Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN ANTARA UKURAN

LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL


DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
DI MEDAN

OLEH :
HEIKA N. SILITONGA

PEMBIMBING :

1. Prof. Dr. DAULAT H. SIBUEA SpOG (K)


2.Dr. SARMA N. L. RAJA SpOG (K)

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H ADAM MALIK – RS DR PIRNGADI
MEDAN
2011
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ………………………………….. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ……………………………. 4
1.3. TUJUAN PENELITIAN ……………………………….. 5
1.4. MANFAAT PENELITIAN …………………………….. 5
1.5. HIPOTESA PENELITIAN.......................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil………………………………… 6
2.2. Gizi Kurang pada Ibu Hamil……………………………… 8
2.3. Penilaian Status Gizi Ibu………………………………..... 9
2.4. Berat Bayi Lahir...................……………………………... 11
2.5. Lingkar Lengan Atas ………………………………………… 12
2.6 . Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir........ 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1. RANCANGAN PENELITIAN……………………………. 21
21
3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN............................
3.3. SUBYEK PENELITIAN…………………………………… 21
3.4. INKLUSI DAN EKSLUSI…..............……………………. 21
3.5. BESAR SAMPEL..................……………………………. 22
3.6. METODE PENELITIAN...................................................... 23
3.7. DEFENISI OPERASIONAL…………………………….. 25
3.8 KERANGKA KERJA……………………………………... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1. Gambaran Karakteristik ibu menurut umur................... 27
4.2. Gambaran Karakteristik ibu menurut latar belakang
Pendididkan................................................................. 28
4.3. Gambaran Karakteristik ibu menurut graviditas................ 28
4.4. Gambaran Karakteristik ibu menurut Lingkar Lengan
Atas.............................................................................. 29
4.5. Gambaran Karakteristik ibu menurut Berat Badan
Bayi Lahir..................................................................... 29
4.6. Hubungan LILA ibu hamil dengan Berat Bayi Lahir.............. 30
4.7. Pembahasan…………………………………………………. 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 33

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 34
LAMPIRAN ..................................................................................... 37
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Karakteristik Ibu Menurut Umur……………………… 27


Gambar 4.2 Karakteristik Ibu menurut latar belakang pendidikan… 28
Gambar 4.3 Karakteristik Ibu menurut Graviditas………………… 28
Gambar 4.4 Karakteristik ibu menurut Lingkar Lengan Atas 29
(LILA)…………………………………………………..
Gambar 4.5 Karakteristik ibu menurut Berat Badan Bayi Lahir 29
Gambar 4.6 Distribusi LILA dan BBL…………………………… 31

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hubungan LILA Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir…… 30
DAFTAR ISTILAH

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

KEK : Kurang Energi Kronis

WUS : Wanita Usia Subur

LILA : Lingkar Lengan Atas

WHO : World Health Organization

SDM : Sumber Daya Manusia

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Hb : Haemoglobin

SGA : Small for Gestational Age

KMK : Kecil Masa Kehamilan

ANC : Antenatal Care


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan

masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu

dan anak secara tidak langsung. Angka kematian ibu dan bayi terutama bayi dengan

berat badan lahir rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh

status gizi ibu hamil.1 Ibu hamil dengan status gizi buruk atau yang mengalami kurang

energi kronis (KEK) cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada resiko

kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan

berat lahir yang normal.1,2,3

Seorang ibu hamil umumnya akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat

kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Ibu sehat umumnya akan

melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan

ibu adalah gizi ibu (DepkesRI,2000). Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil

yaitu KEK dan anemia gizi. Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita

Usia Subur (WUS) menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan

menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan resiko pada bayi berupa

BBLR (Depkes RI, 2002). 6,7,8

Berat badan bayi lahir dapat diduga berdasarkan penilaian status gizi ibu

selama hamil. Oleh karena itu perlu adanya metode deteksi dini secara sederhana yang

dapat mencerminkan pertumbuhan janin intrauterin dengan demikian dapat dilakukan

perbaikan gizi ibu dalam kehamilan. 4


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai status gizi ibu

hamil antara lain memantau pertambahan berat badan ibu selama hamil, mengukur

Lingkar Lengan Atas (LILA) dalam kehamilan, dan pemeriksaan spesimen berupa

urine, tinja, darah, hati dan otot yang diuji secara laboratoris. Pertambahan berat

badan selama hamil sekitar 11,5 – 16 kg untuk wanita yang mempunyai indeks massa

tubuh prahamil normal. Proses-proses fisiologis kumulatif menghasilkan penambahan

9 kg yang berupa janin, plasenta, air ketuban, hipertrofi uterus, payudara, peningkatan

volume darah, serta retensi cairan ekstrasel dan intrasel. Sisa 3,5 kg tampaknya

sebagian besar berupa lemak simpanan tubuh ibu.Pertambahan berat badan ini juga

menggambarkan pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk

mengetahui apakah seseorang menderita KEK. Pada pemeriksaan laboratorium yang

dinilai adalah kadar Hb, cholesterol, dan albumin,yang juga dapat menggambarkan

status gizi ibu. 9,10

Masa kehamilan adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai

unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa.11

Disamping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri berbagai zat gizi itu juga

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada didalam

kandungannya, sebab defisiensi gizi selama kehamilan dapat memberikan efek yang

merugikan bagi ibu maupun bayinya.11,12,13,14,15

Gizi yang baik mempunyai peranan yang cukup besar pada pembentukan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena kekurangan gizi berdampak negatif

pada kesehatan dan dapat menghambat kualitas SDM. Bila kekurangan gizi terjadi

pada ibu hamil maka akan berakibat buruk baik bagi ibu itu sendiri maupun anak yang

dilahirkannya.Salah satu parameter untuk menilai status gizi ibu hamil adalah LILA.

Parameter ini sudah digunakan secara umum di Indonesia untuk menjaring ibu hamil
yang berpotensi melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Dibandingkan dengan

indikator antropometri lainnya, LILA paling praktis penggunaanya di lapangan, dan

oleh sebab itu beberapa penelitian merekomendasikan LILA sebagai salah satu

metode untuk dapat memprediksikan hasil kehamilan.11,12,13,14,15

Angka BBLR di Indonesia nampak bervariasi. Dari penelitian kejadian BBLR

pada tahun 1984 sebesar 14,6% di daerah pedesaan dan 17,5% di rumah sakit. Hasil

penelitian multisenter di 7 daerah diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1% -

17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) 1991 angka BBLR sekitar 7,5%.15

Budijanto dan Didik (2000) dikutip dari Mutalazimah menunjukkan status

gizi ibu hamil dapat diukur secara antropometri/pengukuran bagian-bagian tubuh

seperti LILA (Lingkar Lengan Atas). Dinyatakan KEK bila LILA kurang dari 23,5

cm. LILA yang rendah merupakan faktor yang dominan terhadap risiko terjadinya

BBLR dengan Odd Ratio sebesar 8,24.16

Mutalazimah(2005) menunjukkan ada hubungan antara LILA ibu hamil

dengan berat bayi lahir. Implikasi ukuran LILA terhadap berat bayi lahir adalah

bahwa LILA menggambarkan keadaan konsumsi makan terutama konsumsi energi

dan protein dalam jangka panjang.16

J uminten (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara berat badan lahir dengan status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran lingkar

lengan atas, dimana ibu dengan LILA < 23,5 cm melahirkan bayi dengan berat badan

lahir lebih rendah dibanding ibu dengan LILA ≥ 23,5 cm .17

1.2 Rumusan Masalah

Di negara-negara berkembang dimana sumber daya sangat terbatas,

dibutuhkan suatu teknologi sederhana yang dapat digunakan di lapangan dalam


mengukur status gizi dan kesehatan masyarakat. Dibandingkan dengan indikator

antropometri yang lain, pengukuran LILA merupakan salah satu instrumen yang dapat

disiapkan secara mudah dengan dana yang tidak mahal serta tidak membutuhkan

pelatihan intensif dalam ketrampilan menggunakannya.

