Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

TAHAP 1A

PELAYANAN ANTENATAL
BERKUALITAS DAN TERPADU

Oleh :
GOENTOR PRIAMBODO JOEANG
NIM. 1950912310003

Pembimbing :
dr. RENNY ADITYA, M.Kes, Sp.OG (K)-Obginsos

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
DEPARTEMEN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD ULIN BANJARMASIN

Februari 2021
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
2.1 Antenatal Care ........................................................................................ 4
2.1.1 Definisi .......................................................................................... 4
2.1.2 Tujuan ........................................................................................... 4
2.1.3 Jadwal Kunjungan Antenatal Care ................................................ 5
2.1.4 Pemeriksaan Antenatal .................................................................. 6
2.1.5 Melakukan Pemeriksaan Penunjang ............................................. 10
2.1.6 Memberikan Suplemen dan Pencegahan Penyakit ....................... 11
2.1.7 Materi Konseling Informasi dan Edukasi ..................................... 12
2.2 Antenatal Care pada Buku KIA Revisi 2020 ........................................ 14
2.2.1 Periksa Kehamilan ........................................................................ 14
2.2.2 Pelayanan Dokter .......................................................................... 15
2.2.3 Perawatan Sehari-hari Ibu Hamil .................................................. 18
2.2.4 Porsi Makan dan Minum Ibu Hamil untuk Kebutuhan Sehari-hari
....................................................................................................... 19
2.2.5 Aktifitas Fisik dan Latihan Fisik ................................................... 20
2.2.6 Tanda Bahaya pada Kehamilan ..................................................... 21
2.3 Pelayanan Antenatal Terpadu dan Berkualitas ................................... 22
2.3.1 Tujuan Pelayanan Antenatal Terpadu ........................................... 22
BAB III. KESIMPULAN .................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ..................................................... 8
Gambar 2.2 Tinggi fundus uteri saat kehamilan ................................................... 8
Gambar 2.3. Manuever Leopold I-IV .................................................................. 10
Gambar 2.4. Pemeriksaan Kehamilan .................................................................. 15
Gambar 2.5. Pemeriksaan dokter trimester 1 (usia kehamilan <12 minggu) ........ 16
Gambar 2.6. Skrining Preeklampsia pada usia kehamilan <20 minggu ............... 17
Gambar 2.7. Pelayanan dokter trimester 3 (Usia kehamilan 32-36 minggu) ........ 18
Gambar 2.8. Perawatan Sehari-hari pada Ibu Hamil ............................................ 19
Gambar 2.9. Porsi Makan dan Minum Ibu Hamil ................................................ 20
Gambar 2.10. Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil ...................................................... 21

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Jadwal kunjungan antenatal ................................................................ 6
Tabel 2.2. Pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi atau
tidak tahu status imunitasnya ................................................................ 11
Tabel 2 3. Pemberian vaksin tetanus
untuk ibu yang sudah pernah diimunisasi ............................................ 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Antenatal Care (ANC) atau pelayanan antenatal merupakan pelayanan


kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang profesional untuk
meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil beserta janin yang dikandungnya.
Pelayanan antenatal yang dilakukan secara teratur dan komprehensif dapat
mendeteksi secara dini kelainan dan risiko yang mungkin timbul selama kehamilan,
sehingga kelainan dan risiko tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat. 1

Millenium Development Goals (MDGs) mempunyai peran utama dalam


berfokus secara global dan sumber utama perkembangan isu global. Diantara 8
target MDGs, tiga diantaranya berhubungan dengan kesehatan dan indikatornya
yang merupakan tantangan penting bagi kesehatan. Indonesia tidak berhasil
mencapai MDGs pada 2015 disebabkan tingginya angka kematian ibu yang masih
tinggi hingga saat ini. Angka kematian ibu juga merupakan penyebab paling besar
tidak tercapainya target Millennium Development Goals (MDGs) 2015 di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia.2

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan


nasional dan merupakan target Sustainable Development Goals SDGs 2030 dimana
AKI diharapkan menurun hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup (Bappenas, 2013).
Di Indonesia angka kematian ibu (AKI) masih terbilang tinggi apabila
dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar
359 kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup untuk periode 2008-2012.4

