Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.NY.N DENGAN


DIAGNOSA MEDIS BERAT BADAN LAHIR
RENDAH (BBLR) DI RUANGAN NICU RSUP TADJUDDIN
CHALID MAKASSAR

OLEH :
KELOMPOK 2

1. CENI OKTAVINA NS0621068


2. HARDIANSYAH NS0621077
3. GRETZIA HEATUBUN NS0621074
4. MEYLANI. F. HULISELAN NS0621101
5. SURDAN SAMLAWI NS0621139
6. MUSDALIFAH NS0621107
7. JUSMAN NS0621084
8. MARDIANA SOLEMAN NS0621092
9. RESKI ENDRIANI NS0621126
10. SUCI SUGIARTI NS0621138

CI Lahan CI Institusi

( ) ( )

PROGRAM STUDI PREFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kata panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan laporan kelompok yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada By.Ny.N Dengan Diagnosa Medis Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) Diruangan Nicu Rsup Tadjuddin Chalid Makassar”
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurhayati,
S.Kep.,Ns selaku pembimbing Lahan kami, dan Ibu Indra Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes
selaku pembimbing institusi yang telah membimbing kami dalam mengerjakan
laporan kelompok ini. Tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan kelompok ini.
Laporan kelompok ini memberikan panduan dalam asuhan keperawatan pada
pasien bayi dengan BBLR. Bagi mahasiswa untuk memahami dan mengetahui
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan untuk
pasien dengan BBLR. Kami menyadari ada kekurangan pada laporan kelompok ini.
Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan penulisan
laporan kami. kami juga berharap semoga laporan kelompok ini mampu memberikan
pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien bayi dengan diagnosa BBLR.

Makassar, Mei 2022

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................. 1
...................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 4
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................... 4
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN .................................................................... 5
A. KONSEP MEDIS .................................................................................. 5
1. Definisi ............................................................................................. 5
2. Etiologi ............................................................................................. 5
3. Patofisiologi ..................................................................................... 6
4. Manifestasi Klinik............................................................................ 7
5. Penatalaksanaan ............................................................................. 7
6. Diagnosa Banding ........................................................................... 8
7. Komplikasi ....................................................................................... 8
8. Masalah Jangka Panjang ............................................................... 10
9. Penunjang ........................................................................................ 10
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN ................................................. 11
1. Pengkajian Keperawatan ............................................................... 11
2. Pemeriksaan Fisik ........................................................................... 12
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN ........................................................... 14
D. INTERVENSI KEPERAWATAN ........................................................ 15
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ................................................. 27
F. EVALUASI KEPERAWATAN ............................................................ 27
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................... 28
A. PENGKAJIAN ...................................................................................... 28
1. Data Umum .................................................................................... 28
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini........................................................... 28
3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran .............................................. 28
4. Riwayat Kesehatan Keluarga ........................................................ 30
5. Pemeriksaan Fisik .......................................................................... 31
6. Pemeriksaan Diagnostik ................................................................ 32
7. Penatalaksanaan Medis ................................................................. 33

iii
B. ANALISA DATA ................................................................................... 33
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN ........................................................... 35
D. INTERVENSI KEPERAWATAN ........................................................ 36
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ................................................. 46
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 57
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 57
B. SARAN ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 58

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2500
gram dibandingkan dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi bayi <
37 minggu (Marmi dan Rahardjo, 2014) Menurut adat Jawa bayi premature
disebabkan karena ibu melanggar pantangan-pantangan makanan yang dilarang
oleh orang tuanya. Seperti ibu hamil dilarang makan jantung pisang atau
ontong. Ibu hamil dalam adat Jawa dilarang mengkonsumsi jantung pisang
atau ontong karena dikhawatirkan janinnya akan menyusut ukurannya seiring
bejalannya waktu sama seperti jantung pisang atau ontong. Serta adanya
pantangan mandi pada larut malam. Ibu hamil dalam masyarakat Jawa juga
pantang untuk mandi pada larut malam. Mereka umumnya harus sudah mandi
pada sore hari. Meski secara medis tidak ada hubungannya sama sekali, hal ini
di percaya untuk mencegah janin yang ada dalam kandungannya menyusut dan
lahir premature (Retno, 2016).
Dewasa ini cara penanganan bayi BBLR dengan memberi
kehangatansuhu tubuh ibuternyata merupakan sumber panas yang efektif untuk
bayi BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak kulit ibu dengan kulit bayi,
prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru. Metode
ini merupakan metode yang sederhana yang bermanfaat untuk meningkatkan
kelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun jangka lama, metode ini
bermanfaat untuk membantu pemulihan akibat dari prematuritasnya dan
menolong orang tua agar lebih percaya diri serta dapat berperan aktif dalam
perawatan bayi baru lahir secara manusiawi dan meningkatkan ikatan ibu dan
bayi (Deslidel, 2012).

1
2

Menurut World Health Organization(WHO 2018) melaporkan,bayi dengan


berat lahir rendah berkontribusi 80% dari kematian neonatus lebih besar dari bayi
dengan berat normal. Di Asia Tenggara pada tahun 2015-2016 tertinggi di
Philipina 20%, menyusul kemudian Myanmar 15% dan Laos 14%, sedangakan
yang terendah di Singapura 8%, menyusul kemudian Thailand dan Vietnam
sebesar 9% sedangkan Indonesia kejadian bayi berat lahir rendah yaitu 7,5%
(Anonim, 2016). Di Indonesia, angaka kejadian Bayi BBLR pada tahun 2015
yaitu 14% atau 710.000 dari 5 juta bayi lahir pertahun. Sedangakan menurut
survei demografi dan kesehatan (SDKI) tahun 2016 terdapat 7,5% atau 355.000
bayi lahir dengan BBLR.(Depkes, 2016) Berdasarkan data yang terdapat pada
provinsi Jawa timur, dari tahun 2012-2016 angka kejadian BBLR selama 5 tahun
terakhir mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2014 (3,3%) menjadi
(0,3%) pada 2015. Tahun 2016 kejadian BBLR mengalami peningkatan yang
lebih besar dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar (3,6%) (Riskesdas, 2016)
Berdasarkan data yang terdapat di RSUD bangil pasuruan angka kematian BBLR
pada tahun 2018-2019 berjumlah 324 bayi.
Usia kehamilan merupakan salah satu faktor terjadinya bayi lahir dengan
berat bayi lahir rendah, wanita dengan persalinan preterm umur kehamilan 34-36
minggu memiliki resiko bayi BBLR namun dengan persalinan cukup bulan juga
memiliki resiko bayi BBLR (Leanardo, 2015). Penyebab terjadinya BBLR secara
umum yaitu bersifat multifaktorial, sehingga kadang mengalami kesulitan untuk
melakukan tindakan pencegahan namun penyebab ini terbanyak terjadinya
BBLR yaitu kelahiran prematur, semakin muda usia kehamilan maka semakin
besar resiko jangka pendek dan jangka panjang yang terjadi.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan bayi BBLR secara umum
yaitu faktor genetik atau kromosom yang di tandai dengan infeksi ,bahan toksik,
radiasi, isufidiensi/disfungsi plasenta serta faktor nutrisi, dan faktor lainnya
seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat saat hamil, plasenta previa,
kehamilan ganda dan obat-obatan. Tanda-tanda yang ditemukan sebelum bayi
3

