Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KOMUNIKASI KEPERAWATAN II

“KOMUNIKASI DAN KONSELING PADA IBU


MELAHIRKAN”

Dosen Pembimbing :
Dadang Kusbiantoro, M. Kep. Ns. M. Si
Nama Anggota Kelompok 4 :
1. Dhiya' Uddin 'Azzam (1902012806)
2. Dzakirotun Nafiah (1902012789)
3. Layinatul Ma'rifah (1902012796)
4. M. Anwar Ibrahim (1902012840)
5. Nur Khoirun Nisa (1902012792)
6. Nur Laili Rahmawati (1902012805)
7. Oetari Kintan Prahasti(1902012838)
8. Tri Vidia Ning Putri (1902012802)
9. Zusnia Ajeng Dewi N.(1902012793)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan ridho-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Komunikasi Dan
Konseling Pada Ibu Melahirkan". Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah
Komunikasi Keperawatan 2.
Penulis makalah ini berbekal materi yang diperoleh dari kelas dan tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak serta kutipan materi diambil
dari internet dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kepada yang terhormat :
1. Drs.H. Budi Utomo, M.Kes selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Lamongan.
2. Arifal Aris, M.Kes selaku Dekan Fikes Universitas Muhammadiyah
Lamongan.
3. Dadang Kusbiantoro, S.Kep., Ns.M.Si selaku Dosen PJMK sekaligus Dosen
Pengampu Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan 2.
4. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih perlu
penyempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Lamongan, 1 Nopember 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER..............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................3
1.4 Batasan Masalah...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1 Pengertian Konseling.................................................................................................5
2.2 Tujuan Konseling Melahirkan...................................................................................5

2.3 Fungsi Konseling Pada Ibu Melahirkan.....................................................................6

2.4 Pengertian Persalinan/Melahirkan...........................................................................6

2.5 Sebab-sebab Terjadinya Melahirkan.......................................................................6

2.6 Jenis-jenis Melahirkan.............................................................................................7

2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Melahirkan......................................................7

2.8 Proses Melahirkan...................................................................................................9

2.9 Bentuk Konseling Pada Ibu Melahirkan.................................................................10

2.10 Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Konseling Ibu Melahirkan.................17
2.11 Trend Dan Issue Pada Ibu Melahirkan.................................................................19

2.9 Role Play.................................................................................................................21

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Proses melahirkan pada setiap ibu hamil ada yang mudah sekali ada juga yang
sulit sekali bahkan memerlukan perawatan dan penanganan para ahli kedokteran
misalnya operasi atau pembedahan. Berbagai peristiwa dalam proses melahirkan itu
sendiri merupakan kodrat dan irodat Allah Maha pencipta, peristiwa dan prosesnya
sudah diatur dan ditentukan oleh Allah di bawah sepengetahuannya. Persalinan adalah
proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat
terjadi abnormal. Kecemasan yang sering terjadi adalah apabila Ibu hamil menjelang
persalinan yang mengancam jiwanya.Ketika seseorang mengalami rasa takut, pesan
tersebut disampaikan oleh reseptor ke seluruh tubuh.Hormon ketekolamin yang tinggi
dapat menyebabkan kontraksi, rahim terasa nyeri dan sakit.Melahirkan juga
dipandang sebagai peristiwa biologis bagi wanita untuk mengembangkan umat
manusia diatas bumi, tetapi melahirkan itu sendiri bukan suatu hal yang mudah,
melainkan mengandung berbagai macam resiko dan problem itu sendiri, disamping
pada prosesnya pada setiap wanita berbeda-beda.
Perempuan hamil memerlukan ketenangan hati, keluarga dan orang-orang
terdekat harus senantiasa memberikan dukungan moril dan menghibur hati Ibu hamil
terutama pada saat akan menghadapi proses persalinan. Pasien pra melahirkan
biasanya mengalami rasa khawatir dan ketakutan, apabila tidak bisa jadi ibu yang
baik, juga ketakutan menghadapi proses persalinan yang belum pernah dialami, juga
minimnya pengetahuan tentang proses melahirkan baik di rumah maupun di rumah
sakit, khawatir anaknya lahir secara tidak normal, anak cacat dan berbagai
kekhawatiran lainnya yang menyebabkan stres pada calon ibu yang berdampak pada
proses kelahiran secara alami maupun dengan operasi caesar.
Setiap orang bisa memahami bahwa lancar atau tidaknya proses kelahiran itu
banyak tergantung pada kondisi biologis, khususnya kondisi ibu hamil yang
bersangkutan. Namun dapat dimengerti bahwa hampir tidak ada tingkah laku manusia

1
(terutama yang disadari) dan proses biologisnya yang tidak dipegaruhi oleh proses
psikis. Maka dapat dimengerti bahwa membesarnya janin dalam kandungan itu
mengakibatkan calon ibu yang bersangkutan mudah kelelahan, tidak nyaman badan,
tidak bisa tidur enak, sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas dan macam-
macam beban jasmani lain-lainnya di waktu kehamilan.
Semua pengalaman tersebut pasti mengakibatkan timbulnya rasa tegang,
ketakutan, kecemasan, konflik-konflik batin terutama pada saat mendekati kelahiran
bayinya. Ibu hamil yang akan menghadapi waktu persalinan, dia selalu dihadapkan
perasaan ketidakpastian mengenai persalinan itu akan berjalan lancar, mudah, dan
selamat, atau sebaliknya. Demikian juga anak yang dilahirkan hidup atau mati, jika
hidup dia itu sehat dan sempurna atau menderita cacat tubuh dan
sebagainya.Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trisemester
ketiga kehamilan sehingga saat persalinan, dimasa pada periode ini ibu hamil merasa
cemas terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri
yang akan dirasakan dan sebagainya. Akan tetapi, kecemasan akan berdampak negatif
pada ibu hamil sejak masa kehamilan hingga persalinan, seperti janin yang gelisah
sehingga menghambat pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-
lain.
Dampak tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. Selain berdampak pada
proses persalinan, kecemasan pada ibu hamil juga dapat berpengaruh kepada tumbuh
kembang anak. Kecemasan yang terjadi terutama pada trisemester ketiga dapat
mengakibatkan penurunan berat lahir dan peningkatan aktifitas HHA (Hipotalamus-
Hipofisis-Adrenal) yang menyebabkan perubahan produksi hormon steroid. Selain itu,
kecemasan pada masa kehamilan berkaitan dengan masalah emosional, gangguan
hiperaktifitas, desentralisasi dan gangguan perkembangan kognitif pada
anak.Perlunya bimbingan untuk ibu hamil sebelum proses persalinan agar mampu
mengatasi ketegangan, kecemasan, memotivasi pasien pra persalinan karena pasien
dengan kondisi seperti itu sangat memerlukan bantuan yang tidak hanya bantuan fisik
saja juga bantuan non fisik yang berupa bantuan psikis seperti bimbingan konseling
untuk menenangkan atau mengurangi kecemasan bagi Ibu hamil. Dengan bimbingan
konseling yang diberikan pembimbing yang dapat membantu agar tidak cemas dan
stress dalam mengurangi tekanan perasaan atau stress sebelum menjalani proses
kelahiran anaknya. Proses bimbingan konseling merupakan salah satu upaya untuk
membantu mengatasi konflik, hambatan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