Menurut Depkes pada tahun 2010,penyebab langsung kematian maternal


diIndonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28 persen.
Sebablain, yaitu eklampsi 24 persen, infeksi 11persen, partus lama 5 persen, dan
abortus 5persen. Hal ini menyebabkan pentingnya deteksi dini tentang penyebab
kematian ibu dan janin, Keterlambatan biasanya tidak terdeteksisejak awal karena
asuhan Antenatal yang tidak teratur, sehingga menyebabkan kemungkinan
melahirkan dengan selamat menjadi lebih kecil.3

1
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap
pelayanan antenatal yaitu cakupan K1 (Kunjungan pertama) adalah kontak pertama
ibu hamil dengan tenaga kesehatan dan K4 adalah kontak 4 kali atau lebih dengan
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. Pelayanan antenatal
dinilai berkualitas apabila pelayanan antenatal tersebut telah memenuhi standar
yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu 10 T (timbang berat badan dan ukur tinggi
badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/ LiLa), ukur
tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ),
skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus bila diperlukan,
pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan laboratorium sederhana
(rutin/khusus), tatalaksana/penanganan kasus, temu wicara/ konseling).4

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementrian


Kesehatan memperlihatkan bahwa data cakupan ANC di Indonesia selama periode
3 tahun terakhir pada tahun 2012 – 2015 yaitu tahun 2013 sebesar 92.7 % dan tahun
2015 sebesar 95.2 %. Cakupan ANC pertama pada trimester 1 selama periode 3
tahun terakhir pada tahun 2013 – 2015 yaitu tahun 2013 sebesar 72.3 % dan tahun
2015 sebesar 81.3 %. Cakupan K4 selama periode 3 tahun terakhir pada tahun 2013
– 2015 yaitu tahun 2013 sebesar 61.4 % dan tahun 2015 sebesar70.0 %.5

Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi di antaranya (36,4%) yang


telah mencapai target tersebut. Provinsi Kalimantan Selatan termasuk provinsi yang
belum mencapai target renstra dengan cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun
2012 sebesar 82,08%. Untuk Cakupan K1 di Kabupaten Banjar tahun 2012 sebesar
86,74%, dan K4 sebesar 82,49%, dengan demikian tingkat pencapaian yang
diperlihatkan untuk K4 masih perlu ditingkatkan lebih lanjut sehingga bisa
mendukung penurunan tingkat kematian ibu, K1 dan K4 akan berperan penting
dalam mendeteksi secara dini berbagai permasalahan selama masa kehamilan. 3

Dalam penulisan ini akan dijabarkan mengenai ANC yang meliputi definisi,
tujuan, jadwal kunjungan dan pemeriksaan ANC sehingga diharapkan dapat

2
meningkatkan pemahaman penulis maupun pembaca terhadap ANC yang
berkualitas dan terpadu.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antenatal Care


2.1.1 Definisi
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu
yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah
yang timbul bagi ibu maupun janin selama proses kehamilan.
American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Collage of
Obstetrician and Gynecologists (ACOG) mendefinisikan asuhan
prenatal sebagai “suatu program perawatan antepartum
komprehensif yang melibatkan pendekatan terpadu perawatan medis
dan dukungan psikososial yang secara optimal dimulai sebelum
konsepsi dan meluas ke periode antepartum”. Perawatan
komprehensif ini mencakup penilaian selama masa prakonsepsi,
diagnosis kehamilan yang tepat, pada kunjungan awal perawatan
kehamilan, dan selama kunjungan tindak-lanjut prenatal.6,7
Menurut Depkes RI, pelayanan antenatal merupakan
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan .8
Antenatal care adalah asuhan dan pengawasan sebelum anak
lahir, sehingga perawatan lebih ditujukan kepada keadaan ibu.
Prenatal care adalah asuhan dan pengawasan sebelum anak lahir,
sehingga lebih ditujukan kepada janin dalam kehamilan, serta dalam
kala I dan kala II persalinan. Dalam praktik, kedua istilah ini tidak
dibedakan.9

2.1.2 Tujuan
ANC memiliki beberapa tujuan yaitu memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang

4
janin, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal
dan sosial ibu dan bayi, mengenal secara dini adanya komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu
agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif,
mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal serta menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan janin.
Adapun tujuan pelayanan prenatal yang terbagi menjadi tujuan
pelayanan terhadap ibu dan tujuan pelayanan terhadap janin, tujuan
terhadap ibu yaitu untuk mengurangi penyulit-penyulit masa
antepartum, untuk mempertahankan kesehatan jasmaniah maupun
rohaniah dari ibu, supaya persalinan dapat berlangsung dengan
aman, supaya ibu tetap sehat pada saat postpartum, supaya ibu dapat
memenuhi segala kebutuhan janin. Sedangkan tujuan terhadap janin
adalah untuk mengurangi prematuritas, kelahiran mati dan kematian
neonatal dan kesehatan yang optimal dari bayi

2.1.3 Jadwal Kunjungan Antenatal Care


Menurut Departemen Kesehatan RI, kunjungan ibu hamil
adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu
hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya
petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau
posyandu.
Pada umumnya kunjungan antenatal komprehensif yang
berkualitas dilakukan minimal empat kali, termasuk minimal satu
kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga.