Pengukuran LILA telah digunakan sebagai alat mendeteksi keadaan gizi balita,

dan juga digunakan sebagai alat untuk menjaring ibu hamil dalam hal status

gizi.Penelitian mengenai LILA telah dilakukan di beberapa pusat pendidikan

khususnya diluar Medan, dimana selain untuk melihat hubungan LILA dengan berat

badan lahir bayi, dapat juga menentukan gambaran kondisi status kesehatan ibu hamil

dalam wilayah tersebut.

Di RSUP H.Adam Malik dan RS Jejaring belum ada instrumen penyaringan

status gizi ibu hamil yang mudah dijalankan. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian tentang pengukuran LILA untuk keperluan validitas dan reliabilitasnya.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh informasi tentang hubungan LILA ibu hamil dengan

berat bayi lahir di RSU H. Adam Malik dan RS JEJARING Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Metode deteksi dini hubungan status gizi ibu hamil dengan keadaan janin intra

uterin yang mudah dilakukan, dengan dana yang tidak mahal yaitu pengukuran

Lingkar Lengan Atas ( LILA ) Ibu hamil.


Hasil penelitian ini merupakan masukan pada pihak Rumah Sakit dan Dinas

Kesehatan dalam rangka menurunkan insiden ( angka kejadian) berat badan lahir

rendah dan melalui program perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil.

1.5 Hipotesa Penelitian

Ada hubungan antara ukuran LILA terhadap berat badan bayi lahir.
BAB II

TINJ UAN PUSTAKA

2.1 KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

energi dan zat gizi lainnya meningkat. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya

organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga

kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin

tumbuh tidak sempurna.9,16

Dalam kehamilan, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,

namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa

mineral seperti zat besi dan kalsium. 1,9

Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira

80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan

sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil.

Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan

lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa disimpan masih dibutuhkan tambahan

energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat

dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan demikian jumlah

total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan

menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil

penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 280 (perkiraaan lamanya

kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.


Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian

sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir

kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran

jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara,

serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk

pertumbuhan janin dan plasenta.9

Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO

menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal

sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar

100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III. Sementara di Indonesia

berdasarkan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998

ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak

termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan

pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik

selama hamil.15,16,17

Sama halnya dengan energi, kebutuhan ibu hamil akan protein juga

meningkat, bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus

tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun

dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Di Indonesia berdasarkan rekomendasi

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkan penambahan

protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan

protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau

sekitar 1,3 g/kgBB/hari pada gravida mature, 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun),

dan 1,7 g/kg BB/hari (di bawah 15 tahun).


Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau

zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang

diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah

500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000

mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri.

Berdasarkan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 1998,

seorang ibu hamil perlu tambahan besi rata-rata 20 mg perhari. Sedangkan

kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20

– 45 tahun). Seorang ibu hamil yang menderita kekurangan gizi, secara umum asupan

makro dan mikro nutriennya juga berkurang. Dalam proses hematopoesis, selain zat

besi, juga diperlukan sejumlah makro nutrien seperti protein dan sejumlah mikro

nutrien lainnya, sehingga seorang yang menderita gizi kurang dapat dipastikan

menderita anemia gizi. Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb)

dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk

pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena

kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia

Gizi Besi.9,13,15

2.2 Gizi Kurang pada Ibu Hamil11,13,15

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan

masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

1. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi

pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),

pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.

3. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran (abortus), bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia

intra partum , dan berat badan lahir rendah (BBLR).

2.3 Penilaian Status Gizi Ibu1,2,3,13,15,18

Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil dengan status gizi yang baik

mempunyai kemungkinan lebih besar untuk melahirkan bayi yang sehat. Seperti pada

pengertian status gizi secara umum, maka status gizi ibu hamil pun adalah suatu

keadaan fisik yang merupakan hasil dari konsumsi, absorpsi dan penggunaan berbagai

macam zat gizi baik makro maupun mikro. Oleh karena proses kehamilan

menyebabkan perubahan fisiologi termasuk perubahan hormon dan bertambahnya

volume darah untuk perkembangan janin, maka masukan zat gizi ibu hamil juga harus

ditambah guna mencukupi kebutuhan tersebut. (Depkes RI, 1996).

Penilaian status gizi ibu dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Antropometri gizi berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh, antara lain umur,

berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar

pinggul dan tebal lemak bawah kulit. Penilaian status gizi klinis didasarkan
perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi,

dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau

pada organ-organ yang dekat pada permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penentuan

gizi secara biokimia merupakan pemeriksaan spesimen (urine, tinja, darah, hati dan

otot) yang diuji secara laboratoris. Sedangkan penentuan status gizi secara biofisik

adalah suatu metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi,

khususnya jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan.15

Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 yaitu: survei
18
konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi . Survei konsumsi makanan

dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Statistik vital

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan

umur, angka kesakitan akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan

dengan gizi.Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi faktor fisik,

biologis dan lingkungan.

2.4 Berat Bayi Lahir

Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu

dalam rahim ibu. Secara umum berat bayi lahir yang normal adalah antara 2500 gr

sampai 4000 gr, dan bila di bawah atau kurang dari 2500 gram dikatakan Berat Badan

Lahir Rendah. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby

dengan low birth weight baby (bayi dengan berat lahir rendah =BBLR). Hal ini

dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu

lahir dikatakan bayi prematur. Keadaan ini dapat disebabkan oleh :1) masa kehamilan

kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai ( masa kehamilan dihitung mulai hari

pertama haid terakhir dari haid yang teratur); 2)bayi small for gestational age (SGA):
bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya (kecil

untuk masa kehamilan = KMK ) ; 3) Kedua-duanya19,20,27.

Dari pengertian diatas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2

golongan yaitu Prematur murni dan Dismaturitas.22,26

2.4.1. Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu

dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan,

atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.

2.4.2. Disamaturitas atau Kecil Masa Kehamilan adalah bayi lahir dengan berat badan

kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena

janin mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan

bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK)

2.5 Lingkar Lengan Atas (LILA)

Lingkar lengan atas adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran secara

praktis yang digunakan untuk memeriksa ukuran lingkar lengan atas.

Menurut I Dewa Nyoman S (2002) pengukuran LILA adalah salah satu deteksi

dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui

kelompok beresiko KEK.22

Depkes RI (2000) menetapkan nilai ambang batas LILA Wanita Usia Subur

(WUS) dan ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.6

2.5.1 Tujuan pengukuran LILA6

Tujuan pengukuran LILA adalah :

- Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, dan untuk

menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR.)
- Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam

pencegahan dan penanggulangan KEK.

- Mengembangkan gagasan-gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

- Meningkatkan peran petugas lintas sektor dalam upaya perbaikan gizi WUS yang

menderita KEK.

- Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita

KEK.

2.5.2 Cara pengukuran LILA

1. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri dengan pita LILA dan ditandai dengan

sentimeter, dengan batas 23,5 cm (batas antara merah dan putih)

2. Tetapkan posisi bahu dan siku. Lengan harus dalam posisi bebas lengan baju

dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.

3. Letakkan pita antara bahu dan siku. Alat pengukur harus dalam keadaan baik

dalam arti tidak kusut atau berlipat-lipat sehingga permukaan tidak rata.

4. Tentukan titik tengah lengan.

5. Lingkarkan pita LILA.Jangan terlalu ketat atau longgar.

6. Baca skala pengukuran.

2.5.3 Hubungan LILA Ibu hamil dengan Berat Bayi Lahir

Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita atau tidak

menderita KEK adalah dari ukuran LILA, jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm

maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan beresiko melahirkan

bayi dengan BBLR.


Dari hasil penelitian Ngare dan Neuman pada 148 wanita hamil di Kenya

tahun 1998 menyimpulkan bahwa faktor-faktor prediktor BBLR antara lain, ukuran

BMI, LILA, kadar Hb dan masukan gizi. Bila masukan zat gizi kurang memadai maka

akan meningkatkan risiko terjadinya BBLR.7,8,10

Sebagai respon terhadap pertumbuhan janin dan plasenta yang cepat serta

kebutuhan – kebutuhan yang semakin meningkat, ibu hamil mengalami perubahan

metabolik. Sebagian besar pertambahan berat badan selama hamil dihubungkan

dengan uterus dan isinya, payudara, berubahnya volume darah serta cairan ekstrasel

dan ekstravaskuler. Penambahan berat badan adalah akibat perubahan metabolik yang

menyebabkan bertambahnya air dalam sel dan penumpukan lemak dan protein.

Adanya asumsi bahwa pada trimester I dan II terjadi penimbunan cadangan lemak

antara lain lemak bawah kulit sedang pada trimester III terjadi pemakaian cadangan

lemak yang maksimal maka dengan demikian ada perubahan ukuran lingkar lengan

atas sesuai dengan perubahan lemak bawah kulit dan ada hubungannya dengan berat

badan lahir.

Bhargava dkk (2000)11 dalam penelitiannya di Kenya menyimpulkan bahwa

status gizi ibu mempunyai hubungan yang positif dengan berat bayi lahir. Temuan

tersebut didukung oleh hasil penelitian Humphrey dan Holzheimer (2000)12 yang

menyatakan bahwa status gizi yang rendah mempunyai korelasi dengan BBLR.

Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Rodrigues dan Barros (1998)13

menemukan bahwa aktifitas ibu hamil dan status gizinya sangat penting terhadap

risiko bayi prematur atau BBLR. Penelitian serupa juga diungkapkan oleh Ogunyemi

dkk (1998)14 menemukan bahwa ada hubungan antara status gizi dan kenaikan berat

badan ibu hamil dengan keadaan bayi perinatal dan berat lahirnya. Jadi status gizi

normal dan kenaikan berat badan yang ideal pada ibu hamil berhubungan dengan
penurunan komplikasi bayi perinatal dan optimalisasi berat badan lahir. Demikian

juga menurut Merchant dkk (1999)25 dalam penelitiannya menemukan bahwa status

gizi ibu adalah salah satu faktor yang menjadi pertimbangan penting sebagai indikator

terhadap hasil kelahiran (birth outcome). Hasil penelitian di Indonesia seperti

dilakukan Budijanto dkk (2000)15 di Madiun, Jawa Timur menemukan bahwa risiko

terhadap kejadian berat bayi lahir rendah ada kaitan ukuran lingkar lengan atas dan

pekerjaan berat. Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Purdyastuti di

RS Fatmawati Jakarta (1994)dikutip dari 16 yang menyimpulkan adanya hubungan antara

status gizi ibu yang dinilai dari LILA dengan berat bayi lahir.
skema Tindak Lanjut pengukuran LILA7

PENGUKURAN LILA
WUS (Wanita Usa Subur)

< 23,5 cm ≥ 23,5 cm

RESIKO BUKAN
KEK RESIKO
KEK

Anjuran : Anjuran :
- Makan cukup dengan - Pertahankan kondisi
pedoman Umum Gizi kesehatan
Seimbang - Bila hamil , periksa
- Hidup sehat kehamilan kepada petugas
- Tunda kehamilan kesehatan
- Bila hamil segera rujuk
sedini mungkin
- Diberi penyuluhan
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu

proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut :26,29,

2.6.1. Faktor Lingkungan Internal

Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas , kadar hemoglobin, status

gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan penyakit pada saat kehamilan.

2.6.2. Faktor Lingkungan Eksternal

Yaitu meliputi kondisi lingkungan , asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi

ibu hamil.

2.6.3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan dengan frekuensi

pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC)

Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir

antara lain sebagai berikut :

2.6.1.1. Usia Ibu hamil

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 16

tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan

dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda,

perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain

itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu

tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi

komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi

lahir kurang bulan, perdarahan dan bayi BBLR26,27.

Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia

35 tahun juga tidak dianjurkan karena sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini
sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, organ kandungan

sudah menua dan jalan lahir telah kaku. Kesulitan dan bahaya yang akan terjadi pada

kehamilan diatas usia 35 tahun ini adalah preeklamsia, ketuban pecah dini,

perdarahan, persalinan tidak lancar dan berat bayi lahir.21

2.6.1.2. Jarak Kehamilan/Kelahiran

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana

(BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran

yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi

tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab

kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Risiko proses reproduksi

dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun.20

2.6.1.3. Paritas

Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan, prematur/jumlah

kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau

banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita

melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga

anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering

mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi

sungsang ataupun melintang.24

2.6.1.4. Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang

dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya

dibawah 12 gr/dl.33 Data Depkes RI diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita

anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir
rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat

menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia

berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada

plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin.7

2.6.1.5. Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Berdasarkan pengertian diatas status gizi ibu

hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi

sewaktu hamil. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Selain itu gizi ibu hamil

menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah

penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai

status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan

adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama

kehamilan).1,3,8,18

Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di

lihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai

penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko

paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus

mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan

sebelum hamil.3,4,7

Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah antropometri yang dapat menggambarkan

keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori

(KEK) atau gizi kurang. Ibu yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di

bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR. Pengukuran LILA lebih praktis
untuk mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah

dibawa kemana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang

ekstrim.16,17,18

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak

langsung/eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta

ketinggian tempat tinggal.

