OLEH :
HEIKA N. SILITONGA
PEMBIMBING :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ………………………………….. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ……………………………. 4
1.3. TUJUAN PENELITIAN ……………………………….. 5
1.4. MANFAAT PENELITIAN …………………………….. 5
1.5. HIPOTESA PENELITIAN.......................................... 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 34
LAMPIRAN ..................................................................................... 37
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hubungan LILA Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir…… 30
DAFTAR ISTILAH
Hb : Haemoglobin
PENDAHULUAN
masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu
dan anak secara tidak langsung. Angka kematian ibu dan bayi terutama bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh
status gizi ibu hamil.1 Ibu hamil dengan status gizi buruk atau yang mengalami kurang
energi kronis (KEK) cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada resiko
kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan
Seorang ibu hamil umumnya akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Ibu sehat umumnya akan
melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
ibu adalah gizi ibu (DepkesRI,2000). Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil
yaitu KEK dan anemia gizi. Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita
Usia Subur (WUS) menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan
Berat badan bayi lahir dapat diduga berdasarkan penilaian status gizi ibu
selama hamil. Oleh karena itu perlu adanya metode deteksi dini secara sederhana yang
hamil antara lain memantau pertambahan berat badan ibu selama hamil, mengukur
Lingkar Lengan Atas (LILA) dalam kehamilan, dan pemeriksaan spesimen berupa
urine, tinja, darah, hati dan otot yang diuji secara laboratoris. Pertambahan berat
badan selama hamil sekitar 11,5 – 16 kg untuk wanita yang mempunyai indeks massa
9 kg yang berupa janin, plasenta, air ketuban, hipertrofi uterus, payudara, peningkatan
volume darah, serta retensi cairan ekstrasel dan intrasel. Sisa 3,5 kg tampaknya
sebagian besar berupa lemak simpanan tubuh ibu.Pertambahan berat badan ini juga
dinilai adalah kadar Hb, cholesterol, dan albumin,yang juga dapat menggambarkan
unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa.11
Disamping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri berbagai zat gizi itu juga
kandungannya, sebab defisiensi gizi selama kehamilan dapat memberikan efek yang
Gizi yang baik mempunyai peranan yang cukup besar pada pembentukan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena kekurangan gizi berdampak negatif
pada kesehatan dan dapat menghambat kualitas SDM. Bila kekurangan gizi terjadi
pada ibu hamil maka akan berakibat buruk baik bagi ibu itu sendiri maupun anak yang
dilahirkannya.Salah satu parameter untuk menilai status gizi ibu hamil adalah LILA.
Parameter ini sudah digunakan secara umum di Indonesia untuk menjaring ibu hamil
yang berpotensi melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Dibandingkan dengan
oleh sebab itu beberapa penelitian merekomendasikan LILA sebagai salah satu
pada tahun 1984 sebesar 14,6% di daerah pedesaan dan 17,5% di rumah sakit. Hasil
17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survei Demografi dan Kesehatan
seperti LILA (Lingkar Lengan Atas). Dinyatakan KEK bila LILA kurang dari 23,5
cm. LILA yang rendah merupakan faktor yang dominan terhadap risiko terjadinya
dengan berat bayi lahir. Implikasi ukuran LILA terhadap berat bayi lahir adalah
antara berat badan lahir dengan status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran lingkar
lengan atas, dimana ibu dengan LILA < 23,5 cm melahirkan bayi dengan berat badan
antropometri yang lain, pengukuran LILA merupakan salah satu instrumen yang dapat
disiapkan secara mudah dengan dana yang tidak mahal serta tidak membutuhkan
Pengukuran LILA telah digunakan sebagai alat mendeteksi keadaan gizi balita,
dan juga digunakan sebagai alat untuk menjaring ibu hamil dalam hal status
khususnya diluar Medan, dimana selain untuk melihat hubungan LILA dengan berat
badan lahir bayi, dapat juga menentukan gambaran kondisi status kesehatan ibu hamil
status gizi ibu hamil yang mudah dijalankan. Oleh karena itu perlu dilakukan
Metode deteksi dini hubungan status gizi ibu hamil dengan keadaan janin intra
uterin yang mudah dilakukan, dengan dana yang tidak mahal yaitu pengukuran
Kesehatan dalam rangka menurunkan insiden ( angka kejadian) berat badan lahir
rendah dan melalui program perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil.
