DISUSUN OLEH
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
i
KEBUDAYAAN SECARA UMUM
Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai tugas diskusi kelompok mata kuliah
Psikososial dan Budaya Keperawatan.
DISUSUN OLEH
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Kebudayaan Secara Umum” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikososial dan Budaya Keperawatan.
Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas
kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kasus …………………………………………………………. 14
B. Pembahasan …………………………………………………... 15
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 16
B. Saran-saran ………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
keanekaragaman budaya yang sangat menarik dan unik. Dalam era modernisasi
sekarang ini, tidak sedikit penduduk Indonesia yang menganut budaya asing
1
kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung
yang menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal
yang tradisional, hal ini memicu orang bersifat antara lain sebagai sikap
sederhana, karena banyak sekali batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah,
sumber bacaan atau literatur baik pendekatan metode juga telah banyak disiplin ilmu
lain yang juga mengkaji berbagai macam permasalahan terkait kebudayaan seperti,
Apabila ditinjau dari asal katanya, maka “Kebudayaan” berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu “Budhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari “Budhi‟ yang
berarti Budi atau Akal. Dalam hal ini,‟Kebudayaan‟ dapat diartikan sebagai Hal-
dengan Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah : “Penciptaan, penertiban dan
2
di dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial”. Manusia memanusiakan
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep kebudayaan secara umum.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi budaya secara umum
b. Untuk mengetahui integrasi budaya secara umum
c. Untuk mengetahui penggunaan budaya secara umum
C. Sistematika Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
mengertikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola
prilaku yang dikirimkan melalui kerja dan pemikiran manusia dari suatu
kelompok manusia.
Pengertian budaya selanjutnya datang dari ahli arkeolog Indonesia.
Beliau bahkan pernah menjadi pemimpin dalam pembenahan candi
Borobudur selama 12 tahun , yaitu dari tahun 1971 hingga 1983. Menurut
beliau budaya adalah hasil pekerjaan atas usaha dari manusia yang
berwujud benda atau pemikiran manusia pada masa hidup dikala itu.
Pendapat ini hampir mirip dengan Soelaiman Soemardi & Selo
Soemardjan, yang mengambil pengertian budaya dari isi masyarakat atau
manusia.
2. Unsur-unsur Budaya
o sistem kepercayaan
o komunikasi keagamaan
o upacara keagamaan
o kekerabatan
o sistem kenegaraan
o perkumpulan
5
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang :
o flora dan fauna
o waktu, ruang dan bilangan
o tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
o lisan
o tulisan
o seni patung/pahat
o relief
o rias
o vokal
o musik
o bangunan
o kesusastraan
o drama
o bercocok tanam
o peternakan
o perikanan
6
o perdagangan
3. Karakteristik Budaya
Dincker (1996), menyimpulkan pendapat Boyle dan Andrews
(1989), yang menggambarkan empat ciri esensial budaya yaitu : pertama,
budaya dipelajari dan dipindahkan, orang yang mempelajari budaya
mereka sendiri sejak lahir.
Kedua, budaya berbagi bersama, anggota-anggota kelompok yang
sama membagi budaya baik secara sadar maupun tidak sadar, perilaku
dalam kelompok merupakan bagian dari identitas budayanya.
Ketiga, budaya adalah adaptasi pada lingkungan yang
mencerminkan kondisi khusus pada sekelompok manusia seperti bentuk
rumah, alat-alat dan sebagainya. Adaptasi budaya pada negara maju
diadopsi sesuai dengan tehnologi yang tinggi. Keempat, budaya adalah
proses yang selalu berubah dan dinamis, berubah seiring kondisi
kebutuhan kelompoknya, misalnya tentang partisipasi wanita dan
sebagainya. Penelitian batak Toba di Indonesia yang beradaptasi dengan
suku Sunda dengan merubah adat ketatnya karena menyesuaikan diri
dengan budaya setempat.
Menurut Samovar dan Porter (1995) ada 6 karakteristik budaya :
a. Budaya itu bukan keturunan tapi dipelajari, jika seorang anak lahir di
Amerika dan hidup di Amerika dari orangtua yang berkebangsaan
Indonesia maka tidaklah secara otomatis anak itu bisa berbicara
7
dengan bahasa Indonesia tanpa ada proses pembelajaran oleh
orangtuanya.
b. Budaya itu ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya, kita
mengetahui banyak hal tentang kehidupan yang berhubungan dengan
budaya kerena generasi sebelum kita mengejarkan kita banyak hal
tersebut. Suatu contoh upacra penguburan placenta pada masyarakat
jawa, masyarakat tersebut tidak belajar secara formal tetapi
mengikuti prilaku nenek moyangnya.
c. Budaya itu berdasarkan simbol, untuk bisa memepelajari budaya
orang memerlukan simbol. Dengan simbol inilah nantinya kita dapat
saling bertukar pikiran dan komunikasi sehingga memungkinkan
terjadinya proses transfer budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Contoh beberapa simbol yang mengkarakteristikkan
budaya adalah kalung pada suku dayak, manik-manik, gelang yang
semua itu menandakan simbol pada budaya tertentu.
d. Budaya itu hal yang bisa berubah, karena budaya merupakan sistem
yang dinamis dan adaftif maka budaya rentan terhadap adanya
perubahan. Misalnya pada sekelompok masyarakat merayakan
kelahiran dengan tumpeng atau nasi kuning, pada zaman modern
tradisi tersebut berubah yaitu menjadi kue ulang tahun.
e. Budaya itu bersifat menyeluruh, satu elemen budaya dapat
mempengaruhi elemen-elemen budaya yang lain. Misalnya
lingkungan sosial akan dapat memepengaruhi prilaku seseorang yang
tinggal dilingkungan tersebut.
f. Budaya itu etnosentris, adanya anggapan bahwa buadaya kitalah
yang paling baik diantara budaya-buadaya yang lain. Suku badui
akan merasa budaya Badui yang benar, apabila melihat perilaku
budaya dari suku lain dianggap aneh, hal ini terjadi pada kelompok
suku yang lain.
8
Meskipun tiap kelompok memiliki pola yang dapat dilihat yang
membantu membedakannya dengan kelompok lain, sebagian besar
individu juga mengungkapkan keyakinan atau sifat yang tidak sesuai
dengan norma kelompok. Seseorang bisa sangat tradisional dalam satu
aspek dan sangat modern dalam aspek lain.
Ketika orang sakit, mereka kadang menjadi lebih tradisional dalam
harapan mereka dan pemikiran mereka. Juga ada variasi signifikan dengan
dan antara kelompok. Pengetahuan tentang kelompok juga bernilai ketika
memberikan sekumpulan harapan realistik. Tetapi, hanya belajar tentang
individu atau keluarga yang dihadapi sehingga tenaga medis dapat
memahami dalam hal apa pola kelompok bermakna (Leininger 2000).
9
yang berbeda tersebut mau mentaati aturan-aturan yang ada dan telah
disepakati bersama dan mau mefungsikan dirinya sesuai dengan status dan
peranannya dalam masyarakat.
SedangkanIntegrasi budaya ditandai dengan adanya suatu keadaan
yang menggambarkan suatu keserasian hubungan dan fungsi diantara
komponen budaya yang berbeda dalam suatu masyarakat.
10
1) Faktor internal
o Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
o Tuntutan kebutuhan
o Jiwa dan semangat gotong royong
2) Faktor External
o Tuntutan perkembangan zaman
o Persamaan kebudayaan
o Terbentuknya kesempatan berpatisipasi dalam kehidupan
bersama
o Persamaan visi,misi,dan tujuan
o Sikap toleransi
o Adanya kosensus nilai
o Adanya tantangan dari luar
3) Homoginitas Kelompok
Dalam masyarakat yang kemajemukannya sangat
rendah,sehingga integrasi sosial akan mudah dicapai.
4) Mobilitas Geografis
Adaptasi sangat diperlukan mempercepat integrasi sosial.
5) Efektifitas Komunikasi
Komunikasi yaang efektif akan mempercepat integrasi
sosial.
b. Faktor Penghambat
1) Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) yang
memungkinkan adanya perbedaan kebudayaan, bahasa, agama,
ras dan suku bangsa.
11
2) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,
baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata,
sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media
cetak atau media elektronik.
3) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan
yang dikelilingi oleh lautan luas.
4) Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku
bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sehingga
mereka merasa enggan untuk mengakui keberadaan suku
bangsa yang lain.
5) Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan
berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme
dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
6) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan
bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Adat kebiasaan yang dikembangkan di suatu negara atau daerah, suku atau
sekelompok masyarakat merupakan praktek hidup budaya, Amerika, Australia,
dan negara lainnya termasuk Indonesia merupakan sebuah negara mempunyai
berbagai suku dan daerah dimana tiap suku atau daerah tersebut mempunyai adat
kebiasaan yang berbeda-beda dalam menangani masalah kesehatannya di
masyarakat. Ada perilaku manusia, cara interaksi yang dipengaruhi kesehatan dan
penyakit yang terkait dengan budaya, diantaranya adalah perilaku keluarga dalam
12
menghadapi kematian, menurut Crist (1961) yang ditulis oleh Koentjaraningrat
(1990), dari hasil studi komaratifnya. Menyimpulkan bahwa ada perbedaan sikap
manusia dengan berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dalam menghadapi
maut.