2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan

pengetahuan ibu hamil.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

analitik dengan desain potong lintang yang meneliti data dari variabel bebas

(independen) dan variabel tergantung (dependen) pada waktu yang bersamaan.

3.2 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Kamar Bersalin RSUP. H. Adam Malik,dan RS

Jejaring : RS SUNDARI, RS Tembakau Deli, RS Haji Medan. Penelitian dimulai

pada 1 Januari sampai dengan 1 April 2010.

3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah ibu hamil yang akan melahirkan di RSU H. ADAM

MALIK dan RS Jejaring, dengan cara pengambilan sampel melalui purposive

sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah sampel

terpenuhi.

3.4 Kr iter ia Inklusi dan eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

- Pasien yang akan melahirkan pada usia kehamilan ≥ 37 minggu

- Kehamilan fisiologis/tidak ada komplikasi obstetrik dan kecuali

ketuban pecah dini

- Ibu hamil tidak menderita komplikasi medik


- Kehamilan tunggal

- Janin Hidup

- Cara persalinan: pervaginam atau Seksiosesarea

3.4.2 Kriteria Eksklusi

- Bayi lahir cacat

3.5 Besar Sampel

Besar sampel diambil dengan menggunakan rumus

N=

dimana :
n = besar sampel
z = deviat baku alfa = 1,96
zβ = deviat baku beta= 0,842
P1 = Proporsi efek standar = 35,65 % =0,35 ( dari kepustakaan)7
P2 = Proporsi yang diteliti, beda klinis yang dianggap penting 0,10 = 0,26
P = ½ (P1+P2)
Q = 1-P

N=

N = 221,5 Dibulatkan menjadi 223 sampel.

Pada penelitian ini telah dikumpulkan 223 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi.
3.6 Metode Penelitian

3.6.1 Pengumpulan data Primer


a. Data primer diperoleh dari anamnese untuk mengetahui data identitas ibu
yaitu nama, umur, pendidikan dan pekerjaan, kemudian pengukuran berupa
ukuran lingkar lengan atas kanan ibu (LILA) dan berat bayi lahir, sebanyak
223 orang yang memenuhi kriteria inklusi.

b. Alat penelitian yang digunakan adalah


1. Pita pengukur lingkar lengan atas, yaitu pita ukuran LILA khusus
dengan ketelitian 0,1 cm yang sudah distandarisasi oleh Depkes.
2. Timbangan khusus bayi dengan merk MIYAKI dengan kapasitas 20 kg
dengan ketelitian 0,1 kg
3. Alat tulis dan buku kerja

c. Pengukuran LILA dan Berat Badan Lahir Bayi:


1. Data ukuran LILA diambil dengan melingkarkan pita LILA pada tengah

lengan atas kiri. Posisi tangan ibu harus rileks tidak boleh kaku atau

mengenggam. Lokasi pengukuran tepat ditengah-tengah antara tulang

acromion dan olecranon, tidak boleh terlalu kebawah atau keatas.

Ditentukan titik tengah dengan menggunakan pita LILA, kemudian beri

tanda dengan pulpen / spidol. Lingkarkan pita LILA sekeliling lengan ibu

sesuai tanda. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LILA. Pita

ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar. Baca angka

yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LILA ( pilih angka yang

lebih besar). Tuliskan angka pembacaan pada lembar formulir yang

tersedia
2. Data berat bayi lahir, diambil segera setelah bayi lahir menggunakan

timbangan bayi merk MIYAKI

3.6.2 Pengolahan Data

Data diolah secara komputerisasi. Analisis data meliputi statistik deskriptif

dan statistik analitik. Statistik deskriptif digunakan untuk menampilkan data

demografi ibu, ukuran LILA dan berat bayi lahir. Dalam hal ini data

ditampilkan dalam bentuk frekuensi. Statistik analisis yang digunakan adalah

analisis bivariat dengan analitik komparatif kategorik menggunakan uji chi

square.

3.7 Defenisi Oper asional

1. Hamil normal adalah kehamilan tanpa komplikasi obstetrik dan atau medik.

2. Hamil dengan pemberat adalah kehamilan dengan komplikasi obstetrik dan

medik.

3. Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah ukuran lengan atas kiri ibu hamil dimana

diukur pada lengan yang jarang digunakan sehingga bila ibu hamil tersebut

kidal maka yang diukur adalah lengan kanan ibu. Pengukuran pada

pertengahan antara tulang acromion dan olecranon, tidak boleh terlalu

kebawah atau keatas dalam sentimeter dengan ketelitian 1 desimal.


4. LILA < 23,5 cm adalah ibu dengan status gizi kurang yang beresiko

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

5. LILA ≥ 23,5 cm adalah ibu dengan status gizi baik yang kurang beresiko

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

6. Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang diukur dalam 30 menit pertama

sesudah lahir dalam gram.

7. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan lahir bayi ≤ 2500 gram.

3.8 Ker angka Ker ja

Ibu Inpartu hamil tunggal usia

kehamilan ≥ 37 minggu

Dilakukan pengukuran Lingkar Lengan

Atas Ibu Hamil

Setelah bayi lahir dilakukan penimbangan berat badan janin


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Karakteristik ibu menurut umur

Gambar 4.1 Karakteristik Ibu Menurut Umur

4.2 Gambaran Karakteristik Ibu menurut latar belakang pendidikan


Gambar 4.2 Karakteristik Ibu menurut latar belakang pendidikan

4.3 Gambaran Karakteristik ibu menurut

Graviditas

Gambar 4.3 Karakteristik ibu menurut graviditas

4.4 Gambaran Karakteristik ibu menurut Lingkar Lengan Atas (LILA)

Gambar 4.4 Karakteristik ibu menurut Lingkar Lengan Atas (LILA)

4.5 Gambaran Karakteristik ibu menurut Berat Badan Bayi Lahir


Gambar 4.5 Karakteristik ibu menurut Berat Badan Bayi Lahir

4.6 Hubungan LILA Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir

Berdasarkan tabel berikut, terlihat bahwa ibu yang berisiko KEK melahirkan
bayi dengan berat badan rendah (BBLR) lebih besar dibandingkan dengan ibu yang
tidak berisiko KEK. Hal ini dapat diartikan bahwa ukuran lingkar lengan atas (LLA)
ibu hamil berhubungan atau mempengaruhi berat bayi lahir.
Tabel 4.1 Hubungan LILA Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir
BBL
p-value
LLA BBLN BBLR
N % N %
Non
184 82.51 0 0.00
KEK 0,000
KEK 17 7.62 22 9.87
Jumah 201 90.13 22 9.87

Untuk memastikan adanya hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil
dengan berat bayi lahir adalah dengan melakukan uji Chi-Square dengan bantuan
software SPSS 16.0. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai = 115,2 .
sedangkan nilai dengan df=1 adalah 3,481. Karena hitung > tabel maka dapat
disimpulkan bahwa memang terdapat hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil
dengan berat bayi lahir. Pengambilan keputusan ini dapat juga didasarkan pada nilai
p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α=5 persen.