5
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai
standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin
pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 16.
2. Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih
dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi,
untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif
sesuai standar.

Tabel 2.1. Jadwal kunjungan antenatal10


Trimester Jumlah kunjangan Waktu kunjungan yang
minimal dianjurkan
I 1x Sebelum minggu ke 16
II 1x Antara minggu ke 24-28
III 2x Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan


kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan
dalam waktu sebagai berikut: sampai dengan kehamilan trimester
pertama satu kali kunjungan, kehamilan trimester kedua satu kali
kunjungan dan kehamilan trimester ketiga dua kali kunjungan.10

2.1.4 Pemeriksaan Antenatal


Standar Asuhan Kehamilan sesuai dengan kebijakan
Departemen Kesehatan, standar minimal pelayanan pada ibu hamil
adalah tujuh bentuk yang disingkat 7T, antara lain: timbang berat
badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian

6
imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap, pemberian tablet Fe
minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis 1 tablet setiap
harinya, lakukan tes penyakit menular seksual (PMS), Temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan.
a) Melengkapi Riwayat Medis
Pada kunjungan pertama, harus dilengkapi riwayat medis ibu
seperti identitas, riwayat kehamilan sekarang, riwayat
kontrasepsi, riwayat obstetri lalu, riwayat medis lainnya, dan
riwayat sosial ekonomi. Pada kunjungan berikutnya, selain
memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya,
tanyakan keluhan yang dialami ibu selama kehamilan
berlangsung.10
b) Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama yang
utamanya dilakukan adalah periksa tanda vital (tekanan
darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi napas), berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LILA), inspeksi
secara singkat muka apakah ada edema atau terlihat pucat ,
status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap.10
c) Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri
Pemeriksaan fisik obstetri yang dilakukan:
1. Mengukur tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur
bila usia kehamilan>20minggu)

7
Gambar 2.1. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri.10

2. Pantau pertumbuh janin dengan mengukur tinggi fundus


uteri.

Gambar 2.2. Tinggi fundus uteri saat kehamilan10

3. Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV:


a) Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin yang terletak di fundus uteri
(dilakukan sejak awal trimester I), posisi
pemeriksa menghadap kepala pasien.
b) Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi
kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir

8
trimester II), posisi pemeriksa menghadap kepala
pasien.
c) Leopold III : menentukan bagian janin yang
terletak di bagian bawah uterus (dilakukan mulai
akhir trimester II), posisi pemeriksa menghadap
kepala pasien.
d) Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya
janin ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia
kehamilan >36 minggu), posisi pemeriksa
menghadap kaki pasien.
e) Auskultasi denyut jantung janin menggunakan
fetoskop atau Doppler (jika usia kehamilan> 16
minggu).

Gambar 2.3. Manuever Leopold I-IV10

9
2.1.5 Melakukan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan
laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan
ultrasonografi.10 Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk
semua ibu hamil) pada kunjungan pertama :
a) Kadar hemoglobin
b) Golongan darah ABO dan rhesus
c) Triple eliminasi : Tes HIV, HbsAg dan Sifilis
d) Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria:
untuk ibu yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian
kedaerah endemik malaria dalam 2 minggu terakhir.

Pemeriksaan laboratorium lain dapat dilakukan sesuai


dengan indikasi seperti pemeriksaan urinalisia pada pasien yang
didapatkan hipertensi pada saat kunjungan di trimester kedua dan
ketiga. Kadar Hemoglobin dapat diperiksa rutin sampai dengan
trimester ketiga bila dicurigai atau bila pasien sebelumnya anemia.
Pada pasien yang didapati keluhan batuk >2minggu atau ukuran
LILA <23,5 cm dapat dilakukan pemeriksaan sputum bakteri tahan
asam (BTA) untuk menyingkirkan kemungkinan Tuberculosis
(TBC). Pada pasien dengan yang terindikasi Daibetes baik Diabetes
Melitus Gestasional maupun riwayat Diabetes melitus sebelumnya
dapat dilakukan pemeriksaan gula darah, baik gula darah sewaktu,
gula darah puasa maupun gula darah 2 jam post prandial.

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) direkomendasikan


idealnya pertamakali pada usia kehamilan kurang dari 15 minggu
untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah
janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat. Pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu (Trimester 2) pemeriksaan USG
ditujukan untuk deteksi anomali atau kelainan kongenital janin
sedangkan pemeriksaan USG di trimester ketiga diutamakan untuk

10
perencanaan persalinan pasien. Pada Fasilitas kesehatan yang tidak
memiliki fasilitas USG dapat melakukan rujukan untuk pemeriksaan
USG jika alat atau tenaga kesehatan tidak tersedia.

2.1.6 Memberikan Suplemen Dan Pencegahan Penyakit


Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah
berkurang, dan 400 μg asam folat 1x/hari sesegera mungkin selama
kehamilan. Di area dengan asupan kalsium rendah, suplementasi
kalsium 1,5-2 g/ hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia
bagi semua ibu hamil, terutama yang memiliki risiko tinggi. 10
Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status
imunisasinya. Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau ibu
hamil harus didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah
dosis (dan status) imunisasi tetanus toksoid (TT) yang telah
diperoleh selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak
mempunyai interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat
interval minimal antar dosis TT.

Tabel 2.2. Pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah


imunisasi atau tidak tahu status imunitasnya10
Pemberian Selang waktu minimal
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada
kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulans etelah TT2 (pada kehamilan, jika selang
waktu minimal terpenuhi)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4

11
Tabel 2.3. Pemberian vaksin tetanus untuk ibu yang sudah
pernah diimunisasi10
Pernah Selang waktu minimal
1 kali TT2, 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika
selang waktu minimal terpenuhi)
3 kali TT4, satu tahun setelah TT3
4 kali TT5, satu tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi

2.1.7 Materi Konseling Informasi dan Edukasi


Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal seperti persiapan
persalinan, termasuk siapa yang akan menolong persalinan, dimana
akan melahirkan, siapa yang akan membantu dan menemani dalam
persalinan serta kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul
permasalahan. Selain itu metode transportasi juga harus
dipersiapkan bila diperlukan rujukan, dukungan biaya (Jaminan
kesehatan) serta memahami pentingnya peran suami atau pasangan
dan keluarga selama kehamilan dan persalinan.11,12
Ibu juga harus mengetahui tanda-tanda bahaya selama
kehamilan yang meliputi bengkak/oedema pada muka atau anggota
gerak atas maupun bawah, nyeri abdomen yang hebat, berkurangnya
gerak janin, perdarahan per vaginam, sakit kepala hebat, penglihatan
kabur, demam, muntah-muntah hebat dan keluar cairan banyak
secara tiba-tiba dari jalan lahir. Ibu juga perlu mengetahuin
bahayanya penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin misalnya hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual
lainnya.
Selain itu ibu juga harus paham dan mengetahui bagaimana
cara pemberian makanan pada bayi baru lahir, makanan apa saja
yang boleh dan tidak boleh diberikan pada bayi baru lahir. Inisiasi

12
menyusui dini dan Air susu ibu (ASI) eksklusif juga menjadi materi
yang wajid di edukasi kepada ibu saat konselling.
Selama kehamilan ibu harus dapat mencukupi kebutuhan
gizi hariannya, agar pertumbuhan janin baik serta mengurangi
masalah – masalah yang timbul selama kehamilan yang diakibatkan
karena kekurangan gizi. Dampak kekurangan Gizi pada ibu hamil
secara umum akan menimbulkan kerugian sebagai berikut :
Pengaruh Pada Ibu Hamil :
• Ibu lemah & kurang nafsu makan
• Perdarahan dalam masa kehamilan
• Kemungkinan terkena infeksi tinggi
• Anemia, Hb< 11 g /dL

Pengaruh Pada janin yang dikandungnya :

• Abortus
• Bayi lahir mati
• Cacat bawaan
• Anemia pada bayi
• Berat badan lahir rendah
• Keadaan umum kesehatan bayi baru lahir kurang

Pengaruh pada Saat Persalinan :

