Anda di halaman 1dari 28

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, PENDIDIKAN IBU DAN

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KUNJUNGAN ANTENATAL


CARE DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU

Usulan Penelitian
Diajukan guna menyusun skripsi untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Oleh
Rina Arinie
1910912220037

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
BANJARBARU

Oktober, 2021
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 3
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Antenatal Care.......................................................................... 6
B. Pengetahuan.............................................................................. 7
C. Dukungan Keluarga.................................................................. 8
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori.......................................................................... 10
B. Kerangka Teori.......................................................................... 11
C. Kerangka Konsep...................................................................... 11
D. Pertanyaan Penelitian................................................................ 51
BAB IV METPDE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian................................................................ 12
B. Populasi dan Sampel................................................................. 12
C. Instrumen Penelitian.................................................................. 13
D. Variabel Penelitian.................................................................... 13
E. Definisi Operasional.................................................................. 13
F. Prosedur Penelitian.................................................................... 16
G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data............................. 17
H. Cara Analisis Data..................................................................... 18
I. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 18
J. Biaya Penelitian........................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Definisi Operasional............................................................................. 13
4.2 Biaya Penelitian.................................................................................... 18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Kerangka Teori..................................................................................... 11
3.2 Kerangka konsep terhadap hubungan pengetahuan ibu dan dukungan
keluarga terhadap kunjungan antenatal care di Puskesmas Cempaka
Banjarbaru............................................................................................. 11
4.1 Prosedur Penelitian............................................................................... 16

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Salah satu
indikator yang digunakan dalam pelayanan antenatal adalah cakupan K4. Cakupan
K4 adalah pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali yaitu minimal 1
kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan
ketiga (Yeyeh, 2013). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini
faktor resiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (1).
Penyebab kejadian kematian ibu terbanyak setiap tahunnya adalah sama, yaitu
akibat perdarahan. Diikuti oleh hipertensi dan infeksi serta penyebab lainnya
seperti kondisi penyakit kanker, jantung, tuberkulosis, atau penyakit lain yang
diderita ibu. Sedangkan, abortus dan partus lama menyumbang angka yang sangat
kecil sebagai penyebab AKI. Komplikasi kehamilan dan persalinan sebagai
penyebab tertinggi kematian ibu tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan melalui antenatal care (ANC) secara teratur. Antenatal care atau
pelayanan antenatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan
profesional dapat mencegah dan mendeteksi komplikasi pada janin dan ibu hamil
lebih awal sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Di
Indonesia, pelayanan antenatal dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan selama
masa kehamilan ibu sesuai dengan kebijakan pemerintah yang didasarkan atas
ketentuan WHO (1).
Antenatal Care adalah suatu program berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil. Antenatal Care yang lengkap minimal
dilakukan empat kali selama kehamilan. Kunjungan Antenatal Care ini penting
untuk diketahui oleh ibu hamil karena mempunyai banyak manfaat antara lain
menjaga agar sehat selama masa kehamilan, memantau kemungkinan adanya

1
resiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal sehingga
dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin (2).
Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan didapatkan dari hasil evaluasi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015. Secara nasional Angka Kematian Ibu
(AKI) melahirkan menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004
menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Angka
Kematian Bayi (AKB) menurun dari 58 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007
menjadi 44 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Prevalensi gizi kurang
pada balita menurun 20% pada tahun 2006 menjadi 10.40% pada tahun 2015.
Sejalan dengan itu Umur Harapan Hidup meningkat dari 62 tahun menjadi 63,2
tahun (2).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan ke pelayanan kesehatan,
antara lain adalah dukungan suami dan keluarga. Dukungan dapat diberikan baik
fisik maupun psikis. Selain dukungan suami, tingkat pengetahuan tentang
antenatal care juga berperan dalam kunjungan antenatal care. Semakin tinggi
tingkat pengetahuan ibu hamil maka akan semakin sering kunjungan antenatal
care yang dilakukan. Ketidaktahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan
kehamilannya pada petugas kesehatan (2).
Sebagai indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan, pengetahuan
merupakan faktor penting yang memengaruhi motivasi ibu hamil untuk
melakukan kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi mengenai
kesehatan kehamilan menganggap kunjungan ANC bukan sekedar untuk
memenuhi kewajiban, melainkan menjadi sebuah kebutuhan untuk kehamilannya
(1). Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan memiliki peranan penting terkait
dengan kesehatan selama kehamilan. Apabila seorang ibu hamil memiliki
pengetahuan yang baik tentang resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar
ibu akan berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah,
menghindari atau mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut sehingga ibu
memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya. Keteraturan ANC dapat

2
ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena
tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin terutama ibu
hamil normal sehingga kelainan yang timbul dalam kehamilan tidak dapat
terdeteksi sedini mungkin (3).
Angka Kematian Ibu (AKI) sudah mengalami penurunan, namun masih jauh
dari target MDG’s tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup,
diperlukan upaya yang luar biasa untuk pencapaian target. Demikian halnya
dengan Angka Kematian Bayi (AKB) masih jauh dari target MDG’s sebesar 23
per 100.000 kelahiran hidup, kalau dilihat dari potensi untuk menurunkan AKB
maka masih on the track walaupun diperlukan sumber daya manusia yang
kompeten.
Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendidikan Ibu dan Dukungan
Keluarga Terhadap Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Cempaka
Banjarbaru”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumuskan masalah penelitian ini adalah
”Apakah ada hubungan pengetahuan ibu, Pendidikan ibu dan dukungan keluarga
terhadap kunjungan antenatal care di Puskesmas Cempaka Banjarbaru”?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
pengetahuan ibu, pendidikan ibu dan dukungan keluarga terhadap kunjungan
antenatal care di Puskesmas Cempaka Banjarbaru
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang antenatal care di wilayah
kerja Puskesmas Cempaka Banjarbaru

3
b. Untuk mengidentifikasi pendidikan ibu tentang antenatal care di wilayah
kerja Puskesmas Cempaka Banjarbaru
c. Untuk mengidentifikasi dukungan keluarga tentang antenatal care di wilayah
kerja Puskesmas Cempaka Banjarbaru
d. Untuk mengidentifikasi kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Cempaka Banjarbaru
e. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu, Pendidikan ibu dan dukungan
keluarga dengan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Cempaka Banjarbaru

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi Program Studi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan menjadi
referensi sebagai bahan ajar khususnya pada kesehatan masyarakat dalam bidang
administrasi kebijakan dan kesehatan.
2. Manfaat bagi Puskesmas Cempaka Banjarbaru
Hasil penelitian diharap mampu memberikan evaluasi kepada pihak instansi
agar kedepannya dapat lebih gencar untuk menyebarkan informasi kesehatan
sehingga masyarakat khususnya ibu hamil lebih sering berkunjung untuk
memeriksakan kehamilannya
3. Manfaat bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada masyarakat
dan instansi untuk terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
3. Manfaat bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan peneliti berkaitan dengan
penelitian termaksud asuhan pada ibu hamil.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu, Pendidikan ibu dan dukungan


keluarga terhadap kunjungan antenatal care sudah pernah dilakukan. Penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain:

