Disusun Oleh :
dr. Silvia Wulandarui
Pendamping :
dr. Fuzianty
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan evaluasi program yang berjudul “Evaluasi
Program Kasus Kematian Ibu Akibat Prnyakit Anemia” di Puskesmas Luragung
Kabupaten Kuningan Jawa Barat”.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu kegiatan dalam pelaksanaan Dokter Internsip di
Puskesmas Luragung Kabupaten Kuningan periode November 2021 – Februari 2022.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................v
DAFTAR TABEL.............................................................................................xvii
DAFTAR GRAFIK..........................................................................................xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................3
1.3 Visi dan Misi Program TB .........................................................3
1.3.1 Visi .................................................................................3
1.3.2 Misi.................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masalah ini terdapat kasus kematian ibu yang diakibatkan oleh
penyakit anemia terdapat 44 kasus dari 16 desa di kabupaten luragung di tahun
2021. Hal ini menjadi gambaran bahwasanya penyakit ini masih berperan
terhadap tingkat kematian ibu .
2.1 Tuberkulosis
2.1.1 Definisi Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Sumber penularan yaitu
pasien TB BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak
yang dikeluarkannya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki
kemungkinan menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat
penularan yang kecil.
2.1.2 Etiologi Tuberkulosis
Mycobacterium Tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk
batang berukuran panjang 1-4 mm dengan ketebalan 0,3-0,6 mm.
Sebagian besar komponennya adalah lipid sehingga kuman tersebut
mampu bertahan asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor
fisik. Bakteri ini bersifat aerob, sehingga sangat meenyukai daerah yang
banyak oksigen dan lembab. Oleh karena itu M. tuberculosis sangat
senang tinggal di bagian apeks paru-paru yang terdapat banyak oksigen.
Bakteri ini juga tahan selama 1-2 jam di udara terutama di tempa yang
lembab dan gelap, tetapi tidak tahan terhadap sinar atau aliran udara.
2.1.3 Diagnosis Tuberkulosis
Diagnosis TB ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil anamnesis,
pemeriksaan klinis, pemeriksaan labotarorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
1) Keluhan dan hasil anamnesis.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih
dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali
bukan merupakan gejala TB yang khas, sehingga gejala batuk tidak
harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit
paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker
paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini
masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasyankes dengan
gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang terduga pasien TB,
dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
langsung.
Selain gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pemeriksaan pada
orang dengan faktor risiko, seperti : kontak erat dengan pasien TB,
tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh, daerah
pengungsian, dan orang yang bekerja dengan bahan kimia yang
berrisiko menimbulkan paparan infeksi paru.
2) Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan
diagnosis tuberkulosis terdiri dari berbagai macam. Pemeriksaan
yang sudah direkomendasikan berdasarkan Permenkes No. 67 tahun
2016 adalah pemeriksaan bakteriologi, pemeriksaan lainnya (foto
toraks dan histopatologi), serta pemeriksaan uji kepekaan obat.
a. Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologi terdiri dari pemeriksaan dahak secara
mikroskopis, pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM), dan
pemeriksaan biakan. Pemeriksaan dahak secara mikroskopis
berfungsi untuk menegakkan diagnosis, juga untuk menentukan
potensi penularan dan menilai keberhasilan pengobatan.
Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan
mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa
dahak Sewaktu-Pagi (SP).
Pemeriksaan tes cepat molekuler dengan metode Xpert
MTB/RIF. TCM merupakan sarana untuk penegakan diagnosis,
namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil
pengobatan. Sedangkan pemeriksaan biakan dapat dilakukan
dengan media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair
(Mycobacteria Growth Indicator Tube) untuk identifikasi
Mycobacterium tuberkulosis (M.TB).
b. Pemeriksaan penunjang lainnya
Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan adalah
pemeriksaan foto toraks dan pemeriksaan histopatologi pada
kasus yang dicurigai TB ekstraparu.
c. Uji kepekaan obat
Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada tidaknya
resistensi Mycobacterium tuberkulosis terhadap obat anti
tuberkulosis (OAT). Uji kepekaan obat tersebut harus dilakukan
di laboratorium yang telah lulus uji pemantapan mutu/Quality
Assurance (QA), dan mendapatkan sertifikat nasional maupun
internasional.
