Disusun oleh :
KOTA BENGKULU
202
0HALAMAN PERSETUJUAN
OLEH:
NIM: P05140420009
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas praktik kebidanan
fisiologi holistik masa nifas dan menyusui. Laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
Kemenkes Bengkulu.
2. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................2
A. Kesimpulan..........................................................................................41
B. Saran....................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA 42
2
BAB I
ISI JURNAL
A. Judul Jurnal
B. Abstrak
kematian. Salah satu cara pencegahan hipothermia pada bayi baru lahir
adalah dengan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Oleh karena itu
bayi baru lahir yang dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berdasarkan
suhu sebelum dilakukan IMD dan suhu sesudah dilakukan IMD di Ruang
penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir normal yang dilakukan IMD
bayi baru lahir normal yang dilakukan IMD yang memenuhi kriteria inklusi
3
sebanyak 29 bayi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dan sampel diambil dari hasil observasi (data primer) yang ditulis
bayi baru lahir sebelum dilakukan IMD mempunyai suhu yang tidak stabil,
IMD mempunyai suhu yang stabil. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan
Sebagian besar dari masalah bayi baru lahir adalah spesifik timbul pada
Masalah ini salah satunya disebabkan oleh kebersihan yang tidak terjaga
selama proses kelahiran, kurangnya asuhan BBL serta asuhan yang pilih
hingga hal tersebut diterima sebagai suatu hal yang rutin oleh masyarakat
4
cenderung kurang mendapat perhatian dibandingkan umur-umur lainnya.
bayi (umur 0-1 tahun) terjadi pada masa neonatal (BBL 0- 28 hari), dan 2/3
kematian pada masa neonatal dini terjadi pada hari pertama. Oleh karena
itu 1 minggu pertama dari kelahiran adalah masa yang paling kritis bagi
tahun. Ini berarti 275 neonatal meninggal setiap hari, atau lebih kurang 184
neonatal dini meninggal setiap hari, atau setiap 1 jam 8 bayi neonatal dini
meninggal, atau setiap 7,5 menit 1 bayi neonatal dini meninggal (Kokom,
2007).
Meskipun hanya sedikit sekali dan hampir tidak ada data yang tersedia
wilayah yang beriklim panas ataupun tropis. Karena BBL yang menderita
selama 24 jam berikutnya. Selain itu, BBL yang mengalami asfiksia saat
dan pada akhirnya akan memperparah asfiksia bayi (WHO, 1996 : 11-3).
5
Adapun mekanisme atau proses penurunan suhu pada BBL, yaitu
segera setelah dilahirkan, suhu BBL akan turun. Bayi yang masih basah
bisa kehilangan panas cukup banyak untuk membuat suhu tubuhnya turun
sampai sebanyak 2-4°C (3,6 - 7,2°C). Karena dalam keadaan basah, maka
kelahiran. Selain itu suhu dingin dan luar permukaan yang lebih besar
proporsional lebih besar, juga bisa menyebabkan turunnya suhu pada bayi
dan hipothermia akan menghadapi resiko yang lebih tinggi lagi terkena
6
infeksi, penguningan (jaundice), serta pulmonaria hemorrhage (perdarahan
tahun 2014 terdapat 186 kematian bayi diantara 16.995 kelahiran hidup di
bayi (10%).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu dilakukan segera setelah bayi lahir,
didada ibu untuk skin to skin selama minimal satu jam. Dada ibu sebagai
(Vivian, 2010).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 40% BBL yang
baru lahir yang dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Ruang Mina RS
7
Muhammadiyah Tuban.
D. Metode
suhu tubuh bayi baru lahir yang dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
yang dinilai sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian dalam sebuah
E. Pembahasan
Dilakukan IMD
seluruhnya memiliki suhu tidak stabil dan hanya terdapat 4 bayi baru
10-20 setelah kelahiran. Bayi yang masih basah bisa kehilangan panas
8
mengimbangi hilangnya panas saat kelahiran (WHO, 1993).
Pada ruang bersalin dengan suhu 20 - 25°C suhu kulit bayi akan
turun 0,3°C dan suhu tubuh bagian dalam turun 0,1°C. Selama periode
dini setelah bayi lahir biasanya bayi akan kehilangan panas kumulatif 2
Selain itu bayi baru lahir juga akan kehilangan sebagian besar panas
(WHO, 1993).
adaptasi dari suhu didalam uterus ke suhu lingkungan luar yang disebut
Selain itu, ada faktor lain yang mempengaruhi suhu tubuh bayi yaitu
melalui konveksi yaitu kehilangan panas yang terjadi pada bayi saat
terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin contohnya angin dari
kipas angin dan penyejuk ruangan tempat bersalin (AC). Apabila bayi
9
kehilangan panas tersebut diatas dapat ditanggulangi dengan mengatur
setelah bayi lahir dan dilakukan minimal 1 jam, karena cara tersebut
Dilakukan IMD
stabil dan tidak satupun bayi yang suhunya tidak stabil. Suhu dada ibu
kedinginan. Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak
kulit dengan ibu. Suhu payudara ibu akan meningkat 0,5 derajat dalam
10
Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bergman (2005) ditemukan
bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1°C lebih panas dari
suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada
ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi kedinginan,
suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi. Jadi
dada ibu merupakan tempat yang terbaik bagi bayi yang baru lahir
kedinginan.