2
seseorang, sekaligus sebagai upaya peningkatan kesehatan mental. Konseling
merupakan salah satu bentuk upaya bantuan secara khusus dirancang untuk mengatasi
persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.

1.2 Rumusan Masalah.


1.2.1 Apa definisi dari konseling?
1.2.2 Apa saja tujuan konseling ibu melahirkan ?
1.2.3 Apa fungsi konseling pada ibu melahirkan?
1.2.4 Apa saja proses dari melahirkan?
1.2.5 Apa definisi dari Melahirkan?
1.2.6 Apa saja sebab-sebab terjadinya melahirkan?
1.2.7 Apa saja jenis-jenis melahirkan?
1.2.8 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi melahirkan?
1.2.9 Bagaimana bentuk konseling pada ibu melahirkan ?
1.2.10 Apa saja hal – hal yang harus diperhatikan dalam konseling ibu melahirkan ?
1.2.11 Bagaimana trend dan issue pada ibu melahirkan ?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari konseling
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari konseling pada ibu melahirkan.
1.3.3 Untuk mengetahui fungsi konseling pada ibu melahirkan
1.3.4 Untuk mengetahui definisi dari Melahirkan
1.3.5 Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya melahirkan
1.3.6 Untuk mengetahui jenis-jenis melahirkan
1.3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi melahirkan
1.3.8 Untuk mengetahui proses dari Melahirkan
1.3.9 Untuk mengetahui bentuk dari konseling pada ibu melahirkan.
1.3.10 Untuk mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam konseling ibu
melahirkan.
1.3.11 Untuk mengetahui trend dan issue pada ibu melahirkan.

1.4 Batasan Masalah.


Makalah ini hanya untuk menjelaskan masalah yang terkait tentang konseling
pada ibu melahirkan,misalnya definisi dari konseling, tujuan konseling pada ibu

3
melahirkan, fungsi konseling pada ibu melahirkan, pengertian melahirkan, sebab-
sebab terjadinya melahirkan, jenis-jenis melahirkan, Faktor-faktor yang
mempengaruhi melahirkan, Proses dari Melahirkan, bentuk-bentuk konseling pada
ibu melahirkan, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam konseling pada ibu
melahirkan serta menjelaskan trend dan issue pada ibu melahirkan yang sering
terjadi.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Konseling
Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya “dengan” atau
bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” . Sedangkan dalam Bahasa
Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan”.

Konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingandalam usaha


membantukonseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil
tanggung jawab sendiri terhadap berbagaipersoalan atau masalah khusus.Winkel (2005:34).

Konseling bukan hanya proses pembelajaran individu akan tetapi juga merupakan aktifitas
sosial yang memiliki makna sosial. Orang sering kali menggunakan jasa konseling ketika
berada di titik transisi, seperti dari anak menjadi orang dewasa, menikah ke perceraian,
keinginan untuk berobat dan lain-lain. Konseling juga merupakan persetujuan kultural dalam
artian cara untuk menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan institusi sosial. (Palmer dan
McMahon (2000) yang dikutip oleh Mc leod (2004).

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
(Prayitno dan Erman Amti (2004:105).

Jadi, kesimpulannya konseling adalah bantuan secara profesional yang diberikan oleh
konselor kepada klien secara tatap muka empat mata yang dilaksanakan interaksi secara
langsung dalam rangka memperoleh pemahaman diri yang lebih balk, kemampuan
mengontrol diri, dan mengarahkan din untuk dimanfaatkan olehnya dalam rangka
pengelolaan masalah dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
Pembahasan masalah yang dimaksud yang bersifat mendalam tentang hal-hal penting tentang
masalah, bersifat luas termasuk berbagai aspek permasalahan klien, serta mengarah pada
masalah mengarah pada pengentasan masalah klien yang mendesak.

2.2 Tujuan Konseling ibu melahirkan


a. Membantu klien memahami peristiwa yang mungkin dihadapi sehingga dapat
dilakukan tindakan preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Membantu klien dan keluarganya menentukan kebutuhan yang mungkin diperlukan.

5
c. Membantu klien membuat pilihan sesuai dengan keadaan kesehatan dan keinginan
mereka.
d. Membantu klien mengenali tanda gejala terjadinya risiko kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang bisa menanggulangi risiko dan komplikasi yang akan terjadi.
e. Memfasilitasi perkembangan potensi klien.
(Yulifah dan Yuswanto, 2009; Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2008)

2.3 Fungsi Konseling Pada Ibu Melahirkan


a. Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan
b. Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis,
kultural dan lingkungan.
c. Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
d. Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
peningkatan derajat kesehatan.
(http://chooeysoklat.wordpress.com/2012/09/28/komunikasi-dan-
konseling-pada-ibu-bersalin/)

2.4 Pengertian Persalinan/ Melahirkan


Persalinan/melahirkan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,
1998:157).
Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu (Depkes, 2008).
Sedangkan menurut Sumarah (2009), persalinan/ melahirkan adalah proses membuka
dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir.
Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persalinan/ melahirkan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir yang diikuti dengan
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara utuh.

2.5 Sebab-Sebab Terjadinya Melahirkan

6
Penyebab terjadinya melahirkan belum diketahui benar. Beberapa teori yang
dikemukakan antara lain (Manuaba, I. B. G, 2008):
1. Teori kadar progesteron. Progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan
kehamilan, yang semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan, sehingga otot
rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.
2. Teori oksitosin. Menjelang persalinan hormon oksitosin makin meningkat sehingga
merangsang terjadinya persalinan.
3. Teori regangan otot rahim. Meregangnya otot rahim dalam batas tertentu
menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4. Teori prostaglandin. Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim
diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari luar dapat
merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan.

