DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS : 2B KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia,
taufik, dan hidayahnya, karena dengan segala rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “asuhan neonatus, bayi, dan balita” berkat rahmat, karunia, taufik, dan
hidayah-Nya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fidyah Aminin, SST., M.Kes
, sebagai dosen pembimbing pada mata kuliah asuhan neonatus bayi dan balita.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonatus
bayi dan balita dan untuk membantu dalam mengetahui mengenai pengertian neonatus, bayi
dan balita, konsep perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, dan faktor yang mempengaruhi
kehidupan di luar uterus.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik, pemikiran, dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, karena
tidak ada yang sempurna tanpanya. Terimalah permintaan maaf kami untuk masalah tata
bahasa, dan kamk menyambut umpan balik dan saran.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Proses kelahiran merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi ibu dan bayi.
Proses persalinan dapat dengan berbagai cara yaitu persalinan normal, anjuran, tindakan dan
pembedahan.Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu
siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju
kemandirian fisiologi.
Proses perubahan yang kompleks ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus
selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaptasi
fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya
diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan kehidupannya.
Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga
agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunya.
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
1
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca agar
menambah wawasan mengenai pengertian neonatus, bayi, dan balita, konsep perubahan
fisiologis pada bayi baru lahir, dan faktor yang mempengaruhi kehidupan diluar uterus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015).
Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama (Koizer, 2011)
b) Bayi
Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir. Masa bayi dimulai dari usia
0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai
dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi.
c) Balita
Balita adalah istilah umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3- 5
tahun).
A. Sistem Pernapasan
Perubahan sistem ini diawali dari perkembangan organ paru itu sendiri dengan
perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang terbentuk dalam
proses kehamilan sehingga dapat menentukan proses pematangan dalam sistem
pernapasan. Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal bernapas yang dapat
dipengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
(lingkungan) yang merangsang pusat pernapasan medula oblongata di otak.
Selain itu juga terjadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama
persalinan, sehingga merangsang masuknya udara ke dalam paru, kemudian
timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri
dengan sistem kardiovaskular dan susunan saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan
dan upaya respirasi dalam bernapas dapat berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam
paru serta mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat berfungsi. Surfaktan
3
tersebut dapat mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu menstabilkan
dinding alveolus untuk mencegah kolaps.
C. Perubahan Suhu
Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan
suhu kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu
37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap
dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas.
Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas menyebabkan
4
kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25% masa tubuh. Lapisan
lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang buruk, yang berakibat
cepatnya perpindahan panas inti ke kullit, kemudian lingkungan, dan juga
mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas melalui penguapan,
kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan
melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.
D. Sistem Gastrointestinal
a. Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan
b. Reflek gumoh dan batuk yang matang sudah mulai terbentuk. Dengan baik pada
saat lahir.
5
e. Tetapi sel darah masih belum matang sehingga bayi belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan akan muncul
kemudian
f. Reaksi bayi terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal
kehidupan.Tugas utama bayi dan anak-anak awal membentuk kekebalan.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi
g. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih sangat lemah dan tidak
memadai. Pencegahan pajanan mikroba seperti praktik persalinan aman,
menyusui ASI dini dan pengenalan serta pengobatan dini infeksi menjadi
sangat penting.
6
H. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui
proses hipertrofi. Tumpang tindih atau moulagu dapat terjadi pada waktu lahir
karena tulang pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi.
Moulage ini dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubun-ubun besar
akan tetep terbuka hingga usia 18 bulan. Kepala bayi cukup bulan berukuran
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang dari pada tungkai.
7
J. Perubahan Sistem Ginjal
Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasnya kecil hingga
setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan dan tidak berbau.
Warna coklat dapat disebabkan oleh lendir bebas membrane mukosa dan udara asam
akan hilang setelah bayi banyak minum. Garam asam urat dapat menimbulkan
warna merah jambu pada urine, namun hal ini tidak penting. Tingkat filtrasi
glomerolus rendah dan kemampuan reabsorbsi tubular terbatas. Bayi tidak mampu
mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan, juga tidak dapat
mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi rendah dalam darah. Urine dibuang
dengan cara mengosongkan kandung kemih secara reflek. Urine pertama dibuang
saat lahir dan dalam 24 jam , dan akan semakin sering dengan banyak cairan
Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir, diantaranya sebagai berikut.
a. Riwayat antepartum ibu dan bayi baru lahir misalnya terpapar zat toksik, sikap ibu
terhadap kehamilannya dan pengalaman pengasuhan bayi.
b. Riwayat intrapartum ibu dan bayi baru lahir, misalnya lama persalinan, tipe
analgesik atau anestesi intrapartum.
c. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Kemampuan petugas kesehatan dalam
mengkaji dan merespon masalah dengan tepat pada saat terjadi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari materi yang sudah di bahas di atas dapat disimpulkan bahwa neonatus adalah
bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan. Neonatus adalah usia bayi sejak lahir
hingga akhir bulan pertama. Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir.
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan
fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Balita adalah istilah
umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3- 5 tahun).
Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir, diantaranya ada riwayat
antepartum ibu dan bayi baru lahir misalnya terpapar zat toksik, sikap ibu terhadap
kehamilannya dan pengalaman pengasuhan bayi, riwayat intrapartum ibu dan bayi baru
lahir, misalnya lama persalinan, tipe analgesik atau anestesi intrapartum, dan kapasitas
fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin.
3.2 SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, I. N. (2018). Studi Deskriptif Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Manajemen
Nyeri Pada Neonatus Di Ruang Perinatologi Dan Picu/Nicu Rsud Tugurejo Dan
Rsud KRMT Wongsonegoro Semarang (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang).
Efendi, R., & Setiawan, Y. (2018). Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit
Menular Pada Balita Menggunakan Metode Dempster-Shafer. Rekursif: Jurnal
Informatika, 6(1).
Setiyani, A., Sukesi, & Esyuananik. (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah. Jakarta Selatan: BPPSDMK.
Yulianeu, A., & Rahmayati, N. M. (2017). Sistem pakar penentu makanan pendamping air
susu ibu pada bayi usia 6 bulan sampai 12 bulan menggunakan metode forward
chaining. Jurnal Teknik Informatika (JUTEKIN), 3(2).
10