4
1. Lorensa H dkk (2021), yang meneliti tentang Hubungan Pendidikan dan
Sikap Ibu Hamil Dengan Kunnjungan Antenatal Care di Puskesmas Balla,
Kecamatan Balla, Kabupaten Mamasa. Jenis penelitian yang digunakan
adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Adapun uji
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Chi-Square dengan derajat
kemaknaan α = 0,05. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil
pada bulan Maret hingga Desember 2020 yang terdaftar di wilayah kerja
Puskesmas Balla, Kabupaten Mamasa. Sampel dalam penelitian sebanyak 42
sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive
Sampling. Dari hasil uji Chi – Square diperoleh nilai p = 0,662 > dari α 0,05,
maka Ha ditolak dan Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan kunjungan Antenatal Care.
2. Ariestanti Y dkk (2020), yang meneliti tentang “Determinan Ibu Hamil
Melakukan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Pada Masa Pandemi
Covid-19”. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional study.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien ibu hamil Trimester 3 yang
datang melakukan pemeriksaan kehamilan 6 bulan (Maret-September 2020)
berjumlah 300 dengan rata-rata per bulan 40-50 pasien, pengambilan sampel
Accidental sampling selama 1 bulan. Berdasarkan penelitian ini pendidikan
berhubungan secara siqnifikan dengan Perilaku Ibu Hamil melakukan ANC di
BPM dengan nilai (p:0.013; OR : 7.429(1.722-32.047)), sebagian besar
pendidikan responden dengan kategori tinggi (SMA keatas) 66.7%.
3. Ananda Y (2020), yang meneliti “Dukungan Keluarga Dalam Pelaksanaan
Perawatan Antenatal (PAN)” Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik
dengan menggunakan pendekatan cross sectional study, dimana variabel
independen (dukungan keluarga) dan variabel dependen (perawatan antenatal)
diukur pada saat bersamaan. Sampel berjumlah 54 orang dengan
menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik analisis data menggunakan
analisis univariat dan bivariat dimana analisis bivariat menggunakan chi-
square. Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p=0,001 (P<0,05), artinya

5
terdapat hubungan bermakna antaradukungan keluarga dengan perawatan
antenatal (PAN) di Puskesmas Lubuk Kilangan Padang.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antenatal Care
Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care (ANC)
adalah untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan
dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau
keadaan janin. Pemeriksaan ANC bagi ibu hamil bertujuan untuk
mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada
kehamilan tersebut. Apabila cepat diketahui akan dapat segera diatasi
sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan dengan melakukan
pemeriksaan ANC (4).
Upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi
adalah dengan melaksanakan safe motherhood. Salah satu pilar safe
motherhood adalah antenatal care. Antenatal care penting dalam
memantau perkembangan janin dan kesehatan ibu pada saat hamil. Dengan
periksa antenatal care secara teratur diharapkan dapat mendeteksi lebih
dini risiko kehamilan atau persalinan (5). Perawatan antenatal care
menjadi startegi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi (6). Selain itu
rendahnya pemanfaatan pelayanan antenatal care merupakan faktor resiko
morbiditas dan mortalitas ibu. Antenatal care dilaksanakan sebanyak 4
kali yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali, trimester II sebanyak 1 kali,
dan trimester III sebanyak 2 kali. Pemanfaatan pelayanan antenatal care
dapat dilihat dari cakupan kunjungan K1 dan K4 (4).
Dimana K1 adalah pertama kali ibu hamil memeriksakan
kehamilannya sedangkan K4 adalah ibu hamil dalam memeriksakan
kehamilannya sudah mencapai minimal 4 kali. Apabila semua ibu hamil
sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal 4 kali maka
pemanfaatan pelayanan antenatal care sudah baik, namun sebaliknya
apabila ibu hamil belum mencapai minimal 4 kali dalam memeriksakan

7
kehamilannya maka menunjukkan bahwa rendahnya pemanfaatan
pelayanan antenatal care. Pemanfaatan pelayanan antenatal care
menunjukkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat
kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannnya ke tenaga
kesehatan (7).
Untuk lebih rincinya kunjungan antenatal terbagi menjadi 2 yaitu
kunjungan awal (K1) dan kunjungan ulang (K4).
a. Kunjungan Awal (K1) Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu
hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan (Saifuddin AB, 2012).
Tujuan dari kunjungan awal yaitu:
1) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu.
2) Mendeteksi masalah yang dapat diobati.
3) Mencegah masalah dari praktek tradisional yang merugikan.
4) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
5) Mendorong perilaku sehat (8)
b. Kunjungan Ulang (K4) Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) adalah
kontak ibu yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) sesuai standar yang
ditetapkan dengan syarat:
1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2) 1 kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3) 2 kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu
ke 36) (8)
Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu.
Tujuan dari kunjunngan ulang ini yaitu:
1) Pendeteksian komplikasi-komplikasi.
2) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
3) Pemeriksaan fisik terfokus

