Anda di halaman 1dari 6

Lembar analisis kasus hipertensi

LEMBAR ANALISIS KASUS

KASUS I :  H
Seorang pasien bernama Tn.Hn  berumur 45 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan
nyeri ulu hati (+), sakit kepala, pusing (-), mual (+) , muntah (-) , sakit dada jika nyeri ulu hati
timbul dialami sejak 3 hari yang lalu, sesak (-), BAB dan BAK  lancar. Pasien memiliki  BB 50
Kg dan TB 156 cm2. Data klinik menunjukkan TD: 200/100mmHg , Nadi : 96x/mnt,
Pernapasan : 24x/ mnt, Suhu : 36,4 OC. Abdomen ( Inspeksi:  keram datar,  palposi :nyeri tekan
perut kiri bawah,  auskubasi: peristaltic). Diagnosis utama pasien adalah gastritis dan diagnosis
sekunder adalah Hipertensi grade II.
Data klinik:
No Data klinik Norm 03/0 04/0 05/0 06/0 07/0 08/0 09/0 10/0 11/0
02/02
al 2 2 2 2 2 2 2 2 2
120/8 200/1 200/ 190/ 160/ 160/ 160/ 220/ 200/ 140/ 140/
1. TD
0 00 120 100 100 80 80 100 100 80 90
60-
2. nadi 100x/ 96 80 72 72 84 80 92 76 76 72
mnt
Suhu 39,9
36-
3. 36,4 36,3 35,6 36,1 35,5 35,7 35 &39 36 35,9
37,5
,7
15-20
RR x/mnt
4. 24 23 24 24 24 24 24 24 21 20
(x/menit)

5. Muntah - - - - - -
6. Nyeriuluhati + + - + +
7. Sakitkepala + -
8 Mual + + - - -
9. Pusing - -
10. Sesak - - + + -
Lan
11. BAB
car
Bai
12. BAK
k
Nyeriperutb
13 + + +
agiankiri
Nyeribagian
14 belakangkep +
ala
Perutagakke
15. + +
ras
16. Nyeriperut +
17. Kembung + +
18. Nyeriakibati +
nfus

Riwayat pengobatan:
Tanggalpemberian
Regime
No Jenisobat 02/0 05/0 06/0 07/0 10/0 11/0
n dosis 03/02 04/02 08/02 09/02
2 2 2 2 2 2
√ √ √ √ √ √ √ √
1. Infus RL 20


Amlodipin √ √ √ √
2. 1x1 - - - (pagi
10 mg
)
1 √ √ √ √ √ √ √
3. Pumpitor
botol/hr
√ √ √
4. Antasida 3x1 - - - -

√ √ √
5. Micardis (malam - - - -
)



(3x30mg √
6. Diltiazem - - (3x1) -
)

Inj.Ketorola √ √ √ √
7.
c 1%
√ √
8. HCT 2x1 - (20
mg)
√(11.0
PCT inf/12 5 wita)
9. 39,9
jam


