Disusun Oleh :
Kelompok 3
Azzura Mayuri 2111221007
Mira Aulia 2111221017
Milda Rahmatil Isra 2111222011
Fitri Aidina Ilhamy 2111222017
Tiffani Ezra Bucika 2311226002
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan karunia-
Nya penulis-pun mampu menyelesaikan makalah mengenai “Tumbuh Kembang
Janin” ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini sendiri ditujukan sebagai
pemenuhan tugas untuk Mata Kuliah Metabolisme Gizi Ibu Hamil dan Menyusui.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Helmizar,
SKM. M.Biomed selaku dosen pengampu dari Mata Kuliah Metabolisme Gizi Ibu
Hamil dan Menyusui. Selanjutnya, penulis juga berterimakasih kepada seluruh
anggota kelas yang turut berperan dalam penyusunan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan pembacanya sehingga bermanfaat untuk banyak pihak. Penulis
menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan demi peningkatan kami.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dan tahapan tumbuh kembang janin?
2. Bagaimana kebutuhan ibu hamil trisemester satu, dua, dan tiga?
3. Apa masalah selama tumbuh kembang janin?
4. Bagaimana solusi menghadapi masalah tumbuh kembang janin?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami defenisi dan tahapan tumbuh kembang janin.
2. Mengetahui dan memahami kebutuhan ibu hamil trisemester satu, dua, dan
tiga.
3. Mengetahui dan memahami masalah selama tumbuh kembang janin.
4. Mengetahui dan memahami solusi menghadapi masalah tumbuh kembang
janin.
2
BAB II
ISI
3
perkembangan beberapa organ bayi seperti paru-paru, otak, dan hati sudah
berkembang sempurna.
4
Calon ibu juga perlu mencukupi kebutuhan vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3,
dan B6, untuk membantu proses tumbuh kembang janin, vitamin B12 untuk
membentuk sel darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk
pembentukan tulang dan gigi, dan vitamin E untuk metabolisme. Serta zat besi
untuk memproduksi sel darah merah.
2.2.2 Kebutuhan Gizi Trimester Kedua
Mulai minggu ke-13 hingga minggu ke-28 kehamilan, kebutuhan gizi juga
meningkat seiring pertumbuhan dan perkembangan janin dan ibu. Pada usia ini,
ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan asupan kalorinya sekitar 300 kkal per
hari untuk memberikan tambahan energi bagi tumbuh kembang janin. Ibu hamil
pada saat ini harus menghindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi
karena dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf pusat janin yang sedang
berkembang. Pada minggu ke-17 kehamilan, ibu hamil biasanya mengalami
sembelit. Dengan hal tersebut maka ibu hamil harus sering mengonsumsi sayur dan
buah.
Selain itu,ibu hamil diusahakan untuk minum minimal 8 gelas per hari untuk
memenuhi kebutuhan air tubuh yang meningkat. Pada masa ini, jantung janin dan
sistem peredaran darah sedang berkembang. Oleh karena itu, pastika ibu hamil
mengonsumsi zat besi dan vitamin C untuk mengoptimalkan pembentukan sel
darah merah baru, hal tersebut dapat dicapai dengan mengonsumsi kuning telur,
ayam, daging, dan bayam. Ibu hami juga harus membatasi asupan garam untuk
menghindari pembengkakan kaki dan risiko hipertensi. Pada minggu ke-23,
pembentukan otak sedang aktif sehingga ibu hamil juga dipastikan konsumsi
makanan laut untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3.
2.2.3 Kebutuhan Gizi Trimester Ketiga
Pada trimester ketiga yaitu minggu ke-29 sampai minggu ke 40, tulang
sudah hampir terbentuk dengan sempurna. Berdasarkan AKG tahun 2019 diketahui
bahwa peningkatan kebutuhan kalsium pada masa kehamilan adalah sebesar 200
mg. Kalsium diperlukan untuk mineralisasi tulang dan gizi janin. Penyerapan
kalsium menjadi meningkat sedangkan ekskresi kalsium pada urin menurun.
Peningkatan kebutuhan kalsium juga terjadi dengan pengeluaran kalsium pada
tulang. Peningkatan pengeluaran kalsium pada tulang mampu tergantikan kembali
5
setelah masa kehamilan apabila ibu mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam
jumlah yang cukup. Konsumsi kalsium dapat dipenuhi melalui konsumsi bahan
makanan sumber kalsium seperti produk susu, ikan dan jus yang sudah difortitikasi
kalsium, bayam, brokoli, sari kedelai, kacang-kacangan. Ibu hamil juga
membutuhkan banyak energi, terutama untuk mempersiapkan persalinan. Zat gizi
yang berkualitas mencegah ibu mengalami malagizi. Ibu hamil dipastikan
memenuhi kebutuhan kalori dengan mengonsumsi karbohidrat dan lemak yang
cukup. Karbohidrat berasal dari biji-bijian, makanan olahan, kentang, gula, kacang-
kacangan, biji-bijian, dan susu misalnya. Lemak berasal dari mentega, susu, telur,
daging berlemak, alpukat, dan minyak nabati.
6
Sindrom Down atau Down Syndrome adalah kelainan genetik yang
disebabkan oleh adanya kromosom yang berlebih atau kromosom ke-21. Kondisi
ini menyebabkan bayi mempunyai kecerdasan yang rendah serta beberapa kelainan
pada organ tubuh.
2.3.4 Sindrom Patau
Sindrom Patau atau Trisomi 13 adalah kelainan genetik yang disebabkan
oleh adanya salinan ekstra dari kromosom 13. Kondisi ini menyebabkan kelainan
pada banyak organ tubuh bayi.
2.3.5 Talasemia
Talasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan. Di dalam tubuh,
talasemia mempengaruhi produksi dan fungsi hemoglobin, yang merupakan bagian
dari sel darah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Talasemia
merupakan kelainan genetik yang disebabkan oleh adanya mutasi pada gene
BCL11A (Gene BCL11A adalah salah satu gene yang terkait dengan talasemia,
sebuah kelainan genetik yang disebabkan oleh adanya mutasi pada gene BCL11A.
Gene ini berperan penting dalam produksi dan fungsi hemoglobin, yang merupakan
bagian dari sel darah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh).
Talasemia dapat mengakibatkan terjadinya anemia dan kelainan pada organ tubuh
seperti paru-paru, telinga, dan tulang. Talasemia dapat diatasi dengan pengobatan
dan tranfusi darah, konsumsi makanan sehat serta pengelolaan stres yang baik.
2.3.6 Selosomi
Selosomi adalah suatu keadaan di mana kromosom yang tidak sesuai
dengan tipe kromosom yang diharapkan terbentuk di dalam tubuh. Kondisi ini dapat
menyebabkan berbagai kelainan pada tubuh, termasuk kelainan darah. Selosomi
dapat diatasi dengan pengobatan, transfuse darah, konsumsi makanan sehat, dan
mengelola stres.
2.3.7 Anencephaly
Anencephaly adalah kondisi dimana bayi lahir tanpa telapak kepala, yang
merupakan bagian terbesar dari telapak kepala yang tidak terbentuk. Kondisi ini
dapat menyebabkan bayi tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Tidak
diketahui pasti apa penyebab anencephaly, tetapi beberapa faktor risiko yang dapat
7
mempengaruhi terbentuknya kondisi ini termasuk mutasi genetic dan faktor
lingkungan.
2.3.8 Ensefalokel
Ensefalokel adalah kelainan penutupan tabung saraf yang memengaruhi
otak. Kondisi ini dapat tampak saat lahir, terlihat seperti kantong yang terlihat di
bagian luar otak. Penyebab ensefalokel belum diketahui dengan pasti, tetapi
beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terbentuknya kondisi ini termasuk
kekurangan asam amino, kekurangan asam folat, serta ibu hamil menderita
diabetes.
2.3.9 Sindrom TORCH
Sindrom TORCH adalah sekumpulan penyakit yang dapat menyebabkan
kecacatan janin, seperti kelainan pada saraf, mata, dan otak. Kondisi ini dapat
terjadi saat masa kehamilan. Sindrom TORCH dapat terjadi karena infeksi virus
seperti varicella, rubella, dan toxoplasmosis, bakteri seperti syphilis, dan jamur
seperti parvovirus.
2.3.10 Higroma Kistik
Higroma kistik adalah kelainan bawaan yang dapat dideteksi melalui
pengukuran translusensi nukal pada USG trimester pertama. Kondisi ini dapat
terjadi pada ibu hamil. Higroma kistik sendiri dapat terjadi karenasistem limfatik
rusak, sehingga cairan getah bening yang seharusnya dialirkan melalui aliran darah
justru terjebak di bawah kulit. Hal inilah yang menyebabkan munculnya benjolan
berisi cairan di leher atau kepala bayi kemudian dapat terjadi kelainan saraf.
8
Stres dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, sehingga ibu hamil perlu
mengurangi stresnya dengan cara seperti meditasi, berbagi masalah dengan
orang dekat, dan menghindari situasi yang membuat stresnya meningkat.
4. Mengurangi risiko penyakit
Ibu hamil perlu mengurangi risiko terkena penyakit seperti infeksi urin,
diabetes, dan hipertensi, yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
5. Mengikuti petunjuk dokter
Ibu hamil harus mengikuti petunjuk dokter dalam mengatasi masalah yang
muncul, seperti kondisi fizik yang tidak normal, kondisi kulit yang tidak
normal, dan kondisi tulang dan tisu yang tidak normal.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pentingnya gizi dalam tahap tumbuh kembang anak dan ibu, khususnya
pada trimester 1 hingga 3 kehamilan. Dalam periode ini, asupan gizi yang
mencukupi memiliki dampak besar terhadap kesehatan dan perkembangan optimal
anak serta kesejahteraan ibu. Pada trimester pertama kehamilan, gizi yang cukup
mendukung pembentukan organ-organ vital bayi, seperti otak dan jantung. Nutrisi
yang tepat juga membantu mencegah cacat lahir dan komplikasi kehamilan.
Trimester kedua dan ketiga memerlukan asupan tambahan untuk mendukung
pertumbuhan bayi yang semakin cepat. Kekurangan nutrisi pada trimester ini dapat
meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, serta masalah
kesehatan lainnya. Dengan demikian Dengan demikian, memahami pentingnya gizi
dalam tumbuh kembang anak dan ibu dari trimester 1 sampai 3 adalah kunci untuk
memastikan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas serta untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Diperlukan
upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan
individu, untuk memastikan bahwa gizi yang mencukupi menjadi hak universal
bagi setiap anak dan ibu.
3.2 Saran
Melihat masih banyak kasus masalah gizi pada janin dan ibu hamil yang
terjadi, penulis menyarankan pentingnya memahami pemenuhan gizi dan menjaga
keseimbangan gizi terutama pada calon ibu hamil dan keluarga. Maka dari itu
penulis berharap dengan makalah inin dapat dijadikan sumber pengetahuan terkai
masalah gizi pada janin dan ibu hamil. Dan penulis berharap adanya masukan
terhadapap makalah ini, karena sadar masih terdapat kekurangan dan kelemahan
dalam penulisannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, AK., Dary., Tampubolon, R. (2021). Status Gizi dan Perilaku Makan Ibu
Selama Kehamilan Trimester Pertama. Jurnal Epidemiologi Kesehatan
Komunitas, 6(1), 135-144.
Erdiana, G. (2021). Anensefali Diduga Akibat Defisiensi Asam Folat. Cermin
Dunia Kedokteran, 48(7), 406-408.
Ghiffari, EM., Harna., Angkasa, D., Wahyuni, Y., Purwara, L. (2021). Kecukupan
Gizi, Pengetahuan, dan Anemia Ibu Hamil. Ghidza : Jurnal Gizi dan
Kesehatan. 5(1), 10-23.
Hana, H. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN ANAK
DENGAN THALASEMIA DI KOTA BALIKPAPAN.
Jaan, A., & Rajnik, M. (2023). Torch complex. In StatPearls [Internet]. StatPearls
Publishing.
Jouanne, M., Oddoux, S., Noel, A., Voisin-Chiret, AS. (2021). Nutrient
Requirements during Pregnancy and Lactation. Nutrients. 13(2), 692.
Kominarek, MA., Rajan, P. (2016). Nutrition Recommendations in Pregnancy and
Lactation. Medical Clinic of North America. 100(6), 1199-1215.
Maritska, Z., & Kinanti, S. R. A. (2016). Kejadian dan Distribusi Kelainan
Kongenital Pada Bayi Baru Lahir di RS dr. Moehammad Hoesin Palembang
Periode Januari-November 2015. Jurnal Kedokteran Unila, 1(2), 347-350.
Masrie, M. S., & Baringbing, J. N. (2020). AMNIOSENTESIS: TINJAUAN
MENYELURUH. Damianus Journal of Medicine, 19(2), 161-166.
Mousa, Z. Q., & Dragh, M. A. (2023). The Study of BCL11A Gene in Patients with
Beta-Thalassemia Major and Intermedia by Random Amplephed
Polymorphism DNA in Iraq.
Nelwan, J. E. (2019). Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Deepublish.
Paramita, F. (2019). Gizi Pada Kehamilan. Malang. Wineka Media.
Rahman, A., Maharani, D. Y., Islamy, N., & Iqbal, J. (2021). Bayi Baru Lahir
dengan Kelainan Kongenital berupa Menigoensefalokel Parietal: Sebuah
Laporan Kasus. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1), 1-7.
11
Rahmawati, A. (2011). Hubungan antara usia ibu hamil dengan resiko terjadinya
kelahiran sindroma down. EGALITA.
Rodiani, R. (2015, October). Skrining Ultrasonografi pada Sindroma Down.
In Prosiding Seminar Presentasi Artikel Ilmiah Dies Natalis FK Unila ke-
13 (pp. 43-51). 24 Oktober 2015.
Setijowati, E. D., Suprapti, H., Sugeng, M. W., & Wulandari, R. D. (2022).
Chromosome Aberration on Growth and Developmental Disorder. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 104-110.
Sharma, D., Shastri, S., & Sharma, P. (2016). Intrauterine growth restriction:
antenatal and postnatal aspects. Clinical Medicine Insights: Pediatrics, 10,
CMPed-S40070.
Suhag, A., & Berghella, V. (2013). Intrauterine growth restriction (IUGR): etiology
and diagnosis. Current Obstetrics and Gynecology Reports, 2(2), 102-111.
Tiara, E. R., Sopiah, P., & Ridwan, H. (2023). PENTINGNYA PEMERIKSAAN
SKRINING PADA IBU HAMIL UNTUK MENCEGAH INDIVIDU
DENGAN PJB: The Importance of Screening in Pregnant Women to
Prevent Individuals with CHD. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific
Journal of Nursing), 9(2), 288-294.
12