lahir pada anemnesa sering di jumpai adanya riwayat abotrus partus prematurus
dan lahir mati serta pergerakan janin pertama lebih lambat walupun
kehamilannya sudah agak lanjut lalu adanya pembesaran uterus yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan dan pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai
menurut seharusnya. Gejala klinis setelah bayi lahir adalah bayi dengan retadasi
pertumbuhan intra uterin kemudian bayi prematur yang lahir sebelum kematian
37 minggu dan bayi prematur (Nuratif, 2015) Komplikasi yang dialami bayi
dengan berat lahir rendah meliputi asfiksia atau gagal bernafas secara spontan
dan teratur sesaat atau beberapa menit setelah lahir, hipotermi atau ganggguan
termoregulasi, ganggaun nutrisi dan resiko infeksi. Masalah pada bayi dengan
berat lahir rendah juga meliputi permasalahn pada sistem pernafasan, susunan
saraf pusat, kadiovaskuler, hematologi, gastrointestinal, (Maryunani 2015)
Berdasarkan hal tersebut maka peran perawat sangat penting dalam aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promotif yaitu sebagai seorang
perawat diharapkan untuk dapat memberikan informasi yang terkait dengan
kebutuhan gizi selama hamil dan informasi-informasi tersebut dapat berupa
health education. Preventif yaitu peran perawat dalam pencegahanberat bayi
lahir rendah pada ibu dengan cara perawatan selama kehamilan pastikan
kondisi kesehatan ibu selalu terpantau agar mencegah terjadinya persalinan
prematur dan BBLR,perhatikan berat badan ibu saat mengandung dengan cara
memperbanyak asupan makanan yang kaya asam folat seperti biji gandum yang
utuh dengan buah-buahan dan sayuran,kemudian jangan abaikan riwayat
kesehatan bila ibu memiliki penyakit tekanan darah tinggi atau diabetes
sebelum hamil dan pastikan kondisi ibu tetap terjaga agar tidak meningkatkan
resiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Kuratif yaitu peran perawat dalam
merawat BBLR yang harus dilakukan adalah dengan meletakkan bayi dalam
inkubator untuk menjaga suhu tubuh agar tetap hangat dan memberikan nutrisi
sesuai kebutuhan bayi dan memegang bayi seminimal mungkin untuk
mengurangi penyebaran infeksi. Sedangkan untuk aspek rehabilitatif yaitu
peran perawat dalam perawatan bayi baru lahir dengan BBLR seharusnya
4

dengan menggunakan inkubatoryang sudah di atur suhunya dan menyesuaikan


dengan suhu yang dibutuhkan oleh bayi pada minggu pertama dan minggu-
minggu berikutnya sampai berat badan bayi menjadi normal (Arief, 2015)
B. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari masalah ataupun perawatan bayi baru lahir
rendah (BBLR)
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a) Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada BBLR
2. Tujuan Khusus
a) Mengkaji BBLR di ruang perawatan NICU RSUP TADJUDDIN CHALID
MAKASSAR
b) Merumuskan diagnosa keperawatan padaBBLR di ruang perawatanNICU
RSUP TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
c) Merencanakan asuhan keperawatan padaBBLR di ruang perawatanNICU
RSUP TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
d) Melaksanakan asuhan keperawatan pada BBLR di ruang perawatan NICU
RSUP TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
e) Mengevaluasi asuhan keperawatan pada BBLR di ruang perawatan NICU
RSUP TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
f) Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada BBLR di ruang perawatan
NICU RSUP TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang
dari 2500 gram dibandingkan dengan berat badan seharusnya untuk masa
gestasi bayi < 37 minggu (Marmi dan Rahardjo, 2014) BBLR (kurang
dari 2.500 gram)merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi
terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR di bedakan dalam 2
katagori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37
mingggu) atau BBLR karena intrauterin retardation (IUGR) yaitu bayi
cukup bulan tetapi berat bayi kurang untuk usianya (Dep Kes RI, 2010).
Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
daro 2500 gram pada waktu lahir (sofian amru, 2012). Berat yang lahir
dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan .
berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir
(Ratna Dewi Pudiastuti, 2015).
2. Etiologi
Penyebab terjadinya BBLR secara umum yaitu bersifat
multifaktorial, sehingga kadang mengalami kesulitan untuk melakukan
tindakan pencegahan namun penyebab ini terbanyak terjadinya BBLR
yaitu kelahiran prematur, semakin muda usia kehamilan maka semakin
besar resiko jangka pendek dan jangka panjang yang terjadi.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan bayi
BBLR secara umum yaitu sebagai berikut.
a. Faktor genetik atau kromosom
1) Infeksi
2) Bahan toksik
3) Radiasi
4) Isufidiensi atau disfungsi plasenta

5
6

5) Faktor nutrisi
b. Faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa
hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan dan
sebagainya (Nuratif, 2015).
Menurut sudarti dan afroh (fauziah, 2013) Etiologi pada BBLR
yaitu :
a. Factor ibu : riwayat kehamilan tidak baik, paritas, anemia ,
pendarahan anterpertum , anemia , preeklamsi berat , kebiasaan
tidak baik seperti merokok dan minum alcohol
b. Factor plasenta : plansenta previa , solusio plasenta , ketuban
pecah dini , kehamilan ganda .
c. Factor janin : gawat janin , infeksi janin kronik , kelainan
kromosom (Sudarti & Fauziah, 2013).
3. Patofisiologi
Menurut (bobak dan irene, 2005) bayi berat badan lahir rendah
adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.
Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi
oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan
umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan
persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, faktor lingkungan,
faktor janin,faktor plasenta, serta penyakit menahun ibu : hipertensi,
jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion,
hamil ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini
akan menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang
kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar,
kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot
hipotonik lemah, pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya
terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
7

Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR terjadinya tanda -


tanda aspirasi meconium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membrane hialin, dismatur preterm terutama bila
masa gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent
duktus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia,
anemia, gangguan pembekuan darah, infeksi, dysplasia serta
malformasi kongenital.
4. Manifestasi Klinis
Menurut tim adaptasi 2009 dalam (Nurarif & Hardhi Kusuma, 2016)
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada anemnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus partus
prematures dan lahir mati
2) Pergerakan janin pertama lebih lambat, gerakan janin lebih
lambat, walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
3) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut
seharusnya
5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion
gravidarum atau perdarahan antepartum
b. Gejala klinis setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retradasi pertumbuhan intra uterin
2) Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
3) Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan
intrauterine
4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuh
8

5. Pathway

Faktor Ibu : Faktor Kehamilan : Faktor Janin :


- Toxemia - Kehamilan ganda - Cacat bawaan
Gravidarum - Kelainan - Infeksi pada
- Perdarahan kromosom rahim
- Trauma Fisik - Perdarahan
antepartus

