DISUSUN OLEH :
TK 1 C KEPERAWATAN
1
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR.....................................................................................1
DAFTAR
ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Ibu
Hamil.............................................................5
2.1.1 Definisi
Kehamilan.....................................................5
2.1.2 Perubahan Fisiologi....................................................5
2.1.3 Pengaruh Keadaan Gizi..............................................9
2.2 Kebutuhan Nutrisi Untuk Ibu Hamil
Normal..........................11
2.3 Defisiensi Zat Besi..................................................................13
2.3.1 Gejala Defisiensi Zat Besi........................................13
2.3.2 Dampak Defisiensi Zat Besi Pada Ibu
Hamil............14
2.3.3 Penyebab Defisiensi Zat Besi...................................15
2.3.4 Pedoman Gizi Pada Defisiensi Zat
Besi....................16
2.4 Pre Eklamsi.............................................................................17
2.4.1 Patofisiologi Pre
Eklamsi..........................................18
2.4.2 Usia...........................................................................19
2.4.3 Paritas.......................................................................19
2
2.4.4 Kehamilan Multipel..................................................20
2.4.5 Cara Mendiagnosis Pre
Eklamsi...............................20
2.4.6 Tata Laksana Kehamilan dengan Pre
Eklampsi........21
2.5 Hyperemesis Gravidarum.......................................................23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan masa kritis dimana gizi ibu yang baik adalah
faktor penting yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil
bukan hanya harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi untuk dirinya
sendiri, melainkan juga untuk janin yang dikandung. Risiko komplikasi
selama kehamilan atau kelahiran paling rendah bila pertambahan berat
badan sebelum melahirkan memadai.
3
seimbang dan dampak dari kekurangan gizi pada saat masa kehamilan
maka dengan demikian dibuatlah makalah ini.
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Peningkatan kebutuhan sel darah merah terjadi pada trimester II dan III
karena ibu mengalami hemodulusi (pengenceran), hal ini terjadi karena
ibu hamil memproduksi cairan lebih banyak sehingga kebutuhan sel
darah merah akan bertambah. Jadi ibu hamil pada trimester II dan III
membutuhkan lebih banyak zat besi (Miyata, 2010).
Perubahan fisiologis pada ibu hamil dapat dilihat dan tidak dapat
dilihat, adapun perubahan fisik yang dapat dilihat meliputi :
2. Perubahan kelenjar
6
gondok tidak selalu terjadi pada ibu yang sedang hamil (Saminem,
2008).
3. Perubahan payudara
4. Perubahan perut
Pada tungkai kaki biasanya timbul parises dan edema ini terjadi
pada hamil tua yang disebabkan oleh adanya tekanan uterus yang
membesar di vena femoralis sebalah kanan atau kiri tungkai kaki
(Saminem, 2008).
7. Perubahan pada sikap tubuh yang menjadi lordosis karena perut ibu
yang membesar (Saminem, 2008).
7
Perubahan fisiologis yang tidak dapat dilihat meliputi :
Paru bekerja menjadi berat karena kebutuhan ibu dan janin, paru
menghisap zat asam dan posisi paru terdesak ke atas karena uterus
yang membesar (Saminem, 2008:4).
Ginjal bekerja untuk ibu dan janin yang menyaring ampas untuk dua
orang, ureter tertekan uterus, ureter menjadi semakin berkelok-kelok
8
dan kendur yang menyebabkan jalannya urin menjadi lambat
menuju kandung kemih dan dapat menimbulkan kuman bekembang
menimbulkan penyakit, ureter membesar menekan kandung kemih
dan antefleksi menyebabkan ibu sering berkemih (Saminem,
2008:4-5).
9
1. Gizi Kurang
Gizi Kurang timbul apabila dalam jangka waktu lama asupan zat
gizi sehari-hari kedalam tubuh lebih rendah dari Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang dianjurkan sehingga tidak mencukupi kebutuhan.
Masalah gizi kurang yang banyak dijumpai pada ibu hamil antara
lain:
Ibu hamil KEK akan berdampak pada janin, dan anak yang akan
berlanjut sampai pada usia dewasa, antara lain:
10
1) Gangguan pertumbuhan janin (Intrauterine Growth
Retardation)
2) Risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
3) Risiko bayi lahir dengan kelainan kongenital (Defect Neural
Tube, bibir sumbing, celah langit-langit dll)
4) Risiko bayi lahir stunting sehingga meningkatkan risiko
terjadinya penyakit tidak menular (PTM) pada usia dewasa
seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner.
5) Gangguan Pertumbuhan dan perkembangan sel otak yang akan
berpengaruh pada kecerdasan anak.
b. Anemia
Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan ketika sel darah
merah atau Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal
(<11/g/dl). Kekurangan zat besi menyebabkan pembentukkan sel
darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh,
terutama pada kondisi hamil dimana banyak terjadi perubahan
fisiologis tubuh.
11
2.2 Kebutuhan Nutrisi Untuk Ibu Hamil Normal
Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan (per orang per hari)
12
Besi mg 26 26 +1 +1 +1
Yodium mg 150 150 +50 +50 +50
Seng mg 9,3 9,8 +1,7 +1,7 +1,7
Selenium mg 30 30 +5 +5 +5
Mangan mg 1,8 1,8 +0,2 +0,2 +0,2
Fluor mg 2,5 2,5 +0,2 +0,2 +0,2
Anemia defisiensi besi atau defisiensi zat besi adalah salah satu jenis
anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi. Kondisi ini
mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah yang sehat dalam tubuh.
Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-
kunang, serta telinga berdenging. Anemia bersifat simtomatik jika
hemoglobin telah turun dibawah 7 g/dl. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan
dibawah kuku.
Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai
pada anemia jenis lain adalah koilonychia, atropi papil lidah,
stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster sehingga
menimbulkan akhloridia, pica.
14
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah,
sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah
luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas
pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat
pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem
neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran
kelenjar limpa.
Anemia defisiensi besi dapat berakibat fatal bagi ibu hamil karena ibu
hamil memerlukan banyak tenaga untuk melahirkan. Setelah itu, pada
saat melahirkan biasanya darah keluar dalam jumlah banyak sehingga
kondisi anemia akan memperburuk keadaan ibu hamil. Kekurangan
darah dan perdarahan akut merupakan penyebab utama kematian ibu
hamil saat melahirkan.
15
2.3.3 Penyebab Defisiensi Zat Besi
Kebutuhan besi pada ibu hamil dapat diketahui dengan mengukur kadar
hemoglobin. Kadar Hb < 11 mg/dL sudah termasuk kategori anemia
defisiensi besi. Namun pengukuran yang lebih spesifik dapat dilakukan
dengan mengukur kadar feritin, karena walaupun kadar Hb normal
belum tentu kadar feritin tubuh dalam keadaan normal. Kadar feritin
memberikan gambaran cadangan besi dalam tubuh. Beberapa hal yang
bisa dipakai sebagai pedoman untuk mencukupi kebutuhan besi antara
lain :
16
1. Pemberian suplement Fe untuk anemia berat dosisnya adalah 4-
6mg/Kg BB/hari dalam 3 dosis terbagi. Untuk anemia ringan-sedang
: 3 mg/kg BB/hari dalam 3 dosis terbagi
18
sitotrofoblas ekstravilli mungkin dapat menjelaskan tidak sempurnanya
remodeling arteri yang terjadi pada preeklampsia.
2.4.2 Usia
Ibu dengan usia ≥40 tahun memiliki risiko 2 kali lipat lebih besar untuk
mengalami preeklampsia. Dari penelitian di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa risiko preeklampsia meningkat hingga 30% setiap
penambahan 1 tahun setelah ibu mencapai usia 34 tahun. Sedangkan
ibu yang hamil di usia muda cenderung tidak mempengaruhi risiko
terjadinya preeklampsia.
2.4.3 Paritas
19
Preeklampsia sering disebut sebaga penyakit kehamilan pertama karena
banyaknya kasus preeklampsia yang muncul pada kehamilan pertama.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa nuliparitas meningkatkan
kemungkinan terjadinya preeklampsia sebanyak 3 kali lipat. Sedangkan
ibu yang masuk ke dalam golongan multipara adalah ibu yang sudah
melahirkan lebih dari 1 kali dan tidak lebih dari 4 kali, memiliki risiko
sebesar 1% untuk mengalami preeklampsia.
20
Pada preeklampsia, kriteria diagnosis yang dibutuhkan adalah tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau lebih, atau tekanan darah diastolik 90
mmHg atau lebih pada ibu dengan umur kehamilan lebih dari 20
minggu dan riwayat tekanan darah sebelum kehamilan ibu tersebut
adalah normal. Selain itu kriteria diagnosis yang dibutuhkan adalah
adanya protenuria 0.3 gram atau lebih protein pada urin tampung 24
jam (diindikasikan dengan uji protein carik celup+1 atau lebih).
21
sesuai dengan usia kehamilan dapat mengindikasikan pertumbuhan
janin yang terhambat. Edema wajah dan peningkatan berat badan yang
sangat cepat juga harus mendapatkan perhatian lebih, karena retensi
cairan berasosiasi erat dengan pre eklampsi.
22
2.5 Hyperemesis Gravidarum
23
berkarbohidrat tinggi bisa dijadikan pilihan agar energi yang terbuang
akibat muntah bisa tergantikan. Jangan ragu untuk mengonsumsi
makanan dan minuman berkadar air tinggi seperti sayuran, jus buah, dan
sejenisnya untuk mengganti cairan yang terbuang lewat muntah. Bisa
juga minum susu khusus bagi ibu hamil yang sering mual muntah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
dan/atau terhambat perkembangan kecerdasannya. Khusus untuk ibu
hamil, jika janin dalam kandungannya mengalami kekurangan gizi,
maka anaknya kelak pada usia dewasa akan berisiko lebih tinggi untuk
menderita penyakit degeneratif (diabetes, hipertensi, penyakit jantung,
stroke) dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekurangan gizi.
Ibu hamil yang akan melahirkan juga berisiko mengalami kematian jika
kekurangan asupan gizi yang baik.
Daftar Pustaka
http://eprints.undip.ac.id/46835/3/
SARAH_DYAANGGARI_AKIP_22010111140188_LAP.KTI_BAB_II.pdf
25