Tunda kehamilan.
d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang
diperlukan oleh ibu hamil (Supariasa, 2013).

BAB IV
PENUTUP

Secara keseluruhan jurnal ini sudah cukup bagus sebagai sarana bacaan
untuk menambah wawasan pembaca, topik bahasan yang menarik dan bahasa
yang mudah dipahami. Hasil penelitian dibahas secara detail dan mendalam.
Referensi yang digunakan pun banyak, sehingga sudah bisa menjadi jurnal
sebagai sumber informasi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Farrer, Helen. 2010. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Fatimah dan Nuryaningsih. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.


Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta

Handayani, Retno., dkk. 2011. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta


Departemen Kesehatan RI.

Mandriwati G, Dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC.

Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).


Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono. Jakarta: PT. Bina


Pustaka

Rukiyah Ai Yeyeh. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan 1. Edisi: Empat.


Jakarta: TIM.

Sari, Anggrita,. dkk. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor: In


Media.

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.

Tandipasang, F. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang


Resiko Tinggi Pada Kehamilan Di Puskesmas Wara Kota Palopo
Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 1(2), 60-65.

Walyani, Elisabeth S. (2015).Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:


Pustaka Baru

30

Anda mungkin juga menyukai