Bayi yang dilakukan IMD berada dalam suhu yang aman. Karena
suhu payudara ibu meningkat 0,5 °C dalam dua menit jika bayi
initiation) adalah proses bayi baru lahir mencari puting susu ibu secara
mandiri dengan teknik skin to skin antara kulit ibu dan bayi minimal
Tuban yaitu sebesar 29 bayi (100%), hal ini disebabkan karena dada ibu
11
emosionalnya.
Suhu tubuh bayi baru lahir setelah pelaksanaan IMD berada dalam
keadaan stabil, ibu tampak lebih tenang dan bahagia dengan kehadiran
membuat bayi akan berada pada suhu tubuh yang optimal sehingga bayi
untuk mencegah hipotermi saja, keadaan emosional ibu dan bayi atau
ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi terjalin dengan baik,
hal ini akan memberikan dampak yang besar untuk perkembangan bayi,
karena ikatan kasih sayang telah terjalin dengan baik, yang pada
hidupnya.
F. Kesimpulan
Baru Lahir yang Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Di Ruang Mina
1. Hampir seluruhnya bayi baru lahir memiliki suhu tidak stabil sebelum
Muhammadiyah Tuban.
12
2. Seluruhnya bayi baru lahir memiliki suhu stabil sesudah dilakukan Inisiasi
13
BAB II
TELAAH JURNAL
A. Judul Jurnal
Judul jurnal sudah sesuai dengan syarat penulisan judul jurnal yang baik yaitu
relevan dengan tema yang dikaji. Judul jurnal sudah menggambarkan isi dari
B. Abstrak
Isi abstrak dari jurnal ini sudah mencakup latar belakang, hasil dan
C. Pendahuluan
Indonesia saja. Jurnal ini menjelaskan bahwa hypothermia adalah salah satu
yang lama.
D. Pembahasan
Isi dari jurnal ini sudah membahas sesuai dengan pendahuluan jurnal.
Isi dijabarkan dengan lengkap dan akurat, dengan bahasa yang lugas tidak
14
ambigu. Pembahasan juga sudah menggunakan referensi dari banyak jurnal
21%) bayi baru lahir sebelum dilakukan IMD mempunyai suhu yang tidak
stabil, dan seluruhnya sebanyak 29 (100%) bayi baru lahir sesudah dilakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat efektif untuk membantu kestabilan suhu
tubuh bayi baru lahir dengan harapan hipotermia dapat dicegah sedini
menerapkan Inisiasi Meyusu Dini (IMD) pada semua bayi baru lahir sesuai
baru lahir, terutama bayi yang kecil (bayi yang berat lahir < 2.500 gr atau usia
kehidupannya (Puspita 2018).
sering terjadi, tetapi pada kondisi akumulasi bilirubin yang tinggi di dalam
darah dan penanganan yang lambat akan berdampak negatif pada kesehatan
neonatus. Dampak dari peningkatan bilirubin yang paling berat bila tidak
15
tertangani dengan cepat adalah ensefalopati bilirubin hingga terjadi kern
saraf ini akan meningkatkan kerja dari otot-otot sfinkter dan mengoptimalkan
E. Kesimpulan
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0–7
badan 48–52 cm, lingkar dada 30– 38 cm, lingkar kepala 33–35 cm,
biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, genetalia: pada
testis sudah turun skrotum sudah ada, reflek isap dan menelan sudah
terbentuk dengan baik, reflek moro atau gerak memeluk jika dikagetkan
sudah baik, reflek graps atau menggenggam sudah baik, eliminasi baik,
kecokelatan.
17
2. Adaptasi Fisiologi
bergantung pada masa gestasi. Matriks otak neonatus kurang bulan belum
18
c. Adaptasi suhu
3. Kebutuhan Neonatus
a. Kebutuhan Nutrisi
diketahui mengandung zat gizi yang paling banyak sesuai kualitas dan
1) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam
3) Bayi harus disusui kapan saja ia mau (on demand), siang atau
adekuat.
b. Kebutuhan Eliminasi
19
minum susu biasanya cair. Bayi yang mendapat ASI kotorannya
kuning dan agak cair dan berbiji. Bayi yang minum susu botol,
c. Kebutuhan Tidur
jam sehari. Pada umunya, bayi mengenal malam hari pada usia 3
bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat pastikan bayi tidak
terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah total tidur bayi akan
diantarannya :
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
20
Beberapa tanda bahaya pada neonatus yang harus diwaspadai dan segera
e. Riwayat kejang
f. Merintih
a. Memandikan
b. Mengganti popok
Popok bayi harus diganti setiap kali basah atau kotor. Rata–rata
bayi baru lahir memerlukan sepuluh sampai dua belas kali mengganti
popok setiap hari. Meskipun jika mengganti popok bayi ternyata tidak
21
kotor setidaknya dengan sering mengganti popok tidak akan
c. Menggendong
dari proses pelekatan yang akan membuat ibu dan bayinya merasa
d. Menggunting kuku
Menjaga agar kuku bayi tetap pendek untuk perlindungan bayi itu
e. Menidurkan
yang agak keras letakkan perlak di atas matras dan dihamparkan sesuai
Perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap kering dan
bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali
22
pusat.Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas
kasa bersih/ steril.Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat,
tidak menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses atau
ialah memasukkan vaksin atau serum ke dalam tubuh melalui oral atau
suntikan.