• Persalinan sulit
• Persalinan prematur
• Perdarahan setelah persalinan
• Persalinan dengan operasi cenderung meningkat

Karena itu maka pada ibu hamil harus tetap menjaga pola
makan seimbang selama kehamilan dengan tujuan untuk menjaga

13
kesehatan ibu hamil, kesehatan janin yang dikandung, persiapan
persalinan dan untuk pemulihan pasca melahirkan
Masalah seperti kelainan denyut jantung janin, tali pusat,
mekonium, persalinan lebih bulan dan skor APGAR yang kurang,
lebih sedikit terjadi pada ibu hamil yang menjaga kebugarannya
selama masa kehamilan. Menjaga kebugaran fisik selama kehamilan
harus tetap dilakukan asalkan tidak berlebihan. Hal ini dikarenakan
aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan aliran
darah ke rahim sehingga mengganggu kesejahteraan janin. Untuk itu
dianjurkan pada ibu hamil agar melakukan program senam hamil
antenatal yang sederhana diantaranya adalah berjalan. Berjalan
merupakan senam yang paling baik, Senam yang dianjurkan adalah
untuk memperkuat antara lain
• Punggung bagian bawah : goyangan panggul
• Abdomen : merangkak, melingkar, memiringkan
panggul
• Dasar panggul : senam kegel dan merangkak

2.2 Antenatal Care pada Buku KIA Revisi 2020


2.2.1 Periksa Kehamilan
Segera ke dokter atau bidan jika terlambat datang bulan.
Periksa kehamilan minimal 6 kali selama kehamilan dan minimal 2
x pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1 dan 3 :13
• 2 kali pada trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu)
• 1 kali pada trimester kedua (kehamilan diatas 12 minggu
sampai 24 minggu
• 3 Kali pada trimester ketiga (kehamilan diatas 24 minggu
sampai 40 minggu)

14
Gambar 2.4. Pemeriksaan Kehamilan13

2.2.2 Pelayanan Dokter


Pada buku KIA revisi tahun 2020 teradapt lembar pelayanan
dokter, pada bagian ini terdapat 3 lembar dimana masing-masing
lembar memuat informasi kesehatan ibu selama kehamilan. 13
• Pemeriksaan dokter trimester 1 (usia kehamilan <12
minggu)
Pada lembar pertama ini berisikan catatan yang
menginformasikan bahwa ibu hamil pada trimester pertama
dengan usia kehamilan < 12 minggu harus kontak dengan
dokter dan juga merupakan evaluasi kesehatan ibu hamil.
Halaman ini bertujuan untuk melihat riwayat kesehatan ibu
selama menjalani kehamilannya, baik riwayat kesehatan
sebelumnya maupun riwayat kesehatan saat ini

15
Gambar 2.5. Pemeriksaan dokter trimester 1 (usia
kehamilan <12 minggu)13

• Skrining Preeklampsia pada usia kehamilan <20 minggu


Skrining preeklampsia dikerjakan pada semua ibu hamil saat
kunjungan atau kontak pertama. Sebaiknya skrining ini
dilakukan pada usia kehamilan <20 minggu atau kontak
pertama, akan tetapi jika ibu datang pada usia kehamilan >20
minggu skrining tetap dilakukan.

16
Gambar 2.6. Skrining Preeklampsia pada usia
kehamilan <20 minggu13

• Pelayanan dokter trimester 3 (Usia kehamilan 32-36


minggu)
Pada halaman ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
kehamilan ibu dan kehamilannya sehingga dapat
direncanakan tempat persalinannya.

17
Gambar 2.7. Pelayanan dokter trimester 3 (Usia
kehamilan 32-36 minggu) 13

2.2.3 Perawatan Sehari hari Ibu Hamil


Perawatan kehamilan ini merupakan salah satu faktor yang amat
perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan
kematian ketika persalinan, di samping itu juga untuk pertumbuhan
dan kesehatan janin. Perawatan kehamilan yang perlu diperhatikan
adalah yaitu perawatan diri (kulit, gigi mulut, perawatan kuku)
payudara, imunisasi, senam hamil, pemeriksaan kehamilan, serta
gizi untuk perkembangan janin.
Perawatan kehamilan dipengaruhi oleh faktor predisposisi,
factor pendukung dan faktor faktor penguat, seperti pengetahuan
yang diperoleh melalui pemahaman tentang perawatan kehamilan.