Bayi lahir dengan BB rendah


(Prematuritas murni dysmatur)

Pusat pengaturan suhu F/ pengaturan Penurunan system


panas badan belum pernapasan belum imun
sempurna sempurna

Rentan
Surfaktan paru-paru terjadi
Terjadi penguapan
masih kurang infeksi
yang sempurna luas
badan yang besar

Kompiane paru Resiko tinggi


Kehilangan panas menurun infeksi
Ventilasi paru
menurun
Mual,muntah
Hipotermi

Ventilasi paru
menurun Anoreksia

Sesak Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
9

Perubahan status Pola napas


kesehatan tidak efektif

Kurang informasi Ansietas

Kurang pengetahuan
orang tua

6. Penatalaksanaan
1) Mempertahankan suhu tubuh ketat, BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan
dengan ketat.
2) Pengawasan nutrisi (ASI). Reflek menelan BBLR belum
sempurna, oleh sesbab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan
cepat.
3) Pencegahan infeksi dengan ketat, BBLR sangat rentan dengan
infeksi, Mempertahankan prinsip-prinsip pencegahan infeksi
termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
4) Penimbangan berat badan. Perubagan berat badan mencerminkan
kondisi gizi bayi dan erat kaitannya degan daya tahan tubuh, oleh
sebab itu penimbangan dilakukan dengan ketat.
5) Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan
bersih, pertahankan suhu tubuh tetap hangat
6) Kepala bayi dipakaikan topi, beri oksigen bila perlu.
7) Tali pusat dalam keadaan bersih.
8) Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian asi (Antika &
Cahyo, 2010)
7. Diagnosa Banding
Diagnosa banding yang muncul pada BBLR adalah kelainan
jantung, gagal ginjal, penyakit SSP, sepsis, asfiksia, abnormalitas
10

metabolic (hipoksemia, hiponatremia, hipomagnesemia, defisiensi


piridoksin) (Maryanti, 2011)
8. Komplikasi
a. Hipotermi
1) Suhu tubuh dibawah normal
2) Kulit dingin
3) Akral dingin
4) Sianosis
b. Sindrom gawat nafas
1) Pernafasan cepat
2) Sianosis perioral
3) Merintih waktu ekspirasi
c. Hipoglikemia
1) Gemetar atau tremor
2) Sianosis
3) Apatis
4) Kejang
5) Apnea intermiten
6) Tangisan lemah dan melengking
7) Kelumpuhan atau latergi
8) Keringat dingin
9) Hipotermia
10) Gagal jantung dan henti jantung
d. Perdarahan intra kranial
1) Kegagalan umum untuk bergerak normal
2) Reflek moro menurun atau tidak ada
3) Tonus otot tidak ada atau menurun
4) Pucat dan sianosis
5) Apnea
6) Kegagalan menetek dengan baik
11

7) Muntah yang kuat


8) Tangisan yang bernada tinggi dan tajam
9) Kejang
10) Kelumpuhan
e. Rentan terhadap infeksi
BBLR mudah menderita infeksi karena imunitas humoral dan
seluler masih kurang, selain itu karena kulit dan selaput lendir
membran tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan.
f. Hiperbilirubinemia
1) Sklera, hidung, pucat, sekitar mulut, dada, perut, ekstremitas
bawah kuning
2) Kemampuan menghisap menurun
3) Kejang
g. Kerusakan integritas kulit
1) Lemak subkutan sedikit
2) Struktur kulit belum matang
3) Sensibilitas yang kurang akan memudahkan keusakan integritas
kulit terutama pada daerah yang sering tertekan (Muryunani,
2013).
9. Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada BBLR antara lain :
1) Gangguan perkembangan
2) Gangguan pertumbuhan
3) Gangguan penglihatan (Retinopati)
4) Gangguan pendengaran
5) Penyakit paru kronis
6) Kenaikan angka kesakitan
7) Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
10. Penunjang
12

1) Pemerikasaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina


serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan
pemeriksaan ultra sonografi
2) Memeriksa kadar gula darah dengan dektrostix atau laboratorium
jika hipoglikemia perlu diatasi
3) Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya
4) Bayi BBLR lebih banyak membutuhkan banyak kalori
dibandingkan dengan bayi normal
5) Melakukan tracheal-washing pada bayi yang akan menderita
aspirasi mekonium
6) Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernafasan dan bila
frekuensi lebih dari 60X/menit dilakukan foto thorax (Antika &
Cahyo, 2010)

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan
dalam praktik keperawatan yang terdiri dari lima tahap yang berurtan dan
saling berhubungan di mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencaan keperawatan, implementasi dan evaluasi. Tahap-tahap tersebut
berintegrasi terhadap fungsi intelektual problem-solving dalam
mendefinisikan suati asuhan keperawatan (Salam,2013).
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien.Data yang dikumpulkan meliputi
data biologis, psikologis, social dan spiritual.Kemampuan perawat yang
diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah mempunyai
kesadaran/tilik diri, kemampuan mengobservasi dengan akurat,
kemampuan berkomunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon
13

secara efektif. Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan


data objektif dan subjektif dari klien . Aplikasi pengkajian yaitu :
a. Data umum :
1) Identitas bayi :
Meliputi nama /panggilan,umur/tanggal lahir, kenis kelamin anak,
jumlah saudara, diagnose medis dan jaminan.
2) Identitas orang tua
Meliputi nama ibu dan ayah, umur ibu dan ayah, agam ibu dan ayah,
agama ibu dan ayah, pendidikan ibu dan ayah, pekerjaan ibu dan
ayah dan alamat tempat tinggal.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Bayi terlihat kecil, kulit tampak tipis, lanugo masik banyak,
malas menyusu, tampak lemah, reflek hisap lemah, dan bayi tampak
lebih sering tidur.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan umum bayi lemah, refleks menghidap kurang.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Selama hamil ibu mengalami komplikasi kehamilan seperti
anemia berat, pendarhaan anterpartum, hipertensi, preeklamsi,
infeksi kehamilan.
4) Riwayat obstetri dan ginekologi
Riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat KB, riwayat
kehamilan & persalinan yang lalu, riwayat kehamilan & persalinan
sekarang
5) Riwayat kehamilan
Status kehamilan , pemeriksaan kehamilan/ANC tidak pernah,
masalah kehamilan biasanya seperti eklamsia dan preeklamsia ,
mengonsukmsi obat selama kehamilan.
6) Riwayat kelahiran
14

Usia kehamilan, berat badan lahir kurang dari 2500 gram , nilai
APGAR, kala persalinan, penolong persalinan, air ketuban jernih,
kelainan bayi, inisisai menyusui dini.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
BBLR keadaan nya biasnaya lemah, kurang aktif, jarang
menangis, kesadaran bayi bisa dilihat respon tubuhnya terhadap
rangsangan.
b. Tanda-tanda vital
BBLR berisiko terjadinya hipotermi jika suhu tubuhnya kurang
dari 36 C nadi normal antara 120-140 x/menit , dan pernafasan normal
antara 40-60x/menit.
c. Panjang badan/berat badan
Panjang badan bayi biasanya kurang dari 45 cm dan berat
badan kurang dari 2500gram.
d. Kepala
Kepala lebih besar dari badan, lingkar kepala 30 cm dan ubun besar dan
cekung.
e. Mata
Konjungtiva anemis subanemis atau tidak anemis, sclera ikterik atau
tidak ikterik dan pupil menunjukan refleksi terhadap cahaya.
f. Hidung
Adanya pernafasan cupping hidung
g. Mulut
Bibir berwarna pucat atau merah, reflek menghisap sucking dan reflek
menelan lemah.
h. Telinga
Tulang telinga rawan telingan masih sangat lunak.
i. Telinga
Perhatikan kebersihannya karena leher neonatus pendek.
15

j. Thorak
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostals, perhatikan suara
wheezing dan rochi, frekuensi bunyi jantung lebih dari 100 kali
permenit.
k. Ekstremitas
Gerakan masih lemah, akral dingin , perhatikan adanya patah tulang
atau adaya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya.
l. Anus
Perhatikan adanya anus , seorang bayi yang mengalami gangguan anus
biasanya tidak bisa mengeluarkan mekonium.
m.Pemeriksaan neurologis
Dengan cara melihat refleks menggengam palmar grasp reflexs/
grasping reflex dengan indikasi syaraf berkembang normal atau tidak,
dan reflek moro adalah suatu respon tibatiba pada bayi baru lahir yang
terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi Berhubungan Dengan Malnutrisi
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
3. Ansietas berhubungan dengan perawatan bayi
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan system imunitas belum matang
5. Hipotermi berhubungan dengan penurunan laju metabolisme
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
16

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan intervensi diharapkan Obsrvasi
status nutrisi bayi membaik dengan 1. Identifikasi status nutrisi
kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
1. Berat badan meningkat makanan
2. Panjang badan meningkat 3. Identifikasi makanan yang disukai
3. Kulit kuning menurun 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
4. Sklera kuning menurun nutrient
5. Membran mukosa kuning 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
menurun nasogastric
6. Prematuritas menurun 6. Monitor asupan makanan
7. Bayi cengeng menurun 7. Monitor berat badan
8. Pucat menurunKesulitan makan 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
menurun Terapeutik
9. Alergi makanan menurun 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan,
10. Pola makan membaik jika perlu
11. Tebal lipatan kulit membaik 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
12. Proses tumbuh kembang
17

membaik Piramida makanan)


13. Lapisan lemak membaik 3. Sajikan makanan secara nebarik dan suhu
yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5. Berikan makanantinggi kalori dan tinggi
protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikam pe,berian makanan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makanan (mis, pereda nyeri, antiemetic),
jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
18

yang dibutuhkan, jika perlu


2 Pola napas tidak Setelah dilakukan intervensi diharapakan Observasi
efektif pola napas membaik dengan kriteria hasil 1. Monitor pola napas
: (frekuens,kedalam,usaha napas)
1. Ventilasi semenit meningkat 2. Monitor bunyi napas tambahan
2. Kapasitas vital meningkat (mis.gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
3. Diameter thoraks anterior kering)
posterior meningkat 3. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
4. Tekanan inspirasi meningkat Terapeutik
5. Tekanan ekspirasi meningkat 1. Pertahankan kepatenan jalan napas
6. Dispnea menurun dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-trust
7. Penggunaan otot bantu napas jika curiga trauma servikal)
menurun 2. Posisikan semifowler atau fowler
8. Pemanjangan fase ekspirasi 3. Berikan minum hangat
menurun 4. Lakukan fisioterapi dada,jika perlu
9. Ortopnea menurun 5. Lakukanpenghisapan lender kurang dari
10. Pernapasan pused-lip menurun 15 detik
11. Pernapasan cuping hidung 6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
menurun penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
19

12. Frekuensi napas membaik forsep McGill


13. Kedalaman napas membaik 8. Berikan oksigen, jika perlu
14. Ekskursi dada membaiks Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml per hari,
jika tidak kontraindikasi
2. Ajarkan tekhnik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika
perlu
3 Ansietas Setelah dilakukan intervensi diharapkan Observasi
Tingkat Ansietas menurun dengan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
kriteria hasil : berubah (mis, kondisi,waktu,stressor)
1. Verbalisasi kebingungan menurun 2. Identifikasi kemampuan mengambil
2. Verbalisasi khawatir akibat keputusam
kondisi yang dihadapi menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
3. Perilaku gelisah menurun dan nonverbal)
4. Perilaku tegang menurun Terapeutik
5. Keluhan using menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
20

6. Anoreksia menurun menumbuhkan kepercayaan


7. Palpitasi menurun 2. Temani pasien untuk mengurangi
8. Frekuensipernapasan menurun kecemasan, jika memungkinkan
9. Frekuensi nadi menurun 3. Pahami situasi yang membuat ansieta
10. Tekanan darah menurun 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
11. Diaforesis menurun 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
12. Tremor menurun meyakinkan
13. Pucat menurun 6. Tempatkan barang pribadi yang
14. Konsentrasi membaik memberikan kenyamanan
15. Pola tidur membaik 7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
16. Perasaan keberdayaan membaik memicu kecemasan
17. Kontak mata membaik 8. Diskusiakan perencanaan realistis
18. Pola berkemih membaik tentang eristiwa yang akan datang
19. Orientasi membaik Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara factual mengenal
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
21

pasien, jika perlu


4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan pengalihanuntuk
mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
8. Latih tekhnik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
4 Resiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
diharapkan tingkat infeksi menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local
dengan kriteria hasil : dan sistemik
1. Kebersihan tangan meningkat Terapeutik
2. Kebersihan badan meningkat 1. Batasi jumlah pengunjung
3. Nafsu makan meningkat 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
22

4. Demam menurun dengan pasien dan lingkungan pasien


5. Kemerahan menurun 4. Pertahankan teknik aseptic pada pasien
6. Nyeri menurun berisiko tinggi
7. Bengkak menurun Edukasi
8. Vesikel menurun 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
9. Cairan berbau busuk menurun 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
10. Sputum berwarna hijau menurun benar
11. Drainase purulent menurun 3. Ajarkan etika batuk
12. Piuna menurun 4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
13. Periode malaise menurun atau operasi
14. Periode menggigil menurun 5. Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
15. Lelargi menurun 6. Ajarkan meningkatkan asupan cairan
16. Gangguan kognitif menurun Kolaborasi
17. Kadar sel darah putih membaik 1. Kolaborasi pemberian imunisasi,jika
18. Kultur darah membaik perlu
19. Kultur urine membaik
20. Kultur sputum membaik
21. Kultur area luka membaik
22. Kultur feses membaik
23