3) Alur diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa.
Alur diagnosis TB terbagi menjadi 2 sesuai dengan fasilitas yang
tersedia, yaitu faskes yang mempunyai akses pemeriksaan dengan
alat tes cepat molekuler dan faskes yang hanya mempunyai
pemeriksaan mikroskopis dan tidak memiliki akses ke tes cepat
molekuker.
4) Alur diagnosis tuberkulosis pada anak.
IDENTIFIKASI
MASALAH
PEMANTAUAN
DAN EVALUASI ANALISIS
MASALAH
MELAKSANAKAN MENENTUKAN
KEGIATAN KEGIATAN
PERBAIKAN PERBAIKAN
PROGRAM GIZI PROGRAM GIZI
Lima langkah evaluasi program TB yaitu :
1. Identifikasi Masalah, yaitu mempelajari data berupa angka atau
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan identifikasi
masalah TB Kemudia melakukan validasi terhadap data yang
tersedia, melihat kembali data apakah sudah sesuai dengan data
yang seharusnya dikumpulkan dan di pelajari. Selanjutnya
mempelajari besaran dan sebaran masalah TB membandingkan
dengan target program TB setelah itu merumuskan masalah TB
dengan menggunakan ukuran prevalensi dan cakupan.
2. Analisis masalah, yaitu didasarkan pada hasil identifikasi dengan
menganalisis faktor penyebab terjadinya masalah. Tujuannya untuk
dapat memahami secara jelas, spesifik dan terukur, sehingga
mempermudah penentuan alternatif masalah. Caranya dapat
dilakukan dengan Analisis Hubungan, Analisis Perbandingan,
Analisis Kecenderungan dan lain-lain.
3. Menentukan kegiatan penemuan dan pengobatan TB, yaitu
didasarkan pada analisis masalah program TB baik secara langsung
maupun tidak langsung yang berkaitan dengan upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, dimulai dengan penetapan tujuan
berupa upaya-upaya kegiatan yang dapat mempercepat
penanggulangan masalah TB yang ada.
4. Melaksanakan program penemuan dan pengobatan TB, yaitu
setelah menentukan kegiatan penemuan dan pengobatan TB
kemudian dilakukan langkah-langkah yang terencana untuk setiap
kegiatan, seperti penyiapan sarana dan prasarana, penyuluhan TB,
dan pelayanan pengobatan TB
5. Pemantauan dan evaluasi, dimulai sejak langkah awal perencanaan
dibuat sampai dengan suatu kegiatan telah selesai dilaksanakan.
Kegiatan pemantauan dapat dilakukan melalui sistem pencatatan
dan pelaporan, hasil kegiatan pemantauan kemudian dibuat kegiatan
tindak lanjut pemantauan yang telah dilakukan melalui umpan
balik. Evaluasi adalah suatu proses untuk keterkaitan, efektifitas,
efesiensi, dan dampak suatu program yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki, menentukan dan memeproleh suatu bentuk kegiatan
yang tepat. Dengan tujuan untuk memperoleh masukan yang
digunakan dalam proses perencanaan yang akan datang dengan
mengukur keberhasilan suatu program.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1.2 Kependudukan/Demografi
1) Komposisi dan Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bedasarkan estimasi di wilayah kerjauntuk
Masyarakat Dengan Tempat Perawatan Luragung sebanyak 38.965
jiwa, dan dari jumlah ini, jenis kelamin laki-laki 19,404 jiwa dan
sedangkan jenis kelamin perempuan 19,561 jiwa.
Dari komposisi penduduk yang diwujudkan dalam rata-rata jiwa
per rumah tangga adalah 3 jiwa per rumah tangga dengan kepadatan
penduduk 104 jiwa per-Km2.
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Laki-laki Berdasarkan Kelompok Umur
UPTD Puskesmas Luragung
Tahun 2021
KELOMPOK UMUR
No
DESA / KEL. 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
.
Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th
1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Luragunglandeuh 173 181 179 159 141 152 159 165 183 161 148 138 116 1.746
2 Luragungtonggoh 81 85 84 74 66 71 74 77 86 75 69 64 54 1.608
3 Cigedang 88 92 91 81 72 78 81 84 94 82 75 70 59 1.619
4 Sindangsari 57 60 59 52 46 50 52 54 60 53 49 45 38 1.572
5 Wilanagara 137 143 142 126 111 120 126 130 145 127 117 109 91 1.692
6 Dukuhpicung 109 114 113 100 89 96 100 104 115 101 93 87 73 1.650
7 Walaharcageur 80 84 83 73 65 70 73 76 85 74 68 63 53 1.606
8 Cirahayu 119 124 123 109 96 104 109 113 126 110 101 94 79 1.664
9 Margasari 35 36 36 32 28 31 32 33 37 32 30 28 23 1.539
10 Sindangsuka 48 50 50 44 39 42 44 46 51 45 41 38 32 1.559
11 Dukuhmaja 125 130 129 114 101 109 114 119 132 116 106 99 83 1.673
12 Gunungkarung 110 115 113 101 89 96 101 105 116 102 94 87 73 1.651
13 Cikandang 112 117 116 103 91 98 103 107 119 104 96 89 75 1.655
14 Panyosogan 114 120 118 105 93 100 105 109 121 106 98 91 76 1.658
15 Benda 86 90 89 79 70 76 79 82 91 80 74 69 58 1.616
16 Cikaduwetan 154 161 159 141 125 135 141 146 163 143 131 122 103 1.717
JUMLAH 1.628 1.703 1.682 1.494 1.324 1.429 1.492 1.551 1.724 1.510 1.390 1.293 1.087 2.234
Sumber Data : Data Kependudukan Kecamatan Luragung, Tahun 2021
Tabel 4.1.1
Jumlah Penduduk Perempuan Berdasarkan Kelompok Umur
UPTD Puskesmas Luragung
Tahun 2021
KELOMPOK UMUR
No
DESA / KEL. 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
.
Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th
1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Luragunglandeuh 160 168 180 161 141 150 161 167 188 163 150 149 119 1.864
Luragungtonggo
2 75 78 84 75 66 70 75 78 88 76 70 69 55 1.720
h
3 Cigedang 82 85 92 82 72 77 82 85 96 83 76 76 60 1.732
4 Sindangsari 53 55 59 53 46 49 53 55 62 54 49 49 39 1.683
5 Wilanagara 127 133 143 127 111 119 127 132 149 129 119 118 94 1.807
6 Dukuhpicung 101 105 113 101 89 95 101 105 118 103 94 94 75 1.764
7 Walaharcageur 74 77 83 74 65 69 74 77 87 75 69 69 55 1.718
8 Cirahayu 110 115 123 110 97 103 110 114 129 112 103 102 81 1.779
9 Margasari 32 34 36 32 28 30 32 34 38 33 30 30 24 1.648
10 Sindangsuka 45 47 50 45 39 42 45 47 52 45 42 41 33 1.669
11 Dukuhmaja 115 121 130 116 101 108 116 120 136 117 108 107 85 1.788
12 Gunungkarung 101 106 114 102 89 95 102 106 119 103 95 94 75 1.765
13 Cikandang 104 109 117 104 91 97 104 108 122 106 97 96 77 1.769
14 Panyosogan 106 111 119 106 93 99 106 110 124 108 99 98 78 1.772
15 Benda 80 84 90 80 70 75 80 83 94 81 75 74 59 1.729
16 Cikaduwetan 142 149 160 143 125 133 143 148 167 145 133 132 105 1.833
JUMLAH 1.504 1.575 1.694 1.510 1.325 1.412 1.512 1.570 1.770 1.533 1.410 1.398 1.115 2.335
Sumber Data : Data Kependudukan Kecamatan Luragung, Tahun 2021
Tabel 4.1.3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
UPTD Puskesmas Luragung
Tahun 2021
Tabel 4.1.4
Luas Wilayah, Jumlah dan Persebaran Penduduk
Di Wilayah UPTD Puskesmas Luragung
Tahun 2021
JUMLAH
LUAS JUMLAH PENDUDUK RATA-RATA KEPADATAN
No. DESA/ KEL WILAYA RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
H (KM2) TANGGA (KM2)
TANGGA
L P JML
(KK)
Tabel 4.1.6
Jumlah Penduduk, Penduduk di Cakup BPJS
Di UPTD Puskesmas Luragung Tahun 2021
Jenis Kartu
Pekerja %
Jml Pekerja Bukan Total Penduduk
No Bukan
Penduduk PBI PBI Penerima Penerima Peserta di cakup
Pekerja
APBD APBN Upah Upah BPJS
(BP)
(PPU) (PBPU)
Mandiri
29,09
1 38,965 645 19,780 2,950 983 4,739 74.67
7
Sumber : BPJS Cabang Kuningan, Tahun 2021
Tabel 4.1.7
Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan
Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan
Di UPTD Puskesmas Luragung Tahun 2021
JUMLAH PENDUDUK
DIPLOM
JENIS A/ TIDAK
NO
KELAMIN SD SLTP SLTA AKADEM SEKOL JML
I/ AH
PT
1 2 4 5 6 7 8 9
1 Laki-Laki 6.533 4.355 3.193 2.109 262 16.452
2 Perempuan 6.586 4.315 3.318 1.871 317 16.407
13.11
JUMLAH 8.670 6.511 3.980 679 32.859
9
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Tahun 2021
4.2 LINGKUNGAN
4.2.1 Lingkungan Fisik dan Biologi
Aspek lingkungan merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang
paling besar terhadap derajat kesehatan.
