Anda di halaman 1dari 141

TUGAS

Faktor 5p Dalam Persalinan Dan Manajemen Nyeri


PERTEMUAN 6

NAMA : VINKE WASRIATI ARDITA


NIM : 2015201033
PRODI : SI KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU

Nova Rambe, M.Keb

BIDANG STUDI Asuhan Kebidanan Pada Persalinan dan BBL

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)


MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikan makalah ini, mengenai “ membuat asuhan
kebidanan persalinan normal dan partograf”yang disajikan secara sistematis dan jelas. Dan juga kami
mengucapkan terima kasih. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan atau
ketidak sempurnaan. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan
pembaca.

Kami menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Harapan


kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kepada pembaca kami mohon maaf
bila dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan atau kesalahan. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini dan
selanjutnya.

Medan, 19 October 2022

Vinke Wasriati Ardita


DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN..........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
Latar Belakang 1
Ruang Lingkup Asuhan................................................................................................................3
Tujuan penyusunan LTA..............................................................................................................3
Tujuan Umum 3
Tujuan Khusus. 4
Sasaran, tempat dan waktu asuhan kebidanan.............................................................................4
Sasaran. 4
Tempat. 4
Waktu. 4
Manfaat. 4
Bagi klien. 5
Bagi Penulis. 5
Bagi insitusi pendidikan 5
Bagi klinik bersalin 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6


Kehamilan. 6
Pengertian Kehamilan. 6
Fisiologi Kehamilan 10
Adaptasi Psiologis 10
Kebutuhan Fisik Ibu Hamil 11
Kehamilan 11
SOAP Pada Kehamilan..............................................................................15
Persalinan. 25
Konsep Persalinan 25
Fisiologi Persalinan 25
Tanda-tanda Persalinan. 28
Tahapan Pesalinan.....................................................................................29
Asuhan Persalinan Normal........................................................................30
Soap Pada Bersalin....................................................................................40
Nifas. 50
Kosep Dasar Nifas 50
Perubahan fisiologi masa nifas.....................................................................................................50
Tahapan Masa Nifas..................................................................................50
fisologi masa nifas.....................................................................................52
Kebutuhan masa nifas...............................................................................53
Soap Pada Nifas.........................................................................................58
Bayi Baru Lahir. 63
Pengertian Bayi Baru Lahir..........................................................................................................63
fisiologi Bayi Baru Lahir. 63
Nutrisi Byai Baru Lahir............................................................................64
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru lahir.....................................................................................64
Soap Pada Bayi Baru Lahir 66
Keluarga Berencana 72
Pengertian Keluarga Berencana.................................................................72
Asuhan Keluarga Berencana......................................................................79
Soap Pada keluarga Berencana....................................................................................................81`

BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU
LAHIR, DAN IBU DENGAN ALAT KONTRASEPSI IMPLAN... .....
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil.............................................................................................91
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin..........................................................................................102
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas...............................................................................................123
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir....................................................................................131
Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana.............................................................................139

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................141
Asuhan Kehamilan 141
Asuhan Persalinan 143
Asuhan Nifas 145
Asuhan Bayi Baru Lahir...............................................................................................................146
Asuhan Keluarga Berencana........................................................................................................147

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................148


Kesimpulan 148
Saran 149

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Indeks masa Tubuh....................................................................................9


Tabel 2.2 Pertambahan Berat Badan Selam Kehamilan............................................10
Tabel 2.3 Pengukuran Tinggi Fundus uteri...............................................................13
Tabel 2.4 Imunisasi TT..............................................................................................13
Tabel 2.5 involusi uterus...........................................................................................51
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

AKB : Angka Kematian Bayi


AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
AKI : Angka Kematian Ibu
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
ANC : Antenatal Care
APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BCG : Bacillus Calmette Guerin
DJJ : Denyut Jantung Janin
EMAS : Expanding Maternal and Neonatal Survival
HB : Haemoglobin
HIV : Human Immunodeviciency virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IM : Intra Muscular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMT : Indeks Massa Tubuh
IU : Internasional Unit
IUD : Intra Uterine Device
KB : Keluarga Berencana
KBA : Keluarga Berencana Ilmiah
KEK : Kurang Energi Kronis
KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
LAM : Lactational Amenorhea Method
LILA : Lingkar Lengan Atas
LTA : Laporan Tugas Akhir
MAL : Metode Amenorea Laktasi
MOP : Metode Operasi Pria
MOU : Memorandum of Understanding
MOW : Metode Operasi Wanita
MTBM : Manajemen Terpadu Balita Muda
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
P4K : Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi
PMS : Penyakit Menular Seksual
PTT : Penegangan Tali Pusat Terkendali
PAP : Pintu Atas Panggul
PUP : Pendewasaan Usia Perkawinan
PUS : Pasangan Usia Subur
RR : Respiration Rate
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SOAP : Subjektif, Objektif, Analisa, dan Perencanaan
SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus
TB : Tinggi Badan
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toksoid
TTV : Tanda Tanda Vital
TTP : Tafsiran Tanggal Persalinan
UK : Usia Kehamilan
USG : Ultrasonografi
WHO : World Health Organization
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap
keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan
kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes, 2016).
Menurut Word Health Organisation (WHO), Angka Kematian ibu (AKI) adalah jumlah
kematian ibu di perhitungkan terhadap 100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan angka
kematian bayi (AKB) adalah angka kematian bayi sampai umur 1 tahun terhadap 1000 KH
(Kemenkes, 2016).AKI di dunia tahun 2016 yaitu 216/100.000 kelahiran hidup (KH), Angka
kematian bayi (AKB) sebesar 20/1000 KH (WHO 2015). Berdasarkan data SUPAS 2015 AKI
maupun AKB menunjukan penurunan yaitu AKI 305/100.000 KH; AKB 22,23/1000 KH
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). AKI di Sumatera Utara pada tahun 2016 tercatat
sebanyak 239/100.000 KH; AKB sebanyak 4/1000 KH(Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2016).
Penyebab kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian
ibu langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan kematian
ibu tidak langsung disebabkan oleh penyakit yang sudah ada atau penyeakit yang timbul
sewaktu kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kadiovaskuler.
Penyebab kematian bayi yaitu asfiksia, infeksi/sepsis, trauma lahir, berat bayi lahir rendah
(BBLR), dan sebab-sebab lain (Prawirohardjo, 2016).
Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu
meluncurkan program Expending Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang bertujuan
untuk menurunkan AKI dan AKB
yaitu dengan cara : 1) meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir
minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300Puskesmas/Balkesmas PONED) dan 2)
memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit
(Kemenkes, 2016).
Selain program EMAS, terdapat suatu gerakan Safe Motherhood dengan 4 pilarnya : 1)
keluarga berencana 2) pelayanan antenatal 3) persalinan aman 4) pelayanan obstetrik neonatal
esensial/emergensi(Prawirohardjo, 2016).
Cakupan pelayanan Kunjungan Antenatal pertama (K1) di Indonesia tahun 2015 yaitu
target K1 sebesar 97%, pencapaiannya 95,75% dan cakupan pelayanan Antenatal empat kali
kunjungan (K4) dengan target K4 sebesar 74 %, pencapaiannya 85,35%.Cakupan Pertolongan
Persalinan di Indonesia tahun 2015 yaitu target 90%, pencapaian 88,55% Nakes.Capaian (KN1)
Indonesia pada tahun 2014 yaitu target 90% pencapainnya 97,07% dan Kunjungan Neonatal
Lengkap (KN lengkap) yaitu target 88%, pencapaiannya 93,33%.
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) merupakan indikator yang
menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada
periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi antara lain kunjungan menggunakan
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru
lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi bila belum
diberikan.Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia tahun 2016 yaitu target 90%,
pencapaiannya 84,41% (Kemenkes, 2016).
Persentase peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur di Indonesia pada tahun 2016
sebesar 74,8%.Sebagian besar Peserta KB Baru maupun Peserta KB Aktif memilih suntikan dan
pil sebagai alat kontrasepsi. Namun demikian perlu diperhatikan tingkat efektifitas suntikan dan
pil dalam pengendalian kehamilan dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya
(Kemenkes, 2016).
Untuk mendukung segala bentuk program pemerintah, penulis melakukan asuhan secara
berkesinambungan (continuity of care) agar seorang wanita mendapatkan pelayanan yang
berkelanjutan mulai dari pemantauan ibu selama
proses kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB) yang
dilakukan oleh penulis secara profesional. Melalui penyusunan Proposal Tugas Akhir, penulis
akan melaksanakan ilmu yang diperoleh selama menjalankan pendidikan. Hal ini akan turut
meningkatkan kepercayaan diri penulis untuk memenangkan persaingan dalam dunia karir
melalui kompetensi kebidanan yang lebih mahir dan profesional di seluruh Indonesia, sesuai
dengan Visi Jurusan Kebidanan Medan yaitu ―Menjadikan Prodi DIII Kebidanan Medan
yang profesional dan berdaya saing ditingkat nasional pada tahun 2020‖.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akhirnya memilih salah satu ibu hamil
trimester III yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Dina jlan Bromo Ujung sebagai subyek
penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir dengan judul ―Asuhan Kebidanan Pada Ny S Masa
Hamil Sampai Dengan Pelayanan Keluarga Berencana Di Klinik Dina Jlan Bromo Ujung Medan
Tahun 2018‖.
Ruang Lingkup Asuhan
Dari uraian latar belakang diatas, maka ruang lingkup asuhan diberikan pada Ibu Hamil
Trimester III yang fisiologis, bersalin, masa nifas, neonatus, dan KB berdasarkan
continuity of care.
Tujuan Penyusunan LTA
Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus, dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan pada masa kehamilan trimester III
2. Melakukan asuhan kebidanan pada masa persalinan
3. Melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas
4. Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir (BBL) sampai neonatal.
5. Melakukan asuhan kebidanan Keluarga Berencana (KB).
6. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan yang telah dilakukan dengan metode
SOAP.
Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan
1. Sasaran
Sasaran subyek asuhan kebidanan ditujukan kepada Ny. S, Usia 20 tahun Gll, PI, A0
alamat Jl Simalinkar A dengan memperhatikan continuity of care mulai dari hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB.
2. Tempat
Tempat untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu di Klinik Dina Jln Bromo Ujung
3. Waktu
Waktu yang digunakan mulai dari bulan Februari 2018 sampai bulan Juli 2018.
Manfaat Penulisan LTA
Bagi Klien
Dapat menambah wawasan klien umumnya dalam perawatan kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana. Serta dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan
resiko terhadap kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

Bagi Institusi
Pendidikan untuk menambah sumber informasi dan referensi serta bahan bacaan
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Program D-III Kebidanan Medan.
Bagi Klinik
Sebagai bahan dan informasi bagi rumah bersalin agar memberikan penyuluhan dan asuhan
yang tepat dan sesuai standar asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, neonatus, nifas,
dan KB.
Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman penulis dalam
menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
sampai dengan keluarga berencana secara continuity of care sehingga saat bekerja di
lapangan dapat melakukan secara sistematis, guna meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan
2.1.1.1 Konsep Dasar Kehamilan
Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefenisikan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Rukiah,
2016).
Kehamilan merupakan pertemuan antara spermatozoa dan ovum yang kemudian dilanjutkan
dengan pembuahan (fertilisasi) diampula tuba dan akan membentuk zigot, lalu terjadi nidasi,
implementasi, plasentasi. Setelah beberapa jam pembuahan mulailah terjadi pembelahan zigot,
dan dalam 3 hari terbentuk kelompok sel yang sama besarnya, pada hari keempat hasil konsepsi
disebut blastocyst, suatu bentuk bagian luarnya adalah trofoblas(menjadi plasenta) dan bagian
dalamnya disebut massa inner cell (berkembang menjadi janin). Setelah nidasi berhasil,
selanjutnya akan tumbuh dan berkembang di endometrium. Lalu dimulailah plasentasi yaitu
proses pembenyukan struktur dan jenis plasenta (Prawirohardjo, 2016).
Fisiologi Kehamilan
Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada ibu hamil trimester III yaitu :
1. Uterus
Uterus akan membesar dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Panjang uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya, sehingga
akan berbentuk oval. Pada akhir trimester ismus akan berkembang menjadi segmen bawah
uterus. Pada trimester pertama uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan
umumnya tidak disertai nyeri. Pada trimester kedua kontraksi adanya kontraksi yang muncul
tiba-tiba dan intensitasnya bervariasi disebut braxton hicks. Kemudian kontraksi ini
dirasakan kembali pada satu atau dua minggu sebelum persalinan (Prawirohardjo, 2016).
2. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini akibat
penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks (Prawirohardjo, 2016).
3. Ovarium
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal(Prawirohardjo, 2016).
4. Vulva dan Perineum
Peningkatan vaskularisasi pada kulit dan otot perineum dan vulva menyebabkan vagina
terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick. Peningkatan pH vagina
juga terjadi antara 3,5 – 6 yang merupakan hasil produksi asam laktat glikogen dari
lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2016).
5. Payudara
Pada ibu hamil trimester ketiga keluar suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum. Peningkatan hormon prolaktin akan merangsang peningkatan air susu. Jika
payudara semakin membesar,striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul
(Prawirohardjo, 2016)
6. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi merah, kusam yang dikenal
dengan nama stiae gravidarum. Pada pertengahan perut wanita terdapat garis yang akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Bintik-bintik hitam di sekitar
wajah dan leher disebut cloasma gravidarum. Semua hal tersebut akibat peningkatan
aktifitas melanocyte stimulating hormon (Prawirohardjo, 2016)
7. Sistem Kardiovaskular
Curah jantung selama kehamilan menjadi meningkat. Sejak pertengahan kehamilan
pembesaran uterus akan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi
terlentang. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun
jika dibandingkan posisi miring (Prawirohardjo, 2016).
8. Sistem Pernafasan
Sistem respirasi terjadi perubahan karena pembesaran uterus terutama pada bulan-bulan
terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang meningkat ± 20% untuk metabolisme janin.
Dorongan rahim yang membesar menyebabkan terjadi desakan di diafragma. Terjadi
desakan rahim dan kebutuhan O2 meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih cepat 20 – 25%
dari biasanya (Nurrezki, 2014).
9. Sistem Pencernaan
Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat perasaan enek (nausea). Gejala
mintah (emesis) dijumpai pada bulan pertama kehamilan yang terjadi pada pagi hari
(morning sickness). Emesis yang berlebihan (hiperemesis gravidarum) merupakan situasi
patologis. Sering dijumpai morning sickness, hiperemesis gravidarum, dan salivasi.Salivasi
adalah pengeluaran air liur berlebihan dari biasanya (Nurrezki, 2014).
10. Sistem Perkemihan
Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormon progesteron. Pada kehamilan
trimester I kandung kemih tertekan uterus yang mulai membesar, akibatnya ibu sering buang
air kecil. Trimester II dimana uterus telah keluar dari rongga pelvis dan gejala buang air
kecil tidak dijumpai lagi. Trimester III, apabila janin mulai turun ke PAP, keluhan ibu sering
buang air kecil timbul lagi karena kandung kemih tertekan (Nurrezki, 2014).
11. Sistem Muskuloskeletal
Pada wanita hamil lordosis menjadi bentuk yang umum. Hal tersebut dikarenakan dari
pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke
arah dua tungkai.
12. Penambahan Berat Badan Dan Indeks Masa Tubuh
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Diperkirakan berat badan selama kehamilan akan bertambah 12,5
kg. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah
berat badan per minggu sebesar 0,4 kg.
Perhitungan berat badan menurut Jannah, (2014) berdasarkan indeks massa tubuh :
IMT = BB/(TB)2
Dimana : IMT = Indeks massa tubuh
BB = Berat badan (kg)
TB = Tinggi badan (m)
Tabel 2.1
Indeks Massa Tubuh
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5
(Sumber : Prawirohardjo, 2016)

Tabel 2.2
Pertambahan Berat Badan selama Kehamilan

Jaringan dan Cairan Berat Badan (kg)


Janin 3-4
Plasenta 0,6
Cairan amnion 0,8
Peningkatan berat uterus 0,9
Peningkatan berat payudara 0,4
Peningkatan volume darah 1,5
Cairan ekstra seluler 1,4
Lemak 3,5
Total 12,5 kg
Sumber: (Walyani, 2015. ) halaman 56

Perubahan Adaptasi Psikologi


Perubahan adaptasi psikologi pada kehamilan Trimester III sebagai berikut (Rukiah, 2016)
1. Perasaan was-was akan gejala persalinan muncul.
2. Kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang
akhir kehamilan.
3. Merasa canggung, jelek dan berantakan sehingga membutuhkan dukungan yang
sangat besar dari suami.
4. Calon ibu sudah menyesuaikan diri akan psikologi-emosional akan tanggung jawab
mengurus anaknya.
5. Cemas terhadap bagaimana hubungan dengan suami dan gangguan tidur.
6. Merasa canggung, jelek dan berantakan sehingga membutuhkan dukungan yang
sangat besar dari suami.
7. Calon ibu sudah menyesuaikan diri akan psikologi-emosional akan tanggung jawab
mengurus anaknya.
8. Cemas terhadap bagaimana hubungan dengan suami dan gangguan tidur.

Kebutuhan Fisik Ibu Trimester III


Menurut Rukiah, (2016), kebutuhan fisik ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen berkaitan dengan perubahan sistem pernapasan pada masa
kehamilan.Kebutuhan oksigen meningkat sebagai respon tubuh terhadap akselerasi laju
metabolism, untuk menambah masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan masa
uterus dan lainnya. Ibu hamil bernafas lebih dalam karena peningkatan volume tidal
paru dan jumlah pertukaran gas pada setiap kali bernapasNutrisi
b. Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori/hari, ibu hamilseharusnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minuman cukup
cairan (seimbang).
c. Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil.Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari
karena ibu hamil lebih banyak berkeringat. Selama kehamilan PH vagina menjadi asam
oleh karena mudah terkena infeksi. . Kebersihan gigi perlu diperhatikan dengan baik,
karena bila terjadi kerusakan dari gigi berlubang akan mengakibatkan komplikasi
seperti nefritis. Maka dari itu wanita hamil harus memeriksakan gginya secara teratur
sewaktu hamil (Rukiah, 2016).
d. Istirahat dan tidur
Ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luang untuk istirahat dan tidur. Tidur
dalam posisi miring ke kiri, letakkan bantal untuk menyangga. Ibu hamil sebaiknya
menggunakan waktu istirahat yang banyak untuk memperbaiki sirkulasi darah (Rukiah,
2016).
e. Imunisasi
Pemberian imunisasi TT pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja. Imunisasi
pertama diberikan usia kehamilan 16 minggu untuk kedua diberikan 4 minggu
kemudian. (Yeyeh, 2013).
f. Mobilisasi
Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastis
pada kurva tulang belakang menjadi lordosis progresif. Mobilitas sakroiliaka, sakro
koksigeal, sendi pubis bertambah besar dan menyebabkan rasa tidak nyaman dibagian
bawah punggung khususnya pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa pegal, lemah
(Nurrezki, 2014)
Kehamilan
1. Sasaran pelayanan
Sasaran ibu hamil. Untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standart
minimal 4 kali selama kehamilan. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut (Kemenkes,
2013) :
1. 1 kali pada trimester pertama, yaitu sebelum usia kehamilan 16 minggu
2. 1 kali pada trimester kedua, yaitu selama umur kehamilan 24-28 minggu
3. 2 kali pada trimester ketiga, yaitu selama kehamilan 30-32 minggu dan setelah umur
kehamilan 36-38 minggu.
2. Asuhan Kehamilan (antenatal care)
a. Pelayanan asuhan standar antenatal (Kemenkes, 2015),tenaga kesehatan harus
memberikanpelayanan yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari :
1) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Penimbangan berat badan dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan
janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tingg badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145
cm meningkatkan risiko terjadinya Cephalo Pelvic Disproportion (CPD).
2) Tekanan Darah
Ukur tekanan darah dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah
≥140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah dan
atau tungkai bawah dan proteinuria). Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung.
Tekanan darah normal berkisar sistole/diastole: 110/80 - 120/80 mmHg.Nilai status gizi
(ukur lingkar lengan atas (LILA)
3) Nilai status gizi (Ukur lingkar lengan Atas/LILA)
Nilai status gizi dilakukan pada trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kekurangan
Energi Kronik (KEK). Kurang Energi Kronik disini maksudnya ibu hamil yang
mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung selama beberapa bulan dimana ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir
rendah.
4) Ukur tinggi fundus uteri
Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. Tujuan
dilakukan pengukuran untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan
Tabel 2.3 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Usia Tinggi Fundus


Kehamilan Dalam cm Menggunakan penunjuk badan
12 minggu - Teraba diatas simpisis pubis
Di tengah anatar simpisis pubis
16 minggu -
dan umbilikus
20 minggu 20 cm (±2 cm) Pada umbilikus
22- usia kehamilan dalam
-
27minggu minggu = cm (±2 cm)
Ditengah, antara umbilikus dan
28 minggu 28 cm (±2 cm)
prosesus xiphoideus
29-35 Usia kehamilan dalam
-
minggu minggu
Saifuddin, 2013 : 33) 36 cm (±2 cm)
36 minggu Pada prosesus xipoideus
1) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menetukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. Tujuan dilakukan untuk mengetahui letak janin. DJJ normal 120-
160 kali/menit.
2) Skrining Status Imunisasi Tetanus
Berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT
Tabel 2.4
Pemberian Imunisasi TT pada Ibu Hamil

Imunisasi Interval Masa Perlindungan % Perlindungan


TT 1 Pada kunjungan ANC pertama – -
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur hidup 99
(Saifuddin, 2002 : 91)
5)Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah
(tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak
kontak pertama.
6)Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium di lakukan pada saat antenatal tersebut meliputi golongan darah,
pemeriksaan HB, Pemeriksaan protein dalam urine, pemeriksaan kadar gula dalam darah,
pemeriksaan darah malaria, test sifilis, HIV, pemeriksaan BTA.
7) Tatalaksana /penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil
harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan. Kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan
8) Temu wicara (konseling)
Pendokumentasian SOAP Pada Kehamilan
Menurut Sulistyawati, 2017 dalam pendokumentasi asuhan SOAP pada kehamilan, yaitu :
Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif ibu pasien ibu hamil atau data yang diperoleh dari anamnesis,
anatara lain: biodata, riwayat pasien, riwayat kebidanan, gangguan kesehatan alat reproduksi,
riwayat kehamilan sekarang, riwayat kesehatan,status perkawinan, pola makan,pola minum, pola
istirahat, aktivitas sehari-hari, personal hygiene,aktivitas seksual, keadaan lingkungan, respon
keluarga terhadap kehamilan ini, respon ibu tentang perawatan kehamilannya, perencanaan KB.
i. Pengkajian
a. Data Subejektif
Data subjektif adalah data yang di ambil dari hasil anamnesa/pertanyaan yang
diajukan kepada klien sendiri (auto anamnesa) atau keluarga (allo anamnesa). Dalam
anamnesa perlu dikaji:
1) Identitas klien meliputi:
Data pribadi yang diperlukan berupa nama, usia, suku, agama, pekerjaan,
pendidikan, alamat dan nomor telepon beserta data suaminya.
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa di alami ibu hamil trimester III seperti nyeri pinggang,
varices, kram otot, hemoroid, sering BAK, obstipasi, sesak napas, dan lain
sebagainya
3) Riwayat perkawinan
Dikaji status perkawinan jika menikah apakah ini pernikahan yang pertama atau
tidak serta mendapat gambaran suasana rumah tangga pasangan
4) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji seperti menarche (usia pertama kali menstruasi),
siklus menstruasi (jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya), volume (berapa banyak ganti pembalut dalam sehari), dan keluhan
(misalnya dismenorhoe/nyeri saat haid).
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat kehamilan dikaji untuk mengetahui kehamilan ke berapa, persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan atau tidak, bagaimana keadaan bayi, selama nifas
ada atau tidak kelainan dan gangguan selama masa laktasi. Riwayat kehamilan
juga dikaji seperti haid petama haid terakhir (HPHT), taksiran tanggal persalinan
(TTP).
6) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk mengetahui masalah atau tanda-tanda
bahaya dan keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan trimester III. Kunjungan
antenatal minimal 4 kali sampai trimester III, kapanpergerakan janin yang pertama
sekali dirasakan oleh ibu. Dalam 24 jam berapa banyak pergerakan janin yang
dirasakan. Adapun dalam riwayat kehamilan sekarang mengenai keluhan yang
dirasakan seperti: rasa lelah, mual muntah, sakit kepala yang berat, penglihatan
kabur, rasa gatal pada vulva, dan lainnya.
7) Riwayat sehari-hari
i. Pola makan dan minum
Kehamilan trimester III, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Nutrisi yang dikonsumsi harus nutrisi yang seimbang. Minuman air putih 8
gelas/hari. Frekuesi, jenis dan keluhan dalam pola makan dan minum juga
perlu dikaji.

ii. Pola eliminasi


Sering BAK dialami pada kehamilan trimester III. Pengaruh hormon
progesteron dapat menghambat peristaltik usus yang menyebabkan obstipasi
(sulit buang air besar). Frekuensi, warna, konsistensi dan keluhan eliminasi
juga perlu dikaji.

iii. Pola aktivitas


Ibu hamil trimester III boleh melakukan aktivitas seperti biasanya, jangan
terlalu berat, istirahat yang cukup dan makan yang teratur agar tidak
menimbulkan keletihan yang akan berdampak pada kehamilan.

iv. Pola tidur dan istirahat


Pada kehamilan trimester III tidur dan istirahat sangat perlu. Di siang
hari dianjurkan istirahat/tidur 1-2 jam dan pada malam hari 7-8 jam.
v. Pola seksualitas
Pola seksualitas pada kehamilan trimester III mengalami penurunan
minat akibat dari perubahan/ketidaknyamanan fisiologis yang dialami
ibu. Perlu dikaji frekuensi dan keluhan yang dialami selama berhubunhan
seksual.