Ada hubungan antara ukuran LILA terhadap berat badan bayi lahir.
BAB II
energi dan zat gizi lainnya meningkat. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin
namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa
80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan
Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan
lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa disimpan masih dibutuhkan tambahan
energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat
dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan demikian jumlah
total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan
menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil
sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara,
serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk
menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal
sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar
100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III. Sementara di Indonesia
berdasarkan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998
ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak
pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik
selama hamil.15,16,17
Sama halnya dengan energi, kebutuhan ibu hamil akan protein juga
meningkat, bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkan penambahan
protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan
protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau
sekitar 1,3 g/kgBB/hari pada gravida mature, 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun),
zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang
diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah
500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000
Berdasarkan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 1998,
kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20
– 45 tahun). Seorang ibu hamil yang menderita kekurangan gizi, secara umum asupan
makro dan mikro nutriennya juga berkurang. Dalam proses hematopoesis, selain zat
besi, juga diperlukan sejumlah makro nutrien seperti protein dan sejumlah mikro
nutrien lainnya, sehingga seorang yang menderita gizi kurang dapat dipastikan
menderita anemia gizi. Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia
Gizi Besi.9,13,15
masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
meningkat.
3. Terhadap Janin
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil dengan status gizi yang baik
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk melahirkan bayi yang sehat. Seperti pada
pengertian status gizi secara umum, maka status gizi ibu hamil pun adalah suatu
keadaan fisik yang merupakan hasil dari konsumsi, absorpsi dan penggunaan berbagai
macam zat gizi baik makro maupun mikro. Oleh karena proses kehamilan
volume darah untuk perkembangan janin, maka masukan zat gizi ibu hamil juga harus
Penilaian status gizi ibu dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh, antara lain umur,
berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
pinggul dan tebal lemak bawah kulit. Penilaian status gizi klinis didasarkan
perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi,
dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat pada permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penentuan
gizi secara biokimia merupakan pemeriksaan spesimen (urine, tinja, darah, hati dan
otot) yang diuji secara laboratoris. Sedangkan penentuan status gizi secara biofisik
adalah suatu metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi,
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 yaitu: survei
18
konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi . Survei konsumsi makanan
dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Statistik vital
umur, angka kesakitan akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi.Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi faktor fisik,
dalam rahim ibu. Secara umum berat bayi lahir yang normal adalah antara 2500 gr
sampai 4000 gr, dan bila di bawah atau kurang dari 2500 gram dikatakan Berat Badan
Lahir Rendah. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby
dengan low birth weight baby (bayi dengan berat lahir rendah =BBLR). Hal ini
dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir dikatakan bayi prematur. Keadaan ini dapat disebabkan oleh :1) masa kehamilan
kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai ( masa kehamilan dihitung mulai hari
pertama haid terakhir dari haid yang teratur); 2)bayi small for gestational age (SGA):
bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya (kecil
Dari pengertian diatas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2
2.4.1. Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan,
2.4.2. Disamaturitas atau Kecil Masa Kehamilan adalah bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena
Lingkar lengan atas adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran secara
Menurut I Dewa Nyoman S (2002) pengukuran LILA adalah salah satu deteksi
dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui
Depkes RI (2000) menetapkan nilai ambang batas LILA Wanita Usia Subur
(WUS) dan ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.6
- Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, dan untuk
menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR.)
- Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
- Meningkatkan peran petugas lintas sektor dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK.
KEK.
1. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri dengan pita LILA dan ditandai dengan
2. Tetapkan posisi bahu dan siku. Lengan harus dalam posisi bebas lengan baju
3. Letakkan pita antara bahu dan siku. Alat pengukur harus dalam keadaan baik
dalam arti tidak kusut atau berlipat-lipat sehingga permukaan tidak rata.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita atau tidak
menderita KEK adalah dari ukuran LILA, jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan beresiko melahirkan
tahun 1998 menyimpulkan bahwa faktor-faktor prediktor BBLR antara lain, ukuran
BMI, LILA, kadar Hb dan masukan gizi. Bila masukan zat gizi kurang memadai maka
Sebagai respon terhadap pertumbuhan janin dan plasenta yang cepat serta
dengan uterus dan isinya, payudara, berubahnya volume darah serta cairan ekstrasel
dan ekstravaskuler. Penambahan berat badan adalah akibat perubahan metabolik yang
menyebabkan bertambahnya air dalam sel dan penumpukan lemak dan protein.
Adanya asumsi bahwa pada trimester I dan II terjadi penimbunan cadangan lemak
antara lain lemak bawah kulit sedang pada trimester III terjadi pemakaian cadangan
lemak yang maksimal maka dengan demikian ada perubahan ukuran lingkar lengan
atas sesuai dengan perubahan lemak bawah kulit dan ada hubungannya dengan berat
badan lahir.
status gizi ibu mempunyai hubungan yang positif dengan berat bayi lahir. Temuan
tersebut didukung oleh hasil penelitian Humphrey dan Holzheimer (2000)12 yang
menyatakan bahwa status gizi yang rendah mempunyai korelasi dengan BBLR.
Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Rodrigues dan Barros (1998)13
menemukan bahwa aktifitas ibu hamil dan status gizinya sangat penting terhadap
risiko bayi prematur atau BBLR. Penelitian serupa juga diungkapkan oleh Ogunyemi
dkk (1998)14 menemukan bahwa ada hubungan antara status gizi dan kenaikan berat
badan ibu hamil dengan keadaan bayi perinatal dan berat lahirnya. Jadi status gizi
normal dan kenaikan berat badan yang ideal pada ibu hamil berhubungan dengan
penurunan komplikasi bayi perinatal dan optimalisasi berat badan lahir. Demikian
juga menurut Merchant dkk (1999)25 dalam penelitiannya menemukan bahwa status
gizi ibu adalah salah satu faktor yang menjadi pertimbangan penting sebagai indikator
dilakukan Budijanto dkk (2000)15 di Madiun, Jawa Timur menemukan bahwa risiko
terhadap kejadian berat bayi lahir rendah ada kaitan ukuran lingkar lengan atas dan
status gizi ibu yang dinilai dari LILA dengan berat bayi lahir.
skema Tindak Lanjut pengukuran LILA7
PENGUKURAN LILA
WUS (Wanita Usa Subur)
RESIKO BUKAN
KEK RESIKO
KEK
Anjuran : Anjuran :
- Makan cukup dengan - Pertahankan kondisi
pedoman Umum Gizi kesehatan
Seimbang - Bila hamil , periksa
- Hidup sehat kehamilan kepada petugas
- Tunda kehamilan kesehatan
- Bila hamil segera rujuk
sedini mungkin
- Diberi penyuluhan
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu
proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat
Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas , kadar hemoglobin, status
gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan penyakit pada saat kehamilan.
Yaitu meliputi kondisi lingkungan , asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi
ibu hamil.
Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 16
tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan
dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda,
itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu
tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi
komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi
Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia
35 tahun juga tidak dianjurkan karena sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini
sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, organ kandungan
sudah menua dan jalan lahir telah kaku. Kesulitan dan bahaya yang akan terjadi pada
kehamilan diatas usia 35 tahun ini adalah preeklamsia, ketuban pecah dini,
(BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran
yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi
tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab
kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Risiko proses reproduksi
2.6.1.3. Paritas
kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau
banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita
melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga
anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering
mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi
Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang
dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya
dibawah 12 gr/dl.33 Data Depkes RI diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita
anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir
rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia
berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada
Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Berdasarkan pengertian diatas status gizi ibu
hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
sewaktu hamil. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Selain itu gizi ibu hamil
menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah
penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai
status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan
adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama
kehamilan).1,3,8,18
Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di
lihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai
penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko
paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus
mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan
sebelum hamil.3,4,7
keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori
(KEK) atau gizi kurang. Ibu yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di
bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR. Pengukuran LILA lebih praktis
untuk mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah
dibawa kemana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang
ekstrim.16,17,18
2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan
METODE PENELITIAN
analitik dengan desain potong lintang yang meneliti data dari variabel bebas
Subyek penelitian adalah ibu hamil yang akan melahirkan di RSU H. ADAM
sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah sampel
terpenuhi.