18
Beberapa faktor yang turut berpengaruh di antaranya usia,
pendidikan, pekerjaan, paritas, dukungan keluarga, dan ekonomi

Gambar 2.8. Perawatan Sehari-hari pada Ibu Hamil13

2.2.4 Porsi Makan dan Minum Ibu Hamil untuk Kebutuhan Sehari-
hari
Kehamilan merupakan masa kritis atau masa emas tumbuh
kembang manusia yang singkat, bagian dari Window of Opportunity,
yang memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Sepanjang tahap awal
kehamilan, ibu hamil membutuhkan konsumsi makanan yang lebih
dari semula, pola makanan yang tepat, juga asupan makronutrien
yang seimbang. Pola asupan makanan yang adekuat sangat penting
untuk menunjang kesehatan fisik, perkembangan mental janin, dan
menurunkan komplikasi kehamilan.

19
Gambar 2.9. Porsi Makan dan Minum Ibu Hamil13

2.2.5 Aktifitas Fisik dan Latihan Fisik


Ibu hamil yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik sehari-
hari dengan memperhatikan kondisi Ibu dan keamanan janin yang
dikandungnya. Suami membantu istrinya yang sedang hamil untuk
melakukan pekerjaan sehari-hari. Aktivitas fisik dilakukan 30 menit
dengan intensitas ringan sampai sedang dan menghindari gerakan-
gerakan yang membahayakan seperti mengangkat benda-benda
berat, jongkok lebih dari 90 derajat, mengejan. Serta mengikuti
senam ibu hamil sesuai anjuran petugas kesehatan
Jenis latihan fisik yang diperbolehkan menurut usia
kehamilan :

20
1. Trimester 1 (0-12 minggu): pemanasan/ + stretching,
aerobic, kegel exercise, pendinginan/+ stretching
2. Trimester II (13-28 minggu): pemanasan/ + stretching,
aerobic, kegel exercise, senam hamil, pendinginan/+
stretching
3. Trimester III (29-40 minggu): pemanasan/ + stretching,
kegel exercise, senam hamil, pendinginan/+ stretching.
2.2.6 Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang terjadi selama kehamilan atau
periode antenatal, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian. Adapun tanda-tanda bahaya yang perlu
diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan adalah perdarahan
pervaginam, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, gerakan janin
berkurang, bengkak pada muka dan wajah, nyeri perut bagian
bawah, kurangnya kenaikan berat badan.

Gambar 2.10. Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil13

21
2.3 Pelayanan Antenatal Terpadu yang Berkualitas
ANC terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut
dapat diberikan oleh dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lain yang
terlatih dan profesional.14
Menurut Mochtar Pelayanan antenatal terpadu adalah perawatan
yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja ibu sakit dan
memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan penjaga wanita hamil
agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang
sehat.15
Pelayanan ANC terpadu merupakan pelayanan yang sangat penting,
pelayanan ini diberikan ibu selama kehamilan agar kehamilannya sehat
sampai melahirkan bayinya sehat pula sehingga pada akhirnya dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan kesehatan disebut
bermutu apabila pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memberikan
kepuasan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan serta penyelenggaraan
sesuai dengan standar pelayanan profesi dan kode etik yang telah
ditetapkan yaitu sesuai dengan standar pelayanan.
Menurut (Ferrer, 2005) perawatan ANC terpadu mencakup
pengawasan kehamilan untuk melihat apakah segalanya berlangsung
normal, untuk mendeteksi dan mengatasi setiap kelainan yang timbul juga
antisipasinya, penyuluhan atau pendidikan mengenai kehamilan dan
bagaimana cara-cara mengatasi gejalanya mengenai gaya hidupnya,
persiapan, baik fisik maupun psikologis untuk persalinan nantinya,
dukungan dan dorongan mental jika terdapat masalah-masalah sosial atau
psikologis dalam kehamilan.16

2.3.1 Tujuan Pelayanan Antenatal Terpadu


Pelayanan ANC terpadu ditujukan untuk pengawasan ibu
selama kehamilan sehingga diharapkan dapat menegakan secara dini

22
penyakit yang mengenai kehamilan dan mengetahui secara dini
komplikasi kehamilan sehingga dapat direncanakan
penatalaksanaannya dengan baik. Selain itu pelayanan ANC yang
terpadu dilakukan untuk menyiapkan persalinan menuju wellborn
baby dan well health mother, mempersiapkan perawatan bayi baru
lahir, mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu
serta bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan
proses kelahiran bayi dan membantu menyampaikan ibu untuk
menyusui dengan sukses, menjalankan puerperinium normal, dan
merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial. 17
Pemberi perawatan antenatal terpadu dapat seseorang dokter
umum atau ahli kandungan, yang bekerja dengan perawat dan bidan.
Pelayanan ANC dapat diberikan diruang praktek dokter, klinik di
rumah sakit, atau klinik bidan swasta. Ibu hamil harus diberikan
kesempatan untuk memilih fasilitas kesehatan yang disukainya.