8) Personal hygiene
Perubahan hormonal mengakibatkan bertambahnya keringat. Dianjurkan mandi
minimal 2 kali sehari, membersihkan alat genetalia ketika mandi atau ketika
merasa tidak nyaman. Jenis pakaian yang dianjurkan berbahan katun agar mudah
menyerap keringat.
9) Obat-obatan yang dikonsumsi
Pada kehamilan trimester III, mengkonsumsi suplemen dan vitamin. Misalnya
tablet Fe untuk penambahan darah dan kalsium untuk penguatan tulang janin.
10) Riwayat psikososial spiritual
Perlu dikaji bagaimana pengetahuan ibu tentang kehamilan sekarang, bagaimana
respon, dukungan keluarga dan suami terhadap kehamilan, pengambilan
keputusan dalam keluarga serta ketaatan ibu dalam beragama.

Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang mendukung
assessment. Data objektif pasien ibu hamil yaitu: keadaan umum ibu, kesadaran ibu, tanda-tanda
vital, pemeriksaan fisik pada ibu, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan
pemreiksaan laboratorium.
b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kunjungan awal, bukan hanya untuk
mendeteksi adanya ketidak normalam atau faktor resiko yang mungkin ditemukan
tetapi juga sebagai data dasar untuk pemeriksaan pada kunjungan selanjutnya:
1) Pemeriksaan umum
i. General Examination
Memperlihatkan tingkat energi ibu, dengan keadaan umum, kedaran ibu
(composmentis), dan keadaan emosional ibu.
ii. Tanda-tanda vital
Seperti mengukur tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu badan. Berat
badan, tinggi badan dan LILA serta Indeks Massa Tubuh (IMT).
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kebersihan pada kepala, apakah ada
edema dan cloasma gravidarum pada wajah, adakah ada pucat pada kelopak mata,
adakah ikhterus pada sklera, adakah pengeluaran dari hidung, adakah pembesaran
kelenjar tiroid, adakah pembesaran pembuluh limfe, apakah simetris/tidak, adakah
benjolan, dan puting susu menonjol/tidak, serta apakah sudah ada/tidak kolostrum
pada payudara.
3) Pemeriksaan kebidanan
Abdomen di inspeksi apakah simetris atau tidak, adakah bekas operasi, adakah
linea nigra, striae abdomen dan di palpasi dari pemeriksaan Leopold I – leopold
IV. Dimana Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dengan pengukuran 3
jari, mengukur dengan pita cm untuk menentukan usia kehamilan serta letak yang
normal pada fundus teraba bokong pada kehamilan trimester III. Leopold II untuk
mengetahui bagian apa yang yang berada di sisi kiri dan kanan perut ibu. Pada
letak yang normal, teraba bagian punggung janin di satu sisi perut ibu dan sisi
perut yang lain bagian ekstermitas janin. Leopold III untuk mengetahui bagian apa
yang terletak di bagian bawah perut ibu. Pada keadaan normal teraba kepala di
bawah perut ibu. Leopold IV untuk mengetahui bagian janin sudah masuk pintu
atas panggul (PAP) atau belum.
4) Denyut jantung janin (DJJ) biasanya dengan kuadran bawah bagian punggung, 3
jari dibawah pusat ibu. Denyut jantung janin yang normal 130-160 kali/menit.
5) Taksiran berat badan janin (TBJ) untuk menentukan berat badan janin saat usia
kehamilan trimester III. Dengan rumus Johnson-Taussac: (TFU menurut Mc.
Donald-n) x155 = ... gram (Sari, dkk, 2015).
n = 13 jika kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP)
n = 12 jika kepala berada di atas PAP
n = 11 jika kepala sudah masuk PAP
6) Pemeriksaan panggul, ukuran panggul luar meliputi:
Distansia spinarum: jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan kanan (23-
26 cm). Distansia cristarum: jarak antara crista iliaka kiri dan kanan (26-29
cm).Conjungata eksterna: jarak anta tepi atas simpisis pubis dan ujung prosessus
spina. Lingkar panggul luar: jarak anta tepi atas simpisis pubis, spinarum,
cristarum dan lumbanlima (80-90 cm).
7) Hemoglobin (HB)
Pemeriksaan darah pada kehamilan trimester III dilakukan untuk mendeteksi
anemia atau tidak. Klasifikasi anemia menurut Rukiah (2013) sebagai berikut:
Hb 11 gr% : tidak anemia
Hb 9-10 gr% : anemia ringan
Hb 7-8 gr% : anemia sedang
Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
8) Pemeriksaan urine
Pemeriksaan protein urine dilakukan pada kehamilan trimester III untuk
mengetahui komplikasi adanya preeklamsi dan pada ibu. Standar kekeruhan
protein urine menurut Rukiah (2013) adalah:
Negatif : Urine jernih
Positif 1 (+) : Ada kekeruhan
Positif 2 (++) : Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
Positif 3 (+++) : Urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
Positif 4 (++++) : Urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggupal.
9) Pemeriksaan USG
Untuk mengetahui diameter kepala, gerakan janin, denyut jantung janin (DJJ),
ketuban, tafsiran berat badan janin (TBJ), tafsiran persalinan.

Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Data assessment pada ibu
hamil yaitu pada diagnosis kebidanan terdapat jumlah paritas ibu,usia kehamilan dalam minggu,
kedaaan janin .Dan masalah potensial yang dialami setiap ibu hamil berbeda-beda tentu
kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi masalah pada ibu hamil juga berbeda. Contoh
assessment pendokumentasian diagnosis kebidanan pada ibu hamil yaitu Seorang ibu hamil G1
P0 A0 usia kehamilan 12 minggu dengan anemia ringan. Masalah pada ibu hamil yaitu khawatir
dengan perkembangan bayinya karena tidak nafsu makan akibat mual dan muntah. Dan
kebutuhan yang diperlukan ibu yaitu kebutuhan untuk KIE dan bimbingan tentang Makan sedikit
tapi sering. Hasil analisa untuk menetapkan diagnosa kebidanan seperti :
a. G (gravida) merupakan menentukan kehamilan keberapa
b. P (partus) merupakan jumlah anak baik aterm, preterm, imtur, dan hidup
c. A (abortus) merupakan riwayat keguguran
d. Usia kehamilan
e. Anak hidup/meninggal
f. Anak tunggal/kembar
g. Letak anak apakah bujur/lintang, habitus fleski/defleksi, posisi puka/puki,
presentasi bokong/kepala.
h. Anak intrauterine/ekstrauterine
i. Keadaan umum ibu dan janin serta masalah keluhan utama
Pada kehamilan trimester III maka diagnosa kebidanan G P A, usia
Kehamilan (28 – 40 ) minggu, tunggal/ganda, intra uterine, hidup,
letak
bujur/lintang, posisi puka/puki, presentasi kepala, keadaan ibu dan
janin baik
Kemungkinan masalah yang sering terjadi pada kehamilan trimester III antara
lain (Hani, Kusbandiyah, Yulifa 2010)
a. Nyeri pinggang karena spasme otot-otot pinggang akibat lordosis yang
berlebihan dan pembesaran uterus
b. Nyeri pada kaki karena adanya varises
c. Sering buang air kecil (BAK) berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria oleh bagian terbawah janin
d. Obstipasi berhubungan dengan penekanan bagian terendah janin.
e. Mudah kram berhubungan dengan kelelahan dan pembesaran uterus
f. Sesak nafas berhubungan dengan pembesaran uterus mendesak diafragma
g. Oedema berhubungan dengan penekanan uterus yang membesar pada vena
femoralis
h. Kurangnya pengetahuan ibu tentang persiapan persalinan berhubungan dengan
kurang pengalaman dan kurang informasi
Kebutuhan ibu hamil trimester III antara lain (Walyani 2015).
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen yang paling utama pada manusia termasuk ibu hamil.
Berbagai gangguan pernafasan biasa terjadi pada saat hamil sehingga akan
mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu, untuk mencegah hal tersebut
dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu latihan nafas melalui
senam hamil, tidur dengan bantal yang lebih tinggi, makan tidak terlalu banyak,
kurangi atau hentikan merokok, konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan
pernapasan seperti asma dan lain-lain.
b. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan-makanan yang mengandung nilai gizi
bermutu tinggi, walaupun bukan berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil
harus ditingkatkan, ibu hamil seharusnya mengonsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi, dan cukup cairan (menu seimbang).
c. Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000-80.000 kilo kalori
(kkal) dengan penambahan berat badan sekitar 12,5kg. Rata-rata ibu hamil
memerlukan tambahan 300 kkal/hari dari keadaan normal (tidak hamil). Penambahan
kalori diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir untuk pertumbuhan jaringan
janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban).
Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan
menyusui.

d. Protein (Hutahaean, 2013)


Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, uterus, jaringan
payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu serta persiapan laktasi. Tambahan
protein yang diperlukan selama kehamilan sebanyak 12 gr/hari. Sumber protein
hewani terdapat pada daging, ikan, unggas, telur, kerang, dan sumber protein nabati
banyak terdapat pada kacang-kacangan.
Hampir 70% protein digunakan untuk pertumbuhan janin dan persiapan
persalinan. Sebanyak 300-500 ml darah diperkirakan akan hilang pada persalinan
sehingga cairan darah diperlukan pada periode tersebut dan hal ini tidak terlepas dari
peran protein. (Hariyani, 2012)
e. Lemak
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan
membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Selain itu juga digunakan untuk
pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam
aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Kebutuhannya hanya 20-25%
dari total kebutuhan energi tubuh. Tubuh ibu hamil juga menyimpan lemak yang
akan mendukung persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir. Sumber lemak
antara lain telur ayam, telur bebek, daging ayam, daging sapi, sosis, bebek, dan
mentega.
f. Kalsium (Kusmiyati, 2013)
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil
adalah sebesar 500 mg per hari. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil
olahannya, udang dan sarden.
g. Zat besi
Pemberian suplemen tablet tambah darah secara rutin adalah untuk
membangun cadangan zat besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot.
Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama hamil. Dasar pemberiannya
adalah perubahan volume darah atau hydraemia (peningkatan sel darah merah 20-
30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%).Kebutuhan zat besi pada ibu hamil
meningkat hingga 200-300%. Sekitar 1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak 300
mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang saat melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan
plasenta dan 450 mg untuk pembentukan sel darah merah.
Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10 mg zat
besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25
mg zat besi per hari. Selama hamil ibu akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg
sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
Zat besi tidak akan terpenuhi kebutuhannya hanya dari diet saja, karena itu
pemberian suplemen sangat diperlukan dan dilakukan selama trimester II dan III dan
dianjurkan untuk mengonsumsi 30-60 mg tiap hari selama 90 hari dengan dosis yang
dianjurkan 1x1 tablet per hari. Tetapi apabila terjadi anemia berat dosis bisa
dinaikkan menjadi 2x1 tablet per hari. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum
bersama teh atau kopi karena mengandung tanin atau pitat yang menghambat
penyerapan zat besi. (Hariyani, 2012)
h. Vitamin A
Kebutuhan vitamin A di masa kehamilan meningkat kurang lebih 300 RE dari
kebutuhan tidak hamil. Contoh makanan sumber vitaminA yaitu hati sapi, daging
sapi, daging ayam, telur ayam, jagung kuning, wortel, bayam, daun singkong,
mangga, pepaya, semangka, dan tomat matang.
i. Vitamin B12
Vitamin B12 penting untuk keberfungsian sel sumsum tulang, sistem
pernafasan, dan saluran cerna. Kebutuhan vitamin B12 sebesar 3μg per hari. Bahan
makanan sumber vitamin B12 adalah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu
dan keju.

j. Vitamin D
Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit
menular seksual (PMS) dan di negara dengan musim dingin yang panjang. Sumber
vitamin D yang utama adalah sinar matahari.
k. Asam Folat
Kebutuhan asam folat selama hamil menjadi dua kali lipat. Dosis pemberian
asam folat untuk preventif adalah 500 μg atau 0,5-0,8 mg, sedangkan untuk
kelompok dengan faktor risiko adalah 4 mg/hari. Jenis makanan yang mengandung
asam folat yakni ragi, brokoli, sayuran hijau, asparagus dan kacang-kacangan.
i. Personal Hygiene (Walyani, 2015)
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh seorang ibu
hamil. Personal hygiene yang buruk dapat berdampak terhadap kesehatan ibu dan
janin. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dang anti pakaian minimal dua kali
sehari, menjaga kebersihan alat genetal dan pakaian dalam, menjaga kebersihan
payudara.
Pakaian yang baik bagi wanita hamil adalah longgar, nyaman ,dan mudah
dikenakan. Gunakan bra dengan ukuran sesuai payudara dan mampu menyangga
seluruh payudara, untuk kasus kehamilan menggantung, perlu disangga dengan
stagen atau kain bebat dibawah perut, tidak memakai sepatu tumit tinggi. Sepatu
berhak rendah baik untuk punggung dan postur tubuh juga dapat mengurangi tekanan
kaki.
j. Mobilitas dan Body Kekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa selama tidak
melelahkan. Ibu dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak dan
mengajar. Semua pekerjaaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita hamil
tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat (Hutahaean, 2013)
k. Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama trimester I dan III kehamilan.
Sementara frekuensi buang air menurun akibat adanya konstipasi. Kebutuhan ibu
hamil akan rasa nyaman terhadap masalah eliminasi juga perlu perhatian. Ibu hami
akan sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga mengganggu tidur,
sebaiknya kurangi cairan sebelum tidur. Gunakan pembalut untuk mencegah pakaian
dalam yang basah dan lembab sehingga memudahkan masuk kuman,dan setiap habis
buang air besar dan buang air kecil cebok dengan baik. (Kusmiyati, 2013)
l. Seksualitas
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan
seks selama 14 hari menjelah kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat
perdarahan pervaginam, terdapat riwayat aborus berulang, abortus imminens,
ketuban pecah dan serviks telah membuka (Kusmiyati, 2013).
m. Senam Hamil
Senam hamil dimulai pada umur kehamilan 22 minggu. Senam hamil
bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi
secara optimal dalam persalinan normal, serta mengimbangi perubahan titik berat
tubuh. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelaianan atau tidak terdapat
penyakit yang menyertai kehamilan yaitu penyakit jantung, ginjal dan penyulit dalam
kehamilan ( hamil dengan perdarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang disertai
anemia) (Kusmiyati, 2013).
n. Kunjungan Ulang
Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahu jadwal
kunjungan berikutnya. Pada umumnya kunjungan ulang dijadwalkan tiap 4 minggu
sampai umur kehamilan 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sampai umur
kehamilan 36 minggu dan seterusnya tiap minggu sampai bersalin (Kusmiyati,2013).
Pada kehamilan trimester III maka diagnosa kebidanan G P A, usia
Kehamilan (28 – 40 ) minggu, tunggal/ganda, intra uterine, hidup, letak
bujur/lintang, posisi puka/puki, presentasi kepala, keadaan ibu dan
janin baik
Planning (P)
Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment.Data planning pada ibu hamil yaitu dalam pelaksanan asuhan ini
sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri, atau oleh petugas kesehatan lainnya.
Kemudian dievaluasi keefektifan asuhan

