Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN NEONATUS, NAYI, DAN BALITA


Dosen Pengampu: Ibu Fidyah Aminin, SST., M.Kes

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. ARDIANTI EKA AREZA PO7224221 2055


2. BELLA VERONICA PO7224221 2060
3. CINDY FEBIOLA PO7224221 2061
4. DIVA AULYA ADITYAS PO7224221 2063
5. RAHMI UMAYYAH PO7224221 2078
6. SINDI AGUSTIWANTI PO7224221 2085
7. WINDA AGUSTIN PUSPITASARI PO7224221 2093
8. ZANIA YUNAZ PO7224221 2094

KELAS : 2B KEBIDANAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

PRODI DIII KEBIDANAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia,
taufik, dan hidayahnya, karena dengan segala rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “asuhan neonatus, bayi, dan balita” berkat rahmat, karunia, taufik, dan
hidayah-Nya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fidyah Aminin, SST., M.Kes
, sebagai dosen pembimbing pada mata kuliah asuhan neonatus bayi dan balita.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonatus
bayi dan balita dan untuk membantu dalam mengetahui mengenai pengertian neonatus, bayi
dan balita, konsep perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, dan faktor yang mempengaruhi
kehidupan di luar uterus.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik, pemikiran, dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, karena
tidak ada yang sempurna tanpanya. Terimalah permintaan maaf kami untuk masalah tata
bahasa, dan kamk menyambut umpan balik dan saran.

Tanjungpinang, 4 Agustus 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1
1.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 1
1.4 MANFAAT ................................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
2.1 PENGERTIAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA ............................................... 3
2.2 KONSEP PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BAYI BARU LAHIR ....................... 3
2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS ............. 8
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 9
3.2 SARAN ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proses kelahiran merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi ibu dan bayi.
Proses persalinan dapat dengan berbagai cara yaitu persalinan normal, anjuran, tindakan dan
pembedahan.Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu
siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju
kemandirian fisiologi.
Proses perubahan yang kompleks ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus
selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaptasi
fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya
diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan kehidupannya.
Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga
agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian dari neonatus, bayi, dan balita?


b. Apa saja yang termasuk dalam konsep perubahan fisiologi pada bayi baru lahir?
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi kehidupan diluar uterus?

1.3 TUJUAN

a. Mengetahui apa pengertian dari neonatus, bayi, dan balita.


b. Mengetahui konsep perubahan fisiologi pada bayi baru lahir.
c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kehidupan diluar uterus

1.4 MANFAAT

1
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca agar
menambah wawasan mengenai pengertian neonatus, bayi, dan balita, konsep perubahan
fisiologis pada bayi baru lahir, dan faktor yang mempengaruhi kehidupan diluar uterus

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

a) Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015).
Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama (Koizer, 2011)
b) Bayi
Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir. Masa bayi dimulai dari usia
0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai
dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi.
c) Balita
Balita adalah istilah umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3- 5
tahun).

2.2 KONSEP PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BAYI BARU LAHIR

A. Sistem Pernapasan
Perubahan sistem ini diawali dari perkembangan organ paru itu sendiri dengan
perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang terbentuk dalam
proses kehamilan sehingga dapat menentukan proses pematangan dalam sistem
pernapasan. Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal bernapas yang dapat
dipengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
(lingkungan) yang merangsang pusat pernapasan medula oblongata di otak.
Selain itu juga terjadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama
persalinan, sehingga merangsang masuknya udara ke dalam paru, kemudian
timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri
dengan sistem kardiovaskular dan susunan saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan
dan upaya respirasi dalam bernapas dapat berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam
paru serta mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat berfungsi. Surfaktan

3
tersebut dapat mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu menstabilkan
dinding alveolus untuk mencegah kolaps.