2.6 Jenis-jenis Melahirkan


Terdapat dua jenis Melahirkan normal, yaitu (Manuaba I. B. G, 2008):
1. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan tenaga sendiri.
2. Persalinan buatan adalah persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat
kekuatan untuk persalinan.
3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai sendiri, tetapi dengan
tindakan seperti seksio sesarea.

2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Melahirkan


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan Melahirkan, yaitu
(Sumarah, 2009):
1. Passage (jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
2. Passanger (janin dan plasenta) bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. Persalinan.

7
3. Power (kekuatan ) adalah kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan
volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
4. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan seperti posisi
berdiri, berjalan, duduk dan jongkok.
5. Psikologis dimana tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika
ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan
kepadanya.
2.8 Proses Melahirkan
a. Kala I (Pembukaan)
Partus mulai ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show),
karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah
berasal dari pecahnya kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. Fase Laten: Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase Aktif, berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 subfase, yaitu: 1).
Fase akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm. 2). Fase
dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm. 3). Fase deselarasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.

b. Kala II (Pengeluaran Janin)


Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat dan cepat kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk keruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refletoris menimbulkan rasa
mengedan karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti buang air besar,
dengan anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. His mengedan yang terpimpin akan lahirlah
kepala diikuti dengan seluruh badan janin. Kala II pada primi 1 ½ jam dan pada
multi ½ sampai 1 jam.

c. Kala III (Pengeluaran Uri)

8
Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal
dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke
bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Tanda-tanda lepasnya plasenta
mencakup beberapa atau semua hal-hal di bawah ini:
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan
tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi
dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau
seperti buah peer atau alvokat dan fundus berada diatas pusat.
2. Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui
vulva.
3. Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di
belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu
oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplacental pooling)
dalam ruang di antara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta
melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi
plasenta yang terlepas.

d. Kala IV (Pengawasan)
Kala pengawasan terjadi selang 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Hal-hal yang perlu dipantau pada kala IV persalinan adalah (Depkes, 2008):
1. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan
darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan
setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan
yang tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian
kondisi ibu.
2. Massase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik
setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit
selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal,
tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi ibu.

9
3. Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pasca
persalinan. Jika meningkat, dan tata laksana sesuai dengan apa
yang diperlukan.
4. Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit
selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua
pada kala empat.
5. Ajarkan pada ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi
uterus dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana melakukan
massase uterus jika uterus menjadi lembek.
6. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan bayi dan
bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering ,
atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau
berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik, bagian
kepala tertutup baik, kemudian berikan bayi ke ibu dan anjurkan
untuk dipeluk dan diberi Air Susu Ibu (ASI) secara on demand.

2.9 Bentuk Konseling Pada Ibu Melahirkan.


1) Pemenuhan Nutrisi
(Sinclair, 2009: 159-160) menjelaskan bahwa wanita bersalin membutuhkan
makanan dan air guna mempertahankan fungsi yang efisien. Pelarangan makan
dan minum selama persalinan dimulai pada kurun tahun 1940 hingga 1950-an
ketika anestesi umum sering digunakan selama kala dua persalinan. Pada tahun
2949, suatu studi oleh Mendelson mengungkapkan secara terperinci morbiditas
dan mortalitas ibu akibat aspirasi isi lambung, yang disebut sindrom Mendelson.
Studi di rumah sakit bersalin tahun 1989 menunjukkan 11.814 wanita yang
makan dan minum selama persalinan, tanpa insidensi aspirasi lambung meskipun
seksio sesaria darurat kadang kala dibutuhkan. O’Reilly et al mempelajari 106
wanita yang makan dan minum selama persalinan tanpa morbiditas dan
mortalitas.
Wanita bersalin membutuhkan kurang lebih 50-100 kilokalori energy setiap jam,
dan jika tidak terpenuhi, mereka akan mengalami kelelahan otot dan kelaparan
yang sangat. Ibu kerap ingin mekan awal persalinan (jarang diakhir). Tawarkan
makanan yang kira-kira ibu sukai, misalnya kudapan tinggi kalori, jus, buah, roti
bakar, sereal, dan biscuit. Minum dalam jumlah cukup dapat mencegah

10
dehidrasi, diet ringan diperbolehkan, kecuali ibu baru saja mendapatkan apioid
atau beresiko tinggi mendapat anestetik umum. Pastikan orang yang
mendampingi ibu juga makan (Chapman, 2013: 9). Sebagian ibu masih
berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki fase
aktif, hanya ingin minum saja. Banyak dokter menganjurkan pasien minum air
putih sepanjang proses persalinan. Bila pasien mengalami mual, maka larutan
ringer laktar 5% secara intravena dianjurkan untuk diberikan. Minuman yang
dianjurkan:
 Minuman yogurt rendah lemak.
 Es balok.
 Jus buah-buahan.
 Kaldu jernih.
 Diluted squash drinks.
 Air mineral.
 Cairan olahraga atau cairan isotonic

2) Kebutuhan Dasar Ibu Melahirkan dalam Pemenuhan Asuhan Tubuh dan fisik
Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses persalinan hal ini
juga yang akan menghindari ibu dari infeksi. Adapun asuhan yang dapat di
berikan adalah sebagai berikut:
a. Menjaga Kebersihan Diri
 Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya
sesudah BAK atau BAB dan menjaganya agar tetap
bersih dan kering. Hal ini dapat menimbulkan
kenyamanan dan relaksasi serta menurunkan resiko
infeksi karena adanya kombinasi anatar bloody show,
keringat, cairan amnion, larutan untuk pemeriksaan
vagina dan juga veses dapat membuat ibu bersalin
merasa tidak nyaman dan sangat menyengsarakan ibu.
Oleh karena itu, gunakan kipas atau bisa juga dengan
kertas atau lap yang dapat di gunakan sebagai kipas.
 Mandi di bak atau shower dapat menjadi sangat
menyegarkan dan menimbulakn rasa santai, dan merasa