8
B. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan (knowledge) adalah hasil
tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya
apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science)
bukan sekedar menjawab “why “ dan “ how”, misalnya mengapa air
mendidih bila dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia
bernafas,dan sebgainya (8).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Pengukuran pengetahuan dapat diakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Pengetahuan
dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Namun bukan berarti
seseorang dengan pendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah.
Mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
pendidikan formal saja namun dapat diperoleh melalui non-formal (8).
Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4 macam,
yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif
dan pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis pengetahuan
yang dalam cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara
objektif dengan tanpa adanya unsur subyektivitas. Pengetahuan kausal
yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab dan
akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu pengetahuan yang senantiasa
berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau aturan. Pengetahuan
esensial adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu pertanyaan
tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang ilmu
filsafat (9).

C. Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata "didik", dengan memberinya awalan "pe"
dan akhiran "kan", mengandung arti "perbuatan" (hal, cara, dan sebagainya).

9
Istilah pendidikan ini awalnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu "paedagogie",
yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan "education" yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering diterjemahkan
dengan "Tarbiyah" yang berarti pendidikan (10).
Beberapa pengertian tentang pendidikan menurut para ahli, yaitu (11):
1. Menurut Driyarkara (1980), pendidikan merupakan memanusiakan
manusia.
2. Dictionary of education, pendidikan merupakan proses manusia yang
meningkatkan keterampilan dan perilaku lainnya dalam bermasyarakat di
tempat ia tinggal, proses dalam bermasyarakat yang dialami oleh manusia
berhadapan pada pengaruh lingkungan yang khususnya dari lembaga
pendidikan, sehingga manusia mendapatkan peningkatan kemampuan-
kemampuan sosial individu dengan maksimal.
3. H. Horne, "pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari
penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah
berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan,
seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia (12)
4. John Dewey (1934) seorang tokoh filsafat terkemuka berpandangan bahwa
pendidikan merupakan sebuah proses pembentukan kompetensi yang
sangat esensial yang berkaitan langsung dengan pengembangan daya
berpikir dan menumbuhkan daya perasaan yang mendalam untuk
menciptakan karakteristik setiap individu. Atas dasar itulah sehingga
filsafat pendidikan dapat juga dimaknai dan dijadikan sebagai teori umum
dalam pendidikan (13).

Ditinjau dari terjadinya proses pendidikan, ada dua segi yang harus
dikembangkan, yaitu proses individual dan proses sosial. Beberapa ahli
pendidikan lebih menekankan kepada bagaimana mengembangkan se mua
kemampuan dasar (potensi) yang sudah dimiliki anak sejak lahir. Adapun

10
pendidikan sebagai proses sosial, pendidikan harus berusaha me lestarikan dan
mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi penerus (14).
Ditinjau dari tujuan yang akan dicapai dalam proses pendidikan, maka hal-
hal yang dibicarakan lebih banyak mengungkapkan sistem nilai yang akan
dicapai melalui pendidikan, di mana pelaksanaan pendidikan didasarkan
kepada sistem nilai yang sudah dimiliki oleh suatu masyarakat (14).
Apabila dalam proses pendidikan lebih menekankan kepada tujuan yang
ingin dicapai, maka hal-hal yang dibicarakan lebih banyak meng ungkapkan
sistem nilai yang diharapkan melalui pendidikan. Sistem nilai merupakan
sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dalam satu masyarakat,
bangsa, atau negara. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pendidikan,
seyogianyalah didasarkan kepada sistem nilai yang sudah dimiliki oleh
masyarakat, bangsa, atau negara tersebut (14).

D. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dalam memberikan
motivasi dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga tersebut.
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan kepada anggota keluarga
yang sakit jika dibutuhkan kapan saja (10).
Menurut Caplan (1974) dalam Friedman (2010) terdapat tiga sumber
dukungan sosial umum, sumber ini terdiri atas jaringan informal yang
spontan: dukungan terorganisasi yang tidak diarahkan oleh petugas
kesehatan professional, dan upaya terorganisasi oleh professional
kesehatan. Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-
dukungan sosial yang di pandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu
yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa
atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang
yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan
jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial
keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari

11
saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (11).
Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapai tujuan bersama anggota keluarga. Ada beberapa fungsi
yang dapat dijalankan keluarga terhadap anggota keluarga, yaitu fungsi
afektif, ekonomi, dan perawatan kesehatan. Adapun penjelasannya sebagai
berikut (12):
1) Fungsi afektif (the effective function) Fungsi afektif secara umum
didefinisikan sebagai fungsi internal keluarga untuk memenuhi kebutuhan
psikososial, saling mengasihi dan memberikan cinta kasih, serta saling
menerima dan mendukung antar anggota keluarga. Fungsi afektif yang
dilaksanakan dengan baik dapat menciptakan konsep diri positif pada
keluarga. Kebahagiaan keluarga dapat diukur dari kekuatan cinta antar
anggota keluarga. Fungsi afektif dapat diberikan kepada anggota keluarga
yang memerlukan bantuan secara emosional dengan cara memberikan
dukungan yang berupa kehadiran, perhatian, kepedulian, kesediaan dan
hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan emosional dan kekuatan
fisik sehingga mendorong anggota keluarga untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Dukungan keluarga yang rendah dapat memperburuk
kesehatan psikologis atau mental anggota keluarga yang sedang
mempunyai banyak tugas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
mengatakan hubungan sosial yang positif berhubungan dengan hasil
kesehatan yang lebih baik, umur panjang, dan penurunan tingkat stres.
2) Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga secara ekonomi. Fungsi ekonomi berkaitan dengan
kemampuan keluarga menyediakan sumber daya yang cukup secara
finansial untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga (Friedman,
Bowden, & Jones, 2010). Kondisi ibu hamil seringkali menjadi beban
ekonomi keluarga karena keluarga menanggung biaya kebutuhannya
seharihari. Fungsi ekonomi keluarga dapat dilakukan dalam bentuk
dukungan instrumental yang dapat dilakukan dengan penyediaan fasilitas
dan lain sebagainya.

12
3) Fungsi perawatan kesehatan (the health care function) Fungsi perawatan
kesehatan keluarga merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan
kesehatan seluruh anggota keluarga. Dengan demikian fungsi perawatan
kesehatan, memberikan kewajiban kepada keluarga untuk bertanggung
jawab penuh, tidak hanya memberikan pengobatan dan pelayanan
kesehatan kepada anggota keluarga tetapi juga bagaimana keluarga dapat
berperan mempertahankan status kesehatan anggota keluarga.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga


terhadap anggota keluarganya. Sebagai lingkungan yang terdekat dengan
ibu hamil, dukungan dari keluarga memegang peranan penting dalam
memengaruhi psikologi dan motivasi ibu dalam melakukan perilaku
kesehatan. Dengan dukungan yang baik dari keluarga, ibu akan lebih
memperhatikan kesehatan diri dan janinnya, yaitu dengan secara rutin
berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan ANC.
Dukungan dari keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan,
atau dalam bentuk kepedulian terhadap ibu hamil (1).

13
BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target pembangunan. Upaya
menurunkan AKI (hamil, melahirkan, dan nifas) sangat dibutuhkan pelayanan Ante
Natal Care (ANC) yang berkualitas sesuai standar kebijakan Pemerintah, yaitu
sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, 1 kali pada trimester pertama, 1
kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga. ANC merupakan
program terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu
hamil, dengan tujuan: menjaga agar ibu sehat selama kehamilan; persalinan, dan
nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat; proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan; memantau kemungkinan adanya risiko-
risiko kehamilan; merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan
risiko tinggi; dan menurunkan morbilitas dan mortalitas ibu dan janin perinatal
(13).
Menurut Depkes RI, tenaga yang berkompeten memberikan pelayanan ANC
adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Bidan dengan dasar
keilmuan yang dimilikinya dapat melakukan tugasnya secara mandiri atau
kelompok dalam bidang kesehatan untuk kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga.
Pelayanan yang diberikan dalam kunjungan ANC dengan standar 10 T, yaitu :
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Tekanan darah, Tentukan / nilai status
gizi (ukur LiLA), Tinggi fundus uterus, Tentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin, Tetanus toxoid, Tablet besi, Tes laboratorium (Rutin dan Khusus),
Tatalaksana kasus, Temu wicara atau Konseling (termasuk P4K, KB pascasalin,
Tempat pelayanan antenatal care, Tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda persalinan,
nasehat untuk ibu selama hamil, dan lain-lain). Cakupan K1 ANC memperlihatkan
akses pelayanan kesehatan dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan, dan cakupan K4 ANC memperlihatkan kinerja
persentase ibu hamil mendapat pelayanan ANC (13).
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi

14
setelah melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar yaitu didapat melalui mata dan telinga (14).
Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green (1991)
dalam Nursalam (2014 : 80), kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh
dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku
(non- behavior causes). Sementara faktor perilaku (behavior causes) dipengaruhi
oleh tiga faktor yakni: faktor predisposisi (Predisposing Factors) yang meliputi
umur, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (Enabling
Factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik dan jarak ke fasilitas kesehatan, dan
faktor penguat (Reinforcing Factors) yang terwujud dalam dukungan yang
diberikan oleh keluarga maupun tokoh masyarakat (…)

B. Kerangka Teori

Predisposing Reinforcing
Enabling Factors
Factors Factors

Umur Lingkungan Fisik Dukungan

Jarak ke Fasilitas
Pengetahuan
Kesehatan

Pekeerjaan

Pendidikan

Sikap

15
Gambar 3.1 Kerangka teori menurut Lawrence Green (1991)

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Kunjungan
1. Pengetahuan Antenatal Care
Ibu
2. Pendidikan Ibu
3. Dukungan
Keluarga

Gambar 3.2 Kerangka konsep terhadap hubungan pengetahuan ibu, pendidikan


ibu, dan dukungan keluarga terhadap kunjungan antenatal care di Puskesmas
Cempaka Banjarbaru

D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana hubungan pengetahuan ibu dan kunjungan antenatal care di
Puskesmas Cempaka Banjarbaru?
2. Bagaimana hubungan pendidikan ibu dan kunjungan antenatal care di
Puskesmas Cempaka Banjarbaru?
3. Bagaimana hubungan dukungan keluarga dan kunjungan antenatal care di
Puskesmas Cempaka Banjarbaru?

16
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif untuk
mencari tahu terkait dengan hubungan pengetahuan ibu dan dukungan keluarga
terhadap kunjungan antenatal care di Puskesmas Cempaka Banjarbaru. Desain
penelitian yang digunakan adalah observasi analitik. Penelitian ini menggunakan
survey analitik dan pengambilan data secara potong lintang (cross sectional).
Adapun penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data menggunakan
kuesioner

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Sekumpulan elemen-elemen atau objek yang memiliki informasi yang
dicari oleh peneliti dan akan digunakan untuk membuat kesimpulan.
Populasi tak lain adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang
dijadikan obyek penelitian (17).
2. Sampel
Merupakan secuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan
diteliti secara rinci. Sampel diambil jika sebuah populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena
keterbatasan dana, waktu dan tenaga maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut (17). Adapun target sampel
pada penelitian ini adalah 30 sampel atau responden. yang ditentukan oleh
peneliti, adapun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
1. Wanita (Ibu hamil)
2. Pernah melakukan antenatal care di Puskesmas Cempaka
Banjarbaru

17
18

3. Bersedia menjadi responden


b. Kriteria Ekslusi
1. Pasien tidak pernah melakukan kunjungan antenatal care di
Puskesmas Cempaka Banjarbaru

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mencari tahu hubungan
pengetahuan ibu dan dukungan keluarga terhadap kunjungan antenatal care di
Puskesmas Cempaka Banjarbaru. Kuesioner yang disediakan mencakup identitas
responden, usia, pendidikan terakhir, frekuensi pemeriksaan ANC, dan pertanyaan
meliputi: antenatal care dan dukungan keluarga.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas

Variabel Bebas penelitian ini adalah:


a. Pengetahuan Ibu
b. Pendidikan Ibu
c. Dukungan Keluarga

2. Variabel Terikat penelitian ini adalah kunjungan antenatal care di Puskesmas


Cempaka Banjarbaru

18
19

E. Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala
Data
Kunjungan Upaya Kuesioner 1. Memanfaatkan Nominal
Antenatal responden untuk (jika responden
Care meningkatkan melakukan
serta pemeriksaan
mempertahankan sebanyak
kesehatan ibu minimal 1 kali
dan bayi, pada masa
mempersiapkan kehamilan)
proses 2. Tidak
persalinan Memanfaatkan
sehingga dapat (jika responden
melahirkan bayi tidak pernah
dengan selamat melakukan
serta pemeriksaan
meminimalkan sama sekali)
trauma yang
dimungkinkan
terjadi pada
masa persalinan.
Pengetahua Informasi yang Kuesioner 1. Baik (bila skor Ordinal
n Ibu diketahui ≥70)
responden 2. Cukup (bila skor
tentang 50-65)
Antenatal Care 3. Kurang Baik (bila
skor ≤50)
Pendidikan Tingkat Kuesioner 1. SD Ordinal
Ibu pendidikan 2. SMP
terakhir 3. SMA
responden 4. Perguruan Tinggi
(D3,D4,S1,S2,S3
)
Dukungan Upaya keluarga Kuesioner 1. Baik (bila skor Ordinal
Keluarga dalam ≥70)
memberikan 2. Cukup (bila skor
semangat agar 50-65)
kepada 3. Kurang Baik (bila
responden agar skor ≤50)
selalu
memeriksakan
kehamilannya

19
20

F. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

Langkah Hasil

Menentukan Topik Topik penelitian


Penelitian

Rumusan masalah,
Menetapkan rumusan tujuan (umum dan
masalah, tujuan dan khusus) dan manfaat
manfaat penelitian penelitian

Menetapkan Penelitian
kerangka teori dan menggunakan
observasi analitik
kerangka konseptual

Menetapkan metode Penelitian kuantitatif


dan desain penelitian

Berdasarkan kriteria
Menetapkan sampel
inklusi dan eksklusi

Menetapkan Menggunakan
instrument penelitian Kuesioner

Konsultasi dengan Disetujui atau


dosen pembimbing melakukan Revisi

Pengumpulan data Melakukan


koordinasi dengan
responden

Mengolah, Mengolah data


menyajikan dan dengan program
menganalisis data SPSS, disajikan
dalam bentuk narasi

Disetujui atau
Konsultasi dengan
melakukan Revisi
Dosen Pembimbing
terkait hasil laporan

20
21

Persiapan sebelum
Responden bersedia
pengumpulan data

Menyusun hasil
Pengumpulan Data
laporan penelitian

Tahap Pelaporan Tahap Pelaporan

Gambar 4.1 Prosedur Penelitian

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan data primer yang diperoleh dari
kuesioner yang telah dibagikan kepada responden sesuai kriteria. Untuk data
sekunder terkait hubungan pengetahuan ibu dan dukungan keluarga terhadap
kunjungan antenatal care di Puskesmas Cempaka Banjarbaru belum tersedia.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data pada zaman sekarang dipermudah dengan adanya
software. Sama halnya dengan menganalisis data, baik itu data kualitatif
maupun data kuantitatif. Salah satu software yang bisa digunakan untuk
mengolah data dan menganalisis data yaitu SPSS. Berdasarkan uraian yang
telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa pengolahan data kuantitatif
dengan menggunakan aplikasi SPSS memberikan hasil yang relatif cepat dan
akurat, disamping penggunaan sistem aplikasi yang relatif sederhana (19).

H. Cara Analisis Data

Variabel penelitian ini terdiri dari hubungan pengetahuan ibu dan dukungan
keluarga terhadap kunjungan antenatal care di Puskesmas Cempaka Banjarbaru.
Pengolahan data dan analisa menggunakan program komputer. Analisa terdiri dari
analisa univariat dan analisa bivariat.

I.

21
22

J. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian untuk mencari tahu hubungan pengetahuan


ibu dan dukungan keluarga terhadap antenatal care di Puskesmas Cempaka
Banjarbaru. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2022.

K. Biaya Penelitian

Adapun rincian biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penelitian sebagai


berikut:
No. Keterangan Nominal
1. Penelitian Rp.300.000,00
2. Alat Tulis Rp.200.000,00
3. Transportasi Rp.200.000,00
Total Rp.700.000,00

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Rachmawati AI, Puspitasari RD, Cania E. Faktor-faktor yang


Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil. Majority.
2017;7(November):72–6.
2. Marsitha AA, Arundina A, Effiana. HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PERUMNAS II. 2018;1–18.
3. Senudin, k P, Lembu, ursula Y. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Antenatal Care Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Di
Puskesmas Kota Ruteng. J Wawasan Kesehat. 2016;1(2):166–77.
4. Usman, Suherman NUD, Rusman ADP. Faktor yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Antenatal Care di Puskesmas Madising Na Mario Kota
Parepare. J Ilm Mns Dan Kesehat [Internet]. 2018;1(1):1–15. Available
from: https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes/article/view/94
5. Armaya R. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Melakukan Kunjungan Antenatal
Care dan Faktor yang Mempengaruhi. 2018;7(1):43–50.
6. Ali SA, Dero AA, Ali SA, Ali GB. Factors Affecting the Utilization of
Antenatal Care among Pregnant Women in Moba Lga of Ekiti State,
Nigeria. Int J Tradit Complement Med. 2016;2(2):41–5.
7. Cahyani ISD. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas. Higeia
J Public Heal Res Dev. 2020;1(3):84–94.
8. SWANDAR GC. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
Kunjungan Antenatal Care Diwilayah Kerja Puskesmas Lambuya
Kabupaten Konawe Tahun 2017. Politek Kesehat Kendari. 2017;1–51.
9. Lestari NDA. Gambaran Pengetahuan Keluarga Dalam Merawat Anggota
Keluarga Dengan Komplikasi Gangre. Skripsi. 2018;5–29.
10. Ananda Y. Dukungan Keluarga Dalam Pelaksanaan Perawatan Antenatal
( PAN ) Family Support in The Implementation of Antenatal Care.
2020;4(1):47–52.
11. Siagian RA. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri
Pada Remaja Di SMP PAB 8 Sampali. Fak Psikol Univ Medan Area. 2018;
12. Trisetyaningsih Y, Lutfiyati A, Kurniawan A. Dukungan Keluarga
Berperan Penting Dalam Pencapaian Peran Ibu Primipara. J Kesehat
Samodra Ilmu. 2017;8(1):105294.
13. Fitrayeni F, Suryati S, Faranti RM. Penyebab Rendahnya Kelengkapan
Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pegambiran. J Kesehat Masy Andalas. 2017;10(1):101.
14. Kusuma R. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal
Care dengan Kunjungan K4. J Psikol Jambi [Internet]. 2018;03(01):24–32.
Available from: https://www.online-journal.unja.ac.id/jpj/index
15. Ningrum CW. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kepatuhan
Kunjungan ANC di Kota Surakarta. Fak Ilmu Kesehat. 2019;
16. Mardiana D. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas. Higeia
J Public Heal Res Dev. 2019;3(3):369–81.
17. Puteri HE. Menentukan Populasi dan Sampel. 2020;(April):1–6.
18. Dr. Harnavinsah A. Variabel-Variabel dalam Penelitian. 2018;
19. Zein S, Yasyifa L, Ghozi R, Harahap E, Badruzzaman F, Darmawan D.
Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif Menggunakan Aplikasi SPSS. J
Teknol Pendidik dan Pembelajaran. 2019;4(1):1–7.

Anda mungkin juga menyukai