Gambar 4.6 Distribusi LILA dan BBL

Sedangkan tingkat keeratan atau kekuatan hubungan dari variabel lingkar


lengan atas dengan berat bayi lahir, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji statistik
koefisien kontingensi diperoleh nilai C 0,584, dengan demikian hubungan antara
variabel lingkar lengan atas dengan berat bayi lahir menunjukkan hubungan yang
cukup kuat (58,4%).
Ibu hamil yang mengalami KEK atau ukuran LLA kurang dari 23,5 cm akan
mempengaruhi kesempurnaan perkembangan janin selama dalam kandungannya,
tetapi belum tentu semua Ibu hamil yang mengalami KEK selalu melahirkan
BBLR,karena banyak faktor yang mempengaruhi kelahiran BBLR.

4.7. Pembahasan
Dari gambaran karakteristik umur ibu didapatkan kelompok umur 26 – 35 tahun
merupakan persentase terbanyak yaitu sebesar 67,7 %.( Gambar 4.1)
Penelitian yang dilakukan oleh Zuldefni (2005) dilaporkan bahwa rata-rata umur
ibu hamil adalah 27 tahun, umur ibu hamil terendah adalah 20 tahun dan umur ibu
hamil tertinggi adalah 35 tahun.21
Dari gambaran karakteristik pendidikan ibu didapatkan tingkat pendidikan SMA
merupakan persentase terbanyak yaitu 36,3 %.(Gambar 4.2)
17
Dari hasil penelitian Juminten , didapatkan rata-rata pendidikan ibu hamil
adalah SMA, demikian juga yang didapatkan dari penelitian Mutalazimah dimana
tingkat pendidikan SMA merupakan persentase terbanyak yaitu sebesar 54,2 %.16
Dari gambaran karakteristik graviditas ibu didapatkan ibu dengan paritas
primigravida merupakan persentase terbanyak yaitu 22,870%. (Gambar 4.3)
Pada penelitian yang dilakukan Simarmata (1987) di RSUD Dr. Pirngadi
Medan didapati persentase BBLR lebih tinggi pada paritas 6 atau lebih (15,70%)
dibandingkan dengan paritas 1 (13,47%) dan akan menurun pada paritas 2-5.20
Pada umumnya berat badan lahir meningkat dengan semakin tingginya paritas.
Bayi yang lahir dari kehamilan kedua (paritas pertama) kira- kira 100 gram lebih
berat apabila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari kehamilan pertama (paritas
nol).21,22
Pada penelitian ini gambaran LILA rata-ratanya adalah 25,70 cm, minimal
didapati 21,0 cm dan maksimal 37,0 cm. Dari gambaran karakteristik LILA ibu
didapatkan bahwa dari 223 ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK)
sebesar 17,4 % dan yang tidak KEK sebesar 82,5%.(Gambar 4.4) Angka KEK ini
lebih rendah dibandingkan dengan target penurunan yang ditentukan Depkes sebesar
20% (Depkes RI,2000)6.
Pada penelitian ini didapati gambaran berat bayi ini rata-rata 3114,7 gram
dengan nilai minimal 2200 gram dan nilai maksimalnya 4000 gram. Dari gambaran
karakteristik berat badan lahir bayi didapatkan angka BBLR sebanyak 22 bayi (9,8%)
dan tidak BBLR sebesar 201 bayi (90,1%). (Gambar 4.5). Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa angka BBLR ini masih lebih tinggi dari target penurunan BBLR
yang ditetapkan Depkes yakni sebesar 7% (Depkes RI,2000).6
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Dari penelitian ini didapatkan ibu hamil dengan KEK sebesar 17,4 %

dimana hasil tersebut sudah memenuhi target Depkes yakni penurunan

sebesar 20%.

5.1.2 Dari penelitian ini didapatkan bayi dengan BBLR sebesar 9.8 %

dimana hasil tersebut msih melebihi target penurunan BBLR yang

ditetapkan Depkes yakni sebesar 7%.

5.1.3 Dari penelitian ini dijumpai ada hubungan yang signifikan antara LILA ibu

hamil dengan berat bayi lahir dengan tingkat keeratan yang cukup kuat.

5.2 Saran

Setiap WUS dianjurkan untuk melakukan prenatal counseling sehingga

mendapatkan pemahaman tentang asupan nutrisi yang penting untuk mempersiapkan

kehamilan dan selama kehamilan.

Terhadap ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm dengan atau tanpa komplikasi

obstetrik dan medik yang datang kontrol ke Poli Ibu Hamil RSU H Adam Malik dan

RS jejaring harus diberikan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan maupun

suplemen agar kejadian BBLR dapat dicegah sedini mungkin.


DAFTAR PUSTAKA
1. Saptono MA, Joewono HT, Abadi A. Hubungan berat badan lahir dengan
kenaikan berat badan ibu hamil yang memiliki indeks masa tubuh normal. In
kongres XI POGI; 2000; Denpasar.

2. Sebire NJ, Jolly M, Harris J, Regan L, Robinson S. Is maternal underweight really


is risk factor for adverse pregnancy outcome? BJOG. 2001; 108: p. 61-6.

3. Astutu N. Dampak program PMT ibu hamil KEK terhadap status gizi bayi di
sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. 2001.

4. Husaini JK, Husaini MA, Musa MS. Keterbatasan penggunaan lingkar lengan atas
dalam memonitor status gizi wanita hamil beresiko tinggi melahirkan bayi berat
lahir rendah. 2003.

5. J, Mulyani S, Nurina S. Asuhan keperawatan Perinatal jakarta: penerbit buku


kedokteran EGC; 1995.

6. RI Departemen Kesehatan. pedoman gizi umum seimbang (panduan untuk


petugas). 2000.

7. RI D. Gizi seimbang menuju hidup sehat bagi bayi, ibu hamil dan ibu menyusuin.
2001.

8. RI Departemen Kesehatan. Survei kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. 1997.

9. Cunningham F. prenatal care. In Williams obstetric.: prentice hall international


inc; 2001. p. 252-253.

10. Mawah , Pius M, Hartono HD, Hadi I. BBLR angka kejadian dan beberapa faktor
resiko. In Kumpulan abstrak kongres obstetri ginekologi Indonesia ke-9, Hotel
Horison; 1993; Jakarta.

11. Bhargava A. Modelling the effects of maternal nutritional status and


socioeconomic variables on the antropolometric and psycologic indikators of
kenyan infant from age 0-6 month. Physiologi anthropologi. 2000;: p. 89-104.

12. Humphrey M, Holzheimer D. A prospective study of gestation and birth weight in


aborigin pregnancies in far north Queensland. Australia NZJ obstetri Gynecologi.
2000;: p. 326-330.

13. Rodrigues T, Barros H. Risk factor of preterm labor. Acta medicana porto. 1998;:
p. 901-905.

14. Ogunyemi D, Hullett S, Leeper J. Risk a prepregnancy body mass index, weight
gain during pregnancy and perinatal in a rural black population. Maternal Fetal
med jersey. 1998; 7(4): p. 190-3.

15. Didik B, Dwi A, Hadi I. Risiko terjadinya BBLR di puskesmas Balerejo


kabupaten madiun. 2000: p. 566-569.

