Disusun oleh:
Kelompok 1
PSIK 4B
Puji syukur pemulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Adaptasi
Psikososial Maternal dan Keluarga terhadap Kondisi Resiko Tinggi Termasuk Kehilangan
dan Berduka” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas 2.
Disamping itu makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengembangkan
pengetahuannya tentang adaptasi psikososial maternal dan keluarga terhadap kondisi resiko
tinggi termasuk kehilangan dan berduka. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu penulisan makalah ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama mahasiswa keperawatan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
D. Adaptasi Psikososial Maternal dan Keluarga terhadap Kondisi Resiko Tinggi. .22
BAB III PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................................. 27
B. Saran................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan terjadi ketika inti sel sperma dari laki–laki memasuki inti sel ovum dari
perempuan. Ovum yang sudah dibuahi (dinamakan zigot) memerlukan waktu 6–8 hari
untuk berjalan ke dalam uterus. Perjalanannya di sepanjang tuba falopi dibantu oleh kerja
peristaltik tuba, gerakan mendorong zigot yang dilakukan oleh silia pada dinding tuba dan
cairan yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi,
zigot berkembang menjadi blastokist dan akan menanamkan dirinya dalam endometrium.
Implantasi/penanaman/nidasi biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri (bagian atas
badan uterus).
Persalinan adalah suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai
dengan peningkatan aktivitas otot rahim (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (bloody
show) dari vagina.
Peran perawat dalam mengenal secara dini adanya faktor risiko dan komplikasi pada
kehamilan adalah penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatal. Adanya komplikasi kehamilan agar cepat diberikan penanganan sesuai
wewenang atau berkolaborasi dan merujuk secara tepat.
Kehamilan dan persalinan merupakan persiapan penting yang sangat ditunggu oleh
setiap pasangan suami-istri, menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang
membahagiakan setiap keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahtera
ibu dan janin. Tentunya, persiapan ini tidaklah luput dari kondisi resiko tinggi yang
membahayakan ibu dan janin. Oleh karenanya perlu adanya adaptasi maternal baik fisik,
psikologi, sosial bagi ibu hamil dan keluarganya.
B. Rumusan Masalah
Makalah yang berjudul “Adaptasi Psikososial Maternal dan Keluarga terhadap Kondisi
Resiko Tinggi Termasuk Kehilangan dan Berduka” memiliki rumusan masalah yakni
Bagaimana adaptasi maternal dan keluarga terhadap kondisi resiko tinggi termasuk
kehilangan dan berduka?
C. Tujuan
1
Mengetahui bagaimana adaptasi maternal dan keluarga terhadap kondisi resiko tinggi
termasuk kehilangan dan berduka, yang neliputi:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsepsi atau biasa disebut fertilisasi terjadi ketika inti sel sperma dari laki–laki
memasuki inti sel ovum dari perempuan. Ovum yang sudah dibuahi (dinamakan
zigot) memerlukan waktu 6–8 hari untuk berjalan ke dalam uterus. Perjalanannya di
sepanjang tuba falopi dibantu oleh kerja peristaltik tuba, gerakan mendorong zigot
yang dilakukan oleh silia pada dinding tuba dan cairan yang dihasilkan oleh epitelium
bersilia. Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi, zigot berkembang menjadi blastokist
dan akan menanamkan dirinya dalam endometrium. Implantasi/penanaman/nidasi
biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri (bagian atas badan uterus).
Menurut Chapman & Durham, 2010, kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu :
c. Adaptasi Maternal
1. Pengertian
Adaptasi maternal merupakan perubahan umum yang terjadi akibat kerja hormon
kehamilan dan tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan jaringan lainnya.
Adaptasi ini melindungi fungsi fisiologi normal seorang wanita, memenuhi
tuntutan metabolik kehamilan tubuh wanita dan menyediakan kebutuhan untuk
perkembangan dan pertumbuhan janin.
a) Faktor fisik dipengaruhi oleh status kesehatan, gizi dan gaya hidup.