Lingkungan fisik, kimia, dan biologi merupakan komponen yang
penting dan tidak dapat dipisahkan dari aktifitas kehidupan manusia
sehingga kualitas keadaan lingkungan sangat berperan dalam proses
terjadinya gangguan kesehatan masyarakat.
Pada bagian ini dibahas keadaan lingkungan fisik dan biologi beserta
dampak terhadap derajat kesehatan masyarakat.
1. Sarana Sanitasi Dasar
Tabel 4.2
Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Menurut Desa/Kelurahan di UPTD Puskesmas Luragung Tahun 2021
Tabel 4.2.3
Jumlah dan Persentase Sarana Air Bersih Hasil Inspeksi Sanitasi
Menurut Desa/Kelurahan
di UPTD Puskesmas Luragung Tahun 2021
Tabel 4.2.4
Jumlah dan Persentase TPM, TTU, TUI Hasil Inspeksi Sanitasi
Menurut Desa/Kelurahan
di UPTD Puskesmas Luragung Tahun 2021
Identitas Data
Baseline Kemajuan
(Data aktual ter-entry /
No Nama Kelurahan/Desa Data di BPS)
Jumlah KK JSP JSSP Sharing BABS JSP JSSP Sharing BABS
% Akses % Akses
KK % KK % KK % KK % Jamban KK % KK % KK % KK % Jamban
2 SINDANGSARI 840 689 99,42% 0 0 1 0,14 3 0,44% 99,57 839 99,9% 0 0 1 0,1% 0 0 99,9%
6 DUKUHMAJA 1015 1241 94,23% 0 0 18 1,37 58 4,67% 96% 944 93,00% 0 0 0 0 71 7,52% 93,00%
8 LURAGUNGTONGGOH 1130 735 85,07% 0 0 0 0 129 14,93 85,07 997 88,23% 0 0 0 0 129 12,94% 88,23%
12 WILANAGARA 1121 878 98,32% 0 0 0 0 15 1,68% 98,32 1101 98,22% 0 0 0 0 20 1,82% 98,22%
14 DUKUHPICUNG 1131 853 98,84 0 0 0 0 10 1,16% 98,84 1128 99,70% 0 0 0 0 3 0,003 99,70%
15 CIKANDANG 872 830 98,81% 0 0 0 0 10 1,19% 98,81% 854 97,94% 0 0 0 0 18 0,02 97,94%
TOTAL 16445 1479,40% 97,78% 0 0 20 1,6 339 15,12 99,57 16.181 98,39% 0 0 1 0,001 259 0,26 98,39%
Sumber : Laporan Program Kesling, Tahun 2021
Dari tabel diatas terlihat bahwa cara Buang Air Besar ada 4
jenis diantaranya melalui :
1. JSP : Jamban Sehat Permanen
2. JSP : Jamban Sehat Semi Permanen
3. Sharing: BAB melalui WC, tetapi jamban menumpang
kepada orang lain
4. BABS : Buang Air Besar Sembarangan
Tabel 4.3.1
GAMBARAN PENEMUAN SUSPEK TB
Target Capaian
Tabel 4.3.2
GAMBARAN PENGOBATAN KASUS TB
Target Capaian
77 63 (81,81%)
Tabel 4.5
Nilai Prioritas Masalah
MASALAH NILAI PRIORITAS MASALAH URUTAN
YANG TOTAL PRIORITAS
DITEMUKAN URGENSI SERIOUSLY GROWTH MASALAH
Cakupan
penemuan 4 4 4 12 1
suspek TB
Pengobatan TB 4 4 3 11 2
DANA MANUSIA
Kurangnya pengetahuan
Kurangnya peran masyarakat tentang
serta swasta/donator penyakit TB
dalam program TB
Penemuan
suspek TB
Peran lintar sektor Kurangnya informasi ke Daerah pendesaan
dan kader TB masyarakat tentang jadwal dengan mobilitas
pengobatan standar TB penduduk yang cepat
Desa /
Kelurahan
Penderita Wilayah Kerja
Menemukan kasus
Penemuan Kunjungan kontak TB,keluarga Puskesmas
1 baru TB di antara 100% Program TB BOK
terduga TB di penderita TB dan
penderita TB
Masyarakat lingkungan
v v v v v v v v v v v v
Melakukan
kunjungan
Menghibdari Desa /
Kunjungan TB terhadap pasien Pasien tidak
terjadinya kasusu Kelurahan