a. Memberikan informasi terhadap perubahan fisiologis yang biasa terjadi pada


kehamilan trimester III untuk memberikan pemahaman kepada klien dan
menurunkan kecemasan serta membantu penyesuaian aktivitas perawatan diri.
Masalah yang mungkin muncul pada kehamilan trimester III seperti nyeri
punggung, varises pada kaki, susah tidur, sering buang air kecil (BAK), hemoroid,
konstipasi, obstipasi, kram pada kaki, dan lain sebagainya.
b. Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) seperti
1. Nutrisi ibu hamil
2. Hygiene selama kehamilan trimester III
3. Hubungan seksual
4. Aktivitas dan istirahat
5. Perawatan payudara dan persiapan laktasi
6. Tanda-tanda persalinan
7. Persiapan yang diperlukan untuk persalinan
c. Menganjurkan ibu untuk segera mencari pertolongan dan segera datang ke tenaga
kesehatan apabila mengalami tanda-tanda bahaya seperti berikut :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang
3. Pandangan kabur
4. Nyeri abdomen
5. Bengkak pada wajah dan tangan serta kaki
6. Gerakan bayi berkurang atau sama sekali tidak bergerak.
d. Memberikan suplemen penambah darah untuk meningkatkan persediaan zat besi
selama kehamilan dan diminum dengan air putih bukan dengan teh atau sirup.
e. Memberikan imunisasi TT 0,5cc apabila ibu belum mendapatkan. Pada ibu hamil
imunisasi TT diberikan 2 kali dengan selang waktu 4 minggu.
f. Menjadwalkan kunjungan ulang pada kehamilan trimester III setiap 2 minggu dan
jika setelah 36 minggu kunjungan ulang setiap minggu sebelum persalinan.
Persalinan
Konsep Dasar Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat dari dalam uterus ke
dunia luar . persalinan mencakup proses fisilogis yang memungkinkan serangkaian perubahan
yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janjinya melalui jalan lahir. persalinan dan kelahiran
normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37-42
minggu ) , lahir spontan dengan persentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam ,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin ( jannah , 2014 )
Menurut Rohani (2014), Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta,
dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir yang berawal dari pembukaan dan dilatasi
serviks oleh kekuatan his.
Fisiologis Persalinan
1. Perubahan Fisiologi Persalinan Kala I
Perubahan fisiologis persalinan kala I menurut Jannah(2014) yaitu:
a) Uterus
Uterus terdiri atas dua komponen fungsional utama yaitu miometrium dan serviks.Kontraksi
uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan pembukaan serviks, serta pengeluaran
bayi dalam persalinan.Kontraksi uterus saat persalinan merupakan kontraksi otot yang
menimbulkan rasa yang sangat sakit, kontraksi ini bersifat involunter yang bekerja
dibawah kontrol saraf. Kontraksi berawal dari fundus, kemudian menyebar kesamping
dan ke bawah. Kontraksi terbesar dan terlama adalah dibagian fundus, namun pada
puncaknya kontraksi dapat mencapai seluruh bagian uterus
b) Serviks
Kala I persalinan ditandai dengan perubahan serviks secara progresif. Kala I dibagi
menjadi fase laten dan dase aktif. Fase laten berlangsung mulai dari pembukaan serviks 0
cm sampai 3 cm. Pada fase ini, kontraksi uterus kontraksi berlangsung 10-20 menit
selama 15-20 detik. Fase aktif dimulai pembukaan serviks 4 cm sampai 10 cm. Pada fase
ini, kontraksi
uterusmenjadi efektif. Di fase aktif kontraksi berlangsung 2-3 menit sekali selama 60 detik.
c) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus, sistol meningkat 15 mmHg dan diastol
meningkat 5-10 mmHg. Tekanan darah di antara kontraksi kembali normal seperti
sebelum persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas dapat juga meningkatkan tekanan darah.
d) Jantung
Pada setiap kontraksi 400ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam systemvaskuler
ibu, hal ini menyebabkan peningkatan curah jantung sebesar 10-15%.
e) Suhu Tubuh
Suhu tubuh dapat sedikit naik (0,5-10C) selama persalinan dan segera turun setelah
persalinan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan metabolisme dalam tubuh.
f) Sistem Pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik meningkat dan pemakaian oksigen terlibat dari peningkatan
frekuensi pernapasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (pH
meningkat), hipoksia, dan hipokapnea (CO2 menurun).
g) Psikologis
Seorang wanita yang sedang dalam masa persalinan mengalami perubahan–perubahan fisiologis
dan psikologis yang bermacam-macam, Pada fase laten biasanya ibu merasa lega dan
bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir..
Pada fase aktif rasa khawatir ibu semakin meningkat. Kontrasi menjadi semakin kuat dan
frekuensinya semakin sering. Dalam keadaan ini ibu ingin didampingi orang lain karena
takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya.
2. Perubahan Fisiologis kala II
Menurut Walyani, Purwoastuti, (2016) perubahan fisiologis kala II yaitu :
a). Uterus
Perbedaan keadaan Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR) tampak lebih
jelas. SAR dibentuk oleh korpus uteri dimana dndingnya bertambah tebal dengan majunya
persalinan. Sedangkan SBR dibentuk oleh isthimust uteri yang sifatnya makin tipis
disebabkan oleh regangan. Dengan kata lain SAR dan SBR mengadakan relaksasi dan
dilatasi.
b). Serviks
Perubahan pada serviks pada kala II ditandai dengan pembukaan lengkap, pada pemeriksaan
dalam tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim (SBR), dan serviks.
c). Vagina dan dasar panggul
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban telah pecah terjadi perubahan terutama pada dasar
panggul yang diregangkan oleh bagian depan janin sehingga menjadi saluran yang
dindingnnya tipis sampai ke vulva, lubang vulva menghadap kedepan atas, anus menjadi
terbuka, perineum menonjol dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva
3. Perubahan Fisiologis Pada Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat
beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya.Biasanya plasenta lepas daalam 6 menit-15 menit setelah bayi lahir dan keluar
spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.Pengeluaran plasenta, disertai dengan
pengeluaran darah.Komplikasi yang dapat timbul pada kala II adalah perdarahan akibat atonia
uteri, retensio plasenta, dan tanda gejala tali pusat (Walyani, Purwoastuti, 2016).
4. Perubahan Fisiologis Pada Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir. Hal yang perlu
diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali dalam bentuk normal. Hal ini
dapat dilakukan dengan masase. Perlu dipastikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan
tidak ada tersisa dalam uterus serta bener-bener dijamin tidak terjadi perdarahan.
Pemantauan tanda vital dimulai segera setelah plasenta lahir. Kandung kemih harus kosong
saat setelah plasenta keluar agar uterus dapat berkontarksi dengan kuat. Hal ini berguna
untuk menghambat terjadinya perdarahan lanjut. Kemudian yang harus diperhatikan ialah
robekan perineum. Robekan perineum dapat dihindari dan dikurangi dengan cara menjaga
jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin.
Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Jannah, (2014) tanda persalinan yang sudah dekat ditandai dengan adanya
lightening atau settling atau dropping dan terjadi his palsu. Persalinan itu sendiri ditandai
dengan his persalinan, yang mempunyai ciri seperti :
1) pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan;
2) his bersifat teratur
3) mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) semakin beraktivitas semakin bertambah kekuatan kontraksinya Selain his,
persalinan ditandai juga dengan pengeluaran lendir karena
terjadinya pembukaan dan pengeluran darah dikarenakan kapiler pembuluh darah
pecah.Persalinan juga dapat disebabkan oleh pengeluaran cairan ketuban yang pecah
dengan sendirinya.
Tahapan Persalinan
a) Persalinan Kala I
Kala I atau kala pembukaan berlangsung dari pembukaan nol (0 cm) sampai pembukaan
lengkap (10 cm). Kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam, sedangkan
multigravida sekitar 8 jam.Pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/jam.
Kala pembukaan dibagi menjadi dua fase :
1) Fase laten
a. Pembukaan serviks berlangsung lambat
b. Pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm
c. Berlangsung dalam 7-8 jam
2) Fase aktif
Berlangsung selam 6 jam dan dibagi menjadi tiga subfase,
a. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b. Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm
c. Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap.
b) Persalinan Kala II
Kala II atau disebut juga kala ―pengusiran‖, dimulai dengan pembukaan lengkap
dari serviks (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi.
Kala II ditandai dengan :
a. His terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali
b. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengejan
c. Tekanan pada rektum dan anus terbuka, serta vulva membuka dan
perineum meregang.
c) Persalinan Kala III
Kala III atau kala pelepasan uri adalah periode yangdimulai ketika bayi lahir dan
berakhir pada saat plasenta seluruhnya sudah dilahirkan. Lama kala III pada
primigravida dan multigravida hampir sama berlangsung ± 10 menit.
d) Persalinan Kala IV
Dimulai dari lahir plasenta sampai dua jam pertama postpartum untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap perdarahan postpartum. Kala IV pada primigravida dan
multigravida sama-sama berlangsung selama dua jam.
Observasi yang dilakukan pada kala IV meliputi :
a. Evaluasi uterus
b. Pemeriksaan dan evaluasi serviks, vagina, dan perineum
c. Pemeriksaan dan evaluasi plasenta, selaput dan tali pusat
d. Penjahitan kembali episiotomi dan laserasi (jika ada)
e. Pemantauan dan evaluasi lanjut tanda vital, kontraksi uterus, lokea, perdarahan,
kandung kemih.

Asuhan Persalinan Normal


Asuhan persalinan adalah asuhan yang diberikan selama persalinan,dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan amandengan memperhatikan aspek sayang ibu
dan sayang bayi (Rohani, dkk, 2014). Dalam asuhan persalinan terdiri dari empat kala yaitu
sebagai berikut :
1) Asuhan Persalinan Kala I
Asuhan persalinan kala II yaitu asuhan yang diberikan dimulai dari inpartu yang ditandai
dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai membuka dan mendatar
hingga mencapai pembukaan lengkap (Rohani dkk, 2014). Menurut Jannah (2014)
2). Asuhan Persalinan Kala II, III, IV
Tanda-tanda kala II persalinan :
a. Ibu merasa ingin meneran (dorongan meneran/doran)
b. Perineum menonjol (perjol)
c. Vulva vagina membuka (vulka)
d. Adanya tekanan pada spinter anus (teknus) sehingga ibu merasa ingin BAB
e. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
f. Meningkatnya pengeluaran darah dan
lendir Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
kala II :
a. Pemantauan ibu
b. Pemantauan janin
c. Persiapan penolong persalinan
Asuhan persalinan kala II, III, IV merupakan kelanjutan data yang dikumpulkan dan
dievaluasi selama kala I yang dijadikan data dasar untuk menentukan kesejahteraan ibu dan
janin selama kala II, III, IV persalinan. Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks
lengkap ( 10 cm) dan berakhir dari keluarnya bayi, Kala III dari bayi lahir hingga plasenta
lahir dan Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta hingga 2 jam postpartum.
Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan asuhan yang diberikan secara bersih dan
aman selama persalinan berlangsung.Menurut (Prawirohardjo,2016). APN terdiri dari 60
langkah yaitu :
1. Mengamati tanda gejala persalinan kala dua.
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/ atau vaginanya.
c. Perineum menonjol, Vulva dan sfingter ani membuka
2. Memastikanperlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan.Mematahkan
ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steri sekali pakai di dalam
partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk
satu kali pakai/ pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/ wadah
disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengotaminasi tabung suntik).
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati- hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desifenksi
tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan
pembukaan lengkap, lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di
dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.
10. Memastikan Denut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal(120-180kali/ menit)
11. Memberitahu Ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu Ibu
berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi Ibu untuk meneran. (Pada saat ada
his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih
di atas ibu untuk mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16. Membuka partus set
17. Memakai sarung tangan DTT atau sterip pada kedua tangan
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm, lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan
tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala
keluar perlahan – lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan – lahan atau
bernapas cepat saat kepala lahir.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kassa yang
bersih. (Langkah ini tidak harus dilakukan).
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran
bayi :
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing –
masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.
Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior
muncul di bawah arkus pubis kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah
luar untuk melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum,
gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat pungggung kaki lahir.
Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati – hati membantu kelahiran kaki.
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu
penek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia,
lakukan resusitasi.
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu
– bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin/i.m.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira – kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama (ke arah ibu).
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong
tali pusat di antara dua klem tersebut.
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain
atau selimut yangg bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat
terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai.
30. Memberikan bayi kepada bayinya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu memghendakinya.
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit I.M. di
gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih
dahulu.
34. Memindahkan klem pada tali pusat.
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)
dengan hati – hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang
anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan
tekanan berlawanan arah pada uterus.
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 –
10 cm dari vulva.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit :
1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M.
2) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati –
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
39. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari – jari tangan
atau klem atau forseps desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
selaput yang tertinggal.
40. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan massase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)
41. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dna utuh.
Meletakkan plasenta didalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak
berkontraksi setelah melakukan massase selama 15 detik mengambil tindakan yang
sesuai.
42. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami perdarahan aktif.
43. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
44. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %;
membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air desinfeksi
tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
45. Menempatkan klem tali pusat desinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali
desinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
46. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati
yang pertama.
47. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%.
48. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau
kainnya bersih atau kering.
49. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
50. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdaraha pervaginam :
a. Dua sampe tiga kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan. Setiap 15 menit
pada 1 jam pertama pasca persalinan.
b. Setiap 20- 30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
1) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang
sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
2) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
51. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus.
52. Mengevaluasi kehilangan darah.
53. Memriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu
jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan.
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
54. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10
menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
55. Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
56. Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi tingkat tinggi, membersihkan
cairan ketuban, lendir, dan darah serta membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
57. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
58. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin
0,5% dan membilas dengan air bersih.
59. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.Mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang.

Pendokumentasian SOAP Pada Bersalin


Menurut Rukiyah, 2012 pendokumentasian SOAP pada ibu bersalin, yaitu :
KALA I (dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap).
Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif ibu bersalin kala I atau data yang diperoleh dari anamnesis,
anatara lain: Biodata, data demografi, riwayat kesehatan, termasuk factor herediter dan
kecelakaan, riwayat menstruasi, Riwayat obstetri dan ginekologi, termasuk nifas dan
laktasi,biopsikospiritual,pengetahuan klien.
Di kala I pendoukmentasian data subjektif yaitu ibu mengatakan mules-mules sering dan
teratur, pengeluaran pervaginam berupa lendir dan darah, usia kehamilan, dengan cukup bulan
atau sebaiknya tidak cukup bulan, haid terakhir, waktu buang air kecil, waktu buang air besar,
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat riwayat penyakit dan riwayat yang
diderita keluarga.

Objektif (O)

Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang mendukung
assessment. Di kala I pendoumentasian data objektif yaitu keadaan umum, kesadaran, tanda vital,
pemeriksaan kebidanan dengan leopod, palpasi, tinggi fundus uteri, punggung janin, presentasi,
penurunan, kontraksi denyut jantung janin, pergerakan, pemeriksaan dalam: keadaan dinding
vagina, portio, pembukaann serviks, posisi portio, konsistensi, ketuban negatif atau positif,
penurunan bagian terendah, pemeriksaan laboratorium, Hb, urine, protein reduksi.

Pengakajian lainnya adalah pemeriksaan fisik, yang bertujuan untuk menilai kondisi
kesehatan ibu dan bayinya, serta tingkat kenyamanan fisi ibu bersalin. Hasil yang didapat dari
pemeriksaan fisik dan anamnesis dianalisis untuk membuat keputusan klinis, menegakkan
diagnosa, dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai dengan
kondisi ibu.

1) Sebelum melakukan tindakan sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu pada ibu dan
keluarganya tentang apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan dan apa alasannya.
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk mengetahu :
a) Menentukan tinggi fundus uteri
b) Memantau kontraksi uterus.
c) Memantau denyut jantung janin
d) Menentukan presentasi
e) Menetukan penurunan bagian terbawah janin
2) Pemeriksaan Dalam
Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
dengan air yang menggalir, kemudian keringkan dengan haduk kering dan bersih.
Minta ibu untuk berkemih dan mencuci daerah genetalia (jika ibu belum
melakukannya), dengan sabun dan air bersih.pastikan privasi ibu selama pemeriksaan
dilakukan.
Langkah-langkah dalam melakukan pemriksaan dalam :
a) Tutupi badan ibu dengan sarung atau selimut
b) Minta ibu untuk berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan.
c) Gunakan sarung tangan DTT atau steril saat melakukan pemeriksaan
d) Gunakan kassa gulungan kapas DTT yang dicelupkan di air DTT. Basuh labia
mulai dari depan ke belakanguntuk menghindarkan kontaminasi feses.
e) Periksa genetalia ekstremina, perhatian ada luka atau massa (benjolan) termasuk
kondilumata atau luka parut di perenium.
f) Nilai cairan vagina dan tentukan apakah adakah bercak darah pervaginam atau
mekonium :
g) Pisahkan labio mayor dengan jari manis dan ibu jari dengan hati-hati(gunakan
sarung tangan pemeriksa). Masukkan (hati-hati), jari telunjuk yang diikuti jari
tengah. Jangan mengeluarkan kedua jari tersebut sampai selesai dilakukan. Jika
selaput ketuban belum pecah, jangan lakukan amniotomi (merobeknya karena
amniotomi sebelum waktunya dapat meningkatkan resiko terhadap ibu dan bayi
serta gawat janin.
h) Nilai vagina. Luka parut divagina mengindikasikam adanya riwayat robekan
perinium atau tindakan episiotomi sebelumnya. Nilai pembukaan dan penipisan
serviks.
i) Pastikan tali pusat atau bagian-bagian terkecil (tangan atau kaki) tidak teraba pada
saat melakukan periksa dalam.
j) Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut sudah
masuk kedalam rongga panggul.
k) Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya (ubun-ubun kecil,
ubun-ubun besar), dan celah (sutura) sagitalis untuk menilai derajat penyusupan
atau timpang tindih kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai dengan ukuran
janin lahir.
l) Jika pemeriksaaan sudah lengkap, keluarkan kepala jari pemeriksa (hati-hati),
celupkan sarung tangan kedalam larutan untuk dokumentasi, lepaskan kedua
sarung tangan tadi secara terbalik dan rendam dalam larutan dokumentasi
selama10 menit.
m) Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
n) Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
3) Pemeriksaan Janin
Kemajuan pada kondisi janin :
a) Jika didapati denyut jantung janin tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari
180 denyut permenit), curigai adanya gawat jain.
b) Posisi atau presentasi selain oksipu anterior dengan ferteks oksiput sempurna
digolongk kedalm malposisi dan malpretasi.
c) Jika didapat kemanjuan yang kurang baik dan adanya persalina yang lama,
sebaiknya segera tangani penyebab tersebut.

Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Di Kala I
pendokumentasian Assesment yaitu Ibu G1P0A0 hamil aterm, premature,postmaatur,partus
kala1 fase aktif dan laten.
Diagnosa pada kala I:
a. Sudah dalam persalinan (inpatu), ada tanda-tanda persalinan : pembukaan serviks >3 cm, his
adekuat (teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik), lendir darah dari vagina.
b. Kemajuan persalinan normal, yaitu kemajuan berjalan sesuai dengan partograf.
c. Persalinan bermasalah, seperti kemajuan persalinan yang tidak sesuai dengan partograf,
melewati garis waspada.
d. Kegawatdaruratan saat persalinan, seperti eklampsia, perdarahan, gawat janin
Contoh :
Diagnosis G2P1A0 hamil 39 minggu. Inpartu kala I fase
aktif Masalah : Wanita dengan kehamilan normal.
Kebutuhan : beri dukungan dan yakinkan ibu,beri informasi tentang proses dan kemajuan
persalinannya.
Planning (P)
Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment. Di kala I pendokumentasian planning yaitu
a. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga pasien atau
teman dekat.
b. Mengatur aktivitas dan posisi ibu seperti posisi sesuai dengan keinginan ibu namun bila ibu
ingin ditempat tidur sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam posisi terlentang lurus.
c. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his seperti ibu diminta menarik napas panjang,
tahan napas sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his.
d. Menjaga privasi ibu seperti penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara
lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan
dan seizin pasien/ibu.
e. Penjelasan tentang kemajuan persalinan seperti perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan ha sil-hasil pemeriksaan.
f. Menjaga kebersihan diri seperti memperbolehkan ibu untuk mandi, menganjurkan ibu
membasuh sekitar kemaluannya seusai buang air kecil/besar.
g. Mengatasi rasa panas seperti menggunakan kipas angin atau AC dalam kamar.
h. Masase, jika ibu suka, lakukan pijatan/masase pada punggung atau mengusap perut dengan
lembut.
i. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.
j. Sentuhan, seperti keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang
bertujuan untuk mengurangi rasa kesendirian ibu selama proses persalinan

KALA II (dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi)


Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif ibu bersalin kala II atau data yang diperoleh dari anamnesa,
antara lain: ibu mengatakan mules-mules yang sering dan selalu ingin mengedan, vulva dan anus
membuka, perineum menonjol, his semakin sering dan kuat.
Data subjektif yang mendukung bahwa pasien dalam persalinan kala II adalah pasien
mengatakan ingin meneran.

Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang mendukung
assessment. Di kala II pendoumentasian data objektif yaitu Dilakukan pemeriksaan dalam
dengan hasil yaitu dinding vagina tidak ada kelahiran, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm
(lengkap), ketuban negative, presentasi kepala, penurunan bagian terendah di hodge III, posisi
ubun-ubun kecil.
Data objektif
Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Di Kala II
pendokumentasian Assesment yaitu Ibu G1P0A0 (aterm,preterm,posterm) inpartu kala II.
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
Planning (P)
Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment. Di kala II pendokumentasian planning yaitu memantau keadaan umum
ibu dengan observasi tanda-tamda vital menggunalan partograf, berikan support mental, pimpin
ibu meneran, anjurkan ibu unutk minum dan mengumpulkan tenaga diantara kontraksi, lahirkan
bayi pervagianm spontan.
Pada tahap ini pelaksanaan yang dilakukan bidan adalah:
a. Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan mendampingi ibu agar merasa
nyaman dengan menawarkan minum atau memijat ibu.
b. Menjaga kebersihan ibu agar terhindar dari infeksi. Bila terdapat darah lendir atau cairan
ketuban segera dibersihkan.
c. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu dengan
cara menjaga privasi ibu, menjelaskan proses dan kemajuan persalinan, menjelaskan
tentang prosedur yang akan dilakukan, dan keterlibatan ibu.
d. Mengatur posisi ibu dan membimbing mengejan dengan posisi berikut: jongkok,
menungging, tidur miring, dan setengah duduk.
e. Mengatur posisi agar rasa nyeri berkurang, mudah mengejan, menjaga kandung kemih
tetap kosong, menganjurkan berkemih sesering mungkin, memberikan cukup minum untuk
memberi tenaga dan mencegah dehidrasi.
KALA III (dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta)
Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif ibu bersalin kala III atau data yang diperoleh dari anamnesa
antara lain ibu mengatakan perutnya masih mules, bayi sudah lair, plasenta belum lahir, tinggi
fundus uteri, kontraksi baik atau tidak, Volume perdarahan pervagianm, keadaan kandung kemih
kosong.
Data subjektif
1. Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir melalui vagina
2. Pasien mengatakan bahwa ari arinya belum lahir
3. Pasien mengatakan perut bagian bawahnya terasa mules
Objektif (O)

Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang mendukung
assessment. Di kala II pendoumentasian data objektif yaitu keadaan umum ibi, pemeriksaan
tanda-tanda vital,palpasi abdomen, periksa kandung kemih dan kontraksi dan ukur TFU.
Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Di Kala Iii
pendokumentasian Assesment yaitu P1AO partus kala III.
Diagnosis pada kala III menurut Saifuddin, (2015)
1. Kehamilan dengan janin normal hidup tunggal
Persalinan spontan melalui vagina pada bayi tuggal, cukup bulan
2. Bayi normal
Tidak ada tanda-tanda kesulitan pernafasan, APGAR lebih dari tujuh, tanda-tanda vital
stabil, berat badan besar dari dua ribu lima ratus gram.
Planning (P)
Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment. Di kala II pendokumentasian planning yaitu observasi keadaan umum
ibu, observasi pelepasan plasenta, melakukan peregangan tali pusat terkendali, lakukan
manajemen kala III, massase uterus, lahirkan plasenta spontan dan periksa kelengkapannya.
NIlai volume perdarahan, observasi tanda-tanda vital dan keadaan ibu.
Berdasarkan perencaan yang telah dibuat berikut adalah realisasi asuhan yang akan
dilaksanakan terhadap pasien.
a. Melakukan palpasi uterus untuk memastikan ada tidaknya janin kedua
b. Memberikan suntikkan oksitosin 0,5 cc secara IM di otot sepertiga luar paha dalam
waktu kurang dari satu menit setelah bayi lahir
c. Melibatkan keluarga dalam pemberian minum kepada pasien. Pemberian minum (hidrasi)
sangat penting dilakukan umuk mengembalikan kesegaran pasien yang telah kehilangan
banyak cairan dalam proses persalinan kala II
d. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat
e. Melakukan PTT (penegangan tali pusat trekendali)
f. Melahirkan plasenta
KALA IV (dimulai plasenta lahir sampai 1 jam)
Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif ibu bersalin kala IV atau data yang diperoleh dari anamnesa
yaitu ibu mengatakan sedikit lemas, lelah, dan tidak nyaman, ibu mengatakan darah yang keluar
banyak seperti hari pertama haid.
Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang mendukung
assessment. Di kala IV pendoumentasian data objektif yaitu plasenta sudah lahir, keadaan umum
ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Assesment (A)

Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data


subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Di Kala IV
pendokumentasian Assesment yaitu ektif yaitu P1 A0 partus kala IV.

Diagnosis pada kala IV menurut Saifuddin, (2015): Involusi normal yaitu uterus
berkontraksi, fundus uteri di bawah umbilicus, perdarahan tidak berlebihan, cairan tidak berbau.

Planning (P)
Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment. Di kala IV pendokumentasian planning yaitu observasi keadaan umum,
kesadaran, suhu, tekanan darah, nadi, keadaan kandung kemih, tinggi fundus uteri, kontraksi,
volume perdarahan yang keluar,
Nifas
Konsep Dasar Nifas
Menurut Prawirohardjo, (2016) masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Menurut Sarwono, (2002) masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, selama kira-kira 6 minggu.
Fisiologis Nifas
Pada masa nifas ibu juga mengalami perubahan fisiologis (Astutik, 2015)
1.Perubahan Sistem Reproduksi
Selama masa nifas,alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur kembali keadaan
seb elum hamil.perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involsi. Pada masa ini
juga terjadi juga perubahan penting lainnya, perubahan-perubahan yang terjadi antara
lain:
a) Uterus
Proses involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Involusi uterus lebih lambat pada multipara. Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk
kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah
tertahannya fragmen plasenta dan infeksi. Pada perubahan uterus ini dapat diketahui
dengan carapalpasi Tinggi fundus uteri (TFU)
Tahapan masa nifas
1. Perineum dini ( immediate peurperium) : waktu 0-24 jam postpartum .yaitu
kepulihan ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan – jalan .
2. Peuperium intermediate ( erly perperium ) : waktu 1-7 postpartum . kepulihan
menyeluruh alat- alat genetalia yang lamanya 6-8 mingg
Tabel 2.5

Involusi Uterus

Involusi Berat
TFU
uterus Uterus
Bayi Lahir Setinggi pusat 1000gr
1 minggu Pertengahan pusat-simfisis 750gr
2 minggu Tak teraba di atas simfisis 500gr
6 minggu Normal 50gr
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30gr

(Sumber : Astutik, 2015)

b) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium uteri
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks
akan menutup.
c) Lochea
Lochea adalah eksk resi cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas lochea terbagi menjadi empat jenis ,yaitu:
1. Lochea rubra/merah (kruenta)
Lochea berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, verniks caseosa,
lanugo, dan mekonium selama 2 hari nifas.
2. Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar
pada hari ke 3-7 hari nifas.
3. Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
nifas.
4. Lochea Alba
Lochea albaialah cairan putih, keluar setelah 2 minggu masa nifas.
PsikologisMasa Nifas
Proses adaptasi berbeda-beda antara satu ibu dengan yang lain. Pada awal kehamilan ibu
beradaptasi menerima bayi yang dikandungnya sebagian besar dari dirinya. Perasaan gembira
bercampur dengan kekhawatiran dan kecemasan menghadapi perubahan peran yang sebentar lagi
akan dijalani (Walyani, 2015).
Proses adaptasi psikologis sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses kelahiran
maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah.
Pengalamannya yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang
rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi dan tanggung jawab ibu mulai bertambah (Walyani, 2015).
Menurut Walyani, (2013) membagi periode ini menjadi 3 bagian,
antara lain:
a. Periode ‗’Taking In’’
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Pada fase ini ibu berfokus pada dirinya
sendiri. Ibu akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya waktu
melahirkan.Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti mules, nyeri
pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan.
b. Periode ‗’Taking Hold’’
Periode ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Tugas petugas kesehatan adlah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang
benar, cara merawat luka jahitan, dan memberikan pendidikan kesehatan yang
diperlukan ibu seperti gizi, istirahat, dan kebersihan diri.
c. Periode ‗’Letting Go’’
Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat
pada fase ini. Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan ibu.
Kebutuhan Ibu Nifas
Menurut Astutik (2015), kebutuhan dasar masa nifas adalah sebagi berikut:
a) Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Berikut ini merupakan zat-zat yang dibutuhkan ibu nifas diantaranya :
1. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui bertambah sekitar 400-500 kalori. Pada wanita
dewasa memerlukan 1800 kalori per hari.
2. Protein
Kebutuhan protein adalah 3 porsi per hari. Satu porsi protein setara dengan tiga gelas
susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 3/4 gelasyoughurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
3. Kalsium dan Vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan
gigi, dapat diperoleh dari susu rendah kalori atauberjemur dipagi
hari.
4. Magnesium
Magnesium dibuthkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
memperkuat tulang.
5. Cairan
Pada masa nifas konsumsi cairan sebanyaknya 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3
liter tiap hari. Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, sari buah dan sup.
Asuhan Masa Nifas
Menurut Walyani, (2015) asuhan selama masa nifas seperti :
a) Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat agar terhindar hipotermia. bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir
dalam keadaan stabil.
b) Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
1) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
tinggi fundus uteri dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan makanan yang cukup, minum dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan
menyusui.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
c) Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,vfundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, cairan dan istirahat.
3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
d) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
1) Memberikan konseling KB secara dini.
Pendokumentasian SOAP Pada Nifas
Menurut Muslihatun, 2011 pendokumentasian SOAP pada masa nifas yaitu:

Subjektif (O)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif ibu nifas atau data yang diperoleh dari anamnesa, anatara lain:
keluhan ibu, riwayat kesehatan berupa mobilisasi,buang air kecil, buang air besar, nafsu makan,
ket, ketidaknyamanan atau rasa sakit,kekhawatiran,makanan bayi, pengeluaaran ASI,reksi pada
bayi, reaksi terhadap proses melahirkan dan kelahiran.
Objektif (O)

Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang mendukung
assessment. Pendoumentasian ibu nifas pada data objektif yaitu keadaan umum ibu, pemeriksaan
umum yaitu tanda-tanda vital, pemeriksaan kebidanan yaitu kontraksi uterus,jumlah darah yang
keluar, pemeriksaan pada buah dada atau puting susu, pengeluaran pervaginam, pemeriksaan
pada perineum, pemriksaan pada ekstremias seperti pada betis,reflex.

Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Pendokumentasian
Assesment pada ibu nifas yaitu pada diagnosa ibu nifas seperti postpartum hari ke berapa,
perdarahan masa nifas, subinvolusio, anemia postpartum,Preeklampsia. Pada masalah ibu nifas
pendokumentasian seperti ibu kurang informasi, ibu tidak ANC, sakit mulas yang menganggu
rasa nyama, buah dada bengkat dan sakit. Untuk kebutuhan ibu nifas pada pendokumentasian
seperrti penjelasan tentang pecegahan fisik, tanda-tanda bahaya,kontak dengan bayi (bonding
and attachment), perawatan pada payudara,imunisasi bayi.
Diagnosa
Untuk menentukan hal-hal sebagai berikut :
Masa nifas berlangsung normal atau tidak seperti involusi uterus, pengeluaran lokhea, dan
pengeluaran ASI serta perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis.
a. Keadaan kegawatdaruratan seperti perdarahan, kejang dan panas.
b. Penyulit/masalah dengan ibu yang memerlukan perawatan/rujukan seperti abses pada
payudara.
c. Dalam kondisi normal atau tidak seperti bernafas, refleks, masih menyusu melalui
penilaian Apgar, keadaan gawatdarurat pada bayi seperti panas, kejang, asfiksia,
hipotermi dan perdarahan.
d. Bayi dalam kegawatdaruratan seperti demam, kejang, asfiksia, hipotermi, perdarahan
pada pusat.
e. Bayi bermasalah perlu dirujuk untuk penanganan lebih lanjut seperti kelainan/cacat,
BBLR
Contoh
Diagnosis : Postpartum hari pertama
Masalah : Kurang Informasi tentang teknik menyusui.
Kebutuhan : informasi tentang cara menyusui dengan
benar.
Planning (P)

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi


berdasarkan assessment. Pendokumentasian planning atau pelaksanaan pada ibu nifas yaitu
penjelasan tentang pemeriksaan umum dan fisik pada ibu dan keadaan ibu, penjelasan tentang
kontak dini sesering mungkin dengan bayi mobilisasi atau istirahat baring di tempat tidur,
pengaturan gizi, perawatan perineum, pemberian obat penghilang rasa sakit bila di perlukan,
pemberian tambahan vitamin atau zat besi jika diperlukan, perawatan payudara, pemeriksaan
laboratorium jika diperlukan, rencana KB, penjelasan tanda-tanda bahaya pada ibu nifas.
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh
yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada masa postpartum seperti :
a) Kebersihan diri. Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air. Membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang dan
membersihkan diri setiap kali selesai BAK atau BAB. Sarankan ibu untuk mengganti
pembalut setidaknya dua kali sehari dan mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau
laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
b) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup agar mencegah kelelahan yang
berlebihan. Untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta
untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi
ibu dalam pemberian ASI, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
c) Memberitahu ibu pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
yaitu dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada untuk memperkuat tonus otot vagina
(latihan kegel). Kemudian berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot,
pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 tahan. Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan
untuk setiap gerakan.
d) Gizi ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 5000 kalori setiap hari, makan dengan
diet berimbang (protein, mineral dan vitamin) yang cukup, minum sedikitnya 3 liter
Bayi Baru Lahir
Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan
berat lahir antara 2500-4000 gram (Sondakh, 2013).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakangkepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,
dengan berat badan 2.500-4.000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiah, 2013).
Fisiologi Bayi Baru Lahir
Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir (Maryanti, 2011) yaitu :
a) Berat badan lahir bayi antara 2500 – 4000 gram.
b) Panjang badan 48 – 52 cm.
c) Lingkar dada 30 – 38 cm.
d) Lingkar kepala 33 – 35 cm.
e) Menagis kuat
f) Denyut jantung dalam menit pertama ±180 kali/menit, kemudian turun sampai 120- 140
kali/menit.
g) Pernafasan cepat pada menit pertama kira-kira 80 kali/menit , kemudian turun sampai 40
kali/menit
h) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup.
i) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
j) Kuku agak panjang dan lemas.
k) Genetalia
Perempuan, labia mayora sudah menutupi labia minora.Laki-laki, testis sudah turun,
skrotum sudah ada.
l) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
m) Reflek moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
n) Eliminasi urin, mekonium normalnya keluar dalam 24 jam pertama. Meconium
berwarna hitam kecoklatan.
Nutrisi bayi baru lahir
Menurut Kemenkes (2013) nutrisi yang diperlukan untuk bayi baru lahir yaitu ASI
eksklusif merupakan pemberian ASI tanpa makanan atau minuman tambahan lain pada bayi
umur 0-6 bulan. Untuk meningkatkan produksi ASI maka ibu dianjurkan untuk melakukan hal
beriku ini :
1) Menyusui dengan cara-cara yang benar
2) Menyusui bayi setiap 2 jam
3) Bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik, terdapat suara menelan yang aktif
4) Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara.
Asuhan Bayi Baru Lahir
a. Asuhan segera bayi baru lahir
Menurut (Saputra,2014) pemeriksaan fisik Head to toe :
1. Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedanum, cephal
haematoma, hidrosepalus.
2. Mata
Bentuk simetris, strabismus, pembengkakan pada kelopak mata,sclera dan konjungtiva
3. Telinga
Bentuk simetris, lubang saluran, elastisitas dan telinga baik.
4. Hidung
Bentuk simetris, pengeluaran, lubang saluran durum/mule.
5. Leher
Tidak ada pembengkakan, dapat difleksikan kearah dada dan pergerakan kiri kanan
baik.
6. Dada
Bentuk simetris, pergerakan diafragma sesuai dengan irama pernafasan.
7. Abdomen
Tali pusat, pembesaran/pembuncitan dan bising usus (+).
8. Punggung
Raba kurvatura kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spina bifida dan bercak
berambut.
9. Genetalia
Kelamin laki-laki : panjang penis, testis sudah turun berada skrotum, orifisium uretra
berada diujung/tengah penis.
Kelamin perempuan : labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium vagina,
orifisium uretra dan secret.
10. Anus
Berlubang/tidak, posisi, adanya atresia ani.
11. Ekstremitas
Gerakan, bentuk simetris, jumlah jari tangan dan kaki.
12. Kulit
Warna kulit, lanugo, verniks caseosa, bercak dan tanda lahir.
13.Refleks
Refleks moro : refleks menggenggam
Refleks rooting : refleks mencari putting susu
Refleks tonic neck :refleks pergerakan leher kanan dan kiri,fleksi
Refleks sucking : refleks menghisap
Refleks swallowing : refleks menelan
14. Antropometri
Pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan.
b. Asuhan bayi baru lahir pada kunjungan ulang
Terdapat beberapa kunjungan pada bayi baru lahir menurut Rukiah, (2013), yaitu:
1. Asuhan pada kunjungan pertama
Kunjungan neonatal yang pertama adalah pada bayi usia 6-48 jam. Asuhan yang
diberikan yaitu:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
b. Perawatan mata 1 jam pertama setelah lahir
c. Memberikan identitas pada bayi
d. Memberikan suntikan vitamin K
2. Asuhan pada kunjungan kedua
Kunjungan neonatal yang kedua adalah pada usia bayi 3-7 hari. Asuhan yang
diberikan adalah memberikan konseling tentang menjaga kehangatan bayi,
pemberian ASI, perawatan tali pusat dan mengawasi tanda-tanda bahaya.
3. Asuhan pada kunjungan ketiga
Kunjungan neonatal yang ketiga adalah pada bayi 8-28 hari (4 minggu) namun
biasanya dilakukan di minggu ke 6 agar bersamaan dengan kunjungan ibu nifas. Di 6
minggu pertama, ibu dan bayi akan belajar banyak satu sama lain.Proses ―give
& take“ yang terjadi antara ibu dan bayi akan menciptakan ikatan yang kuat.
Hubungannya dengan ibu akan menjadi landasan bagi bayi untuk berhubungan
dengan yang lainnya
Pendokumentasian SOAP Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Muslihatun, 2011 pendokumentasian SOAP pada masa bayi baru lahir yaitu:
Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif bayi baru lahir atau data yang diperoleh dari anamnesa, antara
lain: identitas atau biodata bayi, keadaan bayi, masalah pada bayi
Objektif (O)

1. Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data
focus yang mendukung assessment. Pendoumentasian bayi baru lahir
pada data objektif yaitu pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,
pemerikasaan antropometri. Pola eliminasi :Proses pengeluaran
defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama setelah lahir, konsistensinya
agak lembek, bewarna hitam kehijauan. Selain itu, doperiksa juga urin
yang normalnya bewarna kuning.
2. Pola istirahat :pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam/hari
3. Pola aktivitas :pada bayi seperti menangis, bak, bab, serta memutar kepala untuk
mencari puting susu.
4. Riwayat Psikologi :kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesanggupan ibu
menerima dab merawat anggota baru
5. Kesadaran : compos mentis
6. Suhu : normal (36,5-37C).
7. Pernapasan : normal (40-60kali/menit)
8. Denyut Jantung : normal (130-160kali/menit)
9. Berat badan : normal (2500-4000gram)
10. Panjang Badan : antara 48-52 cm
Pemeriksaan fisik

1. Kepala :adalah caput succedaneum, chepal hematoma, keadaan ubun-ubun tertutup


2. Muka :warna kulit merah
3. Mata :sklera putih, tidak ada perdarahan subconjungtiva
4. Hidung :lubang simetris, bersih, tidak ada secret
5. Mulut :refleks menghisap baik, tidak ada palatoskisis
6. Telinga :simetris tidak ada serumen
7. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Dada :simetris, tidak ada retraksi dada
9. Tali pusat :bersih, tidak ada perdarahan, terbungkus kasa
10. Abdomen :simetris, tidak ada masa, tidak ada infeksi
11. Genetalia :untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi perempuan
labia mayora sudah menutupi labia minora
12. Anus :tidak terdapat atresia ani
13. Ekstermitas:tidak terdapat polidaktili dan syndaktili
14. Pemeriksaan Neurologis
a. Refleks Moro/terkejut :apabila bayi diberi sentuhan mendadak
terutama dengan jari dan tangan, maka akan menimbulkan gerak
terkejut.
b. Refleks Menggenggam :apabila telapak tangan bayi disentuh dengan
jari pemeriksaan, maka ia akan berusaha mengenggam jari
pemeriksa.
c. Refleks Rooting/mencari :apabila pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, maka ia akan menoleh dan mencari sentuhan itu.
d. Refleks menghisap :apabila bayi diberi dot/puting, maka
ia berusaha untuk menghisap.
e. Glabella Refleks :apabila bayi disentuh pada lipatan paha
kanan dan kiri, maka ia berusaha mengangkat kedua pahanya
f. Tonick Neck Refleks :apabila bayi diangkat dari tempat tidur
(digendong), maka ia akan berusaha mengangkat kepalanya.
Pemeriksaan Antopometri
1. Berat badan : BB bayi normal 2500-4000 gram
2. Panjang badan : panjang badan bayi lahir normal 48-52cm
3. Lingkar Kepala : Lingkar kepala bayi normal 33-38 cm
4. Lingkar lengan Atas : normal 10-11 cm
5. Ukuran kepala
a. Diameter suboksipitobregmatika
Antara foramen magnum dan ubun-ubun besar (9,5cm)
b. Diameter suboksipitofrontalis
Antara foramen magnum ke pangkal hidung (11cm)
c. Diameter frontooksipitalis
Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh belakang kepala (12cm)
d. Diameter mentooksipitalis
Antara dagu ketitik terjauh belakang kepala (13,5cm)
e. Diameter submentobregmatika
Antara os hyoid ke ubun-ubun besar (9,5cm)
f. Diameter biparietalis
Antara dua tulang parietalis (9cm)
Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Pendokumentasian
Assesment pada bayi baru lahir yaitu pada data diagnosa seperti bayi cukup bulan sesuai masa
kehamilan dengan asfiksia sedang, bayi kurang bulan kecil masa kehamilan dengan hipotermi
dan gangguan pernafasan. Pendokumentasian masalah bayi baru lahir seperti ibu kurang
informasi.Pendokumentasian data kebutuhan pada ibu nifas seperti perawatan rutin bayi baru
lahir.
Planning (P)

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi


berdasarkan assessment. Pendokumentasian planning atau pelaksanaan pada bayi baru lahir
yaitu penjelasan hasil pemeriksaan umum dan fisik pada bayi baru lahir, penjelasan keadaan bayi
baru lahir, pemberian salep mata, pelaksanaan bonding attachment, pemeberian vitamin K1,
memandikan bayi setelah 6 jam post partum, perawatan tali pusat, pemberian ASI pada bayi,
pemberian imunisasi, , dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

a. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan melakukan kontak antara
kulit ibu dan bayi ,periksa setiap 15 menit telapak kaki dan pastikan dengan periksa
suhu aksila bayi
b. Perawatan mata dengan menggunakan obat mata eritromisin 0.5% atau tetrasiklin 1%
untuk pencegahan penyakit menular seksual
c. Memberikan identitas bayi dengan memberikan gelang tertulis nama bayi / ibu ,
tanggal lahir , no , jenis kelamin, ruang/unit .
d. Tunjukan bayi kepada orangtua
e. Segera kontak dengan ibu , kemudian dorong untuk melalukan pemberian ASI
f. Berikan vit k per oral 1mg/ hari selama 3hari untuk mencegah perdarahan pada bayi
normal, bagi bayi berisiko tinggi , berikan melalui parenteral dengan dosis 0.5 – 1mg
IM
g. Lakukan perawatan tali pusat
h. Berikan konseling tentang menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI ,perawatan tali
pusat dan tanda bahaya umum
i. Berikan imunisasi seperti BCG,POLIO, Hepatitis B
j. Berikan perawat
Keluarga Berencana
Konsep Dasar Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Keluaraga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan
dan perencannan keluarga.Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki
mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.(Purwoastuti, 2016).
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu
dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), Terlalu sering
melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun)
(Kemenkes, 2016).
b. Jenis alat Kontrasepsi efektif
Menurut Nina,2017 jenis kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia, yaitu:
1. Suntik kombinasi (1 bulan)
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang pemberiannya tiap bulan
dengan jalan penyuntikan secara intramuscular sebagai usaha pencegahan kehamilan
berupa hormon progesterone dan estrogen pada wanita usia subur.
Keuntungan kontrasepsi
a) Risiko terhadap kesehatan kecil.
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
Jangka panjang.
d) Efek samping sangat kecil.
e) Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik.
f) Pemberian aman, efektif dan relatif mudah.
Keuntungan non kontrasepsi
a. Mengurangi jummlah pendarahan.
b. Mengurangi nyeri saat haid.
c. Mencegah anemia.
d. Mencegah kanker ovarium dan kanker miometrium.
e. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
f. Mencegah kehamilan ektopik.
g. Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopouse.
Kerugian kb 1 bulan
a. Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak atau
spooting, perdarahan sela seperti sepuluh hari.
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti tidak akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
c. Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan, karena pasien harus
kembali setiap 30 hari untuk kunjungan ulang.
d. Efektifitas suntik 1 bulan berkurang bila digunakan bersamaaan dengan
obat-obatan epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (
rifampisin).
e. Dapat terjadi perubahan berat badan.
2. Suntik tribulan
Suntik tribulan merupakan metode kontrasepsi yang diterima secara intramuscular
setiap tiga bulan. Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif
yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat
kelangsungan pemakaian erelatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih
rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2002).
Keuntungan metode suntik tribulan

Kekurangan metode suntik tribulan


a. Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid pada
setiap bulan selama menjadi akseptor keluarga berencana suntik tiga bulan
berturut-turut.
b. Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau tidak
bila digunakan dalam jangka panjang.
c. Berat badan yang bertambah 2,3 kilogram pada tahun pertama dan
meningkat 7,5 kilogram selama enam tahun.
d. Pusing dan sakit kepala.
e. Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan bawah kulit.
3. Metode amenore laktasi (MAL)
Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian
air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya ASI hanya diberikan kepada bayinya
tanpa makanan atau minuman tambahan hingga usia 6 bulan.
Kelemahan metode MAL
1. Perlu persiapan dan perawatan sejak awal kehamilan agar segera
menyusui dalam 30 menit pacsa persalinan.
2. Sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
3. Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6
bulan.
- Tindak melindungi terhadap IMS termasuk HIV/AIDS dan virus hepatitis B/
HBV.
4. Kontrasepsi Pil
Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam
dosis rendah.
Kerugian mini pil
Keuntungan mini pil
a. Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang
menyusui.
b. Sangat efektif masa laktasi.
c. Dosis gestagen rendah.
d. Tidak menrunkan produksi ASI.
e. Tidak menggunggu hubungan seksual.
f. Kesuburan cepat kembali.
g. Tidak memberikan efek samping estrogen.
h. Tidak ada bukti peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, risiko
tromboemboli vena dan risiko hipertensi.
i. Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus
j. Cocok untuk perempuan yang tidak biasa mengkonsumsi estrogen.
k. Dapat mengurangi disminorhea.
5. Implan
Implan adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang
dibungkus dalam kapsul silastic silicon (polydimethylsiloxane) dan dipasang
dibawah kulit. Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per100 perempuan).
Keuntungan implan :
a. Daya guna tinggi.
b. Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun.
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan implan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e. Bebas dari pengaruh estrogen.
f. Tidak menganggu hubungan saat senggama.
g. Tidak menganggu produksi ASI.
h. Ibu hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Kerugian implan :
a. Nyeri kepala atau pusing.
b. Peningkatan atau penurunan berat.
c. Nyeri payudara serta perasaan mual.
d. Perubahan perasaan (mood) kegelisaan ( nervousness).
e. Membutuhkan tindakan pembedaan minor untuk insersi dan pencabutan
implan.
f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS.
g. Pasien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi ini
sesuai dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
h. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolasis (
rifampisin) atau obat epilepsy (fenition dan barbiturat).
i. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih sedikit ( 1,3 per 100.000
perempuan per tahun).
6. IUD dan IUS
IUD singkatan dari Intra Uterine Devide yang merupakan alat kontrasepsi paling
banyak digunakan, karena dianggap sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan memiliki
manfaat yang relatif banyak dibanding alat kontrasepsi lainnya. Diantaranya, tidak menganggu
saat coitus ( hubungan badan), dapat digunakan sampai menopause dan setelah IUD dikeluarkan
dari rahim, bisa dengan mudah subur

Keuntungan dari IUD:


a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya
tinggi (1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan).
b. Dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang.
d. Tidak tergantung pada daya ingat.
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
f. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
g. Membantu mencegah kehamilan di luar kandungan (kehamilan
ektopik) Kerugian dari IUD :
a. Pemeriksaandalam dan penyaringan infeksi saluran genetalia diperlukan
pemasangan IUD.
b. Perdarahan di antara haid (spotting).
c. Setelah pemasangan, kram dapat terjadi dalam bebrapa hari.
d. Dapat meningkatkan risiko penyakit radang panggul.
e. Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan
mencabutnya.
f. Haid semakin banyak, lama dan rasa sakit selama 3 bulan pertama
pemakaian IUD dan berkurang setelah 3 bulan.
g. Pasien tidak dapat mencabut sendiri IUD-nya.
h. Tidak melindungi pasien terhadap PMS (Penyakit Menular
Seksual),AIDS atau HIV.
j. IUD dapat keluar rahim melalui kanalis hingga keluar vagina
(Saifudin, 2003).
Asuhan Pada Keluarga Berencana
A. Konseling Keluarga Berencana
1. Pengertian
Konseling yang bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan dipakai, didalamnya
termasuk mengenalkan pada klien semua cara KB atau pelayanan kesehatan, sehingga
dapat membantu klien memilih jenis KB yang cocok untukya ( Handayani, 2017).
2. Tujuan Konseling Kontrasepsi
a. Meningkatkan penerimaan.
b. Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan
komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh
klien.
c. Menjamin Pilihan yang cocok.
d. Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan
kesehatan dan kondisi klien.
e. Menjamin Pengunaan Yang Efektif
f. Diperlukan agar klien memilih cara terbaik yang sesuai degan keadaan kesehatan dan
kondisi klien.
Menjamin Kelangsungan yang lebih lama
Langkah – langkah Konseling Kb SATU TUJUH
Kata kuci SATU TUJUH sebagai berikut :
a. SA : sapa dan salam
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan .diberikan perhatian sepenuhnya
pada meraka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya
Yakinkan klien untuk membagun rasa percaya diri , tanyakan kepada klien apa
yang perluh di bantu serta jelaskna apa yang dapat di perolah
b. T : Tanya
Tanya kepada klien informasi tentang dirinya . bantu klien untuk berbicara mengenai
pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi , tujuan , kepentingan ,
harapan serta keadaan kesehatan , tanyakan kontrasepsi yang diingikan oleh klien
c. U : uraiakan
Uruain kepada klien mengenai pilihannya pada beritahu apa pilihan reproduksi yang
paling mungkin ,ternasuk beberapa kontrasepsi . jelaskan jenis –jenis kontrasepsi
. urungkan juga mengenai resiko penulan HIV/ AIDS dan pilih metode ganda
d. TU : Bantu
Bantulah klien menemukan pilihan . bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya , dorong klien untuk menunjukan
keingnannya dan mengajukan pertanyan . tangap secar terbuka , petugas membatu
klien mempertimbangkan kreteria dan ke inginan klien terhadap setiap jenis
kontrasepsi . tanyakan juga apakah pasangnya akan memberikan dukungan
dengan pilihan tersebut
e. J : jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagimana mengunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien
memilih jenis kontrasepsi , jika diperluhkan alat / obat kontrasepsi . jelaskan
bagaimana alat / obat kontrasepsi tersebut digunakan dana bagiamana cara
pengunaannya
f. U : kunjungan ulang
Perluhnya dilakukan kunjungan ulang . bicarakan dan buatlah perjanjian , kenapa klien
akan datang kembali untuk permintaan kontrasepsi jika di butuhkan . perluh juga
selalu mengingat klien untuk kembali terjadi suatu masalah

Pendokumentasian SOAP Pada Keluarga Berencana


Menurut Muslihatun, 2011 pendokumentasian SOAP pada masa keluarga berencana yaitu:
Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Data subjektif keluarga berencana atau data yang diperoleh dari anamnesa,
antara lain: keluhan utama atau alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat menstruasi, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat kontrasepsi yang digunakan, riwayat
kesehatan, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, keadaan psiko sosial spiritual.
a. Data Subjektif
b. Biodata yang mencakup identitas pasien
1. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru
dalam memberikan penanganan.
2. Umur
Untuk mengetahui kontrasepsi yang cocok untuk pasien
3. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut agar dapat membimbing dan
mengarahkan pasien dalam berdoa.
4. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat meberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
5. Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
6. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
7. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
8. Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit akut
dan kronis.
9. Riwayat kesehatan keluarga.
10. Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah sudah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak,
Riwayat obstetric
11. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu,
penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
12. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,
berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi.
13. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Nutrisi, eliminasi, istirahat, personal hygiene, dan aktivitas sehari-hari.

Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang mendukung
assessment. Pendoumentasian Keluarga berencana pada data objektif yaitu Pemeriksaan fisik
dengan keadaan umum, tanda vital, TB/BB, kepala dan leher, payudara, abdomen, ekstremitas,
genetalia luar, anus, pemeriksaan dalam/ ginekologis, pemeriksaan penunjang.
Data Objektif
a. Vital sign
1. Tekanan darah
2. Pernafasan
3. Nadi
4. Temperatur
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
1. Keadaan umum ibu
2. Keadaan wajah ibu
Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Pendokumentasian
Assesment pada keluarga berencana yaitu diagnosis kebidanan, masalah, diagnosis potensial,
masalah potensial, kebutuhan tindakan segera berdasarkan kondisi klien.
Contoh:
Diagnosa: P1 Ab0 Ah0 Ah1 umur ibu 23 tahun, umur anak 2 bulan, menyusui, sehat ingin
menggunakan alat kontarasepsi.
Masalah:seperti potensial terjadinya peningkatan berat badan , potensial fluor albus meningkat ,
obesitas , mual dan pusing.

Kebutuhan: melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan kesehatan lain berdasarkan kondisi
pasien seperti kebutuhan KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi )
Planning (P)
Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment. Pendokumentasian planning atau pelaksanaan pada keluarga berencana
yaitu memantau keadaan umum ibu dengn mengobservasi tanda vital, melakukan konseling dan
memberikan informasi kepada ibu tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan, melakukan
informed consent, memberikan kartu KB dan jadwal kunjungan ulang.
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan
lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Adapun hal-hal
yang perlu dilakukan pada kasus ini adalah :
1. Meningformasikan tentang alat kontrasepsi
2. Meinginformasikan cara menggunakan alat kontrasepsi
Pendokumentasian Kebidanan
A. VARNEY
Menurut Helen Varney,proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang
berurutan yaitu :
I. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara lengkap.
II. Langkah II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan semua data
dasar yang telah dikumpulkan sehngga ditemukan diagnosis atau masalah. Diagnosis yang
dirmuskan adalah diagnosis dlam lingkup praktik kebidanan yang tergolong pada
nomenklatur standart diagnosis, sedangkan perihal yang berkaitan dengan penglaman klien
ditemukan dari hasil pengkajian.
III. Langkah III : Identifikasi diagosis / Masalah potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi.Berdasarkan
temuan tersebut, bidan dapat melakukan antisipasi agar diagnosis/maslah tersebut tidak
terjadi. Selain itu, bidan harus siap-siap apabila diagnosis atau masalah tersebut benar-
benar terjadi. Contoh diagnosis/masalah potensial :
IV. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Ada kemungkinan, data yang kita
peroleh memerlukan tindakan yang segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang
lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi. Contihnya pada kasus-kasus
kegawatdaruratan kebidanan, seperti perdarahan yang memerlukan tindakan KBI dan KBE.
V. Langkah V : Perencanaan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien dan setiap masalah yang
berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah
dibutuhkan konseking dan apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang direncanakan
harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan pasien.
VI. Langkah VI : Pelaksanaan
Pada langkah ke enam ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana
asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara aman dan efisie. Kegiatan ini bisa
dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam
situasi ini, bidan harus berkolaborasidengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan
demikian, bidan harus bertanggung jawab atas terlaksananya rencana asuhan yang
menyeluruh yang telah dibuat bersama tersebut.
VII. Langkah VII : Evaluasi
B. SOAPIER
Dalam metode SOAPIER ,S adalah data subjektif,O adalah data objektif,A adalah
analysis/assessment, P adalah Planing,I adalah Implementation,E adalah evaluation,dan R adalah
Revised/Reassessment
S:Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.ekspresi pasien mengenai ke
kawatiran dan keluhan yang dicatat atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan
diagnosis,data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang disusun.
O : merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,hasil pemeriksaan fisik
pasien ,pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostic lainnya.catatan medic dan informasi
dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data
penunjang.data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosis.
A: merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi ( kesimpulan) dari data
subjektif dan objektif.analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan,
mencakup :diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya anntisipasi
diagnosis/masalah potensial dan tindakan segera.
P : membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.rencana asuhan disusun
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data,rencana asuhan ini bertujuan untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya.rencana asuhan ini harus bisa mencapai criteria tujuan yang ingin dicapai
dalam batas waktu tertentu.
I :pelaksanaan asuhan sesuai dengan rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan
dan dalam rangka mengatasi masalah pasien.pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh
pasien,kecuali apabila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan
pasien.sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam implementasi ini.
E : tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan/ hasil
pelaksanaan tindakan.evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan focus
ketepatan nilai tindakan/asuhan,jika criteria tuhjuan tidak tercapai,proses evaluasi ini dapat
menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternative sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan.
R : revisi mencerminkan perubahan rencana asuhan dengan cepat,memperhatikan hasil
evaluasi, serta implementasi yang telah dilakukan.hasil evaluasi dapat dijadikan petunjuk perlu
tidaknya melakukan perbaikan/atau perubahan intervensi dan maupun perlu tidaknya melakukan
tindakan kolaborasi baru atau rujukan.hal yang harus diperhatikan dalam revisi ini adalah
pencapaian target dalam waktu yang tidak lama.
C. SOAPIE
Dalam metode SOAPIE ,S adalah data subjektif,O adalah data objektif,A adalah
analisis/assessment,P adalah planning,I adalah implementation dan e adalah evaluation.
S :Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.Ekspresi
pasien mengenai kekawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.
O : data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,hasil
pemeriksaan fisik pasien,pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostik lain.
A: merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
( kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.analisis data adalah melakukan interpretasi data
yang telah dikumpulkan,mencakup:diagnosis/masalah kebidanan,diagnosis/masalah potensial
serta perlunya anntisipasi diagnosis/masalah potensial dan tindakan segera.
P : membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.rencana asuhan disusun
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data,rencana asuhan ini bertujuan untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya.rencana asuhan ini harus bisa mencapai criteria tujuan yang ingin dicapai
dalam batas waktu tertentu.
I :pelaksanaan asuhan sesuai dengan rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan
dan dalam rangka mengatasi masalah pasien.pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh
pasien,kecuali apabila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan
pasien.sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam implementasi ini.
E : tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan/ hasil
pelaksanaan tindakan.evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan focus
ketepatan nilai tindakan/asuhan,jika criteria tuhjuan tidak tercapai,proses evaluasi ini dapat
menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternative sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan.
D. SOAP
Menurut Thomas (1994 cit. Mufdillah,dkk,2001) dokumentasi adalah catatan tentang
interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan tentang hasil
pemeriksaan, prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan pasien,dan respon pasien
terhadap semua asuhan yang telah diberikan.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dan akan
dilakukan pada seorang pasien, di dalamnya tersirat proses bidan yang sistematis dalam
menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah majemen kebidanan.
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode
SOAP.Dalam metode SOAP, S adalah data Subjektif, O adalah Objektif, A adalah
Analisis/Assesment dan P adalah Planning.Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas,
logis, dan singkat. Prinsip dan metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan
manajemen kebidanan.
S (Data Subjektif)
Data Subjektif (S), merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.
Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspersi pasien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung dengan diagnosis.
Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
O (Data Objektif)
Data objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang
jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik
lain.Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data
objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosis.
A (Assesment)
A (Analisis/Assesment), merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan,
karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan
menjadi sangat dinamis.Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang
dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien.Analisis yang tepat akurat
mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien,
dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat.
P (Planning)
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang.Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asun
BAB 3
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan dilakukan pada Ny S dengan kehamilan trimester III di Klinik
Dina.Untuk pendokumentasian asuhan adalah sebagai berikut.
Tanggal : 10 Maret 2018 Pukul : 11.00 Wib
Data Perkembangan Kunjungan I
1. Identitas/Biodata
Nama ibu : Ny. S Nama : Tn.S
Suami
Umur : 20 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Mandailing Suku :Mandailing
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan Wiraswasta
Alamat : Jl.Simalingkar A Alamat :Jl.Simaligkar
No Hp :- No. Hp : -
Subjektif

Tanggal: 10 Maret 2018 Pukul: 11.00 WIB

2. Alasan kunjungan saat ini


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah pada usia 18 tahun dan sudah menikah selama 2 tahun, ini adalah
perkawinan pertamanya dengan status sah.
4. Riwayat menstruasi
Menaeche umur : 13 Tahun

Dismenorheo : Tidak

Lama : 7 Hari

Siklus : 28 hari ( Teratur )


Banyaknya : 3 x ganti doek

HPHT : 08 juli 2017

TTP : 15 April 2018

5. Riwayat Kehamilan
a) Riwayat ANC
ANC sejak kehamilan 16 minggu. ANC di Klinik Bidan
Dina Frekuensi : Trimester I : 1kali.
Trimester II : 2 kali.
Trimester III : 2 kali.
b) Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 20 minggu, pergerakan
janin dalam 24 jam terakhir 10-20 kali.
c) Pola Nutrisi
Kebiasaan : 3x sehari
Makan : Nasi, sayur, lauk, pauk, buah
Minum : 6 gelas/ hari
d) Pola Eliminasi
BAK : 7x sehari
Warna : Jernih
BAB : 1x sehari
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Khas
e) Pola Aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Masak, mencuci dan menjaga anak
Istirahat/tidur : Siang : 2 jam, malam : 8 jam
f) Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 2x sehari.
Kebiasaan membersihkan alat kelamin setiap BAK dan BAB.
Kebiasaan mengganti pakaian dalam 3x sehari.
Jenis pakaian dalam yang pernah digunakan berbahan katun.
g) Imunisasi TT : Tidak
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Tabel 3.1
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu Pada Ny S G2P1A0
Hamil Komplikasi
Tgl Usia Kelainan
Jenis Penolong BB PB Laktasi
ke Lahir Kehamilan Ibu Bayi
18-09- Tidak
1 Tdk Tdk 2800 49 Eksklusif
2017 Aterm Normal Bidan
ada ada gram cm (berhasil) ada
(LK)
2
pH A M I L I N I

7. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB
8. Riwayat Kesehatan
a) Penyakit sistemik yang pernah /sedang diderita : Tidak ada.
b) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga : Tidak ada.
c) Riwayat keturunan kembar : Tidak ada.
d) Kebiasaan-kebiasaan : Tidak ada.
Merokok : Tidak ada.
Minum jamu-jamuan : Tidak ada.
Minum-minuman keras : Tidak ada.
Makanan-minuman pantang : Tidak ada.
Perubahan pola makan (termasuk nyidam, dll) : Tidak ada
9. Keadaan Psikososial Spiritual
a) Kelahiran ini : Diinginkan
b) Penerimaan terhadap kehamilan saat ini : Diinginkan.
c) Tanggapan keluarga terhadap kehamilan : Didukung
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis.
b) Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg.
Nadi : 82x/i
Pernapasan : 24x/i
Suhu : 360C
c) TB : 156 cm
BB sebelum hamil : 48kg
BB sekarang : 56 kg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 56
IMT : (𝑇i𝑛ggi 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 ) = = 22,48 𝑐𝑚
(1,562)
LILA : 25 cm
d) Kepala dan leher
Edema wajah : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikhterik
Mulut : Bersih
Leher : Tidak ada pembengkakan
Payudara
Bentuk : Simetris
Aerola mamae : Hyperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Tidak ada
e) Abdomen
Bentuk : Asimetris (lebih condong ke kanan).
Bekas luka : Tidak ada.
Striae gravidarum : Tidak ada.
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU pertengahan antara px dan pusat , teraba satu
bagian bulat, lunak dan tidak melenting di daerah
fundus (bokong).
Mc. Donald : TFU : 27cm.
Leopold II : Bagian perut sebelah kanan terababagian keras,
memanjang dan ada tahanan (punggung), dan perut
sebelah kiri teraba bagian kecil janin (ekstermitas).
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras dan
melenting (kepala).
Leopold IV : Penurunan bagian terbawah belum masuk PAP
(masih bisa digoyangkan).
TBJ : Mc. Donald : (27-12) x 155 = 2.325 gram.
DJJ : 144 kali/menit, regular

f. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks patela : Kanan (+), kiri (+)
Kuku : Bersih dan tidak pucat
g. Genetalia luar
Varices : Tidak ada
Bekas luka : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
h. Anus
Hemoroid : Tidak ada
i. Pemeriksaan penunjang
HB : 12 gr%
Protein urin : (-)

Analisa

Ny.S G2 P1 A0, usia kehamilan 32-34 minggu, PU-KA, presentase kepala, janin tunggal,
hidup, intra uterin, bagian kepala janin belum masuk PAP (Konvergen), keadaan ibu dan janin
baik.
Penatalaksanan

Tanggal : 10 Maret 2018 Pukul: 11.00 WIB

1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan. Keadaan ibu dan janin dan kehamilannya
normal, bagian terbawah janin kepala.
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III
seperti keluar darah dari kemaluan, bengkak di wajah dan ektremitas, sakit kepala yang
hebat, demam tinggi, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, pergerakan janin kurang dari 10
kali. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan terdekat apabila
menemukan salah satu tanda bahaya kehamilan tersebut.
Ibu telah mengetahui dan mengerti tanda bahaya dalam kehamilan
3. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti keluar bercak
darah atau flek dari kamaluan, keluar lendir bercampur darah dari kemaluan atau pun nyeri
perut yang terusmenerus.
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan.
4. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyebab ibu sering BAK.
Bahwa sakit pada perut di bagian bawah dan sering BAK merupakan hal fisiologis jadi
untuk mengurangi rasa sakit perut bagian bawah dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring
kiri atau miring kanan dan untuk mengatasi sering BAK maka ibu dianjurkan untuk tidak
banyak minum pada malam hari
Ibu sudah mengerti tentang informasi yang diberikan
5. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe setiap hari selama 90 hari.
Ibu berjanji akan tetap mengkonsumsi tablet Fe.
6. Menjelaskan pada ibu jangan mengangkat benda yang berat, apabila bangun tidur miring
dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
7. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang yaitu setiap 1 kali seminggu atau bila ada keluhan
datang ke klinik atau ke petugas kesehatan.
Ibu sudah mengetahui kapan kunjungan ulangnya.
Data Perkembangan Kunjungan II
Tanggal : 20 Maret 2018 Pukul : 12.00 wib
Data Subjektif
1. Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg BB sebelumnya : 56 kg
Pernafasan : 24x/i BB sekarang : 57 kg
Temp : 36,2°C Nadi : 78x/i
3. Palpasi :
Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, bagian fundus teraba bulat,lunak,
tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian perut kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
Bagian perut kanan ibu teraba keras seperti papan panjang (punggung
kanan/PUKA)
Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras, bulat, melenting
(kepala) Leopold IV : Bagian bawah janin belum masuk panggul (konvergen)
TFU : 30 cm
TBBJ : (30-12) x 155 = 2.790gr
DJJ : 140 x/menit
4. Pemeriksaan Laboratorium
HB : 12 gr/%
Analisa

Ny.S G2 P1 A0, usia kehamilan 35-36 minggu, PU-KA, presentase kepala, janin tunggal, hidup,
bagian kepala janin belum masuk PAP (Konvergen) keadaan ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan

Tanggal : 20 Maret 2018 Pukul : 12.00 WIB


1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
BB saat ini : 57 kg BB sebelumnya : 56 kg
TD : 120/80 mmHg Pernafasan : 24x/i
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu bahwa keadaan janinnya baik,usia kehamilan sudah 32-34 minggu, kepala
di bawah, punggung di sebelah kanan, dan bagian terbawah belum masuk PAP, DJJ 140
x/menit dan terdengar jelas.
Ibu terlihat senang dengan keadaan janinnya.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap mandi 2 kali sehari, membersihkan genetalia sewaktu mandi
dan selesai BAK maupun BAB, mengganti pakaian dalam sesudah mandi ataupun jika
lembab.
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
4. Memberikan ibu tablet Fe sebanyak 10 tablet dengan dosis 1x1. Memberitahu iu bahwa
tablet Fe tidak diminum bersamaan dengan kopi atau teh.
Ibu berjanji akan meminum tablet Fe.
5. Mengingatkan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir bercampur
darah dari kemaluan atau pun nyeri perut yang terusmenerus. Apabila ibu merasakan
keluhan seperti itu, segera datang ke klinik dan membawa semua perlengkapan persalinan
dan ditemani oleh keluarga.
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan.
6. Menganjurkan ibu untuk datang kunjungan ulang atau segera datang ke petugas kesehatan
apabila ada keluhan.
Ibu mengerti dan akan datang kembali.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Data Perkembangan Kunjungan III
Tanggal : 02 April 2018 Pukul : 14.00 WIB
Subjektif
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Ibu mengatakan sering buang air kecil dimalam hari
Objektif
1. Keadaan umum :Baik
2. Pemeriksaan fisik
BB sekarang : 59 Kg
BB sebelum : 57 Kg
3. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
RR : 22 x/i
Pols : 78 x/i
Temp : 36,3°C
4. Pemeriksaan khusus kebidanan
Palpasi
a. Leopold I
TFU 3 jari di atas pusat, teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting yaitubokong di fundus.
b. Leopold II
Teraba 1 bagian yang keras dan memanjang di sebelah kanan perut ibu yaitu punggung dan di
sebelah kiri perut ibu terdapat bagian bagian kecil janin.
c. Leopold III
Teraba 1 bagian keras dan bulat yaitu kepala.
d. Leopold IV
Bagian bawah janin belum masuk pintu atas panggul (Konvergen)
TFU: 32 cm
TBJ : (TFU – 12) X 155 = (31-13) X 155 = 2700 gram.

Auskultasi
Frekuensi : 140x/i, reguler
Analisa
Diagnosa kebidanan :
Ny.Y G2 P1 A0, usia kehamilan 37-38 minggu, PU-KA, presentase kepala,janin tunggal tunggal,
hidup, intra uterin, bagian kepala janin belum masuk PAP (Konvergen) keadaan ibu dan janin
baik.

Penatalaksanaan
Tanggal : 02 April 2018 Pukul :14.00 WIB
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan. Keadaan ibu dan janin dan kehamilannya
normal, bagian terbawah janin kepala.
Ibu sudah mengetahui keadaannya dan janinnya.
2. Memberitahu pada ibu bahwa kebiasaan buang air kecil dimalam hari merupakan perubahan
fisiologis pada kehamilan dikarenakan kepala janin mulai turun ke PAP sehingga kandung
kemih tertekan.Ibu dianjurkan untuk mengurangi minum yang dapat meningkatkan
pembentukkan urine dan juga meningkatnya stress psikologis juga dapat meningkatkan
frekuensi keinginan berkemih.
Ibu sudah mengerti penyebab keluhan yang dirasakannya.
3. Mengingatkan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti keluar bercak darah atau
flek dari kamaluan, keluar lendir bercampur darah dari kemaluan atau pun nyeri perut yang
terusmenerus. Apabila ibu merasakan keluhan seperti itu, segera datang ke klinik dan
membawa semua perlengkapan persalinan dan ditemani oleh keluarga.
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan.
4. Memberikan ibu tablet Fe sebanyak 10 tablet dengan dosis 1x1. Memberitahu iu bahwa tablet
Fe tidak diminum bersamaan dengan kopi atau teh.
Ibu berjanji akan meminum tablet Fe.
5. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang yaitu setiap 1 kali seminggu atau bila ada keluhan
datang ke klinik atau ke petugas kesehatan.
Ibu sudah mengetahui kapan kunjungan ulangnya.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 00.00 WIB

Subjektif
Alasan masuk kamar bersalin :
Ibu mengatakan ingin bersalin, ibu merasakan mules pada perutnya menjalar ke pinggang sejak
pukul 20.00 WIB. 23.55 WIB saat ibu BAK ibu melihat lendir bercak darah di celana dalamnya.

Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda Vital: TD : 100/80 mmHg Pols : 78 x/i
RR : 24 x/i Suhu : 36,50C
c. Abdomen : Bentuk asimetris (condong ke kanan), ada striae
alba
2. Pemeriksaan Kebidanan (Kala I)
a. Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi.
b. Palpasi :
1) Palpasi Leopold
- Leopold I
TFU pertengahan pusat dengan px, teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting
yaitu bokong di fundus.
- Leopold II
Teraba 1 bagian yang keras dan memanjang di sebelah kanan perut ibu yaitu
punggung. Dan di sebelah kiri perut ibu terdapat bagian-bagian kecil janin.
- Leopold III
Teraba satu bagian keras dan bulat yaitu kepala diatas simfisis.
- Leopold IV
Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen)
TFU menurut Mac.Donald : 32 cm
TBBJ : (TFU – 11) X 155 = (32-11) x 155 = 3.255 gram.
2) Kontraksi : 2x/10‘/25‖
3) Penurunan : 4/5
4) Pergerakan : Teraba dan terlihat
c. Auskultasi
1) DJJ : 138 x/i, reguler
2) Punctum maximum : Kuadran kanan bawah pusat
Pemeriksaan Dalam (Pukul 00.00)
a. Pembukaan serviks : 2 cm
b. Ketuban : Utuh
c. Molase : Tidak Ada
d. Denominator : UUK Ki-Dep
e. Penurunan Kepala : Hodge II
f. Konsistensi serviks : Elastis dan Lunak

Analisa
Diagnosa :
Ny. S G2P1A0, inpartu kala I fase laten, usia kehamilan 36-38 minggu, punggung kanan (PU-
KA), presentasi kepala, janin tunggal, hidup, intrauterin, bagian kepala janin sudah masuk PAP
(Divergen), keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : Ibu merasa nyeri pada saat kontraksi datang
Kebutuhan : Pemberian support (dukungan) dari suami dan keluarga.

Penatalaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 00.00 WIB
1. Menginformasikan proses kemajuan persalinan dan memberitahu kondisi ibu dan janin serta
memantau perkembangan TTV, His, DJJsetiap ½ jam (pada lembar partograf).
TD : 100/80 mmHg His : 2x/10‘/25‖
RR : 24x/i Pemb : 2 cm
Pols : 78x/i Suhu : 36,50C
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya.
2. Memberi dukungan kepada ibu, bahwa ibu mampu menghadapi persalinan dan meminta
suami/keluarga untuk selalu mendampingi ibu dan memberi makan/minum kepada ibu.
Suami mendampingi ibu dan sudah memberi makan dan minum. Ibu mau makan dan minum
yang diberikan suaminya.
3. Menganjurkan ibu untuk banyak berjalan dan jongkok agar kepala bayi semakin turun. Jika
merasa lelah ibu akan beristirahat sebentar lalu berjalan-jalan kembali.
Suami mendampingi ibu untuk berjalan dan jongkok dan ibu mau untuk berjalan dan jongkok.
4. Melakukan observasi dan memantau kemajuan persalinan.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Data Perkembangan Kala I
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 04.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan perutnya semakin mules sampai menjalar ke pinggang.
Ibu mengatakan adanya pengeluaran lendir bercampur darah dari kemaluannya.

Objektif
1. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg Pols : 78 x/i
RR : 23 x/i Suhu : 36,40C
2. Pemeriksaan Kebidanan II
a. Abdomen
1) HIS : 3x/10‘/35‖
2) DJJ : 140 x/i
b. Pemeriksaan Dalam (Pukul 04.00)
1) Pembukaan : 4 cm
2) Penurunan kepala : Hodge III
3) Molase : Tidak Ada
4) Ketuban : Utuh
5) Konsistensi serviks : Elastis dan Lunak
6) Denominator : UUK Ki-Dep

Analisa
Diagnosa :
Ny. S G2P1A0, inpartu kala I fase aktif, usia kehamilan 36-38 minggu, punggung kanan (PU-
KA), presentasi kepala, janin tunggal, hidup, intrauterin, bagian kepala janin sudah masuk PAP
(Divergen), keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : Ibu merasa nyeri pada saat kontraksi datang
Kebutuhan : Pemberian support (dukungan) dari suami dan keluarga.

Penatalaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 04.00 WIB
1. Menginformasikan proses kemajuan persalinan dan memberitahu kondisi ibu dan janin serta
memantau perkembangan TTV, His setiap ½ jam (pada lembar partograf).
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,40C
RR : 23x/i His : 3x/10‘/35‖
Pols : 78x/I Pemb : 4 cm
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya.
2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minum untuk menambah tenaga ibu agar ibu
tetap kuat dan tidak terlalu lemas saat persalinan nanti.
Ibu sudah diberikan minum oleh keluarganya.
3. Memberi dukungan kepada ibu, bahwa ibu mampu menghadapi persalinan dan menjelaskan
kepada ibu tentang posisi yang nyaman bagi ibu saat persalinan nanti yaitu posisi jongkok,
setengah duduk, berdiri, miring kanan/kiri, dan berbaring/litotomi.
Ibu sudah mengerti tentang posisi yang nyaman saat persalinan nanti.
4. Mengingatkan ibu untuk tetap banyak berjalan dan jongkok agar kepalabayi semakin turun.
ibu banyak berjalan dan berjongkok, dan jika merasa lelah ibu akan beristirahat sebentar lalu
berjalan-jalan kembali.
5. Memberi ibu dukungan dengan mengelus punggung atau pundak sertamemberikan pijatan
ringan di atas perut ibu.
Ibu terlihat nyaman dengan tindakan yang dilakukan.
6. Mempersiapkan tempat, alat-alat dan perlengkapan ibu dan bayi untukproses persalinan.
Alat-alat untuk menolong persalinan yaitu bakinstrumen steril berisi 2 buah arteri klem, 1
buah gunting tali pusat, 1buah stand doek, 2 pasang handscoon steril, 1 buah benang tali
pusat,kassa steril sudah disiapkan. Peralatan bayi yang disiapkan yaitu bedong, baju, popok,
gurita, sarung tangan, sarung kaki dan topi bayi.
7. Melakukan observasi dan memantau kemajuan persalinan denganpartograf. Partograf
terlampir.
Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Data Perkembangan Kala I
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 08.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan perutnya semakin mules sampai menjalar ke pinggang.
Ibu mengatakan adanya pengeluaran lendir bercampur darah dari kemaluannya.
Objektif
1. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg Pols : 80 x/i
RR : 24 x/i Suhu : 36,50C
2. Pemeriksaan Kebidanan II
a. Abdomen
1) HIS : 4x/10‘/40‖
2) DJJ : 140 x/i
b. Pemeriksaan Dalam (Pukul 08.00)
1) Pembukaan : 8 cm
2) Penurunan kepala : Hodge III
3) Molase : Tidak Ada
4) Ketuban : Utuh
5) Konsistensi serviks : Tipis
6) Denominator : UUK Ki-Dep

Analisa
Diagnosa :
Ny. S G2P1A0, inpartu kala I fase aktif, usia kehamilan 36-38 minggu, punggung kanan (PU-
KA), presentasi kepala, janin tunggal, hidup, intrauterin, bagian kepala janin sudah masuk PAP
(Divergen), keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : Ibu merasa nyeri pada saat kontraksi datang
Kebutuhan : Pemberian support (dukungan) dari suami dan keluarga.
Penatalaksanaan
Tanggal : Jumat, 20 April 2018
1. Menginformasikan proses kemajuan persalinan dan memberitahu kondisi ibu dan janin serta
memantau perkembangan TTV, His, DJJ setiap ½ jam.
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,50C
RR : 24x/i His : 4x/10‘/40‖
Pols : 80x/I Pemb : 8 cm
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya.
2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minum untuk menambah tenaga ibu agar ibu
tetap kuat dan tidak terlalu lemas saat persalinan nanti.
Ibu sudah diberikan minum oleh keluarganya.
3. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang ketika kontraksi datang dan jangan
mengedan sebelum di anjurkan.
Ibu mengerti dan telah melakukannya.
4. Memberi ibu dukungan dengan mengelus punggung atau pundak, memberikan pijatan
ringan di atas perut ibu dan memberi dukungan kepada ibu, bahwa ibu mampu
menghadapipersalinan.
Ibu terlihat nyaman dengan tindakan yang dilakukan dan ibu tampak sabar dan semangat.
5. Melakukan observasi dan memantau kemajuan persalinan denganpartograf. Partograf
terlampir.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Data Perkembangan Kala I
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 10.00 WIB
Subjektif
Ibu mengatakan adanya keinginan untuk buang air besar (BAB).
Objektif
1. Tanda- tanda vital
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,50C
RR : 24x/i Pols : 80x/i
2. Pemeriksaan Kebidanan II
a. Abdomen
1) HIS : 5x/10‘/45‖
2) DJJ : 148 x/i
b. Genetalia
1) Perineum menonjol
2) Vulva membuka
3) Adanya tekanan pada anus
4) Pengeluaran/vaginam darah

Pemeriksaan Dalam (Pukul 10.00)


a. Pembukaan : 10 cm (lengkap)
b. Penurunan kepala : Hodge IV
c. Molase 0
d. Ketuban : Selaput ketuban pecah dan airketuban jernih.
Analisa
Diagnosa :
Ny. S G2P1A0, inpartu kala II, usia kehamilan 36-38 minggu, punggung kanan (PU-KA),
presentasi kepala, janin tunggal, hidup, intrauterin, bagian kepala janin sudah masuk PAP
(Divergen), keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : Ibu merasa nyeri pada saat kontraksi datang
Kebutuhan : Pemberian support (dukungan) dari suami dan keluarga
Minuman dan makanan ditengah proses persalinan
Penatalaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018
1. Menginformasikan proses kemajuan persalinan dan memberitahu kondisi ibu dan janin serta
memantau perkembangan TTV, His, DJJ setiap ½ jam (pada lembar partograf).
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,50C
RR : 24x/i His : 4x/10‘/40‖
Pols : 80x/i Pemb : 10 cm
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya
2. Memastikan semua alat-alat sudah lengkap.
Semua alat-alat yang diperlukan sudah
lengkap.
3. Memakai alat perlindungan diri (APD) dan mendekatkan partus
set. APD sudah dipakai dan partus set sudah lengkap.
4. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
- Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya.
- Perineum menonjol
- Vulva dan sfingter ani membuka
5. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah, dan keadaan janin
baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuaikeinginannya.
6. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
7. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuatuntuk meneran :
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginanuntuk meneran.
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu
untuk berbaring terlentang).
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendukung dan memberi semangatpada ibu.
f. Menganjurkan ibu minum untuk menambah tenaga ibu saat meneran.
8. Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
Handuk sudah diletakkan.
9. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
10. Membuka partus set.
11. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
12. Saat kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva, lindungi perineum dengan satu tangan dan
tangan yang dilapisi kain bersih dan kering dantangan yang lain menahan kepala bayi dengan
tekanan yang lembut agartidak terjadi defleksi secara tiba-tiba dan membiarkan kepala
keluarsecara perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahanatau bernapas
cepat saat kepala lahir.
13. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kassa yang bersih.
14. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jikahal itu terjadi. Kepala
lahir tanpa adanya lilitan tali pusat.
15. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secaraspontan.
16. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memposisikan tangansecara biparietal.
Menganjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksiberikutnya. Dengan lembut dengan
menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untukmelahirkan
bahu posterior.
17. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayiyang berada di bagian
bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikankelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan sikudan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
18. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir. Memegang
kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
19. Menilai bayi dengan cepat, bayi lahir bugar pada tanggal 20 April 2018 pukul 10.30 WIB
dengan keadaan sehat, menangis kuat, jenis kelamin perempuan.
20. Mengeringkan bayi menggunakan handuk yang ada di atas perut ibu untuk mencegah bayi
hipotermi.
Bayi sudah dikeringkan.
21. Mengganti handuk yang basah dengan handuk baru yang kering untuk menjaga kehangatan
bayi.Handuk sudah diganti dengan handuk yang kering.
22. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada janin kedua.
Hasilnya setelah diperiksa janin tunggal.
23. Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3 paha lateral secara IM yang
bertujuan untuk mempercepat lahirnya plasenta dan mencegah terjadinya perdarahan.
Ibu sudah mengetahui bahwa plasenta akan lahir dan bersedia untuk disuntik oksitosin, suntikan
oksitosin 10 IU sudah diberikan
24. Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusatbayi. Melakukan
urutan pada tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. 2 cm
dari klem.
Penjepitan tali pusatsudah dilakukan.
25. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari guntingdan memotong tali
pusat di antara dua klem tersebut dan mengikat talipusat dengan benang tali pusat yang steril.
Tali pusat sudah diikatdengan kuat dan tidak ada perdarahan.
26. Meletakkan bayi di atas dada ibu dengan posisi tengkurap atau melakukan inisiasi menyusui
dini (IMD) dan tetap diselimuti dari atas untuk menjaga kehangatan bayi.
I ibu sudah melakukan IMD.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Data Perkembangan Kala II
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 10.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan adanya keinginan untuk buang air besar (BAB).
Objektif
2. Tanda- tanda vital
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,50C
RR : 24x/i Pols : 80x/i
2. Pemeriksaan Kebidanan II
c. Abdomen
3) HIS : 5x/10‘/45‖
4) DJJ : 148 x/i
d. Genetalia
5) Perineum menonjol
6) Vulva membuka
7) Adanya tekanan pada anus
8) Pengeluaran/vaginam darah

Pemeriksaan Dalam (Pukul 10.00)


e. Pembukaan : 10 cm (lengkap)
f. Penurunan kepala : Hodge IV
g. Molase 0
h. Ketuban : Selaput ketuban pecah dan airketuban jernih.
Analisa
Diagnosa :
Ny. S G2P1A0, inpartu kala II, usia kehamilan 36-38 minggu, punggung kanan (PU-KA),
presentasi kepala, janin tunggal, hidup, intrauterin, bagian kepala janin sudah masuk PAP
(Divergen), keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : Ibu merasa nyeri pada saat kontraksi datang
Kebutuhan : Pemberian support (dukungan) dari suami dan keluarga
Penatalaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018
1. Menginformasikan proses kemajuan persalinan dan memberitahu kondisi ibu dan janin serta
memantau perkembangan TTV, His, DJJ setiap ½ jam (pada lembar partograf).
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,50C
RR : 24x/i His : 4x/10‘/40‖
Pols : 80x/i Pemb : 10 cm
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya
27. Memastikan semua alat-alat sudah lengkap.
Semua alat-alat yang diperlukan sudah lengkap.
28. Memakai alat perlindungan diri (APD) dan mendekatkan partus set.
APD sudah dipakai dan partus set sudah lengkap.
29. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
- Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya.
- Perineum menonjol
- Vulva dan sfingter ani membuka
30. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah, dan keadaan
janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuaikeinginannya.
31. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
32. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuatuntuk meneran :
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginanuntuk meneran.
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu
untuk berbaring terlentang).
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendukung dan memberi semangatpada ibu.
f. Menganjurkan ibu minum untuk menambah tenaga ibu saat meneran.
33. Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan
bayi. Handuk sudah diletakkan.
34. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
35. Membuka partus set.
36. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
37. Saat kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva, lindungi perineum dengan satu tangan dan
tangan yang dilapisi kain bersih dan kering dantangan yang lain menahan kepala bayi dengan
tekanan yang lembut agartidak terjadi defleksi secara tiba-tiba dan membiarkan kepala
keluarsecara perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahanatau bernapas
cepat saat kepala lahir.
38. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kassa yang bersih.
39. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jikahal itu terjadi. Kepala
lahir tanpa adanya lilitan tali pusat.
40. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secaraspontan.
41. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memposisikan tangansecara biparietal.
Menganjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksiberikutnya. Dengan lembut dengan
menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untukmelahirkan
bahu posterior.
42. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayiyang berada di bagian
bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikankelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan sikudan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
43. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir. Memegang
kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
44. Menilai bayi dengan cepat, bayi lahir bugar pada tanggal 20 April 2018 pukul 10.30 WIB
dengan keadaan sehat, menangis kuat, jenis kelamin perempuan.
45. Mengeringkan bayi menggunakan handuk yang ada di atas perut ibu untuk mencegah bayi
hipotermi.
Bayi sudah dikeringkan.
46. Mengganti handuk yang basah dengan handuk baru yang kering untuk menjaga kehangatan
bayi.Handuk sudah diganti dengan handuk yang kering.
47. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada janin
kedua. Hasilnya setelah diperiksa janin tunggal.
48. Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3 paha lateral secara IM yang
bertujuan untuk mempercepat lahirnya plasenta dan mencegah terjadinya perdarahan.
Ibu sudah mengetahui bahwa plasenta akan lahir dan bersedia untuk disuntik oksitosin, suntikan
oksitosin 10 IU sudah diberikan
49. Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusatbayi. Melakukan
urutan pada tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. 2 cm
dari klem.
Penjepitan tali pusatsudah dilakukan.
50. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari guntingdan memotong tali
pusat di antara dua klem tersebut dan mengikat talipusat dengan benang tali pusat yang steril.
Tali pusat sudah diikatdengan kuat dan tidak ada perdarahan.
51. Meletakkan bayi di atas dada ibu dengan posisi tengkurap atau melakukan inisiasi menyusui
dini (IMD) dan tetap diselimuti dari atas untuk menjaga kehangatan bayi.
Ibu sudah melakukan IMD.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Data Perkembangan Kala III
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 10.30 WIB

Subjektif
-Ibu mengatakan merasa lelah karena meneran.
-Ibu mengatakan perutnya masih mules dan merasakan adanya keluar darah dari kemaluannya.
Objektif
1. Uterus teraba bulat dan keras.
2. Kandung kemih kosong.
3. Tampak tali pusat menjulur di vulva pada saat dilakukan PTT.
4. Adanya semburan darah.

Analisa
Ny. S P2A0, inpartu kala III, keadaan ibu dan bayi sehat dan baik.

Penatalaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami bahwa saat ini waktu untuk pengeluaran
uri/plasenta.
Ibu sudah mengetahui keadaannya.
2. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva.
Potong tali pusat dan ikat tali pusat.
3. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Pukul
10.30 WIB dilakukan PPT dengan memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
Menunggu uterus berkontraksi kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali
pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus
secara dorso kranial dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uterinamun uteri masih belum terlepas seluruhnya. Pukul 10.35 WIB dilakukan PTT kedua,
setelah dilakukan penegangan tali plasenta terjadi tanda-tanda pelepasan plasenta dengan tali
plasenta bertambah panjang dan keluar semburan darah tiba-tiba lalu plasenta terlihat di
introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.
Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. Plasenta lahir
pada pukul 10.35 WIB.
4. Segera melakukan massase uterus menggunakan telapak tangan di fundus dan melakukan
masase dengan gerakan melingkar searah jarum jam selama 15 detikdan mengajarkan ibu
dansuami untuk melakukan masase sendiri. Kontraksi baik, uterus bulat dan keras, TFU 2 jari
di bawah pusat.
Ibu sudah mengetahui cara masasse uterus dan kontraksi uterus baik.
5. Memeriksa kelengkapan plasenta dan mengevaluasi adanya laserasi pada perineum dan
vagina. Kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, panjang tali pusat 50 cm.
6. Evaluasi laserasi jalan lahir pada vagina dan perineum.
Tidak terdapat laserasi pada jalan lahir

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Data Perkembangan Kala IV
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 10.35 WIB

Subjektif
Ibu tampak senang dan mengatakan lega karena bayi lahir normal dan plasentajuga sudah lahir.
Ibu mengatakan perutnya masih mules. Ibu mengatakan lapar dan haus dan ingin makan dan
minum.
Objektif

1. Keadaan umum : Baik


2. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg Pols : 78 x/i
RR : 24 x/i Suhu : 36,50C

3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Abomen
1) TFU : 2 jari di bawah pusat
2) Kontraksi : Baik
3) Kandung kemih : Kosong
b. Genetalia
1) Laserasi : Tidak ada
2) Perdarahan : ± 100 cc

Analisa
Ny. S P2A0, kala IV, keadaan ibu dan bayi sehat dan baik.
Penatalaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 20 April 2018
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga.
TD : 110/80 mmHg Pols : 78 x/i
RR : 24 x/i Suhu : 36,50C
TFU : 2 jari di bawah pusat Perdarahan : ± 100 cc
Kontraksi : Baik Kandung kemih : Kosong
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus, yaitu dengan cara meletakkan
telapak tangan diatas perut dan melakukan gerakan melingkar searah jarum jam.
Ibu dan suami sudah mengerti dan mempraktekkannya dengan benar dihadapan petugas.
3. Membersihkan ibu menggunakan washlap dan air DTT dan memasang doek dan celana dalam
ibu serta mengganti pakaian ibu. Dan mendekontaminasi peralatan bekas pakai ke dalam
larutan klorin 0,5%. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai.
Ibu sudah dibersihkan dan peralatan bekas pakai telah di rendam dalam larutan klorin 0,5 %
4. Menganjurkan ibu untuk memulai memberikan ASI dengan melakukanIMD Inisiasi Menyusui
Dini) dan bayi tetap diselimuti dan memakaitopi untuk menjaga kehangatan bayi
IMD berhasil selama 1 jam. Kolostrum sudah keluar dan daya hisap bayi kuat.
5. Memindahkan ibu ke ruang nifas dan menganjurkan suami atau keluarga untuk memberi
asupan makan dan minum untuk memulihkan tenaga ibu.
Ibu dan keluarga sudah mengerti dan mau memperhatikan asupan makanan dan minum untuk
memulihkan tenaga ibu.
6. Memantau keadaan ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan memantau keadaan ibu setiap
30 menit pada 1 jam kedua.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Kunjungan I (6 Jam Postpartum)
Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 16.30 WIB

Subjektif
-Ibu mengatakan rasa lelahnya setelah bersalin sudah berkurang.
-Ibu menyusui bayinya sesering mungkin dan ASI tidak bermasalah.
-Ibu sudah bisa berjalan-jalan kecil.
Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-tanda Vital:TD : 100/80 mmHg Pols : 80x/i
RR : 24x/i Temp : 36,50C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tidak pucat dan tidak ada pembengkakan.
b. Payudara : Puting susu ibu bersih, tidak lecet, ASI sudah keluar
c. Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat dan kontraksi uterus baik.
d. Genetalia : Pengeluaran darah berwarna merah(lochea rubra).
e. Perineum : Tidak terdapat luka jahitan.
f. Eliminasi : Ibu sudah buang air kecil, ibubelum buang air besar.
g. Ekstremitas : Tidak ada oedema dan kemerahan ditangan dan kaki ibu.

Analisa
Ny. S P2A0, postpartum 6 jam normal, keadaan ibu dan bayi sehat dan baik.
Penatalaksanaan
Tanggal : Jumat, 20 April 2018
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwakeadaan ibu
baik. Tanda-tanda vital : TD : 100/80 mmHg Polst : 80 x/i
RR : 24 x/i Temp : 36,50C
Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan ibu saat ini
2. Menganjurkan ibu/keluarga untuk masase perut ibu agar mencegahperdarahan pada masa
nifas karena atonia uteri dan memberitahukeluarga untuk mendeteksi perdarahan yang
disebabkan atonia uteriyaitu tidak ada kontraki uterus dan perut terasa lembek.
Keluarga sudah melakukan tindakan yang dianjurkan.
3. Menganjurkan ibu untuk makan teratur agar tenaganya
pulih. Ibu sudah mengerti dan makan dengan teratur.
4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti miring kiri dan kanan.Kalau ibu ingin ke
kamar mandi, keluarga dianjurkan untuk menemani.
Ibu sudah miring kiri dan kanan, dan sudah ke kamar mandi ditemani oleh suami.
5. Menganjurkan ibu untuk membersihkan vagina dengan air bersih danmengeringkan dengan
kain yang bersih sehabis BAK/BAB sertamengganti doek minimal 3x/hari atau ketika ibu
merasa tidak nyaman.
Ibu sudah mandi dan sudah mengerti cara vulva hygiene.
6. Memberikan konseling kesehatan pentingnya ASI esklusif. Dengan caramenganjurkan
kepada ibu untuk memberikan ASI kepada bayi seseringmungkin supaya asupan nutrisi yang
dibutuhkan bayi dapat terpenuhidengan baik sampai pemberian hanya ASI dari 0-6 bulan.
Ibu sudah mengerti dan bersedia memberikan ASI secara esklusif.
7. Mengajarkan posisi menyusui yang benar, yaitu dengan cara mulut bayimenghisap puting
susu sampai ke aerolamamae, hindari tertutupnyajalan nafas bayi.
Ibu sudah mengerti cara menyusui yang telah diajarkan.
8. Memberi ibu tablet Fe sebanyak 10 butir dengan dosis 1x1 dan amoxilinsebanyak 10 butir
dengan dosis 3x1.
Ibu mengatakan akan meminumnya.
9. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas seperti perdarahan, sakitkepala, penglihatan
kabur, demam tinggi dan pembengkakan diwajah.Menganjurkan ibu untuk segera datang ke
klinik bila merasakan tandabahaya tersebut.
Ibu sudah mengerti tanda bahaya nifas.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Kunjungan II (6 Hari Postpartum)
Tanggal: Kamis, 26 April 2018 Pukul: 11.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan merasa keadaannya semakin membaik, ASI lancar keluar, bayi kuat menyusu,
ibu selalu menyusui bayinya, tidak ada penyulit dan hanya memberikan ASI dan ibu mengatakan
darah dari kemaluannya masih keluar dengan warna merah kecoklatan.

Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum baik dan kesadaran composmentis, dan emosional stabil
b. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg, Pols: 78 x/i, RR : 23 x/i, Temp : 36,3 0C
2. Kontraksi uterus baik
3. TFU pertengahan pusat – simpisis
4. Pengeluaran pervaginam berwarna merah kecoklatan (Lochea Sanguiloenta) dan tidak
berbau

Analisa
Ny. S P2A0, postpartum 6 hari normal, keadaan ibu dan bayi sehat dan baik.

Penatalaksanaan
Tanggal: Kamis, 26 April 2018 Pukul: 11.00 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaannya sehat
Hasil pemeriksaan TD : 120/80 mmHg, Pols: 78 x/i, RR : 23 x/i, Temp:36,30C
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu bahwa involusi uteri ibu berjalan dengan baik dan normal
TFU pertengahan simfisis dengan pusat, uterus berkontraksi dengan baik, tidak ada perdarahan
abnormal dan tidak berbau.
Ibu dalam keadaan normal.
3. Mengingatkan ibu kembali untuk memakan makanan bergizi dan asupan nutrisi yang cukup
untuk metabolisme dan proses pembentukan ASI yaitu karbohidrat, tinggi protein (tahu,
tempe, kacang-kacangan, daging, ikan), sayur-mayur, buah-buahan dan minum air putih
minimal 3 liter/hari serta minum pil zat besi.
Ibu minum air putih lebih dari 8 gelas/hari dan telah minum pil zat besi sesuai aturan yang
diberikan petugas.
4. Memberikan ibu pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara dan posisi yang baik
saat menyusui. Memastikan ibu menyusui bayi secara bergantian dan mengajarkan posisi
yang baik yaitu meletakkan bayi pangkuan ibu dengan posisi ibu duduk, seluruh daerah
hitam harus masuk ke dalam mulut bayi.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mempraktekkannya di depan petugas dengan
benar
5. Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi pada ibu.
Tidak ada tanda-tanda demam dan infeksi dan ibu dalam keadaan baik.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Kunjungan III (2 minggu post partum)
Tanggal : Jumat, 09 mei 2018 Pukul: 10.20 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan keadaannya sudah sehat dan tidak ada keluhan dan selalu menyusui bayinya dan
hanya memberikan ASI dan ibu mengatakan darah yang keluar dari kemaluannya sudah tidak
berwarna kecoklatan namun berwarna kekuningan dan tidak berbau.
Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis dan emosional stabil
b. Tanda vital TD : 110/70 mmHg, RR : 22 x/i, Pols: 80 x/i,
Temp : 360C
2. Pemeriksaan fisik
a. Muka : Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
b. Mata : konjungtiva tidak pucat, sclera putih
c. Payudara : ASI keluar lancar dan tidak ada nyeri tekan
3. Kontraksi uterus baik dan TFU tidak teraba di atas simfisis
4. Pengeluaran pervaginam berwarna kekuningan (Lochea Serosa) dan tidak berbau

Analisa
Ny. S P2 A0, postpartum 2 minggu normal, keadaan ibu dan bayi sehat dan baik.

Penatalaksanaan
Tanggal: Jumat 09 mei 2018 Pukul: 10.20 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sehat Hasil pemeriksaan TD : 110/70
mmHg, RR : 22 x/i, Pols: 80 x/i, Temp : 36 0C , TFU: sudah tidak teraba di atas simfisis. Ibu
sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu bahwa involusi uteri ibu berjalan normal, TFU tidak teraba diatas simfisis dan
tidak ada perdarahan yang berbau. Keadaan ibu normal.
3. Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB dan memberikan konseling macam-macam
alat kontrasepsi yang sesuai kepada kondisi ibu yaitu MAL, IUD, suntik 3 bulan dan AKBK.
Kemudian menjelaskan tentang keuntungan dan efek samping dari tiap- tiap alat kontrasepsi
tersebut.
Ibu sudah mengerti dengan penjelasan macam- macam KB tersebut dan mengatakan ingin
berdiskusi terlebih dahulu dengan suaminya.
4. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap menyusui bayinya sesuai kebutuhan dari 0-6 bulan
supaya bayi mendapat ASI eksklusif serta mengajarkan ibu cara melakukan perawatan
payudara supaya mencegah terjadinya bendungan ASI. Ibu sudah mengerti tentang
pemberian ASI pada bayi dan sudah mengerti cara perawatan payudara.
5. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap memakan makanan bergizi dan asupan nutrisi yang
cukup, seperti mineral, vitamin, protein. Minum air putih minimal 3 liter/hari, minum pil zat
besi. Ibu sudah minum +8 gelas/hari dan telah minum pil zat besi sesuai aturan yang
diberikan petugas

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Kunjungan IV (6 minggu post partum)
Tanggal : Jumat, 30 Juni 2018 Pukul: 15.30 WIB

Subjektif

Ibu mengatakan keadaannya sudah sehat dan selalu menyusui bayinya dengan hanya
memberikan ASI, sudah tidak ada darah yang keluar dari kemaluannya dan tidak ada keluhan
saat ini.

Objektif

1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis dan emosional stabil
b. Tanda vital TD : 120/70 mmHg, RR : 22 x/i, Pols : 80 x/i, Temp : 360C
2. TFU sudah tidak teraba
3. Pengeluaran pervaginam berwarna putih, tidak berbau

Analisa

Ny. S P2A0, postpartum 6 minggu normal, keadaan ibu dan bayi sehat dan baik.
Penatalaksanaan

Tanggal: Jumat, 30 juni 2018 Pukul: 15.30 WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.


Hasil pemeriksaan TD : 120/70 mmHg, RR : 22 x/i, Pols : 80 x/i, Temp : 360C .
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu bahwa involusi uteri ibu berjalan dengan normal, TFU bertambah kecil, tidak
ada perdarahan yang abnormal dan tidak berbau.
Ibu dalam keadaan normal.
3. Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB dan memberikan konseling macam-macam
alat kontrasepsi yang sesuai kepada kondisi ibu yaitu MAL, IUD, suntik 3 bulan dan AKBK.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan memilih ingin menggunakan KB suntik 3
bulan.
4. Memberitahu kepada ibu bahwa ibu sudah dapat kembali aktif untuk melakukan hubungan
seksual.
Ibu sudah mengetahui bahwa dirinya sudah bisa aktif kembali berhubungan seksual.
5. Menganjurkan ibu membawa bayinya untuk penimbangan dan imunisasi dan menuliskan
jadwal imunisasi di buku KIA.
Ibu sudah mengetahui jadwal imunisasi dan mengatakan akan membawa bayinya untuk
imunisasi.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan yang sehat dan bergizi, karena
mempengaruhi produksi ASI.
Ibu mengerti dan mengatakan akan selalu menjaga pola makanan yang sehat dan bergizi

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis
Neonatus 6 Jam Pertama
Tanggal: Jumat, 20 April 2018 Pukul: 16.30 WIB

A. Identitas/Biodata
Nama Bayi : Bayi Ny.S
Tanggal lahir : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 16.30 WIB
Jenis kelamin : Perempuan

Subjektif
Ibu mengatakan bayinya menangis kuat tetapi bayi tidak menganggu jam tidur Ibu, bayinya
menyusu kuat setiap 2 jam sekali dan bayi sudah BAB berbentuk mekonium dan BAK pukul
04.00 WIB.
Objektif
1. Keadaaan umum bayi baik
2. Tanda-tanda vital : Pols : 132 x/i, RR : 46 x/i, Suhu : 36,3 0 C
3. Pemeriksaan Antopometri
a) BB : 3.200 gram
b) PB : 50 cm
c) LILA : 11cm
d) LIKA : 34 cm
e) LIDA : 32 cm
Ukuran Diameter
Kepala
a) Diameter Sub. Occipito Bregmatika : 9,5cm
b) Diameter Occipito frontalis : 11cm
c) Diameter mento bregmatika : 9,5cm
d) Diameter mento occipito : 13,5 cm
Ukuran Lingkaran Kepala
a) Circumferontia suboccipito bregmatika : 32cm
(lingkaran kecil kepala)
b) Circumferontia fronto occipitalis : 34cm
(lingkaran sedang kepala)
c) Circumferontia mento occipitalis : 35cm
(lingkaran besar kepala)
4. Pemeriksaan fisik
a. Kulit : kulit berwarna kemerahan, lanugo terdapat didaerah
kepala dan muka, ada vernic serosa pada daerah bahu.
b. Kepala : ubun-ubun besar/kecil cembung, kepala dapat difleksikan
Kearah dada dan tidak ada moulage, tidak ada caput
Sucedaneum, tidak ada cepal hematoma.
c. Mata : Bentuk mata kanan dan kiri simetris, strabismus mata
kanan dan kiri baik, tidak ada odem palpebra, sclera tidak
ikhterik dan konjungtiva merah muda
d. Hidung : bentuk idung simetris, terdapat saluran palatum durum/
Mole, bernafas melalui cuping hidung.
e. Mulut : Bentuk simetris, ada palatum, gigi belum tumbuh
f. Telinga :Telinga kanan dan kiri simetris bilateral, tidak ada
Pengeluaran cairan, ada saluran telinga, telinga elastisitas.
g. Leher : Tidak ada pembengkakan, pergerakan tonik neck baik dan
bisa digerakkan difleksikan kearah dada.
h. Dada : Bentuk kanan dan kiri simetris, pergerakan diafragma
sesuai dengan irama pernafasan.
i. Abdomen : Tali pusat dalam keadaan basah dan dibungkus kassa
steril, daerah sekitar tali pusat dalam keadaan baik dan
bising usus sudah terdengar.
j. Genetalia : orifisium uretra diujung penis, testis sudah turun berada
dalam skrotum, warna kulit scrotum lebih gelap , BAK :
sudah BAK pertama pukul: 13.00 WIB
k. Ekstremitas : bentuk simetris, tidak ada polidaktili dan sindaktili pada
jari tangan dan kaki dan tidak ada trauma/fraktur.
l. Punggung : Tidak ada spinabifida dan tidak ada skoliosis.
m. Anus : Berlubang, anus terpisah dengan genetalia dan tidak ada
kelainan. BAB : Sudah BAB, defekasi pertama pukul:
13.00 WIB
5. Pemeriksaan Refleks
a. Refleks Moro : Refleks kejut bayi baik, bayi terkejut bila kita
melakukan tepuk tangan didepan kepala bayi
b. Refleks Rooting : Bayi membuka mulutnya dan mengikuti ke
arah yang disentuh sekitar mulutnya seperti mencari
putting ibu.
c. Refleks tonik neck : Gerakan leher saat melakukan relfeks rooting baik.
d. Refleks sucking : Menghisap ASI bayi sudah baik
e. Refleks swallowing : Refleks menelan bayi sudah baik tampak dari tidak
ada yang keluar saat bayi menghisap.
f. Refleks Grasping : Bayi sudah menggenggam saat jari menyentuh
telapak tangan bayi.

Analisa
Neonatus 6 jam cukup bulan sesuai masa kehamilan.

Penatalaksanaan
Tanggal : Jumat, 20 April 2018 Pukul : 16.30 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga, bayi dalam keadaan baik dan
sehat dengan BB 3.300 gram, PB 49 cm, secara fisik bayi dikatakan normal dan tidak ada
kecacatan.
Informasi telah disampaikan kepada ibu dan keluarga, sehingga ibu dan keluarga mengetahui
kondisi bayinya saat ini.
2. Mendemonstrasikan dan menjelaskan cara perawatan tali pusat. Membersihkan tali pusat
sesering mungkin jika terlihat kotor atau lembab, selalu mengganti kassa kering ketika tali
pusat basah dan menjaga tali pusat tetap bersih. Menganjurkan ibu untuk mengulangi cara
perawatan tali pusat dan bertanya bila ada yang belum mengerti.
Tali pusat sudah dalam keadaan bersih dan ditutupi kassa steril, ibu mengerti semua penjelasan
dan sudah bisa mengulangi cara merawat tali pusat bayinya.
3. Mendemonstrasikan dan menjelaskan cara untuk mencegah hipotermi, dengan menjaga
kehangatan bayi dengan cara membedong bayi, jika popok atau baju basah segera ganti.
Memastikan bayi tetap hangat dan memeriksa telapak kaki dan tangan bayi setiap 15 menit,
apabila telapak terasa dingin, periksa suhu aksila, bila suhu kurang dari 36 0C segera
hangatkan bayi. Namun lebih baik jika ibu melakukan kontak kulit dengan tubuh bayi.
Bayi dalam keadaan hangat dan ibu telah bisa menyebutkan tindakan mencegah hipotermi.
4. Mendemostrasikan dan menjelaskan cara memandikan bayi baru lahir dengan menggunakan
air hangat, kurang lebih memandikan selama 5 menit sekaligus dilakukan perawatan tali
pusat dan menganjurkan ibu menobservasi tindakan.
Bayi sudah dimandikan, ibu sudah bisa menyebutkan cara memandikan bayi dan tali pusat
dibungkus dengan kassa steril.
5. Memfasilitasi room in untuk ibu dan bayi karena akan membina hubungan emosinal antara
ibu dan bayi serta dengan rawat gabung ibu dapat secara leluasa untuk memberikan ASI
kepada bayinya.
Bayi sudah berada di ruangan yang sama dengan ibunya, bayi sudah diberikan ASI, ibu tampak
tersenyum dan bahagia.
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti : bayi sulit bernafas
atau lebih dari 60 x/i, bayi tidak mau menyusu, sulit menghisap atau hisapannya lemah,
latergi, bayi tidur terus, warna kulit kebiruan atau sangat kuning, suhu terlalu panas atau
dingin, tidak BAB selama 3 hari pertama setelah lahir, mual muntah terus, perut bengkak,
tinja hijau tua atau berdarah dan berlendir, mata bengkak atau mengeluarkan cairan.
Tanda bahaya pada bayi telah diinformasikan, tidak ada tanda bahaya pada bayi Ny. S dan ibu
sudah dapat menyebutkan tanda bahaya pada bayi.

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Neonatus 6 Hari
Tanggal : Kamis, 26 April 2018 Pukul: 10.30 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan bayinya kuat menyusu dan menghisap ASI dengan baik, tali pusat bayi sudah
putus satu hari yang lalu tanggal 18 April 2018, dan BAK/BAB bayi normal.

Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital:
Temp : 36,5 0C
Pols : 142 x/i
RR : 41 x/i
BB : 3.400 gram
3. Pemeriksaan fisik umum:
a. Kulit : Kemerahan dan vernik caseosa sudah tidak tampak.
b. Mata : bentuk simetris, tidak ada odem palpebra, strabismus baik, sklera tidak
ikterik dan konjungtiva tidak anemi.
c. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada pengeluaran dan ada saluran
d. Mulut : Gigi belum tumbuh, palatum ada dan gusi bersih.
e. Leher : Tidak ada pembengkakan, dapat difleksikan kearah dada
dan pergerakan kiri dan kanan baik.
f. Dada : Bentuk simetris, pergerakan difragma sesuai dengan irama pernafasan.
g. Abdomen : Tali pusat sudah putus dan masih dalam keadaan
yang bersih, tidak ada pembuncitan.
h. Genetalia : Bersih, testis sudah turun dalam scrotum dan orifisium
berada diujung penis, BAK 6-10 x/hari.
i. Anus : Berlubang dan BAB 1-2 x/hari.
Analisa
Neonatus 6 hari dengan tali pusat sudah putus, BAK/BAB normal dan keadaan umum baik.

Penatalaksanaan
Tanggal: Kamis, 26 April 2018 Pukul: 10.30 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, bayi dalam keadaan baik dan
sehat. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya baik.
2. Mengobservasi ibu cara memandikan bayi dan menjaga pusat bayi bersih.
Ibu sudah bisa memandikan bayi dan tetap menjaga keadaan pusat tetap bersih dan kering.
3. Mengobservasi ibu posisi memberikan ASI dan menyusui bayinya 2 jam sekali kemudian
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara menepuk- nepuk punggung bayi
agar bayi tidak muntah.
Ibu sudah mengerti posisi menyusui dan ibu menyusui bayinya 2 jam sekali serta segera
menyendawakan bayinya setelah menyusui.
Ibu sudah bisa membedong bayinya dan mengganti popok bila basah.
4. Mendemonstasikan dan menjelaskan cara perawatan payudara untuk memperlancara
pengeluaran ASI dan menganjurkan ibu untuk mengobservasi tindakan perawatan payudara.
Ibu sudah bisa menyebutkan cara perawatan payudara.
Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


Neonatus 28 Hari

Tanggal: Kamis , 17 Mei 2018 Pukul: 15.00 WIB

Subjektif
Bayi diberikan ASI tanpa makanan pendamping.
Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital:
Pols : 130 x/i
RR : 48 x/i
Temp : 37 0C
BB : 4.100 gram
PB : 51 cm
3. Pemeriksaan umum
a. Kulit : Kemerahan dan vernik caseosa sudah tidak
tampak.
b. Mata : bentuk simetris, tidak ada odem palpebra, strabismus baik, sklera tidak
ikterik dan konjungtiva tidak anemia.
c. Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan
d. Mulut : Gigi belum tumbuh, palatum ada dan gusi bersih.
e. Leher : Tidak ada pembengkakan.
f. Dada : Bentuk simetris, pergerakan diafragma sesuai irama
pernafasan.
g. Abdomen : Tidak ada pembuncitan.
h. Genetalia : Bersih, testis sudah turun dalam scrotum dan orifisium
berada diujung penis, BAK 6-10 x/hari.
i. Anus : Berlubang dan BAB 1-2 x/hari.
Analisa
Neonatus 28 hari, tali pusat bersih, menghisap kuat dan dan keadaan umum baik.
Penatalaksanaan
Tanggal: Kamis 17 Mei 2018 Pukul: 15.00 WIB
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan bayinya normal dan
sehat. Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya normal dan
sehat.
2. Mendemonstrasikan dan menjelaskan posisi tidur untuk memberikan ASI agar tidak
menggangu ibu saat istirahat.
Ibu sudah mengerti dan dapat mendemonstasikan cara menyusui dengan posisi tidur .
3. Mendemonstarsikan dan Menjelaskan pada ibu cara memompa, menyimpan dan memberi
tanggal pada ASI yang disimpan agar bayi tidak kekurangan ASI saat ibu pergi keluar
rumah/bekerja.
Ibu sudah bisa mendemonstrasikan dan menjelaskan cara mempompa, menyimpan dan memberi
tanggal pada ASI yang disimpan ASI.
4. Mengobservasi ibu cara melakukan perawatan payudara .
Ibu sudah bisa melakukan perawatan payudara dengan
benar.
5. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tanggal 19 Mei 2018 dan membawa bayinya untuk
memeriksakan perkembangan, penimbangan bayi dan imunisasi BCG dan Polio I.
Ibu mengerti dan bersedia untuk membawa bayinya imunisasi

Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


3.5.3 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Hari/Tanggal : Minggu, 03 Juni 2018 Pukul: 16.30 WIB