16. Mutalazimah. Hubungan lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb)
ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. jurnal
penelitian dan sains. 2005; 6(2): p. 114-126.

17. Juminten. Hubungan antara berat badan lahir dengan status gizi ibu berdasarkan
ukuran lingkar lengan atas. 2006.

18. Akhmadi. jenis parameter status gizi. [Online]. Available from:


http://www.digilib.litbang.depkes.go.id.

19. Wiknjosastro H. Bayi berat lahir rendah. In prawiroharjo S, editor. Ilmu


kebidanan. Jakarta: Yayasan bina pustaka; 1991. p. 721-84.

20. Widjajanto , Hakimi S, Darsono S. Hubungan jarak kelahiran pendek dengan berat
badan lahir rendah (BBLR). In Kumpulan naskah KOGI VII; 1987; Semarang. p.
14-24.

21. Zuldefni. Hubungan karakteristik ibu dengan kejadian BBLR di RSU Dr. Pirngadi
medan. Skripsi. Medan: Universitas sumatera utara, Ilmu kesehatan Masyarakat;
2006.

22. Supriasa Nyoman ID. Penilaian status gizi Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2002.

23. Srimastuti K. Hubungan beberapa ukuran antropometrik ibu dan tinggi fundus
uteri dengan berat lahir. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia, Obstetri dan
Ginekologi; 1987.

24. Ramulia. Beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan bayi berat badan lahir
rendah di RSUD Dr. Pirngadi medan. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara,
Obstetri dan ginekologi; 1997.

25. Merchant SS, Momin IA, Sewani AA, Zuberi NF. Effect of prepregnancy body
mass index and gestational weight gain on birth wieght. Pak Med Assoc Khan.
1999; 49(1): p. 23-5.

26. Prawiroharjo S. Berat badan lahir rendah. In Pengantar ilmu dan praktek
kebidanan. 3rd ed. Jakarta: Gramedia; 2000. p. 723-732.
27. Karsono B, Winknyosastro GH, Hardjopratoso W. Persalinan berat badan lahir
rendah di rumah sakit Dr. Ciptomangunkusumo. In Kumpulan naskah PIT II;
1983; batu malang. p. 459-467.

28. Johnson JM, Narahnu H. Smoking and preterm labor: effect of cigarette smoke
extract on the secretation of platelet activating factor, acethylhydrase by human
decidual macrophage. American journal obstet gynecol. 1993;: p. 321-6.

29. Crosse MD, Hall MH, White DR. The etiology of preterm labor. british jounal
obstet gynecol. 1984;: p. 733-738.

30. Bin JA, Pedler SJ. Bacteriuria in pregnancy. Pediatric Journal Obstet gynecol.
1984;: p. 15-21.

31. Tobing S. Tinjauan kasus penderita pre eklampsi dan eklampsi tahun 1989-1993.
Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara, obstetri dan gynekologi; 1995.

32. Quenann JT. Polyhydramnion and Olygohydramnion. In Quenann Manajement of


Risk- High risk pregnancy. 3rd ed. Boston: Scientific Publications; 1997. p. 439-
441.

33. Hasibuan IZ. Luaran persalinan ibu anemia di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Tesis.
Medan: Universitas Sumatera Utara, Obstetri dan Gynecologi; 1997.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Saya yang namanya tersebut dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap tentang


penelitian “HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU
HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI MEDAN” maka dengan
penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia
berpartisipasi pada penelitian ini. Bila ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut
saya akan bisa mendapatkannya dari dokter peneliti.

Medan, / / 2010
Peserta Penelitian

Dokter Peneliti
Dr. Heika N. Silitonga
Dept. Obstetri & Ginekologi FK USU-RSHAM
Telp. 081360797625

Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Ibu-ibu Yth,
Nama saya dr. Heika N. Silitonga, saat ini saya sedang menjalani program pendidikan
Magister Kedokteran Klinik dan pendidikan spesialis kebidanan dan kandungan
(OBGIN) FK-USU.
Saya sedang meniliti tentang perbandingan ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil
dengan Berat Badan Lahir Bayi. Secara teoritis dikatakan ada hubungannya dengan
keadaan status gizi ibu hamil dan berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi ,
sehingga saya tertarik untuk meneliti hal tersebut.
Adapun tujuan penelitian ini, Untuk memperoleh informasi tentang hubungan LILA
ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSU H. Adam Malik, RSU Sundari, RS Haji,
Rumkit DAM Tk II Medan.
Adapun manfaat penelitian ini Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan pada pihak Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan khususnya menurunkan insiden ( angka kejadian) berat badan lahir
rendah, melalui peningkatan kerjasama dan koordinasi lintas program dan lintas
sektoral dalam merencanakan program perbaikan gizi dan kesehatan ibu dan anak,
sehingga kejadian BBLR dapat dicegah dan diantisipasi sedini mungkin.

Pada penelitian ini, saya akan melakukan pengukuran pada lingkar lengan atas ibu.
Kerahasiaan pribadi ibu ibu tetap saya pelihara.
Penelitian ini tidak berbahaya, dan biaya penelitian ini sepenuhnya tidak dibebankan
kepada ibu-ibu. Partisipasi pasien dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa
paksaan, maupun tekanan dari pihak manapun. Seandainya ibu-ibu menolak untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan kehilangan hak sebagai pasien.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan ibu-ibu
yang terpilih sebagai sukarela dalam penelitian ini dapat mengisi lembar persetujuan
turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu-ibu yang telah berpartisipasi di dalam


penelitian ini. Jika selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas
maka ibu-ibu dapat menghubungi dr. Heika N. Silitonga, Departemen Obgin FK-USU
telp : 08192041982. Terima kasih.

Medan, / /2010
Hormat saya

Dr. Heika N. Silitonga


Lampiran 3

STATUS PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL


DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI RSU H. ADAM MALIK , RSUP
PIRNGADI , DAN RSU HAJI
MEDAN

Nomor kasus : --------------


Nomor Medical Record : --------------
Tanggal / Jam : ------------
A. I
dentitas Penderita
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Alamat :

B. Ibu
Tek.Darah : HR: RR : T:
Paritas :
Usia Kehamilan :
Ukuran LILA :
Diagnosa :

C. Bayi
Jenis Kelamin :
BBL :
Skor APGAR :
Lampiran 4 :
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LLA * BBB 223 100.0% 0 .0% 223 100.0%

LLA * BBB Crosstabulation

BBB

BBLN BBLR Total

LLA non KEK Count 184 0 184

Expected Count 165.8 18.2 184.0

% within BBB 91.5% .0% 82.5%

KEK Count 17 22 39

Expected Count 35.2 3.8 39.0

% within BBB 8.5% 100.0% 17.5%


Total Count 201 22 223

Expected Count 201.0 22.0 223.0

% within BBB 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 115.156 1 .000
b
Continuity Correction 108.899 1 .000
Likelihood Ratio 90.241 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 114.639 1 .000
N of Valid Cases 223

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.85.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .584 .000

N of Valid Cases 223


Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

For cohort BBB = BBLN 2.294 1.605 3.278


N of Valid Cases 223
NO Nama Umur MR Paritas Pendidikan Ibu Pekerjaan suami

(Thn)

1 Nursariah Saragih 35 9433909 MG SMA Supir


25 SG SMA Karyawan
2 Netty 9442510
3 Nelli Sihotang 30 9442410 SG Sarjana Wiraswasta

4 Lisma 29 9442210 PG Sarjana Wiraswasta


20 PG Mahasiswi Wiraswasta
5 Rahayu 9433709
6 Derlyna 31 9433809 MG Sarjana PNS

7 Purnama 22 9434009 PG SMP Buruh


27 SG SMA Wiraswasta
8 Maylini 9000908
9 Rosmini 22 9001008 SG DIII PNS

10 Nerlin 35 9100808 MG Sarjana PNS


27 PG Sarjana Wiraswasta
11 Dewi 9110812
12 Linda 31 9131810 MG SMA Buruh

13 Rosnita 31 9142610 PG Sarjana Wiraswasta


32 SG DIII Wiraswasta
14 Marida Uli 9201510
15 Yohana 26 9162010 SG SMA PNS

16 Alida ningsih 28 9217710 MG SMA Wiraswasta


36 MG Sarjana Wiraswasta
17 Elisabet 9182810
18 Reminawati 34 9197210 MG Sarjana PNS

19 Dahlia 27 9261020 SG DIII Karyawan


19 PG SMA Karyawan
20 Natalia simatupang 9213610
21 Fitri 29 9220810 MG SD Buruh Bangunan

22 Leni 26 9233610 SG SMA Karyawan


22 PG SMA Karyawan
23 Imelda Simanjuntak 9240110
24 Romita 35 9253910 MG Sarjana PNS

25 Juliana 27 9263510 MG SMA Karyawan


32 MG SMA Wiraswasta
26 Vera hasnah 9272110
27 Masniwati 31 9283110 MG SMA Karyawan

28 Nelly pakpahan 28 9292810 SG DIII Wiraswasta


34 MG Sarjana PNS
29 Sartika 9463110
30 Sri Yanti 35 9233410 MG SMA Karyawan

31 Veronika 24 91532410 SG SMA Wiraswasta


31 MG SMA Karyawan
32 Hasimah 9199511
33 Anita Wulandari 32 9237510 MG SMA Karyawan

34 Olga 22 9338411 PG DIII Wiraswasta


43 GMG SMP Buruh
35 Nurlena 9149613
36 Octavia 37 414212 SG Sarjana PNS

37 Roserry 20 415314 PG SMP Karyawan


38 Juli Tarigan 39 420218 MG Sarjana Wiraswasta

39 Darti 28 422357 SG SMP Buruh


27 SG Sarjana PNS
40 Monika 404697
41 Lamtiur 39 404356 MG DIII PNS

42 Ambarsari 26 405387 MG SMP Karyawan


39 SG SMA Karyawan
43 Erlinawati 405745
44 Lely 38 172349 MG SMA Wiraswasta

45 Risda 19 236401 PG SMP Karyawan


31 MG Sarjana Pedagang
46 Binur Panjaitan 406669
47 Winda Sitohang 31 407983 MG SMA Pegawai Swasta

48 Helida 28 338795 PG Sarjana Pedagang


34 MG Sarjana Karyawan
49 Verawati 167110
50 Salonta 27 157814 PG DIII PNS

51 Melda 25 123504 PG DIII Karyawan


32 MG SMA Karyawan
52 Desi Sitorus 145272
53 Rointan 25 149940 SG SMA Karyawan

54 Lasma 32 149783 SG SMA Pedagang


34 GMG SMP Pedagang
55 Yusnidar 148894
56 Endang 45 212608 MG Sarjana PNS

57 Fitriyanti 27 149900 MG SMP Buruh


28 SG SMK Karyawan
58 Rini 178899
59 Rindu suwati 31 170367 SG SMEA Karyawan

60 Maria 35 170132 SG Sarjana Pedagang


32 SG SPG Guru
61 Farida Siburian 157384
62 Jelita 28 141504 MG SMA Wiraswasta

63 Santi 20 145492 SG SMP Buruh


64 Santaria 30 MG SMA Pegawai Swasta
8435902
65 Raslina 37 8443515 MG SMA Supir
66 Diana 29 8446410 SG SMK Guru
67 Nurlince 34 MG DIII Pedagang
8452217
68 Dorlan 30 8436705 MG SMP Buruh
69 Sri rahayu 28 8438802 SG SMP Karyawan
70 Totta 35 SG SMEA Karyawan
8432011
71 Lindawati 41 8230908 GMG SMA Pedagang
72 Hotna 19 8931008 PG SMK Buruh
73 Devita 38 MG Sarjana PNS
8300804
74 Isnawati 25 8350812 SG SMA Wiraswasta
75 Runing 38 8341810 MG SMA Karyawan
76 Neli Juwita 27 PG DIII Pegawai Swasta
8442610
77 Lisda 30 8201511 SG SMA Guru
78 Anita 28 8162013 SG SMA Supir
79 Tiurina 26 SG SMP Karyawan
8217710
80 Resmi 22 8182810 PG SMP Buruh
81 Lamsiah 38 8197210 MG SD Karyawan
82 Flora 30 MG SMK Wiraswasta
8261020
83 Norma 44 8213610 GMG SD Pedagang
84 Monita 24 8220810 PG SMA Wiraswasta
85 Sarah 27 PG DIII Guru
8233610
86 Tia Sitorus 23 8240110 PG DIII PNS
87 Rosmenta 31 8253910 MG SMEA Supir
88 Nursinta 28 SG SMA Pedagang
8263510
89 Elina 42 8272110 MG SMP Pedagang
90 Irma 30 8283110 MG SMA Buruh
91 Melda 28 PG Sarjana Pegawai Swasta
8292810
92 Rospita 36 8300310 PG Sarjana Pegawai Swasta
93 Ratna 26 8463110 PG SMA Karyawan
94 Nur cahya 32 MG SMA Karyawan
8233410
95 Mawar 30 8532410 MG SMP Karyawan
96 Juwita 29 8199511 PG SMEA Supir
97 Martina 38 SG Sarjana Pegawai Swasta
8237510
98 Enrika 27 8338411 SG SMEA Pedagang
99 Jelita 34 8149613 MG Sarjana PNS
100 Juliana 20 PG SMP Buruh
7142224
101 Marintan 36 7153346 MG DIII Guru
102 Herni 30 7202489 PG Sarjana PNS
103 Emeliana 31 SG Sarjana Wiraswasta
7223573
104 Junita 31 7646973 SG SMA Pegawai Swasta
105 Tioria 37 7047562 SG Sarjana Pegawai Swasta
106 Pesta naptupulu 27 PG DIII PNS
7058872
107 Dewi Silalahi 40 7059453 GMG SMA Wiraswasta
108 Desnita 28 7721498 SG Sarjana Pegawai Swasta
109 Juli Pangaribuan 27 SG SPG Guru
7364312
110 Linteria 27 7066793 PG SMP Buruh
111 Margareta 35 7079835 MG Sarjana PNS
112 Marisi 26 SG Sarjana Karyawan
7387954
113 Herawati 28 167130 PG SMK Karyawan