2 mangkir/suspek tidak patuh minum taat minum 100% Program TB BOK
TB yang lebih Wilayah Kerja
MDR obat untuk obat
berat (TBMDR) Puskesmas
menghindari TB
MDR
Meningkatkan
Desa /
pengetahuan
Penyuluhan ke Kelurahan
masyarakat tentang
1 masyarakat Masyarkat 100% Program TB Wilayah Rp. 450.000
penyakit TB,tanda
(individu/kelompok) Kerja
gejala dan pengobatan
Puskesmas
TB
6.1 Kesimpulan
Kegiatan program TB tahun 2021 telah dilaksanakan. Terdapat beberapa
masalah yang harus ditangani lebih lanjut, diantaranya adalah cakupan penemuan
suspek TB masih kurang dari target, dan pengobatan kasus TB masih kurang dari
target.
Untuk menangani masalah tersebut maka harus ditingkatkan kegiatan
penyuluhan dan kunjungan pada masyarakat dan penderita TB.
6.2 Saran
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemegang program TB Puskesmas
Luragung, hendaknya diberikan update ilmu berupa Pelatihan dalam rangka
peningkatan kapasitas pemegang proram TB.
Saran tambahan pribadi adalah melakukan penyuluhan dengan menggunakan
media online seperti Facebook, Instagram, Tiktok, dan lainnya, serta dapat
melalui radio. Penyuluhan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai penyakit tuberkulosis, serta
menghilangkan stigma tentang tuberkulosis yang memiliki gejala mirip corona.
Kita juga dapat melakukan pelatihan dan kerja sama dengan instansi
Kesehatan lain yang berada di wilayah kerja Puskesmas Luragung. Pelatihan yang
dimaksud disini lebih kearah bagaimana cara kita melakukan pencatatan
tuberkulosis yang baik dan benar, sehingga data yang terdapat pada instansi lain
dapat diproses oleh puskesmas. Dari data tersebut juga dapat dilakukan kunjungan
kontak tuberkulosis, sehingga dapat meningkatkan angka cakupan suspek.
Saran selanjutnya adalah meningkatkan kegiatan follow up dalam setiap
kegiatan tuberkulosis. Seperti meningkatkan follow up pada kunjungan kontak
bagi pasien yang tidak mengembalikan pot sputum setelah dilakukan kunjungan
kontak, dan pembuatan jadwal rutin untuk pengambilan data di instansi kesehatan
lain.
Dengan saran-saran tersebut diharapkan dapat meningkatkan cakupan suspek
tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Luragung, sehingga angka cakupan
pengobatan tuberkulosis di Puskesmas Luragung juga dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehaan RI. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
2. Kementerian Kesehaan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
3. Kementerian Kesehaan RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
4. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2018. Tuberkulosis: Temukan
TB Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Pusdatin.
5. World Health Organization. 2017. Global Tuberculosis Report 2017. Geneva.
6. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014.
Jakarta.
7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2017. Bandung.