1) Manfaat imunisasi
23
pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anak
2) Tujuan imunisasi
3) Jenis imunisasi
a) Imunisasi Pasif
b) Imunisasi Aktif
c) Imunisasi Dasar
24
panjang (leukemia, pengobatan steroid jangka panjang, HIV).
05 ml sebanyak 1 kali.
secara rutin sejak bayi lahir sebagai dosis awal dengan dosis 2
tetes (0, 1 ml).Vaksin virus polio hidup oral adalah vaksin polio
25
dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam
f) Vaksin Hepatitis B
26
g) Vaksin Difteri–Pertusi–Tetanus (DPT)
27
Dosis pemberian DPT melalui IM 0,5 ml sebanyak 3 dosis
IM 4 minggu.
h) Vaksin Campak
dari 1.000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih
9 bulan Campak
28
6. Pencegahan Infeksi Pada Neonatus
a. Sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi, cuci tangan dengan sabun
kemudian dikeringkan
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
d. Pastikan pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi
B. Asuhan Neonatus
Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran
tubuh. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi yang baru lahir harus
29
diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan
Pada bayi cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500
2. Kunjungan Neonatal
b. Kunjungan dua 3–7 hari setelah lahir yaitu : perawatan tali pusat,
30
eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi
a. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah sistem perawatan ketika bayi dan ibu dirawat
dalam satu unit, cara perawatan ketika ibu dan bayi baru lahir tidak
b. Menjaga kehangatan
kain.
3) Menyelimuti bayi
dikeringkan
31
2) Konduksi : kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
d. Bonding Attachment
sebagai berikut :
1) Sentuhan
2) Kontak mata
3) Suara
4) Aroma
5) Entrainment
6) Bioritme
7) Kontak dini
32
Pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
berikut :
a. Data Subjektif
klien melalui anamnesa yaitu tentang apa yang dikatakan klien, seperti
antara lain :
1) Nama
33
Dikaji dengan masa yang jelas, lengkap, untuk menghindari adanya
lainnya.
2) Umur
3) Agama
4) Suku bangsa
merugikan.
5) Pendidikan
6) Pekerjaan
7) Alamat
8) Keluhan Utama
34
Untuk mengetahui keluhan yang sedang dirasakan pasien saat
pemeriksaan.
9) Riwayat Kesehatan
Makanan
Minuman
11) Eliminasi
sehari-hari.
35
Dikaji untuk mengetahui kegiatan apa yang dilakukan pasien sehari-
hari.
b. Data Objektif
dan fisik klien, hasil laboratorium, dan test diagnostik lain yang
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
ataupun samnolen.
c) TekananDarah
d) Suhu
e) Denyut Nadi
36
Untuk mengetahui berapa nadi pasien dihitung per menit.
f) Respirasi
per menit.
g) Berat Badan
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Rambut
c) Muka
d) Mata
e) Hidung
f) Telinga
telinga.
g) Mulut
37
Untuk mengetahui kebersihan, dan melihat adakah caries dan
h) Leher
i) Abdomen
j) Genetalia
k) Anus
l) Ekstremitas
patella.
3) Pemeriksaan Penunjang
c. Assesment
objektif.
38
Pendokumentasiaan hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan)
dari dat subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti
yang tepat.
d. Planning
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan jurnal ini sudah bagus, topik bahasan yang menarik
dan bahasa yang mudah dipahami. Hasil penelitian dibahas secara detail dan
B. Saran
Diharapkan setiap bidan harus lebih ekstra dalam memantau bayi baru
asuhan berdasarkan paritas, usia, maupun pendidikan ibu. Semua pasien berhak
40
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita.Jakarta : Salemba Medika
Kelly, Paula. (2010). Buku Saku Asuhan, Neonatus & Bayi.Jakarta : EGC
Maryunani, Anik. (2014). ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA dan ANAK PRA–
SEKOLAH.
Qonitun, Umu and Sri Utaminingsih. 2018. “Gambaran Kestabilan Suhu Tubuh
Bayi Baru Lahir Yang Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (Di Ruang
Mina RS Muhammadiyah Tuban).” Jurnal Kebidanan 10(1):7.
Tando, Naomy Marie. (2016). ASUHAN KEBIDANAN Neonatus, Bayi dan Anak
Balita.Jakarta : EGC
41
& Neonatal.Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS
42