11
sehat. Jika fasilitas tidak memungkinkan, mandi di
tempat tidur juga bisa menimbulakn efek menyegarkan.
b. Berendam
Air telah dihubungkan dengan suatu perasaan sejahtera selama
berabad-abad yang lalu. Ketertarikan terhadap air dalam proses
persalinan dan kelahiran bayi ini telah berkembang. Beberapa
wanita memilih untuk menggunakan kolam hanya untuk
berrendam pada kala I dan beberapa wanita memilih untuk
melahirkan di dalam air, dan yang lainnya telah memberikan
komentar tentang betapa rileksnya mereka selama berada di
dalam air. Berendam dapat menjadi tindakan pendukung dan
kenyamanan yang paling menenangkan. Diperlukan bak yang
cukup dalam agar air dapat menutup abdomen ibu. Hal ini
merupakan suatu bentuk hidroterapi dan kegembiraan yang akan
meredakan dan membantu konstraksi pada ibu bersalin.
c. Perawatan mulut
Ibu yang sedang ada dalam proses persalian biasanya nafasnya
bau, bibir kering dan pecah-pecah, tenggorokan kering terutama
jika dalam persalinan selama beberapa jam tanpa cairan oral dan
tanpa perawatan mulut. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman
dan tidak menyenangkan bagi orang di sekitarnya. Hal diatas
dapat di hindari jika ibu mampu mencerna cairan selama
persalinannya. Perawatan yang dapat di berikan adalah sebagai
berikut:
 Menggosok gigi, ibu bersalin harus di ingatkan untuk
membawa sikat dan pasta gigi kerumah sakit atau rumah
bersalin untuk digunakan selama persalinan.
 Mencuci mulut, dengan pemberian produk pencuci mulut
sebagai tindakan untuk menyegarkan nafas
 Pemberian gliserin untuk mengindari terjadinya
kekeringan pada bibir, dapat di gunakan gliserin dengan
cara mengusapkannya.

12
 Pemberian permen untuk melembabkan mulut dan
tenggorokan, untuk mencegah aspirasi sebaiknya
anjurkan untuk mengkonsumsi permen lolipop.

d. Pengipasan
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya banyak
mengeluarkan keringat, bahkan pada ruang persalinan dengan
kontrol suhu terbaik pun mereka akan mengeluh berkeringat
pada beberapa waktu tertentu. Tempat persalinan yang tidak
menggunakan pendingin akan menyebabkan perasaan tidak
nyaman dan sangat menyengsarakan ibu oleh karena itu gunakan
kipas atau bisa juga dengankertas atau lap yang digunakakan
sebagai pengkipas aman. (Rohana, Reny Saswita,
Marisah.2011.41)

e. Kehadiran Seorang Pendamping


Fungsi hadirnya seorang pendamping pada saat persalinan yaitu
mengurangi rasa sakit, membuat waktu persalinan lebih singkat,
dan menurunkan kemungkinan persalian denga operasi.
Dukungan membawa dampak positif adalah dukungan yang
bersifat fisik atau emosional. Dukungan tersebut juga meliputi
beberapa aspek perawatan seperti menggosok-gosok punggung
ibu atau memegang tangannya, mempertahankan kontak mata,
ditemani oleh orang-orang yang ramah, dan di beri kepastian,
bahwa ibu yang berada dalam persalinan tidak akan di tinggal
sendiri. Pendamping persalinan bisa di lakukan oleh suami,
anggota keluarga, atau teman yang dia inginkan selama proses
persalinan menganjurkan mereka (pendamping) untuk
melakukan peran aktif dalam mendukung ibu dan
mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin sangat
membantu masalah kenyamanan ibu. ( Rohana, Reny Saswita,
Marisah.2011.42).

Adapun dukungan yang dapat di berikan pendamping adalah sebagai berikut:

13
 Pengusap keringat
 Menemani atau membimbing ibu jalan-jalan
 Memberikan minum
 Mengubah posisi
 Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan melakukan tindakan yang
bermanfaat lainnya.
 Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman
 Membantu ibu bernafas pada saat kontraksi
 Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memberikan pujian kepada
ibu.

Metode pengurangan nyeri yang di berikan oleh pendamping persalinan secra terus
menerus, sebagai berikut:
 Sederhana
 Efektif
 Biaya rendah
 Resiko rendah
 Kemajuan persalinan
 Hasil kelahiran bertambah baik
 Bersifat sayang ibu

Menurut Varney Midwifery, pendekatan yang dapat dilakukan untuk mnegurangi rasa
sakit adalah sebgai berikut:

 Menghadirkan seseorang yang dapat mendukung persalinan


 Pengaturan posisi
 Relaksasi dan latihan pernafasan
 Istirahat dan privasi
 Penjelasan mengenai proses atau kemajuan persalinan dan prosedur tindakan

Nyeri dalam persalinan dapat di kendalikan dengan dua metode yaitu


nonfarmakologis dan farmakologis:

14
a. Terapi Farmakologis

Berbagai obat disuntikkan ke ibu dengan tujuan untuk mengurangi rasa nyeri
ketika menghadapi persalinan, baik itu anastesi umum yang disuntikkan secara
epidural, spinal ataupun sekedar regional (dan yang jelas ini bukan lagi
kewenangan bidan secara mandiri).

b. Terapi Non Farmakologis

Terapi yang digunakan yakni dengan tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi


dengan memberikan berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi
rasa nyeri saat persalinan tiba.

Nonfarmakologis

 Satu kompres panas


Sebuah studi kecil mengenai kompres panas yang di letakkan di
fundus, menemukan bahwa tindakan ini akan meningkatkan
aktivitas rahim . Kompres panas meningkatkan suhu kulit lokal,
mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri. Hal
yang harus di perhatikan oleh pendamping persalinan adalah panas
dari alat kompres harus dapat di rasakan senyaman mungkin oleh
ibu, karena kemungkinan pada saat persalinan ibu tidak dapat
bereaksi terhadap panas yang berlebihan.
 Kompres dingin
Kompres dingin berguna untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi
dan otot, mengurangi pembengkakan , dan menyejukan kulit.
Kompres dingin akan membuat baal daerah yang terkena dengan
memoperlambat transmisi nyeri melalui neuron-neuron sensorik.
Kompres dingin tidak dapat di gunakan jika ibu tidak
menginginkanya dan ketika ibu mengatakn bahwa penggunaan
kompres dingin tidak membantu atau justru malah mengganggu.
( Rohana, Reny Saswita, Marisah.2011.44-45)

15
 Hidroterapi
Selain mengurangi ketegangan, nyeri otot, nyeri sendi. Hidroterapi
juka dapat mengurangiefek grafitasi bersama ketidaknyamanan
yang berkaitan dengan tekanan pada panggul dan struktur lain,
tekanan yang merata pada daerah tubuh yang terendam, dan
kehangatan seringkali menghasilkan penurunan nyeri dan
kemajuan persalinan aktiv yang lebih cepat. Hidroterapi tidak dapat
digunakan jika keseimbangan atau kemampuan berdiri ibu tidak
memadai-karena pengaruh obat-obatan atau sebab-sebab lain,
terjadi perdarahan atau gawat janin pada saat pembukaan lengkap
dan tidak ada rencana untuk melahirkan di dalam air, atau jika
wanita sudah mendapatkan anastesi epidural untuk mengatasi
nyeri. ( Rohana, Reny Saswita, Marisah.2011.45)
 Counterpressure
Tekanan yang terus menerus selama kontraksi di lakukan pada
tulang sakrum wanita atau kepalan salah satu tangan, atau
pemerasan pada kedua pinggul. Hal tersebut dapat membantu
mengurangi nyeri punggung yang dirasakan oleh wanita
melahirkan. Counterpressure tidak dapat diteruskan jika wanita
merasa penekanan tidak dapat menolong dalam mengurangi rasa
nyeri yang dideritanya. ( Rohana, Reny Saswita,
Marisah.2011.46)
 Penekanan Lutut
Tekanan langsung melalui tulang paha kearah satu atau dua sendi
pinggul melepaskan sendi sakro iliaka dari ketegangan dan dapat
mengurangi rasa nyeri.
 Gerakan
Menggerak-gerakan tubuh secara berirama merupakan salah satu
cara yang alamiah untuk mengkoping persalianan dengan baik.
Gerakan tubuh yang berirama adalah berdiri dan berayaun pada
sebuah meja, berlutut sambil bergoyang dengan di sangga
pasangan, atau dengan bantuan sebuah bola besar yang mampu
menhan bebab sampai dengan 136 kg.

16
Adapun tindakan pendukung yang dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Pengaturan posisi
 Posisi berbaring terlentang
 Jongkok
 Merangkak
 Semi duduk
 Duduk
2. Relaksasi dan latihan pernafasan
Bernafas dalan dengan rileks sewaktu ada his, dengan cara meminta ibu
untuk menarik nafas panjang, tahan nepas sebentar , kemudian lepaskan
dengan cara meniup sewaktu ada his.
3. Usapan di punggung atau abdomen
Jika ibu suka, lakukan pemijatan dipunggung atau mengusap perut dengan
lembut. Hal ini dapat memberikan dukungan dan kenyamanan pada ibu
bersalin sehingga akan mengurangi rasa sakit.
4. Pengosongan kandung kemih
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin. Kandung kemih yang
penuh akan menyebaban nyeri pada bagian abdominal juda menyebabkan
sulit turunya bagian terendah dari janin. ( Rohana, Reny Saswita,
Marisah.2011.47-54)

f. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman


Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinannya, sehngga
ia mampu mengambil keputusan dan ia juga perlu diyakinkan bahwa
kwmajuan persalinananya normal. Kita hendaknya menyadari bahwa kata –
kata menpunyai pengaruh yang sangat kuat, baik positif maupun negatif.
Setiap ibu bersalin selalui ingin mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya.
Jelaskan semua hasil pemeriksaan.menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan
akan mengurangi kebingungan pada ibu, ingat bahwa pada setiap tindakan
yang akan kita lakukan harus memperoleh persetujuan. Pengurangan rasa
takut akan menurunkan nyeri akibat ketegangan dari rasa takut. Penjelasan

17
tentang prosedur dan adanya pembatasan hal ini memungkinkan ibu bersalin
merasa aman dan dapat mengatasinya secara efektif. Ibu bersalin harus
menyadari bahwa prosedur dan keterbatasan prosedur merupakan salah satu
hal yang ia perlukan dan adan membantunya. ( Rohana, Reny Saswita,
Marisah.2011.55)

2.10 Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Konseling Ibu Melahirkan.
a) Komunikasi dua arah.
Ketika tenaga kesehatan ingin agar sebuah informasi diterapkan oleh ibu atau
keluarganya, proses konseling dan komunikasi dua arah harus berjalan.Misalnya,
ketika menentukan di mana ibu harus bersalin dan bagaimana ibu bisa mencapai
fasilitas kesehatan tersebut.
b) Membina suasana yang baik.
Tenaga kesehatan dapat membangun kepercayaan dan suasana yang baik
dengan ibu misalnya dengan cara menemukan kesamaan-kesamaan dengan ibu
dalam hal usia, paritas, daerah asal, atau hal-hal kesukaan.
c) Mendengar dengan aktif.
Ketika ibu berbicara, tenaga kesehatan perlu memperhatikan informasi yang
diberikan dan menunjukkan bahwa informasi tersebut sudah dimengerti.Tanyakan
pertanyaan yang berhubungan dengan informasi yang ibu berikan untuk
mengklarifikasi pemahaman bersama.Ulangi informasi yang ibu sampaikan
dalam kalimat yang berbeda untuk mengkonfirmasi dan rangkum butir-butir
utama yang dihasilkan dari percakapan.
d) Mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan tertutup memiliki jawaban pasti dan biasa dipakai untuk
mendapatkan data riwayat kesehatan ibu, misalnya: “Berapa usia Anda?” atau
“Apakah Anda sudah menikah?” Pertanyaan terbuka menggali informasi terkait
situasi, emosi, perasaan, sikap, pengetahuan, maupun kebutuhan ibu, misalnya
“Apa yang Anda rasakan setelah melahirkan?” atau “Ceritakanlah mengenai
persalinan terakhir Anda?”Hindari pertanyaan bersifat sugestif.
Contoh:
X  SALAH: “Apakah suami Anda memukuli Anda?”
√  BENAR: “Bagaimana munculnya memar-memar ini?”
Ajukan pertanyaan yang tidak menghakimi dan memojokkan ibu.

18
Contoh:
X  SALAH: “Mengapa Anda tidak segera datang kemari ketika Anda tahu Anda
hamil?”
√  BENAR: “Baik sekali Anda mau datang untuk memeriksakan kehamilan Anda
saat ini. Apakah ada alasan yang membuat Anda tidak bisa datang sebelumnya?”
e) Memberikan informasi.
Sebelum memberikan informasi, tenaga kesehatan harus mengetahui sejauh
mana ibu telah memahami informasi yang akan disampaikan dan memberikan
informasi baru yang sesuai dengan situasi ibu.
Contoh:
Perawat: Apakah ibu sudah mengerti bagaimana ibu harus merawat diri
selama kehamilan?
Ibu: Ya, saya harus banyak istirahat dan makan lebih banyak.
Perawat : Betul sekali Bu. Selain itu, ada pula beberapa jenis makanan
tertentu yang perlu Ibu konsumsi lebih banyak. Apa Ibu sudah tahu makanan apa
saja itu?
Ibu : Sayur, daging…
Perawat : Ya, benar. Makanlah lebih banyak sayur dan daging, juga buah,
kacang-kacangan, ikan, telur, keju, dan susu. Ibu tahu mengapa Ibu perlu
mengkonsumsinya?
Ibu : Agar bayinya sehat
Perawat : Ya, makanan-makanan itu akan mendorong pertumbuhan bayi
dan menjaga Ibu tetap sehat. Apakah ada lagi yang ingin ibu tanyakan mengenai
apa yang harus ibu makan selama hamil?
f) Fasilitasi.
Penting diingat bahwa konselor tidak boleh memaksa ibu untuk mengatasi
masalahnya dengan solusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan ibu.Bimbinglah
ibu dan keluarganya untuk menganalisa kelebihan dan kekurangan dari setiap
pilihan yang mereka miliki dan memutuskan sendiri pilihannya.

2.11 Trend Dan Issue Pada Ibu Melahirkan.


a) Babymoon.
Dulu istilah honeymoon merujuk pada liburan pengantin baru. Sekarang ada
lagi yang baru, yakni babymoon.Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Sheila

19
Kitzinger, seorang penulis buku kehamilan dan kelahiran asal Inggris. Menurut
Kitzinger, babymoon adalah honeymoon sebelum melahirkan si kecil.
Babymoon umumnya dijalani ketika memasuki usia tujuh bulan. Tentu,
sebelum menjalani babymoon harus melewati konsultasi dari dokter.Apalagi
kalau perjalanannya mengharuskan ibu hamil untuk naik pesawat.
b) Maternity photo/
Sejak dipopulerkan oleh artis-artis di media sosial, foto maternity seolah
menjadi tahap yang harus dilalui para bumil saat menanti kelahiran sang buah
hati. Pemotretan maternity umumnya dilakukan pada saat usia kandungan
memasuki bulan ke-8 ataupun ke-9.
Berpose dengan perut yang semakin membesar, memberi kenangan tersendiri
nantinya.Calon ayah pun bisa ikut diabadikan pada foto tersebut.
Tren ini kian berkembang dengan menjamurnya calon fotografer yang
membuka layanan untuk sesi pemotretan maternity, lengkap dengan pernak-
perniknya.
c) Baby shower.
Tiga tahun belakangan, perayaan baby shower semakin happening di
Indonesia.Sebenarnya kita juga memiliki acara baby shower versi Indonesia,
yaitu acara empat bulanan atau tujuh bulanan.
Tujuan dari kedua acara ini relatif sama, yaitu menyambut kedatangan calon
bayi. Hanya bedanya, acara empat atau tujuh bulanan lebih ditekankan pada nilai
religius dan ritual tradisinya.
Sedangan untuk baby shower, acaranya jauh lebih santai.Seperti makan-
makan serta menyiramiâ calon ibu dengan hadiah dari para undangan.
d) Baby revealing party.
Ada yang lebih seru dibanding baby shower. Ritual ini dilakukan untuk
mengetahui jenis kelamin sang jabang bayi. Sebagai kejutan, calon orangtua tidak
diperkanankan mengetahuinya terlebih dahulu.
Aturan mainnya begini, setelah dokter mengetahui jenis kelamin bayi,
mintalah ia untuk memasukkan hasil tersebut ke dalam sebuah amplop. Lalu
serahkan amplop tersebut ke pihak party planner.
Mereka nantinya akan membuat balon yang diisi confetti warna-warni sesuai
jenis kelamin. Bila laki-laki berwarna biru, sedangkan perempuan pink. Di

20
puncak acara, calon ibu dan ayah akan diminta untuk meletuskan balon tersebut
dengan jarum.
e) Baby registry.
Beberapa toko bayi kenamaan memiliki program yang diistilahkan dengan
baby registryâ.Ibu hamil bisa mendaftarkan baby registry untuk dirinya melalui
staff yang bertugas di store.
Mereka nantinya akan memberi wishlist barang kebutuhan bayi apa saja yang
diperlukan. Lalu, calon ibu tinggal mengabarkan teman-temannya untuk
mendatangi store tersebut.
Tujuannya agar bisa mengecek barang apa saja yang memang dibutuhkan
dan belum terbeli dari list. Jadi ketika mereka nanti membeli kado, tidak double
atau mubazir.
f) Jasa doula.
Keberadaan doula kian diminati oleh para ibu hamil.Terutama setelah
beberapa selebriti mempercayakan jasa mereka.
Tugas doula adalah mendampingi calon ibu selama proses kehamilan sampai
melahirkan. Hal ini bertujuan untuk memberikan afirmsi positif dan membantu
calon mama menikmati masa kehamilannya.
Bedanya dengan bidan, seorang doula telah melewati pendidikan dan
pelatihan khusus.Di luar urusan tren, sudah banyak penelitian yang membuktikan
manfaat kehadiran doula selama persalinan.
Konon, mereka bisa menurunkan risiko melahirkan caesar hingga 50 persen,
mempersingkat waktu persalinan hingga 25 persen, dan mengurangi penggunaan
induksi hingga sebesar 40 persen.
g) Birth photo.
Bukan hanya kehamilan saja yang bisa diabadikan, tapi proses persalinan
juga begitu. Momen paling berharga seumur hidup ini rasanya hampa tanpa
dokumentasi, baik dalam bentuk foto ataupun video.
Ketika anak sudah besar nanti, ia pun bisa melihat bagaimana perjuangan
seorang ibu melahirkan anaknya. Tak perlu risih, fotografer sekaligus
videografernya rata-rata perempuan kok.
Apabila melahirkan di rumah sakit, tanyakan pada dokter mengenai
rencanamu menyewa jasa birth photographer. Hal ini penting, karena jangan

21
sampai ternyata ruang persalinan tidak boleh dimasuki orang selain tim dokter
dan pihak keluarga.
(https://www.cekaja.com/info/7-tren-ibu-hamil-zaman-now/)
h) Lotus Birth
Salah satu metode kelahiran yang semakin banyak dikenal yaitu lotus birth.
Metode kelahiran ini berbeda dari metode pada umumnya, karena pada lotus
birth, tali pusat tidak dipotong setelah bayi dilahirkan, melainkan dibiarkan tetap
menempel pada bayi sampai lepas dengan sendirinya. Meski begitu, keamanan
lotus birth masih belum dapat dipastikan.
Pemotongan tali pusat biasanya dilakukan segera setelah bayi lahir, dan pada
saat plasenta masih ada di dalam tubuh ibu. Hal ini bertujuan untuk mencegah
pendarahan hebat pada ibu setelah melahirkan.
(Martinez, P. Parents. Lotus Birth: Crazy Fad or the Most Natural of Births?)

2.12 Role Play Konseling Pada Ibu Melahirkan.

Nafi’ah : Pembaca Narasi

Vidia : Perawat 1

Laili : Perawat 2

Layin : Ibu

Azzam : Bapak

Nisa dan Ajeng : Kameramen

Kintan dan Ibrahim : Editor

22
Pada suatu hari hiduplah seorang suami istri yang hidup bahagia. Sepasang suami istri yang
sangat mendambakan kehadiran buah hati hadir di kehidupan mereka. Setelah mereka
menikah kurang lebih 1 tahun sang istri pun mengandung. Mereka sangat bahagia atas
kehadiran calon keluarga baru tersebut. Sang istri sangat menjaga kondisi kehamilannya,
sang suami pun setia mendampingi istrinya. Sang suami menjadi suami siaga dalam keadaan
apapun. Istri pun merasa sangat bahagia akan dukungan dari suami dan keluarga. Kehamilan
ibu Layyin semakin hari semakin berkembang dengan baik, 2 bulan pertama dilalui dengan
baik, 4 bulan, 8 bulan hingga sampai saat yang ditunggu-tunggu yaitu 9 bulan. Ibu Layyin
memutuskan untuk melewati masa persalinan di Klinik Utama Rawat Inap Bersalin Kartika
Surabaya.

(Di Rumah Sakit Ibu& Anak)

Ibu & Bapak : Assalamualaikum

Perawat Laili : Wa’alaikumsalam. Silahkan masuk bu pak

Ibu & Bapak : Iya bu terimakasih

Perawat Laili : Silahkan duduk bu , pak. ( Sambil mempersilahkan duduk ibu & bapak).

Ibu & Bapak : Iya bu

Perawat Laili : Sepertinya ini pertama kalinya ibu berkunjung kesini ya?

Ibu : Iya bu

23
Perawat Laili : Perkenalkan nama saya perawat laili. Dan nanti ada teman saya yang bernama
perawat vidia.

Ibu : Oh iya bu, perkanalkan juga. Nama saya Layyin dan ini suami saya Azzam.

Perawat Laili : Oh iya salam kenal ya pak bu. Sambil saya catat datanya dulu ya.

Ibu : Iya bu.

Perawat Laili : Nama bapak, bapak azzam dan ibu namanya Layyin. Kalau boleh saya tau,
umur ibu dan bapak berapa?

Ibu : umur saya 21 tahun bu dan suami saya 25 tahun

Perawat Laili : pekerjaan ibu dan bapak?

Ibu : saya ibu rumah tangga dan suami saya bekerja sebagai dosen bu

Perawat Laili : pendidikan terakhir ibu dan suami?

Ibu : saya terakhir SMA dan suami saya S2

Perawat Laili : alamat ibu dan suami

Ibu : jl.jawa 4g 12b bu.

Perawat Laili : mari bu saya periksa dulu tekanan darahnya

Ibu : oh iya bu (Setelah melakukan pemeriksaan tekanan darah Perawat Laili


memberitahukan hasil) pemeriksaannya.

24
Perawat Laili : ibu tekanan darahnya 120/80 mmhg ini dikatakan normal ya bu. Oh iya saya
panggil perawat vidia dulu ya bu, mohon ditunggu sebentar.

Ibu : iya bu.

Perawat Laili : bu.. ada pasien yang bernama ibu Layyin yang mau berkonsultasi seputar
persalinannya.

Perawat Vidia : oh iya... sudah kamu data tadi pasiennya

Perawat Laili : sudah bu.

Perawat Vidia : apa keluhannya katanya..

Perawat Laili : Tadi pagi ibu Layyin sudah merasakan nyeri dan kram yang sangat pada
bagian punggung bagian bawah.

Perawat Vidia : tekanan darahnya berapa tadi?

Perawat Laili : 120/80 mmhg bu.

(Setelah itu Perawat Vidia segera mendatangi Ibu Layyin dan Bapak Azzam).

Perawat Vidia : Bapak ibu perkenalkan nama saya perawat Vidia.

Ibu & Bapak : Oh iya bu. Nama saya Layyin dan ini suami saya Azzam

Perawat vidia : Baik ibu Layyin dan Bapak Azzam. ( Sambil tersenyum).

Tadi kata teman saya (perawat laili) ibu ini sudah merasakan nyeri dan kram yang sangat
pada bagian punggung bagian bawah. Apa benar ibu?

25
Ibu : Iya bu benar. Saya takut bu dan sampai sekarang nyeri nya masih terasa. (Sambil
memegangi perutnya yang sudah membesar).

Perawat Vidia : Begini ya bu. Rasa nyeri dan kram yang berlebihan yang ibu rasakan saat ini
mungkin saja disebabkan karena ibu merasa cemas dan takut. Jadi ibu tidak usah merasa
takut, ada beberapa cara yang dapat ibu lakukan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut. Nanti
ibu bisa mencari posisi yang nyaman, pijatan dan sentuhan dari suami ibu akan membantu
ibu untuk merasa tenang. Kehadiran dan dukungan dari suami maupun orang yang ibu
percaya sangat membantu ibu dalam proses persalinan.

Ibu : Ohh seperti itu ya bu ternyata.

Perawat Vidia : Iya bu. Jadi kalau bisa bapak harus berada di samping ibu terus, apakah
bapak bisa?

Bapak : Iya bu insyaallah saya siap mendampingi istri saya sampai proses persalinan selesai.

Perawat vidia : Karena fungsi hadirnya seorang pendamping pada saat persalinan yaitu
mengurangi rasa sakit, membuat waktu persalinan lebih singkat, dan menurunkan
kemungkinan persalian dengan operasi.

Bapak : Ohh begitu, Baik bu.

Perawat Vidia : Dan yang paling penting teknik pernafasan yang tepat dapat mengurangi rasa
sakit saat persalinan. Ikuti saya ya bu. Tarik nafas dalam-dalam dan teratur lalu hembuskan
Bu melalui mulut.

Ibu : (Sambil menarik nafas sesuai instruksi dari perawat Vidia)

Perawat Vidia : Wah bagus sekali ibu Layyin, ibu melakukan dengan baik

Ibu : Hehe terimakasih bu.

26
Perawat Vidia : Kalau ibu merasakan nyeri pada saat persalinan berlangsung. Apa yang ibu
lakukan? (Perawat Vidia sengaja mengulang kembali kata-katanya supaya ibu Layyin bisa
mengingat apa yang dilakukan saat nyeri berlangsung).

Ibu : Melakukan teknik pernafasan seperti yang ibu contohkan tadi.

Perawat Vidia : Seperti apa bu?

Ibu : (menarik nafas dalam-dalam dan memhembuskannya melalui mulut)

Perawat vidia : (tersenyum) Sebenarnya banyak sekali bu cara untuk mengurangi rasa nyeri
pada saat persalinan salah satunya dengan mengatur posisi ibu.

Ibu : Wahh apa saja itu bu? (Dengan rasa penasaran)

Perawat vidia : Yaitu : Posisi berbaring terlentang, Jongkok, Merangkak, Semi duduk,
Duduk.

Ibu : Ternyata banyak sekali ya bu cara-cara untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan.

Perawat Vidia : Iya bu. Dan sekarang saya akan menjelaskan tanda-tanda mau melahirkan.
Jadi kalau ibu mengalami atau menemukan tanda-tanda ini ibu diharapkan untuk
memberitahukan kepada petugas. Tanda-tanda nya yaitu : Kontraksi, sakit punggung, pecah
ketuban, ingin buang air kecil yang tidak tertahankan, keluar lendir dari vagina, flek darah
dan perut terasa mengeras.

Ibu : Iya bu, baik nanti saya akan kesini lagi jika mengalami tanda-tanda yang telah ibu
sebutkan tadi dan memberitahukannya pada petugas. Baik bu terimakasih atas penjelasan-
penjelasan yang ibu berikan kepada saya dan suami saya.

27
Perawat Vidia : Iya bu sama-sama. Semoga bermanfaat ya bu penjelasan saya tadi.

Ibu : Sangat bu, informasi yang ibu berikan akan sangat berguna. Kalau begitu saya dan
suami saya pulang dulu ya bu. Assalamualaikum.

Perawat Vidia : Wa’alaikumsalam. Hati-hati Bu Pak.

28
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan.
Konseling adalah bantuan secara profesional yang diberikan oleh konselor kepada
klien secara tatap muka empat mata yang dilaksanakan interaksi secara langsung
dalam rangka memperoleh pemahaman diri yang lebih balk, kemampuan mengontrol
diri, dan mengarahkan din untuk dimanfaatkan olehnya dalam rangka pengelolaan
masalah dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.

Konseling memberi pengaruh sangat bermakna terhadap mekanisme koping.


Perlu meningkatkan asuhan keperawatan ibu bersalin dengan menyiapkan persalinan
yang dihadapi menggunakan konseling persalinan.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir yang
diikuti dengan pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara utuh. Proses

29
melahirkan ada Kala I, II, III,dan IV. Bentuk-bentuk konseling pada ibu melahirkan
yaitu dengan
a) Pemenuhan nutrisi
b) Kebutuhan Dasar Ibu Melahirkan dalam Pemenuhan Asuhan Tubuh dan fisik,
meliputi:
 Menjaga kebersihan diri
 Berendam
 Perawatan mulut
 Pengipasan
 Kehadiran seorang pendamping
 Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
Hal – Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Konseling Ibu Melahirkan yaitu :

Komunikasi dua arah, membina suasana yang baik, Mendengar dengan aktif,
Mengajukan pertanyaan, memberikan informasi, Fasilitasi.

Sedangkan, Trend Dan Issue Pada Ibu Melahirkan yaitu: babymoon, maternity
photo, baby shower, Baby revealing party, baby registry, jasa doula, birth photo, dan
lotush birth.

Saran.
Pemberian informasi sebaiknya tidak hanya berdasar pada keluhan ibu bersalin
saja tetapi menyeluruh sesuai tahap perkembangan dalam persalinan, sehingga si Ibu
akan lebih memahami tentang tahapan persalinannya. Waktu yang digunakan dalam
proses konseling sebaiknya sesuai dengan teori yang ada yaitu 20 menit, supaya
informasi yang disampaikan lebih jelas. Tempat yang digunakan untuk proses
konseling adalah ruangan yang tersendiri yang memberikan rasa nyaman pada ibu
bersalin sehingga ibu bersalin dapat menyampaikan permasalahannya tanpa rasa malu
atau takut terdengar oleh orang lain.
Dan diharapkan si Ibu dan Keluarga dapat mengikuti saran dari tenaga kesehatan
karena demi keselamatan Ibu dan sang bayi saat menjelang persalinan. Sebaiknyaa

30
perawat dalam memberikan saran kepada ibu dan keluarga harus menggunakan
bahasa yang mudah untuk di mengerti untuk ibu dan keluarganya.

31
DAFTAR PUSTAKA

Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakart a: Gramedia

McLeod, J. 2004. An Introduction to Counseling. Maidenhead: Open University Press.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Cetakan ke dua.

Yulifah dan Yuswanto, 2009; Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2008

http://chooeysoklat.wordpress.com/2012/09/28/komunikasi-dan-konseling-pada-ibu-bersalin/)

Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC.

Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR. Jakarta.

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Jakarta:
Fitramaya.

Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC

Chapman, Vicky dan Cathy Charles. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta:

Rohana, Reny Saswita, Marisah.2011.41

https://www.cekaja.com/info/7-tren-ibu-hamil-zaman-now/

Martinez, P. Parents. Lotus Birth: Crazy Fad or the Most Natural of Births?

32

Anda mungkin juga menyukai