Menurut Bendel (2003) di Indonesia terdapat pruralisme system
pengobatan di mana berbagai cara penyembuhan yang berbeda-beda hadir
berdampingan termasuk humoral medicine dan elemen magis. Indonesia
merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dimana tiap suku atau
kelompok masyarakat tersebut akan mempunyai norma, perilaku, adat istiadat
yang berbeda-beda termasuk dalam mencari penyembuhan yang terkait dengan
perilaku budaya. Menurut Bendel (2003) dalam masyarakat Indonesia terdapat
kepercayaan tradisional pada hal-hal gaib.
13
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus
Sumber : Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2012-MAret 2013, Vol.1,
No.1
Contoh 1; pasien menderita sakit kepala berat . dan telinganya merasa denging
Kemudian orang tersebut mendapat masukan untuk berobat kepada orang pintar
dan orang pintar tersebut berkata bahwa ada sesuatu yang dikirim sesorang
kepadanya apalagi ada suara denging ditelinga tersebut menandakan bahwa orang
tersebut telah diperbincangkan oleh orang lain. Kemudian orang tersebut
melakukan pijatan pada area tengkuk, pelipis dan kening serta pada area.
pergelangan tangan dan mengatakan bahwa angina sudah keluar dan mudah-
mudahan segera sembuh dengan sedikit istirahat. Setelah orang tersebut istirahat
sebentar, orang tersebut kernbali sehat dan menumbuhkan kepercayaan bahwa
masalah yang dihadapinya adalah sesuai dengan yang dikatakan oleh orang pintar
tersebut dan mungkin jika orang tersebut mendapat rnasalah yang sama dia akan
kembali mencari orang pintar tersebut.
IDENTIFIKASI :
Adanya seorang yang menderita penyakit sakit kepala dan mengeluh telinganya
terasa denging. Setelah itu, orang tersebut berobat kepada orang pintar dan
mengikuti semua saran dan pengobatan yang diberikan kepadanya. Setelah
menerima pengobatan dari orang pintar , maka pasien tersebut dapat sembuh dan
mempercayai apapun pengobatan yang diberikan keadanya melalui orang pintar
tersebut.
MASALAH :
1. pasien langsung memeriksakan penyakit yang dialaminya kepada orang pintar
14
2. pasien langsung menerima dan mempercayai pengobatan yang diberikan oleh
orang pintar tersebut kepadanya.
PEMBAHASAN:
Dari kasus diatas menurut Koentjaraningrat, pasien tersebut termasuk dalam
kebudayaan yang menganut system religi . Dimana pasien tersebut memiliki
kepercayaan kepada orang pintar dalam melaukan pengobatan terhadap sakitnya.
Dari kasus diatas, sama seperti pendapat Petter (1993) yang mendefinisikan
budaya sebagai nilai-nilai, kebudayaan sikap dan adat yang akan dipakai oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan nyaman dari waktu ke waktu tanpa
memikirkan rasionalisasinya.
Jika dilihat dari sudut pandang kesehatan masalah ini dapat saja terjadi pada
seseorang yang melakukan kegiatan yang cukup lama apalagi monoton dapat
menyebabkan ketegangan pada sistem syaraf dan peredaran darah. Gangguan
peredaran darah ke otak akan menyebabkan sakit kepala dan jika peredaran darah
ketelinga akan menimbulkan gejala seperti berdenging.Masalah ini dapat diatasi
dengan melakukan masage pada aliran darah tertentu dimana aliran darah dan
sistem syaraf manusia yang terbanyak adalah pada area tengkuk, pelipis dan
sebagainya. Dengan keadaan aliran darah yang maksimal dan istirahat akan
memulihkan kerja otak dan sistem syaraf sehingga menghilangkan gejala sakit
kepala.
15
BAB IV
A. Kesimpulan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu Buddhayah dari kata
buddhi yang artinya budi atau akal, maka kebudayaan adalah sebagai hal-hal
yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dalam bahasa Inggris kebudayaan
disebut “culture”, yang berasal dari kata lain yaitu:”colere” yang berarti mengolah
atau mengerjakan tanah atau bertani. Dalam bahasa Indonesia, kata culture di
adopsi menjadi kultur.
Kebudayaan memang tidak akan lepas dari kehidupan namun pemilihan alur budaya
yang tepat juga memengaruhi kehidupan seseorang. Seperti kasus yang dijelaskan
diatas, seseorang yang mengikut alur budaya yang kurang tepat pada akhirnya akan
menambah rasa sakit yang dirasakan.
B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, baik pembaca maupun penulis dapat
memahami makna kebudayaan secara umum dan dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Diharapkan pula agar kritis terhadap pemilihan alur
budaya dalam aplikasinya pada ilmu kesehatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ansar. 2014. Integrasi Sosial, Diakses pada 12 Agustus 2019 pukul 13.21
(http://ansar-senibudaya.blogspot.com/2010/12/integrasi-kebudayaan.html)
17