B. Sistem Peredaran Darah


Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir,
yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh
jaringan tubuh, maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada
atrium jantung dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta.
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah, di
mana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan
cara meningkatkan atau mengurangi resistensi. Perubahan tekanan sistem pembuluh
darah dapat terjadi saat tali pusat dipotong, resistensinya akan meningkat dan
tekanan atrium kanan akan menurun karena darah kurang ke atrium berkurang yang
dapat menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga menurun. Proses
tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ulang, serta saat terjadi
pernapasan pertama dapat menurunkan resistensi dan meningkatkan tekanan atrium
kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama dapat menimbulkan relaksasi
dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang dapat menurunkan resistensi
pembuluh darah paru.
Terjadinya peningkatkan sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan volume
darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatkan tekanan pada atrium
kanan akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan
pernapasan kadar oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan
duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup. Perubahan lain adalah
menutupnya vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat diklem dan
penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan.

C. Perubahan Suhu
Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan
suhu kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu
37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap
dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas.
Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas menyebabkan

4
kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25% masa tubuh. Lapisan
lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang buruk, yang berakibat
cepatnya perpindahan panas inti ke kullit, kemudian lingkungan, dan juga
mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas melalui penguapan,
kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan
melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.

D. Sistem Gastrointestinal
a. Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan
b. Reflek gumoh dan batuk yang matang sudah mulai terbentuk. Dengan baik pada
saat lahir.

Kemampuan bayi cukup bulan menerima dan menelan makanan terbatas,


hubungan esofagus bawah dan lambung belum sempurna sehingga mudah gumoh
terutama bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung terbatas kurang dari 30
cc untuk bayi cukup bulan. Kapasitas lambung akan bertambah bersamaan dengan
tambah umur.Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi diri
dari zat berbahaya, kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air
dibanding dewasa sehingga bahaya diare menjadi serius pada bayi baru lahir.

E. Perubahan Sistem Imun


a. Sistem imunitas bayi baru lahir, masih belum matang sehingga rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi.
b. Sistem imunitas yang matang menyebabkan kekebalan alami dan buatan.
Kekebalan alami terdiri dari struktur tubuh yg mencegah dan meminimalkan
infeksi
c. Beberapa contoh kekebalan alami :
a) perlindungan oleh kulit membran mukosa
b) fungsi saringan saluran napas
c) pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d) perlindungan kimia oleh asam lambung.
d. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel darah yang membantu bayi
baru lahir membunuh mikroorganisme asing.

5
e. Tetapi sel darah masih belum matang sehingga bayi belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan akan muncul
kemudian
f. Reaksi bayi terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal
kehidupan.Tugas utama bayi dan anak-anak awal membentuk kekebalan.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi
g. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih sangat lemah dan tidak
memadai. Pencegahan pajanan mikroba seperti praktik persalinan aman,
menyusui ASI dini dan pengenalan serta pengobatan dini infeksi menjadi
sangat penting.

F. Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh


Tubuh bayi baru lahir belum mampu untuk melakukan regulasi temperatur tubuh
sehingga apabila penanganan pencegahan kehilangan panas tubuh dan lingkungan
sekitar tidak disiapkan dengan baik, bayi tersebut dapat mengalami hipotermi yang
dapat mengakibatkan bayi menjadi sakit atau mengalami gangguan fatal.
a. Evaporasi (penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi).
b. Konduksi (tubuh bayi bersentuhan dengan permukaan yang temperaturnya
lebih rendah)
c. Konveksi (tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur dingin).
d. Radiasi (pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat
tubuh bayi)

G. Perubahan Sistem Reproduksi


Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas, tetapi anak
perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya. Kedua jenis
kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran payudara, terkadang disertai sekresi
cairan pada puting pada hari 4-5 karna adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon
ibu.
Pada anak perempuan, peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang
diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran suatu cairan
mukoid atau terkadang pengeluaran bercak darah melalui vagina. Pada bayi baru
lahir cukup bulan, labia mayora dan minora menutupi vestibulum.

6
H. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui
proses hipertrofi. Tumpang tindih atau moulagu dapat terjadi pada waktu lahir
karena tulang pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi.
Moulage ini dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubun-ubun besar
akan tetep terbuka hingga usia 18 bulan. Kepala bayi cukup bulan berukuran
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang dari pada tungkai.

I. Perubahan Sistem Saraf


Jika dibandingkan dengan sistem tubuh yang lain, sistem saraf belum matang
secara anatomi dan fisiologi. Hal ini mengakibatkan kontrol yang minimal oleh
korteks serebri terhadap sebagian besar batang otak dan aktivitas refleks tulang
belakang pada bulan pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi sosial.
Adanya beberapa aktivitas reflek yang terdapat pada bayi baru lahir menandakan
adanya kerja sama antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal.

Reflek pada bayi antara lain sebagai berikut:


a. Refleks moro
Reflek dimana bayi akan mengembangkan tangan lebar-lebar dan melebarkan
jari-jari, lalu membandingkan tarikan yang cepat seakan-akan memeluk
seseorang.
b. Reflek rooting.
Reflek ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan
memutar kepala seakan mencari puting susu.
c. Reflek sucking.
Reflek ini timbul bersama reflek rooting untuk menghisap puting susu dan
menelan ASI.
d. Reflek batuk dan bersin
Reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.
e. Reflek graps
Reflek yang timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi lalu bayi
akan menutup tangannya.

7
J. Perubahan Sistem Ginjal
Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasnya kecil hingga
setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan dan tidak berbau.
Warna coklat dapat disebabkan oleh lendir bebas membrane mukosa dan udara asam
akan hilang setelah bayi banyak minum. Garam asam urat dapat menimbulkan
warna merah jambu pada urine, namun hal ini tidak penting. Tingkat filtrasi
glomerolus rendah dan kemampuan reabsorbsi tubular terbatas. Bayi tidak mampu
mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan, juga tidak dapat
mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi rendah dalam darah. Urine dibuang
dengan cara mengosongkan kandung kemih secara reflek. Urine pertama dibuang
saat lahir dan dalam 24 jam , dan akan semakin sering dengan banyak cairan

2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS

Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir, diantaranya sebagai berikut.
a. Riwayat antepartum ibu dan bayi baru lahir misalnya terpapar zat toksik, sikap ibu
terhadap kehamilannya dan pengalaman pengasuhan bayi.
b. Riwayat intrapartum ibu dan bayi baru lahir, misalnya lama persalinan, tipe
analgesik atau anestesi intrapartum.
c. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Kemampuan petugas kesehatan dalam
mengkaji dan merespon masalah dengan tepat pada saat terjadi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari materi yang sudah di bahas di atas dapat disimpulkan bahwa neonatus adalah
bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan. Neonatus adalah usia bayi sejak lahir
hingga akhir bulan pertama. Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir.
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan
fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Balita adalah istilah
umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3- 5 tahun).
Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir, diantaranya ada riwayat
antepartum ibu dan bayi baru lahir misalnya terpapar zat toksik, sikap ibu terhadap
kehamilannya dan pengalaman pengasuhan bayi, riwayat intrapartum ibu dan bayi baru
lahir, misalnya lama persalinan, tipe analgesik atau anestesi intrapartum, dan kapasitas
fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin.

3.2 SARAN

Berdasarkan makalah diatas bahwaa saran yang dapat disampaikan, diharapkan


pembaca dapat memahami dan menerapkan dengan baik dan benar untuk dapat menegakkan
diagnosa pada bayi baru lahir dan untuk dapat mengaplikasikan dalam tindakan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, I. N. (2018). Studi Deskriptif Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Manajemen
Nyeri Pada Neonatus Di Ruang Perinatologi Dan Picu/Nicu Rsud Tugurejo Dan
Rsud KRMT Wongsonegoro Semarang (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang).

Efendi, R., & Setiawan, Y. (2018). Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit
Menular Pada Balita Menggunakan Metode Dempster-Shafer. Rekursif: Jurnal
Informatika, 6(1).

Setiyani, A., Sukesi, & Esyuananik. (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah. Jakarta Selatan: BPPSDMK.

Widiyanti, N. M. (2021). GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI


KURANG PADA BALITA DI UPT PUSKESMAS KLUNGKUNG I TAHUN
2021 (Doctoral dissertation, Jurusan Keperawatan 2021).

Yulianeu, A., & Rahmayati, N. M. (2017). Sistem pakar penentu makanan pendamping air
susu ibu pada bayi usia 6 bulan sampai 12 bulan menggunakan metode forward
chaining. Jurnal Teknik Informatika (JUTEKIN), 3(2).

10

Anda mungkin juga menyukai