- Janin Hidup
N=
dimana :
n = besar sampel
z = deviat baku alfa = 1,96
zβ = deviat baku beta= 0,842
P1 = Proporsi efek standar = 35,65 % =0,35 ( dari kepustakaan)7
P2 = Proporsi yang diteliti, beda klinis yang dianggap penting 0,10 = 0,26
P = ½ (P1+P2)
Q = 1-P
N=
Pada penelitian ini telah dikumpulkan 223 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi.
3.6 Metode Penelitian
lengan atas kiri. Posisi tangan ibu harus rileks tidak boleh kaku atau
tanda dengan pulpen / spidol. Lingkarkan pita LILA sekeliling lengan ibu
sesuai tanda. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LILA. Pita
ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar. Baca angka
yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LILA ( pilih angka yang
tersedia
2. Data berat bayi lahir, diambil segera setelah bayi lahir menggunakan
demografi ibu, ukuran LILA dan berat bayi lahir. Dalam hal ini data
square.
1. Hamil normal adalah kehamilan tanpa komplikasi obstetrik dan atau medik.
medik.
3. Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah ukuran lengan atas kiri ibu hamil dimana
diukur pada lengan yang jarang digunakan sehingga bila ibu hamil tersebut
kidal maka yang diukur adalah lengan kanan ibu. Pengukuran pada
5. LILA ≥ 23,5 cm adalah ibu dengan status gizi baik yang kurang beresiko
6. Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang diukur dalam 30 menit pertama
7. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan lahir bayi ≤ 2500 gram.
kehamilan ≥ 37 minggu
HASIL PENELITIAN
Graviditas
Berdasarkan tabel berikut, terlihat bahwa ibu yang berisiko KEK melahirkan
bayi dengan berat badan rendah (BBLR) lebih besar dibandingkan dengan ibu yang
tidak berisiko KEK. Hal ini dapat diartikan bahwa ukuran lingkar lengan atas (LLA)
ibu hamil berhubungan atau mempengaruhi berat bayi lahir.
Tabel 4.1 Hubungan LILA Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir
BBL
p-value
LLA BBLN BBLR
N % N %
Non
184 82.51 0 0.00
KEK 0,000
KEK 17 7.62 22 9.87
Jumah 201 90.13 22 9.87
Untuk memastikan adanya hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil
dengan berat bayi lahir adalah dengan melakukan uji Chi-Square dengan bantuan
software SPSS 16.0. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai = 115,2 .
sedangkan nilai dengan df=1 adalah 3,481. Karena hitung > tabel maka dapat
disimpulkan bahwa memang terdapat hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil
dengan berat bayi lahir. Pengambilan keputusan ini dapat juga didasarkan pada nilai
p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α=5 persen.
4.7. Pembahasan
Dari gambaran karakteristik umur ibu didapatkan kelompok umur 26 – 35 tahun
merupakan persentase terbanyak yaitu sebesar 67,7 %.( Gambar 4.1)
Penelitian yang dilakukan oleh Zuldefni (2005) dilaporkan bahwa rata-rata umur
ibu hamil adalah 27 tahun, umur ibu hamil terendah adalah 20 tahun dan umur ibu
hamil tertinggi adalah 35 tahun.21
Dari gambaran karakteristik pendidikan ibu didapatkan tingkat pendidikan SMA
merupakan persentase terbanyak yaitu 36,3 %.(Gambar 4.2)
17
Dari hasil penelitian Juminten , didapatkan rata-rata pendidikan ibu hamil
adalah SMA, demikian juga yang didapatkan dari penelitian Mutalazimah dimana
tingkat pendidikan SMA merupakan persentase terbanyak yaitu sebesar 54,2 %.16
Dari gambaran karakteristik graviditas ibu didapatkan ibu dengan paritas
primigravida merupakan persentase terbanyak yaitu 22,870%. (Gambar 4.3)
Pada penelitian yang dilakukan Simarmata (1987) di RSUD Dr. Pirngadi
Medan didapati persentase BBLR lebih tinggi pada paritas 6 atau lebih (15,70%)
dibandingkan dengan paritas 1 (13,47%) dan akan menurun pada paritas 2-5.20
Pada umumnya berat badan lahir meningkat dengan semakin tingginya paritas.
Bayi yang lahir dari kehamilan kedua (paritas pertama) kira- kira 100 gram lebih
berat apabila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari kehamilan pertama (paritas
nol).21,22
Pada penelitian ini gambaran LILA rata-ratanya adalah 25,70 cm, minimal
didapati 21,0 cm dan maksimal 37,0 cm. Dari gambaran karakteristik LILA ibu
didapatkan bahwa dari 223 ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK)
sebesar 17,4 % dan yang tidak KEK sebesar 82,5%.(Gambar 4.4) Angka KEK ini
lebih rendah dibandingkan dengan target penurunan yang ditentukan Depkes sebesar
20% (Depkes RI,2000)6.
Pada penelitian ini didapati gambaran berat bayi ini rata-rata 3114,7 gram
dengan nilai minimal 2200 gram dan nilai maksimalnya 4000 gram. Dari gambaran
karakteristik berat badan lahir bayi didapatkan angka BBLR sebanyak 22 bayi (9,8%)
dan tidak BBLR sebesar 201 bayi (90,1%). (Gambar 4.5). Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa angka BBLR ini masih lebih tinggi dari target penurunan BBLR
yang ditetapkan Depkes yakni sebesar 7% (Depkes RI,2000).6
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Dari penelitian ini didapatkan ibu hamil dengan KEK sebesar 17,4 %
sebesar 20%.
5.1.2 Dari penelitian ini didapatkan bayi dengan BBLR sebesar 9.8 %
5.1.3 Dari penelitian ini dijumpai ada hubungan yang signifikan antara LILA ibu
hamil dengan berat bayi lahir dengan tingkat keeratan yang cukup kuat.
5.2 Saran
Terhadap ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm dengan atau tanpa komplikasi
obstetrik dan medik yang datang kontrol ke Poli Ibu Hamil RSU H Adam Malik dan
3. Astutu N. Dampak program PMT ibu hamil KEK terhadap status gizi bayi di
sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. 2001.
4. Husaini JK, Husaini MA, Musa MS. Keterbatasan penggunaan lingkar lengan atas
dalam memonitor status gizi wanita hamil beresiko tinggi melahirkan bayi berat
lahir rendah. 2003.
7. RI D. Gizi seimbang menuju hidup sehat bagi bayi, ibu hamil dan ibu menyusuin.
2001.
10. Mawah , Pius M, Hartono HD, Hadi I. BBLR angka kejadian dan beberapa faktor
resiko. In Kumpulan abstrak kongres obstetri ginekologi Indonesia ke-9, Hotel
Horison; 1993; Jakarta.
13. Rodrigues T, Barros H. Risk factor of preterm labor. Acta medicana porto. 1998;:
p. 901-905.
14. Ogunyemi D, Hullett S, Leeper J. Risk a prepregnancy body mass index, weight
gain during pregnancy and perinatal in a rural black population. Maternal Fetal
med jersey. 1998; 7(4): p. 190-3.
16. Mutalazimah. Hubungan lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb)
ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. jurnal
penelitian dan sains. 2005; 6(2): p. 114-126.
17. Juminten. Hubungan antara berat badan lahir dengan status gizi ibu berdasarkan
ukuran lingkar lengan atas. 2006.
20. Widjajanto , Hakimi S, Darsono S. Hubungan jarak kelahiran pendek dengan berat
badan lahir rendah (BBLR). In Kumpulan naskah KOGI VII; 1987; Semarang. p.
14-24.
21. Zuldefni. Hubungan karakteristik ibu dengan kejadian BBLR di RSU Dr. Pirngadi
medan. Skripsi. Medan: Universitas sumatera utara, Ilmu kesehatan Masyarakat;
2006.
22. Supriasa Nyoman ID. Penilaian status gizi Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2002.
23. Srimastuti K. Hubungan beberapa ukuran antropometrik ibu dan tinggi fundus
uteri dengan berat lahir. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia, Obstetri dan
Ginekologi; 1987.