114 Nurlina 35 157815 MG SMA Wiraswasta
115 Karlina 39 MG SMA Karyawan
123574
116 Renita 30 145279 PG Sarjana Wiraswasta
117 Jojor 40 149360 MG Sarjana Wiraswasta
118 Rotua 34 SG Sarjana Pegawai Swasta
149763
119 Linda Panjaitan 35 147794 MG Sarjana PNS
120 Romanti 33 112388 MG SMP Supir
121 Martha 28 SG SMP Karyawan
149910
122 Artha 42 138890 PG Sarjana Pegawai Swasta
123 Fitriani 37 179369 MG SD Karyawan
124 Hotnida 32 MG SMA Karyawan
180132
125 Betty 35 180384 MG SMA Karyawan
126 Rohana 39 189917 MG SMP Karyawan
127 Tina Vera 29 MG SMA Pegawai Swasta
8735901
128 Rita 29 8743514 SG SMA Wiraswasta
129 Yosephine 40 8746414 SG Sarjana PNS
130 Dewi Manurung 31 MG Sarjana Dokter
8752212
131 Nurhayati 31 8936702 MG SMP Buruh Bangunan
132 Resli 25 8938809 SG SMK Karyawan
133 Nita 34 MG SMA Wiraswasta
8932012
134 Erna Manihuruk 32 8930904 PG SMA Wiraswasta
135 Cut evita 30 8931007 SG Sarjana Pegawai Swasta
136 Reni 30 PG Sarjana Pegawai Swasta
8900806
137 Susianti 28 8950815 SG DIII Guru
138 Lisbeth 21 8941819 PG SMA Karyawan
139 Lasma 30 SG SMA Pedagang
8942618
140 Marlinawati 34 8501517 MG Sarjana Wiraswasta
141 Nurmawati 28 8562015 MG SD Buruh
142 Sorta 34 MG Sarjana PNS
8517713
143 Dorniwati 29 8582813 SG SMEA Pedagang
144 Nur Asmah 30 8597211 MG SMA PNS
145 Masrina 29 SG DIII Guru
8561024
146 Etti nursanti 32 8513614 SG Sarjana Wiraswasta
147 Farida 33 8520812 MG SD Buruh
148 Ernawati 26 PG SMP Karyawan
8533612
149 Citra Dewi 30 8540113 PG SMA Supir
150 Lenny 31 8553915 SG SMK Wiraswasta
151 Delima 25 PG SMP Buruh
8563519
152 Mardiana 29 8572116 SG SD Karyawan
153 Rianti 41 8583116 SG Sarjana Wiraswasta
154 Masdah 38 MG Sarjana Wiraswasta
8592815
155 Friska 26 8400314 PG DIII Pegawai Swasta
156 Rosmerry 31 8763112 MG SMP Buruh
157 Rosdiana 33 MG SMA Karyawan
8933412
158 Hanna 33 8932419 PG Sarjana PNS
159 Ninna 35 8399518 SG Sarjana PNS
160 Riska 26 SG SMA Wiraswasta
8537513
161 Lestari 29 8538410 MG SD Buruh
162 Asnizah 29 8349613 SG SMK Wiraswasta
163 Nuri Htgaol 26 PG SMA Pedagang
9542224
164 Samsiani 38 9953346 GMG SD Buruh
165 Juliana Sitinjak 35 9002489 MG SMP Karyawan
166 Rolince 33 MG SMA Karyawan
9223573
167 Nurdiana 39 9646972 MG Sarjana Wiraswasta
168 Gustina 28 7127563 SG SMA Wiraswasta
169 Maylan 30 PG Sarjana Wiraswasta
7238874
170 Natalia 27 7255945 SG SMA Karyawan
171 Risma 27 7311491 PG SMA Karyawan
172 Julita 33 MG SMA Wiraswasta
7364312
173 Riris 30 7386791 SG SMA Pedagang
174 Mia 31 7309835 SG Sarjana Wiraswasta
175 Rona Tambunan 30 SG Sarjana Wiraswasta
7467956
176 Tumiati 39 2341306 MG SMA Wiraswasta
177 Tiorifa 35 2368155 SG SMA Pedagang
178 Rensy 31 SG Sarjana PNS
2835741
179 Risma Marpaung 25 2492792 SG SMA Karyawan
180 Farida 32 2403602 MG SMP Karyawan
181 Dahlia 25 SG SMK Wiraswasta
2427634
182 Dewi Sartika 28 2497941 SG SMA Wiraswasta
183 Sariati 24 2133881 PG SMA Pedagang
184 Nova 40 MG SMP Karyawan
2479101
185 Maria Bana 28 2318901 SG SMA Karyawan
186 Nurlinda 44 2723693 GMG SD Buruh
187 Erna Sihite 36 MG Sarjana PNS
2831322
188 Paulina 36 2843841 SG Sarjana Wiraswasta
189 Mastaria 32 2859173 MG SMA Karyawan
190 Tetty 29 PG Sarjana PNS
3735901
191 Nurma Rina 31 3743514 MG SMA Pegawai Swasta
192 Ernawati 32 3746417 MG SMA Karyawan
193 Nora Gina 24 PG SMA Karyawan
3752219
194 Setia Nababan 36 3936709 MG SD Buruh Bangunan
195 Betty Sirait 30 3938805 MG SMA Karyawan
196 Magda 32 MG Sarjana Karyawan
3932014
197 Rosmaida 37 3930905 MG Sarjana Wiraswasta
198 Bulan Sinaga 28 3931023 SG SMA Karyawan
199 Risma 29 PG Sarjana Wiraswasta
3945806
200 Dewi Nadeak 26 3967815 PG DIII Karyawan
201 Ruslizam 32 3944819 PG Sarjana Karyawan
202 Sherly 34 MG Sarjana Wiraswasta
3942634
203 Rumatta 28 3501532 SG SMA Karyawan
204 Christina 29 3562054 SG Sarjana PNS
205 Rosmegawati 41 MG SMA Karyawan
3517764
206 Junita 18 3582829 PG SMP Buruh
207 Nelty 33 3597217 MG Sarjana Wiraswasta
208 Dorris Sianturi 37 MG SMA Karyawan
3568424
209 Ester 24 3542614 PG DIII PNS
210 Heldiana 30 3520887 SG Sarjana Wiraswasta
211 Esfiyanti 26 PG DIII Wiraswasta
3533631
212 Sudarsih 30 5540123 MG SMP Buruh
213 Irma 31 5553999 MG Sarjana PNS
214 Kustati 25 SG SMA Karyawan
5563555
215 Nur Intan 27 5572177 MG SMP Karyawan
216 Siswati 44 5588016 MG SMA Karyawan
217 Atika 25 SG SMP Karyawan
5592715
218 Megawani 21 5402114 PG SMA Wiraswasta
219 Hermaria 41 5763992 MG SMA PNS
220 Yuni Sipayung 27 MG SMA Karyawan
5933572
221 Nurhatti 26 5936713 SG SMA Karyawan
222 Marianti 30 5396616 MG SMA Karyawan
223 Siti Khadijah 35 5341489 MG SMA Wiraswasta

Anda mungkin juga menyukai