10 Tramadol (00.35
. inf/12 jam wita)

11 Aspilet 80 √
. mg
12 √
Pct 500 mg
.
13 Cefadroxil √
. 500 mg
Penyelesaian kasus dengan metode SOAP:
1.      Subjektif :
         Pasien  Tn.Hn 45 tahun
         Nyeri ulu hati
         Sakit kepala
         Mual (+)
         Sakit dada jika nyeri ulu hati timbul dialami sejak 3 hari yang lalu
         BAB dan BAK  lancar
Riwayat pengobatan:
Ringer Lactat                                             Amlodipin
Pumpitor                                                     Antasida
Micardis                                                     Diltiazem
Ketorolac 1%                                             HCT
Paracetamol inf/12 jam                               Aspilet 80 mg
Tramadol                                                    Pct 500 mg
Cefadroxil 500 mg
2.      Objektif:
         BB 50 Kg dan TB 156 cm2
         TD: 200/100mmHg
         Nadi : 96x/mnt
         Pernapasan : 24x/ mnt
         Suhu : 36,4 OC.
         Diagnosis utama pasien adalah gastritis dan diagnosis sekunder adalah Hipertensi grade II.
3.      Assesmant :
Penyakit S.O Terapi Analisis DRP
Gastritis, Nyeriuluhati, Ringer Lactat, Tepat          Pemberian obat
Hipertensi Sakitkepala, Mual, Amlodipin,Pumpitor, dosis, Pumpitor dan
stage 2 Sakit dada Antasida,Micardis, Tidak antasida.
jikanyeriuluhati. Diltiazem, Ketorolac tepat obat,
         Pemberian
BB 50 Kg dan TB 156 1%,HCT,Paracetamolinf/1 tepat secara
cm2,TD:200/100mmHg, 2 jam, Aspilet 80 pasien bersamaan
Nadi : 96x/mnt, mg,Tramadol,Pct 500 amlodipin,
Pernapasan : 24x/ mnt, mg,Cefadroxil 500 mg. diltiazem, HCT,
Suhu : 36,4 OC. micardis
menyebabkan
polifarmasi.
Analisis kerasionalan obat:
1.      Infus RL ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh dan memudahkan dalan
pemberian terapi obat-obat parenteral.  Pemberian obat ini pada pasien sudah tepat.
2.      Pumpitor(proton inhibitor)  mengandung obat omeprazol. Omeprazol bekerja dengan
menghambat sekresi asam lambung dengan cara berikatan pada pompa H+ K+ ATPase dan
mengaktifkannya sehingga terjadi pertukaran ion K dan ion H dalam lumen sel. Obat ini sudah
tepat diberikan pada pasien ini.
3.      Antasida bekerja dengan untuk  menetralkan asam lambung dengan cara menigkatkan pH lumen
asam lambung. Obat ini sudah tepat diberikan pada pasien ini.
4.      Amlodipine bekerja dengan cara menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran
ke dalam otot polos vaskular dan otot jantung sehingga mmpengaruhi kontraksi otot polos
vaskular dan otot jantung. Pemberian obat ini sudah tepat diberikan pada pasien.
5.      Diltiazem juga digunakan sebagai obat antihipertensi. Pada kasus di atas penggunaan obat ini
tidak tepat diberikan pada pasien karena digunakan bersamaan dengan obat Amlodipine. Hal ini
akan menyebabkan polifarmasi karena obat Amlodipine dan Diltiazem termasuk 1 golongan
yaitu CCB yang memiliki mekanisme kerja yang sama. Sedangkan terapi algoritma pada
hipertensi stage  2 adalah Diuretik kombinasi dengan CCB Atau IRB.
6.      HCT termasuk golongan diuretik. Obat ini  seharusnya sudah tepat diberikan akan tetapi,
pemberian obat nya bersamaan dengan micardis, amlodipine, diltiazem. Hal ini menyebabkan
polifarmasi sehingga akan sulit untuk mencapai efek terapinya.
7.      PCT  inj diberikan pada pasien karena suhu badannya meningkat diatas normal. Selang 12 jam
suhu panas badan pasien tidak turun – turun dan pasien tetap merasakan menggigil, dokter segera
meresepkan tramadol. Pemberian obat tramadol sudah tepat dan boleh diberikan untuk gejala
nyeri yang hebat pada pasien.
8.      Cefadroxil, pemberian obat ini sudah tepat. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi pada
kulit pasien.

4.      Planning
1.      Tujuan terapi
a.       Meningkatkan kualitas hidup pasien
b.      Mencegah terjadinya kejadian yang kronis dan mengganggu
c.       Mengurangi morbiditas dan kematian
d.      menyembuhkan tukak, mencegah tukak kambuh, menghilangkan nyeri tukak, dan menghindari
terjadinya komplikasi.

2.      Sasaran terapi


a.       Menormalkan TD pasien
b.      menetralkan asam lambung, melindungi pertahanan mukosa, dan membunuh HP (hal ini
dilakukan jika tukak lambung disebabkan oleh infeksi HP).
3.      Terapi
         Terapi non farmakologi
a.       Mengurangi asupan natrium   hingga leibh kecil sama dengan 2,4 g/ hari NaCl
b.      Melakukan aktivitas fisik seperti aerobik
c.       Menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol

         Terapi farmakologi


  Hipertensi

  Gastritis
1.      H2 reseptor antagonis
Mekanisme kerja : mengurangi sekresi asam dengan cara memblok reseptor histamin dalam sel-
sel parietal lambung.
Contoh : simetidin, ranitidin.
2.      Proton pump inhibitor
Mekanisme kerja : mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton
yang mentranspor ion H+ keluar dari sel parietal lambung.
Contoh : omeprazol, lansoprazol, esomeprazol, pantoprazol, dan rabeprazol.
3.      Bismuth chelate
Mekanisme kerja : membasmi organisme karena bersifat racun terhadap HP.
Kombinasi bismuth dengan ranitidin yang dikenal sebagai ranitidin bismuth sitrat jika
dikombinasikan dengan 1 atau 2 antibiotik dapat ampuh membasmi HP.
Efek samping obat ini dapat terakumulasi pada pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal.

4.      Sukralfat
Mekanisme kerja : melindungi mukosa dengan cara membentuk gel yang sangat lengket dan
dapat melekat kuat pada dasar tukak sehingga menutupi tukak.
5.      Antasida
Mekanisme kerja : menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan pH lumen lambung.
Obat ini hanya menetralkan asam lambung tetapi tidak dapat menyembuhkan tukak.
Contoh : Natrium bikarbonat, Mg(OH)2, Al(OH)3.
6.       Misoprostol
Misoprostol merupakan analog prostaglandin yang mendukung penyembuhan tukak dengan
menstimulasi mekanisme proteksi pada mukosa lambung dan menurunkan sekresi asam.
Misoprostol digunakan pada pasien yang mengkonsumsi NSAIDs untuk mencegah timbulnya
tukak.
7.       Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk membasmi HP. Dalam pengobatan tukak lambung, antibiotik yang
digunakan biasanya kombinasi 2 antibiotik. Hal ini bertujuan untuk menghindari resistensi
antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai