Disusun oleh :
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepala kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “ Pemeriksaan fisik peradangan pada
sistem pencernaan dan asuhan keperawatan anak : Diare dan Thypoid Fever ” dengan baik
tanpa halangan apapun.
Kami menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna, karena manusia pasti mempunyai
kekurangan. Kami juga tidak lepas dari sifat kekurangan itu, sehingga apa yang tertulis dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis usahakan semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi menjadi lebih sempurna.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada dosen
pembimbing.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala jasa, kebaikan-kebaikan, serta bantuannya
yang telah diberikan kepada kami.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi kami untuk proses pembelajaran.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
KISTA ovarium merupakan kantong yang berisi cairan dan berkembang di ovarium.
Kista ovarium merupakan kasus umum dalam ginekologi dan dapat terjadi pada wanita di
segala usia. Triyanto (2010) menyatakan bahwa berdasarkan jurnal data catatan medik tahun
2008 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Margono Soekardjo Purwokerto, kasus kista
ovarium mempunyai ranking jumlah tertinggi selama tahun 2008.
Banyaknya kasus kista ovarium ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai kesehatan reproduksi dan kurangnya kesadaran untuk memeriksakan kesehatan
pribadinya, terlebih lagi sebagian besar dokter obstetrik dan ginekologi merupakan kaum
pria. Kista ovarium dapat menunjukkan suatu proses keganasan ataupun kondisi yang lebih
berbahaya, seperti kehamilan ektopik, torsi ovarium, atau usus buntu.
Sedangkan Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau
fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2009). Salah satu masalah kesehatan pada kaum wanita
yang insidensinya terus meningkat adalah mioma uteri. Mioma uteri menempati urutan
kedua setelah kanker serviks berdasarkan jumlah angka kejadian penyakit.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
I. Konsep Dasar Kista Ovarium
1. Pengertian
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang tumbuh pada indung telur (ovarium)
wanita. Kista ini biasanya muncul selama masa subur atau selama wanita mengalami
menstruasi.
Tiap wanita memiliki dua indung telur (ovarium), satu di bagian kanan dan satu lagi
di sebelah kiri rahim. Ovarium yang berukuran sebesar biji kenari ini merupakan
bagian dari sistem reproduksi wanita.
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau
fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2009).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah Fibromioma,
leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007).
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim (miometrium) atau
jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim. (Lina Mardiana, 2007)
2.2 Patofisiologi
I. Patofisiologi Ovaluasi
Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan
endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel ovarium terjadi akibat
rangsangan dari kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus menerus datang dan
ditangkap panca indra dapat diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran portal
hipothalamohipofisial. Setelah sampai di hipofisis anterior, GnRH akan mengikat sel
genadotropin dan merangsang pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan
LH (LutheinizingHormone), dimana FSH dan LH menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron (Nurarif, 2013).
Ovarium dapat berfungsi menghasilkan estrogen dan progesteron yang normal. Hal
tersebut tergantung pada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu
hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi dengan
secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah
yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk
secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan
dan gagal melepaskan sel telur. Dimana, kegagalan tersebut terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium dan hal tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya kista di
dalam ovarium, serta menyebabkan infertilitas pada seorang wanita (Manuaba, 2010).
Gangguan metabolisme
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat,
serta data penanggung jawab
biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah
abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
6. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
2. Data Psikologis
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium
1) Pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Preoperasi
c. PK: perdarahan
2. Post operasi
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
4. Ansietas b.d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon patofisiologis
Tujuan : Ansietas berkurang/hilang
Kriteria hasil :
Memahami dan mendiskusikan rasa takut
Menunjukkan relaksasi dan melaporkan berkurangnya ansietas ke tingkat
yang dapat diatasi
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
c. Memberikan sumber-sumber
c. Libatkan orang-orang terdekat
tambahan untuk referensi setelah
dalam program pembelajaran
penghentian
D. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Pada mioma yang sering dirasakan oleh penderita adanya perdarahan dapat
berupa hipermenorrhoe, menorrhagia atau metrorrhagia, nyeri perut bagian
bawah, teraba tumor di bagian bawah dan gangguan BAK (polakisuria, disuria
dan retensio uria), gangguan BAB (obstipasi/tenesmus dan adanya oedem pada
tungkai akibat penekanan oleh mioma) (Sastrawinata, 1996:158-159).
Adanya perdarahan tidak teratur, pusing, cepat lelah, sukar BAK/BAB serta terasa
nyeri (Manuaba, 1998:410).
b. Riwayat kesehatan
Pada mioma uteri sering ditemukan pada penderita yang sering mengalami
perdarahan (hypermenorrhoe, menorrhagia, metrorrhagia) yang lama dan terus
menerus kadang-kadang disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah dan riwayat
kontak berdarah dan dyspareunia (Hamilton, 1995:18-19).
atau turun, bradikardi atau takikardia, CRT kurang atau lebih dari 2 detik.
Bladder (B4):
- Hematuria.
Bowel (B5):
Palpasi abdomen : Tumor teraba seperti benjolan padat dan kenyal pada perut
bagian bawah.Konstipasi
c. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
Pemeriksaan USG menghasilkan gambaran yang mendemonstrasikan
irregularitas kontur maupun perbesaran uterus
2. Histeroskopi
Terlihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai
3. MRI
Mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan dari
miometrium normal.
2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (infeksi tumor)
2. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh
massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya.
3. Cemas berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan terhadap prosedur
tindakan operasi
4. Gangguan body image : harga diri rendah berhubungan dengan perubahan
Kriteria hasil: pasien mengatakan dapat menerima diri pada situasi dan
Intervensi:
Kaji stress emosi pasien, identifikasi kehilangan pada pasien/ orang terdekat.
mengasimilasikan informasi
Berikan lingkungan terbuka pada pasien untuk mendiskusikan masalah
seksualitas
sensitif
2.3 IMPLEMENTASI
Merupakan tahap ketiga dalam proses asuhan kebidanan yang merupakan perwujudan
dari rincian tindakan yang telah disuusun dalam tahap perencanaan. Implementasi
akan dilaksanakan pada kasus nyata sesuai dengan situasi dan kondisi klien (Depkes
RI, 1995:11)
2.4 EVALUASI
Merupakan hasil tahap akhir dengan proses asuhan kebidanan untuk menilai tentang
kriteria hasil yang dicapai apakah dengan rencana atau tidak. Dalam evaluasi
dilakukan dengan SOAP.
S : Data subyektif yang didapatkan dari keluhan klien
O : Data obyektif yang didapatkan dari hasil pemikiran oleh petugas
yang terkait.
A : Assesment berisi kesimpulan dari data subyektif dan obyektif
yang menunjukkan tingkat keberhasilan tindakan yang telah
dilakukan atau pun masalah yang baru muncul
P : Perencanaan merupakan perencanaan lanjut tindakan yang sudah
dicapai dengan berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah
dicapai. (Depkes RI, 1995:11)