Subjektif
1. Alasan datang : ingin menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan (Depo Progesteron).
2. Riwayat mentruasi
Menarche 13 tahun, siklus 28-30 hari, lamanya 6-7 hari, banyaknya 3x ganti doek, sifat
darah encer.
3. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan perkawinannya sah, lama perkawinan 10 tahun.
4. Riwayat obstetric yang lalu
a. Riwayat persalinan terakhir
Tanggal persalinan terakhir : Jumat, 20 April 2018
Jenis Persalinan : Spontan
Apakah sedang menyusui : Iya
5. Riwayat KB sebelumnya
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan, setelah melahirkan
anak kedua sampai 2 bulan sebelum kehamilan ketiga.
6. Riwayat medis sebelumnya
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami pengobatan jangka panjang.
7. Riwayat sosial
Ibu mengatakan tidak pernah merokok atau minum minuman keras.
Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg Polst : 80 x/i
RR : 22 x/i Suhu : 36,50C

2. Pengeluaran ASI ada dan tidak ada pembengkakan.


Analisa
Ny.S, 20 tahun akseptor KB suntik 3 bulan

Penatalaksanaan
Tanggal : Minggu, 03 Juni 2018 Pukul: 16.30 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa hasil pemeriksaan semuanya dalam
batas normal. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan keadaannya.
2. Melakukan informed choice dan informed consent. Ibu setuju dan memilih KB suntik 3 bulan.
3. Menjelaskan kepada ibu metode kontrasepsi suntik 3 bulan, tentang:
a. Keuntungan suntik KB 3 bulan, yaitu sangat efektif dan cocok untuk ibu yang sedang
menyusui karena tidak mengganggu proses laktasi, ibu hanya perlu ke klinik 3 x/bulan
untuk mendapatkan suntik KB, serta pencegahan kehamilan jangka panjang.
b. Efek samping suntik KB 3 bulan, yaitu dapat menyebabkan nyeri payudara dan
peningkatan berat badan serta gangguan haid atau sama sekali tidak dapat haid. Efek
samping ini jarang terjadi, tidak berbahaya, dan cepat hilang. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan mengatakan bersedia untuk menjadi akseptor KB suntik 3
bulan.
c. Menjelaskan kepada ibu bagaimana cara penggunaan KB suntik 3 bulan, yaitu akan
disuntikkan di daerah bokong. Ibu mengerti dan mengatakan setuju akan diberi suntikan.
Ibu telah diberi suntikan kontrasepsi 3 bulan.
4. Memberitahu kepada ibu bahwa ibu akan disuntik KB 3 bulan/depogestin secara
intramuskuler.
Ibu bersedia disuntik.
5. Menganjurkan ibu untuk datang kunjungan ulang 3 bulan lagi yaitu tanggal 29 Agustus 2018,
menuliskan jadwal kunjungan ulang di kartu akseptor KB, agar ibu kembali datang ke klinik
untuk mendapatkan suntikan ulangan.
Ibu mengerti dan mengatakan akan datang sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Pembimbing Kinik Pelaksana Asuhan

Afirana Amd,keb Merry Anggreny Hasibuan


BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan Asuhan yang berkelanjutan telah diberikan kepada Ny. S yang dimulai dari
kehamilan trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir, sampai dengan keluarga berencana yang
salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di Indonesia
dengan menggunakan pendekatan, yaitu secara continuity of care. Asuhan ini juga secara tidak
langsung akan sangat mempengaruhi penekanan AKI di Indonesia yang diharapkan dapat turun
sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan
membandingkan antara teori dengan menajemen asuhan kebidanan pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB yang diterapkan pada Ny. S di Klinik Bersalin Dina
jlan bromo ujung . Adapun masalah maupun kendala yang dijumpai dari ibu sehingga memiliki
kesenjangan antara teori, berikut akan dibahas satu persatu.

Kehamilan
Pada penulisan laporan ini penulis bertemu dengan Ny. S pada usia kehamilan 28-30 minggu.
Ny. S umur 20 tahun dengan GIIPIA0 melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6
kali selama hamil yaitu trimester satu 1 kali kunjungan, trimester dua 2 kali kunjungan dan
trimester tiga 3 kali kunjungan.
Menurut Kementrian Kesehatan (2013) kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan
frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya empat kali selama kehamilan, yaitu satu kali pada
trimester pertama (Sebelum minggu ke 16), satu kali pada trimester kedua (Antara Minggu ke
24-28) dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 28 minggu samapi dengan persalinan).
Tujuan dari asuhan antenatal adalah Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan
ibu dan tumbuh kembang janin, Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi, Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan
komplikasi yang terjadi selama kehamilan, Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan
selamat bagi ibu dan bayi
kemungkinan komplikasi yang terjadi selama kehamilan, Mempersiapkan kehamilan dan
persalinan dengan selamat bagi ibu dan bayi dengan trauma yang seminimal mungkin dan
Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian Asi Ekslusif dapat berjalan normal. (
Mandriwati (2017 ).
Kunjungan I
Pada kunjungan ANC pertama yang saya lakukan pada hari Jumat : 10 maret 2018 ibu
mengeluh sering buang air kecil (BAK) , Sakit punggung .
Menurut Kusmiyati (2013), sering buang air kecil pada kehamilan trimester III merupakan
ketidak nyamanan fisiologis yang dialami ibu hamil. hal ini di sebabkan oleh rahim yang
menekan kandung kemih, untuk mengatasi nya menganjurkan ibu untuk mengurangi minum
pada malam hari, untuk mengantisipasi keluhan ibu yang sering kencing pada malam hari dan
menganjurkan ibu agar ibu minum banyak pagi dan siang hari, Sedangkan sakit punggang
merupakan nyeri punggung pada area lumboskral seiring pertambahan usia kehamilan
disebabkan oleh uterus yang membesar. Cara mengatasi nyeri punggung adalah postur tubuh
yang baik, mekanik tubuh yang rendah saat mengangkat beban, hindari membungkuk berlebihan
dan berjalan tanpa istirahat, gunakan sepatu tumit yang rendah, kompres hangat (jangan terlalu
panas), untuk istirahat gunakan kasur yang menyokong dan posisikan badan dengan
menggunakan bantal sebagai penganjal untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan
dan regangan,
Kunjungan II
Pada kunjungan ANC kedua pada tanggal 20 maret 2018 Ny.S Ibu mengatakan sering pusing
dan BAK dan nyeri perut bagian bawah Menurut (Pantiawati, 2015). nyeri perut bagian bawah
adalah hal yang wajar karena diakibatkan posisi kepala janin yang memasuki rongga panggul
atau mulai turun ke bawah sehingga memberikan dampak berupa sakit pada area bawah perut.
Supaya sakit perut bagian bawah tidak terasa lagi disarankan supaya ibu tidur miring ke kanan
dan miring ke kiri, sokong uterus dengan menggunakan bantal tepat dibawahnya dan
membungkuk kearah nyeri untuk mengurangi peregangan pada ligamen.
Kunjungan III
Pada kunjungan ANC ketiga Pada tanggal 02 april 2018 Ny. S kembali mengeluh sering BAK
dan nyeri perut bagian bawah. Bila dibandingkan dengan teori, keluhan ini merupakan perubahan
fisiologis yang dialami oleh ibu hamil trimester III. Menurut Saifuddin (2013), pada kehamilan
trimester III terjadi perubahan dalam sistem perkemihan yaitu turunnya kepala janin ke pintu atas
panggul sehingga kandung kemih akan tertekan yang membuat urine tersimpan lebih banyak dan
kesulitan untuk menahan atau menghentikan aliran urine tersebut sehingga membuat keinginan
buang air kecil terjadi lebih sering. Satu-satunya metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi
frekuensi berkemih adalah menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi dan mengurangi
asupan cairan sebelum tidur malam sehingga ibu tidak perlu bolak balik ke kamar mandi pada
saat mencoba tidur. Selama melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan, semua asuhan yang
diberikan pada Ny. S dapat terlaksana dengan baik. Ny. S dan keluarga bersifat kooperatif
sehingga tidak terjadi kesulitan dalam memberikan asuhan.
Persalinan
Kala I
Pada tanggal 20 April 2018 ibu datang dengan inpartu. Dari hasil pemeriksaan diperoleh
pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal, pemeriksaan dalam hasilnya
portio lunak, ketuban utuh, pembukaan 4 cm, presentasi kepala dan penurunan kepala di Hodge
III. Kala I pada Ny. S berlangsung selama 8 jam, dihitung dari ibu merasa mules dan
mengeluarkan tanda lendir bercampur darah.
Menurut Rohani (2014) tanda-tanda persalinan adalah terjadinya his persalinan,
pengeluaran lendir bercampur darah melalui vagina, pada pemeriksaan dalam adanya pembukaan
serviks. His dalam persalinan mempunyai sifat pinggang terasa sakit yang menjalar sampai ke
depan dan sifat his teratur. Menurut Jannah (2014) kala I pada multigravida sekitar 8 jam.
Ditinjau dari pelaksanaan dilapangan menunjukkan tidak adanya kesenjangan antara teori dan
praktik
Kala II
Selama Kala II Ny. S dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan untuk minum
di sela-sela his untuk menambah tenaga ibu, kemudian Ny. S mengatakan bahwa ia ingin BAB
dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu adanya dorongan meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol dan vulva membuka. Kala II Ny.S berlangsung selama ½ jam, bayi lahir dan
menangis kuat, segera bayi dihangatkan dan melakukan IMD Selama 10 menit penundaan IMD
dilakukan karena prosedur lainnya yang harus dilakukan pada bayi baru lahir seperti:
menimbang, mengukur tinggi bayi dan membedong bayi setelah itu bayi diberikan kembali pada
ibu, memastikan janinnya tunggal, tidak terdapat robekan pada jalan lahir sampai otot
perinemum dan jumlah darah ±50 cc.
Menurut Walyani (2016) tanda gejala kala II adalah adanya dorongan meneran, adanya
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva-sfingter ani membuka, meningkatnya pengeluaran
lendir bercampur darah, pembukaan serviks
Kala III
Pada kala III asuhan yang diberikan pada Ny. S berlangsung selama 15 menit antara lain
menyuntikkan oksitosin 10 IU secara intramuskular di 1/3 paha kanan bagian luar untuk
pelepasan plasenta dari dinding uterus, pada saat his melakukan penegangan tali pusat terkendali
sambil melihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu adanya semburan darah, tali pusat
memanjang dan uterus teraba keras. Pada pukul 10.30 wib lahirlah plasenta dan dilakukan
masase uterus.
menurut teori Walyani (2016) seluruh proses pada kala III berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Menurut teori Syaifuddin, A.B (2014) antara lain menyuntikkan oksitosin 10 IU
secara intramuskular di 1/3 paha kanan bagian luar untuk pelepasan plasenta dari dinding uterus,
pada saat his melakukan penegangan tali pusat terkendali sambil melihat tanda-tanda pelepasan
plasenta yaitu adanya semburan darah, tali pusat memanjang dan uterus teraba keras

Kala IV
Hasil pemeriksaan pada Ny. S pada kala IV diperoleh kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah
pusat, konsistensi uterus keras, tidak ada laserasi jalan lahir, kandung kemih kosong, perdarahan
dalam batas normal. Kemudian dilanjutkan dengan pemantauan selama 2 jam pertama
postpartum. Hasil observasi dan asuhan dicatat di dalam lembar observasi dan didokumentasikan
pada partograf.
Menurut teori walyani (2016 ) kala IV adalah pemantauan selama 2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir untuk mengamati lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
perdarahan postpartum . pada jam 1 pertama pemeriksaan setiap 15 menit sedangkan pada jam
kedua dilakukan pemeriksaan setiap 30 menit . Dalam kala Iv harus di pantau kontraksi uterus ,
perdarahaan , tekanan darah , nadi suhu tubuh dan tinggi fundus uteri .
Menurut asumsi penulis berdasarkan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan teori
dikarenakan pada praktek pemantauan dilakukan selama 2 jam
Asuhan Nifas
Setelah pelepasan plasenta lahir Ny S berada dalam masa nifas . Masa nifas dialami oleh
Ny S berjalan dengan baik karna tidak ada terjadi tanda-tanda bahaya pada masa nifas .
Menurut saleha ( 2013) masa nifas dimulai setelah pelepasan plasenta lahir dan berhakir
ketika alat – alat kandung kembali seperti keadaan sebelum hamil . masa nifas berlangsung
selama kira –kira 6 minggu atau 42 hari .
Sesuai dengan pelayanan pasca persalinan pada 6 jam pertama yang di pantau penulis
adalah kehilangan darah , tanda –tanda vital , tanda –tanda bahaya dan rasa nyeri yang hebat .
asuhan yang di berikan pada Ny S adalah menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dimulai dari
miring kiri / kanan , bagun dari tempat tidur dan berjalan di sekitar tempat tidur .
Menurut teori saleh (2013 ) ambulasi dini adalah kebijakan untuk segera mungkin
membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk segera berjalan . ibu
juga di anjurkan untuk makan dan minum serta mengajurkan untuk istirahat yang cukup agar
tenanga pulih kembali setelah proses persalinan .
Pelaksanana masa nifas yang penulis lakukan pada Ny S adalah kunjungan masa nifas sebanyak
4 kali , yakni kunjungan pada 6-8 jam , 6 hari , 2 minggu dan 6minggu .
Kunjungan I
tanggal 20 April 2018 pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S yaitu TFU 2 jari dibawah
pusat dan pengeluaran lochea warna merah (rubra) dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Hal ini sama dengan teori Saleha (2013) uterus berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
sehingga kembali seperti keadaan sebelumnya. Menurut Walyani (2015) selama 2 hari
postpartum akan keluar berwarna merah yaitu sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa
mekonium, dan sisa darah (lochea rubra).
Kunjungan II
tanggal 26 April 2018 pemeriksaan keadaan ibu baik, TFU berada di pertengahan simfisis
dan pusat, pengeluaran lochea warna kuning (sanguinolenta) dan tanda-tanda vital dalam batas
normal. Tidak ada keluhan yang dirasakan karena bayi menyusu dengan baik. Asuhan yang
diberikan pada Ny. S untuk perawatan payudara dan nutrisi makanan yang memperbanyak ASI.
Kunjungan III
tanggal 22 mei 2018 diperoleh TFU sudah tidak teraba lagi dan lochea berwarna kuning.
Walyani (2015) perubahan pada sistem reproduksi pada masa nifas meliputi involusio uteri,
lochea,perineum dan payudara. TFU pada 14 hari postpartum tidak teraba, lochea serosa
berlangsung dari hari ke-7 sampai 14 dengan warna kekuningan.
Kunjungan IV
tanggal 22 jun 2018 diperoleh TFU sudah tidak teraba lagi dan lochea berwarna
keputihan. Menurut Saleha (2013) proses involusi uterus pada minggu ke- 6 post partum TFU
sudah tidak teraba lagi. TFU telah kembali normal pada 56 hari postpartum, lochea alba setelah
14 hari dengan warna putih. Menurut teori Walyani (2015) setelah 3 minggu vulva dan vagina
kembali seperti sebelum hamil dengan berangsur-angsur. Periode nifas pada Ny. S berlangsung
baik dan menunjukkan tidak ada kesenjangan teori dan praktik.
Menurut walyani ( 2015 ) kunjungan masa nifas dilakukan minimal 4 kali , yakni pada 6-8
jam postpartum , 6 hari setelah persalinana , 2 minggu setelah persalinan dan 6 minggu setalah
persalinan
Berdasarkan teori tersebut pelaksanana kunjungan masa nifas yang dilakukan tercapai dan
tidak ada kesenjangan teori dan praktik
Bayi Baru Lahir
Pelaksanaan kunjungan bayi baru lahir pada bayi Ny. S dilakukan sebanyak 3 kali
kunjungan, yaitu kunjungan pada 6-7 jam, 6 hari, 2 minggu.
Menurut Kemenkes (2012) pada buku Kesehatan Ibu dan Anak kunjungan ulang minimal
pada bayi baru lahir adalah pada usia 6-48 jam, pada usia 3-7 hari dan pada 8-28 hari.
Pukul 10.00 Wib bayi Ny. S lahir spontan, menangis kuat, warna kulit kemerahan, berat badan
3300 gr dan panjang badan 49cm, bayi lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Menurut Marie Tando (2016) bayi baru lahir dikatakan cukup bulan bila usia gestasi 37-
41 minggu, berat badan 2500-4000 gr dan panjang badan 48-52 cm.
kunjungan Neonatus I
Kunjungan neonatus pertama dilakukan 6-48 jam pertama setelah bayi lahir . setelah
dilakukan pemeriksaan terhadap Bayi Ny S tidak di temukan adanya masalah , berat badan 3255
gram , panjang badan 49 cm , reflekes aktif bayi sudah BAK , BAB .4.4.2. Kunjungan
Neonatus II
Kunjungan neonatus kedua dilakukan pada hari ke 3—7 setelah lahir bayi . keadaan bayi
dalam batas normal , tali pusat putus pada hari ke 5 setelah bayi lahir bayi menyusu kuat yang di
tandai dengan daya hisap kuat dan tidur nyenayak setelah menyusui
4.4.3. kunjungan Neonatus III
Kunjungan neonatus ketiga dilakukan pada hari 8-28 hari setelah bayi lahir
Memberikan asi eklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makan tambahan , bayi tetap
diberikan ASI dan ibu sudah diingatkan untuk membawa bayi imunisasi. Menurut Marmi (2015),
imunisasi sebagai upaya untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang
dilaksanakan terus-menerus sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus
rantai penularan.
Ditinjau berdasarkan pelaksanaan dilapangan, kunjungan bayi baru lahir yang didapatkan
bayi Ny. S sudah mencapai kunjungan minimal. Hal itu juga menunjukkan tidak ada kesenjangan
teori dan praktik.
Keluarga Berencana

Pelaksanaan asuhan keluarga berencana pada Ny. S telah dimulai pada kunjungan 2
minggu masa nifas, yaitu konseling alat kontrasepsi pada masa nifas. Ditinjau dari usia Ny. S
saat ini, yaitu 20 tahun dalam masa nifas, alkon KB yang dianjurkan dapat digunakan KB suntik
3 bulan, implan. Berdasarkan konseling yang telah dilakukan, Ny. S memilih alkon KB suntuk 3
bulan. Pemberian dilakukan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan IM pada daerah bokong.
Tanggal 03 jun 2018 dilakukan pemberian alkon KB suntik 3 bulan secara IM pada bokong
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan ± 3 bulan pada Ny. S, yaitu asuhan dari kehamilan trimester III
sampai keluarga berencana dan pendokumentasian SOAP, maka disimpulkan :
Kehamilan
Asuhan kehamilan yang dilakukan masih memenuhi Standar 8 T Pelayanan ANC. Pemeriksaan
PMS dan Suntik Imunisasi TT tidak dilakukan karena vaksin TT tidak tersedia PMB
tersebut.
Persalinan
Asuhan yang diberikan mulai dari kala I sampai dengan kala IV pada Ny. S diberikan sesuai
dengan asuhan pada ibu bersalin, bayi lahir spontan, BUGAR, IMD dilakukan, tidak
dijumpai penyulit mulai persalinan kala I sampai kala IV. tetapi APD yang digunakan
tidak sesuai karena tidak tersedianya.
Nifas
Asuhan masa nifas pada Ny. S, yaitu kunjungan 6 jam sampai 6 minggu berlangsung baik dan
tidak ditemukan ada tanda bahaya masa nifas serta semua hasil pemantauan dalam batas
normal.
Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan jenis kelamin laki-laki, BB 3300 gr, PB 49 cm,
yaitu IMD dan pemberian ASI eksklusif, perawatan bayi baru lahir dan pemberian Vit K
sewaktu bayi lahir dan pemberian salep mata, imunisasi HB0 pada kunjungan I
neonatus. Asuhan bayi baru lahir, yaitu dari kunjungan 6 jam sampai 14 hari
berlangsung baik dan tanpa ada tanda bahaya yang ditemukan.
Asuhan Keluarga Berencana
Asuhan Keluarga Berencana dilakukan dengan konseling alat kontrasepsi, pemilihan alkon yang
sesuai, informed consent, penapisan klien dan pelayanan alat kontrasepsi pilihan ibu Ny.
S memilih alkon KB suntik 3 bulan
Saran
Bagi Bidan Dina Jln Bromo Ujung
Diharapkan bidan di Dina jaln Bromo ujung melaksanakan standar 10T dalam pemberian
asuhan kehamilan, memakai APD secara lengkap dalam menolong persalinan agar
terhindar dari masalah yang mungkin terjadi seperti penyakit menular.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan dapat memfasilitasi perpustakaan dengan
memperbanyak buku terbitan tahun terbaru dalam bidang kesehatan khususnya seputar
asuhan kebidanan.
Bagi Pengelolah Poliklinik Poltekes Kemenkes Medan
Diharapkan bagi pengelolah poliklinik poltekes medan untuk lebih lagi memperhatikan
kelengkapan alat untuk melakukan pemeriksaan ANC
DAFTAR PUSTAKA

Astutik. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Jakarta: Trans Info
Media

Dinkes Sumatera Utara. 2016. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2016. Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara

Kusmiyati dan Wahyuningsih. 2013. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Mandriawati dan Ariani. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis Kompetensi. Jakarta:
EGC

Maryanti.D,.dkk.2011.Neonatus, Bayi dan Balita.Jakarta:Trans Info Media.

Nurrezki, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirohardjo Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Profil Kesehatan Indonesia. 2016. http//www.depkes.go.id/profil-kesehatan-indonesia/profil-


kesehatan indonesia. Pdf. Jakarta Kementrian Kesehatan RI (di akses 28 februari 2018)

Profil Kesehatan Indonesia file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/profil-kesehatan-


indonesia-2014.pdf

.2015.http//www.depkes.go.id/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan indonesia.
Pdf. Jakrta: Kementerian Kesehatan RI (di akses 28 februari 2018)

Rohani, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika

Rukiah A.Y, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Edisi Revisi. Jakarta: CV. Trans Info
Media

Rukiyah A.Y, dkk. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info Media

Rukiah A. Y, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan I Kehamilan Edisi Revisi. Jakarta: CV. Trans Info
Media
Saleha ,dkk 2013 . Asuhan Kebidana Pada Kunjungan Masa Nifas . jakarta : CV info media

Sari, A., I. Mardiatul, dan R. Daulay. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan untuk
Mahasiswa Kebidanan. Bogor: In Media.

Sari, dan K. Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care). Jakarta: TIM.

Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Walyani, dan E. Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.

Sondakh.J.2013.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Malang:


Erlangga.

Sukarni dan Margareth. 2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Walyani E.S.2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: PUSTAKA BARUPRESS

Walyani E.S, Purwoastuti E. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: PUSTAKA BARUPRESS

Walyani E.S, Purwoastuti E. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyak arta:
PUSTAKA BARUPRESS

Anda mungkin juga menyukai