3
keluarga substance Abuse (Kekerasan yang dialami ibu hamil dimasa kecil),
dan partner Abuse (Koeban kekerasan yang dialami pasangannya).
a) Adaptasi Fisiologis
Uterus dibagi menjadi 3 bagian yaitu fundus (bagian atas), isthmus (bagian
bawah), serviks (bagian paling bawah), sering disebut sebagai leher rahim.
Peningkatan jumlah estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan
pembesaran uterus untuk mengakomodasi perkembangan janin dan
plasenta. Keadaan pH vagina berubah menjadi asam, dan terjadi hipertropi
(pembesaran) pada dinding uterus.
4
Pada vagina dan vulva terjadi peningkatan vaskularisasi menghasilkan
warna ungu kebiru–biruan pada mukosa vagina dan cervix (chadwick
sign). Leukorrhea adalah lendir putih kental, cairan yang kental dan
banyak ini terjadi karena respon rangsangan serviks oleh progesteron &
estrogen. Kondisi pH sekresi vagina berkisar 3,5–6 selama kehamilan.
4) Sistem kardiovaskuler
5) Sistem respirasi
6) Sistem perkemihan
5
metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan mual muntah pada trimester
I. Peningkatan progesteron menyebabkan penurunan tonus otot dan
memperlambat proses digestif sehingga menyebabkan konstipasi dan
pengosongan lambung menjadi lambat. Perubahan mengecap dan membaui
sehingga menyebabkan mual.
8) Sistem musculoskeletal
9) Sistem integument
b) Adaptasi Psikologis
Ibu akan merasakan berbagai perubahan yang terkait dengan dirinya termasuk
perubahan psikologis. Kehamilan akan memberi waktu pada seorang
perempuan untuk mempersiapkan persalinan, melengkapi tugas kehamilan
kemudian akan berperan menjadi seorang ibu. Perubahan psikososial yang
sering terjadi pada kehamilan antara lain pada trimester I, menerima
kehamilan; trimester II menerima bayi, dan trimester III menyiapkan kelahiran
bayi sebagai akhir dari kehamilan (Pilliteri,2003).
Ibu hamil akan menunjukkan respon yang ambivalen, yaitu respon terhadap
kehamilannya dirasakan ada 2 yakni senang dan sedih (Pilliteri, 2003).
Perasaan ibu hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak hubungan
suami istri karena ibu biasanya mengalami emosi yang labil. Hal ini
disebabkan karena masa menjadi orang tua dianggap sebagai suatu transisi
6
peran dan didasarkan pada tahapan tugas perkembangan. Selain ibu, ayah pun
memerlukan persiapan sosial untuk menjadi orang tua walaupun perannya
lebih sedikit dibandingkan dengan ibu, dan hanya ada sedikit hal yang dapat
disiapkan dalam menghadapi kehamilan istrinya, kecuali bila pasangan suami
istri mengikuti kelas pendidikan melahirkan yang dapat mereka hadiri bersama
dengan pasangannya.
a. Pengertian
Periode intranatal atau sering disebut sebagai persalinan, adalah suatu proses dimana
fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktivitas otot rahim
(frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks serta keluarnya lendir darah (bloody show) dari vagina (Manurung, 2011).
Otot rahim atau myometrium berkontraksi dan memendek (relaksasi) selama kala
I persalinan. Kontraksi atau HIS yang perlu Anda kaji pada ibu bersalin kala I
adalah:
7
2) Sedang : dinding rahim tahan terhadap lekukan selama kontraksi.
Bagian ini meliputi tulang panggul dan jaringan lunak leher rahim/serviks,
panggul, vagina, dan introitus (liang vagina). Bentuk panggul ideal untuk dapat
melahirkan secara pervaginam adalah ginekoid.
4. Psikologis ibu
Pengalaman seorang ibu dan kepuasan selama proses persalinan dan kelahiran
dapat ditingkatkan bila ada koordinasi tujuan diadakannya kolaborasi antara ibu
dan tenaga kesehatan dalam rencana perawatan. Jika cemas ibu berlebihan maka
dilatasi/ pelebaran serviks akan terhambat sehingga persalinan menjadi lama serta
meningkatkan persepsi nyeri. Jika ibu mengalami kecemasan maka akan
meningkatkan hormone yang berhubungan dengan stress seperti beta–endorphin,
hormone adrenocorticotropic, kortisol dan epineprin. Hormon–hormon tersebut
mempengaruhi otot polos uterus. Jika hormon tersebut meningkat maka
menurunkan kontraktilitas (kontraksi) uterus.