24. Ramulia. Beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan bayi berat badan lahir
rendah di RSUD Dr. Pirngadi medan. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara,
Obstetri dan ginekologi; 1997.
25. Merchant SS, Momin IA, Sewani AA, Zuberi NF. Effect of prepregnancy body
mass index and gestational weight gain on birth wieght. Pak Med Assoc Khan.
1999; 49(1): p. 23-5.
26. Prawiroharjo S. Berat badan lahir rendah. In Pengantar ilmu dan praktek
kebidanan. 3rd ed. Jakarta: Gramedia; 2000. p. 723-732.
27. Karsono B, Winknyosastro GH, Hardjopratoso W. Persalinan berat badan lahir
rendah di rumah sakit Dr. Ciptomangunkusumo. In Kumpulan naskah PIT II;
1983; batu malang. p. 459-467.
28. Johnson JM, Narahnu H. Smoking and preterm labor: effect of cigarette smoke
extract on the secretation of platelet activating factor, acethylhydrase by human
decidual macrophage. American journal obstet gynecol. 1993;: p. 321-6.
29. Crosse MD, Hall MH, White DR. The etiology of preterm labor. british jounal
obstet gynecol. 1984;: p. 733-738.
30. Bin JA, Pedler SJ. Bacteriuria in pregnancy. Pediatric Journal Obstet gynecol.
1984;: p. 15-21.
31. Tobing S. Tinjauan kasus penderita pre eklampsi dan eklampsi tahun 1989-1993.
Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara, obstetri dan gynekologi; 1995.
33. Hasibuan IZ. Luaran persalinan ibu anemia di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Tesis.
Medan: Universitas Sumatera Utara, Obstetri dan Gynecologi; 1997.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Saya yang namanya tersebut dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Medan, / / 2010
Peserta Penelitian
Dokter Peneliti
Dr. Heika N. Silitonga
Dept. Obstetri & Ginekologi FK USU-RSHAM
Telp. 081360797625
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN
Ibu-ibu Yth,
Nama saya dr. Heika N. Silitonga, saat ini saya sedang menjalani program pendidikan
Magister Kedokteran Klinik dan pendidikan spesialis kebidanan dan kandungan
(OBGIN) FK-USU.
Saya sedang meniliti tentang perbandingan ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil
dengan Berat Badan Lahir Bayi. Secara teoritis dikatakan ada hubungannya dengan
keadaan status gizi ibu hamil dan berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi ,
sehingga saya tertarik untuk meneliti hal tersebut.
Adapun tujuan penelitian ini, Untuk memperoleh informasi tentang hubungan LILA
ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSU H. Adam Malik, RSU Sundari, RS Haji,
Rumkit DAM Tk II Medan.
Adapun manfaat penelitian ini Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan pada pihak Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan khususnya menurunkan insiden ( angka kejadian) berat badan lahir
rendah, melalui peningkatan kerjasama dan koordinasi lintas program dan lintas
sektoral dalam merencanakan program perbaikan gizi dan kesehatan ibu dan anak,
sehingga kejadian BBLR dapat dicegah dan diantisipasi sedini mungkin.
Pada penelitian ini, saya akan melakukan pengukuran pada lingkar lengan atas ibu.
Kerahasiaan pribadi ibu ibu tetap saya pelihara.
Penelitian ini tidak berbahaya, dan biaya penelitian ini sepenuhnya tidak dibebankan
kepada ibu-ibu. Partisipasi pasien dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa
paksaan, maupun tekanan dari pihak manapun. Seandainya ibu-ibu menolak untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan kehilangan hak sebagai pasien.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan ibu-ibu
yang terpilih sebagai sukarela dalam penelitian ini dapat mengisi lembar persetujuan
turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.
Medan, / /2010
Hormat saya
STATUS PENELITIAN
B. Ibu
Tek.Darah : HR: RR : T:
Paritas :
Usia Kehamilan :
Ukuran LILA :
Diagnosa :
C. Bayi
Jenis Kelamin :
BBL :
Skor APGAR :
Lampiran 4 :
Case Processing Summary
Cases
BBB
KEK Count 17 22 39
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.85.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
(Thn)