23
BAB III

KESIMPULAN

Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat


preventif untuk mencegah terjadinya masalah yang timbul pada ibu maupun janin
selama proses kehamilan. Antenatal harus dilakukan secara komprehensif dan
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Ibu wajib melakukan
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan. Pada revisi buku KIA tahun
2020 minimal ANC dilakukan sebanyak 6 kali selama kehamilan, dengan minimal
2 kali di dokter pada trimester satu dan tiga.

Kualitas Pelayanan antenatal sangat penting untuk mengoptimalkan


kesehatan ibu dan bayi dalam mempersiapkan persalinan. Selama ANC akan
dilakukan pemeriksaan meliputi melengkapi riwayat medis, pemeriksaan fisik dan
penunjang dan tenaga kesehatan yang melayani ibu hamil perlu memberikan
informasi dan edukasi yang lengkap mengenai kehamilannya serta tanda-tanda
bahaya yang perlu diwaspadai. Ibu juga perlu mengetahui perawatan sehari-sehari
selama hamil, aktivitas serta kebutuhan gizi agar bayi didalam kandungan
mendapatkan nutrisi yang cukup.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Direktur Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman


Pelayanan Antenatal Terpadu. 2012. Jakarta
2. Handayani S, Mubarokah K. Kondisi Demografi Ibu dan Suami pada Kasus
Kematian Ibu. Higeia Journal of Public Health Research and Development 3(1):
2019: 99
3. Wulandatika, Darmayanti. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gambut Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan Tahun 2013.”
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 2017; 8(2): 8.
4. Marniyati L, Saleh I, Soebyakto BB. Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam
Meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi pada Ibu Hamil oleh Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang. 3(1);
2016: 355-362
5. Prasetyaningsih. “Hubungan Umur, Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga
Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) (K4) Ibu Hamil Di Puskesmas
Pariaman Tahun 2018.” Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 2020; 11(1):
62–69.
6. Ida bagus Gde Manuaba. Pengantar kuliah obstetri. EGC. Jakarta. 2007
7. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri: Obstetri fisiologi, obstetri patologi.
Ed2.EGC. Jakarta. 1998
8. Adriaansz G, Asuhan Antenatal, Buku ilmu kebidanan, Sarwono
Prawirohardjo. Penerbit Prawirohardjo. Jakarta. 2009. P278-287
9. Reeder; Martin; Koniak-Griffin. Keperawatan Maternitas: kesehatan wanita,
bayi, dan keluarga volume 1 edisi 18. Jakarta: EGC. 2007
10. Data dan Informasi untuk Pimpinan, diunduh dari
http://www.depkes.go.id/downloads/Booklet/Data%20&%20Informasi%20unt
uk%20Pimpinan.pdf, diakses pada 1 Oktober 2020

25
11. Salimah; Rusmiati; Maryanah; Susanti Ni Nengah. Asuhan Kebidanan
Antenatal.Jakarta: EGC. 2006
12. Sastrawinata S. obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung, 2003
13. Buku KIA Terbaru Revisi Tahun 2020, Revisi Bagan Maternal, diunduh dari
https://www.dinkes.surakarta.go.id/apa-yang-baru-dari-buku-kia-revisi-2020-
seri-pertama-kesehatan-ibu/.html, diakses pada 2 Oktober 2020.
14. Mikrajab, Muhammad Agus, and Tety Rachmawati. “Policy Analysis of
Integrated Antenatal Care Implementation at Public Health Centers in Blitar
City.” Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2016; 19(1): 41–53.
15. Rustam, Mochtar. “Sinopsis Obstetri Fisiologi Dan Obstetri Patofisiologi.”
Jakarta. EGC. 2011
16. Lutfiana, Liya. “Adanya Program ANC TERPADU Guna Menurunkan Angka
HIV AIDS Di Indonesia”. 2018
17. Manuaba, I B G. “Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan
KB.” 1998

26

Anda mungkin juga menyukai