23. Kadar sel darah putih membaik


5 Hipotermi Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
diharapkan termoregulasi membaik 1. Monitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi penyebab hipotermia
1. Menggigil menurun (mis.terpapar suhu lingkungan
2. Kulit merah menurun rendah,pakaian tipis,kerusakan
3. Kejang menurun hipotalamus,penurunan laju
4. Akrosianosis menurun metabolism,kekurangan lemak subkutan)
5. Konsumsi oksigen menurun 3. Monitor tanda dan gejala akibat
6. Piloereksi menurun hipotermia (Hipotermia
7. Vasokontriksi perifer menurun ringan:takipnea,disartria,menggigil,hipert
8. Kutis memorata menurun ensi,diuresis,Hipotermia
9. Pucatmenurun sedang:aritmia,hipotensi,apatis,koagulop
10. Takikardi menurun ati,reflekks menurun,hipotermia
11. Takipnea menurun berat:oliguria,reflex menghilang,edema
12. Bradikardi menurun paru,asam-basa abnormal)
13. Dasar kuku sianolik menurun Terapeutik
14. Hipoksia menurun 1. Sediakan lingkungan yang hangat
15. Suhu tubuh membaik (mis.atur suhu ruangan,incubator)
24

16. Suhu kulit membaik 2. Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
17. Kadar glukosa darah membaik 3. Lakukan penghangatan
18. Pengisian kapiler membaik pasif(mis,Selimut,menutup
19. Ventilasi membaik kepala,pakaian tebal)
20. Tekanan darah membaik 4. Lakukan penghangatan aktif
eksternal(mis.Kompres hangat,botol
hangat,selimut hangat,perawatan metode
kangguru)
5. Lakukan penghangatan aktif internal
(mis.infus caira hangat,oksigen
hangat,lavase peritonealdengan cairan
hangat)
Edukasi
1. Anjurkan makan/minum hangat
6 Kurang Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
pengetahuan diharapkan tingkat pngetahuan membaik 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
membaik dengan kriteria hasil : meneria informasi
1. Perilaku sesuai anjuran 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat
meningkat meningkatkan dan menurunkan motivasi
2. Verbalisai minat dalam belajar
25

menigkat perilaku hidup bersih dan sehat


3. Kemampuan menjelaskan Terapeutik
pengetahuan tentang suatu topic 1. Sediakan materi dan media pendidikan
meningkat kesehatan
4. Kemampuan menggambarkan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
pengalaman sebelumnya yang kesepakatan
sesuai dengan topic meningkat 3. Berikan kesempatan utuk bertanya
5. Perilaku sesuai dengan Edukasi
pengetahuan meningkat 1. Jelaskan factor risiko yang dapat
6. Pertanyaan tentang masalah yang mempengaruhi kesehatan
dihadapi menurun 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7. Persepsi yang keliru terhadap 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
masalah menurun untuk meningkatkan perilaku hidup
8. Menjalani pemeriksaan yang bersih dan sehat.
tidak tepat menurun
9. Perilaku membaik
26

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan
nyata untuk mencapai hasil yang ditunggu berkurangnya atau hilangnya masalah
ibu.Pada tahap implementasi ini terdiri atas beberapa kegiatan, diantaranya
validasi rencana keperawatan, serta menlanjutkan pengumpulan data.Dalam
implementasi keperawatan tindakan harus cukup mendetail dan jelas supaya
semua tenaga keperawatan dapat menjalankan dengan baik dalam waktu yang
ditentukan.Perawat dapat meaksanakan langsung atau bekerjasama dengan tenaga
medis lainnya.
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawata merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan
dimaa perawa menilai hasil yang di harapkan terhadap perubahan diri ibu dan
menilai sejauh mana masalah ibu tersebut dapat diatasi. Disamping it, perawat
juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seadainnya tujuan utama
belum tercapai, maka dalm hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi.
27

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas klien
Nama : By.Ny.N
Umur : 8 hari
Tempat tanggal lahir : Makassar, 07 mei 2022
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnose medis : BBLR
b. Identitas orangtua
Ayah
Nama : Tn C
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl Kapasa Baru
Telp : -
Umur : 30
Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu
Nama : Ny.N
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Kapasa Baru
Telp :-
Umur : 28
Pekerjaan : IRT

c. Identitas saudara
No Nama Umur Hubungan Status Kesehatan
1. An.K 5 Tahun Saudara Baik

2. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Keluhan utama : Klien tidak menangis saat lahir.

3. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran


a. Prenatal
1) Pemeriksaan kehamilan : 5 kali
2) Usia kehmilan: 29 minggu
3) Keluhan saat hamil : klien tidak memiliki keluhan saat hamil
28

4) Riwayat terpapar radiasi : klien tidak ada riwayat terpapar radiasi


5) Riwayat terapi obat : tidak ada, hanya vitamin yang diberikan oleh
dokter
6) Berat badan ibu: 48 kg
7) Kenaikan berat badan selama hamil: 7 Kg = 55 Kg
8) Imunisasi TT : Rutin
9) Pemeriksaan kehamilan / maternal screaning :( ) Rubella ()
hepatitis ( ) HIV
10) Golongan darah Ibu : B
11) Golongan darah ayah : A+
b. Natal
1) Tempat melahirkan : RSU Tajuddin Makassar
2) Lama dan jenis persalinan : spontan
3) Penolong persalinan : dokter, bidan dan perawat
4) Komplikasi persalinan : tidak ada
c. Post natal
1) Kondisi bayi : BB Lahir = 2000 gram PB = 45 cm
2) Berat badan saat mengkaji:1815 gram
3) Usaha napas : dengan bantuan ventilator
4) Penyakit anak : BBLR + down syndrome
5) Kebutuhan resusitasi : jenis dan lama nya : dibantu
a. Skor APGAR : 7, 8,9
6) Pemeriksaan plasenta : tidak dilakukan pemeriksaan
7) Pemeriksaan tali pusar : tidak dilakukan pemeriksaan
8) Pengukuran antropometri : BB = 1815 gram PB : 45 cm
a. LK : 29 cm LK Dada : 25 cm
9) Problem menyusui : bayi tidak menyusui dengan ibunya tetapi
lewat OGT
10) Pengkajian psikologis : Ibu bayi sering bertanyatentang kondisi
anaknya, khawatir dengan kondisi anaknya dan gelisah
11) Pemeriksaan reflex :
a) Mengisap ( - )
b) Tanda Babinsky ( + )
c) Menelan (+ )
d) Mangap ( -)
e) Rooting ( +)
f) Moro ( +)
g) Tonic Neck ( + )
29

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

30
28

5 4hari

Keterangan :
G1 : Kakek dan nenek dari pasien masih hidup dan tidak ada masalah
kesehatan.
G2 : Orang tua, saudara orang tua dari pasien baik dari ayah maupun ibu juga
masih hidup dan tidak ada masalah kesehatan.
G3 : Pasien memiliki saudara laki-laki, pada saat ini pasien mengalami
masalah BBLR dan Down Syndrom
Simbol Genogram
: Laki – laki : Klien

: Perempuan : Keturunan

: Menikah
X : Meninggal Dunia
30

: Serumah
? : Tidak Diketahui

5. Pemeriksaan Fisik
Hari : Rabu, Tanggal 11 Mei 2022, jam 09:30
a. Keadaan umum : Composmentis
Tanda tanda vital :
1) Frekuensi Nadi : 125 x / menit
2) Frekuensi Napas : 72x/ menit
3) Suhu : 36,7 oc
4) Sp02 : 94 %

b. Head To Toe
1) Kukit/integument
Inspeksi: Tidak ada sianosis, adanya perubqhan warna kulit
yaiotu kuning/icterus, turgor kulit baik, tidak terdapat edema
maupun massa.
Palpasi: Suhu tubhuh 36,7 oc, tidak ada massa, tidak ada nyeri
tekan
2) Kepala dan rambut
Inspeksi: Bentuk kepala meschgopalus, ukuran kepala sedang,
warna rambut hitam, kuantitras rambut lebat, kulit kepala
nampak bersih dan tidak ada peradangan
Palpasi: Tidak ada benjolan maqupun nyeri tekan
3) Kuku
Inspeksi: Warna bqantalan kuku merah mudah, kuku Nampak
bersih dan pendek
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
4) Mata
Inspeksi: Posisi mata simetris kiri dan kanan, alis mata tidak
ada dermatis soberea, tidak ada bengkak pada kelopak mata,
konjungtiva pucat, sklera mata kuning.
31

Palpasi: Tidak ada benjolan maupun nyeri tekan

5) Hidung
Inspeksi: Posisi hidung simetris, tidak ada peradangan
maqupun perdarahan, tidak ada sumbatan, adanya pernapasan
cuping hidung dan tidak ada pemakian alat bantu
Palpasi: Tidak ada pembengkakan, tidak ada benjolan, dan
tidak ada nyeri tekan
6) Telinga
Inspeksi: Simetris, aurikula tidak ada keloid, tidak ada culy
wlower, liang telinga tidak ada serumen, tidak ada
pembengkakan, dan tidak ada eritma, gendang telinga tidak ada
menonjol dan tidak ada kemerahan.
Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
7) Mulut
Inspeksi: Bibir kering, mukosa lembab, tidak ada luka, gusi
tidak ada gingivitis, selapuit lidah putih, tidak ada varises, tidak
ada benjolan, tidak ada peradangan maupun perdarahan.
Palpasi: Tidak ada benjolan maupun nyeri tekan
8) Leher
Inspeksi: Tidak ada jaringan parut, tidak ada massa, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada pembesaran vena juglaris,
tidak mengalami kekakun
Palpasi: Kelenjar tiroid tidak ada nodul, tidak ada goiter, dan
tidak ada nyeri tekan
9) Dada
Inspeksi: Toraks, gerak napas: frekuensi 72x/m, bentuk dada
normochest, pengembangan dada simetris kiri dan kanan,
Nampak adanya otot bantu pernapasan dada.
32

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur iga, tidak ada
massa, tidak ada saluran sinis dan ekspansi dada simetris.
Auskultasi: Bunyi napas brongkovasikular,adanya bunyi napas
tambahan rocngki
10) Abdomen
Inspeksi: Kulit tidak ada jaringan parut, tidak ada striac
umbilicus, tidak ada hernia maupun inflamasi, bentuk
kesimetrisan: tidak ada penonjolan pingang, tidak ada
penonjolan suoprapubik, tidak ada pembvesaran hati dan tidak
ada tumor.
Auskultasi: Bising usus: peningkatan peningkatan motilitas,
buritterdengar protaltik usus
Palpasi: Luar: tidak ada nyeri otot, tidak ada nyeri lepas, tidak
ada nyeri tekan. Dalam: tidak ada nyeri tekan maupun tumor,
dinding abdomen tidak kaku seperti papan, tidak ada nyeri tekan
tidak ada tumor massa pada hati, tidak ada pembesaran dan yeri
tekan pada ginjal.
11) Premium dan genetalia
Tidak di lakukan pengkajian
12) Ektremitas atas dan bawah
Ekstermitas atas
Bentuk: simetris
Kekuatan: normal
Rentang gerak : normal
Ekstermitas bawah
Bentuk: normal
Kekakuan: Normal
Rentang gerak: Normal
33

6. Pemeriksaan Diagnostik
a) Tanggal 09/05/2022 jam 16:36
Jenis Hasil Satuan Nilai
Rujukan
WGC 13.9 10^3/ul 8.0-24
RBC 5.33 10^6/uL 4.36-5.96
Hb 18.4 g/dL 16.4-20.8
HTC 50.3 % 48.0-68.0
MCV 94.4 fL 98.0-118.0
MCH 34.5 pg 30.0-42.0
MCHC 36.6 g/L 30.0-34.0
PLT 332 10^3/ul 150-350
RDW-SD 54.5 fL 11.5-14.5
RDW-CV 17.5 % 10.0-15.0
PDW 13.1 fL 10.0-18.0
MPV 11.7 fL 9.0-13.0
PCT 0.39 % 0.17-0.35
Neutrofil 67.6 % 40-80
Limfosit 20.6 % 16.0-46.0
Monosit 9.6 % 3.0-14.0
Eosinofil 0.8 % 3.0-14.0
Basofil 1.4 % 0-2
NLR 3.2
Imonologi TSH 18.030 uIU-mL uIU-mL
sensitive
VT4 0.98 ng-dL 0.80-2.00

b) Tanggal 11/05/2022 jam 19:20


Jenis Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Bilirubin total 4.11 mg/dL <11
Bilirubin direk 0.38 mg/dL <3

7. Penatalaksanaan Medis
a. IVD Dextrosa 5% 3cc/jam
b. Cefotaxime 50 mg/12 jam
c. Paracetamol 20 mg/8 jam
d. Euthyrox 1x25 mg
34

e. Enteral 8x25

B. ANALISA DATA
Analisa Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS: BBLR Pola napas tidak efektif
Ibu pasien mengatakan Pengaturan pernapasan
anaknya sesak belum sempurna
DO : Sufraktan paru-paru masih
kurang
-Pasien Nampak sesak
-Suara napas Kompiane parumenurun
Brongkovasikuler
Ventilasi paru menurun
-Frekuensi napas 72x/m
-Adanya pernapasan Sesak
cuping hidung
Polanapas tdak efektif
DS : Penurunan system imun Defisit Nutrisi
Ibu klien mengatakan Mual,muntah
berat bedan anaknya
Anoreksia
kurang
Defisit Nutrisi
DO :
- BB 1815 gram
- Klien Terpasang
OGT
- Terapi IVFD
Dextrose 5 %
- Interal 8x25 ml via
OGT
35

DS : - Penurunan system imun


DO : Rentan terjadiinfeksi
-Tampak keluarga Resiko infeksi Resiko Infeksi
pasien tidak
mencuci tangan
sebeluum kontak
dengan pasien

DS : Perubahan status Ansietas


kesehatan
Ibu bayi mengatakan ada
rasa kwatir terkait kondisi Ansietas
anaknya
DS :
- Klien nampak
menangis
- Ku lemah

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas


2. Defisit Nutrisi Berhubungan Dengan Malnutrisi
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan system imunitas belum matang
4. Ansietas berhubungan dengan perawatan bayi
36