5. Posisi Ibu
Posisi ibu melahirkan dapat membantu adaptasi secara anatomis dan fisiologis
untuk bersalin. Anda sebagai perawat dapat memberikan dukungan pada ibu
bersalin dengan cara memberi informasi mengenai posisi ibu bersalin. Persalinan
atau partus adalah proses di mana janin, plasenta, dan membran dikeluarkan
melalui rahim.
1. Persalinan Kala I
a) Pengertian
8
Kala I persalinan didefinisikan sebagai perubahan perkembangan servik (leher
rahim).
b) Karakteristik kala I
4) Peningkatan curah jantung ibu dan denyut nadi ibu bisa meningkat.
6) Ibu mengalami rasa sakit yang terkait dengan kontraksi uterus saat
serviks membuka dan menipis.
c) Fase–fase kala I
1) Fase laten:
2) Fase aktif:
9
d) Adaptasi fisik/ fisiologis dan psikologis
2) Adaptasi psikologis
Selama fase aktif, klien tampak serius dan fokus pada perkembangan
persalinan, klien minta obat atau melakukan teknik pernafasan.
2. Persalinan Kala II
a) Pengertian
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi.
10
6) Perineum menonjol, vulva vagina dan sfingter ani membuka.
a) Adaptasi fisiologis:
13) Saraf pada uterus dan serviks terangsang oleh kontraksi uterus dan dilatasi
serviks, saraf pada perineum terangsang dan meregang pada kala II karena
dilewati janin.
b) Adaptasi psikologis:
11
1) Perubahan perilaku klien karena kontraksi dan terdorongnya janin.
4. Kala III
a) Pengertian
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Pemisahan plasenta biasanya terjadi dalam
beberapa menit setelah melahirkan. Setelah plasenta terpisah dari dinding
rahim, rahim terus kontraksi sampai plasenta dikeluarkan. Proses ini biasanya
memerlukan waktu 5 sampai 20 menit pasca melahirkan bayi dan terjadi
secara spontan.
Manajemen aktif kala III bertujuan: menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif. Keuntungan manajemen aktif kala III adalah persalinan kala III lebih
singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah, mengurangi kejadian retensio
plasenta (plasenta lahir lebih dari 30 menit).
d) Adaptasi psikologis
12
plasenta.
5. Persalinan Kala IV
a) Pengertian
b) Adaptasi psikologis
Peran perawat dalam mengenal secara dini adanya faktor risiko dan komplikasi pada
kehamilan adalah penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatal. Adanya komplikasi kehamilan agar cepat diberikan penanganan sesuai
wewenang atau berkolaborasi dan merujuk secara tepat.
a. Pengertian
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan lebih dari satu faktor risiko, dimana
hal tersebut akan memberikan dampak yang merugikan bagi ibu dan janinnya.
Kriteria kehamilan berisiko dibagi menjadi 3 kategori menurut Rochjati (2014), yaitu:
Merupakan kehamilan yang tidak disertai oleh faktor risiko atau penyulit sehingga
kemungkinan besar ibu akan melahirkan secara normal dengan ibu dan janinnya
dalam keadaan hidup sehat.
Merupakan kehamilan yang disertai satu atau lebih faktor risiko/penyulit baik
yang berasal dari ibu maupun janinnya sehingga memungkinkan terjadinya
kegawatan saat kehamilan maupun persalinan namun tidak darurat.
13
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) merupakan kehamilan dengan faktor
risiko:
a) Perdarahan sebelum bayi lahir, dimana hal ini akan memberikan dampak
gawat dan darurat pada ibu dan janinnya sehingga membutuhkan rujukan tepat
waktu dan penanganan segera yang adekuat untuk menyelamatkan dua nyawa.
b) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, dimana tingkat kegawatannya
meningkat sehingga pertolongan persalinan harus di rumah sakit dengan
ditolong oleh dokter spesialis.
a) Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur ≤ 20 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh
mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan
janin dalam kandungan. Mental ibu juga belum cukup dewasa. Bahaya yang
mungkin terjadi antara lain bayi lahir belum cukup umur, perdarahan bisa
terjadi sebelum bayi lahir, perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir
b) Primi tua
Primi tua adalah wanita yang telah mencapai usia 35 tahun atau lebih pada
saat hamil pertama. Ibu dengan usia ini mudah terjadi penyakit pada organ
kandungan yang menua, dan jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan
lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet, dan
perdarahan
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun.
Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat.
Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam
14
kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama
lagi. Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan dapat berjalan tidak lancar
dan perdarahan pasca persalinan
e) Grande multi
Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau lebih, karena ibu sering
melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan seperti
kesehatan terganggu, dan kekendoran pada dinding rahim.
Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.
2) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati
dalam waktu (umurbayi) 7 hari atau kurang.
15
3) Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam
kandungan. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu:
(1) Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi dengan tanda-
tanda pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya, keluar darah,
dan perut kencang.
Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau pervaginam
dengan bantuan alat, seperti:
1) Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau
pervaginam (tindakan dengan cunam/forsep/vakum). Bahaya yang dapat
terjadi yaitu robekan atau perlukaan jalan lahir dan perdarahan pasca
persalinan.
2) Uri manual, yaitu tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan
menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan apabila setelah 30 menit uri
tidak lahir sendiri dan apabila terjadi perdarahan uri belum juga lahir
Rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan rahim yaitu
kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi
Ada gawat obstetri (AGO) adalah tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan,
dan nifas, terdiri dari:
16
dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hemoglobin < 6 g%) yaitu
kematian janin, persalinan prematur pada kehamilan < 37 minggu,
persalinan lama, dan perdarahan pasca persalinan.
2) Malaria
Keluhan yang dirasakan ibu hamil yaitu panas tinggi, menggigil, keluar
keringat, sakit kepala, dan muntah-muntah. Bila penyakit malaria ini
disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan mengganggu ibu
hamil dan kehamilannya. Bahaya yang dapat terjadi yaitu abortus,
Intrauterine Fetal Death (IUFD), dan persalinan prematur.
3) Tuberkulosis paru
Keluhan yang dirasakan yaitu batuk lama tak sembuh-sembuh, tidak suka
makan, badan lemah,semakin kurus, dan batuk darah. Penyakit ini tidak
secara langsung berpengaruh pada janin. Janin baru tertular setelah
dilahirkan. Jika tuberkulosis paru berat dapat menurunkan fisik ibu,
tenaga, dan air susu ibu (ASI) ikut berkurang. Bahaya yang dapat terjadi
yaitu keguguran, bayi lahir belum cukup umur, dan janin mati dalam
kandungan.
4) Penyakit jantung
Keluhan yang dirasakan yaitu sesak napas, jantung berdebar, dada terasa
berat, kadangkadang nyeri, nadi cepat, dan kaki bengkak. Bahaya yang
dapat terjadi yaitu payah jantung bertambah berat, dan kelahiran prematur.
Bahaya yang terjadi dalam persalinan yaitu Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dan bayi dapat lahir mati.
5) Diabetes mellitus
Perkiraan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila ibu pernah
mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar, pernah mengalami
kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu-minggu terakhir dan
ditemukan glukosa dalam air seni (glikosuria).
17
Bahaya yang dapat terjadi yaitu gangguan pada sistem kekebalan tubuh
dan ibu hamil mudah terkena infeksi. Kehamilan memperburuk
progesivitas infeksi HIV. Bahaya HIV pada kehamilan adalah
pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat lahir rendah, serta
peningkatan risiko prematur. Bayi dapat tertular dalam kandungan atau
tertular melalui ASI
7) Toksoplasmosis
8) Preeklampsia ringan
Bengkak pada muka, tangan disertai dengan naiknya tekanan darah sedikit,
berarti ada preeklampsia ringan. Bahaya bagi janin dan ibu yaitu
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, dan janin mati dalam
kandungan.
b) Hamil kembar
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Rahim ibu
membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan keluhan-keluhan
seperti sesak napas, edema kedua bibir kemaluan dan tungkai, varises, dan
hemorrhoid. Bahaya yang dapat terjadi yaitu keracunan kehamilan,
hidramnion, anemia, persalinan prematur, kelainan letak, persalinan sukar, dan
perdarahan saat persalinan.
Hidramnion adalah kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2 liter,
dan biasanya nampak pada trimester III, dapat terjadi perlahan-lahan atau
sangat cepat. Keluhan-keluhan yang dirasakan yaitu sesak napas, perut
membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan amnion lebih dari dua liter,
edema labia mayor, dan tungkai. Bahaya yang dapat terjadi yaitu keracunan
kehamilan, cacat bawaan pada bayi, kelainan letak, persalinan prematur, dan
perdarahan pasca persalinan.
18
d) Janin mati dalam Rahim atau Inrauterine Fetal Death (IUFD)
Keluhan yang dirasakan yaitu tidak terasa gerakan janin, perut terasa
mengecil, dan payudara mengecil. Pada kehamilan normal gerakan janin dapat
dirasakan pada umur kehamilan 4-5 bulan. Gerakan janin yang berkurang,
melemah, atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan janin
mungkin terancam. Berdasarkan keluhan ibu dapat dilakukan pemeriksaan
denyut jantung janin (DJJ) tidak terdengar dan hasil tes kehamilan negatif.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam rahim, yaitu
gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan-jaringan mati yang
masuk ke dalam darah ibu
Hamil serotinus adalah ibu dengan umur kehamilan ≥ 42 minggu. Fungsi dari
jaringan uri dan pembuluh darah menurun. Dampak tidak baik bagi janin yaitu
janin mengecil, kulit janin mengkerut, lahir dengan berat badan rendah, dan
janin dalam rahim dapat mati mendadak.
f) Letak sungsang
Letak sungsang adalah kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam
rahim dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah. Bahaya yang dapat
terjadi yaitu bayi lahir dengan gawat napas yang berat dan bayi dapat mati.
g) Letak lintang
Kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan),
kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang
tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang
terhadap sumbu tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak
lintang yaitu pada persalinan yang tidak ditangani dengan benar, dapat terjadi
robekan rahim. Akibatnya adalah perdarahan yang mengakibatkan anemia
berat, infeksi, ibu syok dan dapat menyebabkan kematian ibu dan janin
Ada gawat darurat obstetri adalah adanya ancaman nyawa pada ibu dan bayinya
terdiri dari:
19
a) Perdarahan pada saat kehamilan
Peeklampsia berat terjadi bila ibu dengan preeklampsia ringan tidak dirawat
dan ditangani dengan benar. Preeklampsia berat bila tidak ditangani dengan
benar akan terjadi kejang-kejang atau eklamsia. Bahaya yang dapat terjadi
yaitu ibu dapat tidak sadar (koma) sampai meninggal. Bahaya bagi janin yaitu
ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil hingga mati dalam
kandungan.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab dari kehamilan risiko tinggi adalah umur ibu
yaitu usia ≤ 16 tahun dan ≥ 35 tahun, paritas yaitu ibu yang pernah melahirkan anak
sebanyak empat kali atau lebih, jarak anak yaitu ≤ 2 tahun atau ≥ 10 tahun, terlalu
lama hamil pertama ≥ 4 tahun setelah menikah, terlalu pendek ≤ 145 cm, pernah gagal
kehamilan, pernah melahirkan dengan tarikan tang/vakum, uri dirogoh, diberi
infus/transfusi, pernah operasi sesar, penyakit yang menyertai kehamilan (kurang
darah, malaria, TBC paru, payah jantung, kencing manis, penyakit menular seksual),
bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi, hamil kembar, hidramnion,
bayi mati dalam kandungan, kehamilan lewat waktu, letak sungsang, letak lintang,
perdarahan dalam kehamilan, preeklampsia dan kejangkejang.
20
aman tentang:
2. Pengawasan antenatal
3. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan yang dapat diberikan kepada ibu, yaitu sebagai berikut:
a) Diet dan pengawasan berat badan. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan (anemia, partus prematur, abortus, dan lain-lain),
sedangkan kelebihan nutrisi dapat menyebabkan (preeklampsia, bayi terlalu
besar, dan lain-lain).
21
b) Pada saat hamil, bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual. Umumnya hubungan seksual diperbolehkan pada masa kehamilan
jika dilakukan dengan hati-hati.
c) Kebersihan dan pakaian. Kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil.
Pakaian harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai sepatu dengan
tumit yang tidak terlalu tinggi, memakai kutang yang menyokong payudara,
dan pakaian dalam yang selalu bersih.
d) Perawatan gigi. Wanita hamil pada trimester I mengalami mual dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi yang tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies gigi, ginggivitis, dan
sebagainya.
f) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Imunisasi untuk melindungi janin yang akan
dilahirkan terhadap tetanus neonatorum.
g) Wanita pekerja. Wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan terlampau berat.
Melakukan istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang perburuhan,
wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan sebelum
bersalin atau satu setengah bulan setelah bersalin.
h) Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik. Ketiga kebiasan ini secara
langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan
menimbulkan kelahiran dengan berat badan lebih rendah, atau mudah
mengalami abortus dan partus prematurus, dapat menimbulkan cacat bawaan
atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental.
Kehamilan dan persalinan merupakan persiapan penting yang sangat ditunggu oleh
setiap pasangan suami-istri, menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang
membahagiakan setiap keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahtera
22
ibu dan janin. Tentunya, persiapan ini tidaklah luput dari kondisi resiko tinggi yang
membahayakan ibu dan janin. Oleh karenanya perlu adanya adaptasi maternal baik fisik,
psikologi, sosial bagi ibu hamil dan keluarganya.
a. Persiapan fisik
Persiapan fisik meliputi kesiapan kondisi kesehatan ibu, meliputi kesiapan hal-hal
yang berkaitan dengan perubahan fisiologis selama hamil sampai menjelang
persalinan. Pengaturan kebutuhan nutrisi saat kehamilan, serta upaya perencanaan
persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi yang mencakup tanda-tanda bahaya
yang terjadi pada ibu dan janin.
Dalam menyiapkan kondisi fisik, ibu perlu menyiapkan makan makanan bergizi dan
minum yang cukup banyak. Tetap melakukan aktivitas seperti berjalan pagi, atau
kegiatan rumah lainnya, dan tetap istirahat yang cukup juga merupakan persiapan
fisiologis yang dibutuhkan oleh ibu.
Penting untuk ibu menjaga kebersihan badan dan kesesuaian pakaian. Kebersihan
badan bermanfaat karena dapat mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk
selama hamil dan dapat mengurangi terjadinya infeksi dari kontaminasi kuman.
b. Persiapan psikologis
Salah satu yang harus dipersiapkan ibu yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan
bersikap tenang, dimana masa kehamilan dapat dilalui dengan baik dengan adanya
dukungan dari orang-orang terdekat. Perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu
memberikan semangat untuk ibu yang hamil sampai saat ia melahirkan nanti dan
merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam menghadapi
adanya resiko tinggi yang ada.
Perasaan takut dalam dalam menghadapi resiko tinggi kehamilan dan persalinan dapat
diatasi dengan meminta keluarga atau suami untuk memberikan sentuhan kasih
sayang, meyakinkan ibu bahwa kehamilan dan persalinan dapat berjalan lancar,
mengikutsertakan keluarga untuk memberikan dorongan moril, cepat tanggap
terhadap keluhan ibu atau keluarga.
c. Persiapan finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang hamil dan akan melahirkan merupakan suatu
kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana berkaitan dengan penghasilan atau
23
keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung
sampai persalinan seperti menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan popok bayi dan
perlengkapan lainnya. Menyiapkan pendonor darah ketika dibutuhkan transfusi darah
setelah persalinan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dan disiapkan.
d. Persiapan kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang kurang baik terhadap
kehamilan agar persiapan yang berhubungan dengan kebiasaan tidak baik selama
kehamilan dapat dihindari. Kepercayaan dan budaya akan perilaku yang pantas
selama masa kehamilan akan mempengaruhi respon suami maupun petugas kesehatan
terhadap kebutuhan ibu.
Faktor yang berhubungan dengan adaptasi kehamilan dan persalinan, yaitu:
a. Umur
Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja, sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan
kehamilan Umur yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan
adalah 20-35 tahun. Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian wanita digolongkan
pada kehamilan berisiko tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit pada
waktu persalinan.
b. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
infromasi. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang menerima
dan memakai pengetahuan atau informasi. Suami yang mengikuti kelas pendidikan
kesehatan ibu hamil, maka ia memiliki kesempatan untuk belajar tentang cara menjadi
pasangan yang terlibat dan aktif dalam proses menjadi orang tua.
c. Pekerjaan
Bekerja dapat mengalihkan perasaan cemas bagi ibu hamil. Bekerja merupakan
aktivitas yang menyita waktu dan ibu hamil akan fokus ke pekerjaannya. Ibu hamil
yang bekerja dapat berinteraksi dengan masyarakat sehingga dapat menambah
pengetahuan. Selain itu, bekerja dapat menambah penghasilan keluarga untuk
mencukupi kebutuhan selama kehamilan
24
d. Pendapatan (Ekonomi)
e. Dukungan sosial
Dukungan dalam kehamilan dan persalinan seperti pujian, penentraman hati, tindakan
untuk meningkatkan kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelasan tentang yang terjadi
selama persalinan dan kelahiran serta sikap ramah yang konstan. Dalam hal ini ibu
yang sedang hamil dan yang akan bersalin harus ditemani orang yang ia percayai dan
membuatnya merasa nyaman.
a) Dukungan emosional
25
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Setiap orang pasti
membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan
simpati, empati, kepedulian, kepercayaan, dan perhatian terhadap persoalan
yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi. Bentuk dukungan seperti ini dapat membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh sumber dukungan
sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.
Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak
dapat dikontrol.
b) Dukungan instrumental
c) Dukungan informasional
d) Dukungan penghargaan
26
dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan
kompetensi.
27
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kehamilan dan persalinan merupakan persiapan penting yang sangat ditunggu oleh
setiap pasangan suami-istri, menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang
membahagiakan setiap keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahtera
ibu dan janin. Tentunya, persiapan ini tidaklah luput dari kondisi resiko tinggi yang
membahayakan ibu dan janin. Oleh karenanya perlu adanya adaptasi maternal baik fisik,
psikologi, sosial bagi ibu hamil dan keluarganya.
Peran perawat dalam mengenal secara dini adanya faktor risiko dan komplikasi pada
kehamilan adalah penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatal. Adanya komplikasi kehamilan agar cepat diberikan penanganan sesuai
wewenang atau berkolaborasi dan merujuk secara tepat.
B. Saran
1. Kehamilan dan persalinan tidak luput dari resiko tinggi yang menyertainya
sehingga diharapkan ibu hamil dapat mempersiapkan segala kondisinya
2. Adaptasi dalam masa kehamilan dan persalinan perlu diketahui ibu hamil untuk
menambah pengetahuan dan penemuan adanya kondisi serius
3. Rutin memeriksakan kehamilan untuk mencegah hal-hal yang serius agar dapat
segera ditangani
28
guna kesehatan ibu dan janinnya.
b. Bagi Perawat
Mengenal secara dini adanya faktor risiko dan komplikasi pada kehamilan adalah
penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Adanya komplikasi kehamilan agar cepat diberikan penanganan sesuai wewenang
atau berkolaborasi dan merujuk secara tepat.
29
DAFTAR PUSTAKA
Aprianawati, Reta Budi dan Indah Ria S., 2007. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan
Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama pada Masa Triwulan Ketiga.
Universitas Muhamadiyah. Solo.