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Observasi :
diharapkan pola napas 1. Monitor pola napas
membaik dengan kriteria (frekuensi,kedalaman,usaha napas)
hasil : 2. Monitor bunyi napas tambahan
1. Tekanan Ekspirasi (mis.Gurgling,mengi,wheezing,ronk
meningkat hi kering)
2. Tekanan Inspirasi 3. Monitor sputum
meningkat (jumlah,warna,aroma)
3. Penggunaan otot Terapeutik
bantu napas menurun 1. Lakukan penghisapan lender kurang
4. Pernapasan cuping dari 15 detik
hidung menurun 2. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
5. Frekuensi napas penghisapan endotrakeal
membaik 3. Berikan oksigen,Jika perlu
Kolaborasi
1. Pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,
37

jika perlu
2 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan intervensi Obsrvasi
diharapkan status nutrisi bayi 1. Identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria 2. Identifikasi perlunya penggunaan
hasil : selang nasogastric
1. Berat badan 3. Monitor berat badanTerapeutik
meningkat 4. Lakukan oral hygiene sebelum
2. Panjang badan makan sebelum perlu
meningkat Edukasi
3. Sklera kuning 1. Ajarkan diet yang diprogramkan
menurun Kolaborasi
4. Bayi cengeng 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
menurun untukmenentukan jumlah kalori dan
5. Proses tumbuh jenis nutrient yangdibutuhkan,jika
kembang membaik perlu

3 Resiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi Observasi


diharapkan tingkat infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
dengan kriteria hasil : local dan sistemik
1. Kebersihan tangan 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
38

meningkat kontak dengan pasien dan


2. Kebersihan badan lingkungan pasien
meningkat Edukasi
1. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
4 Ansietas Setelah dilakukan intervensi Observasi
diharapkan Tingkat Ansietas 1. Tekhnik relaksasi yang pernah
menurun dengan kriteria hasil efektif digunakan
: 2. Identifikasi kesediaan,kemampuan
1. Verbalisasi khawatir dan penggunaan tekhnik sebelumnya
akibat kondisi yang 3. Monitor responterhadapterapi
dihadapi menurun relaksasi
2. Perilaku gelisah Terapeutik
menurun 1. Ciptakan lingkungan tenang dan
3. Pola tidur membaik tanpa gangguan dengan pencahayaan
dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang tersedia
39

(mis.musik,medikasi,nafas dalam,
relaksasi otot progresif
2. Demonstrasikan dan latih tekhnik
relaksasi (mis.napas
dalam,peregangan,atau imajinasi
terbimbing).

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/ Diagnosa
Implementasi Evaluasi
pukul Keperawatan
40

11 Mei Pola napas tidak 1. Memonitor pola napas S:


2022 efektif (frekuensi,kedalaman,usaha napas) 1. Ibu pasien mengatakan terdapat
12:00 2. Memonitor bunyi napas tambahan suara tambahanketika inspirasi dan
(mis.Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi ekspirasi pernapasan
kering)
3. Memonitor sputum (jumlah,warna,aroma) O:
4. Melakukan penghisapan lender kurang 1. Keadaan umum pasien lemah,
dari 15 detik terdengar ada suara tambahan
5. Melakukan hiperoksigenasi sebelum ronkhi, bunyi napas, pernapasan
penghisapan endotrakeal cuping hidung, bronkovasikuler.
6. Memberikan oksigen,Jika perlu 2. Pengukuran tanda-tanda vital
7. Melakukan emberian Suhu: 36,7
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika Frekuensi nadi:125x/menit
perlu Frekuensi pernapasan:72x/menit
SPo2:94%
Berat badan:1815 gram

A:
1. Bunyi napas ronkhi, inspirasi
meningkat, pernapasan cuping
41

hidung cukup menurun. Masalah


belum teratasi

P: Intervensi dilanjudkan
1. Memonitor pola napas
(frekuensi,kedalaman,usaha napas)
2. Memonitor bunyi napas tambahan
(mis.Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
kering)
3. Memberikan oksigen,Jika perlu
4. Melakukan emberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,j
ika perlu
11 Mei Defisit Nutrisi 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:
2022 2. Mengidentifikasi perlunya penggunaan 1. Ibu pasien mengatakan ASI tidak
14:00 selang nasogastric lancar, pasien pemberian asupan ASI
3. Memonitor berat badanTerapeutik tambahan susu formula 8x25 cc/24
4. Melakukan oral hygiene sebelum makan jam
sebelum perlu
O:
42

5. Mengajarkan diet yang diprogramkan 1. Keadaan umum pasien lemah


6. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi 2. Pengukuran tanda-tanda vital
untukmenentukan jumlah kalori dan Suhu:36,7
jenis nutrient yangdibutuhkan,jika perlu Frekuensi nadi:125x/menit
Frekuensi pernapasan:72x/menit
SPo2:94%
Berat badan:1815 gram

A:
1. Asi kurang dari kebutuhan bayi,
berat badan cukup meningkat,
masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastric
3. Memonitor berat badanTerapeutik
4. Melakukan oral hygiene sebelum
makan sebelum perlu
43

5. Mengajarkan diet yang


diprogramkan
6. Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untukmenentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient
yangdibutuhkan,jika perlu

Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi local S:-


dan sistemik O:
2. Memcuci tangan sebelum dan sesudah 1. Keluarga kurang memperhatikan
kontak dengan pasien dan lingkungan APD, tidak rutin mencuci tangan
pasien sebelum dan sesudah kontak dengan
3. Mengajarkan cara mencuci tangan pasien
dengan benar
A:
1. Kebersihan tangan, pemakaian APD,
masalah teratasi sebagain

P: Intervensi di lanjudkan
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
44

local dan sistemik


2. Memcuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
3. Mengajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
11 Mei Ansietas 1. Melakukan tekhnik relaksasi yang S :
2022 pernah efektif digunakan 1. Ibu klien mengatakan khawatir
19:00 2. Mengidentifikasi kesediaan,kemampuan dengan kondisi anaknya
dan penggunaan tekhnik sebelumnya O:
3. Memonitor responterhadapterapi 1. Ibu pasien tampak gelisah,cemas dan
relaksasi sering bertanya tentang kondisi
4. Menciptakan lingkungan tenang dan anaknya
tanpa gangguan dengan pencahayaan A :
dan suhu ruang nyaman, jika 1. Perilaku gelisah cukup menurun
memungkinkan masalah belum teratasi
5. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, P : Lanjutkan intervensi
dan jenis relaksasi yang tersedia 1. Memonitor respon terhadap terapi
6. Mendemonstrasikan dan latih tekhnik relaksasi
relaksasi 2. Menciptakan lingkungan tenang dan
45

tanpa gangguan dengan pencahayaan


dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
3. Menjelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedia
4. Mendemonstrasikan dan latih
tekhnik relaksasi

12 Mei Pola napas tidak 1. Memonitor pola napas S:


2022 efektif (frekuensi,kedalaman,usaha napas) 1. Ibu pasien mengatakan masih
09:00 2. Memonitor bunyi napas tambahan terdapat suara tambahan.
(mis.Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
kering) O:
3. Memberikan oksigen,Jika perlu 1. Keadaan umum pasien masih lemah,
Melakukan emberian terdengar ada suara tambahan
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika ronkhi, , pernapasan cuping hidung,
perlu bunyi napas bronkovasikuler cukup
menurun
2. Pengukuran tanda-tanda vital
46

Suhu:36,7
Frekuensi nadi:139x/menit
Frekuensi pernapasan:74x/menit
SPo2:95%
Berat badan:1825 gram
A:
1. Bunyi napas ronkhi, inspirasi
meningkat, pernapasan cuping
hidung cukup menurun. Masalah
teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor pola napas
(frekuensi,kedalaman,usaha napas)
2. Memonitor bunyi napas tambahan
(mis.Gurgling,mengi,wheezing,ronk
hi kering)
3. Memberikan oksigen,Jika perlu
4. Melakukan emberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,
47

jika perlu
12 Mei Defisit Nutrisi 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:
2022 2. Memonitor berat badan 1. Ibu pasien mengatakan ASInya
11:00 3. Melakukan oral hygiene sebelum makan masih tidak lancar, pemberian
sebelum perlu asupan ASI tambahan susu formula
4. Mengajarkan diet yang diprogramkan 8x45 cc/24 jam
5. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi
untukmenentukan jumlah kalori dan O:
jenis nutrient yangdibutuhkan,jika perlu 1. Keadaan umum pasien lemah
2. Pengukuran tanda-tanda vital
Suhu:36,7
Frekuensi nadi:139x/menit
Frekuensi pernapasan:74x/menit
SPo2:95%
Berat badan:1825 gram
A:
1. Produksi ASI berkurang masalah
belum teratasi, nafsu makan bayi
meningkat, masalah teratasi sebagian
48

P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Memonitor berat badan
3. Melakukan oral hygiene sebelum
makan sebelum perlu
4. Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient
yangdibutuhkan,jika perlu
12 Mei Resiko Infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi local S:-
2022 dan sistemik O:
13:00 2. Memcuci tangan sebelum dan sesudah 1. Keluarga dapat melakukan cuci
kontak dengan pasien dan lingkungan tangan sebelum dan setelah kontak
pasien dengan pasien
3. Mengajarkan cara mencuci tangan
dengan benar A:
1. Kebersihan tangan, pemakaian APD,
meningkat, masalah teratasi

P: Intervensi dipertahankan
49

1. Memonitor tanda dan gejala infeksi


local dan sistemik
2. Memcuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Mengajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
12 Mei Ansietas 1. Memonitor respon terhadap terapi S :
2022 relaksasi 1. Ibu klien mengatakan sudah mulai
15:00 2. Menciptakan lingkungan tenang dan mengerti kondisi anaknya
tanpa gangguan dengan pencahayaan O:
dan suhu ruang nyaman, jika 1. Gelisah menurun
memungkinkan 2. Pola tidur cukup baik
3. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, A :
dan jenis relaksasi yang tersedia 1. Perilaku gelisah cukup menurun,
4. Mendemonstrasikan dan latih tekhnik masalah teratasi sebagian
relaksasi P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor respon terhadap terapi
relaksasi
2. Menjelaskan tujuan, manfaat,
50

batasan, dan jenis relaksasi yang


tersedia
3. Mendemonstrasikan dan latih
tekhnik relaksasi

13 Mei Pola napas tidak 1. Memonitor pola napas S:


2022 efektif (frekuensi,kedalaman,usaha napas) 1. Ibu pasien mengatakan sudah tidak
11:00 2. Memonitor bunyi napas tambahan ada bunyi napas tambahan
(mis.Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
kering) O:
3. Memberikan oksigen,Jika perlu 1. Keadaan umum pasien masih lemah,
Melakukan emberian suara ronkhi menurun, pernapasan
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika cuping hidung menurun, bunyi napas
perlu bronkovasikuler menurun
2. Pengukuran tanda-tanda vital
Suhu:36,7
Frekuensi nadi:143x/menit
Frekuensi pernapasan:64x/menit
SPo2:98%
Berat badan:1860 gram
51

A: Masalah Teratasi
P: Intervensi dihentikan
13 Mei Defisit Nutrisi 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:
2022 2. Memonitor berat badan 1. Ibu pasien mengatakan ASInya
12:30 3. Melakukan oral hygiene sebelum makan sudah mulai lancar, pemberian
sebelum perlu asupan ASI tambahan susu formula
Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi 8x45 cc/24 jam
untuk menentukan jumlah kalori dan O:
jenis nutrient yangdibutuhkan,jika perlu 1. Keadaan umum pasien membaik
2. Pengukuran tanda-tanda vital
Suhu:36,7
Frekuensi nadi:143x/menit
Frekuensi pernapasan:64x/menit
SPo2:98%
Berat badan:1860 gram
A:
1. Produksi ASI meningkat, nafsu
makan bayi meningkat, masalah
teratasi
52

P: Intervensi dihentikan
13 Mei Ansietas 1. Memonitor respon terhadap terapi S :
2022 relaksasi 1. Ibu klien mengatakan masih cemas
14:00 2. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan, dengan kondisi anaknya
dan jenis relaksasi yang tersedia O:
3. Mendemonstrasikan dan latih tekhnik 1. Gelisah menurun
relaksasi 2. Pola tidur cukup baik
A:
1. Perilaku gelisah cukup menurun,
masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
53
54

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2500 gram
dibandingkan dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi bayi < 37
minggu (Marmi dan Rahardjo, 2014)
Setelah kelompok melakukan pengkajian yang dimulai dari tanggal 11 Mei
2022 sampai 13 Mei 2022 mengenai BBLR, disimpulkan :
1. Masalah nutrisi pasien sudah teratasi
2. Ibu pasien mengatakan sudah berkurang rasa kwatir tentang kondisi
anaknya
3. Ibu pasien mengataan sudah mengetahui cara merawat tali pusar bayi.
B. SARAN
1. Bagi Pasien
Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat selama proses
pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien mandiri dalam mencegah,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan diri dan keluarga sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan
Memberi masukan dan sumbangan bagi perkembangan ilmu keperawatan dan
profesi keperawatan yang profesional sehingga bisa meningkatkan asuhan
keperawatan yang diberikan.
55

DAFTAR PUSTAKA

Antika & Cahyo. (2010). Berat Badan Lahir Rendah. Medical Book : Yogyakarta
Nuratif, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan BerdasarkanDiagnosa Medis Dan
NANDA Revisi Jilid 1. Mediaction Publishing : Yogyakarta
Nurarif, A. H., & Hardhi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis JILID 1.
Mediaaction.
Maryanti. (2011). Asuhan Neonatus & Bayi. EGC, Jakarta

Maryunani. (2013). Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah. Trans Info
Media : Jakarta
Ratna Dewi Pudiastuti. (2015). Kebidanan Komunitas. Nuha Medika.
Sudarti, & Fauziah, A. (2013). Asuhan Neonatus Resiko Tinggi Dan Kegawatan.
Nuha Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai